1644 4481 1 SM

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3

PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PENGEMBANGAN BADAN


USAHA MILIK DESA DI DESA PATANI KECAMATAN
MAPPKASUNGGU KABUPATEN TAKALAR

Fifianti 1, Alyas 2, Ansyari Mone3


1)
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar
2)
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar
3)
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar

ABSTRACT

This study aims to obtain an overview of the role of the village government in relation to
empowerment, namely village-owned enterprises (BUMDes) that must be empowered in an effort to
strengthen the village economy in Patani Village. This type of research is qualitative and the data
analysis used is Phenomenology with the number of informants as many as 11 people. Data collection
techniques are observation, documentation, and interviews. The results of this study indicate that
BUMDes in Patani Village have not been effective in helping the independence of Patani Village.
Because the role of the Government in the guidance and direction of the BUMDes managers is less
than optimal. BUMDes managers are less creative in developing existing funds, even though Patani
Village has potential that can be developed, such as managing Bricks and Buying and Selling Goats.
There is no Transparency and lack of communication between Supervisors, Managers and Members
of BUMDes even to the Community, BUMDes Community Management is not directed. Likewise with
the community, there are those who understand and know BUMDes and there are those who cannot
and do not know at all, even though there are those who can accept BUMDes.

Keywords: role of the village government, development and empowermant of BUMDES

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai Peran Pemerintah Desa dalam
kaitannya dengan pemberdayaan yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang harus diberdayakan
dalam upaya memperkuat perekonomian Desa di Desa Patani. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dan
analisis data yang digunakan adalah Fenomenologi dengan jumlah informan sebanyak 11 orang.
Teknik pengumpulan data yaitu observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil Penelitian ini
menunjukkan bahwa BUMDes yang ada di Desa Patani belum efektif untuk membantu kemandirian
Desa Patani. Karena Peran Pemerintah Desa dalam membimbing dan mengawasi para pengelola
BUMDes kurang optimal. Pengelola BUMDes kurang kreatif dalam mengembangkan dana yang ada,
padahal Desa Patani mempunyai potensi yang bisa dikembangkan, seperti pengelolaan Batu Bata dan
Jual-Beli Kambing. Tidak adanya Transparansi dan kurangnya komunikasi antara Pengawas,
Pengelola, dan Anggota BUMDes bahkan kepada Masyarakat, sehingga Pengelolaan BUMDes tidak
terarah. begitupun dengan masyarakat, ada yang mengerti dan mengetahui BUMDes dan ada yang
tidak mengerti dan tidak mengetahui sama sekali, walaupun sebenarnya merekalah yang seharusnya
bisa menerima BUMDes.

Kata Kunci: Peran Pemerintah Desa, Pengembangan, dan Pemberdayaan BUMDES

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
283
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3

PENDAHULUAN dan Presiden. Badan Usaha Milik Desa


(BUMDes) adalah milik desa, bukan
Konsep otonomi daerah merupakan
kementerian desa, kemajuan dan
salah satu upaya untuk menata ulang
keberhasilan Badan Usaha Milik Desa
sistim struktur dalam masyarakat terutama
(BUMDes) tergantung dari Desa sendiri.
ketimpangan yang ada antara hubungan
Kondisi ideal yang diharapkan
pemerintah pusat dengan daerah yang
terjadi dari Badan Usaha Milik Desa
bersifat sentralistik. Sentralisasi kekuatan
(BUMDes) bukan hanya sebagai bentuk
ekonomi pada kota-kota besar
lembaga sosial saja tapi menjadi lembaga
mengakibatkan terjadinya laju urbanisasi
ekonomi yang bisa memenuhi kebutuhan
dan sekaligus menciptakan jurang yang
masyarakat dan anggota. Peranan-peranan
besar antara kemajuan kota dan
pemberdayaan ditujukan untuk
kemisikinan masyarakat pedesaan. Padahal
mensejahterakan masyarakat khususnya
secara faktual, eksistensi desa sebagai
masyarakat menengah kebawah yang
poros utama pertanian justru harus
memerlukan bantuan modal usaha agar
semakin dimaksimalkan.
bisa memiliki usaha sendiri dengan begitu
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
mereka bisa meningkatkan taraf hidup dan
sebagai bayi yang baru lahir butuh
kesejahteraan hidupnya. Peran pengurus
sentuhan, butuh pembinaan, butuh
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
pengawasan, jangan sampai Badan Usaha
memberikan pemberdayaan kepada
Milik Desa (BUMDes) hanya menjadi
seluruh anggotanya mulai dari tahapan
sebuah Project atau kegiatan tahunan yang
persiapan, tahapan (penilaian), tahapan
1 tahun habis, tahun depannya tidak
perencanaan alternatif program/kegiatan,
dianggarkan sehingga akan mati dengan
tahapan pemformulasian program, tahapan
sendirinya. Kementrian Desa harus
pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap
memikirkan langkah-langkah bagaimana
terminasi. Pada tahapan-tahapan tersebut
menjadikan Badan Usaha Milik Desa
masyarakat dilibatkan secara langsung
(BUMDes) ini sebagai Usaha Desa yang
yaitu supaya masyarakat mengerti akan
harus berjalan dan produktif bermanfaat
masalah yang dihadapi serta dapat
dan mandiri walaupun berganti menteri

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
284
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3

mengentaskan permasalahan mereka dana tersebut adalah orang yang tidak


sendiri sampai mereka mandiri. mempunyai kegiatan usaha baik itu kecil
Selanjutnya dalam program maupun besar. Seperti misalnya penjual
perberdayaan Badan Usaha Milik Desa barang campuran/warung, Penjual pakaian
(BUMDes) membentuk program bersama atau toko-toko kue yang di anggap bisa
dengan para anggotanya, dalam hal ini mengembangkan usahanya melalui Dana
pengurus, anggota dan masyarakat sudah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
berperan aktif dalam seluruh kegiatan tersebut tanpa membutuhkan uang
pemberdayaan tersebut serta dapat rentenir. Inilah yang menyebabkan
memberikan solusi dan masukan bagi ekonomi masyarakat di Desa Patani tidak
keperluan/ kebutuhan mereka sendiri. ada peningkatan. padahal ada beberapa
Akan tetapi dalam pelaksanaanya kegiatan usaha yang bisa di danai oleh
kadang tidak sesuai dengan teori, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes),
sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan antara lain usaha pembuatan Batu Bata/
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Batu Merah, usaha Peternakan dan Jual
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Beli Kambing, kedua Bidang Usaha
Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan tersebut sangat potensi untuk
dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan dikembangkan di Desa Patani.
Usaha Milik Desa. Oleh karena itu, setiap Pemerintahan Desa adalah
Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan penyelenggaraan urusan Pemerintahan
Usaha Milik Desa (BUMDes). Pendirian oleh Pemerintah Desa dan Badan
BUMDes dilandasi oleh Peraturan Daerah Permusyawaratan Desa dalam mengatur
Kabupaten Takalar Nomor 05 Tahun 2015 dan mengurus kepentingan masyarakat
tentang Badan Usaha Milik Desa. setempat berdasarkan asal-usul dan adat-
Pembagian Dana Badan Usaha Milik istiadat setempat yang di akui dan
Desa (BUMDes) kemasyarakat didesa dihormati dalam sistem pemerintahan
Patani Kec. Mappakasunggu dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (PP
simpan pinjam yang tidak tepat sasaran No 72 Th 2005 Pasal 1.6). Pemerintah
karna sebagian besar yang mendapatkan Desa merupakan struktur Pemerintahan

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
285
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3

Negara yang paling dekat dengan memberikan pelatihan. Selain apa yang
masyarakat, sebagai penyambung dikemukakan oleh Ryaas Rasyid dalam
pemerintahan pusat di desa yang bertindak Muhadam Lobolo (2010: 32) tersebut juga
sebagai Pembina, pengayom, dan telah ada teori terdahulu dikemukakan oleh
pelayanan masyarakat. Pemerintah Desa Pitana dan Gayatri (2005: 95) dalam pilar
adalah Kepala Desa dan perangkat desa good governance, agar dapat berlangsung
sebagai unsur penyelenggara pemerintah pembangunan yang ideal, maka
desa. Peran Pemerintah sebagai regulator pemerintah, swasta dan masyarakat harus
adalah menyiapkan arah untuk dapat bersinergi dengan baik.
menyeimbangkan penyelenggaraan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
pembangunan melalui penerbitan adalah lembaga usaha desa yang dikelola
peraturan-peraturan. Sebagai regulator, oleh masyarakat dan pemerintahan desa
pemerintah memberikan acuan dasar dalam upaya memperkuat perekonomian
kepada masyarakat sebagai instrumen desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan
untuk mengatur segala kegiatan dan potensi desa. BUMDes menurut
pelaksanaan pemberdayaan menurut Ryaas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Rasyid dalam Muhadam Lobolo (2010: Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
32). Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian,
Peran Pemerintah sebagai Pengurusan dan Pengelolaan, dan
dinamisator adalah menggerakkan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa. dan
partisipasi masyarakat jika terjadi kendala- di perkuat oleh Peraturan Daerah
kendala dalam proses pembangunan untuk Kabupaten Takalar Nomor 05 Tahun 2015
mendorong dan memelihara dinamika tentang Badan Usaha Milik Desa, didirikan
pembangunan daerah. Pemerintah berperan antara lain dalam rangka meningkatkan
melalui pemberian bimbingan dan perekonomian Desa. Berangkat dari cara
pengarahan secara intensif dan efektif pandang ini, jika pendapatan asli desa
kepada masyarakat. Biasanya pemberian dapat diperoleh dari BUMDes, maka
bimbingan diwujudkan melalui tim kondisi itu akan mendorong setiap
penyuluh maupun badan tertentu untuk Pemerintah Desa memberikan “goodwill”

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
286
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3

dalam merespon pendirian BUMDes (BUMDes) di Desa Patani Kecamatan


mampu memberikan kontribusi yang Mappakasunggu Kabupaten Takalar
signifikan terhadap peningkatan digunakan 3 (tiga) Indikator untuk menilai
kesejahteraan warga desa. disamping itu, hal tersebut, yaitu sebagai Regulator,
supaya tidak berkembang sistem usaha sebagai Dinamisator, sebagai Fasilitator.
kapitalistis di pedesaan yang dapat untuk mewujudkan pengelolaan BUMDes
mengakibatkan terganggunya nilai-nilai yang baik sehingga mencapai keberhasilan
kehidupan bermasyarakat. yang diharapkan agar BUMDes
Menurut Sekaran dalam Novita berkembang.
(2013: 75) Kerangka Konseptual dalam
penelitian kualitatif adalah penuangan METODE PENELITIAN
hasil tangkapan peneliti atas fenomena Penelitian ini berlokasi pada kantor
sosial yang diamati serta model konseptual Desa Patani di Kabupaten Takalar
tentang bagaimana teori berhubungan Mengenai Peran Pemerintah Desa dalam
dengan berbagai faktor yang telah Pengembangan Badan Usaha Milik Desa
didefinisikan sebagai masalah penting. (BUMDes) penelitian ini berlangsung
Peran Pemerintah Desa Dalam dalam kurung waktu 2 bulan. Alasan
Pengembangan Badan Usaha Milik Desa memilih lokasi tersebut didasar pada
(BUMDes) di Desa Patani Kecamatan adanya 2 (dua) Potensi Desa yang perlu
Mappakasunggu Kabupaten Takalar dikembangkan melalui dana BUMDes
adalah untuk mensejahterakan masyarakat yaitu Jual-Beli Kambing dan Usaha Batu-
dalam meningkatkan perekonomian desa. Bata (Batu Merah).
Berdasarkan rumusan masalah yang telah Jenis penelitian ini adalah Kualitatif
dikemukakan dalam penelitian ini, maka dimaksudkan untuk memberi pemahaman
peneliti memberikan gambaran dengan kepada masyarakat mengenai peran
judul dan teori yang telah dibahas. Untuk pemerintah desa dalam Pengembangan
menentukan dan mengetahui bagaiman Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Peran Pemerintah Desa Dalam Sugiyono (2015: 7), metode kualitatif juga
Pengembangan Badan Usaha Milik Desa disebut metode artistic, karna proses

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
287
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3

peneltian lebih bersifat seni (kurang HASIL DAN PEMBAHASAN


terpola) dan di sebut sebagai metode Kantor Desa Patani Kecamatan
interpretive karna data hasil penelitian Mappaasunggu Kabupaten Takalar berada
lebih berkenaan dengan interpretasinya dalam lingkup wilayah Kecamatan
terhadap data yang ditemukan pada saat Mappakasunggu Kabupaten Takalar di Jl.
turun langsung di lapangan. Tipe Proros Mangulabbe Kabupaten Takalar
Penelitian ini adalah Fenomenologi yang letaknya sangat strategis karna dekat
dimaksudkan untuk memberi pemahaman dengan Ibu Kota Kabupaten Takalar
secara jelas mengenai masalah yang diteliti dengan jarak tempuh sekitar 1 Km.yang
sehubungan dengan Peran Pemerintah terdiri dari lima (5) Dusun yakni Dusun
dalam Pengembangan Badan Usaha Milik Patani, Dusun Pattekerang, Dusun
Desa (BUMDes). Mangulabbe, Dusun Bontomanai, dan
Data primer adalah data yang Dusun Bontolanra Secara umum keadaan
diperoleh langsung dari para informan di topografi Desa Patani adalah dataran
Kantor Desa Patani Kecamatan rendah dan datar, yang sebagian besar
Mappakasunggu Kabupaten Takalar dan masyarakat bermata pencaharian sebagai
hasil wawancara dan observasi atau petani, jual beli kambing, dan sebagai
pengamatan langsung terhadap objek yang pembuat Batu Bata.
diteliti. Terkait peran pemerintah desa Visi adalah suatu gambaran yang
dalam Pengembangan Badan Usaha Milik menantang tentang keadaan masa depan
Desa (BUMDes). Data sekunder adalah yang di inginkan dengan potensi dan
data yang diperoleh peneliti dari bahan kubutuhan Desa, penyusunan Visi Desa
bacaan atau dokumentasi yang Patani ini di lakukan dengan pendekatan
berhubungan dengan objek peneliti. partisipatif, dengan melibatkan semua
Seperti pencatatan dokumen-dokumen atau steakholder dan dengan pertimbangan
arsip, fungsi dan tugas seksi terkait, sarana eksternal Desa, maka berdasarkan hal
dan prasarana kerja, dan lain-lain. tersebut diatas Visi Desa Patani adalah
“Mewujudkan Desa Patani Menjadi Desa

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
288
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3

Mandiri Melalui Bidang Pertanian dan penguatan ekonomi pedesaan. Oleh karena
Industri Rumah Tangga” itu di perlukan usaha yang sistemasis
Berdasarkan Visi pembangunan untuk mendorong organisasi ini agar dapat
Desa tersebut ditetapkan 8 (Delapan) Misi mengelola aset ekonomi demi daya saing
Pembangunan Desa Patani Tahun 2014- yang meningkat di pedesaan. Dalam
2018 sebagai berikut yaitu memperbaiki konteks demikian, BUMDes Patani pada
dan menambah sarana dan prasarana yang dasarnya merupakan bentuk penguatan
dibutuhkan untuk meningkatkan SDM terhadap lembaga-lembaga ekonomi di
melalui pendidikan formal dan informal, desa patani. BUMDes Patani merupakan
memperbaiki infrastruktur yang bisa instrument pemberdayaan masyarakat
menunjang kegiatan produksi pertanian, tentang potensi ekonomi lokal dengan
membangun tata ruang wilayah Desa beragam jenis potensi. Penggunaan sumber
Patani dalam membangun Desa Mandiri, daya ekonomi atau potensi ini terutama
bekerjasama dengan penyuluh pertanian bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan
untuk meningkatkan hasil pertanian, ekonomi warga desa melalui
meningkatkan pendapatan masyarakat pengembangan usaha ekonomi mereka.
melalui sektor pengembangan ekonomi Disamping itu, keberadaan BUMDes
rumah tangga (Home Industri), Patani juga memberikan sumbangsinya
meningkatkan pendapatan masyarakat dalam meningkatkan pendapatan asli desa
melalui perbaikan prasarana pertanian dan yang memungkinkan desa mampu
alat-alat produksi pertanian, melaksanakan pembangunan dan
mengutamakan persamaan hak antara laki- peningkatan kesejahteraan rakyat secara
laki dan perempuan dalam mengisi optimal.
keanggotaan lembaga-lembaga yang ada di Mempunyai tugas melaksanakan dan
Desa. memberikan nasehat kepada pelaksana
Organisasi ekonomi pedesaan operasional atau direksi dalam
menjadi bagian penting dalam suatu desa, menjalankan kegiatan pengelolaan usaha
namun sekaligus masih menjadi suatu titik desa. Penasehat dalam melaksanakan tugas
lemah dalam rangka mendukung mempunyai kewenangan meminta

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
289
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3

penjelasan pelaksanaan operasional atau dari program BUMDes. Perangkat desa


direksi mengenai pengelolaan usaha desa. menjalankan tugas, fungsi, wewenang dan
Mempunyai tugas mengawasi semua tanggung jawab untuk mengurus dan
kegiatan dan kinerja pelaksana operasional menjalankan kehendak masyarakat
atau direksi dalam menjalankan kegiatan terutama dalam mengembangkan
pengelolaan usaha desa. Pengawas dalam BUMDes.
melaksanakan tugas mempunyai Dalam implementasi BUMDes maka
kewenangan sebagai berikut yaitu meminta terdapat beberapa permasalahan yang
Laporan Pertanggung Jawaban pelaksana dialami oleh pemerintah desa dalam
operasional setiap akhir tahun, meminta pengembangan BUMDes, seperti
laporan kegiatan unit-unit usaha milik keterlambatan pencairan dana yang
desa, meminta laporan rincian neraca rugi digunakan dalam pengembangan
laba dan penjelasan-penjelasan atas BUMDes. Sehingga pengembangan
dokumen kegiatan unit-unit usaha BUMDes dirasakan lamban dan
pengangkatan dan pemberhentian masyarakat kurang berpartisipasi dalam
pengurus/pelaksana operasional memelihara BUMDes yang sudah ada,
mewujudkan pemerintahan yang baik dan tetapi masalah yang dihadapi pemerintah
bersih melalui pelaksanaan otonomi desa tidak sebagai patokan dalam
daerah. penyelengaraan kegiatan di desa Patani
Peran pemerintah desa dalam karena dapat di komunikasikan antar
mengelola BUMDes yaitu mendirikan, pemerintah Desa dan Bumdes, karena
berpartisipasi dalam mengendalikan BUMDes bertujuan memberdayakan dan
program kerja yang diselenggarakan mensejahterakan masyarakat, sehingga
BUMDes untuk pengembangan dan terdapat tiga poin peran pemerintah Desa
pemberdayaan masyarakat di Desa Patani Patani dalam mengelola BUMDes yaitu
seperti pemberian pinjaman modal usaha. sebagai regulator, sebagai dinamisator,
Keterlibatan perangkat desa dalam sebagai faslitator.
pengelolaan BUMDes adanya Regulator adalah menyiapkan arah
pengawasan, pengontrolan dan evaluasi untuk menyeimbangkan penyelenggaraan

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
290
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3

pembangunan melalui penerbitan terkadang tidak sesuai dengan aturan dan


peraturan-peraturan. Sebagai regulator, tujuan BUMDes, begitupun dalam
pemerintah desa memberikan acuan dasar mengkoordinir pelaksanaan kegiatan unit
kepada masyarakat sebagai instrumen usaha tentang laporan kegiatan, laporan
untuk mengatur segala kegiatan keuangan, dan pembagian dana BUMDes
Pelaksanaan Pemberdayaan. yang tidak terkoordinir dengan baik
Berdasarkan hasil Observasi selama sehingga pengelolaan BUMDes ini tidak
di lapangan peneliti menemukan hal yang sesuai tujuan BUMDes.
berbeda, BUMDes berdiri pada tahun 2014 Direktur BUMDes memberikan
dan dari beberapa kegiatan BUMDes aturan yang tidak sesuai dengan tujuan
adalah yang termasuk simpan Pinjam. Tapi BUMDes yang sebenarnya dalam hal
kenyataan yang terjadi di lapangan ada tentang syarat memberi bantuan modal.
beberapa informasi yang berbeda-beda. yang mempunyai unit usaha contohnya
Ada yang mengatakan BUMDes berdiri toko/warung yang di berikan modal
tahun 2015 dan dananya baru terealisasi sehingga walaupun masyarakat itu dalam
pada tahun 2017, dan hanya simpan segi ekonomi tidak masuk kategori miskin
pinjam yang berjalan efektif namun tidak tapi tetap mendapatkan dana karna tetap
tepat sasaran. mempunyai usaha, sehingga walaupun
Berdasarkan hasil observasi peneliti masyarakat itu miskin tapi tidak
bahwa dalam pengawasan pengelolaan mempunyai jenis usaha maka tidak
laporan kegiatan tidak adanya transparansi memenuhi syarat untuk mendapatkan dana
antara pemerintah desa ke Badan BUMDes, inilah yang menjadi
Pengawas Desa (BPD), sehingga permasalahan tentang bantuan dana
pengelolaan BUMDes tersebut tidak BUMDes justru tidak sesuai dengan tujuan
Efektif dan tidak berjalan sesuai dengan BUMDes untuk mensejahterakan
aturan. Berdasarkan hasil observasi yang msyarakat dalam meningkatkan ekonomi
dilakukan oleh peneliti dilapangan bahwa, masyarakat miskin.
terbukti di lapangan sebagai direktur Berdasarkan hasil observasi
BUMDes dalam melaksanakan kebijakan dilapangan, bahwa memang benar

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
291
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3

pengurus BUMDes memberikan dana 1 BUMDes layak sebab memiliki usaha


juta perorang dalam bentuk simpan sendiri, akan tetapi setelah di observasi di
pinjam, dalam bentuk iuran simpan pinjam lapangan terbukti warga ini sebenarnya
itu merasa berat bagi masyarakat, karna tidak layak dan tidak memenuhi syarat
dana yang diterima tidak sebanding kategori penerima bantuan dana BUMDes,
dengan iuran yang dibayarkan, sehingga setelah di telusuri lebih dalam warga ini
inilah yang menjadi salah satu masalah mempunyai hubungan keluarga dengan
bagi masyarakat yang menerima dana salah satu Staf di Desa Patani yang
BUMDes. kebetulan Pemerintah Desa Patani yang
Mengenai iuran perbulan itu tidak menangani BUMDes tersebut. disinilah
menentu dan belum menetapkan aturan salah satu bukti adanya penyimpangan
pembayaran sehingga masyarakat tidak di dalam pembagian, akibatnya BUMDes ini
berikan sanksi dan seenaknya tidak tidak tepat sasaran.
membayar iuran perbulan, yang Salah seorang warga mendapatkan
mengakibatkan tidak berkembangnya dana BUMDes, padahal tidak layak
modal sehingga cenderung lambat dalam mendapatkan bantuan, karna tidak
pembagian modal(yang belum memenuhi syarat dan juga warga ini
mendapatkan). Warga ini sudah tau ada mempunyai ekonomi lumayan baik, dan
BUMDes, dan sudah memasukkan setelah di wawancarai lebih mendalam
proposal dengan tujuan ingin juga warga ini bertetangga dengan sekretaris
mendapatkan bantuan dana BUMDes, BUMDes, dan pengurus BUMDes
akan tetapi pengurus BUMDes sampai mengatakan boleh dapat walaupun tidak
sekarang tidak memberikan bantuan dana ada usaha yang penting bisa membayar
BUMDes padahal setelah melakukan iuran, inilah salah satu permasalahan di
observasi dilapangan terbukti warga ini BUMDes mereka memberikan bantuan
memenuhi syarat untuk mendapatkan tanpa mengerti dan memahami dengan
bantuan dana BUMDes. baik apa tujuan BUMDes yang
Salah seorang mendapatkan dana sebenarnya. Yang seharusnya warga ini
BUMDes karna aturan di pengurus tidak dapat karna tidak punya usaha dan

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
292
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3

ekonominya juga baik tapi tetap mendorong dan memelihara dinamika


mendapatkan bantuan karna lagi-lagi pembangunan daerah. Pemerintah berperan
adanya nepotisme didalam pembagian melalui, pemberian bimbingan. Memberi
tersebut. bimbingan bagi pengurus BUMDes untuk
Salah seorang warga mendapatkan Pengelolaan BUMDes, dengan harapan
bantuan dana BUMDes dan layak semoga dapat dikelola dengan baik dan
mendapatkan bantuan karna memenuhi dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
syarat. yang sebenarnya, dan setelah di serta meningkatkan minat masyarakat
observasi lebih jauh ternyata warga ini untuk mendapatkan dana BUMDes.
sebelumnya sudah pernah masuk anggota Berdasarkan hasil observasi di
PNPM sehingga warga ini tanpa didata lapangan peneliti menemukan bahwa dari
pun sebenarnya sudah mendapatkan segi pemberian bimbingan bagi pengurus
bantuan dana BUMDes. BUMDes tidak terlalu intensif dalam
Salah seorang warga tidak artian pemerintah kurang memberikan
mendapatkan dana bantuan dana BUMDes bimbingan langsung baik dari segi
setelah data oleh pengurus BUMDes karna pemantauan dan pendampingan khusus
tidak memenuhi syarat kategori penerima karna adanya hambatan kesibukan masing-
bantuan dana BUMDes walaupun warga masing pengurus, minimnya anggaran dan
ini di kategorikan warga miskin. Dan kurangnya kesadaran pemerintah dalam
setelah ditelusuri lebih jauh ternyata warga memperhatikan pengelolaan BUMDes, itu
ini tidak mempunyai usaha tapi masuk terbukti dari perkembangan BUMDes yang
kategori miskin, dan seharusnya ini layak cenderung lamban dan tidak efektif.
mendapatkan bantuan modal untuk bisa Berdasarkan hasil penelitian di
memulai usaha baru sehingga warga ini lapangan pengurus BUMDes kurang
mempunyai peningkatan melalui usaha mensosialisasikan tentang dana BUMDes
yang di miliki. kepada masyarakat, terbukti masih banyak
Dinamisator adalah menggerakkan masyarakat di desa patani yang tidak
partisipasi masyarakat jika terjadi kendala- mengetahui adanya bantuan dana
kendala dalam proses pembangunan untuk BUMDes dan juga Direktur BUMDes

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
293
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3

mengatakan bahwa adanya controling dana ini, kurang memahami usaha yang
terhadap penerima dana bantuan apakah bagus dan sedikit bisa membantu
bantuan dana yang di berikan di gunakan ekonominya, sebab pengurus BUMDes
dengan baik atau tidak, akan tetapi kurang melakukan sosialisasi lebih
sebagian masyarakat yang mendapatkan mendalam agar warga ini dapat memahami
dana itu tidak mempunyai usaha sehingga tujuan BUMDes.
penyuluhan ataupun controling hanyalah Fasilitator adalah menciptakan
formalitas semata. Inilah yang menjadi kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan
salah satu permaslahan dalam pengelolaan pembangunan untuk menjembatani
BUMDes karna kurangnya bimbingan dan berbagai kepentingan masyarakat dalam
pengawasan Pemerintah. mengoptimalkan pembangunan daerah.
Berdasarkan hasil penelitian di Sebagai fasilitator, pemerintah memberi
lapangan ternyata masyarakat masih pendampingan melalui pelatihan,
banyak yang tidak mengetahui atau tidak pendidikan, dan peningkatan keterampilan,
mengenal tentang bantuan dana BUMDes memberi modal usaha kepada masyarakat
sehingga kurangnya minat masyarakat, dan yang diberdayakan. Dengan adanya
juga adanya perjanjian tentang syarat bantuan modal dana BUMDes ini akan
untuk mendapatkan dana yang dirasa berat meningkatkan pengolahan potensi desa
oleh masyarakat dan tidak sepadan dengan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
jumlah dana yang di berikan. Salah pendampingan dalam pengembangan
seorang warga tidak berminat BUMDes. Sehingga menjadi daya dorong
mendapatkan bantuan walaupun masuk (steam engine) dalam upaya pengentasan
kategori miskin dan tidak mempunyai kemiskinan.
usaha, karna warga tersebut menganggap Pemerintah memberikan fasilitas
bantuan dengan dana Rp.1000.000 tidak berupa dana kepada pengurus BUMDes
mencukupi jika memiliki usaha dan untuk di alokasikan kepada masyarakat
katanya harus ada jaminan yang sebagai dana BUMDes, akan tetapi setelah
menurutnya merasa berat. Sebenarnya ditelusuri lebih jauh kepada masyarakat
warga ini kurang paham tentang bantuan ternyata dana tersebut tidak sebanding

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
294
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3

dengan bantuannya. nyatanya masih juta, dan setelah itu baru bisa di gulirkan.
banyak masyarakat yang ingin Akan tetapi setelah di lakukan observasi
mendapatkan bantuan modal dari pengurus dilapangan penulis menemukan adanya
BUMDes, tapi katanya dana sudah tidak masyarakat yang mendapatkan bantuan
cukup lagi, dan masyarakat yang dana lebih dari 3 kali sehingga tidak
mendapatkan bantuan dana BUMDes tidak adanya perguliran dana untuk masyarakat
seberapa. Di sinilah salah satu contoh yang lain yang masih banyak ingin
lemahnya peran pemerintah dalam mendapatkan Bantuan dana BUMDes.
memberikan fasilitas dana kepada Permasalahan yang ada di BUMDes sangat
masyarakat. jelas terjadi, karna tidak adanya peran
Berdasarkan hasil observasi Bahwa pemerintah dalam hal pengawasan kepada
pendamping BUMDes tidak harus pengurus BUMDes, sehingga banyak
mendampingi soal masalah pembagian masyarakat yang tidak merasakan bantuan
dana bantuan modal kepada masyarakat, dari Pemerintah.
pendamping BUMDes hanya Berdasarkan hasil observasi
mendampingi kelengkapan administrasi dilapangan bahwa, masyarakat yang
serta membimbing pengurus dalam hal mendapatkan dana BUMDes ada juga
pembukuan keuangan, setelah di telusuri yang memang betul-betul mempunyai
tugas dari pendamping BUMDes usaha, tapi ada juga yang tidak mempunyai
seharusnya pendamping BUMDes usaha tetap diberikan bantuan dana,
mendampingi juga dalam hal pembagian sehingga bentuk prioritas pengurus
dana langsung kepada masyarakat agar BUMDes dalam hal kategori pembagian
adanya transparansi dana antara pengurus dana tidak sesuai dengan hasil observasi di
dan pendamping sehingga tidak adanya lapangan, adanya pembagian bantuan dana
penyimpangan masalah pembagian dana yang tidak tepat sasaran.
tersebut.
Berdasarkan hasil observasi bahwa PENUTUP
pengurus BUMDes hanya bisa Berdasarkan hasil peneltian ini,
memberikan kepada masyarakat sampai 3 penulis sekaligus sebagai peneliti dapat

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
295
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3

menyimpulkan bahwa BUMDes yang ada Pengurus dan Pengelola BUMDes


di Desa Patani belum efektif untuk harusnya lebih giat dan lebih
membantu kemandirian Desa Patani. memaksimalkan Bimbingan dan
Karna Peran Pemerintah Desa dalam Pengawasannya dengan mengadakan
membimbing dan mengawasi para Pertemuan setiap Bulan, Pemerintah Desa
Pengelola BUMDes kurang optimal. diharapkan mengadakan sosialisasi kepada
Pengelola BUMDes kurang kreatif dalam masyarakat untuk melihat dan mengetahui
mengembangkan dana yang ada, padahal Potensi yang ada dan bisa di kembangkan.
Desa Patani mempunyai potensi yang bisa
dikembangkan, seperti pengelolaan Batu
DAFTAR PUSTAKA
Bata dan Jual-Beli Kambing. Tidak adanya
Transparansi dan kurangnya komunikasi 1. Buku
antara Pengawas, Pengelola, dan Anggota
Arwati, Dini, dan Hadiati Novita. 2013.
BUMDes bahkan kepada Masyarakat, Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
Pendapatan Asli Daerah dan Dana
sehingga Pengelolaan BUMDes tidak
Alokasi Umum Terhadap
terarah. begitupun dengan masyarakat, ada Pengalokasian Anggaran Belanja
Modal pada Pemerintah Daerah
yang mengerti dan mengetahui BUMDes
Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa
dan ada yang tidak mengerti dan tidak Barat. Seminar Nasional Teknologii
Informasi dan Komunikasi Terapan
mengetahui sama sekali, walaupun
2013 (SEMANTIK 2013).
sebenarnya merekalah yang seharusnya
Bauer, Jeffrey C. 2003.Peran Ambiguitas
bisa menerima BUMDes. dan Peran Kejelasan: Perbandingan
Berdasarkan Hasil Penelitian yang antara Sikap di Jerman dan Amerika
Serikat. Disertasi, Universitas
saya lakukan di Desa Patani Kecamatan Cincinnati – Clermont.
Mappakasunggu Kabupaten Takalar
Bungin, Burhan. 2012. Metode Penelitian
tentang Pengelolaan BUMDes, maka saran Kualitatif: Aktualisasi Metodologis
ke Arah Ragam Varian
yang diberikan sebagai Penulis dan
Kontemporer. Jakarta: Rajawali
Sekaligus sebagai Peneliti yaitu Pers.
Pemerintah sebagai Pengawas dan Bryant, dan. White dalam Amira. 2012.
Pembimbing sekaligus Penasihat bagi para Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:
Rajawali Pers.

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
296
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3

Labolo, Muhadam. 2010. Memahami Ilmu 2. Jurnal


Pemerintahan: Suatu Kajian, Teori, Arwati, Dini, dan Hadiati Novita.
Konsep dan Pembangunan. Jakarta: 2013. Pengaruh Pertumbuhan
Rajawali Press. Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah
dan Dana Alokasi Umum Terhadap
Nugraha, Rian.2003. Pengantar Kebijakan Pengalokasian Anggaran Belanja
Publik. Raja Grafindo Persada. Modal pada Pemerintah Daerah
Jakarta. Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa
Barat. Seminar Nasional Teknologii
Parsons, Ruth J., James D. Jorgensen dan
Informasi dan Komunikasi Terapan
Santos H. Hernandez. 1994.Integrasi
2013 (SEMANTIK 2013).
dari Praktek Kerja Sosial,
California: Brooks/Cole.
3. Peraturan Pemerintah
Pitana I Gede & Putu G. Gayatri. 2005. Peraturan Menteri Desa,
Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Penerbit Andi Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015
tentang Pendirian, Pengurusan dan
Riyadi.2002. Perencanaan Pembangunan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan
Daerah strategi Mengendalikan Usaha Milik Desa.
Potensi Dalam Mewujudkan
Otonomi Daerah. Jakarta: Gramedia. Peraturan Daerah Kabupaten Takalar
Nomor 05 Tahun 2015 tentang Badan
Robins, Stephen P. 2001. Perilaku Usaha Milik Desa.
Organisasi: Konsep, Kontroversi,
Aplikasi, Jilid 1 Edisi 8 Prenhallindo System Pemerintahan Negara
Jakarta. Kesatuan Republik Indonesia (PP No
Soerjono Soekanto, 2009, Peranan 72 Tahun 2005 Pasal 1.6) tentang
Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Pemerintahan Desa.
Baru, Rajawali Pers, Jakarta, 2015, Undang-undang Pemerintah daerah
Sosiologi Suatu Pengantar. Ed. No. 32 Tahun 2004 Pasal 202 Tentang
Revisi, Cet. 47. Rajawali Pers, Pemerintah Desa
Jakarta.
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian
Administrasi, Alfabeta, Bandung.
, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif,
Alfabeta, Bandung.
2011. Metode Penelitian kuantitatif
kualitatif dan R&D, Alfabeta,
Bandung.
Wulansari, Dewi. 2009. Sosiologi Konsep
dan Teori. Bandung: Refika
Aditama.

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy