1644 4481 1 SM
1644 4481 1 SM
1644 4481 1 SM
ABSTRACT
This study aims to obtain an overview of the role of the village government in relation to
empowerment, namely village-owned enterprises (BUMDes) that must be empowered in an effort to
strengthen the village economy in Patani Village. This type of research is qualitative and the data
analysis used is Phenomenology with the number of informants as many as 11 people. Data collection
techniques are observation, documentation, and interviews. The results of this study indicate that
BUMDes in Patani Village have not been effective in helping the independence of Patani Village.
Because the role of the Government in the guidance and direction of the BUMDes managers is less
than optimal. BUMDes managers are less creative in developing existing funds, even though Patani
Village has potential that can be developed, such as managing Bricks and Buying and Selling Goats.
There is no Transparency and lack of communication between Supervisors, Managers and Members
of BUMDes even to the Community, BUMDes Community Management is not directed. Likewise with
the community, there are those who understand and know BUMDes and there are those who cannot
and do not know at all, even though there are those who can accept BUMDes.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai Peran Pemerintah Desa dalam
kaitannya dengan pemberdayaan yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang harus diberdayakan
dalam upaya memperkuat perekonomian Desa di Desa Patani. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dan
analisis data yang digunakan adalah Fenomenologi dengan jumlah informan sebanyak 11 orang.
Teknik pengumpulan data yaitu observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil Penelitian ini
menunjukkan bahwa BUMDes yang ada di Desa Patani belum efektif untuk membantu kemandirian
Desa Patani. Karena Peran Pemerintah Desa dalam membimbing dan mengawasi para pengelola
BUMDes kurang optimal. Pengelola BUMDes kurang kreatif dalam mengembangkan dana yang ada,
padahal Desa Patani mempunyai potensi yang bisa dikembangkan, seperti pengelolaan Batu Bata dan
Jual-Beli Kambing. Tidak adanya Transparansi dan kurangnya komunikasi antara Pengawas,
Pengelola, dan Anggota BUMDes bahkan kepada Masyarakat, sehingga Pengelolaan BUMDes tidak
terarah. begitupun dengan masyarakat, ada yang mengerti dan mengetahui BUMDes dan ada yang
tidak mengerti dan tidak mengetahui sama sekali, walaupun sebenarnya merekalah yang seharusnya
bisa menerima BUMDes.
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
283
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
284
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
285
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3
Negara yang paling dekat dengan memberikan pelatihan. Selain apa yang
masyarakat, sebagai penyambung dikemukakan oleh Ryaas Rasyid dalam
pemerintahan pusat di desa yang bertindak Muhadam Lobolo (2010: 32) tersebut juga
sebagai Pembina, pengayom, dan telah ada teori terdahulu dikemukakan oleh
pelayanan masyarakat. Pemerintah Desa Pitana dan Gayatri (2005: 95) dalam pilar
adalah Kepala Desa dan perangkat desa good governance, agar dapat berlangsung
sebagai unsur penyelenggara pemerintah pembangunan yang ideal, maka
desa. Peran Pemerintah sebagai regulator pemerintah, swasta dan masyarakat harus
adalah menyiapkan arah untuk dapat bersinergi dengan baik.
menyeimbangkan penyelenggaraan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
pembangunan melalui penerbitan adalah lembaga usaha desa yang dikelola
peraturan-peraturan. Sebagai regulator, oleh masyarakat dan pemerintahan desa
pemerintah memberikan acuan dasar dalam upaya memperkuat perekonomian
kepada masyarakat sebagai instrumen desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan
untuk mengatur segala kegiatan dan potensi desa. BUMDes menurut
pelaksanaan pemberdayaan menurut Ryaas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Rasyid dalam Muhadam Lobolo (2010: Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
32). Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian,
Peran Pemerintah sebagai Pengurusan dan Pengelolaan, dan
dinamisator adalah menggerakkan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa. dan
partisipasi masyarakat jika terjadi kendala- di perkuat oleh Peraturan Daerah
kendala dalam proses pembangunan untuk Kabupaten Takalar Nomor 05 Tahun 2015
mendorong dan memelihara dinamika tentang Badan Usaha Milik Desa, didirikan
pembangunan daerah. Pemerintah berperan antara lain dalam rangka meningkatkan
melalui pemberian bimbingan dan perekonomian Desa. Berangkat dari cara
pengarahan secara intensif dan efektif pandang ini, jika pendapatan asli desa
kepada masyarakat. Biasanya pemberian dapat diperoleh dari BUMDes, maka
bimbingan diwujudkan melalui tim kondisi itu akan mendorong setiap
penyuluh maupun badan tertentu untuk Pemerintah Desa memberikan “goodwill”
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
286
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
287
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
288
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3
Mandiri Melalui Bidang Pertanian dan penguatan ekonomi pedesaan. Oleh karena
Industri Rumah Tangga” itu di perlukan usaha yang sistemasis
Berdasarkan Visi pembangunan untuk mendorong organisasi ini agar dapat
Desa tersebut ditetapkan 8 (Delapan) Misi mengelola aset ekonomi demi daya saing
Pembangunan Desa Patani Tahun 2014- yang meningkat di pedesaan. Dalam
2018 sebagai berikut yaitu memperbaiki konteks demikian, BUMDes Patani pada
dan menambah sarana dan prasarana yang dasarnya merupakan bentuk penguatan
dibutuhkan untuk meningkatkan SDM terhadap lembaga-lembaga ekonomi di
melalui pendidikan formal dan informal, desa patani. BUMDes Patani merupakan
memperbaiki infrastruktur yang bisa instrument pemberdayaan masyarakat
menunjang kegiatan produksi pertanian, tentang potensi ekonomi lokal dengan
membangun tata ruang wilayah Desa beragam jenis potensi. Penggunaan sumber
Patani dalam membangun Desa Mandiri, daya ekonomi atau potensi ini terutama
bekerjasama dengan penyuluh pertanian bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan
untuk meningkatkan hasil pertanian, ekonomi warga desa melalui
meningkatkan pendapatan masyarakat pengembangan usaha ekonomi mereka.
melalui sektor pengembangan ekonomi Disamping itu, keberadaan BUMDes
rumah tangga (Home Industri), Patani juga memberikan sumbangsinya
meningkatkan pendapatan masyarakat dalam meningkatkan pendapatan asli desa
melalui perbaikan prasarana pertanian dan yang memungkinkan desa mampu
alat-alat produksi pertanian, melaksanakan pembangunan dan
mengutamakan persamaan hak antara laki- peningkatan kesejahteraan rakyat secara
laki dan perempuan dalam mengisi optimal.
keanggotaan lembaga-lembaga yang ada di Mempunyai tugas melaksanakan dan
Desa. memberikan nasehat kepada pelaksana
Organisasi ekonomi pedesaan operasional atau direksi dalam
menjadi bagian penting dalam suatu desa, menjalankan kegiatan pengelolaan usaha
namun sekaligus masih menjadi suatu titik desa. Penasehat dalam melaksanakan tugas
lemah dalam rangka mendukung mempunyai kewenangan meminta
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
289
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
290
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
291
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
292
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
293
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3
mengatakan bahwa adanya controling dana ini, kurang memahami usaha yang
terhadap penerima dana bantuan apakah bagus dan sedikit bisa membantu
bantuan dana yang di berikan di gunakan ekonominya, sebab pengurus BUMDes
dengan baik atau tidak, akan tetapi kurang melakukan sosialisasi lebih
sebagian masyarakat yang mendapatkan mendalam agar warga ini dapat memahami
dana itu tidak mempunyai usaha sehingga tujuan BUMDes.
penyuluhan ataupun controling hanyalah Fasilitator adalah menciptakan
formalitas semata. Inilah yang menjadi kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan
salah satu permaslahan dalam pengelolaan pembangunan untuk menjembatani
BUMDes karna kurangnya bimbingan dan berbagai kepentingan masyarakat dalam
pengawasan Pemerintah. mengoptimalkan pembangunan daerah.
Berdasarkan hasil penelitian di Sebagai fasilitator, pemerintah memberi
lapangan ternyata masyarakat masih pendampingan melalui pelatihan,
banyak yang tidak mengetahui atau tidak pendidikan, dan peningkatan keterampilan,
mengenal tentang bantuan dana BUMDes memberi modal usaha kepada masyarakat
sehingga kurangnya minat masyarakat, dan yang diberdayakan. Dengan adanya
juga adanya perjanjian tentang syarat bantuan modal dana BUMDes ini akan
untuk mendapatkan dana yang dirasa berat meningkatkan pengolahan potensi desa
oleh masyarakat dan tidak sepadan dengan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
jumlah dana yang di berikan. Salah pendampingan dalam pengembangan
seorang warga tidak berminat BUMDes. Sehingga menjadi daya dorong
mendapatkan bantuan walaupun masuk (steam engine) dalam upaya pengentasan
kategori miskin dan tidak mempunyai kemiskinan.
usaha, karna warga tersebut menganggap Pemerintah memberikan fasilitas
bantuan dengan dana Rp.1000.000 tidak berupa dana kepada pengurus BUMDes
mencukupi jika memiliki usaha dan untuk di alokasikan kepada masyarakat
katanya harus ada jaminan yang sebagai dana BUMDes, akan tetapi setelah
menurutnya merasa berat. Sebenarnya ditelusuri lebih jauh kepada masyarakat
warga ini kurang paham tentang bantuan ternyata dana tersebut tidak sebanding
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
294
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3
dengan bantuannya. nyatanya masih juta, dan setelah itu baru bisa di gulirkan.
banyak masyarakat yang ingin Akan tetapi setelah di lakukan observasi
mendapatkan bantuan modal dari pengurus dilapangan penulis menemukan adanya
BUMDes, tapi katanya dana sudah tidak masyarakat yang mendapatkan bantuan
cukup lagi, dan masyarakat yang dana lebih dari 3 kali sehingga tidak
mendapatkan bantuan dana BUMDes tidak adanya perguliran dana untuk masyarakat
seberapa. Di sinilah salah satu contoh yang lain yang masih banyak ingin
lemahnya peran pemerintah dalam mendapatkan Bantuan dana BUMDes.
memberikan fasilitas dana kepada Permasalahan yang ada di BUMDes sangat
masyarakat. jelas terjadi, karna tidak adanya peran
Berdasarkan hasil observasi Bahwa pemerintah dalam hal pengawasan kepada
pendamping BUMDes tidak harus pengurus BUMDes, sehingga banyak
mendampingi soal masalah pembagian masyarakat yang tidak merasakan bantuan
dana bantuan modal kepada masyarakat, dari Pemerintah.
pendamping BUMDes hanya Berdasarkan hasil observasi
mendampingi kelengkapan administrasi dilapangan bahwa, masyarakat yang
serta membimbing pengurus dalam hal mendapatkan dana BUMDes ada juga
pembukuan keuangan, setelah di telusuri yang memang betul-betul mempunyai
tugas dari pendamping BUMDes usaha, tapi ada juga yang tidak mempunyai
seharusnya pendamping BUMDes usaha tetap diberikan bantuan dana,
mendampingi juga dalam hal pembagian sehingga bentuk prioritas pengurus
dana langsung kepada masyarakat agar BUMDes dalam hal kategori pembagian
adanya transparansi dana antara pengurus dana tidak sesuai dengan hasil observasi di
dan pendamping sehingga tidak adanya lapangan, adanya pembagian bantuan dana
penyimpangan masalah pembagian dana yang tidak tepat sasaran.
tersebut.
Berdasarkan hasil observasi bahwa PENUTUP
pengurus BUMDes hanya bisa Berdasarkan hasil peneltian ini,
memberikan kepada masyarakat sampai 3 penulis sekaligus sebagai peneliti dapat
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
295
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
296
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Desember 2018 Volume 4 Nomor 3
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi