0% found this document useful (0 votes)
588 views

Quality Control Circle (QCC) Untuk Evaluasi Ketidaktercapaian

This document discusses optimizing productivity of overburden material using the Quality Control Circle (QCC) method to evaluate unmet production targets at PT. Triaryani coal mine in December 2019. It finds that planned overburden production of 45,000 tons was only 41,740 tons. Applying QCC identified issues with external factors, environment, equipment and manpower affecting work time. Recommendations to optimize work time increased excavator productivity 15% and haul trucks 40%, achieving targets.

Uploaded by

ghost killer
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
588 views

Quality Control Circle (QCC) Untuk Evaluasi Ketidaktercapaian

This document discusses optimizing productivity of overburden material using the Quality Control Circle (QCC) method to evaluate unmet production targets at PT. Triaryani coal mine in December 2019. It finds that planned overburden production of 45,000 tons was only 41,740 tons. Applying QCC identified issues with external factors, environment, equipment and manpower affecting work time. Recommendations to optimize work time increased excavator productivity 15% and haul trucks 40%, achieving targets.

Uploaded by

ghost killer
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 10

ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5, No.

Optimalisasi Produktivitas Overburden Menggunakan Metode


Quality Control Circle (QCC) Untuk Evaluasi Ketidaktercapaian
Target Produksi Bulan Desember Tahun 2019 Pada PT.
Triaryani Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan

Fauzan. Sumarta1*, Yoszi Mingsi Anaperta 1


1
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang

*faoezansoemarta@gmail.com

Abstract. One step to control the rate of productivity and accuracy in achieving monthly plans is to observe or optimize the
performance of the loading and unloading equipment. This is what PT Triaryani did in evaluating the performance of the
production department in excavating overburden material. Data for December 2019 shows that the planned production target
of 45,000 tons of overburden was only 41,740 tons. A production management study was carried out by applying the Quality
Control Cycle (QCC) method. This method makes it possible to conduct an evaluation on performance of heavy equipment
and the obstacles experienced during production process. The study begins by recalculating the initial conditions by
considering its mining equipment used, namely Excavator CAT 330 and DT Hino FM 260 JD. The actual productivity of 1
unit of Exca CAT 330 reached 74,113 tons with 80.66% utility equipment and DT Hino FM 260 JD reached 41,607 tons with
4 DT units with 79.32% utility equipment, machine match factor reached 0.48, After evaluating Fishbone Diagram, it was
found 4 main problems namely external factors, environment, equipment and man power that affect work time. Performance
improvement recommendations based on Paretto Diagrams, are considered to optimize work time. The results show that
productivity of 1 unit of exca CAT 330 increased to 15% with utility reaching 86.89% ie 86,000 tons and 4 units of DT
increasing 40% with utility equipment reaching 86.52% ie 63,741 tons, machine match factor reached 0.61. These results
indicate that performance of heavy equipments could be improved to achieve the monthly overburden material production
target.

Keywords : Overburden, Productivity, Exca CAT 330, DT Hino, and QCC Methode

1. Pendahuluan Cartepillar (CAT) 300 dan DT Hino FM 260 JD. Kegiatan


pengupasan overburden dilakukan untuk mendapatkan
Industri Pertambangan adalah industri yang sangat Seam Batubara yang dekat dengan permukaan. Material
padat modal sehingga pemanfaatan dan estimasi ke-akurat Overburden nantinya akan dibuang ke disposal area.
penjadwalan penggunaan peralatan sangat penting untuk Setelah itu baru melakukan penambangan Batubara di
direncanakan. Seorang manajer tambang akan PIT.
menjalankan serangkaian perencanaan agar hal tersebut Agar schedule penambangan berjalan dengan baik
berlangsung seefektif mungkin untuk segera dan segera memproduksi Batubara, maka dilakukan
mendapatkan keuntungan hingga modal awal investasi. evaluasi terhadap kegiatan produktivitas Overburden
Tidak jarang biaya operasional didominasi untuk karena adanya laporan ketidaktercapainya target produksi
memenuhi total biaya produksi. Salah satu perusahaan bulan Desember 2019 adalah 45.000 Ton, tetapi realisasi
yang bergerak di sektor pertambangan di Indonesia nya hanya mencapai 41.740 Ton. Ada beberapa faktor
khususnya batubara adalah PT. Triaryani. yang diamati oleh penulis sehungga kurang efisiennya
PT. Triaryani merupakan perusahaan tambang produktifitas pada penggalian overburden yaitu belum
dengan mekanisme Penambangan Terbuka yang telah optimalnya alat gali muat - alat angkut, adanya
memasuki tahapan produksi. Kegiatan produksi yang penyempitan hauling menuju disposal area di beberapa
sedang berjalan meliputi material overburden dan titik dan beberapa faktor lainnya yang diamati lebih dalam
Batubara. Kontrol terhadap produktivitas Overburden dengan metode quality control circle (QCC).
mengacu pada taget produksi menggunakan alat
123
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5, No. 3

2. Tinjauan Pustaka dengan kemiringan lereng dibawah 30o. Daerah Tebing


Tinggi ini memiliki ketinggian 150 - 250 mdpl, yang
didominasi oleh litologi sedimen seperti batupasir,
2.1 Kesampaian Lokasi
batulempung, dan batubara setempat dapat ditemukan
Wilayah penelitian dapat dicapai dengan material tufan berukuran pasir. Keterdapatan batubara
menggunakan transportasi darat dan udara. Transportasi mengikuti pola perbukitan yang menjejer dari barat laut –
udara dapat menggunakan pesawat dari Bandara utara ke selatan dengan dip kurang dari 40o.
Internasional Minangkabau (BIM) ke Kota Lubuk
Linggau (Bandara Silampari), Kota Palembang atau Kota 2.3.2 Litologi
Bengkulu, kemudian menggunakan jalan darat lewat
Kota Lubuk Linggau dan sampai ke lokasi melalui Kondisi batuan yang terdapat pada daerah
Kecamatan Nibung (Desa Tebing Tinggi). penelitian terdiri atas 3 (tiga) formasi batuan yang
Perjalanan darat dari Palembang atau Bengkulu berumur Tersier Akhir. Berdasarkan urutan nya, formasi
sampai Kecamatan Nibung menggunakan kendaraan tertua yang ditemui adalah Formasi Air Benakat di ikuti
roda empat dengan melewati Jalan Lintas Sumatera, Jalan secara tidak selaras Formasi Muara Enim dan Formasi
Provinsi dan Jalan Kabupaten, kondisi jalan hanya Kasai. Mayoritas daerah IUP merupakan bagian Formasi
menggunakan aspal hotmix atau jalan batu. Sedangkan Air Benakat.
perjalanan dari Kecamatan Nibung (Desa Tebing Tinggi)  Formasi Air Benakat (Tma): Perselingan
ke wilayah IUP menggunakan kendaraan roda empat batulempung dan batupasir, sisipan konglomerat
gardan atau sepeda motor dengan total waktu tempuh 15 gampingan, batulanau, napal dan batubara. Kearah
jam. atas, batupasir menonjol,
 Formasi Muara Enim (Tmpm) : Batupasir, selingan
2.2 Iklim dan Curah Hujan batupasir tufan dan batulempung, sisipan batubara.
Kearah atas mengandung bahan gunungapi,
Rata-rata jumlah hari hujan terjadi pada Bulan  Formasi Kasai (Qtka): Tuf, tuf batuapung sisipan
Oktober sampai dengan Bulan April yang merupakan batupasir tufan, batulempung tufan, setempat
bulan-bulan hujan (basah) dengan frekuensi hari hujan konglomerat, dan kayu terkersikkan.
berkisar antara 17-21 hari hujan/bulan. Untuk bulan-bulan
kering memiliki jumlah hari hujan antara 9 - 15 harijbulan 2.3.3 Statigrafi
yang terjadi pada Bulan Mei sampai dengan Bulan
September. Berdasarkan Peta Geologi Lembara Sarolangun,
Suhu udara rerata di wilayah penelitian berkisar litologi penyusun daerah penelitian memiliki umur
antara 26,1o C sampai dengan 28,4oC. Suhu udara Tersier akhir dengan kategori Miosen hingga Pliosen.
maksimum berkisar antara 31,5oC sampai dengan 33,8oC Terbentuknya litologi ini didominasi oleh ketidak
dan suhu udara minimum berkisar antara 23oC hingga selarasan dan dominan terbentuk antiklin. Komplesitas
25,4oC. struktur geologi nya cukup rumit tetapi tidak terlalu
Kecepatan angin di kawasan kegiatan umumnya menampakan keberadaan sesar. Antiklin ataupun sesar
tergolong rendah yaitu antara 3 - 5 knot. Arah angin yang terbentuk memiliki persebaran dari Barat laut ke
dominan adalah ke arah tenggara dengan frekuensi Tenggara hingga Utara ke Selatan.
58,33%. Arah angin lainnya adalah ke arah timur
dengan frekuensi sebesar 41,66%. Selebihnya rata-rata 2.4 Kajian Teoritis
angin bertiup dari arah barat dan barat laut dengan
frekuensi hanya sekitar 6,60%, Komposisi data
2.4.1 Overburden
klimatologi menunjukkan bahwa kelembaban udara nisbi
rata-rata berkisar antara 74 - 88%. Kelembaban udara Overburden (OB) adalah lapisan tanah penutup
tertinggi dicapai pada Bulan Januari. (lapisan yg menutupi bahan galian) yang biasanya
terdiri dari Top Soil, Sub Soil, dan Lapisan tanah inti
2.3 Keadaan Geologi (Sandstone, Clay, dan lain – lain). Pada tambang
Batubara, lapisan ini terdapat diatas lapisan Seam ataupun
Interseam.
2.3.1 Morfologi

Secara umum morfologi daerah penambangan


termasuk ke dalam perbukitan bergelombang lemah
124
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5, No. 3

2.4.2 Pengertian Produksi Ct = Cycle time ( detik )


Produksi adalah laju material yang dapat
dipindahkan atau dialirkan persatuan waktu (biasanya per Produksi pengangkutan material dengan menggunakan
jam). Umumnya pemindahan material dihitung alat angkut dump truck digunakan rumus sebagai berikut
berdasarkan volume (m3 atau cuyd), sedangkan pada :
tambang biasanya dinyatakan dalam ton. Mengetahui
prinsip elemen-elemen produksi penting artinya karena PD = Kb x sf x ff x n x eff x 3600 detik/jam (3)
tidak diinginkan adanya kesalahan estimasi produksi alat. CT (detik)
Dimana :
2.4.3 Match Factor
PD = Produksi dump truck ( m3/jam )
Faktor keserasian merupakan angka yang Kb = Kapasitas bak ( m3 )
digunakan untuk menentukan tingkat keselarasan antara Eff = Effisiensi kerja ( % )
alat muat dengan alat angkut. Angka tersebut dapat
ditentukan dengan rumus (Sumber : Sumarya 2009) : Ct = Cycle time ( detik )
MF =
nH ×Cl ×lp N = Jumlah pengisian
nL ×Ch
Sf = Swell factor ( % )
(1)
Ff = Fill factor ( % )

Keterangan :
nH= Jumlah alat angkut 2.4.5 Perhitungan Ketersediaan Alat
Cl = Waktu edar alat muat (detik) Beberapa hal yang menunjukkan keadaan alat
Lp = Jumlah pengisian mekanis dan efesiensi dan penggunaanya (Partanto, 1995:
nL = Jumlah alat muat 179-181) antara lain:
Ch = Waktu edar alat angkut (detik)
a. Mechanical Availability (MA)
Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi
Jika match factor < 1, maka kerja alat muat kurang
mekanis yang sesungguhnya dari alat yang sedang
dari 100 % dan alat angkut bekerja 100 % berarti ada dipergunakan. Persamaan untuk “mechanical
waktu tunggu untuk alat muat. Sedangkan jika match availability” (MA) adalah sebagai berikut (Sumber :
factor > 1, maka alat muat bekerja 100 % dan alat angkut
Partanto, (1995)) :
kurang dari 100 %, ada waktu tunggu untuk alat angkut.
Yang diharapkan adalah jika MF = 1, hal ini menunjukkan 𝑊
MA= x100 %
kerja alat muat dan alat angkut 100 % dan tidak ada waktu 𝑊+𝑅

tunggu. (4)

Keterangan :
2.4.4 Perhitungan Produktifitas
W = “Working Hours” atau jumlah jam kerja alat, jam.
Produksi alat muat sangat bergantung pada
R = “Repair Hours” atau jumlah jam untuk perbaikan,
kapasitas bucket dan cycle time alat, semakin besar ukuran
jam.
bucket maka semakin besar pula produksi yang
dihasilkan, tetapi bila cycle time semakin lama maka
b. Phisycal Avaibilty (PA)
produksi akan semakin kecil. Produktivitas alat gali muat
Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari
secara teoritis dapat dihitung dengan rumus (Sumber :
alat yang sedang dipergunakan, persamaannya adalah
Sumarya (2009)):
(Sumber : Partanto, (1995)) :
Kb x Sf x Ff x Eff x 3600 detik/jam
PE = PA=
𝑊+𝑆
x100 %
Ct 𝑊+𝑅+𝑆
(2) (5)
Dimana :
Keterangan :
PE = Produksi alat muat ( m 3/jam ) W+R+S = “Scheduled Hours” /dijadualkan untuk
Eff = Effisiensi kerja ( % ) beroperasi, jam.
Kb = Kapasitas Bucket ( m3 ) S = “Standby Hours” atau jumlah jam s alat yang tidak
Sf = Swell factor ( % ) dapat dipergunakan.
Ff = Fill factor ( % )
125
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5, No. 3

“Physical Availability” pada umumnya selalu  Perawatan dan Pemeliharaan jalan


lebih besar daripada “Mechanical Availability”. Tingkat  Koreksi waktu edar
efisiensi dari sebuah alat mekanis naik jika angka  Kemampuan produksi alat berat
“Physical Availability” mendekati angka “Mecanical
Availability”. 2.4.7 Metode Quality Control Cycle (QCC)

c. Use Of Avaibility (UA) Quality Control Circle (QCC) adalah kelompok


Menunjukkan berapa persen waktu yang kecil yang secara kontinyu melakukan pertemuan untuk
dipergunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada melakukan pengendalian dan perbaikan kualitas produk,
saat alat tersebut dapat dipergunakan (available), jasa, proses kerja, dengan menggunakan konsep, tool dan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sumber teknik pengendalian kualitas. Kelompok ini terdiri dari 3-
: Partanto, (1995)): 10 anggota yang berasal dari kelompok workshop/sub
divisi dan supervisor yang sama. Selama pertemuan setiap
𝑊
UA= 𝑊+𝑆 x100 % anggota memiliki kesempatan untuk memberikan ide-ide
(6) perbaikan (Fukui, R., et al, 2003). QCC melakukan
perbaikan terus menerus sejak proses input hingga
Angka “use of availability” biasanya dapat menghasilkan output menggunakan konsep Plan-Do-
Check-Action (PDCA) atau yang dikenal dengan Siklus
memperlihatkan seberapa efektif suatu alat yang tidak
sedang rusak dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat Deming (Chase,et al., 2001).
a. Siklus Deming
menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan
Siklus Deming adalah model perbaikan
(management) peralatan yang dipergunakan.
berkesinambungan yang dikembangkan oleh Dr.
Edward Deming seorang pionir TQM (Tjiptono,
d. Effective Utilization (EU)
2003). Siklus ini terbagi atas 4 komponen utama dan
Menunjukkan berapa persen dari seluruh
waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk dibagi menjadi beberapa langkah yaitu :
kerja produktif. “Effective Utilization” sebenarnya 1) Mengembangkan rencana perbaikan (Plan)
sama dengan pengertian efisiensi kerja. Adapun 2) Melaksanakan rencana yang dibuat (Do)
persamaannya adalah (Sumber : Partanto, (1995)): 3) Memeriksa hasil yang dicapai (Check)
4) Melakukan penyesuaian bila diperlukan (Action)
𝑊 Model ini dimulai dengan menentukan tujuan
EU= 𝑊+𝑅+𝑆 x100 %
kemudian membuat rencana perbaikan dan
(7) selanjutnya melaksanakan apa yang telah
direncanakan itu. Hasilnya dianalisa dan diketahui
Keterangan : penyebabnya. Jika hasilnya tidak sesuai dengan yang
W = Working time diharapkan maka perlu dimodifikasi dengan kembali
R = Repair time / Breakdown time ke langkah awal sehingga perbaikan yang diharapkan
S = Standby time di rencana awal dapat tercapai (Knowles, 2011).
b. Delapan Langkah Perbaikan dan Tujuh Alat
2.4.6 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pemecahan Masalah
Produksi Delapan Langkah Perbaikan (8 Steps
Improvement) adalah metode memecahkan masalah
Produksi dari alat muat dan alat angkut adalah atau meningkatkan keberhasilan berdasarkan siklus
kemampuan yang paling optimum yang dapat dicapai Plan Do Check Action (PDCA) yang berkelanjutan.
oleh alat-alat tersebut dengan memperhitungkan faktor- Secara diagram 8 langkah pemecahan masalah
faktor yang mempengaruhinya, baik faktor alam maupun dengan metoda QCC dapat digambarkan secara
faktor manusia. Berikut adalah faktor-faktor yang singkat sebagai berikut :
mempengaruhi produktivitas alat muat dan angkut:
 Kondisi Front Kerja
 Pola Pemuatan
 Ketinggian wilayah kerja
 Faktor Efisiensi
 Faktor pengembangan material
 Densitas material

126
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5, No. 3

3.3 Tahap Pengolahan Data

Setelah mengetahui kondisi aktual dan optimal


alat, pekerja dan pekerjaan sebagai subjek penelitian
diperoleh dengan menggunakan perhitungan, selanjutnya
disajikan dalam bentuk tabel, diagram, atau perhitungan
penyelesaian.

3.4 Tahap Analisis Data

Memecahan masalah yang dilakukan berdasarkan


pada analisa data yang diperoleh dilapangan yang didasari
Gambar 1. Langkah Pemecahan Masalah Dengan Metoda oleh literatur-literatur yang berhubungan dengan subjek
QCC masalah penelitian. sehingga analisa data yang telah
diolah dapat menghasilkan kesimpulan berdasarkan hasil
Tujuh Alat Pemecahan Masalah adalah alat-alat penelitian dilapangan sebagai jawaban dari tujuan
(tools) yang dipakai dalam setiap tahapan perbaikan penelitian.
dalam mengelompokkan masalah, menampilkan data
sehingga memudahkan analisis data dalam proses
penyelesaian masalah dan peningkatan kinerja. Tujuh alat 4. Hasil dan Pembahasan
tersebut adalah:
 Stratifikasi 4.1 Peralatan yang digunakan
 Diagram Pareto
Peralatan yang digunakan oleh perusahaan adalah
 Diagram Sebab-akibat
Excavator Cartepillar 330 dengan kapasitas 1.8 m 3
 Histogram
(Lampiran A) dan Dump Truck (DT) Hino FM 260 JD
 Diagram Scatter
dengan kapasitas 55.99 m3.
 Grafik
 Check sheet
4.2 Jadwal dan Jam Kerja

3. Metode Penelitian PT. Triaryani menetapkan sistem kerja 1 shift


selama bulan Desember (Waktu Penelitian) dengan total
hari kerja 7 hari dalam 1 minggu, dimana perusahaan
3.1 Jenis Penelitian
hanya bergerak dari jam 07.00 hingga jam 17.00 dengan
Berdasarkan referensi dan penelitian terdahulu, total durasi kerja 10 jam dan waktu efektif kerja hanya 9
penelitian ini digolongkan dalam penelitian kuantitatif jam.
analisis. Kategori ini digolongkan dalam kelompok
tersebut karena penelitian ini nantinya, akan 4.3 Pola Pemuatan
menggunakan data berupa angka-angka yang dianalisa
dan dievaluasi untuk menyampaikan hasil yang optimal PT. Triaryani adalah perusahaan tambang yang
pada subjek penelitian. bergerak dibidang komoditas Batubara dengan sistem
penambangan terbuka dengan metode Bottom loading
single Back up. Metode ini sangan memperhatikan
3.2 Tahap Pengumpulan Data
kecocokan peralatan tetapi juga memperhatikan kondisi
a. Data Primer (front) penambangan serta biaya yang dapat dikeluarkan
Dikumpulkan dengan pengamatan langsung perusahaan.
dilapangan seperti catatan waktu kerja alat muat dan
angkut. 4.4 Ketersediaan Alat Mekanis
b. Data Sekunder
Dikumpulkan berdasarkan literatur dan referensi, Peralatan gali-muat dan angkut maing-masing
meliputi peta topografi lokasi penelitian, data curah memiliki nilai sendiri yang di bagi atas kondisi
hujan, staratigrafi, perencanaan tambang daerah ketersediaan mekanis (MA), ketersediaan Fisik (PA),
penelitian. Penggunaan ketersediaan (UA) dan Penggunaan Efektif
(EU).

127
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5, No. 3

Tabel 1. Kondisi Utilitas Alat Maka :


𝑛𝐻 𝑥 𝐶𝑙 𝑥 𝐼𝑝 4 𝑥 24.66 𝑥 5
MF = 𝑛𝐿 𝑥 𝐶ℎ
= 1 𝑥 1036.2
= 0.475

Jadi dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui


bahwa Match Faktor alat gali-muat dan alat angkut pada
4.5 Waktu Edar Alat Area Existing adalah 0,48 yang mana jika menurut teori
bahwa produksi alat angkut lebih besar dari pada produksi
a. Excavator Cartepillar 330 alat gali-muat, dan alat gali-muat tidak bekerja 100%
Waktu edar peralatan dilaksanakan secara aktual sedangkan alat angkut bekerja 100% dimana alat muat
selama 30 hari dengan jumlah 30 data. Pengukuran seringkali menunggu antrian isian.
waktu edar alat Gali-Muat ini diawali sewaktu bucket
menggali material, mengaunkan bucket bermuatan,
4.7 Produktivitas Alat Muat Aktual
menumpahkan material, menganyunkan bucket ke
posisi awal (waktu ayun kosong). Produktivitas Excavator dapat diperoleh dari :
ql = 1.8 m3
Tabel 2. Waktu edar rata-rata alat gali-muat Excavator CAT
k = 110% = 1,1
330
q = 1.98 m3
Digging Swing isi Dumping Swing Kosong delay Total Ct = 24.66 detik
Peralatan
(detik) E = 80.66% = 0.81
EX CAT 330 8.09 3.52 3.66 2.77 Sf
6.63 24.66 = 0.82
Db = 1.72
b. DT Hino FM 260 JD Waktu Kerja = 7.26
Waktu edar peralatan alat angkut juga
dilaksanakan selama 30 hari agar mendapatkan 30 Maka :
data yang menyesuaikan alat gali-muat. Pada q = q1 x k  q = 1.8 m3 x 1.1 = 1.98m3
pengukuran alat angkut, ditemukan beberapa hal yang
menarik dimana DT Hino FM 260 JD harus berhenti Jadi :
untuk pengisian karena antrian dan berhenti 3600
Q = q x E × Ct × Sf × Db
dikarenakan adanya jalan yang mengecil ketika 3600
kembali ke Front penambangan dari Disposal area. Q = 1.98 x 0.81 x 24.66 𝑥 0.82 𝑥 1.72
Jarak yang ditempuh sekitar ± 1.2 Km. Q = 340.30 Ton/jam

Tabel 3. Waktur Edar Rata-Rata Alat Angkut DT Hino


Produksi Excavator Caterpilar 330 Bulan Desember
2019 adalah 74,113.61 Ton/bulan dengan waktu kerja
ManLoad Loading Hauling ManDum
Peralatan 7.26 jan/hari.
(Menit)
1.08 1.87 6.57 0.89
Dumping Returning Total 4.8 Produktivitas Alat Angkut Aktual
DT Hino
(Menit) Produktivitas Dump Truck Hino FM 260 JD diperoleh
0.94 5.91 17.27 dengan :
n =5
4.6 Match Factor q1 = 1.8 (m3 )
k = 110 (%) = 1,1
faktor keserasian kerja alat gali-muat dan alat E = 79.23 (%) = 0.79
angkut dapat diperoleh dengan menggunakan rumus Ct = 17,27 menit = 1,036.20 detik
sebagai berikut. Db = 1.78 (ton/m3 )
Diketahui : Waktu kerja = 7.14 jam/hari
Cl = 24.66 detik (lampiran C)
Lp = 5 bucket (lampiran C) Berdasarkan data di atas produktivitas DT Hino FM 260
nL = 1 Excavator JD adalah sebagai berikut :
nH = 4 DT Hino
Ch = 17.27 menit = 1036.2 detik (lampiran 60
Q = (n × q1 × k) × E × × Db
D) Ct
128
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5, No. 3

3600 detik/jam
Q = (5 × 1.8 m3 × 1.1) × 0.79 × × 1.78 ton/m3
1036.20 detik
Q = 48.34 ton/jam

Jadi produksi Dump Truck FM 260 JD Bulan Desember


2019 adalah 41,607.95 Ton/bulan dengan waktu kerja
7.14 jam/hari.

4.9 Pembahasan

4.9.1Tinjauan Target Produksi


Gambar 2. Diagram Fishbone Masalah PT. Triaryani
Berdasarkan hasil perhitungan data diatas, ada
beberapa point yang diperhatikan:  Diagram Pareto
a. Ketersediaan alat mekanis Setelah mengelompokan dan mengetahui akar-akar
b. Keserasian alat masalah yang ada pada diagram fishbone, maka
c. Waktu kerja alat masalah yang paling dominan atau masalah yang
d. Faktor hambatan kinerja alat paling berpengaruh di analisa menggunakan
diagram pareto, karena diagram pareto
Faktor-faktor diatas saling mempengaruhi menunjukkan masalah yang paling dominan atau
sehingga produktivitas produksi bisa sangat fluktuatif. paling berpengaruh.
Hasil ketersediaan alat mekanis menunjukan nilai
Effisiensi Utility (EU) antara 70-80 %, dikarenakan alat
yang digunakan masih baru maka penggunaan nya dapat
mencapai >80% dengan pertimbangan curah hujan bulan
desember yang mengakibatkan waktu standby alat
bertambah sebagai faktor slippery mencapai 0.31 jam.

4.9.2 Menentukan Target Produksi

Secara pendataan awal, capaian produksi yang


ingin dicapai adalah 45.000 ton/bulan tetapi capaian pada
bulan tersebut hanya 41,740 ton/bulan sedangkan
berdasarkan perhitungan setidaknya produksi yang dapat
dicapai sekitar 41,608 ton/bulan. Gambar 3. Diagram Faktor Overtime Pareto Excavator CAT
330
4.9.3 Analisa faktor penyebab

 Diagram Fishbone
Pada penganalisaan faktor dan sumber masalah tidak
tercapainya target produksi hingga menetapkan
langkah optimalisasi kinerja, Fishbone diagram
(diagram tulang ikan) ditetapkan 4 masalah utama.
Menurut diagram fishbone di atas dapat di
kelompokkan akar-akar masalah yang terjadi selama
kegiatan operasional yaitu dari segi Eksternal,
Enviro, Peralatan serta Man Power. Permasalahan
paling dominan ditemukan pada Man Power.

Gambar 4. Diagram Pareto Faktor Overtime Pareto DT Hino


FM 260 JD

Hasil dari diagram diatas menunjukan penyebab


utama atau yang paling dominan yang menyebabkan tidak
129
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5, No. 3

tercapainya produktivitas alat gali-muat dan angkut


adalah terlambat kerja setelah istirahat. Posisi kedua
adalah perbaikan front, yang ketiga terlambatnya awal
operasi.

4.9.4 Ide Perbaikan

Pada langkah keempat setelah diketahui


beberapa penyebab masalah yang dominan team QCC
Jika disajikan pada diagram pareto, didapati
harus membuat ide-ide perbaikan dimana langkah ini
bahwa waktu yang paling berpengaruh dalam
secara obyektif adalah mencari ide-ide perbaikan atau
meningkatkan kinerja adalah keterlambatan mulai bekerja
penanggulangan dan memilih ide-ide perbaikan seperti
setelah istrahat siang, sedangkan faktor lainnya berada
dijelaskan tabel dibawah ini.
pada level yang sama,
Tabel 4. Ide-ide dan Rencana Perbaikan Sehingga berdasarkan perhitungan match factor
alat yang awal nya 0.48 meningkat menjadi 0.61, secara
artiannya masih tetap alat gali-muat belum bekerja 100%
dan alat angkut bekerja 100% tetapi produktivitas dapat
tercapai.
berikut gambaran nya:

4.9.5 Implementasi Ide

Beberapa telah disampaikan kepada pihak Gambar 5. Perbaikan Diagram Pareto faktor overtime
perusahaan dan dicoba setelah peneliti pulang dari Excavator CAT 330
lapangan. Salah satunya adalah pelebaran jalan. Jalan
hauling yang dulunya hanya dilewati oleh 1 DT sekarang
bisa dilalui 2 DT sehingga dapat mengurangi waktu
tempuh hingga 4 menit.
Tabel 5. Hasil Perbaikan Waktu Alat Gali-Muat

Gambar 6. Perbaikan Diagram Pareto faktor overtime DT Hino


FM 260 JD
Tabel 6. Hasil Perbaikan Waktu Alat Angkut

4.9.6 Produktivitas Alat gali Muat Perbaikan

Berdasarkan evaluasi perbaikan waktu kerja


maka peningkatan produktivitas excavator dapat
diketahui dari perhitungan berikut

130
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5, No. 3

ql = 1.8 m3
k = 110% = 1,1
q = 1.98 m3
Cm = 24.66 detik
E = 86.89% = 0.87
Sf = 0.82
Db = 1.78 Ton/m3
Waktu Kerja = 7.82 jam.hari

Jadi :
Gambar 7. Perbaikan Waktu Kerja Terhadap Produktivitas
q = q1 x k  q = 1.8 m3 x 1.1 = 1.98m3
PT. Triaryani

Maka :
3600
Q=qxE× Ct
× Sf × Db
3600
Q = 1.98 x 0.87 x 𝑥 0.82 𝑥 1.78 = 366.58Ton/jam
24.66

Jadi Produksi Excavator Caterpilar 330 Bulan Desember


2019 adalah 86,000.45 ton/bulan dengan waktu kerja 7.82
perhari.

4.9.7 Produktivitas Alat Angkut


Perbaikan
Produktivitas Dump Truck Hino FM 260 JD diperoleh :
n =5 Gambar 8. Perubahan Produktivitas Alat PT. Triaryani
q1 = 1.8 (m3 ) Terhadap Waktu Kerja
k = 110 (%) = 1,1
E = 86,52 (%) = 0.87 Berdasarkan grafik diatas, produktivitas masing-masing
Ct = 13,41 menit = 804.6 detik alat baik Excavator CAT 330 dapat meningkat sekitar
Db = 1,78 (ton/m3 ) 15% dari kondisi aktual, sedangkan pada produktivitas
Waktu Kerja = 7.79 jam/hari DT Hino FM 260 JD mencapai 40% dari kondisi aktual.

Berdasarkan data di atas produktivitas DT Hino FM 260 5. PENUTUP


JD adalah sebagai berikut :
60
Q = (n × q1 × k) × E × × Db 5.1 Kesimpulan
Ct
3600 detik/jam
Q = (5 × 1.8 m3 × 1.1) × 0.87 × × 1.78 ton/m3 Berdasarkan hasil penelitian dan analisa terhadap data
804.6 detik
Q = 68.216 ton/jam kegiatan produktivitas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Target Produksi Overburden PT. Triaryani pada Bulan
Jadi produksi 4 Dump Truck FM 260 JD Bulan Desember 2019 tidak tecapai dikarenakan faktor Man
Desember 2019 adalah 63,741.28 ton/bulan dengan waktu Power yang mana pengaruh overtime waktu kerja
kerja 7.79 jam/hari. setelah istirahat siang, memulai kegiatan awal shift
dan berhenti lebih awal dari pekerjaan sehingga waktu
4.9.8 Evaluasi efektif bekerja berkurang dari yang seharusnya
berdasarkan analisa metode Quality Control Cycle
Maka agar dapat melihat peningkatan ataupun (QCC) menggunakan Fish Bone analisis dan Diagram
optimalisasi produktivitas berdasarkan metode Quality Pareto.
Control Cycle (QCC) ini disajikan dalam grafik berikut : 2. Agar dapat mencapai Target Produksi dapat dilakukan
dengan memperbaiki waktu efektif pada faktor Man
power, sehingga adanya perubahan nilai Utilitas Alat
yang meningkat dari 80.66% menajdi 86.89% untuk
alat gali-muat CAT 330 dan 79.32% menjadi 86.52%
131
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5, No. 3

untuk alat angkut DT Hino FM 260 JD, lalu juga Tetap Jurusan Administrasi Bisnis FISIP-
perbaikan jalan hauling dapat mempengaruhi Cycle Undana.
Time Alat meningkat dari 0.48 dengan waktu edar [5] Arif N dkk., Peningkatan Produktivitas Alat Muat
17.27 menajdi 0.61 dengan waktu edar 13.41 menit Sekelas OHT Cat 777 Di Pertambangan
untuk DT Hino FM 260 JD menghasilkan nilai Batubara Dengan Pendekatan Quality Control
produktsi peralatan Exca CAT 330 dari 74.114 Circle, Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-
ton/bulan menjadi 86.000 ton/bulan, sedangkan untuk 6340., (2016).
DT Hino FM 260 JD dari 41.608 ton/bulan menjadi [6] David A. K Dkk. Pengendalian Kualitas Untuk
63.741 ton/bulan. Angka-angka tersebut menunjukan Mengurangi Jumlah Cacat Produk Dengan
adanya potensi peningkatan pencapaian target Metode Quality Control Circle (Qcc) Pada
produksi dapat meningkat 40% dari kondisi aktual. PT.Restomart Cipta Usaha (PT.Nayati Group).
Semarang : Universitas Dian Nusantoro
Semarang.
5.2 Saran
[7] Fadly, M. dan Dedi, Y,. Optimalisasi Peralatan
1. PT. Triaryani perlu melakukan pengawsan yang ketat Tambang Komatshu HD 785 dan Caterpillar
terhadap waktu kerja/kedisiplinan pekerja agar 6030 BH Menggunakan Metode Quality Control
mengoptimalkan penggunaan peralatan dalam Circle Untuk Memenuhi Target Produksi Batu
mencapai target produksi. Gamping Pada PT. Semen Padang (Persero)
2. Metode Quality Control Cycle (QCC) dapat Tbk. Jurnal Teknik Pertambangan, UNP., Jurnal
diterapkan dengan baik jika pihak PT. Triaryani Bina Tambang, Vol. 4 No. 3, ISSN : 2302-3333,
merealisasikan pengawasan dan perbaikan waktu (2019).
kerja. [8] Indonesianto, Y., Pemindahan Tanah Mekanis.
Yogyakarta: CV. Awan Poetih, (2014).
[9] Nova T Dkk., Analisis Pengendalian Kualitas Pada
DAFTAR PUSTAKA Proses Perebusan Dengan Menerapkan QCC
[1] Andre, Ong W. R,. Implementasi Metode Quality (Quality Control Circle) Di PT. XYZ. Jurnal
Control Circle Untuk Menurunkan Tingkat Teknik Industri FT USU Vol 3, No. 1., (2013).
Cacat Pada Produk Alloy Wheel. Jurnal Teknik [10] Partanto, P., Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan
Industri Vol. 3 No. 2 ISSN: 2338-3925., (2015). Teknik Pertambangan ITB, Bandung,. (1995).
[2] Andre, R. dan Yoszi M.A., Optimalisasi Produksi Alat [11] Pratiwi, Dwi. Quality Control Circle (QCC) Dan
Gali-Muat dan Alat Angkut dengan Metode Seven Tools Dalam Merencanakan Kualitas
Quality Control Cycle (QCC) Pada Proses Pada Produk Genteng Mendit. (2009).
Penambangan Batukapur di Area Exizting PT. [12] Sukanta Dkk. Analisis Pengendalian Kualitas Proses
Semen Padang, Jurnal Teknik Pertambangan, Pemasangan Numbering Clock Dengan
UNP, Jurnal Bina Tambang, Vol. 4 No. 3, ISSN Pendekatan Metode Quality Control Circle PT.
: 2302-3333., (2019). XYZ. Karawang: Univesitas Singaperbangsa
[3] Anonim, Data Data Laporan dan Arsip, PT. Triaryani, Karawang.
Musi Rawas Utara, Sumetera Selatan. (not [13] Sulaeman. Analisa Pengendalian Kualitas Untuk
published) Mengurangi Produk Cacat Speedometer Mobil
[4] Antonio, Lemi. Penerapan Quality Control Circle Dengan Menggunakan Metode QCC Di PT. INS.
Pada Sub Divisi Penjualan Proyek PT. Bintang Jurnal PASTI Volume VIII No 1, 71 – 95.
Anugerah Surabaya Dalam Usaha Mencapai [14] Sumarya, Bahan Ajar Alat Berat dan Interaksi Alat
Target 100% Penjualan Customer VIP. Dosen Berat, Padang, Diplom
a, III Teknik Pertambangan UNP., (2009)

132

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy