Optimalisasi Alat
Optimalisasi Alat
Abstract. Indarung VI factory began production in April 2017, causing an increase in the need for
limestone, which was sourced from the Existing Area, from 679,140 tons to 826,833 tons. This study aims
to find out whether production equipment in the existing area are able to meet these increased needs, and
determine the optimization that must be done so that the needs are met. The approach taken is to make a
simulation that describes the actual conditions (operating patterns, effective hours, productivity of tools) in
the field, to be compared with the production target. Optimization is done by analyzing the productivity of
production equipment and effective hours, compared with their theoretical productivity. After being
simulated, it is known that the production equipment has an actual production capability of 679,140 tons,
with a percentage of the production target of 82%. limestone. This means that production equipment has not
met the production target, so production equipment optimization must be done. Optimization carried out:
Improved work efficiency Improved work efficiency from 58.97% to 82.65%, and redesigning matching
fleet. After the optimization above, the existing area production equipment has a total limestone production
of 840,111 tons per month, with a production achievement of 102%.
C = Produksi dumptruck per siklus (m3) dari rumus keserasian (match factor) yang dapat terlihat
n = Banyak curah yang diperlukan excavator untuk mengisi pada persamaan (8) berikut[5]:
dumptruck sampai penuh
q1 = Kapasitas bucket (m3) 𝑀𝐹𝑥𝑁𝑚𝑥𝐶𝑚𝑡
K = Faktor bucket 𝑁𝑎 = (8)
𝑛𝑥𝐶𝑚
45
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 4 , No. 3
Setiap proses pengolahan bahan galian baik bijih maupun TALPAC merupakan program yang
mineral industri harus melakukan proses penyesuaian menggunakan database di mana di dalamnya
ukuran butir. Pengecilan ukuran telah dimulai dari front terdapat data tentang unjuk kerja (performance) dari
penambangan yaitu dengan cara meledakkan endapan alat angkut yang digunakan, profil pengangkutan,
bahan galian dengan bahan peledak, untuk melepas analisis produksi, analisis pengangkutan, tenaga
endapan tersebut dari batuan induknya. Selanjutnya penggerak, pay load dan sebagainya. Hasil dari
ukuran endapan hasil peledakan tersebut diperkecil lagi simulasi tersebut memberikan informasi tentang
secara progresif dengan peremukan (crushing). waktu tempuh, jarak tempuh, konsumsi bahan bakar
Peremukan batu pada prinsipnya bertujuan mereduksi dan informasi tentang biaya[9].
material untuk memperoleh ukuran butir tertentu melalui
alat peremuk dan pengayakan. Dalam memperkecil
2.8.2 Fungsi TALPAC
ukuran pada umumnya dilakukan dengan 3 tahap, yaitu :
primary cruching, secondary crushing, fine crushing [6]. Berikut ini adalah beberapa bentuk penerapan
Dalam prosesnya, peremukan limestone di PT Semen TALPAC[9]:
Padang tergolong pada tahap kedua yaitu secondary 1. Untuk menghitung waktu tempuh alat angkut pada
crushing. Alat peremuk yang digunakan adalah hammer suatu simulasi profil pengangkutan.
crusher yang biasa disebut dengan Lime Stone Crusher 2. Memperkirakan kemampuan produksi untuk study
(LSC) yang berjumlah tiga unit yaitu LSC2, LSC3A dan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang.
LSC3B. 3. Memperkirakan dan membandingkan produksi
dengan menggunakan beberapa metode pemuatan
2.7 Conveying untuk menentukan teknik pemuatan yang optimal.
• Memperkirakan biaya pada suatu
Conveyor adalah salah satu jenis alat pengangkut yang perencanaan profil pengangkutan.
berfungsi untuk mengangkut bahan-bahan industri yang • Memperkirakan penggunaan bahan bakar
berbentuk padat[7]. (fuel usage).
Belt Conveyor pada dasarnya merupakan peralatan Dari kelima fungsi TALPAC tersebut yang
yang cukup sederhana. Alat tersebut terdiri dari sabuk diterapkan pada penelitian ini yaitu hanya nomor 1,2
yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk dan 3 sedangkan nomor 4 dan 5 tidak diteliti.
yang digunakan pada Belt Conveyor ini dapat dibuat dari
berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit
ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan 2.8.3 Sistem PengangkutanTALPAC
yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan -bahan Sistem pengangkutan didalam program TALPAC
yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari logam merupakan system yang terdiri dari beberapa
yang tahan terhadap panas. komponen yang menyusunnya[9]:
Belt Conveyor • Jenis material (materialtypes)
digunakan untuk menghantarkan material angkut.
• Gilir kerja (work roster)
Material angkut dikirimkan bersama dengan material lain
• Data alat muat (loading unit )
yang tercampur selama proses pengiriman. Material
angkut memiliki karakteristik yang berbeda, sebagian • Data alat angkut (hauling unit)
diantaranya berbentuk halus dan sebagian lainnya • Siklus pengangkutan (haulage cycle)
berbentuk kasar, dan lain-lainnya. Bentuk luar dari
material tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam 3 Metode Penelitian
mendesain conveyor.
Rumus kapasitas conveyor terdapat pada persamaan
(12) dan (13) berikut [8]: 3.1 Metodologi Penelitian
Q = A . v . γ . 60 (horizontal) (12)
Dalam penelitian ini penulis menggunakan
Q = k . A . v . γ . 60 (inklinasi) (13)
metodelogi penelitian deskriptif. Metode deskriptif
adalah metode yang membicarakan beberapa
Keterangan :
kemungkinan untuk memecahkan masalah secara aktual
A : Total cross-sectional area yang terbentuk pada
dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau
belt akibat penopangan idler dan angle of
mengklasifikasikannya, menganalisis, dan
surcharge (m)
menginterpretasikannya[10].
V : Kecepatan belt (m/min)
γ : Densitas material (t/m3)
k : Faktor pengurangan inklinasi 3.2 Desain Penelitian
Q : Kapasitas angkut (tph)
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis
menggabungkan antara teori dengan data-data lapangan,
2.8 Software Analisi Produktivitas dan Biaya sehingga dari keduanya didapat pendekatan penyelesaian
Alat Berat masalah. Adapun urutan pengerjaan penelitian sebagai
46
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 4 , No. 3
berikut: Studi literature, Penelitian langsung di lapangan, 2015. Perancangan jam kerja efektif dilakukan
Pengambilan Data, Pengolahan Data, Analisis dengan mengurangi atau menghilangkan durasi
Pengolahan Data, Kesimpulan dan Saran hambatan yang ada, sehingga pada akhirnya jam
efektif meningkat.
c) Membuat simulasi produksi berdasarkan jam
3.3 Pengambilan Data
kerja rencana
Pembuatan simulasi produksi dengan jam efektif
3.3.1 Data Primer rancangan, dengan tetap berdasarkan tren
produktivitas yang digunakan sebelumnya. Jika
Data primer yaitu data yang dikumpulkan dengan target produksi terpenuhi, berarti simulasi
melakukan pengamatan, dan pengukuran langsung di produksi dinilai layak untuk diterapkan.
lapangan. Data yang diambil antara lain:
1. Cycletime alat muat dan alat angkut
2. Data Jarak Jalan Angkut ke Tiap Front 3.5 Diagram Alir Penelitian
3. Data Produktivitas Belt conveyor
4 Hasil dan Pembahasan Tabel 3. Hambatan dan durasi kerja pada shift 3
Durasi
No. Jenis Hambatan
4.1 Kondisi Aktual Jam.Menit Jam
1 Pengosongan Jalur 00.33 0,55
2 Persiapan Jalur 00.21 0,35
4.1.1 Efisiensi Kerja Aktual
3 Pindah Pengisian 00.26 0,44
1. Shift 1 4 Tunggu Truk 00.19 0,33
Berdasarkan data operasional, dapat diketahui Total 01.40 1,67
hambatan yang terjadi beserta durasinya pada Error!
Reference source not found.. Dengan durasi jam efektif
untuk shift 1 adalah 3 jam 40 menit atau 3,67 jam, maka Dengan durasi hambatan diatas, didapat jam efektif
efisiensi kerja aktual untuk shift 1 dihitung menggunakan untuk shift 3 adalah 7 jam 19 menit atau 7,33 jam, maka
persamaan sebagai berikut: efisiensi kerja aktual untuk shift 3 dihitung menggunakan
persamaan sebagai berikut:
3,67 𝑗𝑎𝑚
Ek = × 100% = 45,87 % 7,33 𝑗𝑎𝑚
8 𝑗𝑎𝑚 Ek = × 100% = 81, 47%
9 𝑗𝑎𝑚
Tabel 1. Hambatan dan durasi kerja pada shift 1
Durasi Rata-rata efisiensi kerja aktual secara keseluruhan
No. Jenis Hambatan adalah 58. 97 %,seperti yang dapat dilihat pada Error!
Jam.Menit Jam Reference source not found..
1 Isoma 01.35 1,59
2 Pengosongan Jalur 00.43 0,73 Tabel 4. Rekapitulasi efisiensi kerja aktual
3 Persiapan Jalur 00.47 0,79 Scheduled Jam Efisiensi
Shift
4 Pindah Pengisian 00.24 0,40 (jam) Efektif Kerja Aktual
5 Tunggu Truk 00.49 0,82 1 8 3,67 45,87%
Total 04.19 4,33 2 7 3,47 49,58%
3 9 7,33 81,47%
2. Shift 2 Total 24 16,78 58,97%
Berdasarkan data operasional, dapat diketahui
hambatan yang terjadi beserta durasinya pada tabel di
bawah ini. 4.1.2 Jadwal Produksi Aktual
Tabel 2. Hambatan dan durasi kerja pada shift 2 Jadwal produksi terdiri dari jadwal penggunaan
Durasi crusher dan jalur belt conveyor. Untuk area existing,
No. Jenis Hambatan terdapat tiga limestone crusher (LSC), yaitu LSC2,
Jam.Menit Jam LSC3A, dan LSC 3B, sedangkan untuk area baru terdapat
1 Ishoma 01.20 1,33 satu unit crusher, yaitu LSC6. Pada area existing terdapat
2 Pengosongan Jalur 00.42 0,71 dua jalur beltconveyor, yaitu A1J12B (12B) dan A4J12P
(12P) dan pada area baru terdapat satu jalur Belt Conveyor
3 Persiapan Jalur 00.23 0,40 yaitu J07. Pola produksi ini disusun berdasarkan pola
4 Pindah Pengisian 00.39 0,65 maintenance alat, agar setiap alat memiliki jadwal
5 Tunggu Truk 00.26 0,43 perawatan rutin. Pola produksi yang digunakan dapat
dilihat pada Tabel 5:
Total 03.31 3,53
3. Shift 3
48
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 4 , No. 3
Input yang digunakan sama dengan simulasi Pemuatan dilakukan oleh excavator Hitachi EX2500-6
sebelumnya, yaitu pola produksi aktual, seperti yang atau Hitachi EX3500-3 ke atas dumptruck Komatsu
dapat dilihat padaTabel 5. HD785-7 yang berkapasitas 90 ton. Material kemudian
diangkut menuju salah satu dari tiga crusher yang ada.
2. Model
1. Produktivitas Alat Gali Muat
Model simulasi dibuat dengan berdasarkan:
Alat muat yang digunakan untuk gali-muat
limestone (density=1,65 ton/m3) adalah satu unit
50
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 4 , No. 3
excavator Hitachi EX-2500-6 dengan ukuran bucket Tabel 9. Rencana matching fleet Area Existing PT Semen
(q1) 15 m3 dan cycle time 30 detik. Karena kondisi Padang
material yang digali merupakan hasil peledakan dan (Jumlah Truk) & Produktivitas Fleet
berukuran besar(dapat dilihat pada Gambar 1), fill Haulage Jumlah Jumlah Jumlah
(Jumlah Truk
factor (K) yang digunakan adalah 0,8. System Ideal)
Truk Truk Truk
Produktivitas
Ideal -3 Ideal -2 Ideal-1
Fleet
LSC2-
(1) 710,1 (2) 1407,1
Front I
LSC2- (2)
(1) 606,8 (3) 1698,2
Front II 1202,7
LSC2-
(1) 500,2 (2) 989,4 (3) 1454,0
Front VI
LSC2- (2)
(1) 601,4 (3) 1693,0
Front VII 1191,4
LSC3- (2)
(1) 547,1 (3) 1583,1
Front I 1082,9
LSC3- (3)
(1) 437,2 (2) 865,0 (4) 1628,5
Front II 1276,7
LSC3- (3)
Gambar 1. Kondisi pengisian bucket EX-2500-6 (1) 415,6 (2) 821,9 (4) 1565,9
Front VI 1212,3
LSC3- (2)
(1) 507,3 (3) 1474,0
Produktivitas aktual alat muat limestone dihitung Front VII 1004,1
menggunakan persamaan sebagai berikut: Keterangan:
𝑞1 ×𝐾 ×3600×𝐸 15×0,8×3600×69,9% Contoh: Jumlah Truk Ideal untuk mengangkut material
𝑄= = = 1007 m3/jam
𝐶𝑇𝑚 30 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 limestone terdapat pada baris pertama kolom 6, yang
= 1007 m3/jam×1,65 ton/m3
menyatakan bahwa jumlah truk idealnya adalah 2 unit
= 1661,55 ton/jam
dengan produktivitas fleet-nya 1407,1 ton/jam.
2. Produktivitas alat angkut
4.3.3 Efisiensi Kerja setelah Optimasi
Alat angkut yang digunakan adalah 4 unit
dumptruck Komatsu HD785-7, kapasitas 90 ton, Tabel 10. Durasi hambatan riil dan rencana untuk Shift 1
dengan cycle time (CTm) rata-rata 10 menit (Lampiran Durasi Durasi
12), diisi dengan muatan (n) 4 bucketexcavator Jenis Hambatan Jam. Jam.
Hitachi EX-2500-6. Dengan efisiensi kerja aktual 69,9 Menit Jam Menit Jam
%, maka produktivitasnya dihitung sebagai berikut: Isoma 01.35 1,59 01.00 1,00
C = n × q1 × K Pengosongan Jalur 00.43 0,73 00.15 0,25
C = 4 × 15 m3 × 0.8 Persiapan Jalur 00.47 0,79 00.15 0,25
C = 48 m3 Pindah Pengisian 00.24 0,40 00.10 0,17
C × 60 × E × M Tunggu Truk 00.49 0,82 00.00 0,00
P=
CTa Total 04.19 4,33 01.40 1,67
48 × 60 × 69,90 % × 4 Setelah dilakukan pengurangan durasi hambatan,
P=
10 didapatkan durasi jam efektif untuk shift 1:
m3
P = 805,6 = 1329,24 ton / jam Jam Efektif shift 1 = 8 jam – 1,67 jam = 6,33 jam
jam
Efisiensi kerja shift 1 setelah perbaikan dihitung dengan
persamaan (2) sebagai berikut:
4.3.2 Optimasi Produktivitas Fleet (Alat Angkut
dan Alat Muat) 6,33 𝑗𝑎𝑚
Ek = × 100% = 79,17%
8 𝑗𝑎𝑚
Dalam hal ini data yang penulis gunakan adalah berupa
data rute pengangkutan (hauling route) dari tiap loading
Tabel 11. Durasi hambatan riil dan rencana untuk shift 2
point (front) ke tiap dumpping point (rusher).
Untuk limestone ada empat loading point yang aktif dan Durasi Durasi
dua dumping point ( LSC3A dan LSC 3B dianggap satu Jenis Hambatan Jam. Jam.
Jam Jam
dumping point, karena letaknya bersebelahan). Jadi total Menit Menit
ada delapan (4×2) permutasi rute pengangkutan Ishoma 01.20 1,33 01.00 1,00
limestone. Data koordinat dari tiap jalur pengangkutan di- Pengosongan
input-kan ke dalam software beserta data fixed time 00.42 0,71 00.15 0,25
Jalur
(Loading time, maneuver time dan dumping time) yang
didapat dari lapangan, maka didapatlah jumlah kebutuhan Persiapan Jalur 00.23 0,40 00.15 0,25
dumptruck tiap jalur pengangkutan (matching fleet) pada Pindah Pengisian 00.39 0,65 00.10 0,17
Tabel 9.
Tunggu Truk 00.26 0,43 00.00 0,00
Total 03.31 3,53 01.40 1,67
51
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 4 , No. 3
52
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 4 , No. 3
a. Perbaikan efisiensi kerja dari 58,97% menjadi [7] Yulia, F. E., Kopa, R., & Anaperta, Y. M. (2018).
82,65% Evaluasi Kinerja Crushing Plant Dan Belt Conveyor
Dalam Pengolahan Dan Pengiriman Limestone Ke
b. Perancangan ulang matching fleet Storage Indarung di PT. Semen Padang. Bina
menggunakan bantuan software analisis Tambang, 3(2), 736-743.
produktivitas alat muat dan alat angkut
[8] Irvan, M., Murad, M., & Anaperta, Y. M. (2018).
4. Setelah dilakukan beberapa kali simulasi dengan
Simulasi Alat Produksi Limestone dan Silicastone
menerapkan optimasi diatas, alat produksi area
Untuk Memenuhi Kebutuhan Pabrik Semen Existing
existing memiliki total produksi limestone sebanyak
dan Commissioning Pabrik Semen Indarung VI pada
840.111 ton per bulan , dengan pencapaian produksi
Semester II Tahun 2017 Di PT Semen Padang. Bina
102%.
Tambang, 3(4), 1434-1444.