ID None
ID None
ID None
2337- 6597
Vol.4. No.1, Desember 2015. (578) :1838- 1848
Respons Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Terhadap Pemberian
Kompos Sampah Kota dan Pupuk P
Respons in growth and production of soybean (Glycine max (L.) Merrill) to application of
municipal waste compost and P fertilizer
ABSTRACT
This research was conducted to obtain dose of municipal waste compost and P fertilizer which can
improve the growth and production of the soybean. The research was conducted at experimental
field of Agricultural Faculty of Sumatera Utara University, Medan which about ± 25 metres above
sea level, begun from April to July 2015 using factorial randomized block design with two factors,
i.e: doses of municipal waste compost (0 g/plant, 15 g/plant, 30 g/plant, and 45 g/plant) and doses
of P fertilizer (0 g/plant, 1.5, and 3 g/plant). Parameters observed were plant height, stem diameter,
number of books per plant, number of pods per plant, number of pods per plant lists, number of
seeds per plant, seeds per plant weight, weight 100 seeds, and production of seeds per plots. The
results showed that application of municipal waste compost significantly affected stem diameter at
2, 4, 5 weeks after planting,production of seeds per plots. Application of P fertilizer significantly
affected number of pods per plant lists, number of seeds per plant, and seeds per plant weight.
Interaction between aplication of municipal waste compost and P fertilizer not significantly affected
on all parameters of observation.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pemberian kompos sampah kota dan pupuk P
tertentu yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai. Penelitian dilaksanakan di
lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 25
meter di atas permukaan laut, pada bulan April hingga Juli 2015. Metode penelitian menggunakan
rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor, yaitu: kompos sampah kota (0 g/tanaman,
15 g/tanaman, 30 g/tanaman dan 45 g/tanaman) dan pemberian pupuk P (0 g/tanaman,
1.5 g/tanaman, dan 3 g/tanaman). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang,
jumlah buku per tanaman, jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, jumlah
biji per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, dan produksi biji per plot. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian kompos sampah kota berpengaruh nyata terhadap parameter
diameter batang 2, 4, 5 MST, produksi biji per plot. Pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap
parameter jumlah polong berisi per tanaman, jumlah biji per tanaman, dan bobot biji per tanaman.
Interaksi antara pemberian kompos sampah kota dan pupuk P berpengaruh tidak nyata terhadap
semua parameter pengamatan.
PENDAHULUAN
Tabel 1. Tinggi tanaman kedelai umur 2 - 6 MST pada perlakuan pemberian kompos sampah kota
dan pupuk P
Pupuk P (g/tanaman)
Kompos
Umur Rataan
Sampah Kota P0 (0) P1 (1.5) P2 (3)
(g/tanaman)
«««««««««cm««««««««
K0 (0) 9.77 10.43 10.60 10.26
K1 (15) 9.68 9.38 9.34 9.47
2 MST K2 (30) 9.53 10.28 9.65 9.82
K3 (45) 9.45 10.06 10.02 9.84
Rataan 9.61 10.04 9.90
K0 (0) 14.94 15.24 15.88 15.36
K1 (15) 14.67 13.51 14.24 14.14
3 MST K2 (30) 14.88 14.81 14.16 14.62
K3 (45) 13.72 14.09 14.83 14.21
Rataan 14.55 14.41 14.78
K0 (0) 17.45 17.92 19.96 18.44
K1 (15) 16.09 16.67 16.98 16.58
4 MST K2 (30) 17.08 18.77 15.50 17.11
K3 (45) 17.07 18.42 16.75 17.41
Rataan 16.92 17.94 17.30
K0 (0) 26.53 26.36 26.48 26.46
K1 (15) 22.92 24.42 24.52 23.95
5 MST K2 (30) 24.52 26.26 22.63 24.47
K3 (45) 25.79 25.45 27.66 26.30
Rataan 24.94 25.62 25.32
K0 (0) 32.55 36.30 33.69 34.18
K1 (15) 30.42 32.53 32.91 31.95
6 MST K2 (30) 30.67 33.93 29.68 31.42
K3 (45) 36.17 32.20 37.18 35.18
Rataan 32.45 33.74 33.36
Dari hasil penelitian dapat dilihat pemanfaatan unsur hara yang tidak efisien,
bahwa pemberian kompos sampah kota dan hilangnya usur hara, pengikatan unsur hara
pupuk P berpengaruh tidak nyata terhadap atau pengasaman.
parameter tinggi tanaman. Hal ini diduga
disebabkan oleh pengaruh cuaca pada saat Diameter Batang (mm)
penelitian yang dominan hujan dimana curah Hasil sidik ragam menunjukkan
hujan saat penelitian yaitu sebesar 249.8 mm, bahwa pemberian kompos sampah kota
yang menyebabkan bahan organik yang berpengaruh nyata terhadap parameter
ditambahkan hilang akibat tercuci. Hal ini diameter batang pada umur 2, 4, 5 MST,
sesuai dengan pernyataan Reijntjes et al. sedangkan pemberian pupuk P berpengaruh
(1999) yang menyatakan bahwa pengelolaan tidak nyata terhadap diameter batang pada
yang tidak memadai dapat menyebabkan umur 2 - 6 MST. Interaksi antara pemberian
1841
Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4. No.1, Desember 2015. (578) :1838- 1848
kompos sampah kota dan pupuk P Diameter batang umur 2 - 6 MST pada
berpengaruh tidak nyata terhadap diameter perlakuan pemberian kompos sampah kota
batang pada umur 2 - 6 MST . dan pupuk P dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Diameter batang tanaman kedelai umur 2 - 6 MST pada perlakuan pemberian kompos
sampah kota dan pupuk P
Pupuk P (g/tanaman)
Kompos
Umur Rataan
Sampah Kota P0 (0) P1 (1.5) P2 (3)
(g/tanaman)
..................................mm............................
K0 (0) 2.35 2.37 2.35 2.36b
K1 (15) 2.38 2.46 2.36 2.40b
2 MST K2 (30) 2.62 2.38 2.75 2.58a
K3 (45) 2.41 2.36 2.65 2.47ab
Rataan 2.44 2.39 2.53
K0 (0) 2.65 2.68 2.62 2.65
K1 (15) 2.70 2.84 2.74 2.76
3 MST K2 (30) 2.74 2.74 2.84 2.78
K3 (45) 2.70 2.78 2.91 2.80
Rataan 2.70 2.76 2.78
K0 (0) 3.18 3.15 3.13 3.15b
K1 (15) 3.00 3.14 3.12 3.09b
4 MST K2 (30) 3.35 3.40 3.27 3.34a
K3 (45) 3.21 3.12 3.20 3.18ab
Rataan 3.18 3.20 3.18
K0 (0) 3.22 3.20 3.18 3.20b
K1 (15) 3.11 3.21 3.24 3.19b
5 MST K2 (30) 3.41 3.44 3.35 3.40a
K3 (45) 3.30 3.26 3.32 3.29ab
Rataan 3.26 3.28 3.27
K0 (0) 3.26 3.34 3.25 3.28
K1 (15) 3.30 3.29 3.35 3.31
6 MST K2 (30) 3.46 3.43 3.43 3.44
K3 (45) 3.35 3.33 3.44 3.38
Rataan 3.34 3.35 3.37
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom setiap pengamatan yang sama adalah
berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
Tabel 2 menunjukkan diameter batang (15 g/tanaman), namun berbeda tidak nyata
pada umur 2 MST terbesar diperoleh pada dengan perlakuan K3 (45 g/tanaman) dan K0
perlakuan pemberian kompos sampah kota (0 g/tanaman). Pada umur 5 MST terbesar
dengan dosis 30 g/tanaman (K2) yang berbeda diperoleh pada perlakuan K2 (30 g/tanaman)
nyata dengan perlakuan K0 (0 g/tanaman), yang berbeda nyata dengan perlakuan K1
namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan (15 g/tanaman), namun berbeda tidak nyata
K3 (45 g/tanaman) dan K1 (15 g/tanaman). dengan perlakuan K3 (45 g/tanaman) dan K0
Pada umur 4 MST diameter batang terbesar (0 g/tanaman).
diperoleh pada perlakuan pemberian kompos Bila dilihat secara keseluruhan,
sampah kota dengan dosis 30 g/tanaman (K2) pertumbuhan diameter batang pada umur
yang berbeda nyata dengan perlakuan K1 2 - 6 MST terbaik pada perlakuan K2
1842
Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4. No.1, Desember 2015. (578) :1838- 1848
(30 g/tanaman) dan berbeda tidak nyata pada perlakuan K2 (30 g/tanaman)
dengan perlakuan K1 (15 g/tanaman) dan K3 dengan diameter 3.44 mm dan terendah
(45 g/tanaman), namun berbeda nyata dengan pada perlakuan K0 (0 g/tanaman)
perlakuan K0 (0 g/tanaman). Pada umur dengan diameter 3.28 mm
6 MST diameter batang terbesar diperoleh
Jumlah Buku per Tanaman (buku) Jumlah buku per tanaman kedelai
Hasil sidik ragam menunjukkan umur 2 - 6 MST pada perlakuan pemberian
bahwa pemberian kompos sampah kota dan kompos sampah kota dan pemberian pupuk P
pemberian pupuk P serta interaksi keduanya dapat dilihat pada Tabel 3.
berpengaruh tidak nyata terhadap parameter
jumlah buku per tanaman yang diamati.
Tabel 3. Jumlah buku per tanaman kedelai umur 2 - 6 MST pada perlakuan pemberian kompos
sampah kota dan pupuk P
Pupuk P (g/tanaman)
Kompos
Umur Rataan
Sampah Kota P0 (0) P1 (1.5) P2 (3)
(g/tanaman)
............................... buku ...........................
K0 (0) 3.33 3.25 3.25 3.28
K1 (15) 3.17 2.92 3.25 3.11
3 MST K2 (30) 2.92 3.08 3.00 3.00
K3 (45) 3.25 3.17 3.17 3.19
Rataan 3.17 3.10 3.17
K0 (0) 4.58 4.58 5.42 4.86
K1 (15) 4.17 4.58 5.08 4.61
4 MST K2 (30) 4.67 4.75 3.92 4.44
K3 (45) 4.92 4.75 4.50 4.72
Rataan 4.58 4.67 4.73
K0 (0) 6.58 6.67 6.33 6.53
K1 (15) 5.42 5.92 6.00 5.78
5 MST K2 (30) 5.92 5.92 5.33 5.72
K3 (45) 6.33 6.58 5.92 6.28
Rataan 6.06 6.27 5.90
K0 (0) 7.50 7.25 6.75 7.17
K1 (15) 6.08 6.50 6.58 6.39
6 MST K2 (30) 6.58 6.25 6.08 6.31
K3 (45) 7.00 7.08 6.67 6.92
Rataan 6.79 6.77 6.52
Dari hasil penelitian dapat dilihat (1999) yang menyatakan bahwa pengelolaan
bahwa pemberian kompos sampah kota dan yang tidak memadai dapat menyebabkan
pupuk P berpengaruh tidak nyata terhadap pemanfaatan unsur hara yang tidak efisien,
parameter jumlah buku per tanaman. Hal ini hilangnya usur hara, pengikatan unsur hara
diduga disebabkan oleh pengaruh cuaca pada atau pengasaman.
saat penelitian yang dominan hujan dimana
curah hujan saat penelitian yaitu sebesar Jumlah Cabang Produktif (cabang)
249.8 mm, yang menyebabkan bahan organik Hasil sidik ragam menunjukkan
yang ditambahkan hilang akibat tercuci. Hal bahwa pemberian kompos sampah kota dan
ini sesuai dengan pernyataan Reijntjes et al. pemberian pupuk P serta interaksi keduanya
1843
Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4. No.1, Desember 2015. (578) :1838- 1848
berpengaruh tidak nyata terhadap parameter dan pemberian pupuk P dapat dilihat pada
jumlah cabang produktif yang diamati. Tabel 4.
Jumlah cabang produktif kedelai pada
perlakuan pemberian kompos sampah kota
Tabel 4. Jumlah cabang produktif tanaman kedelai pada perlakuan pemberian kompos sampah kota
dan pupuk P
Pupuk P (g/tanaman)
Kompos
Rataan
Sampah Kota P0 (0) P1 (1.5) P2 (3)
(g/tanaman)
.................................cabang..................................
K0 (0 ) 1.42 1.92 1.75 1.69
K1 (15) 2.08 1.75 1.92 1.92
K2 (30) 1.92 1.58 2.25 1.92
K3 (45) 1.58 1.92 2.17 1.89
Rataan 1.75 1.79 2.02
Dari hasil penelitian dapat dilihat hilangnya usur hara, pengikatan unsur hara
bahwa pemberian kompos sampah kota dan atau pengasaman.
pupuk P berpengaruh tidak nyata terhadap
parameter jumlah cabang produktif. Hal ini Jumlah Polong Per Tanaman (polong)
diduga disebabkan oleh pengaruh cuaca pada Hasil sidik ragam menunjukkan
saat penelitian yang dominan hujan dimana bahwa pemberian kompos sampah kota dan
curah hujan saat penelitian yaitu sebesar pemberian pupuk P serta interaksi keduanya
249.8 mm, yang menyebabkan bahan organik berpengaruh tidak nyata terhadap parameter
yang ditambahkan hilang akibat tercuci. Hal jumlah polong per tanaman.
ini sesuai dengan pernyataan Reijntjes et al. Jumlah polong per tanaman kedelai
(1999) yang menyatakan bahwa pengelolaan pada perlakuan pemberian kompos sampah
yang tidak memadai dapat menyebabkan kota dan pemberian pupuk P dapat dilihat
pemanfaatan unsur hara yang tidak efisien, pada Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah polong per tanaman kedelai pada pemberian kompos sampah kota dan pupuk P
Pupuk P (g/tanaman)
«««««««« SRORQJ««««
Kompos
Rataan
Sampah Kota P0 (0) P1 (1.5) P2 (3)
(g/tanaman)
K0 (0 ) 32.67 37.17 34.17 34.67
K1 (15) 26.83 33.08 32.17 30.69
K2 (30) 32.08 34.67 29.83 32.19
K3 (45) 34.50 34.83 25.17 31.50
Rataan 31.52 34.94 30.33
Dari hasil penelitian dapat dilihat tanaman tumbang akibat angin dan curah
bahwa pemberian kompos sampah kota hujan yang tinggi yaitu pada bulan Juli
dan pupuk P berpengaruh tidak nyata sebesar 160,7 mm dibandingkan curah hujan
terhadap parameter jumlah polong pada bulan sebelumnya yaitu pada bulan Juni
per tanaman. Hal ini diduga karena pada saat sebesar 85,7 mm yang dihimpun oleh data
memasuki fase generatif beberapa BMKG Medan. Tanaman yang tumbang
1844
Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4. No.1, Desember 2015. (578) :1838- 1848
didirikan kembali dan dibumbuni, akan tetapi Pertanian (2007) yang menyatakan bahwa
terlihat adanya bekas tanah pada bagian penyakit antraknose umumnya menyerang
tanaman yang menyebabkan penyakit tanaman kedelai dengan polong menjelang
antraknose. Hal ini sesuai dengan pernyataan masak dan berkembang pada kondisi yang
Badan Penelitian dan Pengembangan lembab.
Tabel 6. Jumlah polong berisi per tanaman kedelai pada perlakuan pemberian kompos sampah kota
dan pupuk P
Pupuk P (g/tanaman)
Kompos
Rataan
Sampah Kota P0 (0) P1 (1.5) P2 (3)
(g/tanaman)
.................................polong..................................
K0 (0 ) 27.92 29.67 26.58 28.06
K1 (15) 20.25 27.50 22.83 23.53
K2 (30) 26.50 31.50 23.92 27.31
K3 (45) 30.50 26.17 21.08 25.92
Rataan 26.29ab 28.71a 23.60b
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang sama adalah berbeda nyata
berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
Tabel 7. Jumlah biji per tanaman kedelai pada perlakuan pemberian kompos sampah kota dan
pupuk P
Pupuk P (g/tanaman)
Kompos
Rataan
Sampah Kota P0 (0) P1 (1.5) P2 (3)
(g/tanaman)
...................................biji.....................................
K0 (0) 39.25 51.33 41.25 43.94
K1 (15) 38.25 42.92 36.83 39.33
K2 (30) 35.25 47.00 37.08 39.78
K3 (45) 50.25 43.00 36.33 43.19
Rataan 40.75ab 46.06a 37.88b
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang sama adalah berbeda nyata
berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.
Tabel 8. Bobot biji per tanaman kedelai pada perlakuan pemberian kompos sampah kota dan
pupuk P
Pupuk P (g/tanaman)
Kompos
Rataan
Sampah Kota P0 (0) P1 (1.5) P2 (3)
(g/tanaman)
««««««««« J«««««««««
K0 (0 ) 9.23 11.70 11.86 10.93
K1 (15) 9.31 12.02 9.74 10.35
K2 (30) 9.63 11.25 10.61 10.50
K3 (45) 11.99 12.06 9.78 11.28
Rataan 10.04b 11.76a 10.49b
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang sama adalah berbeda nyata
berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
1846
Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4. No.1, Desember 2015. (578) :1838- 1848
Tabel 8 menunjukkan bobot biji per Hasil sidik ragam menunjukkan
tanaman terbesar diperoleh pada perlakuan bahwa pemberian kompos sampah kota dan
pupuk P dengan dosis 1.5 g/tanaman (P1) pemberian pupuk P serta interaksi keduanya
dengan bobot 11.76 g dan terendah pada berpengaruh tidak nyata terhadap parameter
perlakuan P0 (0 g/tanaman) dengan bobot bobot 100 biji.
10.04 g. Bobot biji per tanaman kedelai pada Bobot 100 biji kedelai pada perlakuan
perlakuan P1 dan P2 berbeda tidak nyata, pemberian kompos sampah kota dan
namun berbeda nyata dengan perlakuan P0. pemberian pupuk P dapat dilihat pada Tabel
9.
Bobot 100 biji (g)
Tabel 9. Bobot 100 biji tanaman kedelai pada pemberian kompos sampah kota dan pupuk P
Pupuk P (g/tanaman)
Kompos
Rataan
Sampah Kota P0 (0) P1 (1.5) P2 (3)
(g/tanaman)
««««««««« J«««««««««
K0 (0 ) 19.60 20.01 19.05 19.55
K1 (15) 19.71 20.34 21.25 20.43
K2 (30) 19.23 19.80 20.01 19.68
K3 (45) 20.02 20.24 20.36 20.21
Rataan 19.64 20.10 20.17
Tabel 10. Produksi biji per plot tanaman kedelai pada perlakuan pemberian kompos sampah kota
dan pupuk P
Pupuk P (g/tanaman)
Kompos
Rataan
Sampah Kota P0 (0) P1 (1.5) P2 (3)
(g/tanaman)
««««««««« J«««««««««
K0 (0 ) 152.93 189.05 172.91 171.63ab
K1 (15) 132.47 160.95 130.98 141.47c
K2 (30) 139.53 163.66 153.85 152.35b
K3 (45) 178.70 181.12 160.26 173.36a
Rataan 150.91 173.70 154.50
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama adalah berbeda
nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
1847
Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4. No.1, Desember 2015. (578) :1838- 1848
K0, K2, dan K3 berbeda tidak nyata, namun BPS. 2014. Kedelai. Dikutip dari
berbeda nyata dengan perlakuan K1. http://www.bps.go.id. Diakses pada
Perlakuan kompos sampah kota Tanggal 2 Januari 2015.
berpengaruh nyata terhadap produksi biji per Gani. 2009. Pengemasan dan Pemasaran
plot. Hal ini diduga karena kompos sampah Pupuk Organik Cair. Booklet,
kota memperbaiki sifat fisik, kimia, dan Bandung.
biologi tanah. Hal ini sesuai dengan Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik : Untuk
pernyataan Gani (2009) yang menyatakan Keuntungan Ekonomi & Kelestarian
bahwa peran bahan organik terhadap tanah Bumi. Kreasi Wacana, Yogyakarta.
di antaranya meningkatkan kemampuan Hal. 81 - 82.
menahan air, meningkatkan aktivitas Reijntjes, C., B. Havekort., dan W. Bayer.
mikroorganisme tanah, dan meningkatkan 1999. Pertanian Masa Depan :
kapasitas tukar kation. Pengantar Untuk Pertanian
Berkelanjutan Dengan Input Luar
SIMPULAN Rendah diterjemahkan oleh Y.
Pemberian kompos sampah kota Sukoco, Yogyakarta. Hal. 68.
berpengaruh nyata terhadap parameter Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1993. Prinsip
diameter batang umur 2, 4, 5 MST, produksi dan Prosedur Statistika Suatu
biji per plot, pemberian kompos sampah kota Pendekatan Biometrik. Gramedia
dengan dosis 30 g/tanaman (K2) adalah dosis Pustaka Utama, Jakarta.
yang terbaik. Pemberian pupuk P pada dosis Sulistyorini, L., 2005. Pengelolaan Sampah
1.5 g/tanaman (P1) dapat meningkatkan Dengan Cara Menjadikannya Kompos.
jumlah polong berisi per tanaman, jumlah biji Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.2,
per tanaman, dan bobot biji per tanaman. No.1. Bagian Kesehatan Lingkungan
Tidak terdapat interaksi antara pemberian FKM Universitas Airlangga.
kompos sampah kota dan pupuk P dalam Thoyyibah, S., Sumadi., dan Anne, N dalam
meningkatkan pertumbuhan dan produksi Cahyono. 2014. Pengaruh Dosis
tanaman kedelai. Pupuk Fosfat Terhadap Pertumbuhan,
Komponen Hasil, Hasil, dan Kualitas
DAFTAR PUSTAKA Benih Dua Varietas Kedelai (Glycine
max (L.) Merr.) Pada Inceptisol
Badan Litbang Pertanian. 2012. Jatinangor. Agric. Sci. J. ±Vol. I (4) :
Pengembangan Kedelai di Kawasan 111 - 121, Bandung.
Hutan Sebagai Sumber Benih.
Agroinovasi, Jawa Tengah. Hal. 2.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. 2007. Kedelai. Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan, Bogor.
1848