PDF Jurnal Skipsi
PDF Jurnal Skipsi
PDF Jurnal Skipsi
E-ISSN …………………………
…………….
PENDAHULUAN
Pajak kendaraan bermotor termasuk Pajak Daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah, Berdasarkan Undang-Undang Republik
Indoneisa Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (KUP).
Dalam hal pemungutan pajak kendaraan bermotor, kantor samsatlah yang berperan sangat penting.
SAMSAT adalah Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap. Institusi ini merupakan unit
pelayananan publik dalam menyelenggarakan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor
berdasarkan ketentuan Pasal 67 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya, maka
Dinas Pendapatan Daerah Kota Jakarta Timur melalui SAMSAT yang ada di Kota Jakarta Timur
menindak lanjuti dalam rangka implementasi dan pelayanan prima dan optimal kepada Wajib
Pajak di kota Jakarta Timur, berbagai upaya telah dilaksanakan oleh Badan Pendapatan Daerah
…………………….
kota Jakarta Timur salah satunya pendirian Unit Pelayanan Samsat Keliling yang berdasarkan
Nota Kesepakatan bersama antara Dinas Pendapatan Daerah kota Jakarta Timur, Direktorat Lalu
Lintas Polda Jakarta Timur.
Berikut ini disajikan perkembangan penerimaan pajak kendaraan bermotor selama 5 (lima)
tahun terakhir mulai dari tahun 2018 s/d tahun 2021, adalah sebagai berikut:
Tabel I.1 Data Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Kota Jakarta Timur Tahun
Anggaran 2018 s/d 2021
Tahun Jumlah Wajib Pajak Jumlah Wajib Pajak Presentase
Terdaftar Bayar (%)
2018 1.697.512 1.042.270 61,3%
2019 1.414.792 1.334.645 94,3%
2020 1.398.367 1.149.478 82,2%
2021 1.406.900 1.279.550 90,9%
Sumber : BAPENDA Provinsi DKI Jakarta (dikelola oleh penulis)
Fenomena yang peroleh dari masalah diatas yaitu meningkatnya jumlah penduduk maka jumlah
kendaraan juga ikut bertambah. Meskipun begitu jumlah wajib pajak yang membayar pajak kendaraan
bermotor tidak sama dengan wajib pajak yang terdaftar hal ini berimbas pada kepatuhan wajib pajak.
Oleh karena itu Pihak Pemerintah Kota Jakarta Timur mengadakan kerja sama dengan Samsat Kota
Jakarta Timur melalui Layanan Samsat Keliling yang diharapkan dapat lebih memudahkan
masyarakat dalam melakukan administrasi pajak kendaraan bemotor serta dapat meningkatkan
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor.
Sebelum adanya layanan samsat keliling dan layanan lainya untuk pembayaran pajak kendaraan
bermotor masyarakat harus mengantri dan menempuh jarak yang jauh untuk dapat membayar PKB
oleh karena tidak sedikit masyarakat yang lokasi rumahnya puluhan kilometer dari kantor samsat dan
harus meninggalkan pekerjaanya atau mengambil cuti. Hal tersebut menyebabkan ada masyarakat
yang mengambil jalan pintas untuk menggunakan jasa calo. Dengan adanya layanyan samsat keliling
dan layanan lainya memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan Implementasi kebijakan Layanan Samsat Keliling
dalam upaya meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor dan untuk menganalisis
faktor penghambat dan bagaimana upaya dalam meningkatkan kepatuhan pembayaran Pajak
kendaraan Bermotor melalui layanan samsat keliling.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Administrasi Publik
Willoughby dalam buku (maksudi, 2017:225) mengemukakan, “Administrasi Publik adalah
fungsi untuk menjalankan hukum dengan sebenarnya seperti yang dinyatakan oleh badan-badan
legislative dan ditafsirkan oleh badan-badan yudikatif pemerintah.”.
Implementasi Kebijakan
Setiap implementasi kebijakan tentunya akan mengalami kendala baik dalam pelayanan maupun
pengawasannya. Menurut George, Edwar III (Widodo, 2010:97) menjelaskan bahwa ada empat faktor
yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan antara lain yaitu (1)
komunikasi, (2) sumber daya, (3) disposisi dan (4) struktur birokrasi . Empat faktor tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Komunikasi
Komunikasi yaitu menunjuk bahwa setiap kebijakan akan dapat dilaksanakan dengan baik jika
terjadi komunikasi efektif antara pelaksana kebijakan dengan para kelompok sasaran. Tujuan dan
…………………….
sasaran dari program/kebijakan dapat disosialisasikan secara baik sehinga dapat menghindari adanya
distorsi atas kebijakan dan program.
2) Sumber Daya
Sumber daya yaitu menunjuk setiap kebijakan harus didukung oleh sumber daya yang memadai,
baik sumber daya manusia maupun sumber daya finansial. Sumber daya manusia adalah kecukupan
baik kualitas maupun kuantitas implementor yang dapat melingkupi seluruh kelompok sasaran.
3) Disposisi
Disposisi yaitu menunjuk karakteristik yang menempel erat kepada implementor kebijakan.
Karakter yang penting dimiliki oleh implementor adalah kejujuran, komitmen dan demokratis.
Implementor yang memiliki komitmen tinggi dan jujur akan senantiasa bertahan di antara hambatan
yang ditemui dalam kebijakan. Kejujuran mengarahkan implementor untuk tetap berada dalam arah
kebijakan yang telah digarisakan dalam guideline kebijakan.
4) Struktur Birokrasi
Struktur Birokrasi menunjuk bahwa struktur birokrasi menjadi penting dalam implementasi
kebijakan. Aspek struktur birokrasi ini mencakup dua hal penting pertama adalah mekanisme dan
struktur organisasi pelaksana sendiri. Mekanisme implementasi kebijakan biasanya sudah ditetapkan
melalui standar operating procedur (SOP) yang dicantumkan dalam guideline kebijakan.
Pengertian Pajak
Soemitro dalam buku Dwikora Harjo (2019:5) mengemukakan, “Pajak adalah iuran rakyat
kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa
timbal yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”
Menurut Smeets (Dwikora, 2019:5) “Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang
melalui norma-norma umum dan yang dapat dipaksakan, tanpa adanya kontra prestasi yang dapat
ditunjukan dalam hal yang individual, dimaksudkan untuk membiayai pengeluaran pemerintahan”.
Jenis Pajak
Menurut (Dwikora Harjo 2019:15) pembagian pajak dapat digolongkan menjadi 3 (tiga), yaitu:
1) Berdasarkan Golongannya
Pembagian pajak menurut jenis golongannya terkait dengan pelaksanaan pemungutan pajak yang
dilakukan oleh fiskus terhadap Wajib Pajak. Jenis pajak berdasarkan golongannya terbagi atas: Pajak
Langsung dan Pajak Tidak Langsung
2) Berdasarkan Wewenang/Lembaga Pemungutan Pajak
Berdasarkan wewenang atau lembaga pemungutnya, pajak dibedakan menjadi dua yakni: Pajak
Pusat dan Pajak Daerah.
Pajak Daerah
Pengertia pajak daerah berdasrkan undang-undang No 28 tahun 2009 pasal 1 ayat (10) tentang
pajak daerah dan retribusi daerah, pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib
kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
…………………….
Kerangka Konseptual
Menurut George, Edwar III (Widodo, 2010:97) menjelaskan bahwa ada empat faktor yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan antara lain yaitu (1) komunikasi,
(2) sumber daya, (3) disposisi dan (4) struktur birokrasi. Maka dari itu diperlukan peran penting
pemerintah daerah untuk memaksimalkan penerimaan pajak kendaraan bermotor, salah satunya melalui
layanan Samsat keliling. Layanan Samsat keliling di harapkan dapat meningkatkan pembayaran pajak
kendaraan bermotor.
1.Komunikasi 3.Disposisi
(sosialisasi dan (Kepatuhan
pengetahuan) WP/masyarakat)
Implementasi
kebijakan layanan
Samsat Keliling
4.Struktur Birokrasi
2. Sumber Daya (Korelasi
Instansi dan
WP)
Peningkatan kepatuhan
wajib pajak kendaraan
bermotor
…………………….
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu melalui Wawancara, dimana
peneliti menggunakan pedoman wawancara yang ditanyakan langsung ke para informan, lalu
melalui Observasi dimana peneliti mengamati dan mengumpulkan data, serta melalui
Dokumentasi dimana peneliti memperoleh dokumen atau data tertulis dari SAMSAT Jakarta
Timur.
Meter dan Horn (Ratri, 2014:4), menyatakan implementasi kebijakan publik sebagai
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu atau kelompok pemerintah maupun
swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan
kebijakan sebelumnya. Implementasi kebijakan merupakan tahapan-tahapan yang penting dalam
keseluruhan struktur kebijakan, karena melalui prosedur ini proses kebijakan secara keseluruhan
dapat dipengaruhi tingkat keberhasilan atau tidaknya tercapainya tujuan.
Suatu kebijakan di buat agar tujuan dari kebijakan tersebut dapat tercapai. Dimana dengan
adanya layanan samsat yang salah satu layanan tersebut adalah samsat keliling dapat
meningkatkan kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotordalam membayar pajak, dimana wajib
pajak patuh membayar pajak tepat waktu maka penerimaan pajak kendaraan bermotor akan
meningkat.Model implementasi kebijakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menurut
George, Edwar III (Widodo, 2010:97), ada empat faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan implementasi kebijakan yaitu sebagai berikut:
a) Komunikasi
Berdasarkan Hasil penelitian melalui wawancara Ada beberapa kemudahan dalam layanan
samsat keliling. Kemudahan tersebut yaitu, penyederhanaan persyaratan pelayanan dan prosedur
pembayaran, baik peningkatan pajaknya. Wajib pajak akan sangat merasa puas akan sadanya
layanan inovasi samsat keliling, karena dengan adanya layanan samsat keliling masyarakat sangat
puas atas dibantu dan memudahkan untuk transaksi pembayarannya. Dengan kemudahan
pelayanan tersebut tentunya akan meningkatkan penerimaan pajak kendaraan bermotor. Maka dari
itu pentingnya sosialisasi dilakukan agar masyarakat tau kemudahan-kemudahan dalam layanan
yang disediakan oleh samsat keliling ini.
Sosialisasi yang baik adalah sosialisasi yang dapat direspon oleh wajib pajak dengan baik
dan dimengerti sehingga masyarakat wajib pajak akan patuh didalam melakukan kewajibannya.
Seperti yang kita tau masih ada masyarakat yang belum pernah mengikuti sosialisasi secara
langsung. Dengan perkembangan teknologi banyak cara yang dapat dilakukan untuk
menyampaikan informasi tersebut baik melalui media sosial maupun media elektronik. Dengan
adanya pengetahuan yang baik para wajib pajak maka kesadaran akan kepatuhan wajib pajak
untuk membayar pajak akan meningkat, hal ini terjadi karena wajib pajak sudah mengerti tujuan
pembayaran pajak tersebut.
b) Sumber Daya
Dengan adanya sumber daya manusia dan sumber daya financial yang baik, layanan samsat
keliling dapat berjalan dengan baik, pelayanan yang diberikan pun semakin optimal sehingga para
pengguna layanan samsat keliling ini dalam membayar pajak merasa puas dengan pelayananya.
c) Disposisi
Dengan adanya strategi yang tepat dari Samsat Jakarta Timur agar masyarakat wajib pajak
…………………….
dapat disiplin membayar pajak dapat meningkatkan pendapatan daerah dari pajak kendaraan
bermotor. Selain itu adanya sanksi tegas dari pihak samsat juga dapat memberikan efek jera bagi
wajib pajak yang melanggar peraturan. Dimana diharapkan agar sanksi yang diberikan tidak terlalu
memberatkan wajib pajak.
d) Struktur Birokrasi
Dengan adanya landasan peraturan gubernur yang mengatur tugas dan fungsi samsat Jakarta
Timur dapat mempermudah instansi dalam mengatasi hambatan-hambat yang terjadi di lapangan
sehingga SOP dapat berjalan dengan baik dan masing-masing staff dapat bertanggung jawab
terhadapat tugasnya masing-masing.
Perlunya pengawasan terhadap mekanisme layanan samsat keliling apakah susah menjalankan
tugas dan fungsinya masing-masing karena dengan adanya pengawasan yang baik maka dapat
dilakukan evaluasi terhadap kekurangan-kekurang/ hambatan-hambatan yang terjadi di lapangan.
Sehingga pelayanan yang diberikan dapat semakin optimal bagi masyarakat wajib pajak dan dapat
meningkatkan pendapatan pajak daerah.
Hambatan-hambatan yang terjadi yaitu kurangnya kesadaran wajib pajak untuk membayar
pajak tepat pada waktunya bahkan tak membayar pajak yang menjadi kewajiban pemilik
kendaraan bermotor. Sarana dan prasarana yang belum optimal, dan keterbatasan layanan yang
diberikan serta kurang terpaparnya wajib pajak tentang informasi layanan yang tersedia salah
satunya layanan samsat keliling.
Faktor yang menjadi penghambat dalam pemungutan pajak kendaraan bermotor melalui
layanan samsat keliling ini yaitu Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat mengenai program
Samsat Keliling. Kurangnya tingkat kepercayaan masayarakat terhadap program layanan samsat
keliling. Dimanan kepercayaan dari masyarakat sangat penting terhadapat majunya system layanan
ini. Jika kepercayaan masyarakat yang tinggi kepada layanan yang diberikan oleh Samsat Keliling,
Maka pelayanan yang diberikan juga berjalan lancar.
Dengan adanya hambatan-hambatan yang terjadi dapat menyebabkan penurunan
penerimaan pajak kendaraan bermotor. Hal ini juga dapat membuat masyarakat wajib pajak
mengalami kerugian akibat tidak membayar pajak tepat waktu dimana mereka akan dikenai denda.
Padahal hal tersebut dapat dicegah jika mereka disiplin dengan kewajibanya untuk membayar
pajak.
upaya yang dapat harus dilakukan yaitu terus menerus memberikan informasi terbaru
tentang kebijakan layanan samsat keliling melalui kegiatan sosialisasi secara langsung kepada
wajib pajak maupun melalui media sosial yang sudah tersedia sehingga informasi dapat diterima
dengan baik oleh masyarakat wajib pajak. Selain itu juga upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan meningkatkan dan melakukan evaluiasi kinerja secara khusus dalam memberikan
sosialisasi dan edukasi melalui media sosial, sehingga informasi yang disampaikan dapat
menjakau seluruh masyarakat wajib pajak yang ada di daerah pelosok kota.
…………………….
Upaya yang dapat harus dilakukan yaitu terus menerus memberikan informasi terbaru
tentang kebijakan layanan samsat keliling melalui kegiatan sosialisasi secara langsung kepada
wajib pajak maupun melalui media sosial yang sudah tersedia sehingga informasi dapat diterima
dengan baik oleh masyarakat wajib pajak. Selain itu juga upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan meningkatkan dan melakukan evaluiasi kinerja secara khusus dalam memberikan
sosialisasi dan edukasi melalui media sosial, sehingga informasi yang disampaikan dapat
menjakau seluruh masyarakat wajib pajak yang ada di daerah pelosok kota.
Memastikan sistem, jaringan yang baik, sumber daya manusia yang terlatih, dan lokasi dan
waktu yang strategis dalam pemeberian layanan samsat keliling ini. Memberikan informasi terus
menerus melalui media yang mudah dan sering diakses oleh wajib pajak dapat mengingatkan
kepatuhan para wajib pajak untuk tepat waktu dalam membayar pajak sehingga para wajib pajak
tidak perlu membayar denda akibat tidak tepat waktu dalam membayar pajak.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Implemtasi kebijakan pajak kendaraan bermotor melalui layanan samsat keliling di Jakarta Timur
dilihat dari teori implementasi menurut George C. Edward III dapat dikatakan sudah baik, karena
adanya peningkatan penerimaan pajak kendaraan bermotor tiap tahunnya. Pihak samsat pun terus
melakukan pemberian informasi kepada masyarakat melalui sosialisasi, media sosial, maupun
elektronik.
2. Faktor penghambat yang ditemukan adalah kurangnya kesadaran dan disiplin para wajib pajak
untuk membayar pajak kendaraan bermotor. Keterbatasan layanan yang diberikan dalam layanan
samsat keliling serta kurang terpaparnya wajib pajak tentang informasi layanan yang tersedia salah
satunya layanan samsat keliling.
3. Upaya-upaya yang dilakukan oleh tim samsat Jakarta Timur adalah terus menerus melakukan
sosialisasi baik secara langsung maupun melalui media sosial mengenai layanan samsat keliling
guna meningkatkan kepatuhan masyarakat wajib pajak. Perlunya juga menjaga rasa percaya wajib
pajak agar tetap menggunkan layanan samsat keliling ini dan layanan lainnya yang tersedia di
samsat Jakarta Timur.
…………………….
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Harjo, D. (2019). Perpajakan Indonesia (Suryadi (ed.); 2nd ed.). Mitra Wacana Media
Moleong. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Siahan, Pahala Marihot. 2016. Pajak dan Retribusi Daerah. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
…………………….
STIAMI. 2019. Pedoman Penulisan Skripsi Institut Ilmu Sosial dan Manajeman
STIAMI. Jakarta: STIAMI
Syafiie, Inu Kencana dan Welasari. 2015. Ilmu Administrasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
JURNAL
Ali, Muhammad et al. 2019. Efektifitas Pelayanan Digital Program Samsat keliling
Di Kota Mataram. (Jurnal Ilmu Administrasi Publik, Volume 7,No.1, Halaman 1-12).
Mataram: Universitas Muhammadiyah mataram. Diakses dari journal.ummat.ac.id.
Aswati,O et al. 2018. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Dan
Akuntabilitas Pelayanan Publik Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor
(Studi Kasus Kantor Uptb Samsat Kabupaten Muna). (Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Volume III, halaman 27-39. Di akses dari karyailmiah.uho.ac.id/.
Fitriani, Jamil bazarah. 2022. Implementasi Layanan Inovasi Samsat Keliling Dalam
Upaya Meningkatkan Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor. Prediksi Vol.
21(1). 77-86). Samarinda: Universitas Tujuh belas Agustus Samarinda. Diakses dari
http://ejurnal.untag-smd.ac.id.
Harjo, Dwikora & Fauzilah Salleh. 2022. Analysis of the Implementation of Annual
Tax Reporting Policyamong Personal Tax Payerin Indonesia. Ilomata international Journal
of tax & Accounting. Vol.3 Page No.91-102 www.ilomata.org.
…………………….
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 8 Tahun 2010 Tentang
Pajak Kendaraan Bermotor.
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 2 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pajak Kendaraan
Bermotor.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan
Retribusi Daerah.