Raymond+Wiling JMTS
Raymond+Wiling JMTS
Raymond+Wiling JMTS
EISSN 2622-545X
Vol. 5, No. 4, November 2022: hlm 805-818
1
Program Studi Sarjana Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Letjen S. Parman No. 1, Jakarta, Indonesia
raymond.325180099@stu.untar.ac.id
2
Program Studi Sarjana Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Letjen S. Parman No. 1, Jakarta, Indonesia
dewil@ft.untar.ac.id
3
Program Studi Sarjana Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Letjen S. Parman No. 1, Jakarta, Indonesia
hokbyan@gmail.com
ABSTRACT
The freight transportation system is an important part of transportation in supporting the logistics system and becomes
the backbone of the national goods movement flow. The national freight transportation system is dominated by land
transportation modes. The problem that arises is the behavior of Over Dimension Over Loading (ODOL)
transportation. Some of the losses caused by ODOL transportation include damage to road, bridge and port
infrastructure, shortening the service life of roads while increasing maintenance costs, causes and perpetrators of
traffic accidents, and causes excessive air pollution. This research will focus on examining the distribution of heavy
freight traffic across the weighbridge based on the type of violation in UPPKB Cikande Serang Banten using
quantitative analysis methods on primary and secondary data on freight traffic This research will be very useful for
understanding the distribution pattern of freight traffic across weighbridges and developing strategies that support
the Zero ODOL policy. The results of the cross tabulation analysis of secondary data between types of violations and
vehicle axes during 2020-2021 show that the most frequent occurrences are 1.2 vehicle axles that violate documents,
but in 2022 the most occurrences change to 1.2 vehicle axles that do not violate documents.
Keywords: ODOL transportation; Freight Traffic Distribution; Type of Violation; Vehicle Axle; UPPKB Cikande
ABSTRAK
Sistem angkutan barang merupakan bagian penting transportasi dalam mendukung sistem logistik dan menjadi tulang
punggung arus pergerakan barang nasional. Sistem angkutan barang nasional didominasi oleh moda transportasi darat.
Permasalahan yang muncul adalah adanya perilaku angkutan Over Dimension Over Loading (ODOL). Beberapa
kerugian yang diakibatkan oleh angkutan ODOL antara lain kerusakan infrastruktur jalan, jembatan, dan pelabuhan,
memperpendek umur layan jalan sekaligus meningkatkan biaya pemeliharaan, penyebab dan pelaku kecelakaan lalu
lintas, dan menimbulkan polusi udara yang berlebihan. Penelitian ini akan fokus mengkaji distribusi lalu lintas
angkutan barang berat yang melintas jembatan timbang berdasarkan jenis pelanggaran di UPPKB Cikande Serang
Banten dengan menggunakan metode analisis kuantitatif terhadap data primer dan sekunder lalu lintas angkutan
barang. Penelitian ini akan sangat bermanfaat untuk memahami pola distribusi lalu lintas angkutan barang yang
melintas jembatan timbang dan mengembangkan strategi yang mendukung kebijakan Zero ODOL. Hasil analisis
tabulasi silang data sekunder antara jenis pelanggaran dan sumbu kendaraan selama tahun 2020-2021 menunjukkan
bahwa yang paling banyak terjadi adalah sumbu kendaraan 1.2 yang melanggar dokumen, tetapi pada tahun 2022
yang paling banyak terjadi berubah menjadi sumbu kendaraan 1.2 yang tidak melanggar.
Kata kunci: Angkutan ODOL; Distribusi Lalu Lintas Angkutan Barang; Jenis Pelanggaran; Sumbu Kendaraan;
UPPKB Cikande
1. PENDAHULUAN
Sistem angkutan barang merupakan bagian dari transportasi yang sangat penting dalam mendukung sistem logistik
nasional dan menjadi tulang punggung dalam arus pergerakan barang di seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan
informasi yang disampaikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, bahwa saat ini angkutan barang via jalur
darat masih mendominasi logistik di Indonesia atau mencapai 90 persen dari total moda transportasi barang lainnya
(Bisnis.com, 2021). Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh penyelenggara jasa angkutan barang adalah
805
Distribusi Lalu Lintas Angkutan Barang Yang Melintas Wiling, et al. (2022)
Jembatan Timbang Cikande Berdasarkan Jenis Pelanggaran
pelanggaran pengangkutan Over Dimension Over Loading (ODOL). Perilaku ODOL pada angkutan barang jalur darat
sudah berlangsung cukup lama dan tidak terjadi secara tiba-tiba, dan saat ini sudah menjadi permasalahan yang serius.
Perilaku angkutan ODOL, selain melanggar peraturan perundangan yang berlaku, juga merugikan pemerintah dan
masyarakat. Beberapa kerugian tersebut antara lain, kerusakan infrastruktur jalan, jembatan, dan pelabuhan,
penyebab dan pelaku kecelakaan lalu lintas, berpengaruh pada proyek KPBU infrastruktur jalan, mengurangi daya
saing internasional karena kendaraan ODOL tidak bisa melewati PLBN, tidak dapat memenuhi AFTA, ketidakadilan
dalam usaha pengangkutan barang, tingginya biaya operasional kendaraan menyebabkan kerusakan komponen
kendaraan, memperpendek umur kendaraan dan menimbulkan polusi udara yang berlebihan. Penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan angkutan ODOL membahas mengenai dampak kebijakan Zero ODOL terhadap pelaku usaha
khususnya barang kebutuhan pokok dan barang penting, dampak terhadap perubahan harga barang kebutuhan pokok
dan barang penting dan memberi rumusan rekomendasi terhadap kebijakan Zero ODOL agar mendukung distribusi
barang kebutuhan pokok dan barang penting (Kementerian Perdagangan, 2020) dan membahas mengenai daya rusak
kendaraan yang diakibatkan oleh muatan berlebih angkutan truk dan pengaruhnya terhadap umur rencana perkerasan
di Jalan Nasional Banda Aceh – Meulaboh Km.69 s/d Km.150 (Wandi et al, 2016).
ODOL memicu kerusakan jalan dan menurunnya umur pelayanan jalan, sehingga menyebabkan peningkatan anggaran
untuk pemeliharaan jalan nasional, jalan tol, dan jalan provinsi dengan biaya yang tidak sedikit, dengan rata-rata Rp
43,45 triliun per tahun (Balibanghub.dephub.go.id, 2021). Kasus kecelakaan yang melibatkan truk ODOL atau
kelebihan muatan dan dimensi juga sudah banyak terjadi, bahkan di antaranya sampai mengakibatkan korban jiwa,
dan menurut Korlantas Polri pelanggaran ODOL menduduki peringkat keempat dari 11 jenis pelanggaran lalu lintas
versi Korlantas Polri (otomotif.kompas.com, 2020). Berdasarkan rapat antara Menteri Perhubungan, Menteri PUPR,
Menteri Perindustrian, Korlantas Polri, dan Asosiasi Industri pada tahun 2020 disepakati bahwa kebijakan bebas
ODOL akan dimplementasikan pada tahun 2023.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mendapat gambaran bagaimana distribusi lalu lintas kendaraan angkutan barang dan
karakteristik kendaraan angkutan barang dengan perilaku ODOL.
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
• Lokasi penelitian berada di ruas Jl. Raya Cikande Km 66 Cikande, Kabupaten Serang, Provinsi Banten di
sekitar Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Cikande.
• Kendaraan yang ditinjau adalah kendaraan angkutan barang berat yang diperkirakan mengangkut muatan
dengan perilaku over dimension dan over load.
Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini antara lain:
• Bagaimana jenis pelanggaran angkutan barang berdasarkan jenis/tipe kendaraan yang melintas jembatan
timbang Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Cikande, Kabupaten Serang, Provinsi
Banten?
• Bagaimana persepsi pengemudi kendaraan angkutan barang terhadap waktu kerja per hari dan hari kerja per
minggu yang dilakukannya?
Tujuan dalam penelitian ini antara lain:
• Untuk mengetahui perkiraan jenis pelanggaran angkutan barang berdasarkan jenis/tipe kendaraan yang
melintas jembatan timbang Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Cikande, Kabupaten
Serang, Provinsi Banten.
• Untuk mengetahui persepsi pengemudi kendaraan angkutan barang terhadap waktu kerja per hari dan hari kerja
per minggu yang dilakukannya.
Jenis dan fungsi kendaraan barang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan, Kendaraan Bermotor jenis Mobil
Barang meliputi:
• Mobil bak muatan terbuka.
Mobil Barang bak muatan terbuka dalam ketentuan ini misalnya dump truck, non dump truck, flat deck, double cabin
(Mobil Barang kabin ganda). Mobil Barang kabin ganda adalah kendaraan bermotor yang dirancang memiliki 2 (dua)
baris tempat duduk pengemudi dan penumpang dengan ruang barang yang terpisah secara permanen dan/atau tidak
permanen oleh dinding atau sekat.
806
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil
EISSN 2622-545X
Vol. 5, No. 4, November 2022: hlm 805-818
Gambar 1. Komponen penentu daya dukung kendaraan (Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan 60, 2019)
JBI ditetapkan oleh Pemerintah dengan pertimbangan daya dukung kelas jalan terendah yang dilalui, kekuatan ban,
kekuatan rancangan sumbu sebagai upaya peningkatan umur jalan dan kendaraan serta aspek keselamatan di jalan.
Sementara itu Jumlah Berat Bruto (JBB) ditetapkan oleh pabrikan sesuai dengan kekuatan rancangan sumbu, sehingga
konsekuensi logisnya JBI tidak melebihi JBB.
Over Dimension Over Loading
Over Dimension adalah suatu kondisi dimana dimensi pengangkut kendaraan tidak sesuai dengan standar produksi
dan ketentuan peraturan, sedangkan Over Loading adalah suatu kondisi dimana beban gandar kendaraan melebihi
batas beban standar yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku. Angkutan barang dengan moda
transportasi darat yaitu truk merupakan tulang punggung dalam kegiatan perdagangan dan industri. Sistem logistik
dan distribusi bahan baku maupun produk industri nasional yang sangat bergantung pada moda transportasi darat,
mengingat bahwa moda transportasi laut maupun perkeretaapian hingga saat ini belum mampu mengurangi beban dari
transportasi darat tersebut. Di sisi lain perilaku angkutan truk ODOL (Over Dimension Over Loading) sampai saat ini
masih terus berlangsung dan berkontribusi terhadap berbagai permasalahan yang timbul pada sistem lalu lintas dan
angkutan jalan. Kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan, berkurangnya umur layanan jalan, penurunan kinerja lalu
lintas, kecelakaan lalu lintas, dan peningkatan pencemaran udara merupakan dampak yang timbul akibat perilaku
angkutan ODOL tersebut.
Para pemilik barang dan pengusaha angkutan memilih menggunakan kelebihan dimensi dan muatan yang tidak sesuai
untuk bisa mengoptimalisasi semaksimal mungkin angkutan muatan pada kendaraan, karena semakin besar volume
807
Distribusi Lalu Lintas Angkutan Barang Yang Melintas Wiling, et al. (2022)
Jembatan Timbang Cikande Berdasarkan Jenis Pelanggaran
barang yang diangkut akan semakin kccil pula biaya unit yang dikenakan kepada setiap muatannya. Hal ini memberi
daya tawar yang lebih baik bagi pengusaha angkutan tersebut di mata pemilik barang. Pemilik barang pula perlu
menekan biaya transportasi barangnya untuk mempertahankan nilai ekonomis barangnya.
Pada posisi ini diperlukan kehadiran pemerintah sebagai regulator untuk melakukan pengawasan perilaku angkutan
ODOL, dan di sisi lain membuat kebijakan yang dapat menjaga kondusivitas sistem logistik dan distribusi angkutan
barang.
2. METODE PENELITIAN
Diagram alir yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.
808
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil
EISSN 2622-545X
Vol. 5, No. 4, November 2022: hlm 805-818
Gambar 3. Rata-Rata Pencatatan Kendaraan Per Hari Jembatan Timbang UPPKB Cikande
Berdasarkan Gambar 3. dapat dilihat bahwa terjadi tren penurunan pencatatan kendaraan angkutan barang yang
memasuki jembatan timbang UPPKB Cikande, dimana pada tahun 2020 tercatat sebanyak 38,03 kendaraan per hari,
tahun 2021 menurun menjadi 5,28 kendaraan per hari, dan pada tahun 2022 semakin menurun menjadi 4,5 kendaraan
per hari.
Jenis pelanggaran
Jenis pelanggaran yang dicatat di jembatan timbang UPPKB Cikande ada 2, yaitu pelanggaran daya angkut dan
dokumen. Untuk pelanggaran dimensi tidak ditilang tapi hanya diberi arahan saja untuk memotong bagian kendaraan
yang berlebih. Sehingga untuk jenis pelanggaran yang tercatat ada 4 macam, yaitu daya angkut, dokumen, daya angkut
dan dokumen, serta tidak melanggar. Jenis pelanggaran kendaraan selama tahun 2020, 2021, dan 2022 dapat dilihat
pada tabel 1. hingga 3.
809
Distribusi Lalu Lintas Angkutan Barang Yang Melintas Wiling, et al. (2022)
Jembatan Timbang Cikande Berdasarkan Jenis Pelanggaran
50.0
43.1
45.0
40.0 37.4
33.0
35.0
28.9
30.0 26.4 25.2
% 25.0 22.4
20.5
18.7
20.0 15.3 15.7
13.2
15.0
10.0
5.0
0.0
Daya Angkut Dokumen Daya Angkut & Tidak Melanggar
Dokumen
Dapat dilihat pada gambar 4. untuk pelanggaran daya angkut mengalami peningkatan dari tahun 2020 ke 2022,
kemudian untuk pelanggaran dokumen mengalami penurunan dari tahun 2020 ke 2022. Pelanggaran daya angkut &
dokumen mencapai puncak tertingginya sebesar 26,4% pada tahun 2021 yang kemudian menurun menjadi 15,7%
pada tahun 2022. Untuk yang tidak melanggar sempat mengalami penurunan dari tahun 2020 ke 2021, kemudian
meningkat kembali pada tahun 2022. Hal ini menandakan bahwa pengemudi angkutan barang sudah mempunyai
kesadaran untuk tidak melnggar, dimana persentase pelanggaran dokumen dan daya angkut & dokumen yang menurun
disertai dengan persentase untuk tidak melakukan pelanggaran yang meningkat. Hal yang perlu menjadi catatan untuk
dibenahi adalah pelanggaran daya angkut dimana pada tahun 2022 mempunyai persentase yang lebih tinggi daripada
tahun 2020 dan 2021.
Sumbu kendaraan
Kekurangan dari data sekunder yang diberikan oleh pihak jembatan timbang UPPKB Cikande adalah tidak adanya
data mengenai jenis dan sumbu kendaraan, sehingga untuk menentukan sumbu kendaraan, digunakan pendekatan
berdasarkan Surat Ditjen Hubdat No. AJ. 307/2/7/DRJD/2003 tentang ketentuan mengenai Angkutan Barang Curah
pada gambar 5.
Gambar 5. Hubungan antara konfigurasi sumbu, JBI, dan tinggi bak maksimum (Sumber: Surat Edaran Nomor
AJ.307/2/7/DRJD/2003, 2003)
Dari data sekunder yang didapat, diketahui besaran nilai JBI setiap kendaraan, sehingga bisa menggunakan
pendekatan dari gambar 5. dengan pengelompokkan sebagai berikut:
• Konfigurasi Sumbu 1.1 dengan besaran JBI ≤ 4.500 kg
• Konfigurasi Sumbu 1.2 dengan besaran JBI > 4.500 kg dan ≤ 13.000 kg
• Konfigurasi Sumbu 1.22 dengan besaran JBI > 13.000 kg dan ≤ 21.000 kg
• Konfigurasi Sumbu Kombinasi dengan besaran JBI > 21.000 kg dan dibatasi maksimal 56.000 kg
Untuk konfigurasi sumbu lainnya karena tidak diketahui besaran JBI maksimumnya, maka berikutnya disebut sebagai
konfigurasi sumbu kombinasi yang didasarkan pada Surat Edaran Ditjen Hubdat No. SE.02/AJ.108/DRJD/2008
tentang Panduan Batas Maksimum Perhitungan JBI (Jumlah Berat Yang Diizinkan) dan JBKI (Jumlah Berat
Kombinasi Yang Diizinkan) untuk Mobil Barang, Kendaraan Khusus, Kendaraan Penarik berikut Kereta
810
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil
EISSN 2622-545X
Vol. 5, No. 4, November 2022: hlm 805-818
Tempelan/Kereta Gandengan, dimana nilai JBI kendaraan lebih besar daripada 21.000 kg dan tidak melebihi 56.000
kg. Konfigurasi sumbu kombinasi termasuk ke dalam konfigurasi sumbu 1.1.22, 1.1.222, 1.222, 1.2-22, 1.22-22, 1.22-
222, dan 1.2+2.2. Sumbu kendaraan selama tahun 2020, 2021, dan 2022 dapat dilihat pada tabel 4. hingga 6.
Pada gambar 6. ditampilkan perbandingan persentase kendaraan angkutan barang berdasarkan sumbu kendaraan.
30.1
24.8
21.7
6.7 9.0 8.0 3.0 8.0 5.2
Dapat dilihat pada gambar 6. selama tahun 2020 sampai 2022, kendaraan dengan sumbu 1.2 yang paling mendominasi
dengan persentase mencapai 60,2% 61,2%, dan 62,0%. Kemudian, jumlah kendaraan sumbu 1.1 mengalami
penurunan pada tahun 2021 dan kembali meningkat pada tahun 2022. Kendaraan dengan sumbu 1.2 mengalami
peningkatan pada tahun 2021 dan tahun 2022 mencapai 61,2% dan 62,0%. Kendaraan dengan sumbu 1.22 dan sumbu
kombinasi juga mengalami peningkatan pada tahun 2021, tetapi persentasenya menurun pada tahun 2022.
811
Distribusi Lalu Lintas Angkutan Barang Yang Melintas Wiling, et al. (2022)
Jembatan Timbang Cikande Berdasarkan Jenis Pelanggaran
35.0 28.7
30.0 25.9
23.8 23.8
25.0 20.0 21.7
19.7
17.0 17.1
20.0 17.2 15.1 14.1 15.2 15.2
13.3
%
BULAN
Dari gambar 7. dapat dilihat bahwa jumlah pelanggaran daya angkut tertinggi terjadi pada bulan Januari 2022 dengan
persentase 28,7%. Pada bulan Januari dan Maret, pelanggaran daya angkut pada tahun 2022 memiliki persentase
tertinggi dibandingkan Januari dan Maret pada tahun 2020 dan 2021. Kemudian pada bulan Februari, pelanggaran
daya angkut pada tahun 2021 memiliki persentase tertinggi diikuti oleh Februari 2020 dan Februari 2022. Pada bulan
April, tidak terjadi pelanggaran daya angkut pada tahun 2022. Pada bulan Mei, tidak terjadi pelanggaran daya angkut
pada tahun 2021. Pada bulan Juni dan November, pelanggaran daya angkut pada tahun 2020 memiliki persentase yang
lebih besar daripada tahun 2021. Sedangkan, pada bulan Agustus, September, dan Oktober, pelanggaran daya angkut
pada tahun 2021 memiliki persentase yang lebih tinggi daripada tahun 2020.
• Dokumen
80.0 67.7
70.0 61.3
60.0 52.1
40.7 57.1 41.2 44.4 38.6
50.0 38.9 39.8 35.1
34.6 33.3
40.0
%
33.8 24.1
23.8 35.5 35.8 36.8 23.3
30.0 17.2
13.1 30.4
20.0 14.1
12.7
10.0 0.0 0.0 0.0
0.0
BULAN
812
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil
EISSN 2622-545X
Vol. 5, No. 4, November 2022: hlm 805-818
Dari gambar 8. dapat dilihat bahwa jumlah pelanggaran dokumen tertinggi terjadi pada bulan Mei 2021 dengan
persentase 67,7%. Pada bulan Januari dan Maret, pelanggaran dokumen pada tahun 2022 memiliki persentase terendah
dibandingkan dengan tahun 2020 dan 2021. Pada bulan Februari. Pelanggaran dokumen pada tahun 2020 memiliki
persentase pelanggaran yang lebih tinggi daripada tahun 2022 dan 2021. Pada bulan April, pelanggaran dokumen
pada tahun 2022 memiliki persentase pelanggaran yang lebih tinggi daripada tahun 2021. Pada bulan Mei, Juni,
Agustus, dan November, pelanggaran dokumen pada tahun 2021 memiliki persentase pelanggaran yang lebih tinggi
daripada tahun 2020. Sedangkan pada bulan September dan Oktober, pelanggaran dokumen pada tahun 2020 memiliki
persentase pelanggaran yang lebih tinggi daripada tahun 2021.
• Daya angkut & dokumen
60.0 48.4
50.0 38.5 40.0
40.0 32.3 31.0 28.8
26.7 22.5 23.6 25.6 24.1
22.5 20.6
30.0 22.4 20.8 18.5 17.7 20.3 21.4
%
16.1 31.4
20.0 22.1 19.0 14.5
10.0 11.4
0.0 0.0 0.0
0.0
BULAN
DAYA ANGKUT & DOKUMEN 2020 DAYA ANGKUT & DOKUMEN 2021
DAYA ANGKUT & DOKUMEN 2022
Gambar 9. Tren persentase pelanggaran daya angkut & dokumen selama tahun 2020-2022
Dari gambar 9. dapat dilihat bahwa jumlah pelanggaran daya angkut & dokumen tertinggi terjadi pada bulan Juni
2021 dengan persentase 48,4%. Pada bulan Januari dan Maret, pelanggaran daya angkut & dokumen pada tahun 2020
memiliki persentase yang lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2021 dan 2022. Pada bulan Februari, pelanggaran
daya angkut & dokumen pada tahun 2022 memiliki persentase yang lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2020 dan
2021. Pada bulan April, pelanggaran daya angkut & dokumen pada tahun 2021 memiliki persentase yang lebih tinggi
dibandingkan pada tahun 2022. Sedangkan pada bulan Mei, Juni, Agustus, September, Oktober, dan November,
pelanggaran daya angkut & dokumen pada tahun 2021 memiliki persentase yang lebih tinggi dibandingkan tahun
2020.
• Tidak melanggar
60.0 52.1
50.0 41.1 48.3
36.1 32.7 36.5 30.3 31.1
40.0
34.0 27.5 25.7 27.3 30.1
30.0 22.6
%
BULAN
Gambar 10. Tren persentase pelanggaran tidak melanggar selama tahun 2020-2022
813
Distribusi Lalu Lintas Angkutan Barang Yang Melintas Wiling, et al. (2022)
Jembatan Timbang Cikande Berdasarkan Jenis Pelanggaran
Dari gambar 10. dapat dilihat bahwa jumlah kendaraan tidak melanggar yang tertinggi terjadi pada bulan Maret 2022
dengan persentase 52,1%. pada bulan Januari, Maret, dan April, kendaraan yang tidak melanggar pada tahun 2022
memiliki persentase yang lebih tinggi daripada tahun 2021 dan 2020. Pada bulan Februari, kendaraan yang tidak
melanggar pada tahun 2021 memiliki persentase yang lebih tinggi daripada tahun 2022 dan 2020. Pada bulan Mei,
tidak ada kendaraan yang tidak melanggar pada tahun 2021. Sedangkan, pada bulan Juni, Agustus, September,
Oktober, dan November, kendaraan yang tidak melanggar pada tahun 2020 memiliki persentase yang lebih tinggi
daripada tahun 2021.
Tabulasi silang antara jenis pelanggaran dan sumbu kendaraan
Analisis Tabulasi silang dilakukan terhadap jenis pelanggaran dan sumbu kendaraan selama tahun 2020 sampai 2022,
yang ditunjukkan pada tabel 7. hingga 9.
Tabel 7. Tabulasi silang antara jenis pelanggaran dengan sumbu kendaraan tahun 2020
Sumbu Kendaraan
2020 Total
1.1 1.2 1.22 Kombinasi
Daya Angkut 428 1142 202 69 1841
Dokumen 1737 3083 266 117 5203
Jenis
Daya Angkut & Dokumen 854 1653 247 103 2857
Pelanggaran
Tidak Melanggar 1175 2503 214 125 4017
Total 4194 8381 929 414 13918
Tabel 8. Tabulasi silang antara jenis pelanggaran dengan sumbu kendaraan tahun 2021
Sumbu Kendaraan
2021 Total
1.1 1.2 1.22 Kombinasi
Daya Angkut 46 202 32 16 296
Dokumen 150 365 67 55 637
Jenis
Daya Angkut & Dokumen 79 336 42 53 510
Pelanggaran
Tidak Melanggar 144 278 33 31 486
Total 419 1181 174 155 1929
Tabel 9. Tabulasi silang antara jenis pelanggaran dengan sumbu kendaraan tahun 2022
Sumbu Kendaraan
2022 Total
1.1 1.2 1.22 Kombinasi
Daya Angkut 27 85 8 1 121
Dokumen 27 56 14 4 101
Jenis
Daya Angkut & Dokumen 15 53 7 10 85
Pelanggaran
Tidak Melanggar 65 141 14 13 233
Total 134 335 43 28 540
Dari tabulasi silang pada tabel 7. hingga 9. dapat diketahui bahwa selama tahun 2020-2022, kombinasi jenis
pelanggaran dan sumbu kendaraan terbanyak selama tahun 2020 dan 2021 adalah sumbu kendaraan 1.2 yang
melanggar dokumen dengan jumlah 3083 (22,2% dari total) pada tahun 2020 dan 365 (18,9% dari total) pada tahun
2021, namun berubah pada tahun 2022 menjadi dan sumbu kendaraan 1.2 yang tidak melanggar dengan jumlah 141
(26,1% dari total).
814
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil
EISSN 2622-545X
Vol. 5, No. 4, November 2022: hlm 805-818
25%
5% 55%
15%
Dari gambar 11. dapat dilihat bahwa jawaban didominasi oleh 55% responden yang menyatakan jam kerja per hari
adalah diantara 7-10 jam, sebanyak 25% responden menyatakan jam kerja per hari adalah 24 jam, sebanyak 15%
responden menyatakan jam kerja per hari adalah diantara 10-13 jam, dan sebanyak 5% responden lainnya menyatakan
jam kerja per hari adalah diantara 13-15 jam.
• Hari kerja per minggu
10% 5%5%
35%
45%
2 3 5 6 7
Dari gambar 12. dapat dilihat bahwa jawaban didominasi oleh 45% responden yang menyatakan hari kerja per minggu
adalah 6 hari, sebanyak 35% responden menyatakan hari kerja per minggu adalah 5 hari, sebanyak 10% responden
menyatakan hari kerja per minggu adalah 7 hari, dan sebanyak 5% responden lainnya menyatakan hari kerja per
minggu adalah 2 hari dan 3 hari. Setidaknya sebanyak 90% responden masih merasakan libur kerja minimal selama 1
hari dalam 1 minggu.
• Sumbu kendaraan
5%
25%
70%
815
Distribusi Lalu Lintas Angkutan Barang Yang Melintas Wiling, et al. (2022)
Jembatan Timbang Cikande Berdasarkan Jenis Pelanggaran
Dari gambar 13. dapat dilihat bahwa tipe sumbu kendaraan yang paling banyak dikendarai oleh responden adalah
sumbu 1.2 sebanyak 70%, yang diikuti oleh sumbu 1.1 sebanyak 25%, dan diikuti oleh sumbu 1.22 sebanyak 5%.
• Jenis pelanggaran
5%
25%
70%
20%
5%
5%
70%
Dari gambar 15. dapat diketahui bahwa sebanyak 70% responden mendapatkan gaji bulanan dan bukan dibayar per
sekali membawa muatan. Sebanyak 20% responden mendapatkan pendapatan kotor di kisaran Rp 50.000-Rp 100.000,
dan sebanyak 5% responden mendapatkan pendapatan kotor di kisaran Rp 100.000-Rp 200.000 dan Rp 200.000-Rp
300.000.
• Pengetahuan mengenai pelanggaran angkutan ODOL
40%
60%
Tahu Tidak
816
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil
EISSN 2622-545X
Vol. 5, No. 4, November 2022: hlm 805-818
Dari gambar 16. dapat dilihat bahwa sebanyak 60% responden menyatakan mengetahui tentang pelanggaran angkutan
ODOL, tetapi sebanyak 40% responden tidak mengetahui tentang pelanggaran angkutan ODOL.
• Pandangan mengenai angkutan ODOL
35%
45%
20%
Dari gambar 17. untuk kesadaran keselamatan mengenai angkutan ODOL, sebanyak 35% responden menyatakan
faktor keselamatan yang artinya mereka kesulitan mengendarai kendaraan dan tidak baik untuk supir, sebanyak 20%
responden menyatakan kebutuhan operasional/pendapatan yang artinya mereka membawa muatan ODOL untuk
menambah pendapatan dan karena keinginan dari pemilik barang/ pemilik angkutan untuk membawa muatan berlebih,
sedangkan sebanyak 45% responden menyatakan netral atau tidak berpendapat.
817
Distribusi Lalu Lintas Angkutan Barang Yang Melintas Wiling, et al. (2022)
Jembatan Timbang Cikande Berdasarkan Jenis Pelanggaran
DAFTAR PUSTAKA
Andris Wandi, S. M. (2016). Analisis Kerusakan Jalan Akibat Beban Berlebih (Studi Kasus Jalan Banda Aceh-
Meulaboh Km.69 S/D Km.150). Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, 317-328.
Balitbanghub.dephub.go.id (2021, 27 April). Kajian Pengendalian Over Dimensi Over Loading. Diakses pada 28
Januari 2022, dari https://balitbanghub.dephub.go.id/berita/kajian-pengendalian-over-dimensi-over-loading.
Bisnis.com (2021, 23 September). Menhub: Truk ODOL Jadi Masalah Utama Angkutan Barang. Diakses pada 28
Januari 2022, dari https://ekonomi.bisnis.com/read/20210923/98/1445919/menhub-truk-odol-jadi-masalah-
utama-angkutan-barang.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat. (2003). Surat Edaran Nomor AJ.307/2/7/DRJD/2003 Tentang ketentuan
mengenai angkutan barang curah. Jakarta. Direktorat jenderal perhubungan darat.
Kementerian Perdagangan. (2020). Laporan akhir: analisis dampak implementasi kebijakan zero over dimension over
load (ODOL) terhadap peningkatan harga barang kebutuhan pokok dan barang penting. Jakarta. Pusat
Pengkajian Perdagangan Dalam Negeri. Diakses dari
http://bppp.kemendag.go.id/media_content/2020/11/kajian_20210813082041Analisis_Dampak_Implementasi
_Kebijakan_Zero_Over_Dimension_Over_Load_(ODOL)_Terhadap_Peningkatan_Harga_Barang_Kebutuhan
_Pokok_dan_Barang_Penting.pdf.
Kementerian Perhubungan. (2019). Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 60 Tahun 2019 Tentang
Penyelenggaraan Angkutan Barang Dengan Kendaraan Bermotor di Jalan. Berita Negara Tahun 2019 Nomor
1087. Jakarta. Kementerian Perhubungan.
Ravel, S. (2020, Februari 14). otomotif.kompas.com. Diakses pada 10 Juli 2022, dari
kompas.com:https://otomotif.kompas.com/read/2020/02/14/123200815/truk-odol-masuk-peringkat-4-daftar-
pelanggaran-lalu-lintas.
818