Artikel PKN FIXXX

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

Eksplorasi Peran Mahasiswa Dalam Membangun Kesadaran

Identitas Nasional

Salsabila Dwi Cahyaningrum, Syahnaz Apriliyana Putri Salsabilla, Saniyah Rizky Amalia,
Dimas Rizki Maulanasyah, Dr. Ari Metalin Ika Puspita, M.Pd.
Universitas Negeri Surabaya
salsabila.22009@mhs.unesa.ac.id ; syahnaz.22011@mhs.unesa.ac.id ;
saniyah.22018@mhs.unesa.ac.id ; dimasrizki.22042@mhs.unesa.ac.id

Abstract

Diversity in various aspects of life for a nation is something that cannot be avoided, therefore
a country needs a national identity as an introduction and explanation of the personality of
the country itself. The characters of countries are very different, the way to understand the
identity of a nation can be done by comparing one nation with another. The purpose of
national identity is to make it easier for other countries to recognize the country. National
identity is very diverse, like the identity of the Indonesian nation. It can be seen that Indonesia
is known as a very diverse nation. This diversity can be seen in terms of culture, history,
ethnicity, customs, race, religion and regional language used. However, diversity does not cause
division because they have a sense of tolerance between each other. Indonesia's national identity
contains cultural values that can shape the behavior and attitudes of each individual. This
research uses qualitative methods, researchers obtain data by observation through in-depth
interviews. As for the results of our interview, identity is very necessary in a country, this
identity varies from culture, religion, language, ethnicity, and so on. From this, it will become
a characteristic of their country, but it requires habituation for each individual to maintain
the identity of their country.
Keywords : National identity, language, culture, religion, globalization
Abstrak : Keberagaman dalam berbagai aspek kehidupan bagi bangsa adalah hal yang tidak
mungkin dihindari, oleh karena itu suatu negara memerlukan identitas nasional sebagai
pengenalan serta penjelasan kepribadian diri dari negara itu sendiri. Karakter yang dimiliki
negara sangat berbeda- beda, adapun cara untuk memahami identitas suatu bangsa dapat
dilakukan dengan membandingkan bangsa satu dengan yang lainnya. Adapun tujuan dari
identitas nasional untuk mempermudah negara lain mengenali negara tersebut, identitas
nasional sangat beragam seperti identitas bangsa Indonesia, dapat dilihat bahwasanya
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang sangat beragam, keberagaman ini dapat dilihat mulai
dari sisi kebudayaan, sejarah, suku bangsa, adat istiadat, ras, agama dan bahasa daerah yang
digunakan. Namun dengan berbagai keberagaman tidak menjadikan penyebab perpecahan
karena mereka memiliki rasa toleransi antar satu dengan lainya. Identitas nasional Indonesia
mengandung nilai-nilai budaya yang dapat membentuk perilaku dan sikap setiap individu.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, peneliti memperoleh data dengan observasi
melalui wawancara secara mendalam. Adapun hasil dari wawancara kami identitas sangat
diperlukan dalam suatu negara, identitas tersebut beragam mulai dari budaya, agama, bahasa,
suku,dan lain sebagainya. Dari hal tersebut maka akan menjadi suatu ciri khas bagi negara
mereka, namun diperlukan nya sebuah pembiasaan bagi setiap individu dalam
mempertahankan identitas negara mereka.
Kata Kunci : Identitas nasional, bahasa, budaya, agama, glonalisasi

PENDAHULUAN

Negara Indonesia merupakan negara yang sangat luas dan beragam. Dengan hal itu
maka diperlukan ciri -cori sebagai identitas mereka. Untuk Identitas sendiri merupakan suatu
hal yang terpenting dan tidak dapat terlepas dalam kehidupan seseorang. Dengan identitas
maka mampu membuat seseorang mudah dalam mengenali suatu bangsa ataupun negara,
adapun identitas dapat dilihat dari budaya, suku, bahasa ataupun lainya karna di Indonesia
memiliki banyak ragam yang dikenal sebagai bhinneka tunggal Ika, namun dengan adanya hal
itu tidak membuat kita untuk mempecah belah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), identitas nasional merupakan situasi seseorang ataupun benda yang bisa dijadikan
pembeda dari yang lainnya, baik dalam ciri khas, sifat dan persepsi diri. Sedangkan kata
nasional memiliki arti suatu yang berhubungan dengan bangsa, yang menjadikan ciri khas
atau sifat nasional (Astuti, 2023).

Suatu negara memerlukan identitas Nasional atau jati diri sebagai pengenalan dan
Penjelas kepribadian dari satu negara ke negara Lain. Suatu negara juga dapat dikatakan
sebagai Negara jika ia memiliki suatu identitas nasional Atau jati diri negara, karena adanya
pengakuan Oleh negara lain dalam interaksi yang telah Berlangsung. Identitas nasional pada
Hakekatnya adalah manifestasi nilai-nilai Budaya yang tumbuh dan berkembang dalam Aspek
kehidupan suatu bangsa dengan ciri khas Yang berbeda dengan bangsa lain dalam
Kehidupannya. Berdasarkan hal tersebut, dapat Disimpulkan bahwa setiap bangsa di dunia
ini Memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai Dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter
Dari bangsa tersebut. Untuk menentukan identitas nasional Negara Indonesia, sangat sulit
jikalau hanya Dideskripsikan berdasarkan ciri khas fisik. Mengingat bahwa bangsa Indonesia
itu terdiri Atas berbagai macam unsur ras, kebudayaan, Agama, serta karakter yang sejak
asalnya Memang memiliki suatu perbedaan. Dengan Demikian, untuk mengetahui identitas
nasional Dan kepribadian bangsa Indonesia tidak cukup Hanya dipahami secara statis
melainkan harus Juga dipahami dalam konteks dinamis. Identitas nasional bukan hanya
tercantum dalam undang-undang dasar namun juga terdapat didalam undang-undang No 24
tahun 2009 (Jurnal et al., 2018).
Dalam identitas nasional sangat penting dalam membuat persepsi jati diri suatu
bangsa dan bisa membuat membedakan satu dengan lainya. Dalam penerapan maka identitas
nasional maka diperlukan nya sumber daya yang mempertahankan. Oleh karena itu
pendidikan merupakan salah satu peranan penting dalam memberikan pemahaman serta
pembentuk dan mengembangkan identitas nasional Indonesia. Pendidikan mampu
memberikan kesempatan untuk mengenalkan serta menanamkan nilai-nilai yang melekat
pada identitas nasional Indonesia, seperti nilai-nilai Pancasila, kebhinekaan dan kearifan.
Dalam hal ini peran mahasiswa sangat penting, karna merupakan salah satu elemen
masyarakat yang strategis dapat berperan secara aktif dalam banyak nya perbedaan serta
keberagaman yang begitu banyak di Indonesia ini. Identitas mahasiswa terbangun oleh citra
diri sebagai seseorang yang berpikir kritis, dinamis, Religius. Dari identitas tersebut maka
memunculkan tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial sebagai warga bangsa dan
negara. Dimensi dalam melakukan pergerakan mahasiswa menduduki tempat yang paling
tepat untuk memasuki ranah kerukunan antar negara. Oleh karena itu dengan banyaknya
keberagaman maka diperlukan pembiasaan-pembiasaan yang menimbulkan identitas diri
ataupun negara terutama negara Indonesia yang erat dengan kebudayaan nya sejak dahulu.
Sehingga dengan kebiasaan -kebiasaan yang dilakukan membuat negara lain tau akan identitas
negara Indonesia (Pancasila, n.d.).

METODE

Pada tahap observasi kali ini kami menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif
dengan cara menggambarkan masalah yang terjadi pada masa sekarang atau yang sedang
berlangsung, dan bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hal yang terjadi sebagaimana
mestinya pada saat penelitian ini dilakukan.pada observasi kali ini kelompok kami juga
menampilkan data apa adanya tanpa proses manipulasi atau perlakuan-perlakuan lain. Serta
menggunakan metode study literatur dengan mengumpulkan jurnal – jurnal yang relevan
untuk menambah wawasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyajikan gambaran
secara lengkap mengenai suatu kejadian atau dimaksudkan untuk mengekspos dan
mengklarifikasi suatu fenomena yang terjadi

HASIL PEMBAHASAN

A. Konsep dan Pengertian Identitas Nasional


Setiap bangsa memiliki karakter dan identitasnya masing-masing. Apabila mendengar
kata Barat, tergambar masyarakat yang individualis, rasional, dan berteknologi maju.
Mendengar kata Jepang tergambar masyarakat yang berteknologi tinggi namun tetap
melaksanakan tradisi ketimurannya. Bagaimana dengan Indonesia? Orang asing yang
datang ke Indonesia biasanya akan terkesan dengan keramahan dan kekayaan budaya kita.
Indonesia adalah negara yang memiliki keunikan di banding negara yang lain. Indonesia
adalah negara yang memiliki pulau terbanyak di dunia, negara tropis yang hanya mengenal
musim hujan dan panas, negara yang memiliki suku, tradisi dan bahasa terbanyak di
dunia. Itulah keadaan Indonesia yang bisa menjadi ciri khas yang membedakan dengan
bangsa yang lain. Salah satu cara untuk memahami identitas suatu bangsa adalah dengan
cara membandingkan bangsa satu dengan bangsa yang lain dengan cara mencari sisi-sisi
umum yang ada pada bangsa itu. Pendekatan demikian dapat menghindarkan dari sikap
kabalisme, yaitu penekanan yang terlampau berlebihan pada keunikan serta ekslusivitas
yang esoterik, karena tidak ada satu bangsapun di dunia ini yang mutlak berbeda dengan
bangsa lain. Istilah identitas nasional (national identity) berasal dari kata identitas dan
nasional. Identitas (identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jatidiri yang
melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Sedangkan
kata nasional (national) merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok
yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama,
bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Istilah identitas nasional
atau identitas bangsa melahirkan tindakan kelompok (collective action yang diberi atribut
nasional) yang diwujudkan dalam bentuk-bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan
yang diberi atribut-atribut nasional. Menurut Kaelan, identitas nasional pada hakikatnya
adalah manisfestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi
suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya. Nilai- nilai budaya yang
berada dalam sebagian besar masyarakat dalam suatu negara dan tercermin di dalam
identitas nasional, bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan
dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus menerus berkembang
karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya.
Implikasinya adalah bahwa identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk
diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang
berkembang dalam Masyarakat (buku pendidikan kewarganegaraan, 2019).
Dalam rangka mengenal indentitasa nasional indinonesia sebagai jati diri bangsa , ada
beberapa dimensi dalam identitas nasional antara lain sebagai berikut :
1. Pola prilaku adalah gambaran pola dari perilaku yang tercipta dalam lingkungan sehari-
hari, contohnya budaya dan kebiasaan, adat istiadat, norma, ramah tamah, sikap
hormat kepada orang tua dan gotong royong adalah salah satu identitas nasional yang
bersumber dari budaya dan adat istiadat.
2. Lambing-lambang adalah sesuatu yang menggambarkan fungsi dan tujuan negara.
Lambing-lambang ini biasanya terdapat dalam undang-undang contohnya adalah
bendera, lagu kebangsaan dan Bahasa.
3. Alat-alat pelengkap adalah sebuah perangkat alat yang digunakan unntuk mencapai
tujuan dan keinginan berupa dalam pembangunan, peralatan dan teknologi,
contohnya masjid, gereja, teknologi transfortasi seperti pesawat dan kapal laur,
peralatan manusia seperti pakaian adat dan senjata adat, teknologi bercocok tanam
seperti teraktor dan lain sebagainya.
4. Tujuan yang ingin digapai, identitas yang bersumber dari tujuan ini memiliki sifat
dinamis. Sebagai suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat, tujuan bangsa Indonesia
sudah tertuang dalam UUD NKRI 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mensejahtrakan rakyat Indonesia.

Salah satu identitas bangsa Indonesia ialah Indonesia dikenal dengan negara yang
beragam atau disebut negara yang majemuk atau heterogen. Keberagaman bangsa
Indonesia ini dapat dilihat dari sisi kebudayaan, sejarah, suku bangsa, adat istiadat, ras,
agama, dan bahasa daerah. Namun, dengan munculnya era globalisasi ini memudahkan
untuk masuknya pengaruh budaya luar, yang memungkinkan terkikisnya bahkan matinya
budaya local yang terkandung kearifan lokal dan menjadi sebuah karakter bagi bangsa
Indonesia. Adapun kedudukan identitas nasional sebagai jati diri bangsa adalah sebagai
berikut :
1. Sebagai pemersatu bangsa, identitas nasional bisa menjadi alat pemersatu bangsa
contohnya Indonesia yang mempunyai Pancasila sebagai identitas nasional dan menjadi
pedoman dalam kehidupan rakyat Indonesia.
2. Sebagai ciri khas yang membedakan satu bangsa dari bangsa yang lainnya, setiap bangsa
pasti memiliki ciri khas, karakteristik dan jati diri yang berbeda dengan bangsa lainnya
untuk dikenali oleh bangsa lain.
3. Sebagai acuan atau landasan bagi sebuah negara untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki, dengan adanya identitas nasional maka negara bangsa mempunyai pegangan
dan prinsif dalam menwujudkan potensi yang menjadi jati dir suatu negara tersebut
(Aulia et al., 2021).
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan terkait identitas nasional beliau
mengatakan bahwa Pengalaman atau momen yang membuat narasumber bangga menjadi
warga negara Indonesia ialah pada saat di luar negeri atau negara lain kita bisa
membandingkan kalau orang Indonesia yang manapun dan dimanapun ditempatnya
diprovinsi manapun di Indonesia itu orang – orangnya masih memegang nilai luhur atau
akhlak yang bagus sebagai orang Indonesia contohnya ramah pada yang lain teman kita atau
bahkan orang asing, selain ramah kita juga mempunyai empati yang lebih besar contohnya
jika ada orang yang kesusahan kita sebagai orang Indonesia merasa lebih kasihan jika ada
yang meminta bantuan, lalu dari segi geografis Indonesia negara yang lebih subur jadi kalau
dibandingkan negara lain yang cuacanya kering kita ini masuk ke dalam negara yang
cuacanya lembab, lalu dari sisi religius atau agama narasumber sangat bersyukur bisa
dibesarkan di Indonesia dengan mayoritas penduduk agamanya adalah beragama Islam
meskipun kita berdampingan dengan agama lain kita tetap bisa hidup harmonis tanpa harus
melalui yang namanya peperangan atau perselisihan karena agama.

Untuk menanamkan karakter pada diri mahasiswa agar identitas Mahasiswa tidak
luntur, dengan membangun kesadaran dari mahasiswa sendiri untuk mau dan membiasakan
diri dalam melakukan hal-hal dalam kebudayaan serta membangun rasa syukur menjadi warga
ataupun mahasiswa Indonesia. Karna sebagai mahasiswa kita memiliki hak dalam berbicara,
pendapat maupun mengembangkan ilmu kita secara maksimal jadi tidak seperti negara lain
yang adanya pengkontrolan mahasiswa dalam berpendidikan untuk mengikuti aturan Negera
tersebut, Sehingga mahasiswa memiliki keterbatasan dalam mengeksplorasikan diri, itu sangat
berkebalikan dengan negara kita Indonesia. Serta menanamkan nilai-nilai luhur kebangsaan
Indonesia agar saat mahasiswa memiliki ilmu yang tinggi mahasiswa tidak lupa akan identitas
yang mereka miliki. Seperti halnya mahasiswa melakukan KKN yang bisa secara langsung
ilmu yang mereka miliki dipelajari oleh masyarakat itu termasuk juga dalam pengabdian dan
pengabdian ilmu mahasiswa sebagai rasa empati.

Menurut narasumber yang kami wawancara yang dapat merusak identitas nasional
ada banyak, untuk saat ini diantaranya dalam pengaksesan internet sangat mudah terutama
dibidang hiburan serta informasi dari media sosial. Dalam budaya barat atau luar negeri tidak
selamanya baik bagi kita karna terkadang budaya baik bagi negara luar belum tentu baik bagi
negara Indonesia begitupun sebaliknya. Seperti negara Korea ada budaya minum- minum (
yang memabukkan) itu juga tidak pas jika diterapkan dalam negara Indonesia. Namun ada
juga pengaruh -pengaruh seperti Dalam negara barat ada nya orang-orang yang disebut
ateis,yang mana orang ateis memiliki pemikiran serta perilaku yang sangat berbeda dari pada
orang yang memiliki agama. Mereka akan berpikir semua hal tidak ada hubungannya dengan
tuhan ataupun agama. Kemudian suka membanding-bandingkan negara Indonesia dengan
orang lain jadi terus memperbaiki apa yang menjadi kekurangan dari negara kita, namun
kadang lupa akan nilai nasionalisme kita sendiri. Sebagai mahasiswa Indonesia memiliki tugas
untuk membenahi atau memberikan solusi untuk kebaikan Indonesia. Dan yang terakhir
yaitu terlalu idealis Sampai kita lupa bahwa sebelum menjadi mahasiswa kita sudah menjadi
warga Indonesia, yang mana itu bisa membuat kita terlalu menuruti keyakinan diri sendiri
sehingga bisa mengurangi rasa nasionalisme seperti halnya dikampus memiliki kekurangan
yang tidak bisa cepat untuk dibenahkan maka harus kita bisa berpikir bagaimana untuk
menyelesaikan permasalah tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya yang dapat
mempengaruhi yaitu pengaruh negara luar/barat, terlalu membandingkan, dan tidak sadarnya
akan nilai” luhur,moral dan lain sebagainya.

B. Makna dan Peran Nasionalisme

Nasionalisme di Indonesia merupakan sebuah kajian sejarah yang menarik karena


istilah ini telah mengalami pasang surut baik dalam aspek politik maupun sosial dari waktu
ke waktu. Pemetaan konsep nasionalisme di wilayah Indonesia memerlukan kemauan politik
dan sosial, karena hal ini menunjukkan tekad masyarakat Indonesia untuk beradaptasi dengan
konsep nasionalisme di tengah gencarnya perekonomian dunia (Handayani, 2019). Menurut
Hara (2000) mendefinisikan nasionalisme sebagai kesetaraan keanggotaan dan
kewarganegaraan semua kelompok etnis dan budaya dalam suatu bangsa. Dalam kerangka
nasionalisme, juga diperlukan sebuah kebanggaan untuk menampilkan identitasnya sebagai
suatu bangsa. Kebanggaan itu sendiri merupakan proses yang lahir karena dipelajari dan
bukan warisan yang turun temurun dari satu generasi kepada generasi berikutnya (Anggraeni
Kusumawardani & Faturochman, 2019).

Nasionalisme adalah sebuah ideologi atau konsep yang mengutamakan rasa identitas,
kesetiaan, dan kebanggaan terhadap negara atau bangsa tertentu. Ini mencakup pemahaman
bahwa anggota negara atau bangsa tersebut memiliki kepentingan bersama yang harus
diutamakan di atas kepentingan individu atau kelompok kecil. Nasionalisme dapat memiliki
berbagai makna dan peran dalam konteks sosial, politik, dan budaya:
1. Pemersatu Bangsa: Nasionalisme sering berfungsi sebagai pemersatu bagi beragam
kelompok etnis, agama, dan budaya dalam satu negara. Ini dapat membantu mengurangi
konflik internal dan memperkuat kesatuan nasional.
2. Identitas Nasional: Nasionalisme mempromosikan pemahaman dan penghormatan
terhadap budaya, bahasa, simbol, dan sejarah nasional. Hal ini memungkinkan warga
negara untuk merasa bangga dengan identitas nasional mereka.
3. Patriotisme: Nasionalisme dapat memacu patriotisme, yaitu rasa cinta dan dedikasi
terhadap negara. Ini dapat mendorong warga negara untuk berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan negara, seperti militer, politik, dan pengembangan ekonomi.
4. Kemandirian Ekonomi: Nasionalisme juga bisa berperan dalam pengembangan ekonomi
suatu negara. Pemerintah dapat menggunakan nasionalisme untuk mendukung industri
dalam negeri dan melindungi ekonomi nasional dari pengaruh asing.
5. Perlawanan Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme: Nasionalisme sering digunakan
sebagai alat perlawanan terhadap penjajahan dan imperialisme. Gerakan nasionalis dapat
mendorong pembebasan nasional dan kemerdekaan dari kekuasaan asing.
6. Identitas Politik: Nasionalisme dapat menjadi kekuatan politik yang kuat. Partai politik
atau kelompok masyarakat sering menggunakan retorika nasionalis untuk mendukung
platform politik mereka dan memenangkan dukungan publik.
7. Konflik dan Ketegangan: Sementara nasionalisme dapat mempersatukan, itu juga dapat
menjadi sumber konflik jika tidak dikelola dengan bijak. Sentimen nasionalis yang
berlebihan atau ekstremisme dapat memicu ketegangan antara negara-negara atau
kelompok etnis.
8. Solidaritas Internasional: Meskipun nasionalisme sering dikaitkan dengan fokus pada
negara, banyak gerakan nasionalis juga mempromosikan solidaritas internasional dengan
negara-negara sejenis atau kelompok etnis lainnya yang menghadapi tantangan serupa
(Putu Ari Astawa, 2017).

Penting untuk diingat bahwa nasionalisme dapat memiliki efek yang beragam tergantung
pada bagaimana hal itu diterapkan dan diinterpretasikan dalam konteks tertentu.
Nasionalisme yang sehat dan positif dapat memperkuat kesatuan dan kesejahteraan nasional,
sementara nasionalisme yang berlebihan atau eksklusif dapat menjadi sumber konflik dan
ketidakstabilan. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mengelola nasionalisme
dengan bijak dalam setiap konteksnya .
Dari hasil wawancara yang saya lakukan terkait bendera atau lambang negara
indonesia memiliki makna khusus bagi yang saya wawancara beliau mengatakan “
Kalau saya pribadi semua yang dipakai untuk kepentingan nasional seperti bendera,
lambang, simbol, atau apapun yang digunakan untuk negara indonesia itu semuanya
memiliki filososi jadi itu penting. Karena tidak mungkin perumus kemerdekaan atau
orang-orang yang berjuang untuk kemerdekaan indonesia itu membuat simbol atau
lambang atau warna bendera dengan sesuatu yang remeh atau hal yang sepele jadi
pasti dipikirkan dengan matang-matang dan punya filosofi yang dalam. Contoh paling
gampang adalah bendera. Bendera kita memang terlihat simple hanya punya warna
merah dan putih dan bukan punya bentul bulat aneh-aneh seperti itu bukan namun
hanya dua warna yang ditumpuk seperti itu yang atas merah dan yang bawah putih
dengan filosofi yang ketahui yaitu merah sebagai lambang keberanian dan putih
sebagai lambang kesucian. Dua nilai ini dapat mencerminkan nilai-nilai luhur yang
ada di dalam setiap kartanegara indonesia terutama pada saat perjuangkan
kemerdekaan. bendera indonesia ini juga bisa kita temukan dalam kehidupan sehari-
hari mungkin dari benda-benda tertentu atau ditempat umum tertentudari itu saja kita
bisa mengingat " oh ini warna bendera negara indonesia ". Dan secara tidak langsung
itu akan membangkitkan rasa nasionalisme kita, selainitu seperti gambar garuda atau
pancasila itu juga sesuatu hal yang sakral. Jadi, kalau dibilang itu penting atau punya
makna khusus bagi saya tidak terlalu tetapi saya sadar kalau semua hal itu ada hal yang
penting”. Dari hasil wawancara yang saya lakukan terkait lagu kebangsaan indonesia
yang dicintai atau terhubung denganya beliau mengatakan “Kalau saya mungkin
hanya ada beberapa karena mungkin yang merasuk semua lagu kebangsaan memang
penting dan bisa merasuk di jiwa tetapi kalau saya pribadi lebih ke lagu
nasionalindonesia seperti : indonesia raya, dan lagu padamu negeri. Bagi saya dua lagu
ini punya makna yang sangat mendalam yang satu adalah rasa nasionalisme yang
kedua lagu padamu negeri adalah lagu bentuk pengabdian dan pengakuan kita sebagai
warga negara indonesia. Menurut narasumber tidak ada cara khusus tentang
bagaimana cara merasakan solidaritas dengan warga Indonesia karena jika kita hidup
sesama warga negara Indonesia pasti kita akan memiliki nilai empati atau simpati
kepada sesama masyarakat sebagai bukti nilai kebangsaan kita, solidaritas itu akan
terasa jika kita hidup di luar negeri dan bertemu dengan sesama warga negara
Indonesia meskipun dari berbagai suku,agama,dan ras yang berbeda kita akan tetap
berstu dan tidak membedakan perbedaan juga akan menghargai kesopanan,adat dan
istiadat,serta tidak akan ada rasisme”.

C. Bahasa Sebagai Pembentuk Identitas

Identitas merupakan suatu yang berkesinambungan selama kehidupan manusiawi dan


tidak terbatas sifatnya. Sedangkan nasional berasal dari kata nation yang artinya sekelompok
manusia yang memiliki sejarah mengenai wilayah nya, budaya, simbol, tradisi serta memilikj
kesadaran sebagai bangsa dan adanya status politik (Sarasati, 2021). Identitas nasional lebih
dekat dengan jati diri yakni ciri - ciri atau karakteristik perasaan atau keyakinan
tentang kebangsaan yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Apabila
bangsa Indonesia memiliki identitas nasional maka bangsa lain akan dengan
mudah mengenali dan mampu membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain,
diantara ciri-ciri identitas nasional ialah dalam bahasa yang digunakan nya.

Bahasa Merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Dalam hal
ini bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara aribiter dibentuk atas
unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana komunikasi antara satu
dengan lainya. Adapun kedudukan bahasa dalam identitas nasional ialah:

1. Sebagai wujud eksistensi bangsa yang dijadikannya simbol kedaulatan dan


kehormatan negara Indonesia
2. Merupakan manifestasi kebudayaan yang mengingatkan perjuangan bangsa,
persatuan serta keberagaman budaya, dan persamaan untuk mewujudkan cita-cita
bangsa dan negara Indonesia (Antari Swandewi, 2019).

Salah satu simbol jati diri Bangsa Indonesia itu adalah bahasa, Dalam hal ini tentu
bahasa Indonesia. Hal itu sejalan dengan semboyan Yang selama ini kita kenal, yaitu “bahasa
menunjukkan bangsa”. Dengan adanya sebuah bahasa yang Dapat mempersatukan berbagai
Macam bahasa yang berbeda dari Berbagai suku daerah di Indonesia, Sehingga setiap orang
dari masing-Masing daerah dapat mengerti dan Menjalin komunikasi antar warga Indonesia
dengan baik.

Adapun Hasil dari wawancara kelompok kami narasumber mengatakan bahwasanya


Bahasa adalah bagian penting dari identitas nasional tentu saja penting, Karena sudah kita
ketahui dari sejarah indonesia kalau bahasa indonesia Merupakan salah satu hal yang menjadi
identitas terpenting kita sebagai warga Negara indonesia. Jika kita orang indonesia berarti kita
harus bisa berbahasa Indonesia dan menggunakannya. Karena indonesia ini terdiri dari
banyak Bahasa daerah dan banyak suku, trs di Indonesia juga selain orang lokal atau Orang-
orang asli Indonesia pribumi juga ada pendatang dan membuat bahasa Kita berakulturasi
tetapi itu tidak masalah asalkan kita tetap menggunakan Bahasa indonesia dan masih
mempraktikkannya dengan benar. Karena kalau Tidak memakai bahasa indonesia kita bisa
membayangkan akan banyak Perpecahan dan tidak akan bisa berkomunikasi dengan baik
walaupun itu Sesama orang indonesia. Bisa kita lihat dari contoh-contoh yang ada dimedia
Sosial seperti : mungkin kita bisa ambil contoh seperti negara malaysia yang Saya tahu, karena
saya sempat bekerja menjadi assistant di salah satu lembaga Belajar untuk bahasa mandarin
yang punya lembaga saya atau bos saya ini Orang china asli dan punya putri orang indonesia
atau putrinya menikah dengan Orang indonesia. Nah beliau memang menekankan pada
putrinya untuk Putrinya sekolah di indonesia itu harus memakai bahasa indonesia diluar
Rumah. Tetapi sekarang putrinya disekolahkan di malaysia dan katanya tuh Bukan sekolah
yang campur maksudnya kalau dimalaysia kebanyakan Memakai bahasa ipu masing-masing.
Contoh kalau dia dari suku china atau Suku tionghoa dia akan bersekolah disekolah yang
mayoritas memakai bahasa tionghoa tidak bercampur seperti orang indonesia walaupun di
indonesia ada Sekolah-sekolah internasional atau sekolah khusus tetapi masih menggunakan
Bahasa indonesia sebagai salah satu pengantar untuk belajar. Jadi menurut saya Kalau tidak
menggunakan bahasa indonesia itu akan sangat berbahaya.

D. Kebudayaan dan Identitas Nasional

Budaya adalah suatu pola asumsi dasar yang ditemukan dan ditentukan oleh
suatu kelompok tertentu karena mempelajari dan menguasai masalah adaptasi eksternal
dan integrasi internal, yang telah bekerja dengan cukup baik untuk dipertimbangkan secara
layak dan karena itu diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang dipersepsikan, berpikir
dan dirasakan dengan benar dalam hubungan dengan masalah tersebut. Menurut Tylor,
kebudayaan adalah sistem kompleks yang merangkup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwasanya budaya merupakan suatu tradisi yang dilakukan


ataupun dipercayai masyarakat untuk dilakukan agar dapat mengontrol perilaku, sumber-
sumber ekstrasomatik informasi, memantapkan individu, pengembangkan pengetahuan,
hingga cara bersikap. Pada umumnya kebudayaan itu dikatakan bersifat adaptif, karena
kebudayaan melengkapi manusia dengan cara-cara penyesuaian diri pada kebutuhan-
kebutuhan fisiologis dari badan mereka, dan penyesuaian pada lingkungan yang bersifat
fisikgeografis maupun pada lingkungan sosialnya. Kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam
masyarakat tertentu merupakan cara penyesuaian masyarakat itu terhadap lingkungannya,
akan tetapi cara penyesuaian tidak akan selalu sama. Menurut J.J Honingmann, dikutip
dari buku Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, ada tiga wujud kebudayaan,
diantaranya: gagasan bersifat abstrak dan tempatnya ada di alam pikiran tiap warga
pendukung budaya yang bersangkutan sehingga tidak dapat diraba atau difoto. Wujud
budaya dalam bentuk sistem gagasan ini biasa juga disebut sistem nilai budaya, Perilaku
berpola menurut ide/gagasan yang ada. Wujud perilaku ini bersifat konkret dapat dilihat
dan didokumentasikan. Benda hasil budaya bersifat konkret, dapat diraba dan difoto.
Kebudayaan dalam wujud konkret ini disebut kebudayaan fisik. Contohnya, bangunan-
bangunan megah seperti candi, piramida, menhir, alat rumah tangga seperti kapak
perunggu, gerabah, dan lain-lain (Muhammad Luthfi Kamil, 2022).

Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur


kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa
yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah sistem
bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk
berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Menurut Keesing, kemampuan
manusia dalammembangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena
sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya
sangat bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting
dalam analisa kebudayaan manusia, Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan
dengan sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak
dan berwujud di dalam ide manusia. kebudayaan mempunya suatu himpunan pengetahuan
tentang alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya,
sistem sosial menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur
oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam
lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari, sistem peralatan hidup dan
teknologi manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka
akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog
dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu
masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk
dan teknologi yang masih sederhana, sistem mata pencaharian hidup penelitian etnografi
mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu
kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya, sistem religi asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah
adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau
supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu
melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubunganhubungan dengan
kekuatan-kekuatan supranatural tersebut,sistem kesenian perhatian ahli antropologi
mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu
masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi
mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan
hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih
mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu,
deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan
seni drama dalam suatu Masyarakat (Sumarto, 2019).

Identitas nasional, Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), identitas berarti
ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri.Maka identitas menunjukkan pada ciri
atau penanda yang dimiliki oleh seseorang, pribadi maupun kelompok. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, “nasional” berarti bersifat kebangsaan,berkenaan atau berasal
dari bangsa sendiri,meliputi suatu bangsa. Dalam konteks hubungan antar bangsa,
seseorang dapat dibedakan karena nasionalitasnya sebab bangsa menjadi penciri yang
membedakan bangsa yang satu dengan bangsa lainnya. Mengenai unsur-unsur identitas
nasional, maka identitas nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang mejemuk.
Kemajemukan itu merupakan gabungan unsur-unsur pembentuk identitas nasional,
diantaranya, suku bangsa merupakan salah satu unsur pembentuk identitas nasional, di
Indonesia khususnya, terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan
tidak kurang tiga ratus dialek bahasa, agama bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat
yang agamis (didasarkan pada nilai agama). Agama-agama yang tumbuh dan berkembang
di nusantara yaitu agama Islam, Katholik, Kristen,Hindu, Budha dan Konghucu,
kebudayaan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-
perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukungpendukung untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak, bahasa dalam hal ini bahasa
dipahami sebagai sistem perlambang yang secara aribiter dibentuk atas unsurunsur bunyi
ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia (Luh et al.,
2019).

Dari hasil wawancara yang kelompok kami lakukan tradisi khas atau budaya
Indonesia yang dianggap narasumber penting adalah 1) ramah tamah atau bersikap sopan
santun khususnya orang jawa sopan santun itu sangat penting dan harus diterapkan, 2)
tradisi beragama itu juga sangat penting karena membentuk identitas dan kekuatan mental
kita untuk menghadapi permasalahan sehari – hari, jika tradisi dari budaya semua tradisi
budaya di Indonesia baik suku jawa atau suku yang lain itu penting dan jika seandainya
tradisi itu buruk atau tidak memberikan manfaat apapun sebaiknya ditinggallkan, namun
apabila suatu tradisi seperti tarian atau sebagainya tersebut dapat diambil sebagai hiburan
dan manfaatnya sebaiknya di lestarikan.
Cara untuk mempertahankan budaya menurut narasumber adalah salah satunya
kalau dari pengalaman narasumber adalah pembiasaan karena jika kita sudah terbiasa
melakukannya maka akan dianggap ini adalah suatu hal yang harus dilakukan yang menjadi
rutinitas contohnya tedak sinten, 7 bulanan itu juga bagus namun jika dibandingkan
dengan pemikiran orang modern saat ini hal – hal seperti itu tidak mempunyai pengaruh
langsung kepada hidup kita tetapi paling tidak karena sudah menjadi budaya atau tradisi
yang terpatri di kehidupan sehari – hari maka kita merasa kurang jika hal tersebut tidak
dilakukan, cara yang kedua yaitu memahami budaya tersebut jadi budaya apapun dan
tradisi manapun yang kita lakukan terutama tradisi tradisional sebaiknya kita ketahui
sejarah dan alasan dilakukannya tradisi itu, karena jika mengetahui alasan dan sejarahnya
keyakinan kita untuk melakukan tradisi aau budaya tersebut akan semakin kuat, lalu yang
ketiga adalah mensyukurinya jika dibandingkan dengan negara – negara maju di Indonesia
masih kental akan budaya dan mencintai budaya itu kita harus mensyukurinya jika tidak
mensyukurinya atau mulai melupakannya tentu saja identitas negara kita akan hilang.
E. Agama Dalam Identitas Nasional
Radikalisme agama merupakan suatu paham ekstrem yang mengharapkan perubahan
dan pembaharuan sosial dan politik. Isu ini marak di perbincangkan dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir. Akar radikalisme agama di Indonesia dimulai pada saat orde
lama, mengalami pembatasan paksa di masa orde baru, dan pergerakan yang massif
di era pasca reformasi. Maraknya pergerakan radikalisme agama saat ini adalah bentuk
akumulatif pembatasan ruang gerak mereka secara sosial dan politik sehingga
mempengaruhi identitas nasional terhadap nilai kebangsaan di Indonesia. Dengan
demikian, kondisi ini menjadi tantangan Indonesia di dalam memahamkan dan
menguatkan nilai identitas nasional bangsa (Annissa et al., 2022).
Indonesia merupakan negara yang sangat majemuk. Dihuni beragam ras,
suku, etnik, tradisi, budaya, dan agama. Dalam realitas majemuk itulah, agama Islam
berkembang menjadi mayoritas agama yang dipeluk oleh warga negara Indonesia.
Oleh karena itu, timbulnya konsepsi Islam tentang pluralitas adalah hal yang sangat
wajar dan sangat perlu dipertimbangkan dengan sangat baik, dalam memetakan
banyaknya konflik etno religius yang terjadi di Indonesia. Naasnya, persoalan yang
paling rumit dalam diskursus keislaman saat ini adalah terkait bagaimana menerapkan
konsep pluralitas sebagai bagian dari nilai-nilai ajaran Islam di ruang publik.
Khususnya adalah relasi antara Islam dengan negara-bangsa (nation-state). Bagi
ormas Islam seperti NU dan Muhammadiyah sebenarnya persoalan konsep negara-
bangsa sudah tuntas dengan diakuinya Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara.
Sebagai negara yang mayoritas beragama Islam, agama menjadi salah satu modal
sosial bagi perkembangan dalam masyarakatnya. Dalam hal ini, semua masyarakat
memerlukan suatu gabungan yang terdiri dari sistem ajaran dan simbol, norma-
norma, dan nilai-nilai sebagai identitas nasional yang berperan sebagai agama civil
baru bagi masyarakat modern. Agama tidak lagi dipandang sebagai sesuatu hal yang
irasional, intoleran, dan kaku. Agama sebagai fakta sosial yang tumbuh di masyarakat
dapat memengaruhi perkembangannya. Agama yang bersifat formalistik
bertransformasi menjadi civil religion yang lebih menghargai pluralitas, egalitarian,
dan liberal sebagaimana paradigma civil society yang menopang proses demokratisasi
dalam sistem politik (Satmoko Adi & Pasu Marganda Hadiarto Purba, 2020).
Agama adalah salah satu reproduksi kebudayaan yang merupakan salah satu
unsur penting dalam mendorong terbentuknya identitas nasional selain dari etnisitas,
teritorial, bahasa, agama, dan sejenisnya. Berbeda dengan etnis, nilai agama sifatnya
lebih universal artinya agama tidak terbatas eksistensinya pada suatu wilayah sebagai
bentuk sentimen kedaerahan atau primordialisme. Beck (Schnabel & Hjerm, 2014:1)
berpendapat bahwa nilai-nilai agama memiliki kekuatan melampaui batas-batas yang
dibentuk oleh faktor-faktor seperti etnis, jenis kelamin, atau usia, sehingga agama
dapat memainkan peran yang lebih fleksibel dalam membangun identitas nasional.
Prinsip suatu ajaran agama untuk tidak membeda-bedakan agama satu dengan yang
lainnya sebagaimana tertuang dalam sila Pertama Pancasila “Ketuhanan yang Maha
Esa” dan pentingnya penanaman nilai-nilai dalam konteks masyarakat multukultural
seperti toleransi, demokrasi, salin menghormati, dan menghargai satu sama lain dapat
diinternalisasikan melalui melalui situs kewarganegaraan berbasis agama. Hal ini
karena situs-situs kewarganegaraan dapat digunakan sebagai sarana dalam
menginternalisasi nilai-nilai multikultural yang berperan penting dalam mengatasi
etnosentrisme, memperoleh kemampuan untuk berempati dengan budaya lain,
mengembangkan sarana kerjasama yang melintasi batas-batas budaya dalam
lingkungan multikultural, memperoleh kemampuan untuk berkomunikasi melintasi
batas-batas budaya, misalnya melalui bilingualisme, dan membentuk identitas kolektif
baru, yang terdiri dari individu yang memiliki perbedaan budaya.
Situskewarganegaraan berbasis agama seperti tempat ibadah menjadi sarana bagi para
pengikutnya untuk memahami perbedaan sebagai jati diri yang memberikan pengaruh
terhadap menguatnya identitas nasional suatu bangsa (Studi et al., 2017).
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan terkait Agama dalam identitas nasional
beliau mengatakan bahwa Narasumber sangat setuju mengenai Bagaimana agama
atau kepercayaan bisa mempengaruhi identitas nasional Karena di Indonesia sendiri
mengakui adanya enam agama yang mana tidak hanya Islam saja tetapi Hindu, Budha,
Konghucu, Kristen, katolik. Yang mana semua nilai kehidupan kita pasti ada
hubungannya dengan sebuah keagamaan karna dalam Pancasila yang pertama yaitu
ketuhanan yang maha esa, jadi agama akan mempengaruhi identitas nasional, seperti
halnya dalam Islam ada hubbul Wathon minal iman yaitu mencintai tanah air sebagian
dari iman yang tidak mungkin bertabrakan kepercayaan kita dan menjalani kehidupan
yang tau akan identitas nasional.
F. Politik Identitas Nasional
Menurut (Widayanti, 2009:14) politik identitas merupakan nama lain dari biopolitik
dan politik perbedaan. Biopolitik didasarkan pada perbedaan yang lahir dari
perbedaan antar organisme. Identitas menurut Jeffrey Week berkaitan dengan
kepemilikan, persamaan dengan orang tertentu, dan apa yang membedakan
seseorang dengan orang lain. Komentar Jeffrey Week menekankan pentingnya
identitas bagi setiap individu maupun bagi suatu kelompok atau komunitas.
Politik identitas merupakan kekhasan yang terjadi di negara dan masyarakat modern
(bebas dan demokratis), yang menurut penelitian Foucault bertujuan untuk
menerapkan prinsip-prinsip ilmiah pada institusi individu dalam proses politik
melalui kekuasaan negara. Tujuannya agar masyarakat menjadi “tercerahkan”:
mencapai pertumbuhan penduduk yang optimal, pertumbuhan generasi yang
proporsional, dll. Adanya politik identitas dapat memperkuat nasionalisme di
Indonesia melalui bentuk politik identitas nasional yang menjunjung tinggi nilai
persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Sikap nasionalis dan politik identitas
kemudian harus berjalan beriringan dengan solidaritas nasional yang kuat. Sikap
persatuan bangsa yang kuat akan menciptakan tatanan sosial yang stabil, saling
menghormati dan menimbulkan rasa memiliki antar individu dalam hal ini warga
negara.
Untuk mewujudkan nasionalisme Indonesia dan politik identitas nasional, diperlukan
solidaritas yang besar terhadap bangsa Indonesia. Indonesia tidak boleh menjadi
tawanan solidaritas kelompok yang melahirkan primitifisme dan chauvinisme.
Kemudian kita akan terjebak oleh fanatisme, suku, agama, kelas sosial dan kelompok
lain di daerah, yang mau tidak mau akan menggerogoti semangat nasionalisme
Indonesia. Konflik antar daerah, suku, agama dan golongan yang sering terjadi saat
ini hanya akan menggoyahkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia.(Habibi, n.d.)
Dari hasil wawancara bersama narasumber kami ialah narasumber kurang
mengetahui tentang sistem politik di negara indonesia karena menurut narasumber
sistem politik negara Indonesia adalah demokrasi jadi dari demokrasi ini dapat
mencerminkan identitas dalam diri bangsa indonesia,tetapi dalam praktiknya belum
berjalan secara naksimal seperti contoh demokrasi yang baik. Dari sistem politik ini
dapat memberikan kebebasan hak dan kesetaraan kehidupan kita seperti dalam
beragama,mencari nafkah atau dalam pendidikan,tetapi dalam nilai-nilai yang lain
seperti nilai keadilan, kesetaraan dalam bidang ekonomi atau dari bidang yang lainya
. menurut narasumber mungkin belum memberikan manfaat yang baik. Menurut
narasumber juga politik Indonesia belum memiliki ciri khas tersendiri atau belum
mampu memberikan pengaruh yang besar dalam identitas nasional namun dari sistem
demokrasi sendiri mampu memberikan pengaruh yang cukup baik dalam
mencerminkan identitas nasional dalam jati diri bangsa indonesia.
G. Globalisasi dan Identitas Nasional
Globalisasi merupakan suatu fenomena dinamis dalam peradaban manusia
yang terus mengalami pergerakan dan perubahan dalam masyarakat secara umum
dan juga merupakan bagian dari proses kehidupan manusia. Adanya teknologi
informasi dan komunikasi mempercepat proses globalisasi. Nasionalisme menjadi
isu utama dalam menghadapi gempuran budaya global. Untuk
menumbuhkembangkan rasa kebangsaan pada generasi penerus, prinsip-prinsip
unggul yang bersumber dari Pancasila harus ditanamkan. Hal ini penting karena
semangat ikhtiar, kebersamaan, dan pemenuhan cita-cita memajukan negara tidak
akan pernah terwujud jika tidak didasari oleh rasa nasionalisme. Menanamkan
prinsip dan semangat nasionalisme pada generasi penerus merupakan tugas
tersendiri di era globalisasi ini. Oleh karena itu, Pancasila harus mampu menyaring
pengaruh globalisasi yang berpotensi mengubah tatanan dunia, khususnya bagi
masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Bangsa Indonesia dapat
mewujudkan kebangsaan Indonesia dengan berpegang teguh pada Pancasila. Untuk
menanamkan rasa kebangsaan pada generasi penerus, Pancasila harus dipahami dan
dilaksanakan sejak usia muda. Pancasila dijadikan sebagai pedoman bertindak dan
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Indonesia, sesuai dengan
kehidupan berbangsa. Sebab, pada hakikatnya Pancasila merupakan nilai sejarah,
budaya, dan agama yang tertanam dalam kehidupan seseorang.(Ratri & Najicha,
2022).

Identitas nasional adalah konsep yang mengacu pada cara individu-individu


mengidentifikasi diri mereka sebagai anggota suatu negara atau kelompok nasional
tertentu. Identitas nasional mencakup elemen-elemen seperti bahasa, budaya,
sejarah, nilai-nilai, simbol-simbol nasional, dan perasaan kebanggaan terhadap
negara tersebut. Globalisasi dapat mempengaruhi identitas nasional dalam beberapa
cara:

1. Pengaruh Budaya : Globalisasi membawa budaya dari seluruh dunia


ke dalam berbagai negara. Hal ini dapat menghasilkan pengaruh budaya asing yang
kuat, termasuk dalam hal makanan, musik, mode, dan hiburan. Sebagai hasilnya,
beberapa orang mungkin merasa bahwa identitas budaya nasional mereka terancam
oleh budaya global.
2. Perekonomian : Integrasi ekonomi global dapat mempengaruhi
struktur ekonomi suatu negara. Industri dan perusahaan nasional dapat bersaing
dengan perusahaan multinasional, yang dapat memengaruhi lapangan kerja dan
ekonomi nasional secara keseluruhan. Hal ini dapat memicu perasaan
ketidakamanan ekonomi yang dapat memengaruhi identitas nasional.
3. Teknologi : Globalisasi juga mempercepat pertukaran informasi dan
komunikasi melalui teknologi. Sosial media dan internet telah memungkinkan
individu untuk terhubung dengan dunia luar dengan lebih mudah, yang dapat
mempengaruhi cara individu mengidentifikasi diri mereka dan memahami identitas
nasional.
4. Perubahan Politik : Globalisasi dapat mengubah dinamika politik
suatu negara. Keterlibatan dalam organisasi internasional, perjanjian perdagangan,
dan kerjasama antarbangsa dapat mengubah arah kebijakan nasional. Ini dapat
memunculkan perdebatan tentang kedaulatan nasional dan identitas politik.
5. Respon Terhadap Globalisasi : Negara-negara dan kelompok
masyarakat sering merespons globalisasi dengan berbagai cara. Beberapa negara
mungkin menganut sikap proteksionis untuk melindungi identitas nasional mereka,
sementara yang lain mungkin merangkul globalisasi dan berupaya untuk
mengintegrasikan aspek-aspek global ke dalam identitas nasional mereka (Muthia
Aprianti et al., 2022).

Penting untuk diingat bahwa dampak globalisasi terhadap identitas nasional


dapat sangat bervariasi antar negara dan kelompok masyarakat. Beberapa negara
mungkin mengalami perubahan besar dalam identitas nasional mereka, sementara
yang lain mungkin tetap kuat dalam mempertahankan identitas nasional mereka
sambil tetap terbuka terhadap pengaruh global.

Dari hasil wawancara yang kami lakukan yakni untuk nilai, keadilan,
kesetaraan,dan kebebasan jelas memerankan peran yang cukup terasa dan terlihat
dalam identitas nasional kebangsaan Narasumber tetapi nilai yang paling menonjol
adalah nilai kesetaraan dan kebebasan,untuk nilai keadilan mungkin tidak begitu
terasa, contohnya tidak ada perbudakan dan semua orang memiliki hak untuk
belajar dan hidup, memiliki hak untuk berpendapat dan memiliki hak untuk
mendapatkan sesuatu yang diinginkan seperti kita dapat memiliki hak untuk
memilih agama atau bebas untuk bersaing dalam dunia pekerjaan atau mencapai
tujuan dan cita-cita.
KESIMPULAN

Identitas nasional merupakan kompleksitas nilai, budaya, dan unsur-unsur yang


membentuk kesatuan suatu bangsa. Konsep ini melibatkan pemahaman mendalam tentang
nilai-nilai yang mengakar dalam masyarakat, seperti bahasa dan kebudayaan. Nasionalisme
memegang peran kunci dalam memelihara identitas nasional, memberikan warga negara rasa
persatuan dan kebanggaan akan jati diri kolektif mereka. Bahasa, sebagai alat utama
komunikasi, tidak hanya membantu membentuk identitas tetapi juga mengikat masyarakat
menjadi satu. Kebudayaan, dengan warisan dan tradisinya, turut serta dalam merancang ciri
khas suatu bangsa. Agama juga berkontribusi dalam membentuk identitas nasional, terutama
dalam norma, nilai, dan ritualnya. Politik identitas nasional menjadi penting dalam mengelola
perbedaan internal, sementara globalisasi membawa tantangan baru dalam menjaga keaslian
identitas dalam wajah interkoneksi dunia. Dalam sintesisnya, identitas nasional merupakan
mozaik kompleks yang terus berubah, mencerminkan dinamika antara lokalitas dan
globalitas.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni Kusumawardani & Faturochman. (2019). Nasionalisme. Buletin Psikologi, Tahun


XII, No 2, 61–72.
Annissa, J., Widyananda Putra Program Studi Ilmu Komunikasi, R., Komunikasi dan Desain
Kreatif, F., & Budi Luhur, U. (2022). RADIKALISME AGAMA DAN
TANTANGAN IDENTITAS NASIONAL DI INDONESIA. Jurnal Kewarganegaraan,
6(1).
Antari Swandewi, L. P. (2019). Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Nasional Bangsa
Indonesia. Jurnal Jisipol, 8(November), 17. https://doi.org/10.5281/zenodo.3903959
Astuti, Y. D. (2023). Profil Pelajar Pancasila Sebagai Upaya Mewujudkan Identitas Nasional
Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Pendidikan West Science, 1(02), 133–141.
https://doi.org/10.58812/jpdws.v1i02.221
Aulia, L. R., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. (2021). Mengenal Indentitas Nasional
Indonesia Sebagai Jati Diri Bangsa untuk Menghadapi Tantangan di Era Globalisasi.
Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol.5(No.3), 8549–8557.
buku pendidikan kewarganegaraan. (2019). konsep dan pengertian identitas nasional.
Kewarganegaraan.
Habibi, M. (n.d.). Identity Politics in Indonesia. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.16590.66887
Handayani, A. (2019). NASIONALISME DALAM PERUBAHAN DI INDONESIA :
Adaptasi atau Transplantasi.
Jurnal, A., Hukum, I., No, V., Hlm, D., & Nomor, U. (2018). Identitas Nasional di Tinjau Dari
Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang- Tatu Afifah menghadapi globalisasi maka harus tetap
Negara Indonesia , sangat sulit jikalau hanya atas berbagai macam unsur ras , kebudayaan ,
tercantum dalam Undang-Undang Dasar B . METODE PENELITIAN dalam penulisan ini
adalah penelitian normatif . hukum yang dilakukan dengan cara meneliti. 2(2), 187–198.
Luh, O., Swandewi, P., Fakultas, A., Bahasa, P., Seni, D., & Pgri Bali, I. (2019). BAHASA
INDONESIA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL INDONESIA. Stilistika, Vol.8
No. 1, 92–108. https://doi.org/10.5281/zenodo.3903959
Muhammad Luthfi Kamil. (2022). BUDAYA DAN KEBUDAYAAN: TINJAUAN DARI
BERBAGAI PAKAR, WUJUD-WUJUD KEBUDAYAAN, 7 UNSUR
KEBUDAYAAN YANG BERSIFAT UNIVERSAL. Vol. 5 No.1, 782–791.
Muthia Aprianti, Dinie Anggraeni Dewi, & Yayang Furi Furnamasari. (2022). Kebudayaan
Indonesia di Era Globalisasi terhadap Identitas Nasional Indonesia. EDUMASPUL,
Vol.6(No.1), 996–998.
Pancasila, B. (n.d.). No Title.
Putu Ari Astawa, O. I. (2017). IDENTITAS NASIONAL.
Ratri, E. P., & Najicha, F. U. (2022). URGENSI PANCASILA DALAM MENANAMKAN
JIWA NASIONALISME PADA GENERASI MUDA DI ERA GLOBALISASI.
JURNAL GLOBAL CITIZEN , 25–33.
http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/
Sarasati, R. (2021). Membangun Identitas Nasional Melalui Teks: Review Singkat Terhadap
Teks Sastra Dalam Buku Teks Bahasa Indonesia. Diksi, 29(1), 69–76.
https://doi.org/10.21831/diksi.v29i1.33221
Satmoko Adi, A., & Pasu Marganda Hadiarto Purba, I. (2020). IDENTITAS AGAMA
ISLAM YANG MODERAT DI INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI
PENGUATAN INDENTITAS NASIONAL. JCMS, Vol.5(No.02), 1–5.
Studi, P., Pancasila, P., & Kewarganegaraan, D. (2017). Pembangunan Identitas Nasional
dalam Konteks Masyarakat Multikultural melalui Situs Kewarganegaraan Berbasis
Agama Annisa Istiqomah. Prosiding Konferensi Nasional Kewarganegaraan III, 364–371.
Sumarto. (2019). Budaya, Pemahaman dan Penerapannya “ Aspek Sistem Religi, Bahasa,
Pengetahuan, Sosial, Kesenian, Dan Teknologi.” JURNAL LITERASIOLOGIA, Vol.1
No.2, 144–159.

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy