Jurnaladm, 4108 - 4127 Diana Deborah
Jurnaladm, 4108 - 4127 Diana Deborah
Jurnaladm, 4108 - 4127 Diana Deborah
26/PDT.SUS-PHI/2019/PN TPG)
Diana Deborah
(Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara)
(E-Mail : dianadeborah1207@gmail.com)
Gunardi
(Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara)
(E-Mail : gunardi@fh.untar.ac.id)
Abstract
Termination of employment is one of the problems that often occurs in the working relationship
between workers/employees and employers. The termination of an employment relationship is a very
complex problem due to the worker/employees losing their livelihood. One aspect of the cause of
the termination of the employment relationship is because the worker made a serious mistake and if
the termination of employment is inevitable, they must follow Indonesian Labour Law Act 13 of
2003. The employers often take unilateral actions, by giving the warning letter and the consequences
of termination of employment without asking for clarification from the workers who are involved.
So in the event of termination of employment, many workers don’t get the rights according to the
law. This research is normative with library research data collection techniques. Like a scale that
is used as a symbol of justice, the judges must also weigh in order to fulfill the workers property
rights, so that in this case the workers rights can be fulfilled.
Keywords : Wages, Termination of Employment, Labor Rights
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Manusia adalah makhluk sosial atau zoon Politicon” kata
Aristoteles. Pada dasarnya manusia selalu ingin bergaul dalam masyarakat.
Karena sifatnya yang ingin bergaul satu sama lain, maka manusia disebut
sebagai makhluk sosial.1 Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial juga
mendorong manusia untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai dengan
harapan mereka. Salah satu aktivitas itu adalah bekerja. Menurut Kamus
1
Herimanto dan Winarno, 2012, Ilmu Sosial&Budaya Dasar, Jakarta Timur: PT Bumi
Aksara, hlm. 44.
4108
Diana Deborah & Gunardi
Hak Atas Upah Selama Pemutusan Hubungan Kerja
Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0873 Pinang Nomor 26/Pdt.Sus-PHI/2019/PN TPG)
Besar Bahasa Indonesia, pekerja adalah orang yang bekerja serta orang yang
menerima upah atau hasil kerjanya, buruh, karyawan.2 Bekerja pada orang
lain maksudnya adalah bekerja dengan bergantung pada orang lain yang
memberi perintah dan mengutusnya, karena ia harus tunduk dan patuh pada
orang lain yang memberikan pekerjaan tersebut. 3
2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi
Keempat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 681.
3
Zainal Asikin, Agusfian Wahab, Lalu Husni, Zaeni Asyhadie, Dasar-Dasar Hukum
Perburuhan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 1.
4
Kansil, C.T.S. et al, 1995, Modul Hukum Perdata, Jakarta, Pradnya Paramita, hlm. 82.
5
R. Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, Edisi 1, Cetakan ke-8, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006),
hlm. 228.
6
Indonesia, Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
4109
Diana Deborah & Gunardi
Hak Atas Upah Selama Pemutusan Hubungan Kerja
Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0873 Pinang Nomor 26/Pdt.Sus-PHI/2019/PN TPG)
Salah satu kasus pekerja yang tidak mendapat hak upahnya akibat
pemutusan hubungan kerja sepihak adalah kasus yang terjadi antara
Nofriyanto dan PT. SYS-Mac Indonesia. Nofryanto (Penggugat) bekerja di
PT. SYS-Mac dengan jabatan sebagai Turning Machinist tanpa perjanjian
kerja sejak tanggal 22 Agustus 2012 dengan upah sebesar Rp. 3.611.664
(tiga juta enam ratus sebelas ribu enam ratus enam puluh empat rupiah).
Kasus berawal pada tanggal 5 September 2018 dimana Penggugat menerima
surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari Tergugat. Terhitung sejak
diberikannya surat PHK kepada pihak penggugat, ia belum menerima uang
pesangon, uang penghargaan masa kerja serta uang penggantian hak sebesar
15% dari pihak tergugat. Sedangkan pihak Tergugat hanya memberi uang
7
Aloysius Uwiyono, Asas-asas Hukum Perburuhan, Edisi 1, cetakan ke-2, (Jakarta:
Rajawali Per, 2014), hlm.71.
8
Peraturan Perundang-Undangan Upah Dan Pesangon, (Jakarta Indonesia Legal Center
Publishing, 2006), hlm. 1
4110
Diana Deborah & Gunardi
Hak Atas Upah Selama Pemutusan Hubungan Kerja
Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0873 Pinang Nomor 26/Pdt.Sus-PHI/2019/PN TPG)
pisah sebesar Rp. 7.223.330 (tujuh juta dua ratus dua puluh tiga ribu tiga
ratus tiga puluh rupiah).
4111
Diana Deborah & Gunardi
Hak Atas Upah Selama Pemutusan Hubungan Kerja
Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0873 Pinang Nomor 26/Pdt.Sus-PHI/2019/PN TPG)
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penilitian
Metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah
dirumuskan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum
normatif. Menurut Peter Mahmud Marzuki, penelitian hukum normatif
adalah suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, asas-asas
hukum, maupun doktrin-doktrin hukum untuk menjawab permasalahan
hukum yang dihadapi.10
9
Ferryansah Cahyo Subagyo, “Jurnal Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Yang
Mengalami Pemutusan Hubungan Kerja Sepihak Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan”
10
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Cetakan ke-8. (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013), hlm. 133.
4112
Diana Deborah & Gunardi
Hak Atas Upah Selama Pemutusan Hubungan Kerja
Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0873 Pinang Nomor 26/Pdt.Sus-PHI/2019/PN TPG)
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian daripada penelitian ini adalah preskriptif, yaitu
Penulis akan mencoba memberikan pemecahan permasalahan terhadap
permasalahan hukum dalam penelitian ini sehingga menghasilkan
argumentasi yang sesuai dengan hasil penelitian yang telah diperoleh,
argumentasi tersebut berupa preskripsi atau penilaian mengenai benar
atau salah menurut hukum terhadap fakta atau peristiwa hukum dari
hasil penelitian.11
3. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) macam jenis atau sumber bahan
hukum yaitu bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan non-
hukum, yang diuraikan sebagai berikut:
a. Bahan hukum primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat otoratif,
atau mempunyai kekuatan mengikat. Bahan hukum primer terdiri atas
peraturan perundang-undangan, catatan resmi atau risalah dalam
pembuatan perundang-undangan, dan putusan-putusan hakim.12 Dalam
hal ini, bahan hukum primer yang akan digunakan di dalam penelitian
ini meliputi:
1.) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;
2.) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
3.) Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial;
b. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang
bukan merupakan dokumen-dokumen resmi, yang tidak mengikat, yang
meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum,
dan komentar-komentar atas putusan pengadilan. Bahan hukum
sekunder yang terutama adalah buku teks karena buku teks berisi
11
Ibid., hlm.132.
12
Ibid., hlm. 141.
4113
Diana Deborah & Gunardi
Hak Atas Upah Selama Pemutusan Hubungan Kerja
Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0873 Pinang Nomor 26/Pdt.Sus-PHI/2019/PN TPG)
13
Ibid., hlm. 181-184.
14
Ibid., hlm. 206.
15
Ibid., hlm. 237.
16
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 160.
17
Ibid., hlm. 180.
4114
Diana Deborah & Gunardi
Hak Atas Upah Selama Pemutusan Hubungan Kerja
Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0873 Pinang Nomor 26/Pdt.Sus-PHI/2019/PN TPG)
II. PEMBAHASAN
A. Kasus Posisi
Pada penelitian ini, penulis mengkaji putusan Pengadilan Hubungan
Industrial yaitu pada Pengadilan Tanjung Pinang yang telah berkekuatan
hukum tetap. Kajian ini dilakukan dengan melakukan analisis kasus pidana
Putusan Pengadilan Negeri dengan nomor putusan 26/Pdt.Sus-
PHI/2019/PN Tpg. Putusan tersebut membahas tentang kasus antara
Nofriyanto dan PT. SYS-Mac Indonesia. Nofriyanto sebagai pihak
Penggugat dan PT. SYS-Mac Indonesia sebagai pihak Tergugat. Nofryanto
(Penggugat) bekerja di PT. SYS-Mac dengan jabatan sebagai Turning
Machinist tanpa perjanjian kerja sejak tanggal 22 Agustus 2012 dengan
upah sebesar Rp. 3.611.664 (tiga juta enam ratus sebelas ribu enam ratus
enam puluh empat rupiah) yang pada saat itu sudah melebihi Upah
Minimum Provinsi Tanjungpinang pada tahun 2018 yang sebesar Rp.
2.565.187 (dua juta lima ratus enam puluh lima ribu seratus delapan tujuh
rupiah). Kasus berawal pada tanggal 5 September 2018 dimana Penggugat
menerima surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari Tergugat yang
ditandatangani oleh Aristha selaku Human Resources (HR) Executive dan
Low Boon Koon sebagai Direktur PT. SYS-Mac Indonesia. Terhitung sejak
18
. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), hlm. 111.
19
Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit., hlm. 192.
4115
Diana Deborah & Gunardi
Hak Atas Upah Selama Pemutusan Hubungan Kerja
Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0873 Pinang Nomor 26/Pdt.Sus-PHI/2019/PN TPG)
4116
Diana Deborah & Gunardi
Hak Atas Upah Selama Pemutusan Hubungan Kerja
Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0873 Pinang Nomor 26/Pdt.Sus-PHI/2019/PN TPG)
20
Indonesia, Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pasal 1 ayat
15.
21
ibid, pasal 1 ayat 25.
22
Ibid, Pasal 151 ayat 2
23
Ibid, Pasal 151 ayat 3
4117
Diana Deborah & Gunardi
Hak Atas Upah Selama Pemutusan Hubungan Kerja
Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0873 Pinang Nomor 26/Pdt.Sus-PHI/2019/PN TPG)
24
Ibid, Pasal 1 ayat 30.
25
Soetiksno, Hukum Perburuhan, (Jakarta: 1979), hlm. 13
26
Indonesia, Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pasal 93
ayat 1.
4118
Diana Deborah & Gunardi
Hak Atas Upah Selama Pemutusan Hubungan Kerja
Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0873 Pinang Nomor 26/Pdt.Sus-PHI/2019/PN TPG)
27
Ibid, Pasal 155 ayat 3
28
Ibid, Pasal 93 ayat (1)
29
Ibid, Pasal 155 ayat 2
30
Ibid, Pasal 155 ayat 3
4119
Diana Deborah & Gunardi
Hak Atas Upah Selama Pemutusan Hubungan Kerja
Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0873 Pinang Nomor 26/Pdt.Sus-PHI/2019/PN TPG)
pengusaha tetap harus membayar Upah beserta hak-hak lainnya yang biasa
diterima pekerja/buruh.
31
Indonesia, Surat Edaran Mahkamah Agung No. 3 Tahun 2015
32
Ibid, Pasal 158 ayat 1
4120
Diana Deborah & Gunardi
Hak Atas Upah Selama Pemutusan Hubungan Kerja
Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0873 Pinang Nomor 26/Pdt.Sus-PHI/2019/PN TPG)
4121
Diana Deborah & Gunardi
Hak Atas Upah Selama Pemutusan Hubungan Kerja
Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0873 Pinang Nomor 26/Pdt.Sus-PHI/2019/PN TPG)
33
Ibid, Pasal 151.
4122
Diana Deborah & Gunardi
Hak Atas Upah Selama Pemutusan Hubungan Kerja
Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0873 Pinang Nomor 26/Pdt.Sus-PHI/2019/PN TPG)
Namun dalam amar putusan hakim juga masih ada yang kurang
sinkron yaitu dalam perhitungan uang penghargaan masa kerja.
34
Ibid, pasal 156 ayat 3
4123
Diana Deborah & Gunardi
Hak Atas Upah Selama Pemutusan Hubungan Kerja
Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0873 Pinang Nomor 26/Pdt.Sus-PHI/2019/PN TPG)
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam berjalannya hubungan kerja, sering kali terjadi perselisihan
antara pekerja dan pengusaha. Kerap kali Pemutusan Hubungan Kerja
terjadi karena pekerja melakukan kesalahan berat sesuai apa yang diatur
dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 pada Pasal 158 ayat (1). Pekerja
yang diduga melakukan kesalahan berat harus dibuktikan terlebih dahulu.
Pihak pengusaha harus berusaha berperan sebagai penengah yang baik dan
meminta klarifikasi terhadap pekerja apabila tidak dimasukan ke ranah
pidana. Apabila memang Pemutusan Hubungan Kerja tidak dapat dihindari,
maka dalam melakukan Pemutusan Hubungan Kerja harus mengikuti proses
sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku, yaitu terdapat pada Undang-
Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dan juga Undang-
Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial. Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan tentu menimbulkan
akibat, baik terhadap pekerja maupun pengusaha. Hak dan kewajiban dari
masing-masing pihak juga harus dipenuhi sampai adanya penetapan dari
Lembaga Perselisihan Hubungan Industrial. Apabila belum ada penetapan
dari Lembaga tersebut, maka hubungan kerja antara kedua pihak masih
berjalan. Sehingga, upah bulan Oktober 2018 sampai dengan Februari 2019
yang diminta oleh penggugat dalam petitum seharusnya dibayarkan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan dalam
skripsi maka saran-saran yang dapat diajukan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
4124
Diana Deborah & Gunardi
Hak Atas Upah Selama Pemutusan Hubungan Kerja
Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0873 Pinang Nomor 26/Pdt.Sus-PHI/2019/PN TPG)
Pemutusan Hubungan Kerja tidak bisa dihindari, maka harus sesuai dengan
Undang-Undang yang ada yaitu melalui proses bipartite, tripartite ataupun
sampai ke Pengadilan Hubungan Industrial. Proses penyelesaian tersebut
diharuskan agar terhindar dari suatu Pemutusan Hubungan Kerja sepihak
sehingga hak-hak pekerja dapat terpenuhi. Hakim yang memeriksa dan
mengadili suatu perkara a quo harus adil dan menganggap para pihak sama
rata. Sehingga hakim dapat memberikan kepastian hukum untuk pekerja
atau bagi para pihak yakni tidak hanya berdasarkan pertimbangan yuridis
tetapi juga melihat pertimbangan secara sosiologis yang mengarah kepada
latar belakang perselisihan.
4125
Diana Deborah & Gunardi
Hak Atas Upah Selama Pemutusan Hubungan Kerja
Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0873 Pinang Nomor 26/Pdt.Sus-PHI/2019/PN TPG)
DAFTAR PUSTAKA
1. BUKU
Ashyadie, Zaeni, Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan
Kerja,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007)
Asikin, Zainal. Agusfian Wahab, Lalu Husni, Zaeni Asyhadie, Dasar-Dasar
Hukum Perburuhan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004).
C.T.S, Kansil. et al,, Modul Hukum Perdata, (1995).
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
Keempat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008).
Djumialdji, F.X., Perjanjian Kerja, Cetakan ke-1, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005).
Fajar, Mukti dan Achmad, Yulianto. Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan
Empiris, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010).
Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial&Budaya Dasar, (Jakarta Timur: PT Bumi
Aksara, 2012)
Husni, Lalu. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Edisi revisi,
cetakan ke-4, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003).
Marbun, Rocky, Jangan Mau di-PHK Begitu Saja, Cetakan ke-1
(Jakarta:Visimedia, 2010).
Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Cetakan ke-8. (Jakarta: Kencana,
2013).
Nazir, M. Metode Penelitian. Cetakan ke-5, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003).
Nurachmad, Much, Cara Menghitung Upah Pokok, Uang Lembur, Pesangon,
dan Dana Pensiun, Cetakan ke-1, (Jakarta:Visimedia, 2009).
Simanjuntak, D. Danny H., PHK dan Pesangon Karyawan, Cetakan ke-1,
(Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2007).
Simorangkir, Sumantap M. Hukum acara Perselisihan Hubungan Industrial,
(Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara, 2013).
Soeroso, R. Pengantar Ilmu Hukum, Edisi 1, Cetakan ke-8, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2006).
Soetiksno, Hukum Perburuhan, (Jakarta: 1979).
Sutedi, Adrian. Hukum Perburuhan. (Jakarta: PT Sinar Grafik, 2009).
4126
Diana Deborah & Gunardi
Hak Atas Upah Selama Pemutusan Hubungan Kerja
Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0873 Pinang Nomor 26/Pdt.Sus-PHI/2019/PN TPG)
2. PERUNDANG-UNDANGAN
Indonesia. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3. JURNAL
Ferryansah Cahyo Subagyo, Jurnal Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga
Kerja Yang Mengalami Pemutusan Hubungan Kerja Sepihak Dalam
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
4127