Contoh Proposal

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 84

KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN (KSP)

SD NEGERI 5 GIRIMARTO
TAHUN AJARAN 2024/2025

Status sekolah: Negeri – Terakreditasi B


NPSN : 20339108
Alamat : Randusulur
Desa : Girimarto
Kecamatan : Girimarto
Kabupaten : Wonogiri
Provinsi : Jawa Tengah

PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2024
i
LEMBAR PENGESAHAN

Berdasarkan hasil Rapat Dewan Pendidik bersama Komite Sekolah, Kurikulum Satuan
Pendidikan SDN 5 Girimarto ditetapkan dan disahkan untuk dilaksanakan di SDN 5
Girimarto pada 20 Juli 2024 Tahun Ajaran 2024/2025

Disahkan di : Wonogiri
Pada tanggal : 20 Juli 2024

Kepala SDN 5 Girimarto

SRI MULYANI, S.Pd. SD., M.Pd


NIP. 19760115 200501 2 010

ii
LEMBAR VERIFIKASI
DOKUMEN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN
SDN 5 GIRIMARTO
TAHUN AJARAN 2024/2025

Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SDN 5 Girimarto Tahun Ajaran 2024/2025 ini
telah diverifikasi oleh Pengawas Pendamping, secara bertahap dari tanggal 1 Juni 2024 s.d.
20 Juli 2024 dan telah dilakukan perbaikan seperlunya oleh Tim Penyusun di sekolah, dengan
aspek verifikasi :

Aspek Materi Verifikasi


Konten/Isi Berisi : berpusat pada peserta didik, kontekstual, esensial,
akuntabel, melibatkan pemangku kepentingan, dan konsisten
Konteks/wadah Berisi : tujuan, isi, bahan pelajaran, dan cara yang digunakan
Komponen Berisi : karakteristik satuan pendidikan, Visi, misi, tujuan sekolah,
Pengorganisasian Pembelajaran, Rencana Pembelajaran,
Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional,
Lampiran.
Mekanisme 1. Memahami Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
2. Menganalisis konteks : Karakteristik Sekolah
3. Merumuskan Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
4. Menentukan Pengorganisasian Pembelajaran
5. Menyusun Perencanaan Pembelajaran
6. Merancang Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan
Profesional
7. Verifikasi Pengawas Pembina
8. Pengesahan Dokumen

Verifikator/Pengawas Pendamping

SUNARYO, S.Pd.,M.Si
NIP. 196711091995031002

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, Tim Pengembang Kurikulum SDN 5 Girimarto Tahun
Ajaran 2024/2025 dapat menyelesaikan tugas dalam menyusun Kurikulum Satuan
Pendidikan SDN 5 Girimarto Tahun Ajaran 2024/2025.
Kurikulum Satuan Pendidikan SDN 5 Girimarto tahun Ajaran 2024/2025
dikembangkan berdasarkan kerangka dasar dan struktur kurikulum yang ditetapkan oleh
pemerintah, sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan kebutuhan sekolah, saran
dan masukan dari pemangku kepentingan, dan di bawah koordinasi dan supervisi dari Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri.
Untuk membangun manusia merdeka yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan berakhlak mulia, serta berkarakter Pancasila, pendidikan diarahkan untuk
memberdayakan dan membangun kemandirian peserta didik dengan tetap mengakui hak dan
kewenangan pendidik, sehingga diperlukan kurikulum yang mampu beradaptasi dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan global, serta keragaman sosial dan
budaya.
Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan SDN 5 Girimarto Tahun Ajaran
2024/2025 dilakukan melalui tahapan menganalisis konteks dan Rapor Pendidikan untuk
mengetahui karakteristik sekolah, merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah, menentukan
pengorganisasian pembelajaran, menyusun perencanaan pembelajaran, merancang
pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional.
Kurikulum ini dapat terselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih, kepada :
1. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri
2. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas P dan K Kabupaten Wonogiri
3. Bapak Sunaryo, S.Pd.,M.Si selaku Pengawas Pendamping
4. Komite Sekolah SDN 5 Girimarto

iv
5. Guru dan Tenaga Kependidikan SDN 5 Girimarto

Kami menyadari bahwa Kurikulum Satuan Pendidikan SDN 5 Girimarto yang telah
kami susun ini memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik,
saran, dan masukan yang konstruktif dari berbagai pihak yang kompeten sangat kami
harapkan.
Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung dan membantu penyelesaian kurikulum ini.

Tim Penyusun

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………………….. ii
LEMBAR VERIFIKASI PENGAWAS ………………………………………………….. iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………. vi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………….... ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Landasan Hukum................................................................................... 4
C. Prinsip.................................................................................................... 6
D. Landasan Filosofis ................................................................................ 6
E. Landasan Sosiologis ............................................................................. 7
F. Landasan Psikopedagogis ..................................................................... 8
G. Tujuan Pengembangan Kurikulum Sekolah ......................................... 8
H. Prinsip Pengembangan Kurikulum Sekolah ......................................... 9
BAB II KARAKERISTIK SEKOLAH
A. Data Rapor Pendidikan ........................................................................ 10
B. Karakteristik Siswa ............................................................................... 10
C. Karakteristik Kondisi Sosial Lingkungan Sekolah ............................... 12
D. Karakteristik Kondisi Budaya Lingkungan Sekolah ............................. 13
E. Karakteristik Guru/ Pendidik ................................................................ 13
F. Karakteristik Tenaga Kependidikan ..................................................... 14
G. Karakteristik Kondisi Alam .................................................................. 14
H. Kondisi Sarana, Prasarana, dan Pendanaan .......................................... 15
I. Kebijakan Pemerintah Daerah .............................................................. 15
J. Kemitraan ............................................................................................. 16
BAB III TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
A. Tujuan Pendidikan ................................................................................ 17
B. Visi Sekolah .......................................................................................... 17
C. Misi Sekolah ......................................................................................... 18
D. Tujuan Sekolah ..................................................................................... 18
BAB IV PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAAN
A. Intrakurikuler ........................................................................................ 20
a.Kompetensi......................................................................................... 20
b.Muatan Pembelajaran dan Beban Belajar .......................................... 21
B. Kokurikuler............................................................................................ 27
1.Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ......................................... 27
2.Kegiatan Penguatan, Pendalaman, dan Pengayaan Intrakurikuler .... 30
vi
C. Ekstrakurikuler ...................................................................................... 30
D. Budaya Sekolah ..................................................................................... 31

BAB V PERENCANAAN PEMBELAJARAN


A. Intrakurikuler .......................................................................................... 33
1. Rencana Pembelajaran untuk Ruang Lingkup Sekolah................... 34
2. Rencana Pembelajaran untuk Ruang Lingkup Kelas …………...... 40
a. Merancang Modul Ajar dan RPP …………………………....... 42
b. Perencanaan Asesmen dalam Mudul Ajar dan RPP ……......... 44
c. Siklus Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dan
Asesmen ................................................................................... 49
d. Pembelajaran Terdeferensiasi …………………………........... 50
e. Pengalaman Bermakna ………………………………….......... 50
f. Menentukan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran ........ 51
g. Pengolahan Hasil Belajar …………………………….............. 52
h. Pelaporan Hasil Belajar ……………………………….............. 53
i. Mekanisme Kenaikan Kelas …………………………….......... 54
j. Mekanisme Kepeserta didik …………………………….......... 55
k. Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen ......... 56
l. Evaluasi Pembelajaran dan Asesmen........................................ 57
B. Kokurikuler ……………………………………………………...…..... 58
1. Menentukan Dimensi dan Tema P5 ………………………...…..... 58
2. Penentuan Tema dan Topik ………………………………...…...... 60
3. Modul Projek ………………………………………………........... 61
4. Langkah Persiapan Modul Projek …………………………....…... 61
5. Menentukan Tujuan Projek ……………………………………….. 61
6. Pengembangan Alur Aktivitas Projek …………………………….. 62
7. Pengembangan Asesmen Projek Profil …………………………… 64
8. Peran Asesmen Formatif dan Sumatif dalam Projek Profil ………. 64
9. Mengolah, Mengoleksi, dan Menyusun Rapor Projek.................... 66
C. Ekstrakurikuler ……………………………......................................... 67
1. Visi dan Misi Ekstrakurikuler …………………………………….. 67
2. Tujuan Ekstrakurikuler ……………………………………………. 67
3. Jenis Ekstrakurikuler …………………………………………….... 68
4. Pengembangan ……………………………………………………. 68
5. Program Ekstrakurikuler ………………………………………….. 68
6. Pelaksanaan ……………………………………………………….. 68
7. Penilaian dan Asesmen ……………………………………………. 69
8. Evaluasi …………………………………………………...........… 69
D. Budaya Sekolah ……………………………........................................ 69
BAB VI PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN
PROFESIONAL
A. Pengertian …………………………………………………………….. 70
B. Proses Evaluasi …………………………………………………….…. 70
C. Pelaksanaan Evaluasi ……………………………………………….... 70
D. Instrumen Evaluasi ………………………………………………….... 71
vii
E. Strategi Evaluasi Kurikulum Sekolah ………………………………... 71
F. Pendampingan ………………………………………………………... 72
G. Pengembangan Profesional …………………………………………... 73
BAB VII PENUTUP ………………………………………………………………....75

viii
LAMPIRAN :
1. SK Penetapan Kurikulum
2. Kalender Pendidikan
3. Alur Tujuan Pembelajaran
4. Modul Ajar
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
6. Modul Projek
7. Instrumen Evaluasi Kurikulum

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan sangat penting bagi perkembangan individu.
Kualitas masyarakat yang berpendidikan akan mendukung perkembangan suatu negara
menjadi bangsa yang besar, bermartabat, dan bangga serta cinta tanah air. Sekolah,
dalam hal ini sebagai ‘miniatur dunia’, tentunya diharapkan dapat menyiapkan siswa
menjadi pribadi yang tangguh, kritis, kreatif, dan memiliki sikap positif dalam
menghadapi perubahan.
Merdeka Belajar ingin mewujudkan sekolah yang kita cita-citakan, yaitu sekolah
yang menumbuhkan kompetensi dan karakter semua murid untuk menjadi pelajar
sepanjang hayat dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga diperlukan kepemimpinan untuk
perbaikan layanan, dengan mengusahakan pembelajaran yang berpusat pada murid,
menumbuhkan iklim sekolah yang aman, inklusif dan merayakan kebinekaan, serta
pendidik yang reflektif, gemar belajar, gemar berbagi dan berkolaborasi.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memberi fleksibilitas dan berfokus
pada materi esensial untuk mengembangkan kompetensi peserta didik sebagai pelajar
sepanjang hayat yang berkarakter Pancasila.
Dengan fokus pada materi esensial dan struktur yang fleksibel, Kurikulum
Merdeka memudahkan guru melakukan pembelajaran terdeferensiasi, mengasah bakat
dan minat, serta menumbuhkan karakter murid secara menyeluruh.
Untuk membangun manusia merdeka yang beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, serta berkarakter Pancasila, pendidikan
diarahkan untuk memberdayakan dan membangun kemandirian peserta didik dengan
tetap mengakui hak dan kewenangan pendidik, diperlukan kurikulum yang mampu
beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan global,
serta keragaman sosial dan budaya;
Kurikulum Merdeka merupakan salah satu alat bantu utama untuk melakukan
transformasi pendidikan dan mewujudkan sekolah yang kita cita-citakan. Kurikulum
Merdeka memudahkan guru dan kepala sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran
1
2

dan indikator lain yang diukur dalam Asesmen Nasional/ Rapor Pendidikan, akreditasi
sekolah, serta Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan.

Kurikulum SD Negeri 5 Girimarto merupakan pedoman pelaksanaan semua


kegiatan di sekolah. Kurikulum SD Negeri 5 Girimarto disusun secara bersama-sama
oleh kepala sekolah, guru, komite sekolah, orang tua murid, dan stakeholder sekolah.
Dokumen kurikulum sekolah berisi rincian kurikulum yang akan digunakan pada
tahun pelajaran 2024-2025. Dokumen ini disusun dengan mengacu pada evaluasi
terhadap pelaksanaan kurikulum pada tahun pelajaran sebelumnya. Beberapa perbaikan
pada kurikulum tahun pelajaran 2024-2025 dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan kualitas out put dengan tetap
mempertahankan cirinya sebagai institusi pendidikan Indonesia.
Dokumen SD Negeri 5 Girimarto disusun dengan melihat karakteristik, visi dan
misi sekolah. Rincian di dalam dokumen kurikulum SD Negeri 5 Girimarto merupakan
panduan dan arahan bagi keseluruhan kegiatan yang dilakukan di sekolah. Oleh karena
itu semua pimpinan, guru dan tenaga kependidikan haruslah memahami dan
menjiwai dokumen kurikulum tersebut.
Kurikulum Sekolah disusun sekolah harus siap membimbing siswa untuk
berkembang disetiap proses belajarnya sehingga mereka akan menjadi pribadi yang
memiliki kompetensi untuk menjadi bagian dari masyarakat dunia. Sekolah adalah
tempat berkumpulnya anak dengan potensi yang tidak sama. Di dalam kelas, setiap
siswa memiliki kebutuhan yang berbeda. Hal ini tentunya harus difasilitasi oleh
Sekolah. Sebagai miniatur dunia, Sekolah berfungsi sebagai laboratorium sosialisasi
yang sangat bermanfaat bagi siswa untuk bersosialisasi, berkomunikasi,
mengembangkan keterampilan emosi, dan memecahkan masalah.
Untuk membekali siswa menjadi pribadi yang kompeten dibutuhkan suatu
perangkat yang dikembangkan dengan memerhatikan berbagai dimensi serta
melibatkan berbagai ahli dan merujuk kepada referensi yang terpercaya. Dengan
demikian, kurikulum yang dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Untuk mencapai tujuan di atas, Sekolah membutuhkan sebuah dokumen sebagai
acuan dalam menjalankan program belajarnya. Dokumen ini merupakan dokumen
kurikulum satuan pendidikan yang menjadi pegangan (living document) sekolah.
3

Kurikulum Satuan Pendidikan disusun dengan beberapa alasan:


a. Sebagai pedoman dalam mengembangkan kurikulum
b. Sebagai pedoman mengevaluasi program sekolah
c. Sebagai acuan untuk perencanaan program selanjutnya
d. Sebagai bahan informasi untuk para pemangku kepentingan
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang bertanggung jawab terhadap
proses belajar siswa, memiliki tujuan yang mulia dalam mengembangkan pendidikan
anak – anak Indonesia di lingkungannya. Sebagai bangsa Indonesia, pendidikan yang
mereka dapatkan berlandaskan pada agama dan nilai – nilai luhur yang dianut oleh
bangsa serta tidak melupakan akar budaya dalam perjalanan belajar mereka. Siswa
Indonesia diharapkan menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab,
menghargai kebhinekaan, mengedepankan berpikir positif dan kritis, serta mampu
berkolaborasi. Hal tersebut bertujuan untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang
tangguh.
Sekolah Dasar adalah suatu lembaga yang terdiri atas siswa yang memiliki
karakteristik unik. Siswa di kelas awal adalah anak-anak usia dini yang masih berpikir
konkret dan baru mengenal pendidikan formal. Transisi dari pendidikan sebelumnya
membutuhkan program yang disesuaikan dengan perkembangan usia. Siswa pada
tingkatan kelas yang lebih tinggi adalah siswa dengan usia transisi dari pendidikan usia
dini ke jenjang pendidikan yang membutuhkan pola berpikir yang lebih abstrak. Pada
jenjang ini keterampilan berpikir siswa dikembangkan melalui proses belajar yang
menantang sehingga kemampuan kognitifnya berkembang maksimal.
Siswa di sekolah dasar membutuhkan pengenalan pendidikan karakter. Proses
penanaman pendidikan karakter dilakukan melalui pembiasaan yang diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Belajar dari nilai-nilai baik yang mereka lihat di sekitar mereka
menjadi sangat penting. Sekolah dan rumah harus memberikan contoh baik sehingga
siswa dapat belajar langsung dan meneladaninya. Proses belajar ini menjadi fondasi
yang sangat penting dan menjadi bekal menuju jenjang pendidikan selanjutnya.
Pengalaman belajar yang beragam dan kontekstual akan membantu siswa memahami
konsep yang diberikan. Belajar bagi siswa harus menyenangkan, bermakna, sekaligus
menantang. Kesempatan untuk bereksplorasi membantu siswa menumbuhkan rasa
ingin tahu.
4

Keberhasilan proses belajar setiap siswa akan tercapai dengan dukungan dari
semua pihak. Manajemen sekolah yang responsif, guru yang memahami kebutuhan
siswa, serta dukungan positif dari orang tua akan membantu setiap anak
memaksimalkan potensinya.

B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6676) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 14, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6762);
4. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknolodi Nomor 12
Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111
Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah
6. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 5 tahun 2022 tentang Standar Kepeserta didik pada Pendidikan
Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
7. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 8 tahun 2024 tentang Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
8. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 16 tahun 2022 tentang Standar Proses pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
5

9. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik


Indonesia Nomor 21 tahun 2022 tentang Standar Penilaian pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
10. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 9 tahun 2022 tentang Evaluasi Sistem Pendidikan oleh
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terhadap PAUD DASMEN
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2018 tentang
Pemenuhan Beban Kerja Bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah
12. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 262/M/2022 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2022 Tentang
Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran
13. Surat Edaran Mendikbud Nomor 14 tahun 2019 tentang Penyederhanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
14. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor
031/H/Kr/2024 Tentang Kompetensi dan Tema Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
15. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor
032/H/KR/2024 Tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah Pada Kurikulum
Merdeka
16. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 423.5/2010 Tahun 2010 tentang
Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal ( Bahasa Jawa ) untuk Jenjang
SD/SDLB/MI dan SMP/SMPLB/MTs Negeri dan Swasta
17. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/14995
tanggal 4 Juni 2014 tentang Kurikulum mata pelajaran Mulok Bahasa Jawa untuk
jenjang pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/M.Ts, SMA/SMALB/MA, dan
SMK/MAK Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah.
6

C. Prinsip
Kurikulum Merdeka dirancang dengan prinsip :
1. Pengembangan karakter, yaitu pengembangan kompetensi spiritual, moral,
sosial, dan emosional peserta didik, baik dengan pengalokasian waktu khusus
maupun secara terintegrasi dengan proses pembelajaran.
2. Fleksibel, yaitu dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan kompetensi
peserta didik, karakter satuan pendidikan, dan konteks lingkungan sosial budaya
setempat; dan
3. Berfokus pada muatan esensial, yaitu berpusat pada muatan yang paling
diperlukan untuk mengembangkan kompetesi dan karakter peserta didik agar
pendidik memiliki waktu yang memadai untuk melakukan pembelajaran yang
mendalam dan bermakna.

D. Landasan Filosofis
Kurikulum Merdeka berlandaskan pada cita-cita kemerdekaan dan falsafah
Pancasila yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan
kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia yang berdasar pada: Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Secara lebih
operasional pandangan filosofi pendidikan dalam rangka pengembangan Kurikulum
Merdeka didasarkan pada kerangka pemikiran Ki Hajar Dewantara, terutama terkait
membangun manusia merdeka, yaitu manusia yang secara lahir atau batin tidak
bergantung kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.
Pembelajaran diarahkan untuk memerdekakan, membangun kemandirian, dan
kedaulatan Peserta Didik, namun dengan tetap mengakui otoritas Pendidik. Pendidikan
dimaksudkan agar Peserta Didik kelak sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Berdasarkan pertimbangan
di atas, berikut poin landasan filosofis Kurikulum Merdeka:
1. pendidikan nasional Indonesia mendorong tercapainya kemajuan dengan
berpegang dan mempertimbangkan konteks Indonesia, terutama akar budaya
Indonesia.
7

2. pendidikan nasional Indonesia diarahkan untuk membentuk manusia Indonesia


yang holistik, yang dapat mengoptimalkan potensi diri dengan baik, untuk tujuan
yang lebih luas dan besar.
3. pendidikan nasional Indonesia responsif terhadap perubahan sosial, ekonomi,
politik, dan budaya.
4. keseimbangan antara penguasaan kompetensi dan karakter Peserta Didik.
5. keleluasaan Satuan Pendidikan dalam menyusun Kurikulum dan
mengimplementasikannya.
6. pembelajaran perlu melayani keberagaman dan menyesuaikan dengan tingkat
perkembangan Peserta Didik.
7. pelaksanaan pembelajaran diselenggarakan dalam suasana belajar yang interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi Peserta Didik untuk
berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis
Peserta Didik.
8. Pendidik memiliki otoritas dalam mendidik Peserta Didik dan
mengimplementasikan Kurikulum dalam pembelajaran.

E. Landasan Sosiologis
Kurikulum Merdeka diharapkan memberikan dasar pengetahuan, kecakapan, dan
etika untuk merespons realitas revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0. Adapun
kecakapan yang dimaksudkan adalah kecakapan yang relevan di abad 21. Era revolusi
industri 4.0 dan masyarakat 5.0 juga membutuhkan lingkungan belajar yang saling
terhubung yang menginspirasi imajinasi, memicu kreativitas, dan memotivasi Peserta
Didik.
Konteks nasional Indonesia dicirikan dengan keragaman sosial, budaya, agama,
etnis, ras, dan daerah, yang merupakan kekayaan yang potensial namun juga dapat
mengalami berbagai isu. Kurikulum sebagai upaya merespons dan berkontribusi
memecahkan masalah sosial melalui pendidikan. Muatan Kurikulum terkait karakter,
nilai-nilai, etos kerja, berpikir ilmiah, dan akal sehat, perlu ditekankan. Kurikulum juga
menekankan pentingnya desain fleksibilitas dalam penerapan pembelajaran, agar
Peserta Didik mempelajari hal yang relevan terjadi di lingkungan sekitarnya, dengan
8

tetap mempromosikan perdamaian untuk isu suku, agama, ras, dan antargolongan,
kesetaraan gender, dan isu kontekstual lainnya.
Kurikulum Merdeka merancang penyiapan Peserta Didik sebagai warga dunia.
Kurikulum tidak terlepas dari dinamika dan isu-isu global. Peserta Didik diasah
sensitivitas sosialnya atas masalah yang terjadi di berbagai belahan dunia lain,
termotivasi untuk belajar beragam budaya yang berbeda-beda, dan terdorong untuk
berkontribusi bagi kehidupan dunia yang lebih baik. Kurikulum juga menekankan
pembelajaran yang ekologis, interkultural, dan interdisiplin untuk transformasi sosial
yang lebih adil dan masa depan yang berkelanjutan.

F. Landasan Psikopedagogis
Landasan psikopedagogis merupakan landasan yang memberikan dasar
Kurikulum terkait proses manusia belajar dan berkembang. Penggabungan teori
psikologi perkembangan dan pedagogi dimaksudkan untuk memastikan bahwa
pengalaman belajar disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas Peserta Didik. Peserta
Didik ditempatkan sebagai pelaku aktif pembelajaran, dengan memperhatikan tingkat
perkembangan dan hal-hal yang dapat mendukung kemajuan belajar Peserta Didik.
Teori yang melandasi psikopedagogi Kurikulum Merdeka yaitu: (1) teori
perkembangan, (2) teori pembelajaran, (3) teori kompetensi emosional/ kejiwaan, dan
(4) teori motivasi

G. Tujuan Pengembangan Kurikulum Sekolah


Kurikulum sekolah memuat seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan
di sekolah, sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk menjadikannya
bermakna, kurikulum sekolah dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan
peserta didik dan satuan pendidikan.
1. Untuk Kepala Sekolah dan Guru
Kurikulum ini sebagai pedoman/ acuan operasional pelaksanaan pembelajaran di
sekolah
2. Untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap
Kurikulum ini sebagai acuan dalam pemantauan, pembinaan, pengawasan, dan
supervisi kurikulum di sekolah
9

3. Untuk Pemangku Kepentingan


Kurikulum ini sebagai acuan bagi pemangku kepentingan untuk terlibat dalam
pelaksanaan kurikulum di sekolah

H. Prinsip Pengembangan Kurikulum Sekolah


1. Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi keragaman
potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta
didik. profil pelajar pancasila selalu menjadi rujukan pada semua tahapan dalam
penyusunan kurikulum operasional sekolah
2. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan
pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan,
3. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan
digunakan di satuan pendidikan. Bahasa yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah
dipahami
4. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan actual
5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan, pengembangan kurikulum satuan
pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku
kepentingan antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, di bawah koordinasi
dan supervisi dinas pendidikan dan kebudayaan
BAB II
KARAKTERISTIK SDN 5 GIRIMARTO

Penyusunan kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Negeri 5 Girimarto


disesuaikan kekhasan, kondisi dan pontensi daerah dengan menyelaraskan kondisi satuan
pendidikan dan karakteristik peserta didik dalam satuan pendidikan. Dalam
pengembangannya, kurikulum operasional sekolah akan mengacu pada capaian
pembelajaran yang telah disusun oleh pusat dan diterjemahkan dalam alur tujuan
pembelajaran yang dikonkretkan dalam proses pembelajaran.

A. Data Rapor Pendidikan Tahun 2024


1. Kemampuan Literasi
Capaian kemampuan literasi Baik ( 100%) naik 6,67% dari tahun 2023. Semua
kompetensi dalam kemampuan literasi mengalami kenaikan, tetapi dalam
kemampuan peserta didik dalam menginterpretasi dari informasi implisit yang ada
dalam teks, mampu membuat kesimpulan dari hasil integrasi beberapa informasi
dalam teks mengalami penurunan 20 %
2. Kemampuan Numerasi
Capaian kemampuan numerasi Baik ( 100% ) naik 20% dari tahun 2023. Semua
kompetensi mengalami peningkatan.
3. Karakter
Capaian karakter Baik ( 61,62% ) mengalami kenaikan 5,49% dari tahun
2023. Gotong royong mengalami penurunan 4,38 %

B. Karakteristik Siswa
Jumlah siswa SDN 5 Girimarto ada 63 orang, terdiri dari 29 orang pria, dan 34
orang wanita, dan terbagi dalam 6 rombongan belajar.
Kelas Pria Wanita Jumlah
I 6 5 11
II 4 8 12
III 2 6 8
IV 4 6 10
V 8 9 17
VI 5 0 5
Jumlah 29 34 63
10
11

1. Latar belakang kondisi keluarga siswa


Dengan mengetahui latar belakang kondisi keluarga siswa diharapkan sekolah
dapat membuat kesimpulan terkait daya dukung terwujudnya visi sekolah,
pembelajaran dan asesmen yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa.
a. Latar belakang pekerjaan dan penghasilan orang tua siswa
Dari data yang berupa angket siswa diketahui bahwa sebagian besar orang
tuanya memiliki pekerjaan sebagai buruh karyawan swasta dan petani.
Data Pekerjaan Orang Tua
Kelas JUML
NO Pekerjaan I II III IV V VI
1 PNS/ASN - 1 - - - - 1
2 Buruh - - - - - -
3 Pedagang 2 1 1 - 2 - 6
4 Wiraswasta - 8 5 5 12 3 33
5 Karyawan Swasta 5 1 1 2 1 - 10
6 Petani 4 1 1 3 2 2 13
JUMLAH 11 12 8 10 17 5 63

b. Latar belakang sarana dan prasarana yang ada di rumah


Sebagian besar siswa tinggal di rumah sendiri keluarga, dengan kondisi rumah
permanen. Sebagian besar siswa belum memiliki sarana belajar mandiri di
rumah secara lengkap. Sebagian besar siswa sudah memiliki ketersediaan
penerangan lampu dan Televisi.
Peran orang tua dalam pendampingan belajar siswa di rumah
Sebagian kecil siswa yang mendapat perhatian dan bimbingan belajar di
rumah dari orang tuanya, bahkan ada yang tidak mendapatkan bimbingan
sama sekali.
2. Kegiatan siswa di rumah dan lingkungan
a. Kebiasaan di rumah
Sebagian kecil siswa memiliki kebiasaan rutin di rumah untuk belajar mandiri,
melaksanakan ibadah, membantu orang tua, menjaga kebersihan dan
kesehatan diri. Sebagian besar siswa kurang memiliki kebiasaan baik di rumah
yang mendukung siswa sebagai siswa pembelajar.
12

b. Keikutsertaan siswa dalam kegiatan keagamaan dan kegiatan lainnya di


lingkungan
Sebagian besar siswa aktif dalam kegiatan keagamaan Taman Pendidikan Al
uran dan kegiatan keagamaan lainnya, dan kegiatan lain yang positif misalnya
olah raga dan kesenian di lingkungannya.
3. Cita-cita siswa
Dari kuesioner siswa dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa bercita-cita guru
sebagian lagi bercita-cita menjadi Polwan, Sopir, Youtuber dll

C. Karakteristik Kondisi Sosial Lingkungan Sekolah


1. Peran sekolah sebagai bagian dari masyarakat
Sekolah berperan aktif dalam kegiatan sosial di lingkungan sekolah, baik kegiatan
atas inisiatif sekolah, kegiatan bersama masyarakat, kegiatan atas inisiatif
masyarakat, misalnya kegiatan bersama dalam peringatan hari besar Islam
diantaranya adalah pemotongan kambing saat berkurban, buka bersama di bulan
Ramadhan dan kegiatan – kegiatan sosial lainnya seperti takziyah, silaturahiim
dan kunjungan ke pondok pesantren di lingkungan sekolah
2. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat dari adanya sekolah
Keberadaan sekolah di masyarakat berdampak positif terhadap lingkungan
masyarakat, misalnya ases ke sekolah lebih mudah dan dekat, sebagai sarana
untuk berbagai macam kegiatan masyarakat khususnya olah raga.
3. Sumber daya masyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah
Sumber daya mastarakat yang adapat dimanfaatkan oleh sekolah, dalam rangka
kegiatan sekolah dalam rangka mewujudkan visi sekolah yang mengacu pada
terwujudnya pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, antara lain sumber daya alam, sumber daya
sosial dan budaya, dunia usaha dan dunia industri.
13

D. Karakteristik Kondisi Budaya Lingkungan Sekolah


Budaya daerah setempat yang perlu dilestarikan antara lain toleransi antar umat
beragama, silaturahmi antar warga, kekerabatan, gotong royong, pertemuan rutin
warga, dan ertemuan rutin komite sekolah

E. Karakteristik Guru
Guru SDN 5 Girimarto ada 7 orang, yang terdiri dari 4 pria, 3 wanita.
Pendidikan guru sarjana pendidikan. Tingkat linearitas pendidikan/ sertifikat pendidik
dengan tugas mengajar 100 %. Semua tingkat kelas ada guru kelasnya, dan ada guru
agama dan belum memiliki guru Penjasorkes. Status kepegawaian guru,1 guru PNS, 5
guru PPPK, dan 1 guru Wiyata Bakti. SDB 5 Girimarto masih membutuhkan guru
Penjasoerkes.
Keikutsertaan guru dalam pendidikan dan pelatihan mandiri Implemtasi
Kurikulum Merdeka, guru yang telah menyelesaikan seluruh materi 83 %, sebagian
besar materi 83 %, sebagian kecil materi 16 %, dan yang tidak ikut diklat 16 %
Sebagian besar guru mampu memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi
dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.
Data Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
NO NAMA PENDIDIKAN KEMAMPUAN KET
LAIN .
1 Sri Mulyani, S.Pd. SD., M.Pd. S2 Menyanyi, Menganyam
2 Sri Lestari, S.Pd S1 Menari,menyanyi,
menganyam
3 Meirina Eka Setiawati, S.Pd S1 Menyanyi,membatik,bah
asa inggris
4 Siti Rohkhana, S.Pd. S1 Menari, Matematika
4 Tisna Wardana,S.Pd S1 Sepak Bola,, Bulu
Tangkis, Volly
5 Deva Hariyadi,S.Pd S1 Membuat video, Bulu
Tangkis, Volly
6 Restu Aji Widya Putra, S.Pd S1 Kerajinan tangan, Bulu
Tangkis, Volly
8 Maryoto, S.Pd.I SI Sepak Bola,Bulu
Tangkis, Volly
9 Ariyanto SLTA Sepak Bola
14

F. Karakteristik Tenaga Kependidikan


Tenaga kependikan di SDN 5 Girimarto ada 1, terdiri dari penjaga sekolah.
Tenaga kependidikan saat ini masih berstatus Wiyata Bakti
Sekolah Dasar Negeri 5 Girimarto memiliki pendidik dan tenaga pendidik yang
cukup dan kependidikan yang relevan dari berbagai latar belakang yang sama;
agama, budaya, sosial ekonomi, dan pendidikan. Dengan demikian mereka
selalu berkolaborasi dan bekerjasama dalam mengatasi kesulitan- kesulitan dalam
pekerjaan. Beberapa di antara mereka juga memiliki berbagai keterampilan, di
antaranya: menyanyi, berbahasa Inggris, O l a h r a g a , P r a m u k a , K e a g a m a a n dan
seni. Sekolah memfasilitasi pengembangan potensi dan bakat guru dan staf untuk
mendukung kualitas pendidikan. Selain itu pendidik dan tenaga kependidikan SD
Negeri 5 Girimarto 95% berusia muda jadi dengan cepat dan tangkas bisa
menangkap dan mengikuti arus perubahan dan kebijakan-kebijakan pendidikan dari
pusat.

G. Karakteristik Kondisi Alam


Letak SD Negeri 5 Girimarto sangat strategis. SD Negeri 5 Girimarto terletak di
sebelah selatan SMA Negeri 1 Girimarto dekat dengan TK Darma Wanita Girimarto
dan di depan SDN 5 Girimarto terdapat lapangan voly, serta mudah diakses.
Keterjangkauan lokasi yang mudah ditempuh dengan sarana transportasi darat seperti
mobil pribadi, sepeda motor, maupun dengan jalan kaki membuat SD Negeri 5
Girimarto dipilih oleh masyarakat sekitar. Lingkungan sekolah yang aman, nyaman,
dan ramah anak menjadi salah satu kekuatan pendukung dalam proses pembelajaran.
Latar belakang peserta didik SD Negeri 5 Girimarto berada pada tingkat ekonomi
menengah ke bawah. Sarana prasarana sekolah yang cukup memadai sangat
mendukung proses pembelajaran baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Latar
belakang keagamaan yang mayoritas adalah peserta didik beragama Islam menjadi
pertimbangan dalam menyusun kurikulum ini. SD Negeri 5 Girimarto juga dekat
dengan Pondok pesantren Roudlotul ilmi Randusulur yang sebagian siswa juga
termasuk santri dipondok pensatren tersebut
15

H. Sarana, Prasarana, dan Pendanaan

NO SARPRAS ADA/TDK KEADAAN


1 Gedung dan Bangunan
a.Ruang Kelas dan Meubelair Ada Baik
b. Kamar Mandi/Toilet Ada Baik
e. Lapangan Olahraga Ada Baik

2 Sarana Pembelajaran
a. Alat/Media Pembelajaran Ada Baik
b. Buku-buku Penunjang/ Ada Baik
Perpustakaan. Ada Baik
c. Sarana IT Ada Baik
d. Perangkat Ekstrakurikuler Ada Baik
e. Alat-alat Olahraga Ada Baik
3. Pendanaan
Sumber dana utama SDN 5 Girimarto dari BOS.

I. Kebijakan Pemerintah Daerah


Pemerintah Kabupaten Wonogiri telah berupaya keras untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di wilayahnya. Beberapa kebijakan yang telah dan sedang
dilaksanakan antara lain:
1. Program Pendidikan Gratis
Pemberian seragam gratis bagi siswa SD hingga SMP bertujuan
meringankan beban biaya pendidikan bagi masyarakat. Adanya program
beasiswa bagi siswa berprestasi untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih
tinggi.
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Sekolah
Pemerintah daerah secara berkala melakukan pembangunan dan rehabilitasi
sekolah untuk memastikan kondisi bangunan yang layak dan nyaman bagi siswa.
Penyediaan Peralatan Belajar: Pemberian bantuan peralatan belajar seperti buku,
alat tulis, dan alat peraga untuk mendukung proses pembelajaran.
3. Peningkatan Kualitas Guru
Program pelatihan dan pengembangan guru secara berkala untuk
meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru. Mendukung program
16

sertifikasi guru untuk meningkatkan status dan kesejahteraan guru.

J. Kemitraaan
Kemitraan yang telah terjalin SDN 5 Girimarto untuk meningkatkan kompetensi
siswa diantarannya adalah menjalin kerjasama dengan Pondok Pesantren dan
Puskesmas serta pemerintah desa. .
BAB III
VISI, MISI DAN TUJUAN

A. Tujuan Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan Nasional
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung
jawab
2. Tujuan Pendidikan Dasar
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
3. Tujuan Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka memiliki tujuan untuk mewujudkan pembelajaran yang
bermakna dan efektif dalam meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan akhlak mulia serta menumbuhkembangkan cipta, rasa, dan
karsa Peserta Didik sebagai pelajar sepanjang hayat yang berkarakter Pancasila .

B. Visi Sekolah
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 3, Visi Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun
2022 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan pasal 6 dan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 5 tahun 2022 tentang
Standar Kompetensi Peserta didik pasal 5 (2) dan pasal 6, serta masukan dari
seluruh warga sekolah, maka visi SDN 5 Girimarto ditetapkan sebagai berikut :
“Terwujudnya Peserta Didik Berkarakter Profil Pelajar Pancasila, Sehat
dan Berprestasi.”

Adapun indikator ketercapaian dari visi sesuai dengan variabelnya


antara lain:
Dengan Indikator Visi :
1. Terwujudnya peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
17
18

Maha Esa
2. Terwujudnya peserta didik yang berakhlak mulia
3. Terwujudnya peserta didik yang berkebinekaan global
4. Terwujudnya peserta didik yang bergotong royong
5. Terwujudnya peserta didik yang mandiri
6. Terwujudnya peserta didik yang bernalar kritis
7. Terwujudnya peserta didik yang kreatif
8. Terwujudnya peserta didik yang sehat.
9. Terwujudnya peserta didik yang berprestasi.

C. Misi Sekolah
Sesuai dengan visi dan indikator visi di atas, maka misi SDN 5 Girimarto
ditetapkan sebagai berikut :
1. Mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa
2. Mewujudkan peserta didik yang berakhlak mulia
3. Mewujudkan peserta didik yang berkebhinekaan global
4. Mewujudkan peserta didik yang bergotong royong
5. Mewujudkan peserta didik yang mandiri
6. Mewujudkan peserta didik yang bernalar kritis
7. Mewujudkan peserta didik yang kreatif
8. Mewujudkan peserta didik yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani
9. Mewujudkan peserta didik yang memiliki prestasi dalam segala bidang

D. Tujuan
Tujuan yang diharapkan oleh SDN 5 Girimarto dalam implementasi
kurikulum sebagai bentuk dan cara mewujudkan misi sekolah yang telah
ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Pada akhir fase C peserta didik SDN 5 Girimarto memiliki sikap dan perilaku
mengenal Tuhan Yang Maha Esa melalui sifat-sifatNya, memahami ajaran pokok
agama/kepercayaan, melaksanakan ibadah dengan bimbingan.
19

2. Pada akhir fase C peserta didik SDN 5 Girimarto memiliki sikap dan perilaku
bersikap jujur, menyayangi dirinya, sesama manusia serta alam sebagai ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa, serta taat pada aturan;
3. Pada akhir fase C peserta didik SDN 5 Girimarto dapat mengenal dan
mengekspresikan identitas diri dan budayanya, mengenal dan menghargai
keragaman budaya di lingkungannya, melakukan interaksi antarbudaya, dan
mengklarifikasi prasangka dan stereotip, serta berpartisipasi untuk menjaga Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
4. Pada akhir fase C peserta didik SDN 5 Girimarto dapat menunjukkan perilaku
menunjukkan sikap peduli dan perilaku berbagi serta berkolaborasi antarsesama
dengan bimbingan di lingkungan sekitar;
5. Pada akhir fase C peserta didik SDN 5 Girimarto menunjukkan sikap bertanggung
jawab sederhana, kemampuan mengelola pikiran dan perasaan, serta tak
bergantung pada orang lain dalam pembelajaran dan pengembangan.
6. Pada akhir fase C peserta didik SDN 5 Girimarto menunjukkan kemampuan
menyampaikan gagasan, membuat tindakan atau karya kreatif sederhana, dan
mencari alternatif tindakan untuk menghadapi tantangan, termasuk melalui
kearifan.
7. Pada akhir fase C peserta didik SDN 5 Girimarto menunjukkan kemampuan
menanya, menjelaskan dan menyampaikan kembali informasi yang didapat atau
masalah yang dihadapi;
8. Pada akhir fase C peserta didik SDN 5 Girimarto menunjukkan perilaku hidup
sehat dan bersih, sehat di lingkungan sekolah dan sekitarnya dan dapat
mewujudkan lingkungan sehat di sekolah maupun dilingkungan sekitarnya.,
9. Pada akhir fase C peserta didik SDN 5 Girimarto meraih prestasi sesuai dengan
bakat dan kemampuannya.
BAB IV
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU Sisdiknas/2003). pemerintah
pusat menetapkan kerangka dasar dan struktur kurikulum yang menjadi acuan untuk
pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan.
Pengorganisasian pembelajaran adalah cara sekolah mengatur muatan kurikulum
dalam satu rentang waktu, dan beban belajar, cara sekolah mengelola pembelajarannya untuk
mendukung pencapaian Capaian Pembelajaran dan Profil pelajar Pancasila.

A. Intrakurikuler
Intrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar sesuai
jadwal dan beban belajar pada struktur Kurikulum.
a. Kompetensi
Kompetensi dirumuskan dalam bentuk Capaian Pembelajaran seperti tersebut
dalam Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 032/H/KR/2024
Tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka. Pembagian
Capaian Pembelajaran sebagai berikut :
a. Capaian Pembelajaran pada Fase A untuk kelas I sampai dengan kelas II pada
sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah, program paket A, atau bentuk lain yang
sederajat;
b. Capaian Pembelajaran pada Fase B untuk kelas III sampai dengan kelas IV pada
sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah, program paket A, atau bentuk lain yang
sederajat;
c. Capaian Pembelajaran pada Fase C untuk kelas V sampai dengan kelas VI pada
sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah, program paket A, atau bentuk lain yang
sederajat. Pembelajaran intrakurikuler selain dalam rangka mewujudkan Capaian

20
21

Pembelajaran, juga dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang terintegrasi


dalam setiap muatan pembelajaran dalam setiap mata pelajaran.
b. Muatan Pembelajaran dan Beban Belajar
Muatan pembelajaran dalam bentuk mata pelajaran dengan beban belajar satu tahun,
dengan Struktur Kurikulum sebagai berikut :
a. Kelas I
Asumsi dalam satu tahun 36 minggu, 35 menit/ jam pelajaran. Total alokasi beban
belajar per tahun 1152 jam pelajaran terdiri dari 900 jam pelajaran intrakurikuler dan
252 jam pelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Mata Pelajaran Alokasi Alokasi Total JP


Intrakurikuler Projek Per Tahun
Per Tahun Penguatan
Profil Pelajar
Pancasila Per
Tahun
Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekertia) 108 36 144

Pendidikan Agama
108 36 144
Kristen dan Budi
Pekertia)
Pendidikan Agama
108 36 144
Katolik dan Budi
Pekertia)
Pendidikan Agama
108 36 144
Buddha dan Budi
Pekertia)
Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekertia) 108 36 144

Pendidikan Agama
Khonghucu dan Budi 108 36 144
Pekertia)
Pendidikan Pancasila 144 36 180
Bahasa Indonesia 216 72 288
Matematika 144 36 180
Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan 108 36 144
22

Seni dan Budayab)


1. Seni Musik
2. Seni Rupa 108 36 144
3. Seni Teater
4. Seni Tari
Total JP Mata Pelajaran 828 252 1080
Wajib
Muatan Lokalc) 72 - 72
Bahasa Jawa
Total JP Mata Pelajaran
Wajib 900 252 1152
+ Muatan Lokal

Keterangan:
Diikuti oleh Peserta Didik sesuai dengan agama masing-masing.
Satuan Pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa,
seni teater, dan/atau seni tari). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni (seni musik,
seni rupa, seni teater, atau seni tari).
Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun sebagai
mata pelajaran pilihan

b. Kelas II
Asumsi dalam satu tahun 36 minggu, 35 menit/ jam pelajaran.
Total alokasi beban belajar per tahun 1224 jam pelajaran terdiri dari 972 jam pelajaran
intrakurikuler dan 252 jam pelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Mata Pelajaran Alokasi Alokasi Total JP
Intrakurikuler Per Projek Per Tahun
Tahun Penguatan
Profil Pelajar
Pancasila
Per Tahun
Pendidikan Agama Islam
108 36 144
dan Budi Pekertia)
Pendidikan Agama
Kristen dan Budi 108 36 144
Pekertia)
Pendidikan Agama
Katolik dan Budi 108 36 144
Pekertia)
Pendidikan Agama
108 36 144
23

Buddha dan Budi


Pekertia)
Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekertia) 108 36 144

Pendidikan
Agama 108 36 144
Khonghucu dan
Budi Pekertia)
Pendidikan Pancasila 144 36 180
Bahasa Indonesia 252 72 324
Matematika 180 36 216
Pendidikan Jasmani
Olahraga dan 108 36 144
Kesehatan
Seni dan Budayab)
1. Seni Musik
2. Seni Rupa 108 36 144
3. Seni Teater
4. Seni Tari

Total JP Mata Pelajaran 900 252 1152


Wajib
Muatan Lokalc) 72 - 72
Bahasa Jawa
Total JP Mata Pelajaran
Wajib 972 252 1224
+ Muatan Lokal

Keterangan:
a) Diikuti oleh Peserta Didik sesuai dengan agama masing-masing.
b) Satuan Pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (seni
musik, seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater, atau
seni tari).
c) Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP
per tahun sebagai mata pelajaran pilihan.
24

c. Kelas III – V

Asumsi dalam satu tahun 36 minggu, 35 menit/ jam pelajaran.


Total alokasi beban belajar per tahun 1440 jam pelajaran terdiri dari 1188 jam pelajaran
intrakurikuler dan 252 jam pelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Mata Pelajaran Alokasi Alokasi Projek Total JP


Intrakurikule Penguatan Per
r Per Tahun Profil Pelajar Tahun
Pancasila Per
Tahun
Pendidikan Agama Islam dan
108 36 144
Budi Pekertia)
Pendidikan Agama Kristen
108 36 144
dan Budi Pekertia)
Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekertia) 108 36 144
Pendidikan Agama Buddha
dan Budi Pekertia) 108 36 144
Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekertia) 108 36 144
Pendidikan Agama
Khonghucu dan Budi 108 36 144
Pekertia)
Pendidikan Pancasila 144 36 180
Bahasa Indonesia 216 36 252
Matematika 180 36 216
Ilmu Pengetahuan Alam dan 180 36 216
Sosial
Pendidikan Jasmani 108 36 144
Olahraga dan Kesehatan
Seni dan Budayab)
1. Seni Musik
2. Seni Rupa 108 36 144
3. Seni Teater
4. Seni Tari
Bahasa Inggris 72 - 72
Total JP Mata Pelajaran
1.11 252 1.36
Wajib
6 8
Muatan Lokalc) 72 - 72
Bahasa Jawa
Total JP Mata Pelajaran
1.18 252 1.44
Wajib + Muatan Lokal
8 0
25

Keterangan:
a) Diikuti oleh Peserta Didik sesuai dengan agama masing-masing.
b) Satuan Pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (seni
musik, seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater, atau
seni tari).
c) Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP
per tahun sebagai mata pelajaran pilihan.

d. Kelas VI

Asumsi dalam satu tahun 32 minggu, 35 menit/ jam pelajaran.


Total alokasi beban belajar per tahun 1280 jam pelajaran terdiri dari 1056 jam pelajaran
intrakurikuler dan 224 jam pelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Mata Pelajaran Alokasi Alokasi Projek Total JP


Intrakurikule Penguatan Per
r Per Tahun Profil Pelajar Tahun
Pancasila Per
Tahun
Pendidikan Agama 96 3 128
Islam dan Budi Pekertia) 2

Pendidikan Agama 96 3 128


Kristen dan Budi Pekertia) 2

Pendidikan Agama 96 3 128


Katolik dan Budi Pekertia) 2

Pendidikan Agama 96 3 128


Buddha dan Budi Pekertia) 2

Pendidikan Agama 96 3 128


Hindu dan Budi Pekertia) 2

Pendidikan Agama 96 3 128


Khonghucu dan 2
Budi Pekertia)

Pendidikan Pancasila 128 3 160


2
Bahasa Indonesia 192 3 224
2
26

Matematika 160 3 192


2
Ilmu Pengetahuan 160 3 192
Alam dan Sosial 2

Pendidikan Jasmani 96 3 128


Olahraga dan 2
Kesehatan
Seni dan Budayab) 96 3 128
1. Seni Musik 2
2. Seni Rupa
3. Seni Teater
4. Seni Tari

Bahasa Inggris 64 - 64

Total JP Mata 992 2 1216


Pelajaran Wajib 2
4
Muatan Lokalc) 64 - 64
Bahasa Jawa

Total JP Mata 105 2 1280


Pelajaran Wajib + 6 2
Muatan Lokal 4

Keterangan:
a) Diikuti oleh Peserta Didik sesuai dengan agama masing-masing.
b) Satuan Pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (seni
musik, seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater, atau
seni tari).

c) Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 64 (enam puluh empat) JP


per tahun sebagai mata pelajaran pilihan.

B. Kokurikuler
Kokurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk penguatan,
pendalaman, dan/atau pengayaan kegiatan Intrakurikuler dalam rangka
pengembangan karakter dan kompetensi Peserta Didik.
1. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
27

Kokurikuler dilaksanakan paling sedikit dalam bentuk projek penguatan profil


pelajar Pancasila. Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan
pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu dalam mengamati, mengeksplorasi,
dan/atau merumuskan solusi terhadap isu atau permasalahan nyata yang relevan
bagi Peserta Didik. Projek penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan dengan
memperhatikan ketersediaan sumber daya Satuan Pendidikan dan Peserta Didik.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila dikembangkan oleh sekolah mengacu
pada Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
a. Kompetensi
Kompetensi projek penguatan profil pelajar Pancasila dirumuskan dalam
bentuk ciri Peserta Didik yang :
1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak
mulia;
2) bergotong royong;
3) bernalar kritis;
4) berkebinekaan global;
5) mandiri; dan
6) kreatif
dan secara lengkap tertuang dalam Keputusan Kepala Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Nomor 031/H/Kr/2024 Tentang Kompetensi dan Tema
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Tema yang dapat dipilih sebagai berikut :
1) Gaya Hidup Berkelanjutan
2) Kearifan Lokal
3) Bhinneka Tunggal Ika
4) Bangunlah Jiwa dan Raganya
5) Suara Demokrasi
6) Kewirausahaan
7) Rekayasa dan Teknologi
b. Muatan Pembelajaran dan Beban Belajar
28

Berdasarkan hasil analisis Rapor Pendidikan pada indikator karakter, hasil


analisis mandiri, dan evaluasi pelaksanaan P5 tahun lalu, maka Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila direncanakan sebagai berikut :
Kelas I
Projek 1 Projek 2
Dimensi beriman, bertakwa kepada Bernalar kritis,
Tuhan Yang Maha Esa, dan berkebinekaan global, kreatif
berakhlak mulia, bergotong
royong, mandiri
Tema Gaya Hidup Berkelanjutan Bangunlah Jiwa Raganya
Alokasi 126 jp 126 jp
Waktu

Kelas II
Projek 1 Projek 2
Dimensi Bernalar kritis, bergotong Beriman,bertakwa kepada
royong, kreatif Tuhan Yang Esa, dan
beraklhak mulia,
berkebinekaan global, kreatif
Tema Suara Demokrasi Kearifan Lokal
Alokasi 126 jp 126 jp
Waktu

Kelas III
Projek 1 Projek 2
Dimensi
Tema
Alokasi 126 jp 126 jp
Waktu

Kelas IV
Projek 1 Projek 2
Dimensi
Tema
Alokasi 126 jp 126 jp
Waktu
29

Kelas V
Projek 1 Projek 2
Dimensi
Tema
Alokasi 126 jp 126 jp
Waktu

Kelas VI
Projek 1 Projek 2
Dimensi
Tema
Alokasi 112 jp 112 jp
Waktu

c. Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SDN 5 Girimarto


dilaksanakan dengan ( pilih ) :
- Pelaksanaan projek profil dilaksanakan setiap hari Sabtu
- Mengalokasikan 1-2 jam pelajaran di akhir hari
- Mengumpulkan dan memadatkan pelaksanaan tema dalam satu periode
waktu (misalnya 2 minggu atau 1 bulan - tergantung jumlah jam tatap
muka yang dialokasikan pada setiap projek profil), di mana semua Tenaga
Pendidik berkolaborasi mengajar projek profil setiap hari selama durasi
waktu yang ditentukan

2. Kegiatan Penguatan, Pendalaman, dan Pengayaaan Intrakurikuler


Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk penguatan, pendalaman, dan/atau
pengayaan kegiatan Intrakurikuler dalam rangka pengembangan kompetensi
Peserta Didik, dilaksanakan sebagai berikut :
a) Pembelajaran remidial untuk penguatan dan pendalaman bagi peserta didik
yang masih rendah capaian kemajuan belajarnya dalam rangka memenuhi
tujuan pembelajaran.
30

b) Pembelajaran pengayaaan untuk peserta didik yang sudah baik capaian


kemajuan belajarnya dalam rangka optimalisasi potensi peserta didik.
Kegiatan pembelajaran remidial dan pengayaan dilaksanakan diluar jam
pembelajaran intrakurikuler, pelaksananaan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila, dan ekstrakurikuler. Kegiatan remidial dan pengayaan ini selain untuk
pengembangan kompetensi peserta didik dalam rangka mewujudkan tujuan
pembelajaran berdasarkan capaian pembelajaran, juga untuk implementasi Profil
Pelajar Pancasila yang dilaksanakan dengan mengintegrasikannya dalam setiap
konten pembelajaran.

C. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan karakter dalam rangka perluasan
potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian Peserta
Didik secara optimal yang dilakukan dengan bimbingan dan pengawasan Satuan
Pendidikan.
Sebagai kegiatan pengembangan karakter, kegiatan ekstrakurikuler juga sebagai
kegiatan pembelajaran untuk mengimplementasikan Profil Pelajar Pancasila, yang
dilaksanakan dengan mengintegrasikan Profil Pelajar Pancasila dalam setiap aktivitas
dan konten ekstrakurikuler.
Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Lampiran III Peraturan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 12 Tahun 2024 tentang
Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah, hasil musyawarah dengan Komite Sekolah, dan Rapat Dewan
Guru serta ketersediaan sumber daya yang ada, maka kebijakan SDN 5
Girimartodalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut :
1. Kepramukaan sebagai ekstrakurikuler, dengan pelaksanaan sebagai berikut :
a) Model Aktualisasi
1) Kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepramukaan
diintegrasikan dengan pembelajaran intrakurikuler yang sesuai.
2) Dilaksanakan wajib untuk kelas I s.d. VI.
b) Model Reguler
Dilaksanakan secara rutin 3 jp per minggu bagi peserta didik yang berminat
31

2. Ekstrakurikuler pilihan yang dilaksanakan secara rutin per minggu dan sesuai
kebutuhan, dengan pilihan :
a) Pramuka
b) Seni tari
c) Sepak Bola

D. Budaya Sekolah
Dalam rangka mewujudkan visi sekolah, sesuai misi dan tujuan sekolah, maka
sekolah mengembangkan budaya sekolah sebagai bentuk pembiasaan siswa untuk
memiliki karakter Profil Pelajar Pancasila. Maka budaya sekolah SDN 5 Girimarto
disusun sebagai berikut :

Kegiatan Budaya
Visi Sekolah Misi Sekolah Tujuan Sekolah
Sekolah
Beriman dan Terwujudnya mengenal Membaca Asmaul
bertakwa kepada peserta didik yang Tuhan Yang Husna
TYME, serta beriman dan Maha Esa
berakhlak mulia bertakwa kepada melalui sifat-
TYME sifatNya
melaksanakan Sholat Dhuhur
ibadah dengan Berjamaah
bimbingan Sholat Dhuha
Terwujudnya menunjukkan Senam/ Jalan Sehat
peserta didik yang perilaku hidup Kebersihan
berakhlak mulia sehat dan bersih Lingkungan
Berkarakter Terwujudnya mengenal dan Mengenakan
Pancasila peserta didik yang mengekspresika pakaian daerah,
berkebinekaan n identitas diri batik
global dan
budayanya
Terwujudnya menunjukkan Pembentukan piket
peserta didik yang sikap peduli dan kelas, kelompok
bergotong royong perilaku berbagi belajar, kerja bakti
serta
berkolaborasi

Memiliki Terwujudnya menunjukkan Kegiatan membaca


kompetensi literasi peserta didik yang kemampuan 15 menit setiap
memiliki dan kegemaran hari, Gerakan
kompetensi literasi berliterasi Wajib Baca,
berupa mencari Gerakan
32

dan Kunjungan
menemukan Perpustakaan, dll
teks
BAB V
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A. Intrakurikuler
Kurikulum Merdeka memiliki tujuan untuk mewujudkan pembelajaran yang
bermakna dan efektif dalam meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan akhlak mulia serta menumbuhkembangkan cipta, rasa, dan karsa Peserta
Didik sebagai pelajar sepanjang hayat yang berkarakter Pancasila.
Kurikulum Merdeka dirancang dengan prinsip:
a. pengembangan karakter, yaitu pengembangan kompetensi spiritual, moral,
sosial, dan emosional Peserta Didik, baik dengan pengalokasian waktu khusus
maupun secara terintegrasi dengan proses pembelajaran;
b. fleksibel, yaitu dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan kompetensi
Peserta Didik, karakteristik Satuan Pendidikan, dan konteks lingkungan sosial
budaya setempat;
c. berfokus pada muatan esensial, yaitu berpusat pada muatan yang paling
diperlukan untuk mengembangkan kompetensi dan karakter Peserta Didik agar
Pendidik memiliki waktu yang memadai untuk melakukan pembelajaran yang
mendalam dan bermakna.
Kurikulum Merdeka dirancang dengan karakteristik pembelajaran:
a. memanfaatkan Penilaian atau asesmen pada awal, proses, dan akhir pembelajaran
untuk memahami kebutuhan belajar dan perkembangan proses belajar yang telah
ditempuh Peserta Didik;
b. menggunakan pemahaman tentang kebutuhan dan posisi Peserta Didik untuk
melakukan penyesuaian pembelajaran;
c. memprioritaskan terjadinya kemajuan belajar Peserta Didik dibandingkan cakupan
dan ketuntasan muatan Kurikulum yang diberikan; dan
d. mengacu pada refleksi atas kemajuan belajar Peserta Didik yang dilakukan secara
kolaboratif dengan Pendidik lain.

33
34

1. Rencana pembelajaran untuk ruang lingkup sekolah


Dalam ruang lingkup satuan pendidikan, perumusan dan penyusunan alur dan
tujuan pembelajaran atau silabus mata pelajaran berfungsi mengarahkan satuan
pendidikan dalam merencanakan, mengimplementasi, dan mengevaluasi
pembelajaran secara keseluruhan sehingga capaian pembelajaran diperoleh secara
sistematis, konsisten, dan terukur.

Gambar Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran

Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran :

1. Memahami Capaian Pembelajaran


Capaian pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada setiap fase, Capaian pembelajaran ditetapkan oleh Pemerintah
dan disusun dalam fase-fase. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan
kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk
narasi.
Menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik, pemetaan capaian pembelajaran
dibagi dalam fase usia.
Tujuan kegiatan analisis capaian pembelajaran untuk menyusun Tujuan
Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran untuk mendapatkan peta kompetensi
yang akan menjadi rujukan untuk pelaksanaan pembelajaran. Untuk menyusun
rencana pembelajaran, jabaran kompetensi pada Capaian Pembelajaran perlu
dipetakan ke dalam tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran, digunakan
sebagai acuan untuk mengembangkan perangkat ajar.
35

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Capaian pembelajaran diuraikan menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang bersifat
operasional dan konkret. Perumusan tujuan pembelajaran meliputi kompetensi
dan lingkup materi. Capaian pembelajaran diuraikan menjadi tujuan-tujuan
pembelajaran yang bersifat operasional dan konkret, yang berisi :
1) Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang
menunjukkan peserta didik telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran
2) Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di
akhir satu unit pembelajaran
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran guru dapat menggunakan alternatif :
1) Alternatif 1, guru merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung
berdasarkan CP
2) Alternatif 2, guru merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis
kompetensi dan lingkup materi pada CP
3) Alternatif 3, guru merumuskan tujuan pembelajaran lintas elemen CP
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, guru dapat menggunakan kombinasi
taksonomi yaitu :
1) Taksonomi Bloom yang telah dikembangkan oleh Anderson dan Krathwohl
( 2001 ) dengan tahapan/ level : mengingat, memahami, mengaplikasikan,
menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan
2) Taksonomi Tighe dan Wiggins ( 2005 ) dengan enam bentuk pemahaman :
penjelasan, interpretasi, aplikasi, perpektif, empati, pengenalan diri/ refleksi diri
3) Taksonomi Marzano ( 2000 ) dengan 3 sistem dalam domain pengetahuan yaitu
sistem kognitif, sistem metakognitif, sistem diri ( self-system ), dan dijabarkan
pada 6 level taksonomi : mengenal dan mengingat kembali, pemahaman,
analisis, pemanfaatan pengetahuan, metakognitif, sistem diri

3. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran ( ATP )


Tujuan-tujuan pembelajaran tersebut kemudian diurutkan menjadi alur tujuan
pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran adalah rangkaian tujuan pembelajaran
36

yang disusun secara logis menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir
suatu fase. Alur ini disusun secara linear, satu arah, tidak bercabang, sebagaimana
urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari. Alur tujuan
pembelajaran yang disusun adalah Alur Tujuan Pembelajaran Fase A, Fase
B, dan Fase C untuk setiap mata pelajaran,
1. Prinsip Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran :
1) Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan
pembelajaran harian (goals, bukan objectives);
2) Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah
jalan;
3) Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila
guru mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan
dalam satu fase)
4) Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan
kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu
sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang
mahir dalam mata pelajaran tersebut;
5) Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase
6) Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan
yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik
mata pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal:
matematik realistik)
7) Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya
terlebih dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari
elemen menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih
sederhana dan langsung ke intinya untuk guru;
8) Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek
merupakan contoh, maka alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf
9) Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran,
tidak bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya
urutannya dapat berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran lain
sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan
37

penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode; dan
10) Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar
Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi
pembelajaran (pedagogi).
2. Prosedur Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran
1) Melakukan analisis CP mata pelajaran pada fase yang akan dipetakan.
a) Identifikasi kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai peserta didik
pada fase tersebut.
b) Rumuskan tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan
kompetensi yang akan dicapai, konten yang akan dipelajari dan variasi
keterampilan berpikir apa yang perlu dikuasai peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
c) Identifikasi elemen dan atau subelemen Profil Pelajar Pancasila yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
d) Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, susun tujuan pembelajaran
secara linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dari hari ke hari.
2) Cara mengurutkan tujuan pembelajaran :
a) Pengurutan dari konkret ke abstrak
Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten
yang lebih abstrak dan simbolis.
Contoh : memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang benda
geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori
objek geometris tersebut (abstrak).
b) Pengurutan Deduktif
Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik.
Contoh : mengajarkan konsep darabase terlebih dahulu sebelum
mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional
c) Pengurutan dari mudah ke sulit
Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit.
Contoh : mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas bahasa
sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang
38

d) Pengurutan Hirarki
Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen
konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan
keterampilan yang lebih kompleks.
Contoh : peserta didik perlu belajar tentang penjumlahan sebelum
mereka dapat memahami konsep perkalian
e) Pengurutan Prosedural
Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari
sebuah prosedur, kemudian membantu peserta didik untuk
menyelesaikan tahapan selanjutnya.
Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah
pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui,
seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan,
memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak
statistik.
f) Scaffolding
Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus
mengurangi bantuan secara bertahap.
Contoh : dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara
mengapung, dan ketika peserta didik mencobanya, guru hanya butuh
membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara
bertahap. Pada akhirnya, peserta didik dapat berenang sendiri.
2) Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran
1) Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik
2) Alur tujuan pembelajaran dalam satu fase menggambarkan cakupan dan
tahapan pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase.

3) Alur tujuan pembelajaran pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan


dan tahapan pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan
kompetensi antarfase dan jenjang.
39

4. Merancang Pembelajaran
Proses merancang pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran yang telah dibuat
sebelumnya, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran yang
disusun dalam bentuk dokumen yang fleksibel, sederhana, dan kontekstual.
Dokumen tersebut digunakan oleh pendidik dalam upaya mencapai profil pelajar
Pancasila dan Capaian Pembelajaran. Dalam proses merancang pembelajaran,
pendidik dapat mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan rencana
pembelajaran secara mandiri.
Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya keterpaduan pembelajaran dengan
asesmen, terutama asesmen formatif, sebagai suatu siklus belajar.
Dalam merancang pembelajaran, satuan pendidikan perlu memperhatikan prinsip-
prinsip pembelajaran dan asesmen. Prinsip pembelajaran dan asesmen harus
digunakan secara terintegrasi sebagai pertimbangan utama dalam merancang
struktur kurikulum satuan pendidikan.
1. Prinsip-prinsip pembelajaran sebagai berikut:
1) pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan
dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan
belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik
yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan
2) pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk
menjadi pembelajar sepanjang hayat;
3) proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter
peserta didik secara holistik;
4) pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai
konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua
dan komunitas sebagai mitra; dan
5) pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan

2. Prinsip-prinsip Asesmen sebagai berikut :


1) Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi
pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik
untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka
40

dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.


2) Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut,
dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan
asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
3) Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya
(reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan
tentang langkah selanjutnya.
4) Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana
dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan
kompetensi yang dicapai serta strategi tindak lanjutnya.
5) Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan,
dan orang tua sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen mengindikasikan pentingnya pengembangan
strategi pembelajaran sesuai dengan tahap capaian belajar peserta didik atau
yang dikenal juga dengan istilah teaching at the right level (TaRL). Pembelajaran
ini dilakukan dengan memberikan materi pembelajaran yang bervariasi sesuai
dengan pemahaman peserta didik. Tujuan dari diferensiasi ini adalah agar setiap
anak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dengan demikian,
pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi membutuhkan asesmen yang
bervariasi dan berkala. Pendekatan pembelajaran seperti inilah yang sangat
dikuatkan dalam Kurikulum Merdeka.

2. Rencana Pembelajaran untuk Ruang Lingkup Kelas


Rencana pembelajaran dirancang untuk memandu guru melaksanakan pembelajaran
sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Dengan demikian, rencana
pembelajaran disusun berdasarkan alur tujuan pembelajaran yang digunakan pendidik
sehingga bentuknya lebih rinci dibandingkan alur tujuan pembelajaran. Alur tujuan
pembelajaran tidak ditetapkan oleh pemerintah sehingga pendidik yang satu dapat
menggunakan alur tujuan pembelajaran yang berbeda dengan pendidik lainnya
meskipun mengajar peserta didik dalam fase yang sama.
Oleh karena itu, rencana pembelajaran yang dibuat masing-masing pendidik pun
dapat berbeda-beda, terlebih lagi karena rencana pembelajaran ini dirancang dengan
41

memperhatikan berbagai faktor lainnya, termasuk faktor peserta didik yang berbeda,
lingkungan sekolah, ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, dan lain-lain.
Setiap pendidik perlu memiliki rencana pembelajaran untuk membantu mengarahkan
proses pembelajaran mencapai CP. Rencana pembelajaran ini dapat berupa: (1)
rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal sebagai RPP atau (2) dalam
bentuk modul ajar.
Apabila pendidik menggunakan modul ajar, maka ia tidak perlu membuat RPP karena
komponen-komponen dalam modul ajar meliputi komponen-komponen dalam RPP
atau lebih lengkap daripada RPP.
Karakter dalam Profil Pelajar Pancasila diintegrasikan dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
Perbandingan Antara Komponen Minimum dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Modul Ajar

a. Merancang Modul Ajar dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Komponen yang harus ada (komponen minimum) dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran lebih sederhana, fokus mendokumentasikan rencana. Sementara
dalam modul ajar, perencanaan dilengkapi dengan media yang digunakan,
42

termasuk juga instrumen asesmennya. Oleh karena modul ajar lebih lengkap
daripada rencana pelaksanaan pembelajaran, maka pendidik yang menggunakan
modul ajar untuk mencapai satu atau lebih tujuan pembelajaran tidak perlu lagi
mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran.
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
Komponen yang harus ada (komponen minimum) dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran lebih sederhana, fokus mendokumentasikan rencana.
Komponen RPP :
 Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan pembelajaran).
 Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu atau lebih
pertemuan.
 Asesmen pembelajaran: Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran dan
rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk mengecek ketercapaian tujuan
pembelajaran.
b) Modul Ajar
Dalam modul ajar, perencanaan dilengkapi dengan media yang digunakan,
termasuk juga instrumen asesmennya. Oleh karena modul ajar lebih lengkap
daripada rencana pelaksanaan pembelajaran, maka pendidik yang menggunakan
modul ajar untuk mencapai satu atau lebih tujuan pembelajaran tidak perlu lagi
mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka ditujukan untuk membantu pendidik
mengajar secara lebih fleksibel dan kontekstual, tidak selalu menggunakan buku
teks.

Komponen Modul Ajar Versi Lengkap


43

1) Kriteria Pengembangan Modul Ajar


a) Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui
pengalaman belajar dan lintas disiplin.
b) Menarik, bermakna, dan menantang: Menumbuhkan minat untuk
belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar.
Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
sebelumnya, sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu
mudah untuk tahap usianya.
c) Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan konteks di
waktu dan tempat peserta didik berada.
d) Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai
dengan fase belajar peserta didik
2) Strategi Pengembangan Modul Ajar
a) Mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang bisa dikelompokkan dalam
satu lingkup materi. Satu MA bisa mencakup beberapa tujuan
pembelajaran. Lakukan asesmen diagnosis mengidentifikasi
penguasaan kompetensi awal peserta didik.
b) Tentukan teknik dan instrumen asesmen sumatif beserta indikator
keberhasilan asesmen sumatif yang akan dilakukan pada akhir lingkup
materi. Tentukan periode waktu atau jumlah JP yang dibutuhkan.
c) Tentukan teknik dan instrumen asesmen formatif berdasarkan aktivitas
pembelajaran.
d) Buat rangkaian kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir.
e) Pastikan aktivitas pembelajaran selaras dengan tujuan pembelajaran.
f) Setiap kegiatan dilengkapi dengan pemahaman bermakna dan
pertanyaan esensial yang menjadi acuan.
g) Persiapkan lembar belajar, materi belajar, dan media belajar sesuai
44

dengan kesiapan, minat, dan profil belajar peserta didik.


h) Lampirkan instrumen asesmen seperti ceklis, rubrik atau lembar
observasi yang dibutuhkan.
i) Periksa kembali kelengkapan komponen modul ajar.
b. Perencanaan Asesmen dalam Modul Ajar dan RPP
Asesmen dilakukan untuk mencari bukti ataupun dasar pertimbangan tentang
ketercapaian tujuan pembelajaran. Rencana asesmen ini dilengkapi dengan
instrumen serta cara melakukan penilaiannya.
Asesmen dalam Kurikulum Merdeka ada 2 macam yaitu asesmen formatif dan
asesmen sumatif. Kedua jenis asesmen ini tidak harus digunakan dalam suatu
rencana pelaksanaan pembelajaran atau modul ajar, tergantung pada cakupan
tujuan pembelajaran.
Pendidik adalah sosok yang paling memahami kemajuan belajar peserta
didik sehingga pendidik perlu memiliki kompetensi dan keleluasaan untuk
melakukan asesmen agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik
masingmasing.
Keleluasaan tersebut mencakup perancangan asesmen, waktu pelaksanaan,
penggunaan teknik dan instrumen asesmen, penentuan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran, dan pengolahan hasil asesmen.
Bentuk-bentuk asesmen :
1) Asesmen Formatif
Asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi
pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar. Penilaian atau
asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses
pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Asesmen
ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik,
hambatan atau kesulitan yang mereka hadapi, dan juga untuk mendapatkan
informasi perkembangan peserta didik. Informasi tersebut merupakan umpan
balik bagi peserta didik dan juga pendidik.
a) Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui
kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan
pembelajaran yang direncanakan. Asesmen ini termasuk dalam kategori
45

asesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan guru dalam


merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian hasil belajar
peserta didik yang dilaporkan dalam rapor.
b) Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama proses
pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan
sekaligus pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya asesmen ini
dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan
dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asesmen ini juga
termasuk dalam kategori asesmen formatif.
Fungsi Asesmen Formatif
a) Mendiagnosis kemampuan awal dan kebutuhan belajar peserta didik.
b) Umpan balik bagi pendidik untuk memperbaiki proses pembelajaran agar
menjadi lebih bermakna.
c) Umpan balik bagi peserta didik untuk memperbaiki strategi pembelajaran.
d) Mendiagnosis daya serap materi peserta didik dalam aktivitas
pembelajaran di kelas.
e) Memacu perubahan suasana kelas sehingga dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik dengan program-program pembelajaran yang positif,
suportif, dan bermakna
Hasil/ dokumentasi : produk hasil belajar, jurnal refleksi peserta didik, rencana
tindak lanjut atas hasil asesmen, catatan hasil observasi, catatan anekdotal

Beberapa bentuk asesmen formatif antara lain :


a) Tiket Keluar
Guru memberikan pertanyaan yang diajukan kepada semua murid
sebelum kelas berakhir. Murid menulis jawaban mereka pada kartu atau
selembar kertas dan menyerahkannya saat mereka keluar kelas. Teknik
penilaian formatif ini melibatkan semua murid dan memberikan bukti
yang sangat penting tentang pembelajaran saat itu bagi guru.
b) Tiket Masuk
Guru juga bisa memberikan sebuah pertanyaan kepada semua murid
sebelum pelajaran dimulai. Jawaban murid dapat digunakan untuk menilai
46

pemahaman awal murid terkait dengan materi yang akan didiskusikan


atau sebagai ringkasan pemahaman murid terhadap materi hari
sebelumnya
c) Berbagi 30 Detik
murid secara bergiliran berbagi apa yang telah ia pelajari dalam pelajaran
selama 30 detik. Target yang Anda cari dalam kegiatan ini adalah
bagaimana pemahaman murid dikaitkan dengan kriteria keberhasilan yang
diharapkan. Dapat dijadikan sebagai rutinitas di akhir pelajaran sehingga
semua murid memiliki kesempatan untuk berpartisipasi, berbagi wawasan,
dan mengklarifikasi apa yang dipelajari.
d) Nama dalam toples
Guru bisa meminta murid menulis nama mereka di selembar potongan
kertas & kemudian memasukkannya dalam toples. Guru kemudian bisa
mengajukan sebuah pertanyaan tentang konsep kunci yang sedang
dipelajari, kemudian secara random mengambil sebuah potongan kertas di
toples, dan meminta beberapa anak yang namanya tertulis di potongan
kertas tersebut menjawab pertanyaan secara bergantian.
e) Refleksi
Apapun bentuk refleksi yang dilakukan, refleksi dapat menjadi alat
penilaian formatif yang sangat berguna bagi guru untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman murid dan apa yang masih menjadi kebingungan
mereka.
2) Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan
ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan pada
akhir proses pembelajaran atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua atau
lebih tujuan pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan pendidik dan
kebijakan satuan pendidikan. Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen
sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir semester, akhir
tahun ajaran, dan/atau akhir jenjang.
Adapun asesmen sumatif dapat berfungsi untuk:
a) alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik
47

dalam satu atau lebih tujuan pembelajaran di periode tertentu;


b) mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan
kriteria capaian yang telah ditetapkan; dan
c) menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas atau jenjang
berikutnya.
Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya
pada akhir satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan
pembelajaran), pada akhir semester dan pada akhir fase; khusus asesmen
pada akhir semester, asesmen ini bersifat pilihan.
Jika pendidik merasa masih memerlukan konfirmasi atau informasi
tambahan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, maka
dapat melakukan asesmen pada akhir semester.
Sebaliknya, jika pendidik merasa bahwa data hasil asesmen yang diperoleh
selama 1 semester telah mencukupi, maka tidak perlu melakukan asesmen
pada akhir semester.
Instrumen asesmen sumatif antara lain sebagai berikut :
a) Rubrik
Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian
kinerja peserta didik sehingga pendidik dapat menyediakan bantuan yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja. Rubrik juga dapat digunakan oleh
pendidik untuk memusatkan perhatian pada kompetensi yang harus
dikuasai. Capaian kinerja dituangkan dalam bentuk kriteria atau dimensi
yang akan dinilai yang dibuat secara bertingkat dari kurang sampai
terbaik.
b) Cek Lis
Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju.
c) Catatan Anekdot
Catatan singkat hasil observasi yang difokuskan pada performa dan
perilaku yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis
atas observasi yang dilakukan.
d) Grafik Perkembangan (kontinum )
48

Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan belajar.


Teknik asesmen sumatif antara lain sebagai berikut :
a) Observasi
Penilaian peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui
pengamatan perilaku yang diamati secara berkala. Observasi dapat
difokuskan untuk semua peserta didik atau per individu. Observasi dapat
dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/harian.
b)Kinerja
Penilaian yang menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan dan
mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks
sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Asesmen kinerja dapat berupa
praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, atau membuat
portofolio.
c) Projek
Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu.
d)Tes Tertulis
Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk mengukur
atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta didik. Tes tertulis
dapat berbentuk esai, pilihan ganda, uraian, atau bentuk-bentuk tes tertulis
lainnya.
e) Tes Lisan
Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab secara
lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika pembelajaran.
f) Penugasan
Pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan dan
memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.`
g)Portofolio
Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya peserta didik
dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan (reflektif-
integratif) dalam kurun waktu tertentu.
49

Contoh Rubrik Tujuan Pembelajaran

Contoh Daftar Nilai Asesmen Sumatif Lingkup Materi

c. Siklus Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen


1) Pendidik menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, termasuk di dalamnya
rencana asesmen formatif yang akan dilakukan di awal pembelajaran dan
asesmen di akhir pembelajaran
2) Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai kesiapan
setiap individu peserta didik untuk mempelajari materi yang telah dirancang
3) Berdasarkan hasil asesmen, pendidik memodifikasi rencana yang dibuatnya
dan/ atau membuat penyesuaian untuk Sebagian peserta didik
50

4) Melaksanakan pembelajaran dan menggunakan berbagai metode asesmen


formatif untuk memonitor kemajuan belajar
5) Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian
tujuan pembelajaran. Asesmen ini dapat digunakan sebagai asesmen awal pada
pembelajaran berikutnya
d. Pembelajaran Terdeferensiasi
Dalam proses pembelajaran, salah satu diferensiasi yang dapat dilakukan pendidik
adalah diferensiasi berdasarkan konten/ materi, proses, dan/atau produk yang
dihasilkan peserta didik.
Dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi pendidik dapat memilih salah satu
atau kombinasi ketiga cara di bawah ini.
1) Konten (materi yang akan diajarkan).
Bagi peserta didik yang memerlukan bimbingan dapat mempelajari 3 (tiga) hal
terpenting terkait materi, bagi siswa yang cukup mahir dapat mempelajari
keseluruhan materi dan bagi peserta didik yang sudah sangat mahir dapat
diberikan pengayaan.
2) Proses (cara mengajarkan).
Proses pembelajaran dan bentuk pendampingan dapat didiferensiasi sesuai
kesiapan peserta didik, bagi siswa yang membutuhkan bimbingan pendidik
perlu mengajarkan secara langsung, bagi peserta didik yang cukup mahir dapat
diawali dengan. Modeling yang dikombinasi dengan kerja mandiri, praktik,
dan peninjauan ulang (review), bagi peserta didik yang sangat mahir dapat
diberikan beberapa pemantik untuk tugas mandiri kepada peserta didik yang
sangat mahir.
3) Produk (luaran atau performa yang akan dihasilkan).
Diferensiasi pembelajaran juga dapat dilakukan melalui produk yang
dihasilkan. Contohnya, bagi peserta didik yang memerlukan bimbingan bisa
menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai konten inti materi, sedangkan
bagi peserta didik yang cukup mahir dapat membuat presentasi yang
menjelaskan penyelesaian masalah sederhana, dan bagi peserta yang sangat
mahir bisa membuat sebuah inovasi atau menelaah permasalahan yang lebih
kompleks.
51

e. Pengalaman Belajar Bermakna


Pengalaman belajar yang bermakna adalah sebuah proses yang bertujuan untuk
membangun pemahaman konsep yang dipelajari. Proses pembelajaran yang
bermakna ini bersifat aktif, konstruktif, dan melibatkan peserta didik dalam
seluruh prosesnya.
Prinsip pengalaman belajar yang bermakna :
1) Pengetahuan yang akan dipelajari harus masuk akal bagi peserta didik
(konsep yang dipelajari dan aktivitas yang dilakukan dapat dihubungkan
dengan kondisi nyata, termasuk menunjukkan permasalahan nyata yang
harus dipecahkan/diselesaikan).
2) Pendekatan yang berpusat pada peserta didik (ketika peserta didik lebih
terlibat dalam proses belajar, mereka akan memiliki pemahaman yang lebih
baik tentang tujuan pelajaran).
3) Pendidik mengajukan pertanyaan terbuka, mendorong kolaborasi dan proyek
kelompok, serta memberi tugas yang melatih kemampuan refleksi dan
sintesis.
4) Melibatkan banyak referensi dan sumber belajar (belajar dari berbagai buku,
majalah, jurnal penelitian, Program tv, Internet, narasumber/profesional, dan
lain-lain).
f. Menentukan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Untuk mengetahui apakah peserta didik telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran, pendidik perlu menetapkan kriteria atau indikator ketercapaian
tujuan pembelajaran. Kriteria ini dikembangkan saat pendidik merencanakan
asesmen, yang dilakukan saat pendidik menyusun perencanaan pembelajaran, baik
dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran ataupun modul ajar. Kriteria
ketercapaian ini juga menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih/membuat
instrumen asesmen, karena belum tentu suatu asesmen sesuai dengan tujuan dan
kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini merupakan penjelasan
(deskripsi) tentang kemampuan apa yang perlu ditunjukkan/
didemonstrasikan peserta didik sebagai bukti bahwa ia telah mencapai tujuan
pembelajaran.
52

Dengan demikian, pendidik tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak


(misalnya, 75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang paling disarankan
adalah menggunakan deskripsi, namun jika dibutuhkan, maka pendidik
diperkenankan untuk menggunakan interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan
sebagainya).
Dengan demikian, kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah peserta didik
telah mencapai tujuan pembelajaran dapat dikembangkan pendidik dengan
menggunakan beberapa pendekatan, di antaranya:
(1) menggunakan deskripsi sehingga apabila peserta didik tidak mencapai kriteria
tersebut maka dianggap belum mencapai tujuan pembelajaran,
(2) menggunakan rubrik yang dapat mengidentifikasi sejauh mana peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran,
(3) menggunakan skala atau interval nilai, atau pendekatan lainnya sesuai
dengan kebutuhan dan kesiapan pendidik dalam mengembangkannya.

g. Pengolahan Hasil Asesmen


Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif
dan/atau kualitatif terhadap hasil asesmen.
Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran diperoleh melalui data kualitatif
(hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa angka). Data-data ini
diperoleh dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan
kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, baik pada capaian pembelajaran di akhir
fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran turunannya.
1) Mengolah Hasil Asesmen dalam Satu Tujuan Pembelajaran
Asesmen sumatif dilaksanakan secara periodik setiap selesai satu atau lebih
tujuan pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah menjadi capaian dari tujuan
pembelajaran setiap peserta didik. Pendidik dapat menggunakan data kualitatif
sebagai hasil asesmen tujuan pemebelajaran peserta didik. Namun, dapat juga
menggunakan data kuantitaif dan mendsikripsikannya secara kualitatif.
Pendidik diberi keleluasaan untuk mengolah data kuantitatif, baik secara rerata
maupun proporsional.
Teknik yang dapat digunakan antara lain menggunakan rubrik untuk asesmen
53

unjuk kerja tes tertulis untuk aspek kognitif.


2) Mengolah capaian tujuan pembelajaran menjadi nilai akhir.
Capaian tujuan pembelajaran peserta didik menjadi bahan yang diolah menjadi
nilai akhir mata pelajaran dalam kurun waktu pelaporan (biasanya satu
semester). Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran tersebut, data
kuantitatif langsung diolah, sedangkan untuk deskripsi, pendidik dapat
memberikan penjelasan mengenai kompetensi yang sudah dikuasai peserta
didik, mana kompetensi yang belum dikuasai, dan dapat ditambahkan tindak
lanjut secara ringkas bila ada.
Penting untuk diperhatikan bahwa pendidik tidak mencampur penghitungan
dari hasil asesmen formatif dan sumatif karena asesmen formatif dan
sumatif memiliki fungsi yang berbeda. Asesmen formatif bertujuan untuk
memberikan umpan balik pada proses sehingga asesmen formatif bukan
menjadi penentu atau pembagi untuk nilai akhir. Dalam mengolah dan
menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu membagi asesmennya
ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif agar peserta didik dapat
menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam kondisi yang optimal (tidak
terburu-buru atau tidak terlalu padat). Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan
gabungan dari beberapa kegiatan asesmen tersebut
3) Pengolahan Hasil Asesmen untuk Rapor
Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif dan
sumatif. Terdapat 2 jenis data, yaitu data hasil asesmen yang berupa angka
(kuantitatif) serta data hasil asesmen yang berupa narasi (kualitatif).
Pengolahan hasil asesmen dalam bentuk angka (kuantitatif) didasarkan hanya
pada hasil asesmen sumatif, sementara asesmen formatif sebagaimana
diuraikan sebelumnya, berupa data atau informasi yang bersifat kualitatif,
digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan pembelajaran sekaligus
sebagai bahan pertimbangan menyusun deskripsi capaian kompetensi.

h. Pelaporan Hasil Belajar


1) Sekolah menyiapkan pelaporan hasil belajar (rapor) peserta didik
54

2) Rapor peserta didik SMP meliputi komponen identitas peserta didik, nama
satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, nilai, deskripsi, catatan
guru, presensi, dan kegiatan ekstrakurikuler
3) Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan mekanisme dan
format pelaporan hasil belajar kepada orang tua/wali.
4) Sekolah dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan deskripsi
dalam menjelaskan makna nilai yang diperoleh peserta didik
5) Pelaporan hasil belajar disampaikan sekurang-kurangnya pada setiap akhir
semester
6) Sekolah menyampaikan rapor peserta didik secara berkala melalui e
rapor/dapodik
7) Sekolah memiliki keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas
dengan mempertimbangkan: laporan kemajuan belajar; laporan pencapaian
projek penguatan profil pelajar Pancasila; portofolio peserta didik; prestasi
akademik dan non-akademik; ekstrakurikuler; penghargaan peserta didik; dan
tingkat kehadiran

i. Mekanisme Kenaikan Kelas


Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan
kelas. Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan mempertimbangkan laporan
kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata
pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran.
Untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan
kenaikan kelas dapat berdasarkan penilaian sumatif.
Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik untuk kenaikan kelas dilakukan
dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik menjadi salah satu
praktik yang dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka.
Penggunaan fase dalam Capaian Pembelajaran adalah salah satu alasan mengapa
peserta didik dapat terus naik kelas bersama teman-teman sebayanya meskipun ia
dinilai belum sepenuhnya mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam Capaian
55

Pembelajaran di fase sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang ditargetkan


untuk dicapai pada kelas tersebut.
Sekolah tidak perlu menentukan kriteria dan mekanisme kenaikan kelas.
Kenaikan kelas dilaksanakan secara otomatis (automatic promotion).
Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning yang sangat
sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi atau pembelajaran sesuai tahap
capaian (teaching at the right level). Setiap peserta didik mempelajari tujuan
pembelajaran yang sama dalam setiap pertemuan, namun bagi peserta didik yang
tidak dapat mencapai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran perlu
ditindaklanjuti dengan memberikan perlakukan khusus agar dapat mencapainya.
Dengan kata lain, tindakan untuk peserta didik yang berisiko, tidak
seharusnya menunggu hingga tahun ajaran, tetapi perlu segera diberikan.
Apabila terdapat tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu yang tidak
tercapai sampai saatnya kenaikan kelas, maka pada rapor peserta didik tersebut
dituangkan nilai aktual yang dicapai dan dideskripsikan bahwa peserta didik
tersebut masih memiliki tujuan pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di
kelas berikutnya.
Dalam proses penentuan peserta didik tidak naik kelas, perlu dilakukan
musyawarah dan pertimbangan yang matang sehingga opsi tidak naik kelas
menjadi pilihan paling akhir apabila seluruh pertimbangan dan perlakuan telah
dilaksanakan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak
memberikan manfaat signifikan untuk peserta didik, bahkan cenderung
memberikan dampak buruk.

Dalam hal terjadi kasus luar biasa, jika terdapat


1) banyak mata pelajaran yang tidak tercapai oleh peserta didik dan/atau
2) terkait isu sikap dan karakter peserta didik,
maka satuan pendidikan dapat menetapkan mekanisme untuk menetapkan
peserta didik tidak naik kelas.
j. Mekanisme Kepeserta didik
Penentuan kepeserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan dengan
mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan
56

pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler,


serta prestasi lain pada setiap tingkatan kelas untuk sekolah menengah
pertama atau bentuk lain yang sederajat dan sekolah menengah atas atau bentuk
lain yang sederajat.
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan/ program pendidikan setelah:
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran; dan
2) mengikuti penilaian sumatif yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.
Peserta didik yang dinyatakan lulus dari satuan/program pendidikan diberikan
ijazah. Ijazah diberikan pada akhir semester genap pada setiap akhir jenjang.

k. Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen


Asesmen tanpa umpan balik hanyalah data administratif yang kurang bermanfaat
untuk peningkatan kualitas pembelajaran dan asesmen. Hasil asesmen peserta
didik pada periode waktu tertentu dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi
pendidik untuk melakukan refleksi dan evaluasi.
1) Refleksi Diri
Asesmen tanpa umpan balik hanyalah data administratif yang kurang
bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran dan asesmen. Hasil
asesmen peserta didik pada periode waktu tertentu dapat dijadikan sebagai
umpan balik bagi pendidik untuk melakukan refleksi dan evaluasi.
2) Refleksi Sesama Pendidik
Penilaian oleh sesama pendidik merupakan asesmen oleh sesama pendidik atas
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik
yang bersangkutan. Hal ini ditujukan untuk membangun budaya saling belajar,
kerjasama dan saling mendukung. Sebagaimana refleksi diri, refleksi sesama
pendidik dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu semester
3) Refleksi oleh Kepala Sekolah
Penilaian oleh kepala sekolah bertujuan untuk:
a) membangun budaya reflektif
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendorong terjadinya refleksi
atas proses pembelajaran secara terus menerus dan menjadi bagian yang
57

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran itu


sendiri.
b) memberi umpan balik yang konstruktif.
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh kepala Satuan Pendidikan untuk
memberi masukan, saran, dan keteladanan kepada pendidik untuk
peningkatan kualitas pembelajaran.
4) Refleksi oleh Peserta Didik
Penilaian oleh peserta didik bertujuan untuk:
a) membangun kemandirian dan tanggung jawab dalam proses pembelajaran
dankehidupan sehari-hari
b) membangun budaya transparansi, objektivitas, saling menghargai, dan
mengapresiasi keragaman pendapat dalam menilai proses pembelajaran
c) membangun suasana pembelajaran yang partisipatif dan untuk memberi
umpan balik kepada pendidik dan peserta didik; dan
d) melatih peserta didik untuk mampu berpikir kritis.

l. Evaluasi Pembelajaran dan Asesmen


Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran dan asesmen dilaksanakan kegiatan :
1) Melakukan refleksi pembelajaran dan asesmen pada masing-masing modul
ajar
Pada bagian ini pendidik perlu melakukan refleksi terhadap pembelajaran dan
asesmen yang dilakukan pada masing-masing modul ajar, cermati manakah
yang telah tercapai dan belum. Hasil asesmen formatif dapat digunakan
sebagai dasar untuk melakukan kegiatan refleksi.
2) Mengidentifikasi apa saja yang sudah berhasil dan apa saja yang perlu
diperbaiki
Identifikasi keberhasilan dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai
sudut pandang, seperti kegiatan diskusi dengan teman sejawat, menggunakan
data asesmen, maupun penilaian dari peserta didik
3) Menindaklanjuti dengan memodifikasi MA selanjutnya
Modifikasi modul ajar dilakukan setelah kegiatan evaluasi pembelajaran dan
asesmen. Pendidik dapat bekerja sama dengan teman sejawat untuk
melakukan pengembangan berdasarkan kebutuhan.
58

B. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

1. Menentukan Dimensi dan Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


a. Menentukan Dimensi
1) Tim fasilitator dan kepala satuan Pendidikan menentukan dimensi profil pelajar
Pancasila yang akan menjadi fokus untuk dikembangkan pada tahun ajaran
berjalan.
2) Pemilihan dimensi dapat merujuk pada visi misi satuan pendidikan atau
program yang akan dijalankan di tahun ajaran tersebut.
3) Disarankan untuk memilih 2-3 dimensi yang paling relevan untuk menjadi
fokus yang sasaran projek profil pada satu tahun ajaran.
4) Sebaiknya jumlah dimensi profil pelajar Pancasila yang dikembangkan dalam
suatu projek profil tidak terlalu banyak agar tujuan pencapaian projek profil
jelas dan terarah.
5) Penentuan dimensi sasaran ini akan dilanjutkan dengan penentuan elemen dan
sub-elemen yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik di tahap
pengembangan modul projek profil.
b. Menentukan Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
1) Gaya Hidup Berkelanjutan
Peserta didik memahami dampak aktivitas manusia, baik jangka pendek
maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun
lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga membangun kesadaran untuk bersikap
dan berperilaku ramah lingkungan, mempelajari potensi krisis keberlanjutan
yang terjadi di lingkungan sekitarnya serta mengembangkan kesiapan untuk
menghadapi dan memitigasinya.
2) Kearifan Lokal
Peserta didik membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui
eksplorasi budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut,
serta perkembangannya.
Peserta didik mempelajari bagaimana dan mengapa masyarakat lokal/ daerah
59

berkembang seperti yang ada, konsep dan nilai-nilai dibalik kesenian dan tradisi
lokal, serta merefleksikan nilai-nilai apa yang dapat diambil dan diterapkan
dalam kehidupan mereka
3) Bhineka Tunggal Ika
Peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti
kekerasan, belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman serta
nilai-nilai ajaran yang dianutnya.
Peserta didik juga mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan,
secara kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip negatif dan dampaknya
terhadap terjadinya konflik dan kekerasan
4) Bangunlah Jiwa Raganya
Peserta didik membangun kesadaran dan keterampilan memelihara kesehatan
fisik dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya.
Peserta didik melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait
kesejahteraan diri(wellbeing), perundungan (bullying), serta berupaya mencari
jalan keluarnya. Mereka juga menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan
kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi,
dan kesehatan reproduksi.
5) Suara Demokrasi
Peserta didik menggunakan kemampuan berpikir sistem, menjelaskan
keterkaitan antara peran individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila.
Melalui pembelajaran ini peserta didik merefleksikan makna demokrasi dan
memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang
berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau dalam dunia kerja
6) Rekayasa dan Teknologi
Peserta didik melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan
berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang
memudahkan kegiatan diri dan sekitarnya.
Peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan
persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan
teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi.
7) Kewirausahaan
60

Peserta didik mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah


yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek
lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat.
Melalui kegiatan ini, kreativitas dan budaya kewirausahaan akan
ditumbuhkembangkan.
Peserta didik juga membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka akan
kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk
menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas
2. Penentuan Tema dan Topik
SD 5 Girimarto masih dalam tahap awal penerapan Kurikulum Merdeka sehingga
dalam tahun ajaran 2024/2025 ditentukan sebagai berikut :
a. Penentuan Tema
Sekolah menentukan 2 tema yang sama untuk setiap tingkat/ kelas paralel, yaitu :
(pilih 2 dari 7 pilihan )
 Gaya Hidup Berkelanjutan
 Bangunlah Jiwa Raganya
b. Pemberian Opsi Tema
Sekolah menetapkan isu yang sama untuk setiap tema di semua tangka/ kelas
paralel, yaitu :
 Gaya Hidup Berkelanjutan
Isu : membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan
 Bangunlah Jiwa Raganya
Isu : membangun kesadaran dan keterampilan memelihara kesehatan fisik dan
mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya
c. Penentuan Topik
Sekolah yang menentukan tema dan topik projek profil.
 Gaya Hidup Berkelanjutan
Topik : Sampahku Tanggung Jawabku
 Bangunlah Jiwa Raganya
Topik : Dalam Tubuh yang Sehat Terdapat Jiwa yang Sehat
3. Modul Projek
Modul projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan dokumen yang berisi
61

tujuan, langkah, media pembelajaran, dan asesmen yang dibutuhkan untuk


melaksanakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Sekolah dan pendidik dapat mengembangkan modul projek profil sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi, dan/atau menggunakan modul projek
profil yang disediakan Pemerintah sesuai dengan karakteristik daerah, satuan pendidik,
dan peserta didik.
Modul projek hasil mengembangkan atau memodifikasi disusun dengan komponen
sebagai berikut :
a. Profil Modul berisi tema dan topik atau judul projek
b. Tujuan berisi :
1) Pemetaan dimensi, elemen, sub elemen Profil Pelajar Pancasila yang menjadi
tujuan projek profil
2) Rubrik pencapaian berisi rumusan kompetensi yang sesuai dengan fase
peserta didik
c. Aktivitas berisi :
1) Alur aktivitas projek profil secara umum
2) Penjelasan detail tahapan kegiatan dan asesmennya
d. Asesmen berisi Instrumen pengolahan hasil asesmen untuk menyimpulkan
pencapaian projek profil
Tim fasilitator memiliki kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul
projek profil, untuk menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan kebutuhan peserta didik.
Modul dapat diperkaya dengan menambahkan komponen berikut:
• Deskripsi singkat projek profil
• Pertanyaan pemantik untuk memancing diskusi atau proses inkuiri peserta didik
• Alat, bahan, serta media belajar yang perlu disiapkan
• Referensi pendukung
4. Langkah Persiapan Modul Projek
a. Mengidentifikasi dan memetakan kondisi serta kebutuhan peserta didik
b. Menentukan perancangan modul berdasarkan tahap kesiapan satuan pendidikan
c. Mengadaptasi/ memodifikasi modul yang sudah tersedia
d. Mengidentifikasi, memodifikasi, dan menyelaraskan modul
5. Menentukan Tujuan Projek
62

Pendidik menentukan elemen dan sub elemen serta capaian fase peserta didik yang
akan dijadikan sebagai tujuan pembelajaran
a. Strategi Pemilihan Sub Elemen
1) Pilih elemen dan sub-elemen projek paling relevan dengan kebutuhan peserta
didik dan tema yang dipilih dari matriks perkembangan dimensi yang sudah
disediakan dalam dokumen Projek Pelajar Pancasila.
2) Sesuaikan fase perkembangan sub-elemen yang ingin dicapai dengan kemampuan
awal peserta didik.
3) Usahakan ada kesinambungan pengembangan dimensi, elemen, dan sub-elemen
dengan projek sebelumnya dan berikutnya
b. Merancang Rubrik Pencapaian
Peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran projek bila telah memenuhi
sebutan Berkembang Sesuai Harapan, yang merupakan capaian sesuai fase.

Contoh : Dimensi Berkebinekaan Global Fase C

6. Pengembangan Alur Aktivitas Projek


Model 1
a. Pengenalan
mengenali dan membangun kesadaran peserta didik terhadap tema yang sedang
dipelajari
b. Kontekstualisasi
Menggali permasalahan di lingkungan sekitar yang terkait dengan topik
pembahasan.
63

c. Aksi
Merumuskan peran yang dapat dilakukan melalui aksi nyata.
d. Refleksi
Menggenapi proses dengan berbagi karya serta melakukan evaluasi dan refleksi.
e. Tindak Lanjut
Menyusun langkah strategis.
Model 2
a. Mengamati ( apa yang terjadi )
 Mempersiapkan observasi
 Mengenal dan mengenali persoalan
 Mencari inspirasi
b. Mendefinisikan ( apa yang hendak dicapai )
 Mendefinisikan tujuan dari temuan
 Membuat dari kerangka konteks
c. Menggagas ( bagaimana aku bisa menjadi bagian dari solusi )
 Melontarkan dan mengembangkan gagasan
 Membuat alternatif solusi
d. Memilih ( bagaiman aku bisa mewujudkan )
 Memilih solusi yang sesuai tujuan
 Membuat purwarupa
e. Merefleksikan ( bagaimana supaya ide ini menjadi lebih baik )
 Membagi pengetahuan
 Meminta masukan
 Mengembangkan ide lebih lanjut dari masukan
Model 3
a. Temukan
Mengenali dan membangun kesadaran peserta didik
b. Bayangkan
Menggali permasalahan di lingkungan sekitar yang terkait dengan topik
pembahasan.
c. Lakukan
Mewujudkan pelajaran yang mereka dapat melalui aksi nyata.
64

d. Bagikan
Menggenapi proses dengan berbagi karya serta melakukan evaluasi dan refleksi.

7. Pengembangan Asesmen Projek Profil


Yang perlu diperhatikan dalam pengembangan asesmen Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila :
a. Pertimbangkan keberagaman kondisi peserta didik dan sesuaikan metode asesmen.
Tidak semua jenis asesmen cocok untuk semua kegiatan dan individu peserta
didik. Asesmen yang beragam dapat membantu pendidik dan peserta didik
merasakan pembelajaran yang berbeda
b. Pertimbangkan tujuan pencapaian projek profil dan membuat asesmen yang bukan
hanya berfokus pada produk pembelajaran, tetapi berfokus pada dimensi, elemen,
dan sub-elemen profil pelajar Pancasila yang disasar.
c. Pertimbangkan tujuan pencapaian projek profil dan membuat asesmen yang bukan
hanya berfokus pada produk pembelajaran, tetapi berfokus pada dimensi, elemen,
dan sub-elemen profil pelajar Pancasila yang disasar.
d. Bangun keterkaitan antara asesmen formatif (awal dan sepanjang projek profil) dan
sumatif.
e. Jelaskan tujuan asesmen dan libatkan peserta didik dalam proses asesmen.

8. Peran Asesmen Formatif dan Sumatif dalam Projek Profil

Asesmen Formatif Asesmen Sumatif

Waktu • Pada awal perencanaan (jika • Biasanya dilakukan


penggunaan membuat sendiri modul projek pada akhir projek
profil) atau pada penentuan profil
dimensi, elemen, dan sub- • Dapat dilakukan di
elemen (jika menggunakan akhir tahap kegiatan
modul projek profil yang sudah jika diperlukan
ada) (terutama
• Selanjutnya dilakukan secara di projek profil
berkala, berkelanjutan dengan jangka waktu
selama projek profil yang panjang)
Pihak yang • Pada awal projek profil: • Pendidik
memberikan pendidik
asesmen
65

• Selama projek profil:


pendidik, peserta didik secara
pribadi (self- assessment),
sesama peserta didik (peer-
assessment), mitra satuan
pendidikan dalam projek
profil (misalnya: orang tua,
narasumber)
Contoh bentuk Rubrik, umpan balik (dari • Rubrik, presentasi,
asesmen pendidik dan sesama peserta poster, diorama,
didik) baik secara lisan maupun produk teknologi
tertulis, observasi, diskusi, atau seni, esai, kolase,
presentasi, jurnal, refleksi, esai drama
Manfaat untuk Fungsi asesmen formatif pada awal • Mengukur apakah
Tim Fasilitator projek profil: peserta didik sudah
Projek Profil mengembangkan
Menciptakan baseline (garis kompetensi dari sub-
dasar) untuk menilai elemen dari elemen
kemampuan awal peserta didik. dan dimensi profil
Informasi ini dipakai untuk pelajar Pancasila sesuai
merencanakan kegiatan projek fase yang disasar.
profil yang efektif dan
bermakna untuk peserta didik, • Menyusun projek
untuk mencapai konsep profil selanjutnya.
learning at the right level.

Menentukan sub-elemen yang •


sesuai dengan fasenya

Mengetahui perkembangan •
peserta didik di akhir projek profil.

Ketika dilakukan selama projek •


profil:

Mengawasi pembelajaran •
peserta didik selama projek profil
• Memastikan

perkembangan
kompetensi peserta didik
sesuai dengan sub-elemen
profil pelajar Pancasila
yang disasar
Mengecek pemahaman

peserta didik mengenai isu
projek profil
Manfaat untuk • Memahami performa di awal • Memahami performa
peserta didik dan sepanjang projek profil. di akhir projek profil.
• Membantu peserta didik • Memahami apakah
memperbaiki dan peserta didik sudah
66

mengembangkan diri. memenuhi capaian


• Membantu peserta didik projek profil dan
mendapatkan hasil belajar sejauh mana sudah
yang lebih baik dalam mencapai fase
asesmen sumatif di akhir. perkembangan
• Mengoptimalkan dampak • sub-elemen dari dimensi
projek profil profil pelajar Pancasila
yang disasar.

9. Mengolah, Mengoleksi Hasil Asesmen, dan Penyusunan Rapor Projek


a. Dokumentasi Kegiatan Projek Profil
1) Jurnal (Pendidik)
Jurnal adalah praktik mendokumentasikan kumpulan pemikiran, pemahaman, dan
penjelasan tentang ide atau konsep secara tertulis dan biasanya dituangkan dalam
sebuah buku.
2) Portofolio (Peserta didik)
Portofolio merupakan kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan
karya peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan
(reflektif-kritis) dalam kurun waktu tertentu. Pada akhir periode, portofolio
menjadi referensi diskusi oleh pendidik bersama dengan peserta didik dan
selanjutnya diserahkan kepada pendidik pada kelas berikutnya dan dilaporkan
kepada orang tua sebagai bukti otentik perkembangan peserta didik
b. Alat asesmen yang digunakan adalah rubrik
c. Pengolahan hasil asesmen
Setelah mengumpulkan dokumentasi belajar peserta didik seiring proses hingga
akhir pembelajaran, tim fasilitator dapat mengolah hasil asesmen tersebut untuk
menentukan pencapaian peserta didik secara menyeluruh. Dalam prosesnya, tim
fasilitator dapat mengembangkan beragam strategi dengan menggunakan bentuk dan
instrumen asesmen yang bervariasi
d. Penyusunan Rapor Projek
1) Rapor projek bersifat informatif dalam menyampaikan perkembangan peserta
didik
2) Rapor projek terdiri dari hasil penilaian terhadap performa peserta didik dalam
projek profil.
67

3) Rapor projek profil fokus pada keterpaduan pembelajaran dan perkembangan


karakter dan kompetensi sesuai profil pelajar Pancasila
4) Rapor projek sederhana hanya judul projek profil, deskripsi singkat, dan seluruh
elemen Profil Pelajar Pancasila, dan hanya memberikan penilaian pilihan elemen
profil yang berkaitan dengan projek profil tanpa harus menuliskannya
5) Penulisan deskripsi proses peserta didik benar-benar fokus pada hal unik dan
istimewa yang layak direfleksikan
6) Penilaian dalam rapor projek profil memadukan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan sebagai satu komponen. Deskripsi juga disampaikan secara utuh
tanpa membedakan aspek tersebut

C. Ekstrakurikuler
1. Visi dan Misi Ekstrakurikuler
Visi Ekstrakurikuler pada Satuan Pendidikan adalah berkembangnya
potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, dan kemandirian Peserta
Didik secara optimal melalui kegiatan-kegiatan di luar Intrakurikuler.
Misi Ekstrakurikuler pada Satuan Pendidikan sebagai berikut:
a. menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih dan diikuti sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat Peserta Didik; dan
b. menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang memberikan kesempatan
kepada Peserta Didik untuk dapat mengekspresikan dan
mengaktualisasikan diri secara optimal melalui kegiatan mandiri
dan/atau berkelompok
2. Tujuan Ekstrakurikuler
a. Ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotor Peserta Didik.
b. Ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat, minat, dan
potensi Peserta Didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju
manusia seutuhnya.
3. Jenis Ekstrakurikuler yang disediakan
a. Kepramukaan ( wajib)
b. TIK
68

c. Latihan Olah Bakat – Minat


- Olah Raga : bola voli dan senam.
- Kesenian : tari, vokal dan kaligrafi
d. Keagamaan
- Baca Tulis Al Quran
- Rebana

4. Pengembangan
Pengembangan Ekstrakurikuler di Satuan Pendidikan dapat dilakukan melalui
tahapan:
(1) analisis sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan Ekstrakurikuler;
(2) identifikasi kebutuhan, potensi, bakat, dan minat Peserta Didik;
(3) menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan, kompetensi, muatan
pembelajaran, beban belajar dan indikator ketercapaiannya;
(4) mengupayakan sumber daya sesuai pilihan Peserta Didik atau menyalurkannya ke
Satuan Pendidikan atau lembaga lainnya; dan
(5) menyusun Program Ekstrakurikuler.

5. Program Ekstrakurikuler
Sistematika Program Ekstrakurikuler paling sedikit memuat:
rasional dan tujuan umum;
deskripsi setiap Ekstrakurikuler;
pengelolaan;
pendanaan; dan
evaluasi
6. Pelaksanaan
Penjadwalan Ekstrakurikuler dirancang di awal tahun ajaran oleh pembina
Ekstrakurikuler di bawah supervisi kepala sekolah/ madrasah atau wakil kepala
sekolah/madrasah. Jadwal Ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat pelaksanaan
Intrakurikuler dan Kokurikuler.
7. Penilaian atau Asesmen
Kinerja Peserta Didik dalam Ekstrakurikuler perlu mendapat Penilaian atau asesmen
69

dan dideskripsikan dalam rapor. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan hasil
capaian kompetensi Peserta Didik dalam Ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian
atau asesmen dilakukan secara kualitatif.
8. Evaluasi
Evaluasi Ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pada setiap
indikator yang telah ditetapkan dalam rencana pengembangan Ekstrakurikuler oleh
Satuan Pendidikan. Satuan Pendidikan hendaknya mengevaluasi setiap indikator yang
sudah tercapai maupun yang belum tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi, Satuan
Pendidikan dapat melakukan tindak lanjut berupa perbaikan pada perencanaan siklus
kegiatan berikutnya

D. Budaya Sekolah
Agar pelaksanaan budaya sekolah benar-benar berfungsi sebagai salah satu unsur untuk
mencapai visi sekolah, maka perlu disusun perencanaan yang baik sebagai bagian dari
pembelajaran di sekolah. Perencanaan yang baik dapat menjadi pedoman dalam
pelaksanaannya. Dalam kegiatan budaya sekolah diharapkan peserta didik
melaksanakan atas kesadaran sendiri. Dibutuhkan keteladanan dari para pendidik dan
tenaga kependidikan dalam melaksanakan budaya sekolah.

Contoh Komponen Perencanaan Budaya Sekolah

1. Nama Kegiatan : Piket Kebersihan Kelas dan Lingkungan


2. Komponen Visi : berakhlak mulia
3. Komponen Misi : berakhlak mulia, gotong royong
4. Komponen Tujuan : menunjukkan perilaku hidup sehat dan bersih, menunjukkan
sikap peduli dan perilaku berbagi serta berkolaborasi antarsesama
5. Waktu Pelaksanaan : setiap hari sekolah
6. Pelaksana : berkelompok sesuai kelompok piket
7. Target : terwujudnya kelas dan lingkungan kelas yang bersih dan
sehat
8. Penanggungjawab : Wali Kelas
BAB VI
PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

A. Pengertian
Evaluasi, pendampingan dan pengembangan profesional SDN 5 Girimarto dilakukan
secara internal oleh sekolah untuk memastikan pembelajaran berjalan sesuai rencana
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses ini dikelola oleh Kepala Sekolah
dan/atau guru yang dianggap sudah mampu untuk melakukan peran ini. Evaluasi,
pendampingan dan pengembangan profesional dilakukan secara bertahap dan mandiri
agar terjadi peningkatan kualitas secara berkelanjutan di sekolah, sesuai dengan
kemampuan sekolah.
B. Proses Evaluasi
Evaluasi di SDN 5 Girimarto dilaksanakan dalam 2 proses yaitu :
1. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengukur keberhasilan pendidik dalam
memfasilitasi pembelajaran. Sasaran langsung dari evaluasi pembelajaran adalah
peserta didik dan pendidik.
2. Evaluasi Kurikulum Satuan Pendidikan
Evaluasi Kurikulum Satuan Pendidikan bertujuan untuk mengukur keberhasilan
kepala satuan pendidikan dan pendidik dalam menjalankan seluruh program
pendidikan yang direncanakan dengan tujuan untuk memahami apakah visi, misi
dan tujuan satuan pendidikan telah tercapai. Evaluasi pembelajaran menjadi salah
satu bagian penting dari evaluasi kurikulum satuan pendidikan
C. Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SDN 5 Girimarto dilaksanakan sebagai
berikut :
1. Per hari. Pendidik membuat catatan anekdotal secara informal mengenai
bagaimana proses belajar berjalan, bagaimana tujuan belajar tercapai, bagaimana
peserta didik merespon proses kegiatan belajar.
2. Per Unit Belajar. Setelah melakukan asesmen formatif, secara individual maupun
tim, pendidik bisa mengkaji ulang proses belajar dan tercapainya tujuan dan
70
71

melakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses belajar.


3. Per Semester. Setelah 1 semester selesai, pendidik dan tim bisa melihat kontinum
pencapaian.
4. Per Tahun. Evaluasi terhadap pencapaian dan proses pembelajaran dalam satu
tahun dapat dikumpulkan berkala dalam rentang waktu yang lebih pendek dan
bagaimana hal tersebut berkontribusi dengan visi, misi, serta tujuan satuan
pendidikan
D. Instrumen Evaluasi
Instrumen evaluasi terlampir dalam Kurikulum ini yang terdiri dari :
1. Instrumen Peserta Didik
2. Instrumen Pendidik
3. Instrumen Kepala Sekolah
E. Strategi Evaluasi Kurikulum Sekolah
1. Mengadakan pertemuan dengan orang tua, warga satuan pendidikan untuk
mendapatkan gambaran mengenai pandangan mereka terhadap evaluasi
kurikulum; apa yang dipahami, bagaimana perasaan dan pendapatnya mengenai
evaluasi satuan pendidikan.
2. Mengadakan dan mengarahkan diskusi pada pembahasan mengenai lingkup
evaluasi kurikulum; tunjukkan sampel yang akan digunakan atau dokumen
evaluasi yang akan digunakan.
3. Mengamati jalannya program secara seksama untuk mendapatkan informasi
nyata mengenai implementasinya dan mengingatkan semua pihak terhadap
tujuan program;
4. Memahami tujuan program dan kekhawatiran yang dimiliki pihak-pihak yang
terlibat mengenai program dan evaluasi; cari tahu apakah terdapat perbedaan
antara tujuan yang tertulis dan tujuan yang disampaikan oleh pihak-pihak yang
menjalankan,
5. Mengidentifikasi hal-hal yang menjadi akar permasalahan. Untuk setiap
permasalahan perlu didesain proses evaluasi, dan mencari data yang spesifik.
6. Menentukan cara untuk mencari data; melalui observasi atau penilaian
7. Menjalankan prosedur pencarian dan pengumpulan data
8. Mengelompokkan dan mengatur informasi dalam tema-tema dan menyiapkan
72

potret implementasinya. potret ini bisa dalam bentuk video, artefak, kasus atau
bentuk -bentuk lain
9. Memutuskan pihak yang akan diberi laporan dan memilih format yang sesuai
F. Pendampingan
Pendampingan dilaksanakan oleh Kepala Sekolah yang dapat dibantu oleh Guru yang
kompeten dalam bentuk pemantauan dan supervisi kurikulum dan pembelajaran, serta
pendampingan : ( contoh di bawah ini )
Bentuk Strategi Waktu SDM Ket.
Terlibat
Pemantauan Dilakukan oleh KS Juni 2024 Pengawas -
Penyusunan dengan instrumen
Kurikulum Sekolah yang telah disiapkan.
Pemantauan Dilakukan oleh KS/ Juni 2024,
Penyusunan Rencana Guru Kompeten Agustus
Pembelajaran dengan instrumen 2024,
yang telah disiapkan.
Supervisi Penyusunan Dilakukan oleh KS/ Juli 2024,
Rencana Pembelajaran Guru Kompeten September
dengan instrumen 2024
yang telah disiapkan.
Supervisi Pelaksanaan Dilakukan oleh KS/ Sepanjang
Pembelajaran Guru Kompeten tahun
dengan instrumen ajaran
yang telah disiapkan.
Pendampingan Strategi Dilakukan oleh KS/ Juli 2024 Narasumber
Mengajar Guru Kompeten Desember
dengan materi yang 2025
telah disiapkan.
Pendampingan Dilakukan oleh KS/ Juli 2024 Narasumber
Asesmen Guru Kompeten Desember
dengan materi yang 2025
73

telah disiapkan.
Pendampingan Dilakukan oleh KS Desember Narasumber
Pengolahan dan dengan instrumen 2024
Pelaporan Hasil yang telah disiapkan. Juni 2024
Belajar

G. Pengembangan Profesional
Berdasarkan data Rapor Pendidikan, Instrumen Evaluasi, hasil pemantauan dan
supervisi, dan hasil refleksi diri, guru membuat perencanaan pengembangan
kompetensi antara lain :
1. Pelatihan mandiri melalui Platform Merdeka Mengajar ( PMM )
2. Sebagai partisipan dalam observasi praktik pembelajaran
3. Sebagai penggerak komunitas belajar
4. Sebagai peserta berbagi praktik baik
5. Mengikuti kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis non PMM
6. Mengikuti seminar, lokakarya, symposium
( Contoh di bawah ini )
Bentuk Strategi Waktu SDM Terkait Ket
Peningkatan Kompetensi Mengikuti pelatihan Sepanjang
Profesional dan melalui PMM tahun
Pedagogik Mengikuti Bimlat non ajaran
PMM Narasumber
Mengikuti seminar,
lokakarya, symposium,
dll
Peningkatan Praktik Berpartisipasi dalam Sepanjang Guru
Pembelajaran observasi praktik tahun penggerak
pembelajaran ajaran
Peningkatan Kompetensi Berpartisipasi dalam Sepanjang Mentor
Kolaborasi komunitas belajar tahun
Berbagi Praktik baik ajaran
BAB VII
PENUTUP

Kurikulum Sekolah sebagai dokumen yang wajib dibuat oleh setiap sekolah,
diharapkan disusun berdasarkan regulasi dan panduan yang terbaru agar selalu dapat
mengikuti perkembangan dunia pendidikan. Oleh karena itu Kepala Sekolah sebagai
pemimpin pembelajaran harus selalu adaptif dan inovatif dalam menyikapi segala bentuk
perubahan. Kurikulum Sekolah juga hendaknya disusun untuk mewujudkan pembelajaran
yang bermakna dan efektif dalam meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan akhlak mulia serta menumbuhkembangkan cipta, rasa, dan karsa Peserta
Didik sebagai pelajar sepanjang hayat yang berkarakter Pancasila.
Karena keterbatasan kami, Kurikulum Sekolah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu diperlukan kritik dan saran dari semua pihak, sebagai bahan untuk evaluasi
kurikulum, untuk mewujudkan kurikulum yang semakin baik dari waktu ke waktu.

75
76

LAMPIRAN : ( sesuai daftar isi )

1. SK Kepala Sekolah tentang Pemberlakuan Kurikulum Sekolah tahun Ajaran 2024/


2025
2. Kalender Pendidikan
3. Alur Tujuan Pembelajaran
4. Modul Ajar
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
6. Modul Projek
7. Instrumen Evaluasi Kurikulum

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy