Presentasi Wolly 3.25

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 115

SECURITY

AWARENESS
TRAINING For ALL
PORT FACILITY
PERSONNEL
(Model Course 3.25)
LATAR BELAKANG
PEMBERLAKUAN ISPS Code
SAFETY OF LIFE AT SEA
Titanic (1912) (SOLAS 1948)
Keselamatan Jiwa di Laut

Amandemen yang
disahkan
1966, 1967, 1968, 1969, 1971 dan
1973
- International Safety Management (ISM Code)
- High Speed Craft Code (HSC Code)
HISTORICAL PERSPECTIVE

Perlindungan Kapal terhadap :


1. Terorist
2. Perampok ( Piracy )
3. Bajak Laut ( Robbery )
4. Pencurian ( Pilferage )
5. Sabotase ect
3
Criminal Activity
Santa Maria – 1961
Anzoategui – 1963
Columbia Eagle – 1970
Achille Lauro – 1985
Pan Am Flight 103 – 1988
The World Trade Center Bombing – 1993
Avrasya – 1996 (Hijacking)
MT Petro Ranger – 1998 (Hijacking)
MV Alondra Rainbow – 1999 (Hijacking)
USS Cole – 2000 (Bomb Attack)
MV Inabukwa – 2001 (Hijacking)
WTC and Pentagon – 11/9/2001 (Terrorist
Attack)
MT Han Wei – 2002 (Hijacking)
Attack on Achille Lauro
MT Limburg – 2002 (Explosion) ( Oct-1985)

4
Attack on MT Limburg
Attack on USS Cole (Oct (Oct-2002)
- 2000) in Aden

Attack
by Terorist

In October 2000, the USS


Cole was attacked by a
small boat which came
along side and was
detonated. Seventeen
sailors were killed and
thirty eight were wounded. On 6 October 2002, the
French oil tanker the SS
Limburg was rammed by a
little boat carrying high
explosive. One Bulgarian
sailor died and there was
extensive oil pollution.
Incidents occurred of the
Yemen.
5
Attack on WTC and Pentagon
(2001)

6
CURRENT MARITIME SECURITY THREATS
And PATTERNS
ANCAMAN MARITIME
MARITIME THREATS

1. PEMBAJAKAN
2. PEROMPAKAN
3. PENYELUNDUPAN NARKOTIKA
4. PENUMPANG GELAP
5. SABOTASE
6. TERORISM
7. PENCURIAN

7/2/18 7
7/2/18 7
Drug & Weapons Smuggling

8
Stoways

9
PIRACY

10
Pantai Kuta

Pariwisata

BOM BALI
12/10/02

11
12
Type of Bomb

13
Attack on the US Embassy in Attack on Davao port in the
Tanzania Philippines

14
MARITIME
SECURITY POLICY

PORT SECURITY COMMITTEE


15
Amendments to SOLAS 1974

SAFETY OF LIFE AT SEA


(SOLAS 1948)
( Keselamatan Jiwa di Laut )

Titanic (1912)
Amandemen yang disahkan
1966, 1967, 1968, 1969, 1971, 1973 dan 1974
TUJUAN AMANDEMEN :
- Penyempurnaan Antara lain :
- Meningkatkan Keselamatan - International Safety Management/ISM Cod
- Kemajuan Teknologi - High Speed Craft Code (HSC Code)
- ISPS Code
International Ship and Port Facility
Security (ISPS) Code
ISPS Code
with effect from
1 JULY 2004

AMANDEMEN SOLAS 74
BAB V
BAB XI

BAB XI – 1
BAB XI – 2
Langkah utama
Langkah utama
untuk
untuk
meningkatkan
meningkatkan
keselamatan
keamanan dilaut
dilaut
17
IMPLEMENTASI
Pada tanggal 1 Juli 2004
1 Kapal yang melakukan pelayaran internasional ;
a) Kapal penumpang, termasuk kapal penumpang
berkecepatan tinggi;
b) Kapal barang, termasuk kapal berkecepatan tinggi  GT.500;
c) Mobile offshore drilling units; dan
2 Fasilitas pelabuhan yang melayani kapal yang melakukan
pelayaran internasional

18
Isi ISPS Code

Bagian B
Bagian A Petunjuk pelaksanaan
Persyaratan wajib/pokok
Pasal 1 s/d 19 Pasal 1 s/d 19
Ps 1 - Umum, Tujuan, Syarat fungsional Ps 11 - Pwa Keamanan Persh (CSO)
Ps 2 - Definisi (SSP,SSO,PFSP,PFSO, dll. Ps 12 - Pwa Keamanan Kapal (SSO)
Ps 3 - Penerapan Ps 13 - Training, Drill, Excersise Kapal
Ps 4 - Tanggung jawab Pemerintah
Ps 14 - Keamanan Faspel (PFS)
Ps 5 - Declaration of Security (DoS)
Ps 15 - Penilaian Keamanan FP/PFSA
Ps 6 - Kewajiban Perusahaan
Ps 16 - Rancangan Keamanan FP/PFSP
Ps 7 - Keamanan Kapal (SS)
Ps 8 - Penilaian Keamanan Kapal (SSA) Ps 17 - Pwa Keamanan Faspel/PFSO

Ps 9 - Rancangan Keamaan Kapal (SSP) Ps 18 - Training, Drill, Exercise Faspel


Ps 10 - Catatan Ps 19 - Verifikasi & sertifikasi Kapal
Dasar Hukum ISPS Code

Internasional Nasional

IMO Regulation
KEPPRES No. 65/1980 Ttg.
(Diratifikasi)
Ratifikasi SOLAS 1974 +
Amandemen2nya

SOLAS 1974

KEPMENHUB No. 33/2003


Ttg. Pemberlakuan ISPS Code

U U No. 17/2008
ISPS Code
Ttg. Pelayaran (07 Mei 2008)
20
Government Legislation and
Regulations
1. UU No. 17/2008 tentang Pelayaran
2. UU RI No. 15/2003 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.1/2002 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terrorisme.
3. UU No.6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.
4. PP.No.61 Tahun 2010 tentang Kepelabuhanan.
5. PP.No. 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan.
6. PP No.51 Tahun 2002 tentang Perkapalan.
7. Keppres No.65/1980 tentang Ratifikasi SOLAS 1974.
8. Kep Men Koordinator Bidang Polkam RI No. Kep 05/Menko/
Polkam/2/2003 tentang Pembentukan Pokja Perencanaan
Pembangunan Keamanan dan Penegakkan Hukum di Laut.
21
Government Legislation and
Regulations
9. Kep Men Perhubungan No.63 Tahun 2002 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Pelabuhan.
10. Kep. Menhub No. 33/2003 tentang Pemberlakuan ISPS Code
11. Kep. Menhub No. 3/2004 tentang Penetapan D.A
12. Surat Dirjen Hubla No. KL. 933/17/15/DV-04 Tahun 2004
ttg Implementasi ISPS Code, Pengawasan oleh PSC/PSO.
13. Surat Dirjen Hubla No. KL. 933/3/7/DV-04 Tahun 2004
tentang Pedoman Pemberlakuan ISPS Code, Prosedur DoS.
14. Keputusan Dirjen Hubla No. UM. 480/12/3/20/DV-04 Tahun
2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penerapan Keamanan
Kapal dan Pelabuhan.
15. Surat Dirjen Hubla No. UM. 933/3/20/DV-04 Tahun 2004
tentang Pedoman Pemberlakuan ISPS Code, Penerapan
16. Pemberitahuan Kedatangan Kapal (Pre Arrival Notification).
Government Legislation and
Regulations
17. Surat Dirjen Hubla No. KL. 933/7/8/DV-04 Tahun 2004 tentang
Persiapan Verifikasi Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan.

18. Mapel Dirjen Hubla No. 327/Phbl-04 Tahun 2004 tentang


Penetapan Penggunaan Frequency Jaring Komunikasi untuk ISPS
Code.

19. Surat Dirjen Hubla No. KL. 933/7/8/DV-04 Tahun 2004 tentang
Tindak Lanjut Hasil Verifikasi Penerapan ISPS Code pada Kapal.

20. Surat Dirjen Hubla No. KL. 933/2/1/DV-05 Tahun 2005 tentang
Pemeliharaan dan Peningkatan Penerapan ISPS Code bagi Fasilitas
Pelabuhan yang telah memperoleh SoCPF.

23
UU Pelayaran No. 17 / 2008

 Ps. 170.
1) Pemilik/operator kapal ukuran ≥ 500 GT harus me -
menuhi persyaratan manajemen keamanan kapal.

2) Kapal yang telah memenuhi persyaratan ayat (1)


diberi sertifikat.

3) Sertifikat Manajemen Keamanan Kapal ayat (2) berupa


Sertifikat Keamanan Kapal Internasional
(International Ship Security Certificate/ISSC)

 Dst.

24
UU Pelayaran No. 17 / 2008

 Ps. 121.
Keselamatan dan keamanan pelabuhan yaitu
terpenuhinya manajemen keselamatan dan sistim
pengamanan fasilitas pelabuhan meliputi :
a. Prosedur pengamanan faspel
b. Sarana dan prasarana pengamanan faspel
c. Sistim komunikasi
d. Personnel pengaman

 Ps. 122.
Setiap pengoperasian kapal dan pelabuhan wajib
memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan
serta perlindungan maritim. 25
UU Pelayaran No. 17 / 2008

Penjelasan Ps. 121.


Yang dimaksud dengan “Sistim pengamanan fasilitas pelabuhan”
adalah\prosedur pengamanan di fasilitas pelabuhan pada semua tingkatan
keamanan (security level).

Huruf
a. Cukup jelas.
b. Sarana dan prasarana pengamanan faspel meliputi pagar pengaman, pos
penjagaan, peralatan monitor, peralatan detektor, peralatan
komunikasi dan penerangan.

c. yang dimaksud dengan Sistim komunikasi adalah tata cara ber-


hubungan/komunikasi internal faspel, antara koordinator keamanan pelabuhan
dengan faspel dan dengan instansi terkait .

d. Yang dimaksud dg “personnel pengaman” adalah personnel yg


memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan
pengamanan sesuai manajemen pengamanan (International
Ship and Port Facility Security Code/ISPS Code)

26
UU Pelayaran No. 17 / 2008
Sanksi pidana
 Ps. 303.
1) Setiap orang yg mengoperasikan kapal dan pelabuhan
tanpa memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan
pelayaran serta perlindungan maritim, sebagaimana dimaksud
dalam Ps. 122 dipidana dg pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun dan denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus
juta rph).

2) Jika pada ayat (1) menyebabkan kerugian harta benda


dipidana dg pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan
denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).

3) Jika pada ayat (1) menyebabkan kematian seseorang


dipidana dg pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
denda paling banyak Rp. 1.500.000.000,00 (satu milyar lima
ratus juta rupiah). 27
UU Nomor 17 tahun 2008
tentang Pelayaran

Ps. 209 :

 Syahbandar mempunyai kewenangan dalam melakukan tugas


sesuai ps. 207, untuk :
a) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pemerintahan
di pelabuhan.
b) dst.

Ps. 212 :

 (1) Syahbandar selaku komite keamanan pelabuhan / PSC

 (2) Syahbandar dapat meminta bantuan kepada Polri & TNI.

 (3) Bantuan keamanan dan ketertiban dibawah koordinasi


dalam kewenangan Syahbandar,
 (4) Ketentuan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Pemerintah
28
PELINDO
(OPERATOR) PORT SECURITY COMMITE POLTABES
Telp. KEPALA KANTOR PELABUHAN Telp.

TNI AL PORT SECURITY OFFICER


KABID/KASI/PETUGAS KPLP
DITPOLAIR -
KPPP
K
O
Telp.
Telp.

J RUMAH
SAKIT
PORT FACILITY SECURITY OFFICER
BRIMOB
(GEGANA)
M
A Telp. ( PFSO ) Telp.

Telp. U
R PEMADAM
KEBAKARAN
DEPUTY PFSO Badan SAR
Telp. N
Telp.
I Telp.
I
N Petugas Keamanan Petugas Keamanan Petugas Keamanan
K
G
VHF. MARINE CH.73 VHF. MARINE CH.73 VHF. MARINE CH.73

A
INSIDEN KEAMANAN
ANCAMAN
S
Insiden keamanan datang
Koordinasi Tindakan Keamanan
I
29
JARKOM ISPS Code di Indonesia
- POLRI / KPPP
Shipping DA
SYAH/KSOP/KANPEL
- TNI – AL
Co. PSC - BEA CUKAI
- Imigrasi
- SROP
CSO - Port Health Cntr.
- Port stakeholder
KABID/KASI KPLP
PSO Port Facility

PFSO
SSO

ABK SECURITY

30
A. Definisi
PFSP adalah suatu bentuk atau rincian tindakan keamanan yang dirancang
untuk mendeteksi, mencegah gangguan dan ancaman keamanan yang
mencakup seluruh aspek keamanan dalam fasilitas pelabuhan termasuk
seluruh aset dan infrastruktur serta memastikan pengamanan efektif yang
dapat dilakukan.

B. Tujuan PFSP
1. Sebagai pedoman bagi Pengelola fasilitas pelabuhan dalam
mengambil langkah-langkah pencegahan ancaman dan untuk
menentukan tindakan pengamanan yang tepat terhadap ancaman
keamanan yang mempengaruhi kapal dan fasilitas pelabuhan.
2. Untuk menetapkan peran, tugas dan tanggung jawab petugas
keamanan fasilitas pelabuhan dalam penyelenggaraan pengamanan
dan hubungannya dengan pengumpulan dan pertukaran informasi.
Port Facility Security Assesmen (PFSA)

Suatu proses untuk mengidentifkasi kelemahan/


kekurangan yang mungkin terjadi pada bagian
pengamanan (Security) dan kemungkinan untuk
mengurangi atau mitigasi kelemahan/ kekurangan
dimaksud.

Dan merupakan suatu bagian yang penting dan


integral dari proses pengembangan dan
pembaharuan Perencanaan Keamanan Fasilitas
Pelabuhan (PFSP)
33
SECURITY
RESPONSIBILITIES
International Ship and Port Facility Security
(ISPS) Code
Sesuai
Amendments to SOLAS 1974

34
Tujuan ISPS Code
1. Menetapkan kerangka kerjasama internasional, antara
Negara2 Penanda Tangan Kontrak (CG), Badan-badan
Pemerintah, Penguasa setempat, Perusahaan
Pelayaran dan Perusahan Pelabuhan, untuk
mendeteksi ancaman keamanan dan mengambil
langkah-langkah pencegahan untuk menghadapi
insiden keamanan terhadap Kapal-kapal atau Fasilitas-
fasilitas Pelabuhan yang digunakan dalam
perdagangan internasional.
2. Menetapkan kewajiban dan tanggung jawab dari
setiap CG, Badan Pemerintah, Penguasa setempat,
Perusahaan Pelayaran dan Perusahan Pelabuhan, pada
tingkat nasional maupun internasional dalam
menjamin keamanan maritim.

35
Lanjutan Tujuan.......

3. Menjamin pengumpulan dan pertukaran informasi


yang berkaitan dengan keamanan sedini dan se-efektif
mungkin.

4. Memberikan suatu methodologi untuk penilaian


keamanan agar dapat disusun suatu rancangan dan
tata cara menghadapi perubahan tingkat keamanan,
dan

5. Menjamin kerahasiaan langkah2 keamanan yang


dijalankan tersebut seimbang dan memadai.

36
RESPONSES TO MARITIME SECURITY
THREATS
 Pengumpulan dan analisa data intelijen
 Perencanaan Pengamanan
 Pengamanan phisik dan prosedur
 Langkah Pencegahan Operasional
 Manajemen Krisis
 Pelatihan

DUA ELEMENT PENGAMANAN

PENGAMANAN PHISIK PENGAMANAN OPERASIONAL

37
Subject ISPS Code
Shipping Company Port Company

CSO

PFSO
SSA
SSO PFSA

SSP Security PFSP

Crews personnel
38
SHIP SECURITY OFFICER (SSO)

SSO berarti seseorang diatas kapal, yang


bertanggung jawab kepada Nakhoda, yang
ditunjuk oleh Perusahaan sebagai penanggung
jawab terhadap keamanan kapal, termasuk
implementasi dan pemeliharaan dari rancangan
keamanan kapal dan untuk berkoordinasi dengan
Petugas Keamanan Perusahaan dan Petugas
Keamanan Fasilitas Pelabuhan.
SHIP SECURITY PLAN (SSP)

SSP adalah suatu rancangan yang dibuat


untuk menjamin aplikasi dari tata cara
pengamanan diatas kapal yang dirancang
untuk melindungi orang-orang diatas kapal,
muatan, unit-unit pengangkut muatan,
gudang-gudang kapal atau kapal dari resiko
insiden keamanan.
COMPANY SECURITY OFFICER (CSO)

CSO berarti seseorang yang ditunjuk oleh


Perusahaan untuk menjamin bahwa suatu
penilaian keamanan kapal telah
dilaksanakan, Suatu rancangan keamanan
kapal dikembangkan, disampaikan untuk
persetujuan dan selanjutnya diterapkan
dan dipelihara dan untuk berkoordinasi
dengan Petugas Keamanan Fasilitas
Pelabuhan dan Petugas Keamanan Kapal.
PORT FACILITY SECURITY OFFICER (PFSO)
PFSO berarti seseorang yang ditunjuk sebagai
penanggung jawab untuk pengembangan,
implementasi, revisi, dan memelihara
rancangan keamanan Fasilitas Pelabuhan dan
untuk berkoordinasi dengan Petugas
Keamanan Kapal dan Petugas Keamanan
Perusahaan.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PFSO
Menyelenggarakan Pengamanan di lingkungan fasilitas
pelabuhan baik pengamanan phisik maupun
pengamanan operasional.
Lanjutan Tugas PFSO

a) Melaksanakan survey keamanan secara menyeluruh terhadap


fasilitas pelabuhan sesuai dengan PFSA
b) Melaksanakan penyusunan PFSP
c) Mengimplementasikan dan melatihkan PFSP
d) Memastikan pengembangan dan pemeliharaan PFSP
e) Memastikan bahwa standard personil yang bertanggung jawab
terhadap keamanan fasilitas pelabuhan telah dipenuhi
f) Memastikan pelatihan yang memadai telah diberikan kpd personil
yang bertanggung jawab terhadap keamanan faspel
g) Melakukan pemeriksaan keamanan secara teratur untuk
memastikan tindakan keamanan yang tepat secara berkelanjutan
h) Memastikan bahwa peralatan keamanan di operasikan se-
bagaimana mestinya, diuji, dikalibrasi dan dipelihara
i) Meningkatkan kesiagaan dan kewaspadaan keamanan bagi
personil fasilitas pelabuhan
Lanjutan…….

k. Memelihara catatan-catatan kejadian yang mengancam keamanan


fasilitas pelabuhan dan melaporkannya kepada aparat terkait
l. Mengkoordinasikan implementasi PFSP dengan CSO dan SSO.
m. Berkoordinasi dengan penyedia jasa keamanan dalam rangka
pengelolaan keamanan.
n. Merekomendasikan dan memasukkan modifikasi yang sesuai ke
PFSP dalam rangka mengoreksi kekurangan, memperbaiki dan
menyesuaikan dengan perubahan fasilitas pelabuhan.

Tanggung Jawab PFSO


Dalam penyelenggaraan tugas pengamanan dilingkungan fasilitas
pelabuhan PFSO bertanggung jawab kepada pimpinan pengelola
fasilitas pelabuhan.
PETUGAS KEAMANAN
1. Tugas
Melaksanakan pengamanan dan ketertiban dilingkungan fasilitas
pelabuhan khususnya pengamanan phisik dengan kegiatan sebagai
berikut:
a) Mengadakan Pengaturan
Dengan maksud menegakkan tata tertib yang berlaku dilingkungan
fasilitas pelabuhan, seperti:
(1) Pengaturan tanda pengenal/ID karyawan
(2) Pengaturan tamu dan pemakaian ID
(3) Pengaturan parkir kendaraan

b) Melaksanakan Penjagaan Mengawasi masuk dan keluarnya


orang, barang & kendaraan di faspel & mengawasi keadaan
atau hal-hal yang mencurigakan disekitar tempat tugas.
c) Melakukan patroli diseluruh area fasilitas pelabuhan
Tujuannya untuk pemeriksaan terhadap segala sesuatu yang
tidak wajar & tidak pada tempatnya yang dapat atau
diperkirakan menimbulkan ancaman dan kerawanan.
Lanjutan…….

d) Mengadakan pengawalan barang apabila diperlukan


e) Mengambil langkah-langkah dan tindakan sementara bila
terjadi suatu tindak pidana seperti:
(1) Mengamankan Tempat Kejadian Perkara
(2) Menangkap/memborgol pelaku (tertangkap tangan)
(3) Menolong korban
(4) Melaporkan/ minta bantuan Polri
f) Menghidupkan tanda bahaya atau keadaan darurat melalui
pengeras suara / alarm bila terjadi insiden atau ancaman
yang membahayakan fasilitas pelabuhan
g) Bertanggung jawab kepada PFSO
PORT FACILITY
Berarti semua bentuk jenis sarana dan Fasilitas yang
terdapat di daerah Pelabuhan yang digunakan atau
dapat digunakan untuk melayani kapal pelayaran
Internasional termasuk instalasi dan infrastruktur
yang menunjang kegiatan pelabuhan sebagaimana
fungsi dari suatu kawasan Pelabuhan.
SHIP/PORT INTERFACE
Berarti interaksi yang terjadi ketika sebuah kapal segera
dan langsung dipengaruhi oleh kegiatan / aktifitas yang
terkait dengan pergerakan orang, muatan atau ketentuan-
ketentuan pelayanan pelabuhan dari atau ke kapal .

48
SHIP TO SHIP ACTIVITY
Berarti setiap kegiatan yang tidak berkaitan dengan
fasilitas palabuhan yang meliputi pemindahan muatan
atau orang dari sebuah kapal ke kapal lain.

49
SECURITY INCIDENT

Berarti setiap tindakan kecurigaan atau keadaan yang


mengancam keamanan sebuah kapal termasuk unit
pengeboran lepas pantai yang berpindah dan kapal
berkecepatan tinggi atau fasilitas pelabuhan atau
hubungan antar kapal/pelabuhan atau setiap kegiatan
dari kapal ke kapal.

50
Tanggung jawab Pemerintah
(Contracting Government)
Menetapkan
Designated Authority (DA)
Organisasi atau administration yang ditunjuk oleh Pemerintah
(Contracting Government) untuk bertanggung jawab menjamin
implementasi dari Keamanan Fasilitas Pelabuhan dan Kapal.

Kep.Menteri Perhubungan
(KM. No. 3 Tahun 2004)

51
DESIGNATED AUTHORITY
Berarti organisasi atau penyelenggara yang dikenal
didalam pemerintah yang mengadakan perjanjian
sebagai yang bertanggung jawab untuk memastikan
implementasi dari ketentuan-ketentuan pasal ini yang
menyinggung tentang kemanan fasilitas pelabuhan dan
hubungan kapal / pelabuhan dari sudut pandang
fasilitas pelabuhan.

52
Tugas D.A Menunjuk
Recognized Security Organisation (RSO)
RSO = Organisasi berbadan hukum yang mempunyai keahlian
khusus atau tertentu serta mempunyai pengetahuan dibidang
pengamanan, perkapalan dan operasional kepelabuhanan

SK . Dirjen Hubla No. KL.93/1/4-04,


tentang Pedoman Penetapan RSO

Menetapkan Security Level


(Tingkat Keamanan)
 Tingkat Keamanan 1, (Normal)
 Tingkat Keamanan 2, (Adanya Ancaman)
 Tingkat Keamanan 3, (Ancaman Terlihat)

53
Melakukan Verifikasi
dan
Sertifikasi
Melakukan Verifikasi terhadap Rancangan
Keamanan Kapal dan Pelabuhan
Penerbitan
International Ship Security Certificate/ISSC
Statement of Compliance Port Facility/SoCPF

54
SECURITY LEVELs

1
Security Level 1:
Berarti tingkat dimana tindakan pencegahan keamanan
minimum yang harus dilaksanakan secara terus menerus.

Security Level 2:

2
Berarti tingkat dimana tindakan tambahan pencegahan
keamanan minimum harus dilaksanakan untuk jangka waktu
tertentu sebagai hasil dari resiko meningkatnya suatu insiden
keamanan.

Security Level 3:

3
Berarti tingkat dimana tindakan spesifik lebih lanjut dari
pencegahan keamanan yang harus dilaksanakan untuk suatu
batasan waktu tertentu ketika suatu insiden keamanan segera
terjadi atau mengancam walaupun tidak memungkinkan untuk
mengidentifikasi target yang spesifik.
THREAT INDENTIFICATION ,
RECOGNITION AND RESPONSE

56
Pencegahan Ancaman
Dapat dipahami topik-topik sbb :
• Keamanan Phisik
• Patroli
• Akses Kontrol
• Pengawasan Kendaraan
• Pengawasan Muatan / Barang bawaan

57
Pencegahan Ancaman
Keamanan Phisik

 Keamanan Phisik ialah suatu komponen yang penting dari fasilitas


manajemen keamanan .
 Untuk memberikan perlindungan dalam mengatasi ancaman
keamanan.
 Keamanan phisik ialah tindakan perlindungan terhadap masuknya
hal hal yang tidak diinginkan ke-sistem alat-alat, fasilitas, material,
dokumen dan untuk mengatasi mata-mata, sabotase, pengrusakan
dan pencurian.
 Ukuran – pagar, rintangan, pintu, Sistem Deteksi Orang yang
menyusup, kamera CCTV, pengawasan akses, pemriksaan phisik
seseorang dengan cara penggeledahan dlll.

58
PORT FACILITY SECURITY EQUIPMENT
AUTOMATIC BARRIERS

59
Tujuan keamanan phisik ialah untuk:

 Sebagai pengahalang terhadap penyusupan dengan alat atau


psikologis.
 Menghambat penyusup agar dapat diatasi sebagai reaksi ke-
petugas keamanan.
 Untuk mendeteksi pengacau selama atau selepas aktivitas.

4 Elemen keamanan phisik ialah:

1. Perlindungan phisik
2. Deteksi
3. Penghalang
4. Tindakan balasan
60
PERLINDUNGAN KEAMANAN PHISIK
PAGAR PINTU

RINTANGAN KAMERA TV

61
PERLINDUNGAN KEAMANAN PHISIK
Sistem Deteksi Orang
yang Menyelundup ID CARD/ PASS

62
PERLINDUNGAN KEAMANAN PHISIK
Kaki pagar tertanam tanah Periksa daerah lautan dan dermaga

Tempat Terlarang Barikade / Rintangan / Pagar Putar

63
Pencegahan Ancaman
 Keamanan Phisik
 Patroli
 Akses Kontrol
 Pengawasan mobil
 Pengawasan Kargo / Barangan

Pencegahan Ancaman
Patroli
 Untuk menjamin patroli efektif, banyak fasilitas menggunakkan alat
jam elektronika

64
Pencegahan Ancaman
Patroli
Selama patroli, mengawasi:
• Pagar , Pintu
• Saluran dan Penerangan dan Lain-lain

Yang Harus dipertimbangkan


terutama patroli malam:
Tempat Gelap Cahaya senter Suara - kunci

65
Pencegahan Ancaman
Patroli
 Yang harus dipertimbangkan - Yang lain:
 Bayangan Badan – kebelakang / bukan kedepan
 Area yang akan ditinjau lebih baik dipantau dulu
 Patroli harus berpasangan (lebih dari satu orang)
Periksa HT
 Kodisi HT.
 Pastikan HT berfungsi dengan baik .
 Batery terisi penuh
 Frekwensi / ch yang betul

66
Pencegahan Ancaman
Patroli
Periksa aktivitas yang ada dihadapan atau di-sekeliling
-contohnya ada kegiatan : piknik, mengambil foto….

67
Pencegahan Ancaman
Patroli
Periksa Aktivitas diperaian :
Curigai yang bukan biasa dilakukan di-tempat ini

68
Pencegahan Ancaman
Patroli
Kunci Pintu Samping Periksa Pagar

Penerangan (lampu) di-Dalam dan di- Luar

69
Pencegahan Ancaman
Patroli
Bila terlihat orang yang dicurigai
• Jangan mendekatinya atau menangkapnya.
• Menghindar darinya dan lapor dengan HT.
• Jangan mengagetkan orang yang menyusup karena :
 Bisa kabur dengan barang2 curian.
 Bisa membahayakan kamu.
• Minta bantuan dan panggil Polisi

Selama menunggu bantuan:


• Teniliti deskripsi(ciri-ciri) orang yang mengacau
• Melihat apa yang dia buat
5. Kalau dia kabur, laporkan ke pembantuan kemana arah tujuannya. Ikut dia
dan teruskan laporan.
6. Fakta-fakta di-TKP mesti di-jaga.
7. Daerah yang di-rampok harus di-jaga juga.

70
Pencegahan Ancaman
Akses kontrol
Pas jenis yang di gunakan:
 Pekerja
 Kontraktor
 Tamu harian
 Tamu Sementara
 Orang yang ganti pas mesti dengan satu dokumen yang dibawah:
Identitas (KTP; SIM)
Ijin Perkerjaan (dengan foto)
Surat Ijin Mengemudi (dengan foto)
Paspor

Pas nya bisa: Kertas(Manual) / Elektronik (“Smart”)

71
PORT FACILITY
SECURITY ACTIONS

72
KEBIJAKAN KEAMANAN
Kebijakan keamanan ditujukan untuk memastikan bahwa aset, barang
barang, Kapal, kendaraan maupun orang yang berada di lingkungan
dermaga menjadi tanggung jawabnya dan terlindungi dengan benar setiap
saat yang mencakup :

- Perlindungan Terhadap aset


- Perlindungan Seluruh Fasilitas Pelabuhan

Untuk memastikannya Pengelola FASPEL harus memenuhi sistem keamanan


fasilitas pelabuhan sesuai persyaratan dari SOLAS 74 Bab XI-2 ISPSCode.

PENGELOLA FASILITAS PELABUHAN WAJIB MEMBERIKAN DUKUNGAN BERKAITAN


DENGAN KEAMANAN FASPEL KHUSUSNYA YANG DIPERLUKAN PFSO DALAM
PELAKSANAAN TUGASNYA.

73
TINDAKAN PENGENDALIAN AKSES :
TUJUANNYA

BAHWA SETIAP ORANG ATAU KENDARAAN YANG


MELAKUKAN KEAGIATAN DIDALAM DAERAH KERJA UMUM
ATAU DAERAH KERJA TERBATAS FASILITAS PELABUHAN DAPAT
TERIDENTIFIKASI.

PFSP harus menjelaskan dan menetapkan secara rinci standar


Operasional Prosedur dan Peralatan keamanan untuk
diterapkan pada tiap-tiap tingkat keamanan (SECURITY LEVEL)
yang mencakup sarana masuk ke fasilitas pelabuhan yang di
Identifikasi dari PFSA hal ini termasuk pengembangannya.

74
AKSES KE FASILITAS PELABUHAN :
• Akses ke Fasilitas Pelabuhan harus di jelaskan secara rinci serta
tindakan/langkah-langkah pengamananya yang mencakup :

Dari Darat:
- Menetapkan Jumlah Pintu Gerbang Utama dan pintu-pintu
lainnya yang digunakan sewaktu-waktu
- Pagar sekeliling Fasilitas
- Saluran Air Pembuangan

Dari Laut :
- Menetapkan Alur pelayaran mulai dari area lego jangkar sampai
dengan Dermaga dan wilayah peraian sekitar Dermaga.

75
SISTEM KOMUNIKASI
a. Komunikasi Internal
• Nomor telepon yang dapat dihubungi 24 jam -
Jaring komunikasi Radio VHF

b. Eksternal
• - Adpel/ Kakanpel
• TNI dan Polri
• - Bea Cukai dan stakeholder lainnya
• - CSO
• - SSO

76
Reaksi Ancaman BOM
Apabila surat/bingkisan bom diterima, tindakan yang berikut perlu
diambil:
• Agar Tenang - Jangan mengoyang atau menubruk.
• Matikan semua alat2 elektronik.
• Mengasingkan segera dan letakkan di sudut jauh dari jendela2.
• laporkan dengan telepon kabel.
• Jangan dibuka, cium, pegang atau dirasakan.

Apabila surat/bingkisan bom diterima, tindakan yang berikut perlu


diambil:
• Membuat Perimeter di tempat itu.
• Mengeluarkan orang2 didalamnya. Jauhkan dari keramaian
dengan cara diam2.
• Telepon Polisi , Mengosongkan dengan ikuti arahan dari pihak
Polisi. Ikuti SOP Evakuasi.

77
Reaksi Ancaman BOM
Apabila ancaman bom diterima, tindakan yang berikut perlu diambil:
• Tenang Jangan Panik
• Beritahu teman untuk menelepon Polisi agar menyeli -diki asal
panggilan itu.
• Memanjangkan percakapan , Catat apa yang perlu
• Mendengar pangilan terutama: Suara, Nada, Logat, Cara
berbicara, Suara dibelakangnya
• Lain2 infomasi yang ada di ceklist.

Mencoba dengan cara yang baik agar memberitahu kan :


a) Lokasi Bom
b) Jam akan diledakkan
c) gambaran/rupa bom
d) jenis bom
e) apa yang membolehkan ia meledak
Selesai pangilan, jangan letakkan telepon ke asal nya. Letakkan saja
diatas meja.
Panggil Polisi
78
Reaksi Ancaman BOM
Untuk Ancaman Bom yang tidak khusus:
Jalankan Pemeriksaan Pekerja
Setiap pekerja mesti memeriksa kawasan tempat kerja masing2
Pemeriksaan Keamanan / Manejemen
Mereka memeriksa di tempat umum.
Apa saja yang dicurigai mesti dilaporkan kepada PFSO dan PFSO akan
laporkan pada Polisi.

Cara mencari Ancaman Kimia/biologik


• Jangan di sentuh atau di cium
• Matikan semua kipas angin / AC /ventilasi
• Tutup benda dg talam & Tutup semua pintu2 & jendela2
• Keluar dari kamar & Membuat Perimeter di tempat itu.
• Memberitahu PFSO
• Jauhi orang ramai dari kawasan itu dengan cara diam2

79
PENGATURAN KENDARAAN
Untuk memastikan semua Kendaraan yang melakukan
kegiatan didalam fasilitas pelabuhan teridentifikasi dan
berada pada tempatnya.
PFSP harus menetapkan Kendaraan yang masuk kedalam
daerah kerja terbatas merupakan kendaraan yang telah
diberi ijin masuk berupa ; Sticker atau tanda Pas.
Untuk tamu resmi perusahaan yang tidak terdaftar harus
dilakukan pengawalan sampai tempat daerah yang dituju.
Menetapkan Tempat Parkir sesuai dengan peruntukanya
dan memisahkan secara khusus untuk angkutan barang

80
Declaration of Security (DoS)
Adalah suatu pernyataan (maklumat) Keamanan yang diminta dan
diterbitkan oleh Kapal maupun Fasilitas Pelabuhan, ditujukan kepada
Kapal maupun Fasilitas Pelabuhan yg saling berinteraksi dg tujuan untuk
memberitahukan dan/atau menetapkan keadaan tingkat keamanan yg
berlaku dilingkungan-nya, agar masing2 pihak dapat menyesuaikan dan
menyetujui tindakan keamanan yang dilaksanakan, sesuai dengan
rancangan keamanan masing2.

81
DoS diperlukan pada :
1. Kapal yang beroperasi pada Tingkat Keamanan yang
lebih tinggi dari pada Faspel atau Kapal yang akan
disandari (Ship/Port interface).

2. Ada perjanjian tertentu mengenai DoS, antara negara


anggota dengan maksud melindungi pelayaran
internasional tertentu, atau kapal-kapal khusus pada
pelayaran tersebut.

3. Telah terjadi suatu ancaman atau kejadian keamanan


yang melibatkan Kapal atau Faspel sebagaimana
ditetapkan.

4. Kapal berada pada suatu Faspel yang tidak disyaratkan


untuk menerapkan PFSP (ISPS Code).

5. Kapal akan melakukan Ship to Ship Activity (tender)


pada Kapal yang tidak disyaratkan untuk menerapkan
SSP (ISPS Code).
82
DoS dilaksanakan oleh :
1. Nakhoda atau Perwira Keamanan Kapal (SSO) atas nama Kapal.
2. Pejabat Keamanan Fasilitas Pelabuhan (PFSO) atau jika ditentukan
lain oleh negara anggota, yaitu badan lain yang bertanggung jawab
untuk keamanan dibagian darat, atas nama Fasilitas Pelabuhan.

DoS ber-isi :
3. Kebutuhan tindakan keamanan yg dapat dihadapi bersama antara
Kapal dengan Faspel atau antara Kapal dg Kapal lain.
4. Pihak yang bertanggung jawab atas tindakan keamanan yang
disepakati bersama tersebut.
5. Tingkat Keamanan masing-masing pihak yang relevan.
6. Jangka waktu pelaksanaan DoS.1

83
Declaration of Security (DoS)

DoS

Level 1
Level 2 Do Comply ISPS - Level 1
Comply ISPS S
the
When
need ??
"DoS" Level 1
Or Not Comply ISPS

84
INTERKASI DENGAN KAPAL NON KONVESI
Ketika Fasilitas Pelabuhan berinteraksi dengan kapal-kapal
non konvensi, PFSO harus melakukan langkah-langkah
keamanan khusus untuk menjamin kondisi keamanan
Fasilitas Pelabuhan / Demaga tetap terjaga dan terkendali.
Jenis kapal-kapal non konvensi ini diantaranya adalah
sebagai berikut :

1). Kapal-kapal yang hanya melakukan perdagangan


domestik
2). Kapal kargo dengan tonase yang lebih kecil dari 500
ton yang berlayar di perairan internasional.
Lanjutan…….
Langkah langkah keamanan yang diambil sbb :

PFSO HARUS :

1). Komunikasi dan Koordinasi dengan PSO.


2). Memberitahukan semua yang berada di atas kapal untuk tetap
berada di atas kapal sampai ada pemberitahuan lanjutan dari PFSO,
atau setelah diperoleh hasil koordinasi dengan PSO.
3). Pasang antara kapal yang Comply dengan kapal yang non Comply
jika keduanya merapat pada satu dermaga.
4). Melakukan identifikasi terhadap semua orang dan barang bawaan
yang akan naik/turun kapal.
KAJI ULANG dan REVISI PFSP
KAJI ULANG
1. PFSO bertanggung jawab terhadap kaji ulang atau review
penerapan PFSP difasilitas pelabuhan. Kaji ulang berfungsi
untuk mengoreksi kekurangan, kelemahan atau kesalahan
yang terdapat pada PFSP untuk dilakukan pembaharuan
atau perbaikan.
2. Kaji ulang tidak hanya yang tertuang dalam PFSP akan
tetapi pada semua hal yang berkaitan dengan PFSP itu
seperti dari segi phisik dan operasional fasilitas pelabuhan
menjadi pertimbangan PFSO.
3. Perubahan personil, peralatan, sistem dan prosedur,
infrastruktur menjadi bahan pertimbangan sewaktu
dilakukan kaji ulang terhadap eksistensi PFSP dan
implementasinya secara menyeluruh di fasilitas
pelabuhan.
Lanjutan…….
REVISI
Perubahan atau amandemen terhadap PFSP dapat dilaksanakan jika
terjadi kejadian-kejadian dibawah ini :

1). Apabila terjadi perubahan yang mendasar secara phisik dan


operasional.
2). Terjadi perubahan/pergantian PFSO dan personil terkait lain (PSC,
PSO).
3). Apabila terjadi suatu kejadian keamanan yang berdampak pada
berhentinya operasional fasilitas pelabuhan
4). Hasil verifikasi menunjukan kelemahan-kekurangan -kesalahan baik
secara phisik dan operasional.
5). Terjadi perubahan kepemilikan atau nama atas fasilitas pelabuhan.
AMANDEMEN PFSP
PFSO dapat mengajukan amandemen mengikuti rancangan yang sudah
disetujui dengan ketentuan sebagai berikut:

- Perubahan/amandemen PFSP harus disampaikan kepada HUBLA


dengan melampirkan PFSP asli untuk disetujui. Seperti :
- Perubahan atau penggantian penghalang permanen,
sistem dan peralatan keamanan dalam memeliharaan
keamanan fasilitas pelabuhan.

PFSO menunjukkan perubahan prosedur atau fisik mana yang harus


disampaikan dalam rangka persetujuan.
VERIFIKASI DAN AUDIT
Untuk memastikan pemenuhan terhadap yang dipersyaratkan dalam ISPS
Code baik secara phisik maupun operasional di fasilitas pelabuhan.
Sesuai dengan ISPS Code Untuk Kapal Part. A.19 dan Pelabuhan Part
B.16.62 yang meliputi:
-verifikasi awal (lima bulan dari tgl penerbitan SoCPF shorterm
-Intermediate (2,5 Th dari SoCPF permanen )
-pembaharuan (5 th dari SoCPF permanen)
-Tambahan (sewaktu-waktu).

Diajukan oleh Pengelola Fasilitas Pelabuhan setelah melaksanakan :


Internal Audit; Drill; Exercise kepada Otoritas Verifikasi :

- Verifikasi Pertama (First Verification) oleh Dit. KPLP, DJPL.


- Verifikasi Kedua (Second Verification) oleh Adpel/Kanpel
(Surat Dirjen Hubla No. GM.74/1/3/DJPL-06 tanggal 20 Jan - 2006)
Pre Arrival Notification (PAN)
• Setiap Kapal yg akan memasuki Fasilitas Pelabuhan diharuskan
menyampaikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada
DA/ADPEL/KANPEL/PSC.

• Disampaikan tidak kurang dari 24 (dua puluh empat jam)


sebelum Kapal tiba di Fasilitas Pelabuhan.

• Pemberitahuan disampaikan oleh Pemilik/Agen/ CSO/ Nakhoda


menggunakan forum PAN.

PAN

91
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Legal implications of action or non action by


security personnel.
Implikasi hukum tindakan petugas keamanan, baik Jika
bertindak maupun tidak bertindak. Penegakkan hukum
harus didasari / dipayungi oleh Undang2 / peraturan yang
berlaku, sehingga dapat dipertanggung jawabkan.

2. Handling sensitive security – related information


and communication.
Informasi dalam komunikasi harus dijaga Kerahasiaan nya
dengan ketat, tidak boleh bocor kepada pihak2 yang tidak
bertanggung jawab.

92
3. Pengamanan di pelabuhan perlu dilakukan
bersama;
4. Sistem pengamanan di pelabuhan perlu
disusun bersama secara terpadu;
5. Kegiatan pelatihan, monitoring, evaluasi
mengenai upaya pengamanan pelabuhan
perlu dilakukan secara kontinyu.
Parameter untuk menilai penerapan ISPS Code disuatu
negara, yaitu :
 Sistim, peralatan dan teknologi yang dimiliki suatu negara
 Budaya masyarakat (culture) dan
 Tingkah laku masyarakatnya (attitude).

93
Emergency
Preparedness , Training, Drill & Exercise

PEMENUHAN
ISPS –Code
Pada
FASILITAS PELABUHAN
RANCANGAN TANGGAP DARURAT
Rancangan Darurat / Contigency plan merupakaan suatu bagian yang
tidak dapat dipisahkan dan bersifat essensi dari sebuah persiapan

Kebutuhan rancangan kontingensi secara tersendiri akan diidentifikasi


sepanjang evaluasi ancaman dan penilaian resiko dilaksanakan.

Rancangan kontingensi akan bersifat khusus bagi fasilitas pelabuhan;


contohnya:
- Rancangan untuk menangani Penyusup
- Rancangan untuk menangani Sabotase
- Rancangan untuk menangani Penyelundup
- Rancangan untuk Menangani Ancaman Bomb
- Rancangan untuk Menangani Pembajak
- Rancangan untuk Menangani Paket yang dicurigai
- Rancangan untuk Menangani Demonstran
Training, Drill & Exercise
Training Drill & Exercise
Part. A.13 -13.4 dan Part B.13-.13.5
Sasaran :
Setiap pegawai yang menggunakan fasilitas pelabuhan harus
mengikuti Pelatihan Kepedulian Keamanan Untuk memastikan
personil keamanan fasilitas pelabuhan mahir dalam semua tugas
pengamanan pada setiap tingkat keamanan (security level).
Untuk mengidentifikasi kekurangan dalam kegiatan pengamanan
dan hal-hal yang perlu untuk diperbaiki.
Drill harus diselenggarakan sedikitnya setiap 3 (tiga) bulan kecuali
jika keadaan khusus menentukan lain.
Drill harus menguji unsur-unsur yang ada dalam PFSP termasuk
jenis-jenis ancaman keamanan terhadap fasilitas pelabuhan.
Jenis Dril : Drill lapangan/langsung , Drill Peta/Simulasi diatas
meja/Seminar dan Drill kombinasi.
Exercise
Exercise yang mengikutsertakan para petugas keamanan
fasilitas pelabuhan, aparat keamanan pelabuhan, CSO
dan SSO harus dilaksanakan minimal 1(satu)kali dalam
satu tahun dan tidak lebih dari 18(delapan belas bulan)
setelah gladi sebelumnya.

Exercise harus menguji komunikasi, kordinasi dan


ketersediaan sumber daya dan respon.

Macam-macam Execise:
Exercise lapangan/langsung
Execise Peta/Simulasi diatas meja/Seminar
Exercise kombinasi.
CATATAN / RECORD / DOKUMENTASI
SASARAN :
Untuk memastikan bahwa data-data/dokumen semua kegiatan
keamanan di fiasilitas pelabuhan tercatat dan disimpan selama
jangka waktu 5 tahun yang meliputi :

1 Latihans yang dilaksanakan oleh Pengelola Pelabuhan


2. Laporan kejadian keamanan transportasi
3. Laporan pelanggaran keamanan
4. Perubahan tingkat keamanan
5. Deklarasi Keamanan
6. Pemeliharaan, penerangan, pengujian untuk peralatan
keamanan
7. Komunikasi yang berkaitan dengan keamanan secara langsung

terhadap faspel seperti ancaman fasilitas, dan


8. Tinjauan periodik atau pembuktian tindakan keamanan
TINDAKAN KEAMANAN (SECURITY LEVEL) :

SASARAN
Untuk menetapkan langkah-langkah keamanan sesuai dengan
kebijakan-kebijakan berkaitan dengan tindakan keamanan 1;2;3.
Prosedur / tata cara setiap tingkat keamanan harus mencakup:
1). Akses Keluar masuk fasilitas pelabuhan
2). Areal terbatas didalam fasilitas pelabuhan;
3). Penanganan muatan;
4). Pengiriman perbekalan;
5). Penanganan barang yg ditinggalkan oleh pemiliknya
6). Pemantauan keamanan fasilitas pelabuhan
TINDAKAN KEAMANAN (SECURITY LEVEL) 1
1. AKSES KE FASILITAS PELABUHAN SL – 1
AKSES DARI DARAT
• PEMERIKSAAN IDENTITAS (ID) bagi :
Tamu/Pegawai,Suplier, Driver, Kernet, Kontraktor dan setiap tamu
• KENAKAN / PASANGKAN ID Dari FasPel Terhadap
Tamu, Driver, Kernet, Kontraktor dan setiap tamu
• VERIFIKASI MANIFEST/DOKUMEN BARANG Termasuk sarana angkutnya.
• PATROLI RUTIN Diseluruh Batas Wilayah
• PEMBATASAN akses arang – orang yang tidak berkepentingan jika tidak
mampu menunjukkan identitas
AKSES DARI LAUT
• PEMERIKSAAN IDENTITAS (ID)
setiap ABK/Crew/orang yang akan masuk melalui laut.
• KENAKAN PASANGKAN ID Dari FasPel Terhadap
setiap ABK/Crew/orang yang akan masuk melalui laut.
• VERIFIKASI MANIFEST/DOKUMEN BARANG termasuk sarana angkutnya.
• PATROLI RUTIN Diseluruh Batas Wilayah perairan Pelabuhan
• PEMBATASAN AKSES arang–orang yang tidak berkepentingan jika tidak
mampu menunjukkan identitas
2. AREA TERBATAS – SL 1
• Gunakan penghalang temporer atau permanen yang mengelilingi area
terbatas.

• Semua akses harus dijaga oleh petugas keamanan dan dapat dikunci
ketika tidak digunakan. (Kunci pintu-pintu yang tidak dipergunakan
dan tempatkan petugas jaga/piket)

• Siapkan PAS / ID Card. (Periksa/pastikan kebenaran ID-Card/tanda


pengenal yang dikenakan setiap orang yang masuk/keluar)

• Pasang tanda atau PAS kendaraan yang diijinkan masuk ke area


terbatas. (Pasang Stiker atau tanda-tanda lain yang di tetapkan
didalam PFSP)

• Menyediakan pengawalan dan patroli.

• Pasang peralatan deteksi atau pengawas atau sistem deteksi akses


lainnya.(Visual; Alarm; CCTV; IDS dll).
10
1
3. PENANGANAN MUATAN – SL 1
• Periksa rutin secara visual dan atau phisik terhadap barang bawaan /
muatan dan Tempat penyimpanannya (Segel dll)
• Jika ada yang mencurigakan segera lapor PFSO / Deputi PFSO untuk
diambil langkah-langkah selanjutnya
• Periksa kesesuaiaan nota pengiriman, manifest atau dokumentasi
muatan, isi muatan, dan tujuan pengiriman, yang tidak memiliki
dokumen jelas, ditahan sementara dan laporkan ke PFSO/Deputi PFSO

4. PENGIRIMAN PERBEKALAN KAPAL- SL 1


• Periksa rutin perbekalan yang akan dikirim ke kapal (Data Sopir,
Kernet dan tanda Daftar Kendaraan)

• Periksa kecocokan catatan pengiriman/ dokumen perbekalan kapal.

102
5. PENANGANAN Bagasi/Barang Tidak Bertuan – SL 1
• Screening bagasi minimal 25 persen, dengan menggunakan sinar x atau
boleh dengan secara manual
• Jika ada barang yang mencurigakan segera lapor PFSO/deputi PFSO
langkah selanjutnya:
• Proteksi area dan lakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk tindak
lanjut.

6. Pemantauan Keamanan Fasilitas Pelabuhan – SL 1


Siapkan jadwal patroli
• Patroli keliling dan optimalkan pada jam-jam tertentu di lokasi yang
dianggap memiliki tingkat kerawanan yang cukup tinggi
• Lakukan komunikasi dengan unsur PSC jika ada sesuatu yang mencurigakan
di sisi laut
• Arahkan sinar/nyala lampu ke arah/sisi luar FP pada malam hari di
beberapa lokasi yang dianggap rawan
• Larang setiap orang yang tidak berkepentingan untuk beraktifitas disekitar
areal pelabuhan /area dermaga pada siang & malam hari

103
Security Level – 2
PFSO segera melakukan komunikasi dengan unsur
PSC, jika mendapatkan/memperoleh informasi
langsung atau tidak langsung, atau teridentifikasi
sesuatu yang mencurigakan di dalam areal
pelabuhan yang dapat menimbulkan
ancaman/gangguan dan bersiap untuk melakukan
langkah-langkah keamanan - 3.
TIDAK DIBENARKAN UNTUK MELAKUKAN
AKSI/RESPON LANGSUNG/MENYENTUH TERHADAP
SETIAP ANCAMAN/GANGGUAN/SESUATU YANG
MENCURIGAKAN KECUALI OLEH PETUGAS YANG
BERWENANG

10
4
Security Level – 2
1. AKSES KELUAR MASUK FASILITAS PELABUHAN – SL 2
 Tambahkan personil keamanan.
 Batasi akses menuju pelabuhan
 Lengkapi peralatan penghalang keamanan.
 Tingkatkan frekwensi pemeriksaan orang, barang pribadi dan sarana
angkut.
 Tolak akses pengunjung yang tidak mampu menunjukkan alasan masuk
ke pelabuhan.

A. AKSES DARI DARAT – SL 2


- Periksa semua tamu/pegawai, Suplier, Driver, Kernet, kontraktor.
- Hentikan/tahan sementara setiap orang/tamu dan berikan penjelasan
mengenai kondisi keamanan, kecuali yang benar-benar memiliki
keperluan darurat yang tidak dapat ditunda

105
B. AKSES DARI LAUT – SL 2

• Larang dan Infokan agar setiap ABK/orang untuk tidak turun/ke FASPEL dan
memerintahkan kapal untuk menjauh/meninggalkan Demaga.
• Tahan dan laporkan setiap orang yang tidak menggunakan ID-Card kepada
petugas yang berwenang.
• Laporkan setiap perkembangan situasi kepada pihak yang berwenang.
2. AREA TERBATAS – SL 2

- Tingkatkan efektifitas penghalang pada area terbatas mencakup patroli atau


penggunaan alat deteksi.
- Kurangi titik akses menuju area terbatas dan meningkatkan pengawasan
- Pembatasan parkir yang bersebelahan dengan kapal sandar.
- Gunakan peralatan monitor dan perekam untuk pengawasan
- Kontrol akses antara Dermaga yang tidak comply/Domestik Dengan Demaga
Yang Comply .

10
6
3. PENANGANAN MUATAN – SL 2

• Tingkatkan pemeriksaan rutin secara visual dan atau phisik terhadap


barang bawaan/ muatan dan areal penyimpanannya (Segel dll) gunakan
peralatan detektsi (metal detector/mirror) dan penggeledahan.

• Jika menemukan sesuatu yang mencurigakan segera lapor PFSO/Deputi


PFSO untuk diambil langkah-langkah selanjutnya

• Periksa kesesuaiaan nota pengiriman, manifest atau dokumentasi muatan,


isi muatan, dan tujuan pengiriman, yang tidak memiliki dokumen jelas,
ditahan sementara dan laporkan ke PFSO/Deputi PFSO

7/2/18 10
7
4. PENGIRIMAN PERBEKALAN KAPAL –SL 2

• Tingkatkan pemeriksaan rutin secara visual dan atau phisik terhadap muatan
dan areal penyimpanannya, gunakan peralatan detektsi (metal detector/mirror)
dan penggeledahan.
• Periksa ulang delivering order, manifest Dokumen muatan, Isi muatan, dan
tujuan pengiriman
• Jika menemukan sesuatu yang mencurigakan segera lapor PFSO/deputi
PFSO/petugas berwenang untuk ditindaklanjuti.

5. Penanaganan Barang tak Bertuan –SL 2


•Jika menemukan sesuatu yang mencurigakan segera lapor PFSO/deputi
PFSO/petugas berwenang untuk ditindaklanjuti.
•Proteksi area dan lakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk tindak
lanjut.

7/2/18 10
8
6. Pemantauan Keamanan Fasilitas Pelabuhan - SL2

 Tambahkan petugas patroli


 Tingkat Patroli keliling dan optimalkan pada jam-jam tertentu di
lokasi yang dianggap memiliki tingkat kerawanan yang cukup
tinggi
 Lakukan komunikasi terus menerus dengan unsur PSC jika ada
sesuatu yang mencurigakan.
 Arahkan sinar/nyala lampu ke arah/sisi luar FP pada malam hari di
beberapa lokasi yang dianggap rawan
 Larang setiap orang yang tidak berkepentingan untuk beraktifitas
disekitar areal pelabuhan atau area dermaga pada siang dan
malam hari

7/2/18 10
9
Security Level – 3
PFSO melakukan persiapan untuk langkah-langkah
darurat dan kemungkinan proses evakuasi, ketika
pelabuhan mendapatkan ancaman/gangguan langsung
atau telah teridentifikasi sesuatu yang mencurigakan di
dalam areal pelabuhan yang dapat menimbulkan
insiden/bahaya.

HENTIKAN SEMUA AKTIVITAS, PERSIAPAN EVAKUASI,


PINDAHKAN KAPAL DAN MELARANG
ORANG/KENDARAAN/ KAPAL UNTUK MENDEKATI
AREAL DERMAGA.
Security Level – 3

Peringatkan untuk jangan panik dan segera


berkumpul di tempat berkumpul
(Muster Point) yang telah ditentukan dan
menunggu perintah lebih lanjut
1. AKSES KELUAR MASUK FASILITAS PELABUHAN – SL 3
 Tutup semua akses keluar masuk ke fasilitas pelabuhan.

 Akses hanya untuk aparat keamanan yang bertanggung


jawab terhadap insiden keamanan.

 Hentikan semua atau sebagian kegiatan operasional


pelabuhan.

 Mengarahkan pergerakan kapal yang


berkenaan dengan semua atau sebagian dari fasilitas
pelabuhan.

 Evakuasi semua atau sebagian dari


personil fasilitas pelabuhan.
A) AKSES DARAT – SL 3
 Melarang setiap orang/tamu/pegawai masuk Fasilitas Pelabuhan sampai
ada pemberitahuan lebih lanjut
 Hentikan operasional, & lakukan PROSEDUR EVAKUASI
 Umumkan ke Seluruh Wilayah Sekitar Pelabuhan dan Perintah kan kapal
untuk persiapan pemindahan kapal dari areal Fasilitas Pelabuhan ke area
yang aman bila diperlukan.

B) AKSES LAUT – SL 3

 Melarang/tidak mengijinkan setiap ABK/orang untuk turun/ke Demaga


Sekoci dan memerintahkan pihak kapal untuk persiapan melakukan
langkah keamanan tingkat 3.
 Tahan dan laporkan setiap orang yang tidak menggunakan ID-Card
kepada petugas yang berwenang.
 Laporkan setiap perkembangan situasi kepada pihak yang berwenang
2.AREA TERBATAS – SL 3
3. PENANGANAN MUATAN – SL 3
4. PENGIRIMAN PERBEKALAN – SL 3
5. PENANGANAN BARANG TAK BERTUAN – SL 3
6. PEMANTAUAN – SL 3

Hentikan semua aktifitas, kumpulkan semua petugas/orang yang


berada di dalam/sekitar areal fasilitas pada Muster Point yang telah
ditentukan dan menunggu perintah lebih lanjut untuk evakuasi dan
pastikan kecocokan jumlah orang/petugas.

Nyalakan semua lampu penerangan dan peralatan monitoring

7/2/18 11
4
Questions ??
?
7/2/18 11
5

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy