Ppra Snars I Dr. Dewi
Ppra Snars I Dr. Dewi
Ppra Snars I Dr. Dewi
Source: WHO
The more we give, What has led to
the more we lose resistance?
• Increased use of antibiotics
• Prescriptions taken incorrectly
• Sold without medical supervision
• Prophylactic use (misuse and overuse)
• Antibiotics used for viral infection
• Spread of resistant microbes in
hospitals due to lack of hygiene
• Patients who do not complete course
• Antibiotics in animal feeds
GLOBAL PROBLEM
OF AMR
• Multi national AMR surveillance indicate, increasing
prevalence of AMR- ESBL/MRSA/CRE/NDM-`1
Antimicrobial resistance is a global problem that
needs urgent action 2001
A global problem calls for a global response
70.000.000 Inhabitance
MR: 38.000/Year
COST: € 1.3 B/Year
Year 2016
70- 80%
Inappropriate Antibiotic Use at Hospitals
Antibiotic use
• Prescribing of Misuse and overuse 100 profile
ESBL
80.0
SURVEILLANS 70.0
66.7
E.coli dan 60.0 60.0 62.2
50.0
K.pneumoniae 40.0 40.0 GLASS
penghasil ESBL 30.0
20.0
10.0 9.0
0.0
2005 2013 2016 2019 2020
ESBL Linear (ESBL)
ESBL: salah satu enzim beta-lactamase. Bakteri penghasil ESBL menjadi salah satu parameter
bakteri resistan multi antibiotik
Slide by Dr. dr. Harry Parathon, SpOG(K)
Total : 24 RS di
13 Provinsi
dengan
14 RS Tipe A
dan 10 RS Tipe
B
Perbandingan Sebaran Patogen Prioritas Utama WHO dari
Seluruh Spesimen di Rumah Sakit Kelas A dan Kelas B Tahun
2020
70 67
58 60
60 58
55
52
50 47
P e rse n tase
43
40
34
30
24
20
8 8
10
4 4
0
K. pneumoniae E. coli resistan K. pneumoniae E. coli r esistan A. baumannii P. aeruginosa MRSA
resistan cephalosporin resistan carbapenem resistan resistan (methicillin
cephalospor in generasi ke-3 carbapenem car bapenem carbapenem resistant
generasi ke-3 S.aur eus)
Patogen prioritas utama WHO
RS Kelas A RS Kelas B
Antimicrobial Resistance (AMR) :
Background
Year 2011-2016
Antibiotics use based on prescribing indicator report
from Primary Healthcare (Puskesmas)
35.20% Antibiotics
35.7 Series1
27.8
64.80% 15.7
6.4
OK OB AB OT OTT
OK = Obat Keras OT = Obat Tradisional
* For various purposes: on-going treatment, anticipated OB = Obat Bebas OTT = Obat Tidak Teridentifikasi
future use/ supplies, “leftover” AB = Antibiotik
Mengapa
overuse ?
1. Menggunakan panduan lama
2. Merasa sudah cocok
3. Tidak paham resistensi
4. Ikut saran teman
5. Mengikuti seniornya
6. Hasil konsultasi
Sugai, 2021
Slide by Dr. dr. Harry Parathon, SpOG(K)
KEBIJAKAN KEMENKES
DALAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
Membentuk Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) 2020-2024
melalui Kepmenkes No: HK.01.07/MENKES/6460/2021
Permenkes No 27
National Action Plan Permenkes No.8 Pedoman Tahun 2017 PPRA dalam
Tahun 2015 tentang Standar Akreditasi
on AMR/Rencana Penggunaan tentang Pedoman
Program Pengendalian
Aksi Nasional Resistensi Antibiotik Pencegahan dan SNARS edisi I1.1
Antimikroba di RS Pengendalian
Infeksi
ARAH KEBIJAKAN REVISI
PERMENKES NOMOR 8 TAHUN 2015
INDIKATOR
1. Penggunaan antibiotik: kualitatif dan kuantatif
2. Perbaikan pola kepekaan antibiotik dan penurunan resistensi
3. Penurunan insiden infeksi mikroba multi-resisten di RS
4. Peningkatan mutu penanganan infeksi secara multidisiplin
KEBIJAKAN KEMENKES
DALAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
Membentuk Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) 2020-2024
melalui Kepmenkes No: HK.01.07/MENKES/6460/2021
Permenkes No 27
National Action Plan Permenkes No.8 Pedoman Tahun 2017 PPRA dalam
Tahun 2015 tentang Standar Akreditasi
on AMR/Rencana Penggunaan tentang Pedoman
Program Pengendalian
Aksi Nasional Resistensi Antibiotik Pencegahan dan SNARS edisi I1.1
Antimikroba di RS Pengendalian
Infeksi
Definisi PGA
• Penatagunaan antimikroba (PGA), atau antimicrobial stewardship
(AMS): kegiatan strategis dan sistematis, yang terpadu dan
terorganisasi di rumah sakit,
• Tujuan: mengoptimalkan penggunaan antimikroba secara bijak, baik
kuantitas maupun kualitasnya.
• Penggunaan antimikroba secara bijak ini diharapkan dapat ↓
tekanan selektif terhadap mikroba, sehingga dapat mengendalikan
resistensi antimikroba.
25
PPRA PGA
Peresepan AB -1 Peresepan AB - 2
• REVIEW
Peresepan
RETROSPEKTIF
AB
• Survaillans
• Feed Back
• Review • Automatic stop
peresepan order
prospektif • Review
• Pra-autorisasi peresepan
• Diskusi DPJP – • Pra-autorisasi
Tim PDA • Diskusi DPJP-
Tim PGA
Pra-otorisasi peresepan antimikroba
• Meresepkan antimikroba kelompok watch dan reserve diperlukan pra- otorisasi berdasarkan
kelompok antimikroba dan penulis resep.
• Peresepan antimikroba harus berdasarkan indikasi adanya penyakit infeksi mikroba untuk terapi
empiris dan terapi definitif, atau indikasi untuk profilaksis.
• Sebelum meresepkan antimikroba perhatikan bahwa antimikroba dikelompokkan ke dalam
kelompok AWaRe yaitu access, watch dan reserve.
• Tujuan: mengendalikan penggunaan antimikroba berdasarkan kewenangan yang ditetapkan oleh
pimpinan rumah sakit.
• Pengelompokan ini selalu ditinjau dan dimutakhirkan sesuai dengan data antibiogram terbaru di
rumah sakit terlibat.
• Untuk sementara pada saat ini pengelompokan antimikroba AWaRe terbatas pada golongan
antibiotik.
27
PGA - Monitor Prospektif dan Feedback
FARMASI
ACCESS
PASIEN
Kood.
DPJP ANTIBIOTIK FARMASI WATCH PGA RS
RESERVE
3
Antibiotik kelompok Access :
3
Access 4
4
5
Antibiotik kelompok Watch :
Tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
ketentuan tingkat pelayanan kesehatan untuk pengobatan
infeksi bakteri.
Digunakan untuk indikasi khusus atau ketika antibiotik
Watch tidak efektif.
Kelompok ini potensi resistensi lebih tinggi, diprioritaskan
target utama program pengawasan dan pemantauan.
5
Watch 6
6
7
Watch
Amikasin Sefoperazon- sulbaktam
Azitromisin Sefotaksim
Fosfomisin (oral) Seftazidim
Klaritromisin Seftriakson
Levofloksasin Siprofloksasin (inj)
Moksifloksasin Polimiksin E (oral)
Sefiksim
7
8
Antibiotik kelompok Reserve :
Pilihan terakhir pada infeksi berat yang mengancam jiwa,
disebabkan MDRO.
Dicadangkan mengatasi munculnya MDRO.
Prioritas program pengendalian resistensi antimikroba
nasional dan internasional, dipantau dan dilaporkan
penggunaannya
Diresepkan dokter spesialis indikasi tertentu, direview
apoteker, disetujui oleh tim Antibiotic Stewardship
Programme (tim Penatagunaan antibiotik) PPRA - RS
8
9
Reserve
Aztreonam Piperasilin-tazobaktam
Daptomisin** Polimiksin B**
Fosfomisin (inj) Polimiksin E (inj)**
Kotrimoxazol (inj) Sefepim
Linezolid Seftarolin
Meropenem Teikoplanin
Tigesiklin
Vankomisin
9
Alur Pra-Otorisasi untuk Penggunaan Antimikroba AWaRe
Unit Pelayanan
Pasien Perawat Antimikroba Farmasi
Access Ya
DPJP
Konsultasi
Watch Infeksi
Setuju ?
Resep
Antimikroba Reserve KPRA
Tidak
Farmasi
Klinik
10
12
Melaksanakan reviu prospektif dan umpan balik
• misalnya penggunaan antimikroba kelompok antibiotik watch atau reverse di ruang perawatan
pasien yang dipilih
12
Penggunaan Penilaian
Pelaporan Ya Antimikroba Berdasarkan
Bijak? Tepat jenis
Tepat dosis
Tepat rute
Tepat saat
Tepat lama pemberian
TIDAK
Tindak lanjut
Monitoring dan evaluasi
setiap hari
Pelaporan
13
14
Farmasis di ruangan evaluasi antimikroba empirik hari ke 3-5
Ingatkan DPJP penghentian otomatis atau diteruskan.
Hasil biakan bakteri: tidak terdapat pertumbuhan bakteri antimikroba
pertimbangkan dihentikan atau dilanjutkan sesuai kondisi klinis pasien.
Jika perburukan klinis diajukan ke dalam forum kajian kasus sulit.
Hasil biakan bakteri dan uji kepekaannya diterima DPJP ambil keputusan
Apakah terapi antimikroba empirik dilanjutkan
Atau diganti antimikroba definitive:
• De-eskalasi
• Ubah dosis
• Ubah cara pemberiannya dari IV ke oral
• Ubah lama pemberian.
Terapi Definitif 15
• Hari ke-7 atau sesuai dengan PPK dan/atau CP penyakit infeksi :
Farmasis di ruangan lakukan penghentian otomatis terapi antimikroba definitif
Ingatkan DPJP evaluasi ulang terapi definitif.
• bisa dilanjutkan jika didukung kondisi klinis pasien dan/atau hasil pemeriksaan mikrobiologi
yang sesuai.
• Farmasis di ruangan memantau kemungkinan timbulnya ROTD
Potensi interaksi antimikroba dengan obat lain, makanan, dan pemeriksaan
laboratorium hasilnya didiskusikan dengan DPJP dan Tim PGA.
• Proses reviu prospektif dan umpan balik ini terus dilaksanakan setiap hari sampai
pasien keluar rumah sakit
Hasil kegiatan Tim PGA ini dilaporkan ke KPRA.
Penggunaan Penilaian
Pelaporan Ya Antimikroba Berdasarkan
Bijak? Tepat jenis
Tepat dosis
Tepat rute
Tepat saat
Tepat lama pemberian
TIDAK
Tindak lanjut
Monitoring dan evaluasi
setiap hari
Pelaporan
Pasien
Pasien MRS Operasi Antibiotik Pasien KRS
Tu. Ovarium Op. Bersih STOP AB (-)
R/ Profilaksis
Kegiatan PGA
• penegakan diagnosis penyakit infeksi,
• penetapan terapi berdasarkan indikasi,
• pemilihan jenis antimikroba yang tepat: dosis, rute, saat, dan lama
pemberian.
• pemantauan keberhasilan / kegagalan terapi,
• pencatatan dan/atau penghentian reaksi yang tidak dikehendaki
terhadap antimikroba,
• interaksi antimikroba dengan obat lain, dengan makanan, dengan
pemeriksaan laboratorium, dan reaksi alergi.
46
Laporan dari berbagai penelitian
• kegiatan PGA di rumah sakit terbukti ↑ kualitas penggunaan
antimikroba,
• menurunkan angka kejadian infeksi dan kolonisasi mikroba resisten,
• ↑ keberhasilan terapi pasien,
• memperpendek lama perawatan,
• menurunkan biaya perawatan,
• menurunkan jumlah pemakaian antimikroba,
• menurunkan biaya pembelian antimikroba oleh rumah sakit.
47
Tujuan kegiatan PGA
• Mencegah dan mengendalikan resistensi antimikroba
• ↑ kualitas penggunaan antimikroba
• ↓ angka kejadian HAIs di rumah sakit
• ↑ kesembuhan pasien (patient’s outcome), serta
• ↑ mutu pelayanan dan keselamatan pasien (patient’s safety),
• ↓ lama perawatan pasien (LOS) dan biaya,
• ↓ kuantitas penggunaan antimikroba sehingga
• ↓ biaya pembelian antimikroba.
48
RUKTUR DAN KEDUDUKAN KOORDINATOR /TIM P
Tugas dan Fungsi Tim PGA
• Membantu tim pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam
menerapkan penggunaan antimikroba secara bijak.
50
Keanggotaan Tim PGA
51
Anggota tim PGA sudah mendapat pelatihan khusus:
52
Tim PGA dipimpin oleh seorang dokter
klinisi :
• yang memiliki kompetensi dan minat di bidang penyakit infeksi dan
• telah mendapat pelatihan:
• pengendalian resistensi antimikroba,
• penggunaan antimikroba secara bijak, dan
• penatagunaan antimikroba.
53
Ketua Tim PGA
• dokter klinisi spesialis yang memiliki kompetensi dan minat di bidang penyakit
infeksi, mendapat pelatihan pengendalian resistensi antimikroba, penggunaan
antimikroba secara bijak, dan penatagunaan antimikroba.
• Memberikan persetujuan penggunaan antimikroba kelompok reserve.
• Menelaah tata cara dan pemberian antimikroba kelompok watch dan reserve,
dan memberikan reviu prospektif dan umpan balik (prospective review and
feedback) kepada DPJP sesuai dengan kebutuhan untuk menegakkan
penggunaan antimikroba secara bijak.
• Memberikan konsultasi tentang pengelolaan penyakit infeksi.
• Memimpin forum kajian kasus pengelolaan penyakit infeksi secara
terintegrasi (FORKIT)
54
Farmasis Klinik
• Seorang farmasis yang telah mendapat pendidikan farmasi klinik, atau seorang
farmasis yang telah mendapat pelatihan tentang penyakit infeksi, program
pengendalian resistensi antimikroba, penggunaan antimikroba secara bijak,
penatagunaan antimikroba, dan sehari-hari bertugas di ruang perawatan pasien.
• Melakukan pengkajian resep antimikroba secara administratif, farmasetik, dan
klinis sebelum disiapkan obatnya untuk diberikan kepada pasien, dan
memberikan reviu prospektif dan umpan balik kepada DPJP sesuai dengan
kebutuhan untuk menegakkan penggunaan antimikroba secara bijak.
• Melaksanakan penghentian otomatis (automatic stop order).
• Melaksanakan pelayanan informasi antimikroba kepada tenaga kesehatan.
• Memberikan informasi dan edukasi tentang antimikroba kepada pasien.
55
• Memberikan konseling kepada pasien yang mendapatkan terapi antimikroba
untuk meningkatkan kepatuhan
• Melaksanakan pemantauan manfaat dan keamanan penggunaan antimikroba
setelah diberikan kepada pasien.
• Memantau, mencatat, dan mendiskusikan dengan DPJP reaksi antimikroba yang
tidak diinginkan, interaksi antimikroba dengan obat lain, dengan makanan, dan
dengan pemeriksaan laboratorium, serta timbulnya reaksi alergi.
• Menginformasikan penggunaan antimikroba yang tidak bijak kepada Ketua Tim
PGA.
• Melakukan evaluasi penggunaan antimikroba secara kuantitatif atau kualitatif.
56
Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik
57
• Memberikan konsultasi hasil pengujian, atau kelayakan spesimen yang
tepat dalam upaya menegakkan diagnosis (darah, sputum, pus, jaringan
infeksi, urin, feces, cairan otak/pungsi lumbal, cairan atau jaringan
tubuh lainnya), serta metoda pemeriksaan mikrobiologi yang tepat
(kultur, serologi, molekular, dan metoda lainnya sesuai perkembangan)
dalam upaya menegakkan diagnosis serta pengelolaan pasien infeksi.
• Memberikan konsultasi dan rekomendasi, serta terlibat dalam
pengelolaan pasien infeksi melalui kunjungan ke ruang perawatan
pasien (ward round).
• Pembuatan antibiogram secara berkala, setiap 6-12 bulan,
• dan melakukan upaya peningkatan kualitas dan pemanfaatan
antibiogram dalam penatagunaan antimikroba.
• Melakukan pemeriksaan untuk diagnosis dan evaluasi tatalaksana
pasien.
58
Dokter Spesialis Farmakologi Klinik
Penerapan
PGA
Penyediaan Pemilihan Tahap
unsur utama target persiapa
n
Pelaksanaa
Evaluas
n strategi
i
inti
KPRA Kemenkes R.I
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI
ANTIMIKROBA
Data yang
diperlukan
• Data surveilans HAIs (dari Komite atau Tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi RS)
• Pola penggunaan antimikroba: kuantitatif dan kualitatif (dari
Komite atau Tim PRA)
• Pola mikroba dan antibiogram (dari laboratorium mikrobiologi
klinik);
• Biaya penggunaan antimikroba (dari instalasi farmasi rumah
sakit).
Penerapan ANTIMIKROBA
PGA
Penyediaan Pemilihan Tahap
unsur utama target persiapa
n
Pelaksanaa
Evaluas
n strategi
i inti
KPRA Kemenkes R.I
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI
ANTIMIKROBA
Penerapan ANTIMIKROBA
PGA
Penyediaan Pemilihan Tahap
unsur utama target persiapa
n
Pelaksanaa
Evaluas
n strategi
i
inti
KPRA Kemenkes R.I
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI
ANTIMIKROBA
Tahap Persiapan
• Menetapkan target ruangan sebagai pilot project • Melatih semua pihak yang terlibat tentang
dalam periode waktu tertentu. pemahaman:
• Proses pelaksanaan de-eskalasi
• Menjelaskan tujuan, proses, dan hasil yang • Proses penggantian pemberian IV ke oral
diharapkan, kepada semua pihak yang terlibat di
• Proses penyesuaian dosis antimikroba berdasarkan
tempat target. parameter PK/PD;
• Melatih semua pihak yang terlibat tentang • Proses penyesuaian saat dan lama pemberian
pemahaman: antimikroba.
• PPK dan CP dalam menegakkan diagnosis • Menetapkan kriteria reviu prospektif dan umpan
infeksi balik
• FRS dan PPAB untuk pemilihan dan pembatasan
jenis antimikroba berdasarkan formularium rumah • Menetapkan kriteria keberhasilan dan kegagalan
sakit; terapi, serta timbulnya efek yang tidak dikehendaki,
• Hasil pemeriksaan mikrobiologi; potensi interaksi dengan obat lain, makanan, dan
• Proses penghentian penggunaan antimikroba secara
pemeriksaan laboratorium
otomatis (automatic stop order) oleh farmasis;
• Proses permintaan pra-otorisasi kepada KPRA untuk
penggunaan antimikroba kelompok reserve KPRA Kemenkes R.I
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI
Penerapan ANTIMIKROBA
PGA
Penyediaan Pemilihan Tahap
unsur utama target persiapa
n
Pelaksanaa
Evaluas
n strategi
i
inti
KPRA Kemenkes R.I
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI
ANTIMIKROBA
Penerapan ANTIMIKROBA
PGA
Penyediaan Pemilihan Tahap
unsur utama target persiapa
n
Pelaksanaa
Evaluas
n strategi
i
inti
KPRA Kemenkes R.I
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI
ANTIMIKROBA
Evaluas
i •Pengukuran proses
Pengukuran struktur
• Komitmen pimpinan rumah sakit •Kuantitas penggunaan
• Pedoman PRA dan pedoman PPI antimikroba
• KPRA dan tim PGA • DDD/100 hari rawat
70% 65%
62%
60%
50%
40% 38%
35% Antibiotik
30% Non antibiotik
20%
10%
0%
2019 2020
90.0
80.0
70.0
60.0
persentase
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
-
VI V IV A IV B IV C IV D III A IIIB II A II B II C I 0
70.0
60.0
50.0
40.0
persentase
30.0
20.0
10.0
-
VI V IVA IV B IV C IV D IIIA IIIB IIA IIB IIC I 0
90.0
80.0
70.0
60.0
PERSENTASE
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
VI V IVA IV B IV C IV D IIIA IIIB IIA IIB IIC I 0
20.0
18.0
16.0
14.0
12.0
10.0
8.0 2019
6.0 2020
4.0
2.0
-
) P) ) P) ) )P) P) P) P) P) P) P) P) P) B P)
(P (P ( (P (P( ( ( ( ( ( ( & & IN (
CIN (O& GIN IN EN E
IM
E
IM
E
IM
E
CIN O LE
IC IN CIN 5 00 (O (O YX L IN
IK
A
L IN UN
Z OL AZO
TAX O X O X
EKA A Z
AM X A L E C IN C IN
L YM C YC
O
AM PICI
L
LAF EFA PER F O F TIZ F UR DIB CON N T F L
AZO OXA OXA P O
TI GE
M IDU C
EFO CE CE CE F LU GE EVO NID IFL FL
O
A AN C L
RO OX
ET M
M
60.0
2019
50.0 2020
40.0
30.0
20.0
10.0
-
(O
)
(O
) P) (O
)
(
) ) ) ) ) ) ) ) ) )
O (O (O (O (O (O (O (O (O (O (O (O (O (O (O (O &P &P
(O
) ) ) ) ) ) ) ) )
& N IL EN IL IME IN IN IN LE NE IN LE IN LE LE IN 00 (O (O
L IN AT (O I X M
E
Z C Y C O LI
IL AN IN MI RO OR IX RO OX XAC Y
C I
Z C YC ZO MIC ZO ZO XAC E 5 CIN CIN
C L L F M M M O NA N A O L A
XI VU CIL RO AD DIT CE F P
U
R
L O O DA XA C Y O N
A
F L Z O X X A
O A I F E R O R O S O O
AM -KL MP ZIT CE CE
H F C EF OF ITH LIN IM XY TH UC FO AC OC OF IDA FLO FLO
C R R O
C T R D R Y FL V N
X I A A IP A O IT R ET
L E O XI O
C L E K O
M
O C C
E TR M
A M
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
K.Pn E. Coli A. Bau P. Aeg S. Mal MRSA K. Oxy
73%
64%
62%
60%
56% 56%
53% 53% 0.52
0.51
48% 48%
45% 0.44
43%
41% 40% 41% 41%
37% 38%
25% 26%
24%
K.pneumoniae sefalosporin generasi ketiga non susceptible K.pneumoniae meropenem non susceptible
Ps.aeruginosa ciprofloxacin not susceptible Ps.aeruginosa meropenem non susceptible
A.baumanii meropenem non susceptible MRSA
E.coli sefalosporin generasi ketiga non susceptible E.coli meropenem non susceptible
Kesimpula
n
• Tim PGA merupakan bagian dari KPRA atau Tim PRA di RS
• Komitmen pimpinan sangat penting
• Pedoman PGA Kemenkes telah tersusun dan perlu
segera diseminasi
• Strategi inti PGA:
• Pra-otorisasi berdasarkan AWaRe
• Reviu prospektif dan umpan balik
• Audit kuantitas dan kualitas serta umpan balik
PONEK
HIV/AIDS
IV. PROGRAM NASIONAL TB
PPRA
GERIATRI
V. INTEGRASI PENDIDIKAN
KESEHATAN DALAM IPKP
PELAYANAN
PENYELENGGARAAN PENGENDALIAN
RESISTENSI ANTIMIKROBA (PPRA)
4. Ada bukti pelaksanaan penggunaan D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan 10 TL
penggunaan antibiotik sebagai terapi & 5 TS
antibiotik terapi dan profilaksis profilaksis pembedahan pada seluruh proses 0 TT
asuhan pasien
pembedahan pada seluruh proses asuhan O Lihat pemberian antibiotik profilaksis saat di
kamar operasi sesuai PPK
pasien sesuai panduan. (D,O,W Lihat pemberian antibiotik terapi empiris atau
terapi definitif di ruangan sesuai PPK
W Dokter,
Perawat
Apoteker
Komite/tim PRA
2. Ada bukti kegiatan organisasi yang D Bukti pelaksanaan kegiatan komite/tim PRA 10 T
sosialisasi program,pengendalian 5 L
meliputi a) sampai dengan e) di maksud penggunaan antibiotik,audit antibiotik
kuantitatif & kualitatif,surveilans mikroba 0 T
dan tujuan. (D,W) S
resisten,forum kajian penyakit infeksi
terintegrasi) T
W Komite/tim PRA T
PPA
4. Ada monitoring dan evaluasi terhadap D Bukti hasil pencapaian indikator mutu 10 T
5 L
program pengendalian resistensi Direktur RS
W Komite/Tim PRA 0 T
antimikroba yang mengacu pada indikator S
Komite/Tim PMKP
pengendalian resistensi antimikroba T
(D,W) T
Diagnostik
Bakteri koloni