Laporan Retensi Energi Hera

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

RETENSI ENERGI PADA IKAN

Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten

:
:
:
:
:

Herasti Novita
B1J014039
VI
2
Venthyana Lestary

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015
I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Setiap hewan membutuhkan asupan makanan berupa pakan demi
kelangsungan hidupnya. Setiap hewan mempunyai kebutuhan nutrisi yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Pakan inilah yang nantinya akan dipecah
menjadi senyawa sederhana baik melalui pencernaan fisik maupun kimiawi
dengan bantuan enzim dan selanjutnya senyawa pakan tersebut diabsorbsi untuk
didistribusikan ke sel-sel dalam tubuh. Adanya suplai oksigen ke sel-sel dalam
tubuh memungkinkan terjadinya oksidasi molekul pakan untuk menghasilkan
energi yang bermanfaat bagi kehidupan hewan air seperti kontraksi otot dan kerja
syaraf, pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan sebagian hilang dalam bentuk feses
serta sampah metabolik yang disekresikan. Perhitungan mengenai pemanfaatan
energi pakan dinamakan anggaran energi. Energi diperoleh dari protein,
karbohidrat, dan lemak, salah satu nutrisi yang terpenting adalah protein. Protein
merupakan senyawa yang dibutuhkan ikan dalam menghasilkan energi untuk
pertumbuhan (Yuwono, 2001).
Retensi energi menunjukkan besarnya kontribusi energi pakan yang
dikonsumsi terhadap pertambahan energi tubuh ikan. Retensi energi dapat
dicerminkan dari rasio besarnya pertambahan energi tubuh terhadap jumlah energi
pakan yang dikonsumsi oleh ikan. Energi yang dikonversi dari pakan yang
dikonsumsi sebagian besar akan hilang dalam bentuk panas dan hanya sekitar 1/5
dari total energi yang diperoleh dalam bentuk pertumbuhan (Zonneveld & Boon,
1991).
I.2 Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah untuk melihat seberapa besar energi pakan
yang dikonsumsi ikan dapat disimpan dalam tubuh dan mempelajari apakah
perbedaan kualitas pakan dapat menghasilkan perbedaan retensi energi.

II. MATERI DAN CARA KERJA


II.1

Materi

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah ikan patin (Pangasius
sp.) dan pelet.
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah timbangan analitik,
akuarium ukuran 30 x 50 x 25, aerasi, alat pembuat pelet, oven, mortar dan
penggerusnya serta bomb kalorimeter (merek Parr)
II.2

Cara Kerja

Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum pengukuran laju metabolisme


pada ikan adalah sebagai berikut :
1. Salah satu ikan patin (Pangasius sp.) diambil dari akuarium lalu dimatikan dan
diukur berat basahnya.
2. Ikan dipotong menjadi beberapa bagian, setelah itu dilakukan pengeringan dengan
oven selama 7 hari dengan suhu 70o C.
3. Ikan yang telah mengering ditimbang untuk mendapatkan berat keringnya dan
dihaluskan dengan menggunakan mortar dan pestle.
4. Ikan yang telah menjadi bubuk kemudian dipress dengan alat untuk membuat
pelet.
5. Pelet ikan ditimbang 0,5-1 gram untuk diukur kalorinya di bomb calorimeter.
6. Retensi energi dikalkulasi dengan rumus ANER (Apparent Net Energy Retention)
= [(energi tubuh akhir (kkal) energi tubuh awal (kkal)/jumlah pakan yang
dikonsumsi (kkal)] x 100%.

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil
Berat basah ikan akhir = 5,22 gr
Berat kering ikan akhir = 0,91 gr
Berat basah ikan awal = 3,42 gr
Berat kering ikan awal = 1,03 gr
Energi bom ikan akhir = 6609,3601 kal/gr
Energi bom ikan awal = 7051,4949 kal/gr
Energi bom pakan = 3983,67 kal/gr
Pemberian pakan = 2,5 % bobot tubuh ikan
Suhu pengovenan = 70oC
Perhitungan (Kelompok 2) :
1. energi ikan awal

= Berat kering awal x Energi bom ikan awal


= 1,03 x 7051,4949
= 7263,03975 kal/gr

2. energi ikan akhir = Berat kering akhir x Energi bom ikan akhir
= 0,91 x 6609,3601
= 6014,51769 kal/gr
3. pakan yang dikonsumsi = 2,5% x Berat basah awal x 14
= 0,025 x 3,42 x 14
= 1,197 kal/gr
4. energi pakan yang dikonsumsi

= pakan yang dikonsumsi x Energi bom


pakan
= 1,197 x 3983,67

= 4768,453 kal/gr
5. ANER = energi ikan akhir - energi ikan awal x 100%
energi pakan yang dikonsumsi
= 6014,51769 7263,03975 x 100%
4768,453
= - 1248,5221 x 100%
4768,453
= -26,18%
III.2 Pembahasan
Berdasarkan percobaan retensi energi rombongan VI, diketahui bahwa
nilai ANER (Apparent Net Energy Retention) pada ikan patin adalah -26,18%.
Hasil tersebut tidak sesuai dengan pernyataan Nelson (1979) yang menyatakan
bahwa retensi energi yang diperoleh seharusnya menujukkan hasil yang positif,
hasil ini menunjukan bahwa pakan yang dikonsumsi tidak dapat disimpan dengan
baik oleh tubuh. Hasil ini juga menunjukan bahwa kualitas pakan yang
dikonsumsi memiliki kualitas yang kurang baik. Kualitas pakan yang diberikan
sangat berpengaruh terhadap retensi energi, semakin bagus kualitas pakan maka
semakin tinggi nilai retensi energi.
Retensi energi adalah banyaknya energi pakan yang dikonsumsi makhluk
hidup yang dapat disimpan dalam tubuh. Retensi energi dapat dicerminkan dari
rasio besarnya pertambahan energi tubuh terhadap jumlah energi pakan yang
dikonsumsi oleh ikan. Besarnya energi pakan yang terkontribusi pada
pertambahan energi tubuh energi tubuh juga digambarkan dengan retensi energi.
Retensi energi pada ikan hanya sebagian kecil saja yang dialokasikan untuk
pertumbuhan dan separuh total energi yang diperoleh dari pakan menjadi limbah
dalam bentuk feses dan ekskresi. Energi yang dikonversi dari pakan yang
dikonsumsi sebagian besar akan hilang dalam bentuk panas dan hanya sekitar 1/5
dari total energi yang diperoleh dalam bentuk pertumbuhan (Zonneveld & Boon,
1991).
Menurut Mujiman (1985), retensi energi dipengaruhi beberapa faktor,
antara lain :

1. Kualitas pakan, retensi energi dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi. Ikan
yang diberi pakan yang berbeda-beda menunjukkan pertumbuhan yang berbeda
pula. Ikan pada umumnya memerlukan protein sekitar 2060% dari pakan yang
diberikan dan kadar optimumnya adalah 3036%.
2. Umur ikan, ikan muda relatif membutuhkan energi yang lebih banyak daripada
ikan dewasa, sebab ikan muda lebih banyak membutuhkan nutrisi untuk bergerak
dan mengadakan pertumbuhan.
3. Ukuran tubuh, proporsi energi yang didistribusikan pada komponen retensi energi
berubah dengan meningkatnya ukuran tubuh.
Faktor luar seperti suhu air, kandungan oksigen terlarut dan amonia,
salinitas serta fotoperiodisme juga dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Faktor
tersebut berinteraksi satu sama lain dan bersamaan dengan faktor lainnya seperti
kompetisi, jumlah dan kualitas makanan, umur dan tingkat kematian untuk
mempengaruhi laju pertumbuhan ikan. Suhu merupakan salah satu faktor
lingkungan yang sangat penting dalam mempengaruhi laju pertumbuhan. Laju
pertumbuhan ikan akan meningkat pada suhu 30C35C, sedangkan laju
pertumbuhan maksimal ikan diperoleh pada suhu sedang yaitu 15C (Sudibyo,
1999).
Pakan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam
perkembangan budidaya ikan air tawar atau air laut. Fungsi utama pakan adalah
untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Pakan yang dimakan oleh ikan
pertama-tama digunakan untuk kelangsungan hidupnya dan apabila ada kelebihan,
akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan (Djajasewaka, 1990). Pakan yang
mempunyai kandungan nutrien yang lengkap dan seimbang dapat mempercepat
pertumbuhan. Protein merupakan nutrien yang paling penting karena merupakan
bagian terbesar dari daging ikan yaitu sekitar 6575% dan berfungsi sebagai
bahan pembentuk jaringan tubuh dalam proses pertumbuhan (Purba, 2004).
Pembatasan kualitas pakan mengakibatkan hewan selalu memiliki akses ke
pakan kualitas rendah. Kompensasi pertumbuhan dapat dikaitkan dengan

persyaratan pemeliharaan yang lebih rendah selama periode pemulihan,


peningkatan efisiensi pertumbuhan, peningkatan konsumsi pakan dan perubahan
komposisi tubuh serta isi dari saluran pencernaan (Kamalzadeh et al., 2009).
Retensi energi dapat menunjukkan besarnya kontribusi energi pakan yang
dikonsumsi terhadap laju pertumbuhan pada ikan patin.
Menurut Farida et al. (2008), laju pertumbuhan dapat diketahui dari
pertambahan bobot badan (PBB). Pakan yang berkualitas baik akan menghasilkan
PBB yang baik pula. Kualitas pakan ditentukan oleh kandungan nutrisi/zat-zat
makanan yang terkandung dalam pakan tersebut. Pakan yang dikonsumsi
mengandung zat-zat makanan yang akan diserap di saluran pencernaan. Zat-zat
makanan yang tertinggal di dalam tubuh ini akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pokok dan menambah bobot badan.
Retensi energi pada ikan juga dipengaruhi oleh kebiasaan makan. Ikan
karnivora lebih baik dalam perolehan energi yang dialokasikan untuk petumbuhan
dibandingkan dengan ikan herbivora. Hal ini disebabkan ikan herbivora banyak
mengkonsumsi bahan yang sulit dicerna seperti selulosa sehingga limbah yang
dikeluarkan lebih banyak daripada ikan karnivora (Murtidjo, 2001).
Fungsi alat dan bahan pada praktikum kali ini yaitu ikan patin sebagai
hewan uji dalam menghitung nilai retensi energi, pelet digunakan untuk memberi
makan ikan,

akuarium digunakan sebagai tempat untuk memelihara ikan,

timbangan teknikal untuk menimbang bobot basah dan bobot kering ikan, oven
untuk mengeringkan ikan, dan bomb kalorimeter untuk mengukur nilai kalori
pakan. Bomb kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur retensi
energi. Komponen bomb kalorimeter yaitu tabung oksigen, kondensor, mesin
pendingin, mesin utama dan printer. Ikan yang telah dikeringkan dengan oven
selama 7 hari dihancurkan dengan blender, diayak, dibentuk menjadi pelet dengan
menggunakan pencetak pelet. Berat pelet tidak boleh melebihi 1 gram, kemudian
ditimbang dengan timbangan analitik. Pelet dimasukkan dalam tabung bomb,
dengan kawat wolfram yang dibentuk huruf U, pelet diletakkan sampai seimbang,
tetesi dengan akuades pada bagian tengah pelet untuk membantu proses
pembakaran sampel begitu juga tabungnya untuk membantu pemasangan dan

pelepasan tabung dan tutup. Komponen tabung bomb dipasang, lalu tabung bomb
dimasukkan dalam mesin utama dan diisi dengan oksigen lalu diisi dengan
akuades. Komponen mesin utama diantaranya baget, jaket, stirer dan detektor
suhu. Baget disemprot dengan akuades untuk menstabilkan suhu dan detektor.
Stirer untuk menghomogenkan akuades ditunggu sampai tanda bunyi, hasil keluar
dari mesin printer (Catdown, 2001).

IV.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :


1. Nilai retensi energi pada ikan yang diperoleh adalah -26,18%.
2. Kualitas pakan mempengaruhi nilai retensi energi, semakin baik kualitas
pakan, maka nilai retensi energinyapun semakin besar, semakin buruk kualitas
pakan, maka nilai retensi energinyapun semakin kecil.

DAFTAR REFERENSI
Kamalzadeh, A., Koops, W.J. & Kiasat, A. 2009. Effect of qualitative feed
restriction on energy metabolism and nitrogen retention in sheep. South
African Journal of Animal Science, 39(1), pp. 30-39.
Catdown, I.G. 2001. Eartwoon a New Source of Protein. London: W.B. Sounders
Company.
Djajasewaka, H. 1990. Pakan Ikan. Jakarta: CV. Yasaguna.
Farida, W.R., Wardani, K.K., Tjakradidjaja, A.S. & Diapari, D. 2008. Konsumsi
dan Penggunaan Pakan pada Tarsius (Tarsius bancanus) Betina di
Penangkaran. BIODIVERSITAS, 9(2), pp. 148-151.
Mujiman, A. 1985. Makanan Ikan. Bogor: PT. Penebar Swadaya.
Murtidjo, A.B. 2001. Pedoman Meramu Ikan. Yogyakarta: Kanisius.
Nelson, R.H. 1979. An Introduction to Feeding Farm: Second Edition. Oxford:
Pergamor Press Ltd.
Purba, R. 2004. Pengaruh Kadar Protei Terhadap Pertumbuhan dan Efisiensi
Pakan Ikan Beronang (Siganus canaliculatus). Aquacultura Indonesiana,

5(3), pp. 123127.


Sudibyo, P.H.T. 1999. Variasi Fisiologi Ikan Gurami Dalam Menghadapi
Ketersediaan Sumber Pakan. Bandung: ITB Press.
Yuwono, E. 2001. Fisiologi Hewan I. Purwokerto: Fakultas Biologi UNSOED.
Zonneveld, N.Z.H. & Boon, J. 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

CATATAN:

Font Times New Roman size 12. Margin kiri 4, kanan, bawah, atas 3.
Spasi antar bab ke subbab 3 spasi, spasi antar subbab ke kalimat
alinea pertama 2 spasi dan antar baris kalimat 1,5 spasi.

Kertas A4 80 gram

Latar belakang berisikan alasan acara praktikum, bila mengutip dari


jurnal atau buku jangan lupa dicantumkan authornya dan disertakan
di daftar referensi

Lembar Hasil berisikan secara urut: tabel hasil pengamatan,


kemudian gambar, perhitungan dan grafik.

Pembahasan berisikan perbadingan antara hasil praktikum dengan


teori dan hasil penelitian yang ada di jurnal yang relevan dengan
acara praktikum

Kesimpulan berdasarkan hasil dan pembahasan yang mengacu pada


tujuan

Semua teori yang diambil dari kutipan harus di sertakan dalam


daftar referensi

Wajib melampirkan 2 jurnal, satu bahasa Indonesia dan satu lagi


berbahasa Inggris, tahun terbit jurnal bebas dan harus relevan
dengan acara praktikum kemudian ditandai bagian atau kutipan
yang diambil untuk pembahasan.

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy