Peranan Teknik Pertanian Dalam Penerapan Pertanian Berkelanjutan
Peranan Teknik Pertanian Dalam Penerapan Pertanian Berkelanjutan
Peranan Teknik Pertanian Dalam Penerapan Pertanian Berkelanjutan
Santosa2
ABSTRAK
Parameter mekanika tanah dikaji pada ilmu Teknik Pertanian, yang aplikasinya
adalah untuk mengetahui kebutuhan daya dalam kegiatan budidaya pertanian yang
menggunakan alat / mesin pertanian, dan penentuan ukuran alat / mesin pertanian yang
dapat dioperasikan pada lahan pertanian, sehingga efisiensi penggunaan sumberdaya
pertanian bisa meningkat, serta lebih efektif. Efisiensi dan efektifitas sumber daya
dalam bidang pertanian ini akan menunjang pelaksanaan intensifikasi dan
ekstensifikasi pertanian, yang pada akhirnya akan tercapai penerapan pertanian yang
berkelanjutan. Selain itu, rancang bangun alat / mesin pertanian perlu ditingkatkan
untuk mendukung tercapainya penerapan pertanian berkelanjutan.
Ilmu Teknik Pertanian ikut berpartisipasi dalam pencapaian penerapan pertanian
berkelanjutan di antaranya dalam hal peningkatan intensitas tanam (IP), ekstensifikasi
pertanian, dan perbaikan teknik pengolahan hasil untuk meningkatkan nilai tambah
produksi pertanian.
Pengembangan alat dan mesin pertanian di Indonesia pada skala kecil (misalnya
traktor tangan) ternyata mempunyai efisiensi teknis yang lebih tinggi daripada
pemakaian alat dan mesin pertanian skala besar.
Introduksi alat dan mesin pertanian di suatu daerah perlu dilaksanakan secara
selektif, baik selektif terhadap alat yang akan dikembangkan, maupun selektif terhadap
wilayah pengembangannya.
Perhitungan kebutuhan alat / mesin pertanian yang potensial di suatu wilayah
perlu dilakukan secara detail, sehingga bisa menjadikan peluang berpartisipasinya
berbagai komponen masyarakat untuk menunjang penerapan pertanian berkelanjutan.
PENDAHULUAN
Teknik pertanian (mekanisasi pertanian) dalam arti luas diidentikkan dengan
Agricultural Enginering yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang penggunaan dan
pemanfaatan bahan dan tenaga alam untuk mengembangkan daya karya manusia dalam
bidang pertanian demi untuk kesejahteraan umat manusia. Definisi tersebut disimpulkan
dalam simposium nasional mekanisasi pertanian di Ciawi pada tahun 1967
(Hardjosoediro, 1983). Dalam arti sempit teknik pertanian diidentikan dengan
Agricultural Mechanization atau Farm Mechanization yaitu semua kegiatan
penggunaan alat / mesin pertanian yang digerakkan baik dengan tenaga manusia, tenaga
1
Disampaikan pada Peringatan Dies Natalis Fakultas Pertanian Uinversitas Andalas ke – 51, tanggal
30 November 2005, di Padang
2
Dosen pada Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang
2
hewan, tenaga motor, maupun tenaga mekanis lainnya seperti arus air, dan angin untuk
mengurangi kejerihan kerja dan meningkatkan ketepatan waktu dari berbagai kegiatan
(operasi) pertanian, sehingga dapat mengamankan produksi, memperbaiki mutu
produksi dan meningkatkan efisiensi kerja. Pada Program Studi Teknik Pertanian
Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Andalas, pengajaran ilmu
teknik pertanian dikelompokkan dalam tiga kelompok bidang kajian, yaitu : (a) Teknik
Tanah dan Air, (b) Manajemen & Mesin Pertanian, serta (c) Teknik Pascapanen
(Santosa, 2005a).
Tema “Penerapan Pertanian Berkelanjutan dan Tantangan Masa Depan” telah
diangkat pada Seminar dan Rapat Tahunan Dekan Bidang Ilmu Pertanian BKS-PTN
Wilayah Barat Tahun 2005” yang telah diselenggarakan di Universitas Andalas pada
tanggal 14 – 16 September 2005. Agus dan Mulyani (2005) pada seminar tersebut
menyampaikan bahwa ketahanan pangan (terutama swasembada beras) hanya dapat
dipertahankan melalui tiga langkah yang harus dilaksanakan secara simultan, yaitu
intensifikasi, ekstensifikasi, dan pengendalian konversi lahan pertanian.
sangat berperan di dalam penentuan besarnya daya (power) yang dipakai untuk
melaksanakan kegiatan budidaya pertanain dengan menggunakan alat / mesin pertanian,
serta penentuan ukuran alat / mesin pertanian sehingga dapat dioperasikan dengan baik
pada lahan pertanian.
Draft spesifik tanah merupakan besarnya gaya potong tanah arah horisontal
setiap satu satuan luasan penampang potongan tanah. Dalam hal ini, penampang
potongan tanah adalah tegak lurus pada arah pemotongan tanah. Satuan draft spesifik
tanah dapat berupa kg/cm2, N/cm2, atau pun kPa. Nilai draft spesifik pembajakan pada
tanah di Sumatera Barat dapat dilihat pada Lampiran 1.
Parameter draft spesifik tanah dipakai untuk menghitung besarnya kebutuhan
daya alat / mesin untuk mengolah / memotong tanah. Sebagai contoh, daya yang
diperlukan untuk mengolah tanah yang dilakukan oleh bajak singkal (moldboard plow),
jika draft spesifik tanah adalah 0,8 kg/cm2, kedalaman pengolahan tanah 15 cm, lebar
kerja pengolahan tanah 20 cm, kecepatan pengolahan tanah 1,5 m/detik, maka daya
yang diperlukan untuk pemotongan tanah tersebut adalah sebesar 3.528 watt ( 4,8 HP)
(Santosa, 2005b).
Torsi spesifik tanah merupakan besarnya torsi untuk memotong tanah (dengan
alat yang berputar pada porosnya) setiap satu satuan luas potongan tanah. Satuan dari
torsi spesifik tanah adalah kg.m/cm2. Nilai torsi spesifik tanah untuk tanah di Sumatera
Barat disajikan pada Lampiran 2. Parameter torsi spesifik tanah ini dipakai untuk
perhitungan daya potong alat pengolah tanah yang berputar, misalnya rotavator (rotary
tiller, bajak putar). Besarnya daya pemotongan tanah dengan rotavator bergantung
pada torsi spesifik tanah, kedalaman pengolahan tanah, lebar kerja pengolahan tanah,
dan putaran (RPM) poros rotavator. Jika torsi spesifik tanah adalah sebesar 0,018
kg.m/cm2, kedalaman pengolahan tanah 14 cm, lebar kerja pengolahan tanah 90, dan
putaran (RPM) poros rotavator sebesar 190, maka daya pengolahan tanah adalah
sebesar 6,01 HP (Santosa, 2005b).
Koefisien tahanan guling merupakan parameter sifat mekanika tanah yang
menentukan berapa besarnya daya untuk menggerakkan roda traktor pada lahan
pertanian. Beberapa nilai koefisien tahanan guling disajikan pada Lampiran 3. Jika
koefisien tahanan guling roda traktor adalah sebesar 0,3, berat traktor 400 kg, kecepatan
7
maju traktor 1,6, maka daya untuk menggerakkan roda traktor sebesar 1881,6 watt
( 2,56 HP) (Santosa, 2005b).
Perhitungan perencanaan daya motor bakar yang harus dipilih pada suatu
traktor yang menarik bajak singkal (moldboard plow) bergantung pada parameter draft
spesifik tanah, kedalaman pengolahan tanah, lebar kerja pengolahan tanah, banyaknya
telapak singkal, kecepatan kerja traktor, koefisien tahanan guling roda traktor, berat
traktor, efisiensi penerusan daya dari engine ke roda traktor, efisiensi penerusan daya
dari engine ke batang penarik (drawbar), dan toleransi pemakaian daya. Jika draft
spesifik tanah adalah sebesar 0,85 kg/cm2, kedalaman pengolahan tanah 20 cm, lebar
kerja pengolahan tanah 20 cm, banyaknya telapak singkal 4 bottom (atau unit),
kecepatan kerja traktor 0,9 m/detik, koefisien tahanan guling roda traktor 0,15, berat
traktor 900 kg, efisiensi penerusan daya dari engine ke roda traktor 71 %, efisiensi
penerusan daya dari engine ke batang penarik (drawbar) 75 %, dan toleransi
pemakaian daya sebesar 30 %, maka besarnya daya perencanaan daya motor bakar
penggerak traktor adalah sebesar 34,35 HP (Santosa, 2005b).
Traction ratio merupakan parameter sifat mekanik tanah yang dapat digunakan
untuk menentukan berat minimum traktor yang dapat dioperasikan pada lahan
pertanian. Nilai traction ratio dapat dilihat pada Lampiran 4. Apabila lahan tempat
pengoperasian traktor mempunyai traction ratio sebasar 0,609, draft spesifik tanah
1,0499 kg/cm2, kedalaman pengolahan tanah 20 cm, lebar kerja pengolahan tanah 20
cm, maka.berat minimum traktor dinamis yang harus dioperasikan pada lahan tersebut
adalah sebesar 689,59 kg (Santosa, 2005b).
Daya sangga tanah (bearing capacity) merupakan parameter mekanik tanah
yang dapat digunakan untuk menghitung berat maksimum suatu alat / mesin pertanian
yang dapat dioperasikan pada lahan pertanian. Satuan dari daya sangga tanah (bearing
capacity) adalah dapat berupa kg/cm2, N/cm2, atau pun kPa. Nilai daya sangga tanah
untuk berbagai jenis tanah di Sumatera Barat dapat dilihat pada Lampiran 5. Apabila
jari-jari roda traktor adalah sebesar 36 cm, zinkage roda traktor 15 cm, lebar tapak roda
15,2 cm, dan daya sangga tanah 1,3328 kg/cm2, maka berat maksimum traktor yang
boleh dioperasikan pada lahan tersebut adalah 1.848,19 kg (Santosa, 2005b).
8
KESIMPULAN
Dari paparan tersebut, dapat diutarakan beberapa butir kesimpulan, sebagai
berikut :
1. Parameter mekanika tanah dikaji pada ilmu Teknik Pertanian, yang pada aplikasinya
adalah untuk mengetahui kebutuhan daya dalam kegiatan budidaya pertanian yang
menggunakan alat / mesin pertanian, dan penentuan ukuran alat / mesin pertanian
yang dapat dioperasikan pada lahan pertanian, sehingga efisiensi penggunaan
sumberdaya pertanian bisa meningkat, serta lebih efektif. Efisiensi dan efektifitas
sumber daya dalam bidang pertanian ini akan menunjang pelaksanaan intensifikasi
dan ekstensifikasi pertanian, yang pada akhirnya akan tercapai penerapan pertanian
yang berkelanjutan.
2. Rancang bangun alat / mesin pertanian perlu ditingkatkan untuk mendukung
tercapainya penerapan pertanian berkelanjutan.
3. Ilmu Teknik Pertanian ikut berpartisipasi dalam pencapaian penerapan pertanian
berkelanjutan, di antaranya dalam hal peningkatan intensitas tanam (IP),
ekstensifikasi pertanian, dan perbaikan teknik pengolahan hasil untuk meningkatkan
nilai tambah produksi pertanian.
4. Pengembangan alat dan mesin pertanian di Indonesia pada skala kecil (misalnya
traktor tangan) ternyata mempunyai efisiensi teknis lebih tinggi daripada pemakaian
alat dan mesin pertanian skala besar.
5. Introduksi alat dan mesin pertanian di suatu daerah perlu dilaksanakan secara
selektif, baik selektif terhadap alat yang akan dikembangkan, maupun selektif
terhadap wilayah pengembangannya.
6. Perhitungan kebutuhan alat / mesin pertanian yang potensial di suatu wilayah perlu
dilakukan secara detail, sehingga bisa menjadikan peluang berpartisipasinya
berbagai komponen masyarakat untuk menunjang penerapan pertanian
berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
9
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. 2003. Daya Saing Pertanian untuk
Kemandirian dan Kesejahteraan Bangsa. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Serpong.
Djojomartono, M., Santosa, and Prabawa, S. 1996. Computer Program for Technical
and Economic Analysis of Thresher. Paper Presented at the International
Seminar on Recent Development on Agricultural Machinery for Post Production
Handling of Rice, Surabaya, December 9-11, 1996.
Santosa. 2005b. Aplikasi Visual Basic 6.0 dan Visual Studio.Net 2003 dalam Bidang
Teknik dan Pertanian. Yogyakarta. Andi.
10