Tabulampot Jambu Air
Tabulampot Jambu Air
Tabulampot Jambu Air
Jambu air merupakan tanaman menahun (parensial) dan berbuah dua kali setahun,
bulan Juli dan September. Ketinggian pohon bisa mencapai 7 meter.
Buah jambu air mengandung kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor,
zat besi dan vitamin C serta air. Bagian yang dapat dimakan dari buah jambu
air sebanyak 90%.
Jambu air banyak jenis dan varitasnya, antara lain Cincola, Lilin, Semarang, Apel,
Camplong, Bangkok dan lain-lain.
Jambu air dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian tempat
rendah sampai 1.000 m dari permukaan laut (dpl). Katinggian tempat yang
optimal adalah 3 - 500 m dpl. Jambu air memerlukan curah hujan yang cukup,
tetapi hujan pada saat berbunga akan merontokkan bunganya. Tanah yang cocok
adalah tanah yang subur, gembur, banyak humus, aerasi dan drainase baik serta
pH tanah 4 - 8.
Jambu air dapat diperbanyak dengan biji, cangkok, sambung, okulasi dan stek.
Kecuali dengan biji, cara perbanyakan di atas memiliki keuntungan antara lain
cepat berbuah, memiliki sifat yang sama dengan induknya dan tanaman tidak
terlalu tinggi.
Untuk penanaman di pot pilihlah bibit berasal cangkok, karena dari beberapa cara
perbanyakan tersebut bibit cangkok paling cepat berbuah. Pencangkokan yang
baik dilakukan pada musim hujan, karena pertumbuhan akar lebih cepat dan dapat
mengurangi penyiraman. Pilihlah cabang atau ranting yang sudah pernah berbuah
dan banyak daunnya. Kupas kulitnya sepanjang kira-kira 3 cm. Diamkan 1 - 4
minggu. Tutup dengan media moss (lumut) yang sudah dibasahi dan bungkus
dengan plastik transparan (plastik kresek putih) atau sabut kelapa, setelah 3 bulan
akar terlihat tumbuh memeuhi media cangkok dan cangkokan sudah dapat di
potong.
Pakailah pot yang sesuai dengan ukuran tanamannya, misalnya pot dengan
diameter 30 cm dan tinggi 35 cm atau yang lebih besar. Makin besar ukuran pot
makin mudah tanaman untuk tumbuh normal.
Isilah pot dengan ijuk atau pecahan genteng setebal 5 cm sebagai penahan
keluarnya media tanam saat penyiraman. Kemudian isi dengan media tanam yang
terdiri dari campuran tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan
volume yang sama sampai penuh.
Penanaman yang baik dilakukan pada saat suhu udara rendah seperti pagi atau
sore hari. Lubangi media tanam seukuran bungkusan akar cangkokan. Buka
plastik pembungkus akar cangkokan dan bibit dapat ditanam di pot. Tempatkan
tanaman pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung sampai tanaman
bertunas baru dan tumbuh kokoh, sesudah itu secara bertahap ditempatkan pada
tempat yang terkena sinar matahari penuh.
Penyiraman 1 atau 2 kali sehari, pada pagi dan sore hari terutama pada musim
kemarau. Penggemburan media tanam dilakukan apabila media tanam sudah
mengeras dan padat, dilakukan hati-hati agar tidak merusak akar. Penggemburan
juga dapat dilakukan dengan menyiramkan AgriSC sebanyak 1 - 1,5 cc/liter air.
Pemupukan untuk jambu air yang belum berbuah dilakukan setiap bulan dengan
memberikan Urea, TSP dan KCl dengan perbandingan 2:1:1 sebanyak 15 gram (3
sendok makan). Pupuk ditanam sekeliling pinggiran media tanam, dan lakukan
penyiraman setiap selesai memupuk. Pemupukan untuk jambua iar yang sudah
berbuah atau akan berbuah dilakukan 2 atau 3 kali setahun menjelang berbuga
dengan Urea, TSP dan KCl dengan perbandingan 1:2:1 sebanyak 15 gram (3
sendok makan). Sebagai tambahan dapat diberikan pupuk daun seperti Gandasil D
(untuk pertumbuhan vegetatif) dan Gandasil B (untuk pertumbhan generatif)
setiap seminggu sekali dengan dosis seperti anjuran dikemasannya.
Setiap 3 -5 tahun sekali dapat dilakukan pergantian pot kalau ukuran pot sudak
tidak mencukupi atau pot rusak. Kalau tidak mengganti pot, maka media
tanamnya saja yang diganti. Potonglah sekitar 5 cm media tanam beserta akar
disekeliling pinggir dan bagian bawah media tanam deng pisau tajam secara
pelan, kemudian tanam kembali dengan menambahkan media tanam yang baru.
Setiap pemotongan akar harus diimbangi dengan pengurangan daun, kalau tidak
tanaman secara alami akan melayukan dan menggugurkan daunnya.
Terlepas dari petunjuk teknis di atas, perawatan yang terbaik adalah perhatian kita
terhadap tanaman tersebut. Makin diperhatikan biasanya tanaman akan
memberikan hasil yang kita harapkan. (ficusbenyamina.blogspot.com)
Keberhasilan suatu budi daya Jambu Air didukung oleh banyak faktor, di
antaranya kondisi lingkungan yang sesuai dan menunjang pertumbuhan tanaman
jambu air. Meskipun sebagian besar kondisi lingkungan alam di Indonesia
menunjang untuk berbagai macam jenis tanaman termasuk tanaman jambu air
tersebut, perlu dipilih lokasi yang benar-benar sesuai dengan persyaratan tumbuh
tanaman jambu air untuk menghasilkan produk jambu air yang berkualitas tinggi.
Sebagai informasi berikut beberapa penjelasan mengenai kondisi yang cocok atau
syarat tumbuh budi daya jambu air:
Iklim meliputi beberapa komponen yang berkaitan satu sama lain, adapun kondisi
iklim yang diperlukan dalam budi daya jambu air adalah :
Angin sangat berperan dalam pembudidayaan jambu air. Angin berfungsi dalam
membantu penyerbukan pada bunga.
Tanaman jambu air akan tumbuh baik di daerah yang curah hujannya
rendah/kering sekitar 5003.000 mm/tahun dan musim kemarau lebih dari 4
bulan. Dengan kondisi tersebut, maka jambu air akan memberikan kualitas buah
yang baik dengan rasa lebih manis.
Suhu yang cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu air adalah 18-28 derajat C.
Tanah yang cocok bagi tanaman jambu air adalah tanah subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik.
Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok sebagai media tanam jambu air adalah
5,57,5.
Kedalaman kandungan air yang ideal untuk tempat budi daya jambu air adalah 0-
50 cm; 50-150 cm dan 150-200 cm.
Tanaman jambu air mempunyai daya adaptasi yang cukup besar di lingkungan
tropis dari dataran rendah sampai tinggi yang mencapai 1.000 m dpl.
Untuk merangsang pertumbuhan akar agar tumbuh lebih cepat, larutan perangsang
akar seperti Liquinox Start, Grow Quick, dan LigroVit dapat diaplikasikan pada
larutan irigasi dalam kendi. LembahPinus.Com lebih menyukai penggunaan
Liquinox Start untuk alasan adanya kandungan Phosphoric Acid (P2O5) di
dalamnya yang tidak dimiliki merek lainnya. Berbeda dengan merek lainnya yang
hanya melengkapi produknya dengan hormon NAA, IBA, dan vitamin B1,
Phosphoric Acid (P2O5) di dalam Liquinox Start diperlukan tanaman sebagai
nutrisi untuk pembentukan dan pertumbuhan akar.
Untuk mengunakan Liquinox Start, larutkan 1 sendok makan Liquinox Start pada
4 liter air yang akan digunakan untuk pengairan irigasi kendi. Isi kendi irigasi
dengan larutan kemudian masukkan stek tunas pucuk ke dalam kendi. Pastikan
setiap hari agar ketinggian larutan di dalam kendi tidak kurang dari 1/4 tinggi
kendi. Untuk amannya dinding luar kendi dapat di beri lapisan kedap air sampai
ketinggian dimaksud yaitu 1/4 tinggi kendi.
Penggunaan zat perangsang pertumbuhan akar pada sistem irigasi kendi tidak saja
bermanfaat untuk media stek tunas pucuk, tetapi sistem perakaran tanaman utama
tabulampot akan tumbuh dengan subur karena sistem perakarannya akan ikut
terangsang untuk tumbuh dan pada gilirannya juga akan membuat tunas cabang
dan tunas daun bermunculan serta bunga/buah tidak mudah rontok.
Setelah 3 bulan, atau jika dilihat jumlah akar sudah cukup banyak dan kuat, maka
stek dapat dipindahkan ke dalam polybag untuk aklimatisasi sebelum dapat
dipindahkan ke lapangan/kebun.
Budidaya Tanaman Jambu Air - Budidaya Petani. Jambu air kalau di daerah
pedesaan sangat banyak dijumpai. Rasa yang segar dari jambu air karena banyak
mengandung air. Budidaya BuahJambu Air jika dilakukan dengan benar akan
menambah kesejahteraan petani. Berikut artikel tentang Cara Budidaya Jambu Air.
Jambu air berasal dari daerah Indo Cina & Indonesia, tersebar ke Malaysia &
pulau-pulau di Pasifik. Selama ini masih terkonsentrasi sebagai tanaman
pekarangan utk konsumsi keluarga. Buah Jambu air tdk hanya sekedar manis
menyegarkan, tetapi memiliki keragaman dlm penampilan. Jambu air(Eugenia
aquea Burm) dikategorikan salah satu jenis buah-buahan potensial yg belum
banyak disentuh pembudidayannya utk tujuan komersial. Sifatnya yg mudah
busuk menjadi masalah penting yg perlu dipecahkan. Buahnya dapat dikatakan
tdk berkulit, sehingga rusak fisik sedikit saja pada buah akan mempercepat busuk
buah.
Kingdom : Plantarum
Classis : Dycotyledoneae
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Selain itu juga terdapat 2 jenis jambu air yg banyak ditanam, tetapi keduanya tdk
begitu menyolok perbedaannya. Ke dua jenis tersebut adalah Syzygium quaeum
(jambu air kecil) & Syzygium samarangense (jambu air besar). Varietas jambu air
besar yakni: jambu Semarang, Madura, Lilin (super manis), Apel & Cincalo
(merah & hijau/putih) & Jenis-jenis jambu air lainnya adalah: Camplong
(Bangkalan), Kancing, Mawar (jambu Keraton), Sukaluyu, Baron, Kaget, Rujak,
Neem, Lonceng (super lebat), & Manalagi (tanpa biji). Sedangkan varietas yg
paling komersil adalah Cincalo & Semarang, yg masing-masing terdiri dari 2
macam (merah & putih).
Pada umumnya jambu air dimakan segar, tetapi dapat juga dibuat puree, sirop,
jeli, jam/berbentuk awetan lainnya. Selain sebagai buah meja jambu air juga
telah menjadi santapan canggih dgn dibuat salada & fruit coctail. Kandungan
kimia yg penting dari jambu air adalah gula & vitamin C. Buah jambu air masak
yg manis rasanya, selain disajikan sebagai buah meja juga utk rujak & asinan.
Kadang-kadang kulit batangnya dapat digunakan sebagai obat.
4. SENTRA PENANAMAN JAMBU AIR
Menurut data statistik dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Jawa Barat,
Kabupaten Karawang, Tangerang, Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut,
Cirebon, Subang & Bekasi termasuk 10 besar sentra penanaman pohon jambu.
Jambu air Cincalo merah banyak terdapat di Karawang & terkenal dgn jambu
Bolang yg bila matang benar berwarna merah tua kebiruan dgn rasa manis-asam
segar sedangkan Jambu air Semarang (merah & putih) banyak terdapat di
Indramayu.
Angin sangat berperan dlm pembudidayaan jambu air. Angin berfungsi dlm
membantu penyerbukan pada bunga. Tanaman jambu air akan tumbuh baik di
daerah yg curah hujannya rendah/kering sekitar 5003.000 mm/tahun & musim
kemarau lebih dari 4 bulan. dgn kondisi tersebut, makajambu air akan
memberikan kualitas buah yg baik dgn rasa lebih manis. Cahaya matahari
berpengaruh terhadap kualitas buah yg akan dihasilkan. Intensitas cahaya
matahari yg ideal dlm pertumbuhan jambu airadalah 4080 %. Suhu yg cocok utk
pertumbuhan tanaman jambu air adalah 18-28 derajat C. Kelembaban udara antara
50-80 %.
Tanah yg cocok bagi tanaman jambu air adalah tanah subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik.
Derajat keasaman tanah (pH) yg cocok sebagai media tanam jambu air adalah
5,57,5.
Kedalaman kandungan air yg ideal utk tempat budidaya jambu air adalah 0- 50
cm; 50-150 cm & 150-200 cm.
Tanaman jambu air mempunyai daya adaptasi yg cukup besar di lingkungan tropis
dari dataran rendah sampai tinggi yg mencapai 1.000 m dpl.
Biji berasal dari varietas unggul, berumur lebih dari 15 tahun, produktif &
produksi stabil. Biji berasal dari buah masak pohon, yg besarnya normal & mulus.
Biji dikeringanginkan selama 1-3 hari di tempat teduh. Biji-biji yg memenuhi
syarat adalah berukuran relatif besar, ukuran seragam, bernas & tdk cacat,
dianjurkan dlm meggunakan bibit jambu air hasil cangkokan/ okulasi. Selain lebih
mudah dilakukan, cara ini lebih cepat menghasilkan buah.
Model sambungan yg terbaik adalah sambungan celah. Batang bawah berasal dari
bibit hasil perbanyakan dgn biji yg berumur 10 tahun, sedangkan pucuk berasal
dari pohon induk unggul. Setelah disambung bibit dipelihara selama 2-3 bulan
b. Bibit Cangkok
Cabang yg akan dicangkok berada pada tanaman yg unggul & produktif. Cabang
yg dipilih tdk telalu tua/muda, berwarna hijau keabu-abuan/kecoklat-coklatan dgn
diameter sedikitnya 1.5 cm. Setelah 2-2.5 bulan (sudah berakar), bibit segera
dipotong & ditanam dipolibag dgn media campuran : pupuk kandang 1 : 1. Bibit
dipelihara selama 1 bulan.
a) Bedengan
Olah tanah sedalam 30-40 cm dgn cangkul kemudian keringkan selama 15-30
hari.
Buat bedengan dgn lebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm, panjang sesuai lahan &
jarak antar bedengan 60 cm.
Buat sungkup bedengan berbentuk setengah lingkaran dgn tinggi pusat lingkaran
minimal 50 cm. Naungi sungkup dgn plastik bening.
b) Polybag
Isi polibag dgn media berupa campuran tanah, pupuk kandang (2 : 1).
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pemupukan setiap 3 bulan dgn urea, SP-36 & KCl (2:1) sebanyak 50-100 gram/m
2 atau 4 gram/polibag.
5) Pemindahan Bibit
1) Persiapan
Calon tempat tumbuh tanaman jambu air harus dibersihkan dahulu dari berbagai
pengganggu seperti: rerumputan, semak/onak & binatang. Lahan hanya diolah di
lubang tanam & dilaksanakan 15-30 m hari sebelum tanam. Jarak tanam jambu air
adalah 8 x 8 m dgn lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm.
2) Pembukaan Lahan
Tanah yg akan dipergunakan utk Tanaman jambu air dikerjakan semua secara
bersama, tanaman pengganggu seperti semak-semak & rerumputan dibuang, &
benda-benda keras disingkirkan kemudian tanah dibajak atau dicangkul sampai
dalam, dgn mempertimbangkan bibit yg akan ditanam. Bila bibit berasal dari
cangkokan pengolahan tanah tdk perlu terlalu dlm tetapi bila hasil okulasi perlu
pengolahan yg cukup dalam. Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1 m &
kedalam disesuaikan dgn kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem
pembuangan air yg kurang lancar. Tanah yg kurus & kurang humus/tanah cukup
liat diberikan pupuk hijau yg dibuat dgn cara mengubur ranting-ranting &
dedaunan, dgn kondisi seperti ini dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun kemudian
dilanjutkan pembuatan bedengan sesuai dgn kebutuhan.
3) Pengapuran
Penanaman jambu air dapat dilakukan di pot/di kebun, Jika yg digunakan adalah
bibit cangkokan maka penanaman batang lebih dlm agar pohon bisa tumbuh
secara kuat.
Bibit jambu air dikebun dapat ditanam dgn pola tanam/jarak tanam 8 x 8 m.
Bibit jambu air ditanam ke dlm lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm. Perlu
memperhatikan kedalaman penanaman & waktu penanaman sebaiknya
dilaksanakan persis pada awal musim hujan & pada sore hari.
Pemupukan jambu air dapat diberikan sebelum berbuah & sesudah berbuah,
sebaiknya setelah dilakukan penyiangan.
2 minggu setelah itu, sisa urea diberikan bersamaan dgn TSP & KCl.
Pupuk urea 2/3, TSP 1/2, KCl 1/3 diberikan pada saat tanaman belum berbunga
(bersamaan dgn pemberian pupuk kandang & saat hujan pertama mulai turun).
Sisa pupuk diberikan setelah buah membesar (umur buah sekitar 1-2 bulan sejak
berbunga & ukuran buah sebesar telur puyuh). Cara pemberian pupuk tersebut
sebaiknya dibenam dlm Rorak (got) sedalam 20-30 cm mengelilingi tajuk pohon.
Dosis pupuk bagi pohon jambu air umur =15 tahun. Pupuk kandang: maksimal 30
kaleng minyak tanah. Pupuk Urea, pupuk TSP, pupuk KCl (masing-masing) :
2500 gram. Kenaikan takaran pupuk tersebut setiap tahun setelah jambu
air berumur =10 tahun ialah: Pupuk kandang: 2 kaleng minyak tanah. Pupuk Urea:
100 gram. Pupuk TSP: 50 gram. Pupuk KCl: 50-100 gram.
6) Pemeliharaan Lain
Ciri: panjang 12 cm, warna hijau muda kebiru-biruan, bertubuh gemuk & lunak,
tertutup lapisan lilin keputih-putihan. Telur-telurnya ditaruh di tepi daun, 2-3 butir
bersama-sama, warna merah muda. Kepompong berada di antara beberapa daun
atau di sebelah bawah daun. Ulat-ulat tersebut sangat rakus memakan daun.
Ciri: panjang kutu 3-5 mm, warna hijau (kadang agak kemerahan). Melekat pada
bagian-bagian pohon yg hijau & di bagian bawah daun. Menyebabkan terjadinya
cendawan hitam seperti jelaga.
Pengendalian: cara alami dimakan oleh beberapa macam kepik (merah tua,
panjang 5 mm & biru panjang 6 mm) & ulat (warna merah muda, panjang 13
mm). Kutu ini di musim penghujan bisa musnah oleh serangan beberapa macam
cendawan.
Buah & daun yg terserang oleh ulat ini. Lalat ini meletakkan telurnya pada daging
buah, sehingga setelah menetas larvanya memakan buah jambu air.
6) Penggerek batang
Penyebab: ulat (lalat) buah & sejenis cendawan yg mengakibatkan buah rontok,
busuk. Serangga ini langsung menyerang buah dgn ciri noda berwarna kecoklatan
atau kehitaman pada permukaan buah. Pengendalian: (1) cara membungkus buah
sewaktu masih dipohon (2) dgn penyemprotan insektisida thioda (2-3 cc/liter air)
& fungisida dithane (3 cc/liter air). [Hama dan Penyakit Tanaman Jambu Air]
Tanaman jambu air dapat berbuah setelah berumur 3-4 tahun, berbunga sebanyak
2 kali dlm setahun (Juli & September) & buahnya masak pada Agustus &
Nopember. Ciri-ciri buah yg dapat dipanen dinilai dari tingkat kematangan
berdasarkan warna kulit buah, yaitu hijau muda, hijau tua, hijau sedikit merah
hijau-merah & merah hijau. Keadaan fisik buah juga menjadi kriteria dlm panen
yaitu semakin terlihat matang buah yg nampak, maka semakin merah warna
kulitnya & makin besar pula ukuran fisiknya.
Masa berbuah jambu air bisa lebih dari 1 kali dlm setahun, tergantung pada
keadaan lingkungan.
Buah jambu air jenis merahhijau dapat dipanen bila warna merah pada buah
jambu lebih banyak dari pada warna hijaunya, Pada saat tersebut nisbah PT/asam
& Vitamin C-nya masing-masing adalah 80,8 & 48 kg/100 gram
9.1. Pengumpulan
Buah hasil panen dikumpulkan dimasukan kedalam keranjang plastik & disimpan
sementara di ruangan yg sejuk. Buah dari jenis yg berbeda tdk disatukan dgn jenis
yg lain.
Buah dikemas dlm keranjang plastik & disusun rapi agar tdk berpindah tempat
selama dlm pengangkutan. Sebaiknya bauh disimpan dlm cold storage jika tdk
langsung diangkut ke pasar.
JAMBU AIR ( Eugenia aquea Burm )
1. SEJARAH SINGKAT
Jambu air berasal dari daerah Indo Cina dan Indonesia, tersebar ke Malaysia dan
pulau-pulau di Pasifik. Selama ini masih terkonsentrasi sebagai tanaman
pekarangan untuk konsumsi keluarga. Buah Jambu air tidak hanya sekedar manis
menyegarkan, tetapi memiliki keragaman dalam penampilan. Jambu air (Eugenia
aquea Burm) dikategorikan salah satu jenis buah-buahan potensial yang belum
banyak disentuh pembudidayannya untuk tujuan komersial. Sifatnya yang mudah
busuk menjadi masalah penting yang perlu dipecahkan. Buahnya dapat dikatakan
tidak berkulit, sehingga rusak fisik sedikit saja pada buah akan mempercepat
busuk buah.
2. JENIS TANAMAN
Kingdom : Plantarum
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dycotyledoneae
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Selain itu juga terdapat 2 jenis jambu air yang banyak ditanam, tetapi keduanya
tidak begitu menyolok perbedaannya. Ke dua jenis tersebut adalah Syzygium
quaeum (jambu air kecil) dan Syzygium samarangense (jambu air besar). Varietas
jambu air besar yakni: jambu Semarang, Madura, Lilin (super manis), Apel dan
Cincalo (merah dan hijau/putih) dan Jenis-jenis jambu air lainnya adalah:
Camplong (Bangkalan), Kancing, Mawar (jambu Keraton), Sukaluyu, Baron,
Kaget, Rujak, Neem, Lonceng (super lebat), dan Manalagi (tanpa biji). Sedangkan
varietas yang paling komersil adalah Cincalo dan Semarang, yang masing-masing
terdiri dari 2 macam (merah dan putih).
3. MANFAAT TANAMAN
Pada umumnya jambu air dimakan segar, tetapi dapat juga dibuat puree, sirop,
jeli, jam/berbentuk awetan lainnya. Selain sebagai buah meja jambu air juga
telah menjadi santapan canggih dengan dibuat salada dan fruit coctail. Kandungan
kimia yang penting dari jambu air adalah gula dan vitamin C. Buah jambu air
masak yang manis rasanya, selain disajikan sebagai buah meja juga untuk rujak
dan asinan. Kadang-kadang kulit batangnya dapat digunakan sebagai obat.
4. SENTRA PENANAMAN
Menurut data statistik dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Jawa Barat,
Kabupaten Karawang, Tangerang, Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut,
Cirebon, Subang dan Bekasi termasuk 10 besar sentra penanaman pohon jambu.
Jambu air Cincalo merah banyak terdapat di Karawang dan terkenal dengan jambu
Bolang yang bila matang benar berwarna merah tua kebiruan dengan rasa
manisasam segar sedangkan Jambu air Semarang (merah dan putih) banyak
terdapat di Indramayu.
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Angin sangat berperan dalam pembudidayaan jambu air. Angin berfungsi dalam
membantu penyerbukan pada bunga.
2) Tanaman jambu air akan tumbuh baik di daerah yang curah hujannya
rendah/kering sekitar 5003.000 mm/tahun dan musim kemarau lebih dari 4
bulan. Dengan kondisi tersebut, maka jambu air akan memberikan kualitas buah
yang baik dengan rasa lebih manis.
4) Suhu yang cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu air adalah 18-28 derajat
C.
1) Tanah yang cocok bagi tanaman jambu air adalah tanah subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik.
2) Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok sebagai media tanam jambu air
adalah 5,57,5.
3) Kedalaman kandungan air yang ideal untuk tempat budidaya jambu air adalah
0-50 cm; 50-150 cm dan 150-200 cm.
Tanaman jambu air mempunyai daya adaptasi yang cukup besar di lingkungan
tropis dari dataran rendah sampai tinggi yang mencapai 1.000 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Persyaratan Benih/Bibit
Biji berasal dari varietas unggul, berumur lebih dari 15 tahun, produktif dan
produksi stabil. Biji berasal dari buah masak pohon, yang besarnya normal dan
mulus. Biji dikeringanginkan selama 1-3 hari di tempat teduh. Biji-biji yang
memenuhi syarat adalah berukuran relatif besar, ukuran seragam, bernas dan tidak
cacat, dianjurkan dalam meggunakan bibit jambu air hasil cangkokan/okulasi.
Selain lebih mudah dilakukan, cara ini lebih cepat
menghasilkan buah.
2) Persiapan Benih
Model sambungan yang terbaik adalah sambungan celah. Batang bawah berasal
dari bibit hasil perbanyakan dengan biji yang berumur 10 tahun, sedangkan pucuk
berasal dari pohon induk unggul. Setelah disambung bibit dipelihara selama 2-3
bulan
b. Bibit Cangkok
Cabang yang akan dicangkok berada pada tanaman yang unggul dan produktif.
Cabang yang dipilih tidak telalu tua/muda, berwarna hijau keabuabuan/kecoklat-
coklatan dengan diameter sedikitnya 1.5 cm. Setelah 2-2.5 bulan (sudah berakar),
bibit segera dipotong dan ditanam dipolibag dengan media campuran : pupuk
kandang 1 : 1. Bibit dipelihara selama 1 bulan.
a) Bedengan
1. Olah tanah sedalam 30-40 cm dengan cangkul kemudian keringkan selama 15-
30 hari.
2. Buat bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm, panjang sesuai
lahan dan jarak antar bedengan 60 cm.
b) Polybag
2. Isi polibag dengan media berupa campuran tanah, pupuk kandang (2 : 1).
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
c) Pemupukan setiap 3 bulan dengan urea, SP-36 dan KCl (2:1) sebanyak 50-100
gram/m2 atau 4 gram/polibag.
5) Pemindahan Bibit
1) Persiapan
Calon tempat tumbuh tanaman jambu air harus dibersihkan dahulu dari berbagai
pengganggu seperti: rerumputan, semak/onak dan binatang. Lahan hanya diolah di
lubang tanam dan dilaksanakan 15-30 m hari sebelum tanam. Jarak tanam jambu
air adalah 8 x 8 m dengan lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm.
2) Pembukaan Lahan
Tanah yang akan dipergunakan untuk Tanaman jambu air dikerjakan semua secara
bersama, tanaman pengganggu seperti semak-semak dan rerumputan dibuang, dan
benda-benda keras disingkirkan kemudian tanah dibajak atau dicangkul sampai
dalam, dengan mempertimbangkan bibit yang akan ditanam. Bila bibit berasal
dari cangkokan pengolahan tanah tidak perlu terlalu dalam tetapi bila hasil okulasi
perlu pengolahan yang cukup dalam. Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1 m
dan kedalam disesuaikan dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem
pembuangan air yang kurang lancar. Tanah yang kurus dan kurang humus/tanah
cukup liat diberikan pupuk hijau yang dibuat dengan cara mengubur ranting-
ranting dan dedaunan, dengan kondisi seperti ini dibiarkan selama kurang lebih 1
tahun kemudian dilanjutkan pembuatan bedengan sesuai dengan kebutuhan.
3) Pengapuran
Penanaman jambu air dapat dilakukan di pot/di kebun, Jika yang digunakan
adalah bibit cangkokan maka penanaman batang lebih dalam agar pohon bisa
tumbuh secara kuat.
Bibit jambu air dikebun dapat ditanam dengan pola tanam/jarak tanam 8 x 8 m.
3) Cara Penanaman
Bibit jambu air ditanam ke dalam lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm. Perlu
memperhatikan kedalaman penanaman dan waktu penanaman sebaiknya
dilaksanakan persis pada awal musim hujan dan pada sore hari.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
2) Penyiangan
3) Pemupukan
Pemupukan jambu air dapat diberikan sebelum berbuah dan sesudah berbuah,
sebaiknya setelah dilakukan penyiangan.
3. 2 minggu setelah itu, sisa urea diberikan bersamaan dengan TSP dan KCl.
2. Pupuk urea 2/3, TSP 1/2, KCl 1/3 diberikan pada saat tanaman belum berbunga
(bersamaan dengan pemberian pupuk kandang dan saat hujan pertama mulai
turun).
3. Sisa pupuk diberikan setelah buah membesar (umur buah sekitar 1-2 bulan
sejak berbunga dan ukuran buah sebesar telur puyuh). Cara pemberian pupuk
tersebut sebaiknya dibenam dalam Rorak (got) sedalam 20-30 cm mengelilingi
tajuk pohon. Dosis pupuk bagi pohon jambu air umur = 15 tahun.
4. Pupuk kandang: maksimal 30 kaleng minyak tanah.
Tanaman jambu air yang hidup pada tanah dengan kedalaman air tanah 150-200
cm, pada musim kemarau sangat memerlukan penyiraman, agar tanah tetap
lembab. Ketika masih muda, selama 2 minggu pertama tanaman muda perlu diairi
1-2 kali sehari. Jika sudah cukup besar dan perakarannya dalam, tanaman
disirami 10-12 kali
sebulan.
6) Pemeliharaan Lain
7.1. Hama
Ciri: panjang 12 cm, warna hijau muda kebiru-biruan, bertubuh gemuk dan lunak,
tertutup lapisan lilin keputih-putihan. Telur-telurnya ditaruh di tepi daun, 2-3 butir
bersama-sama, warna merah muda. Kepompong berada di antara beberapa daun
atau di sebelah bawah daun. Ulat-ulat tersebut sangat rakus memakan daun.
Pengendalian: dengan cara mengumpulkan telur, ulat, dan kepompong untuk
dimusnahkan.
Ciri: panjang kutu 3-5 mm, warna hijau (kadang agak kemerahan). Melekat pada
bagian-bagian pohon yang hijau dan di bagian bawah daun. Menyebabkan
terjadinya cendawan hitam seperti jelaga. Pengendalian: cara alami dimakan oleh
beberapa macam kepik (merah tua, panjang 5 mm dan biru panjang 6 mm) dan
ulat (warna
merah muda, panjang 13 mm). Kutu ini di musim penghujan bisa musnah oleh
serangan beberapa macam cendawan.
Buah dan daun yang terserang oleh ulat ini. Lalat ini meletakkan telurnya pada
daging buah, sehingga setelah menetas larvanya memakan buah jambu air.
Pengendalian: dengan insektisida Diazinon atau Bayrusil yang disemprotkan ke
pohon, daun dan buah yang masih pentil dengan dosis sesuai anjuran.
6) Penggerek batang
7.2. Penyakit
Pemupukan yang kurang hati-hati pada jambu air yang sedang berbuah dapat
menyebabkan akar tanaman luka, maka bunga atau buah jambu air bisa rontok.
Semua ini terjadi karena tanaman tidak mendapat suplai air dan zat makanan
sebagaimana mestinya akibat rusaknya akar tersebut. Selain itu tanah yang
berlebihan supali air juga dapat merontokkan bunga/buah, sebab sebab air yang
menggenang membuat akar susah bernafas dan mengundang cendawan yang
bisamembusukkan akar.
Penyebab: ulat (lalat) buah dan sejenis cendawan yang mengakibatkan buah
rontok, busuk. Serangga ini langsung menyerang buah dengan ciri noda berwarna
kecoklatan atau kehitaman pada permukaan buah. Pengendalian: (1) cara
membungkus buah sewaktu masih dipohon (2) dengan penyemprotan insektisida
thioda (2-3 cc/liter air) dan fungisida dithane (3 cc/liter air)
8. PANEN
Tanaman jambu air dapat berbuah setelah berumur 3-4 tahun, berbunga sebanyak
2 kali dalam setahun (Juli dan September) dan buahnya masak pada Agustus dan
Nopember. Ciri-ciri buah yang dapat dipanen dinilai dari tingkat kematangan
berdasarkan warna kulit buah, yaitu hijau muda, hijau tua, hijau sedikit merah
hijaumerah dan merah hijau. Keadaan fisik buah juga menjadi kriteria dalam
panen yaitu semakin terlihat matang buah yang nampak, maka semakin merah
warna kulitnya dan makin besar pula ukuran fisiknya.
Buah dipetik dari rangkaiaanya dengan hati hati jangan sampai rusak, apalagi
jatuh.
Masa berbuah jambu air bisa lebih dari 1 kali dalam setahun, tergantung pada
keadaan lingkungan.
Buah jambu air jenis merahhijau dapat dipanen bila warna merah pada buah
jambu lebih banyak dari pada warna hijaunya, Pada saat tersebut nisbah
TPT/asam dan Vitamin C-nya masing-masing adalah 80,8 dan 48 kg/100 gram
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Pisahkan buah yang cacat dari yang baik, kemudian klasifikasikan buah
berdasarkan ukurannya. Buah dicuci bersih dengan air mengalir atau dialiri air
kemudian ditiriskan di rak pengeringan.
9.3. Penyimpanan
Buah yang telah dikemas disimpan di daerah yang teduh kering dan sejuk.
Buah dikemas dalam keranjang plastik dan disusun rapi agar tidak berpindah
tempat selama dalam pengangkutan. Sebaiknya bauh disimpan dalam cold storage
jika tidak langsung diangkut ke pasar.
Perkiraan analisis budidaya jambu air seluas 1 hektar dengan jarak tanam 8 x 8 m,
populasi 156 pohon di Jawa Barat pada tahun 1999.
3. Pupuk
5. Tenaga kerja
1. Pupuk
3. Tenaga kerja
1. Pupuk
4. Tenaga kerja
4) Pendapatan dari hasil produksi (15 tahun) : 73,32 ton Rp. 219.960.000,-
Panen dimulai pada tahun ke 5 dan keuntungan mulai diraih pada tahun ke enam.
Prospek komoditi jambu air cukup cerah, sebab permintaan terhadap komoditi ini
terus meningkat dari tahun ke tahun. Hanya dalam membudidayakan tanaman
jambu air perlu memilih jenis yang tepat, yakni yang banyak digemari
masyarakat, seperti cincalo.
Familia : Myrtaceae
Habitus pohon, tinggi 7,5m 10 m. Daun majemuk, terdiri dari tangkai (petiolus)
dan helaian daun (lamina). Panjang tangkai (petiolus) 5 - 6 cm, panjang helaian
(lamina) 9 - 26 cm, lebar helaian (lamina) 1,5 - 6 cm; sifat daun : bentuk daun
(circum scriptio) lanset (lanceolatus), pangkal daun (basis folii) pasak, tepi daun
(margo folii) rata (integer), ujung daun (apex folii) runcing (acutus), tulang daun
(nervatio) menyirip (penninervis), permukaan daun licin (laevis), warna daun
bagian atas hijau tua mangkilap dan bagian bawah hijau muda.
Diameter batang 50 cm, permukaan batang beralur dan licin, bentuk batang bulat
(teres), kadang-kadang bersegi empat ketika masih muda, tipe batang berkayu
(lignosus), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus), percabangan batang
monopodial. Sering bercabang rendah, dan tajuknya padat yang terbentuk oleh
cabang-cabang yang memencar lebar; batangnya berbentuk galah,; pangkal
batangnya kadang-kadang terpilin, dengan kulitnya berwarna coklat, beralur dan
licin.
Sistem perakaran tunggang (radix primaria), bentuk akar keras, liat, tetapi
fleksibel, bagian- bagian akarnya antara lain collum, apex radicis, corpus radicis,
radix lateralis, fibrilla radicalis, pillus radicalis, dan caliptra.
Letak bunga di ujung ranting (terminal) atau di ketiak daun (aksial), tipe bunga
inflorescentia racemosa, bentuk karangan bunga payung menggarpu, simetri
bunga actinomorphus, bagian-bagian bunga antara lain pedicellus, corolla,
stamen, pistillum, calyx, kelamin bunga hermaphrodit,panjang tangkai bunga 5
10 cm, bentuk kelopak (calyx) bercuping empat agak bundar, panjang kelopak 10
x 7 mm, bentuk mahkota (corolla) synpetalus, diameter daun mahkota 15 18
mm, warna mahkota putih sampai putih kehijau hijauan, jumlah daun mahkota
(petal) empat helai, jumlah stamen mencapai 400 utas, panjang stamen mencapai
4 cm, warna stamen putih, bagian bagian stamen antara lain tangkai sari
(filamen) dan kepala sari (anthera), bentuk kepala sari (anthera) bulat, letak kepala
sari ujung, panjang putik mencapai 4 cm, bagian-bagian putik antara lain tangkai
putik (stylus) dan kepala putik (stigma), jumlah kepala putik satu, warna kepala
putik merah, letak bakal buah superus. Bunganya muncul setelah suatu masa
istirahat, misalnya pada musim semi untuk daerah subtropik, dan pada akhir
musim kemarau untuk Jawa Timur.
Tipe buah buah batu, bentuk buah bulat sampai bulat telur, diameter 2,5 5 cm,
warna buah kuning pucat atau kehijau- hijauan, permukaan buah licin agak
keras, bermahkotakan daun kelopak dan tangkai putik yang tidak rontok, kadang-
kadang merah jambu sampai merah, berbau harum, perikarpnya berdaging,
berwarna merah muda sampai kuning. Buahnya matang 3 bulan setelah bunga
mekar. Aroma yang mirip air mawar yang khas inilah yang menjadi ciri pembeda
dengan jenis-jenis lainnya
Bentuk biji bulat, jumlah biji 1 sampai 4 butir, warna biji coklat; permukaan biji
berkulit kasar. bersifat poliembrioni, yaitu dari satu biji saja bisa tumbuh tujuh
atau delapan pohon sekaligus.
Habitat tumbuhan ini berada di iklim tropis dengan sebaran kawasan tropika
seluruh dunia, ketinggian tempat kurang lebih 1200 m di atas permukaan laut.
DAFTAR PUSTAKA
Hadiati, S. 1994. Interaksi Antara Beberapa Macam Batang Bawah dan Batang
Atas Pada Pembibitan Rambutan (Nephelium lappaceum L.).Penelitian
Holtikultura 6 (3):1-11.
Jawal et al., 1995. Pengaruh Umur dan Varietas Batang Bawah Terhadap
Keberhasilan Sambung Mini Mangga Arum Manis. Penelitian
Holtikultura 7(1):34-44.
Jumin, Hasan. Basri, 1994, Dasar-Dasar Agronomi, PT. Raja Garfindo, Jakarta.
140p
Sugito, L., Jawal. M., Wijaya. 1991. Pengaruh IBA dan Pengeratan Terhadap
Keberhasilan Stek Rambutan Binjai. Penelitian Holtikultura 4 (2):1-8.
Wudianto. Rini, 1991. Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi. Penebar Swadaya.
Jakarta. 150p.