Produksi Benih Kelapa Sawit
Produksi Benih Kelapa Sawit
Produksi Benih Kelapa Sawit
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia berkembang sangat pesat pada dekade terakhir ini telah menjadikan
Indonesoa telah menjadi negara produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar
Industri tanaman kelapa sawit di Indonesia saat ini berkembang sangat pesat
sawit dan dapat digunakan untuk keperluan pangan maupun non-pangan. Salah
satu produk non-pangan yang paling diminati adalah biodiesel yang dihasilkan
Besar Swasta (PBS) sebesar 51,86%, Perkebunan Rakyat (PR) sebesar 41,42%,
2
dan Perkebunan Besar Negara (PBN) sebesar 6,72%. Luas area perkebunan
peningkatan, yaitu 6,59 juta ha pada tahun 2006 menjadi 11,44 juta ha pada tahun
2015 (Indonesia Palm Oil Statistic 20017; PASPI 2016) Negara tujuan ekspor
kelapa sawit adalah Cina, India, Belanda, Singapura, Jerman, Spanyol, Malaysia,
Vietnam, Italia, Meksiko dan negara tujuan ekspor minyak inti sawit antara lain
Produksi benih merupakan aspek yang paling vital bagi seluruh kegiatan
hasil, dan hal ini akan menghasilkan hubungan yang berbanding lurus. Pemilihan
benih di awal penanaman selalu diawali dengan seleksi yang ketat. Pada
Praktek kerja lapang merupakan kegiatan akademis yang wajib diikuti oleh
sebagai salah satu syarat kelulusan sarjana di Fakultas Peternakan dan Pertanian.
Selain itu diharapkan peserta PKL dapat mengenal dunia kerja mengaplikasikan
teori yang sudah dipelajar, lebih terampil dan menambah wawasan di bidang
pertanian.
3
1.2 Tujuan
Tujuan dari PKL ini adalah salah satu persyaratan dalam meyelesaikan
benih kelapa sawit di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat, Kota
Pematang Siantar, Sumatera Utara dan dapat mengetahui dan memahami proses
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari kegiataan PKL ini adalah dapat diperoleh
gambaran nyata dnia kerja dalam bidang pertanian menambah wawasan kerja,
menganalisis dan menemukan solusi dari permasalahan yang muncul serta mampu
Mahasiswa juga dapat memahami proses produksi benih tanaman kelapa sawit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) adalah salah satu jenis tanaman
dari famili Arecaceae yang mengahasilkan minyak nabati yang dapat dimakan
(edible oil). Saat ini, kelapa sawit sangat diminati untuk dikelola dan ditanam.
Daya tarik penanaman kelapa sawit masih merupakan andalah sumber minyak
Devisi : Tracheophyta
Subdivisi : Pteropsida
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Monocotyledoneae
Ordo : Cocoideae
Famili : Palme
Subfamili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Kelapa sawit diperkirakan berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan.
Tanaman ini justru lebih berkembang di Asia Tenggara. Bibit kelapa sawit
pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1848 berasal dari Mauritus dan
Bogor dan selanjutnya disebarkan ke Deli Sumatera Utara (Lubis, 1992). Kelapa
sawit termasuk tanaman monokotil. Batangnya lurus, tidak bercabang dan tidak
satu atau monocious, bunga jantan dan bunga betina berada pada satu pohon.
Bagian vegetatif terdiri atas akar, batang, dan daun, sedangkan bagian
bertahan sampai 6 bulan. akar radikula akan membentuk akar primer dengan
diameter 6 - 10 mm yang berfungsi mengambil air dan hara lainnya dari media
tumbuh namun masih perlu dibantu dari cadangan makanan yang ada pada
endosperm biji telah habis yang ditandai dengan lepasnya biji. Akar primer ini
akan tumbuh akar-akar berukuran lebih kecil seperti sekunder dengan diameter 2 -
4 mm, akar ini kemudian menumbuhkan akar tertier dan kuartener dengan
diameter masing-masing 0.7 - 2 mm dan 0.1 - 0.3 mm yang berada dekat dengan
permukaan tanah. Akar tertier dan kuartener merupakan akar yang paling aktif
mengambil air dan hara lain dalam tanah (Lubis, 1992). Dari sisi indikator benih,
akar primer atau akar radikula dapat dijadikan indikator untuk menentukan
bongkol ini dapat memperkokoh posisi pohon pada tanah agar dapat berdiri tegak.
6
Dalam satu sampai dua tahun pertama pertumbuhan batang lebih mengarah
dua daun/bulan dan satu helai daun hidup fungsional dua tahun. Panjang daun
dapat mencapai 5 - 7 m terdiri dari : satu tulang daun (rachis), 100 – 160 pasang
anak daun linear dan satu tangkai daun (petiole) yang berduri (Mangoensoekarjo
dan mulai berbunga pada umur 12 bulan, tanaman ini berumah satu (monoecious)
dimana bunga jantan dan buga betina terdapat satu pohon tetapi tidak pada satu
tandan yang sama. Jenis kelamin jantan atau betina ditentukan 9 bulan setelah
inisiasi dan selang 24 bulan baru inflor bunga berkembang sempurna. Bunga
jantan dan bunga betina terdapat masing-masing pada tandan bunganya dan
terletak terpisah yang keluar dari ketiak pelepah daun. Tanaman ini dapat
menyerbuk sendiri dan dapat menyerbuk silang (Lubis, 2008). Tetapi kadang-
kadang dijumpai juga bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu tandan
Buah kelapa sawit adalah buah batu yang sessile (sessile drup), menempel
dan menggerombol pada tandan buah. Jumlah buah per tandan dapat mencapai
gram. Bagian-bagian buah terdiri atas eksokarp (kulit buah) dan mesokarp (sabut
dan biji). Eksokarp dan mesokarp disebut perikarp. Biji terdiri atas endokarp
7
(cangkang) dan inti (kernel), sedangkan inti tersebut terdiri dari endosperma dan
Biji sawit terdiri dari tiga bagian, yaitu kulit biji atau cangkang
(spermodermis), tali pusat (fumiculus), dan inti biji. Inti terdapat di dalam
lembaga atau embrio yang merupakan calon tanaman baru. Di dalam biji terdapat
bagian yang tumpul permukaannya berwarna kuning dan bagian lain agak
Pada pertumbuhan atau perkecambahan, embrio akan keluar melalui lubang yang
terdapat pada cangkang (germpore) dengan membentuk akar (radikula) dan batang
hidup di daerah tropis. Curah hujan rata-rata tahunan yang memungkinkan untuk
pertumbuhan kelapa sawit adalah 1250 – 3000 mm yang merata sepanjang tahun
(dengan jumlah bulan kering kurang darii 3 ) dan curah hujan optimal berkisar
tanaman kelapa sawit adalah kurang dari 400 m di atas permukaan laut (dpl).
Apabila ketinggian tempat lebih dari 400 m dpl maka areal ini tidak disarankan
untuk pengembangan kelapa sawit ( Buana et al., 2006). Suhu optimal untuk
pertumbuhan sekitar 24 - 28°C tetapi dapat juga tumbuh pada kisaran antara 18 -
Tanah yang cocok untuk tanaman kelapa sawit adalah tanah bertekstur
agak kasar sampai halus yaitu antara pasir berlempung sampai lempung berliat
(Lubis 1992). Kedalaman efektif tanah yang baik adalah jika > 100 cm.
Kemasaman pH tanah yang optimal adalah berkisar diantara 5,0 – 6,0 namun
kelapa sawit masih toleran terhadap pH < 5,0 misalnya pada pH 3,5 – 4,0 (pada
berproduksi tinggi dan memilki sifat sekunder yang baik atau unggul serta telah
dilepas pemerintah secara resmi (Lubis, 1993). Pada UU No. 12 tahun 1992
varietasnya benar dan murni serta mempunyai mutu genetis, mutu fisiologis dan
mutu fisik yang tinggi sesuai dengan standar mutu pada kelasnya. Benih yang
akan ditanam sebagai bahan tanaman haruslah jelas asalusulnya, yaitu dari Pusat
Sumber Benih. Perlu diketahui jenis apa yang dianjurkan, bagaimana riwayat
penemuannya, berapa potensi produksinya dan tindakan kultur teknis apa yang
Menurut Lubis (1993) pada tanaman kelapa sawit varietas benih yang baik
atau unggul adalah (1) berasal dari hasil pemuliaan serta telah diuji pada berbagai
kondisi, (2) tersedia sebagai bahan tanaman dalam jumlah yang dibutuhkan (3)
umur genjah, (4) memiliki produksi dan kualitas minyak yang tinggi, (5) respon
terhadap perlakuan yang diberikan, (6) memiliki umur ekonomis cukup panjang,
(7) tahan terhadap hama penyakit dan toleran terhadap lingkungan (ekologi), dan
9
(8) benih tersebut dihasilkan oleh Pusat Sumber Benih kelapa sawit yang resmi
1. Produksi tandan buah segar (TBS) ≥ 150 kg/pohon/tahun dan atau 6 ton palm
product (CPO + PKO)/ha/tahun yang dihitung dengan basis 136 pohon/ha, rerata
laboratorium x 0,855.
apabila benih awal penanaman tersebut merupakan benih yang buruk, maka akan
berpengaruh pada hasil produksi yang sedikit dan jauh dari produksi pada
serta kemampuan finansial yang memadai. Produksi benih dalam suatu industri
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu eksternal yang berupa kebijakan pemerintah dan
10
menurut Pahan (2010) pertumbuhan awal bibit merupakan periode kritis yang
baik di pembibitan.
11
BAB III
dari tanggal 18 Desember 2017 s/d 12 Februari 2018 di Pusat Penelitian Kelapa
adalah (a) bekerja secara aktif di Satuan Usaha Strategis Bahan Tanaman ( SUS
BHT) yang terdiri dari bagian persiapan benih, dormansi, dan kecambah (b)
mengumpulkan data sekunder yag berguna untuk penulisan laporan Praktek Kerja
manajemen kebun produksi benih dan (c) wawancara dengan berbagai sumber di
adalah dengan mengamati secara langsung seluruh kegiatan produksi benih kelapa
berkaitan dengan poduksi benih kelapa sawit kepada pegawai yang bekerja di
dengan mencatat data-data yang diperoleh dari hasil wawancaa yang telah
dilaksanakan.
adalah menganalisis setiap kegiatan yang dilakukan dalam produksi benih kelapa
sawit di Pusat Penelitain Kelapa Sawit Marihat, Sumatera Utara. Hasil yang di
peroleh dari lapangan akan dikaji dengan teori yang telah dipelajari untuk
BAB IV
Cikal bakal Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) didirikan pada tanggal 26
penelitian APA cukup banyak dan sangat berguna bagi perkebunan di Sumatera.
sehingga pada tahun 1952 diadakan penyatuan dengan Deli Planters Vereniging.
Belanda. Pada tahun 1957, AVROS diambil alih dan diubah menjadi Gabungan
Pembina Balai Penelitian Perkebunan dan mendapat dana dari Cess sesuai dengan
RISPA mendapat biaya dari APBN pada bulan April 1976 dan mulai tahun
bawah koordinasi AP3I. sesuai dengan surat keuputusan Ketua Dewan Pimpinan
Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat dibentuk pada tanggal 6 Juni 1964
dengan nama awal Pusat Penelitian Aneka Tanaman Sumatra (PUPENAS) yang
tanaman perkebunan seperti kelapa sawit, teh, cokelat, pinus dan lain-lain yaitu
1967, semua pohon induk, material seleksi, kebun/blok pengujian dan usaha
pembinaannya diserahkan kepada PNP I, II VI, dan VIII. Pembinaan MRS mulai
tahun 1973-1992 hanya dilakukan oleh PTP VI dan PNP VII. Pada tahun 1981
sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Penyantun & Pembina yang didasarkan
pada instruksi Menteri Pertanian, nama Marihat Research Station diganti menjadi
Sesuai dengan surat keputusan Ketua Dewan Pimpinan Harian AP3I No.
unit pelaksana penelitian di Lingkungan AP3I, maka pada tanggal 4 Februari 1993
Visi
bermanfaat.
Misi
sasaran.
kelapa sawit.
daya alam/lingkungan.
berkesinambungan.
ketinggian 369 m di atas permukaan laut, curah hujan rata-rata 3 331 mm/tahun
dengan jumlah hari hujan rata-rata 184 hari/tahun dan kisaran suhu 20-29ºC. Jenis
17
tanah Podzolik merah kuning dengan pH rata-rata 5.0 - 6.0. Berdasarkan kelas
kesesuaian lahan maka kebun Unit Usaha Marihat termasuk ke kelas S1.
PPKS dipimpin oleh seorang Direktur yang saat ini dipegang oleh Dr.Ir
oleh Kepala Bidang Penelitian, Kepala Biro Umum/SDM, Kepala Bidang Usaha
dan Kepala Satuan Usaha Strategis Bahan Tanaman (SUS-BHT). Kepala Bidang
oleh seorang Ketua Kelompok Peneliti dan Kepala Urusan Penelitian. Kepala Biro
Umum/SDM membawahi tiga urusan yaitu Urusan SDM dan Hukum, Urusan
Akuntansi dan Keuangan, dan Urusan Rumah Tangga. Kepala bidang Usaha
Usaha dan Promosi, Urusan Pelayanan dan Konsultasi, serta Urusan Laboratorium
kecambah kelapa sawit. Di samping itu, Direktur dibantu oleh Kepala Urusan
Kebun produksi yang dimiliki Pusat Penelitian Kelapa Sawit bekerja sama
dengan PTPN IV. Luas kebun produksi benih yang dimiliki adalah 137.28 ha
dengan rincian 110.27 ha untuk pohon induk betina dan 27.01 ha untuk pohon
induk jantan. Sedangkan jumlah pohon induk yang masih aktif di Unit Usaha
Marihat hingga bulan Maret adalah 3539 pohon induk betina dan 153 pohon induk
jantan. Lokasi untuk pohon induk Unit Usaha Marihat tersebar di beberapa lokasi
Teknik produksi benih kelapa sawit pada prinsipnya yaitu setiap tahapan
dalam produksi benih adalah untuk menjamin diperolehnya benih yang memenuhi
Unit persiapan benih merupakan bagian dari Devisi Produksi yang memiliki
tugas untuk mempersiapkan benih dari tandan benih menjadi benih siap proses.
Tahapan persiapan benih yang dilakukan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
benih, seleksi benih, injekt print atau pemberian logo PPKS, dan penyimpanan
benih.
yang sudah dipanen oleh Devisi Pohon Induk untuk dipersiapkan menjadi benih.
Tandan yang datang dari lapangan diterima di periksa surat pengantar panennya,
meliputi kondisi label tandan tertancap kokoh diantara spikelet dan tidak melukai
buah, identitas label harus sesuai dengan administrasi panen yaitu nomor
berdasarkan lokasi dan shift pengiriman. Untuk lokasi yang berada di daerah Bah
Jambi sebagian besar dikirim pada hari senin, sebagian lainnya dikirim pada hari
selasa. Pengiriman tandan buah segar dikirim dari lokasi Bah Jambi, Marihat dan
Balimbingan dikirim pada hari selasa. Khusus hari kamis, terdapat pengiriman
dari kebun Dalu-Dalu, seluruh pengiriman ini sudah terjadwal dengan baik.
engambilan tandan buah segar untuk kebun Bah Jambi, Marihat, dan Balimbingan
menggunakan sistem afdeling dan blok, sedangkan untuk kebun Dalu-Dalu hanya
menggunakan blok saja. Pengiriman tandan tidak ada target, tetapi fleksibel
21
tergantung berbagai kondisi yang terjadi, seperti cuaca dan kondisi tanaman
namun sesuai jadwal. Pengiriman tandan beragam, mulai dari 50-300 tandan
benih dengan 1350-2 000 berondolan kumulatif. Setiap varietas dan daerah di
Tandan yang diterima yaitu dalam kondisi terbungkus, hal ini untuk
menjaga kehilangan berondolan pada saat pengangkutan dari lapang dan untuk
keranjang biru yang memiliki 1 kg dan diperoleh bobot tandan. Bobot tandan
bobot tandannya. Pada tahap penerimaan ini dilakukan evaluasi tandan dengan
pemilihan kualitas tandan normal yang memiliki kualitas tandan yang baik di atas
20% dan kualitas tandan di bawah 20% maka tandan benih tersebut harus di afkir,
bobot tandan meiliki varian yang beragam dengan kisaran 25 hingga 71 kg.
A B C
Ilustrasi 1. Proses penerimaan tanda Benih : (A) diterima tandan dari pohon
mudah berkarat dan dapat dipakai berulang serta umur ekonomisnya panjang.
A B
Ilustrasi 2. Proses pengeboran dan fermentasi : (A) proses pengeboran tandan (B)
Fermentasi tandan
Ciri – ciri keberhasilan fermantasi yaitu : (1) buah mudah terlepas dari
spikelet, (2) banyak buah yang telah terlepas, (3) daging buah agak memar dan
mudah tersobek, (4) spikelet terlihat layu dan mengkerut, (5) adanya miselium
dan tercium bau khas fermentasi, (6) adanya lalat kecil yang mengerubungi.
C. Pemipilan
kapasitas satu tandan, proses ini dibantu dengan box untuk menampung buah hasil
brondolan bagian bawah. Hasil pemipilan dimasukkan ke dalam karung goni, tiap
karung goni berisi satu persilangan yang selanjutnya siap untuk dikupas.
yang digunakan untuk pengupasan berondolan ada dua tipe yaitu tipe horizontal
hasil kupasan mesin ini baik dengan tingkat kerusakan kecil, namun waktu
berondolan 5 – 10 menit per tandan. Mesin ini sangat efisien dalam waktu
karena dapat mengupas buah dengan cepat, tetapi apabila tidak hati-hati
A B C
Ilustrasi 4. Proses pengupasan daging buah (A) depericarper tipe horizontal (B) depericarper tipe
vertical (C) pengupasan buah
air dan waktu yang lebih lama yaitu sekitar 45 menit per tandan. Mesin
yang tinggi membutuhkan mesin pengupas yang lebih cepat. Petugas pengupasan
25
dituntut untuk lebih hati-hati, peka, teliti dan memerlukan perhatian ekstra dalam
biji dalam mesin semakin tinggi. Petugas yang sudah mahir mampu menggunakan
setiap persilangan. Buah satu persilangan dikupas dalam satu mesin pengupas.
Pada mesin dipastikan tidak ada biji yang tertinggal dari pengupasan sebelumnya.
benih sehingga calon benih tersebut benar – benar kering. Biji hasil pengupasan
ditimbang, kemudian biji dituang ke kawat penirisan dan disimpan 24 jam dalam
ruangan bersuhu 20 – 250C dan menggakan kipas angin untuk meratakan suhu
sekitar ruangan dan mempercepat penegeringan. Hal ini dilakukan agar esok
harinya biji yang akan diseleksi sudah kering. Sehingga memudahkan seleksi
benih, karena dalam kondisi basah sulit membedakan biji putih dan biji normal.
A B
F. Seleksi Benih
Bagian seleksi benih pada divisi ini terbagi dua yaitu seleksi benih dan
mengelompokkan dan menghitung benih baik dan benih afkir. Setiap persilangan
yang diseleksi dilakukan secara terpisah dan dilakukan secara teliti untuk
disortasi menggunakan kotak kawat dengan panjang 60 cm, lebar 40 cm, dan
tinggi 10 cm, diameter lubang yang digunakan sebesar 1.3 x 1.3 cm. Penggunaan
diameter sebesar 1.3 cm merupakan benih yang berukuran sedang. Benih yang
lolos dari kotak kawat merupakan benih kecil dan afkir. Selain seleksi kotak
kawat bawah, kotak kawat atas turut diseleksi untuk memisahkan benih pecah dan
benih baik. Selain seleksi, unit ini juga memotong rambut benih yang terdapat di
yang telah diseleksi, kemudian ditimbang dan dicatat jumlahnya serta dimasukkan
Benih baik yaitu benih yang memiliki ukuran diameter ≥ 1.3 cm, berwarna
coklat tua atau hitam, tidak memiliki cacat fisik, dan tidak pecah. Biji afkir
- Biji kecil
Keriteria biji kecil yaitu biji berukuran < 1.3 cm yang lolos saringan. Bisa
disebabkan oleh faktor genetis atau faktor morfologis dari pohon induk.
- Biji pecah
Biji pecah yaitu biji yang memiliki cacat fisik yang disebabkan oleh kegiatan fisik
- Biji putih.
Biji putih bisa diakibatkan oleh pertumbuhan biji yang belum sempurna atau
dipanen terlalu muda. Biji putih biasanya merupakan biji dalam. Warna biji dalam
Bagian stok terdiri dari dua unit kerja, yaitu pengelompokan dan pemberian
ruang stock I yang memiliki suhu dingin (AC). Benih yang telah disortir oleh
bagian ini kemudian dikirim ke bagian identitas. Bagian identitas bertugas untuk
mesin 60.000 butir/hari atau 200 butir per menit dan masa kerja mesin per hari 5
jam. Benih yang telah diberi identitas memiliki ciri-ciri terdapat tulisam PPKS
berwarna kuning di cangkang benih. Benih yang telah diberi identitas selanjutnya
28
dimasukkan ke dalam ruang stock II, namun untuk benih yang telah dipesan,
A
B
Ilustrasi 7. Proses Injekt Benih (A) benih yang telah diberi identitas (B) ruang dan
mesin cap identitas benih
H. Penyimpan Benih
waktu lama serta menjaga viabilitas benih. Ruangan penyimpanan bersuhu 20°-
25°C dengan kontrol rutin tiga kali dalam satu hari untuk menjaga kestabilan
suhu. Penyimpanan benih umumnya variatif mulai dari dua minggu hingga tiga
Benih yang sudah selesai dari persiapan benih dan akan dikecambahkan
memiliki cangkang yang tebal dan keras yang menyebabkan air dan udara sulit
diterima dari persiapan benih diperiksa identitasnya yaitu: nomor persiapan benih,
nomor penyerbukan, berat benih dan jumlah benih. Setelah identitas benih benar
A. Penerimaan Benih
Benih yang diterima dari unit Persiapa Benih Divisi Produksi terlebih
diterima diganti dengan kantong jaring (keruntung) dan diikat erat yang
30
memudahkan untuk proses perendaman dan diberi identitas dari lanel plastik
A B
B. Perendaman I
bak khusus perendaman dengan dibantu oleh aerator. air perendaman diganti
untuk menghilangkan jamur dan kotoran yang menempel pada benih. Dasar bak
oksigen secara merata bertujian agar selalu tersedia oksigen untuk benih. Air
perendeman tiap hari diganti untuk menghilangkan jamur dan kotoran yang
C. Pengeringan I
plastik berjaring disertai dengan labal identitas benih. Apabilah jumlah benih
terlalu banyak maka benih pada satu persilangan dibagi dalam beberpa tray untuk
perlakuan dengan dicelupkan larutan dithane dengan konsentrasi 0.2 g/liter air
benih cepat kering. Benih yang telah kering digabung berdasarkan identitasnya (
per silangan ) dalam palstik lalu ditimbang, benih yang telah ditimbang di
masukkan ke dalam tray berwarna biru dan siap dimasukkan kedalam ruang
pemanas.
Sebelum dimasukkan keruang pemanas dilakukan pengkuran atau tes kadar air
benih terhadap sampek yang diambil secara acara. Tes kadar air yang digunakan
A B
Ilustrasi 11. Proses pengeringan I : (A) pengeringan I (B) benih siap di
masukkan ruang pemanas
D. Pemanasan
dimasukkan kedalam tray berwarna biru dengan ukuran 70cm c 45cm x 8cm,
38oC – 40oC. Alat pendukung yang terdapat diruang pemanas terdiri dari
termometer ruang, kipas, blower dan thermograph digital, sistem pemanas yang
pemanas akan dimatikan lalu diganti kipas secara bergantian. Setelah 7 hari benih
tersebut dikeluarkan dari ruangan pemanas untuk pergantian oksigen pada benih
dan terus dilakuakn setiap sekali 7 hari sekali. Pada saat pergantian oksigen benih
harus dibalik agar kering merta dan apabila ada benih yang diserang cendawan,
E. Perendaman II
benih dari ruang pemanas, sebelum melakukan perendaman ke-2 benih di dalam
meningkatkan presenatase kadar air benih menjadi 22% - 23%, sehingga benih
F. Pengeringan II
benih direndam dengan larutan Dithane 0,2% selama 3 menit untuk mencegah
G. Pengiriman ke Perkecambahan
kadar air, benih yang akan dikirm ke ruang perkecambahan dengan kadar air
berkisar 22% - 23%. Benih yang telah kering dimasukkan ke dalam kotak tray
disalurkan. Benih yang telah disusun dalam tray kemudian dimasukkan ke dalam
65oC – 75oC. Temperatur (suhu) dan kelembaban merupakan faktor yang sangat
A. Perkecambahan
pada saat itu dilakukan pengambilan pemilihan pertama dan melakukan pemilihan
kecambah sampai 12 kali pemilihan kecambah. Setiap minggu benih pada tray
diperiksa dan jika telah berkecambah dikeluarkan untuk dipilih. Pada saat itu
maksimal sampai enam kali atau enam minggu. Dalam pemilihan kecambah akan
B. Seleksi Kecambah
kantong plastik dengan kapasitas 150 kecambah setiap kantongnya. Apabila lebih
dari dua kantong, maka plastiknya harus diikat menjadi menyatu. Benih yang
belum tumbuh disiram dengan air untuk menjaga kelembapan benih dan
dimusnahkan.
36
plumula
Kecamabah yang normal kemudian dihitung dan dicatat pada label jumlah
benih yang berkecambah agar diketahui berapa sisa benih yang ada pada tray,
A B
C. Pengemasan Kecambah
plastik berukuran 26 cm x 30 cm, tebal 0.05 mm, berwarna biru dan berlogo
“PPKS”. Setiap kantong berisi 150 kecambah, kecambah yang dijual memiliki
kecambah normal pada tiap persilangan lebih dari 150 maka kecambah
dipilih disiapkan serta kecambah yang berasal dari satu persilangan diikat menjadi
guncangan dan untuk menghindari kecambah patah pada saat pengiriman maka
pengantar acara serah terima kecambah dari Divisi Produksi yang akan dikirim ke
kecambah disimpan pada ruang stock opname dengan suhu berkisar antara 19 - 20
ºC. Penyaluran kecambah kelapa sawit dilakukan setiap hari kerja yaitu dari hari
A B
BAB V
5.1 Simpulan
Indonesia tidak terlepas dari kemampuan teknis yang handal dan keberhasilan
yang diproduksi.
memenuhi sasaran mutu dengan baik. Dalam kegiatan memproduksi benih PPKS
sangat memperhatikan mutu genetik, fisik dan fisiologis. Hal ini terlihat dari
5.2 Saran
Saran untuk kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) tentang teknik produksi
benih kelapa sawit yang telah dilaksanakan yaitu perlu dilakukan lebih banyak
penjelasan materi dan jadwal lebih terstruktur agar pelaksanaan terjadwal oleh
DAFTAR PUSTAKA
Buana, L., D. Siahaan, dan S. Adiputra. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Hidayah I. 2001. Produksi Bahan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)
di Balai Penelitian Marihat Sumatera Utara. Skripsi. Jurusan Budi Daya
Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Hal 78.
Latif, S. 2004. Variasi waktu antara pecah seludang dan antesis bunga kelapa
sawit. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit 12(2): Hal 107-113.
Latif, S. 2006. Potensi dan Peluang Investasi Industri Kelapa Sawit di Indonesia.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Hal 220.
Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat
Perkebunan Marihat. Pematang Siantar. 437 hal.
Lubis, A.U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia Edisi 2.
Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Sumatera Selatan. 435 hal.
[PASPI] Oil pal Agribusiness Strategic Policy Institute. 2016. Mitos dan Fakta
Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi, dan
Lingkungan Global. Bogor (ID).
Pahan I. 2010 .Paduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir (Cetakan ke VII). Penebar Swadaya. Jakarta.
Purba, A. R., Akiyat, dan C. Muluk. 1997. Bahan tanaman kelapa sawit asal Pusat
Penelitian Kelapa Sawit. Prosiding Pertemuan, Teknis Kelapa Sawit. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Hal 11-26.
41
Saraswati U.P. 2010. Produksi dan Pemasaran Benih Kelapa Sawit (Elaeis
guiinensis Jacq) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat. Sumatera
Utara.Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura,Fakultas Pertanian
IPB. 109 Hal.
Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit Tenik Budi Daya, Panen, dan Pengolahan.
Kanisius. Yogyakarta. 127 hal.
LAMPIRAN
1. Identitas Responden.
2. Identitas Responden
A. Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan
Sejarah Perusahaan
Bentuk Perusahaan
Lokasi Perusahaan
Luas Area Perusahaan
Tata Letak Perusahaan
C. Proses Produksi
1. Persiapan Benih
2. Pemecahan Dormansi
3. Perkecambahan
Penerimaan Kecambah
Penyiraman Kecambah
Pemilihan Kecambah
Pengemasan Kecambah
45
Total 3.014
1 SP 86 DD 1986 21
46
2 SP 90 DD 1990 42
3 SP 91 DD 1991 6
4 AP 90 DD 1990 45
5 AP 02 S 1997 165
7 AP 10 S 1999 491
8 SP 92 Dy 1992 14
9 SP 92 Dy 1993 69
10 AP 93 Dy 1993 782
3 BLOK L 1993 69
Total 529
Pohon Bapak
1 AP II 84 1985 46
No Nama Varietas
1 Yangambi
2 Lame
3 AVROS
4 Langkat
5 Simalungun
6 PPKS 540
7 Dumpy
8 PPKS 718
9 YA.MG
10 540 NG
11 PPKS 239
12 Khusus
48
No Varietas Total
Taksasi Realisasi
9 Khusus 127.573
11 Ya MG 10.000 52.806
12 Lame 69.931