Produksi Benih Kelapa Sawit

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 54

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman

perkebunan yang menyumbangkan devisa negara dalam jumlah besar dan

merupakan salah satu komoditi primodana perkebunan yang memegang peran

strategis dalam mendukung perkembangan kondisi sosial ekonomi di Indonesia.

Perkembangan industri perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

Indonesia berkembang sangat pesat pada dekade terakhir ini telah menjadikan

komoditas perkebunan unggulan Indonesia dan bahkan sejak tahun 2007

Indonesoa telah menjadi negara produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar

di dunia (Liwang, 2008).

Industri tanaman kelapa sawit di Indonesia saat ini berkembang sangat pesat

dan diperkirakan masih akan berlangsun dalam tahun-tahun mendatang. Menurut

Mangoensoekarjo dan Semangun (2008), potensi konsumsi dalam pertambahan

penduduk sebagai konsumen maupun sebagai konsumen maupun sebagai akibat

pertumbuhan global. Berbagai produk dapat dihasilkan dalam industri kelapa

sawit dan dapat digunakan untuk keperluan pangan maupun non-pangan. Salah

satu produk non-pangan yang paling diminati adalah biodiesel yang dihasilkan

dari minyak kelap sawit.

Menurut data Direktorat Jenderal Perkebunan (2014), pengusaha

perkebunan kelapa sawit di Indonesia dibedakanmenjadi tiga, yakni Perkebunan

Besar Swasta (PBS) sebesar 51,86%, Perkebunan Rakyat (PR) sebesar 41,42%,
2

dan Perkebunan Besar Negara (PBN) sebesar 6,72%. Luas area perkebunan

kelapa sawit di Indonesia selama 10 tahun terakhir cenderung mengalami

peningkatan, yaitu 6,59 juta ha pada tahun 2006 menjadi 11,44 juta ha pada tahun

2015 (Indonesia Palm Oil Statistic 20017; PASPI 2016) Negara tujuan ekspor

kelapa sawit adalah Cina, India, Belanda, Singapura, Jerman, Spanyol, Malaysia,

Vietnam, Italia, Meksiko dan negara tujuan ekspor minyak inti sawit antara lain

Belanda, India, Spanyol, Italia dan Meksiko.

Produksi benih merupakan aspek yang paling vital bagi seluruh kegiatan

tanaman pertanaman. Pemelihan benih yang berkuliatas baik akan menetukan

hasil, dan hal ini akan menghasilkan hubungan yang berbanding lurus. Pemilihan

benih di awal penanaman selalu diawali dengan seleksi yang ketat. Pada

komoditas tanaman perkebunan, aspek benih merupakan aspek dimana pada

periode ini harus dijaga dengan baik, dikarenakan akan mempengaruhi

pertumbuhan dan hasil produksi ke depan. Tanaman tahunan tidak dapat

dilakukan replanting seperti halnya tanaman musiman, apabila hal tersebut

dilakukan maka akan terjadi ketidaksamaan pertumbuhan yang mengakibatkan

pada perbedaan waktu panen dan periode pembungaan.

Praktek kerja lapang merupakan kegiatan akademis yang wajib diikuti oleh

setiap mahasiswa program Studi Agroekoteknologi, Universitas Diponegoro

sebagai salah satu syarat kelulusan sarjana di Fakultas Peternakan dan Pertanian.

Selain itu diharapkan peserta PKL dapat mengenal dunia kerja mengaplikasikan

teori yang sudah dipelajar, lebih terampil dan menambah wawasan di bidang

pertanian.
3

1.2 Tujuan

Tujuan dari PKL ini adalah salah satu persyaratan dalam meyelesaikan

jenjang program pendidikan tingkat Strata 1 (S1) di Fakultas Peternakan dan

Pertanian Universitas Diponegoro, dan menambah wawasan mengenai produksi

benih kelapa sawit di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat, Kota

Pematang Siantar, Sumatera Utara dan dapat mengetahui dan memahami proses

teknik produksi benih tanaman kelapa sawit.

1.3 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari kegiataan PKL ini adalah dapat diperoleh

gambaran nyata dnia kerja dalam bidang pertanian menambah wawasan kerja,

menganalisis dan menemukan solusi dari permasalahan yang muncul serta mampu

menerpakan ilmu teknologi pertanian yang telah diperoleh saat perkuliahaan

dengan sagala aspek dalam bidang pertanian budidaya tanaman perkebunan.

Mahasiswa juga dapat memahami proses produksi benih tanaman kelapa sawit

dan diharapkan terjalin kersama antara Universitas Diponegoro dan Pusat

Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sehingga dapat meningkatkan kualitas

lulusannya melalui pengalaman Praktek Kerja Lapang (PKL)


4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq.)

Kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) adalah salah satu jenis tanaman

dari famili Arecaceae yang mengahasilkan minyak nabati yang dapat dimakan

(edible oil). Saat ini, kelapa sawit sangat diminati untuk dikelola dan ditanam.

Daya tarik penanaman kelapa sawit masih merupakan andalah sumber minyak

nabati dan bahan agroindustri (Sukanto,2008). Taksonomi kelapa sawit ( Elaeis

guineensis Jacq.) adalah :

Devisi : Tracheophyta

Subdivisi : Pteropsida

Kelas : Angiospermae

Subkelas : Monocotyledoneae

Ordo : Cocoideae

Famili : Palme

Subfamili : Cocoideae

Genus : Elaeis

Spesies : Elais guineensis Jacq

Kelapa sawit diperkirakan berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan.

Tanaman ini justru lebih berkembang di Asia Tenggara. Bibit kelapa sawit

pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1848 berasal dari Mauritus dan

Amsterdam sebanyak empat tanaman yang kemudian ditanam di Kebun Raya


5

Bogor dan selanjutnya disebarkan ke Deli Sumatera Utara (Lubis, 1992). Kelapa

sawit termasuk tanaman monokotil. Batangnya lurus, tidak bercabang dan tidak

mempunyai cambium, tingginya dapat mencapai 15 - 20 m. Tanaman ini berumah

satu atau monocious, bunga jantan dan bunga betina berada pada satu pohon.

Bagian vegetatif terdiri atas akar, batang, dan daun, sedangkan bagian

generatifnya yakni bunga dan buah (Mangoensoekarjo dan Semangun,2008).

2.2 Morfologi Kelapa Sawit

Pertumbuhan akar pertama muncul dari biji yang telah tumbuh

(berkecambah) disebut radikula yang panjangnya dapat mencapai 15 cm, mampu

bertahan sampai 6 bulan. akar radikula akan membentuk akar primer dengan

diameter 6 - 10 mm yang berfungsi mengambil air dan hara lainnya dari media

tumbuh namun masih perlu dibantu dari cadangan makanan yang ada pada

endosperm biji telah habis yang ditandai dengan lepasnya biji. Akar primer ini

akan tumbuh akar-akar berukuran lebih kecil seperti sekunder dengan diameter 2 -

4 mm, akar ini kemudian menumbuhkan akar tertier dan kuartener dengan

diameter masing-masing 0.7 - 2 mm dan 0.1 - 0.3 mm yang berada dekat dengan

permukaan tanah. Akar tertier dan kuartener merupakan akar yang paling aktif

mengambil air dan hara lain dalam tanah (Lubis, 1992). Dari sisi indikator benih,

akar primer atau akar radikula dapat dijadikan indikator untuk menentukan

kondisi pertumbuhan benih yang baik.

Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus (phototropi) dibungkus oleh

pelepah daun (fround base). Batang membengkak pada pangkal (bongkol),

bongkol ini dapat memperkokoh posisi pohon pada tanah agar dapat berdiri tegak.
6

Dalam satu sampai dua tahun pertama pertumbuhan batang lebih mengarah

kesamping, diameter batang dapat mencapai 60 cm. Setelah itu perkembangan ke

atas dapat mencapai 10 – 11 m dengan diameter 40 cm. Pertumbuhan meninggi

ini berbedabeda untuk setiap varietas (Sastrosayono,2008).

Daun kelapa sawit dewasa dapat mengahasilkan 40 – 60 daun dengan laju

dua daun/bulan dan satu helai daun hidup fungsional dua tahun. Panjang daun

dapat mencapai 5 - 7 m terdiri dari : satu tulang daun (rachis), 100 – 160 pasang

anak daun linear dan satu tangkai daun (petiole) yang berduri (Mangoensoekarjo

dan Semangun, 2008).

Kelapa sawit tumbuh tegak lurus dapat mencapai ketinggian 20 - 20 m

dan mulai berbunga pada umur 12 bulan, tanaman ini berumah satu (monoecious)

dimana bunga jantan dan buga betina terdapat satu pohon tetapi tidak pada satu

tandan yang sama. Jenis kelamin jantan atau betina ditentukan 9 bulan setelah

inisiasi dan selang 24 bulan baru inflor bunga berkembang sempurna. Bunga

jantan dan bunga betina terdapat masing-masing pada tandan bunganya dan

terletak terpisah yang keluar dari ketiak pelepah daun. Tanaman ini dapat

menyerbuk sendiri dan dapat menyerbuk silang (Lubis, 2008). Tetapi kadang-

kadang dijumpai juga bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu tandan

(infloresen) yang disebut bunga banci (hermaphrodite) (Latif, 2004).

Buah kelapa sawit adalah buah batu yang sessile (sessile drup), menempel

dan menggerombol pada tandan buah. Jumlah buah per tandan dapat mencapai

1600 buah, berbentuk lonjong membulat. Panjang buah 2 - 3 cm, beratnya 30

gram. Bagian-bagian buah terdiri atas eksokarp (kulit buah) dan mesokarp (sabut

dan biji). Eksokarp dan mesokarp disebut perikarp. Biji terdiri atas endokarp
7

(cangkang) dan inti (kernel), sedangkan inti tersebut terdiri dari endosperma dan

embrio (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

Biji sawit terdiri dari tiga bagian, yaitu kulit biji atau cangkang

(spermodermis), tali pusat (fumiculus), dan inti biji. Inti terdapat di dalam

lembaga atau embrio yang merupakan calon tanaman baru. Di dalam biji terdapat

embrio yang panjangnya 3 mm dan berdiameter 1.2 mm berbentuk silindris,

bagian yang tumpul permukaannya berwarna kuning dan bagian lain agak

berwarna kuning. Inti merupakan cadangan makanan bagi pertumbuhan embrio.

Pada pertumbuhan atau perkecambahan, embrio akan keluar melalui lubang yang

terdapat pada cangkang (germpore) dengan membentuk akar (radikula) dan batang

(plumula) (Setyamidjaja, 2006).

2.3 Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

Kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang

hidup di daerah tropis. Curah hujan rata-rata tahunan yang memungkinkan untuk

pertumbuhan kelapa sawit adalah 1250 – 3000 mm yang merata sepanjang tahun

(dengan jumlah bulan kering kurang darii 3 ) dan curah hujan optimal berkisar

antara 1750 – 2500 m. Ketinggian tempat yang optimal untuk pengembangan

tanaman kelapa sawit adalah kurang dari 400 m di atas permukaan laut (dpl).

Apabila ketinggian tempat lebih dari 400 m dpl maka areal ini tidak disarankan

untuk pengembangan kelapa sawit ( Buana et al., 2006). Suhu optimal untuk

pertumbuhan sekitar 24 - 28°C tetapi dapat juga tumbuh pada kisaran antara 18 -

32°C dengan kelembaban tinggi yaitu (Fauzi et al. 2008).


8

Tanah yang cocok untuk tanaman kelapa sawit adalah tanah bertekstur

agak kasar sampai halus yaitu antara pasir berlempung sampai lempung berliat

(Lubis 1992). Kedalaman efektif tanah yang baik adalah jika > 100 cm.

Kemasaman pH tanah yang optimal adalah berkisar diantara 5,0 – 6,0 namun

kelapa sawit masih toleran terhadap pH < 5,0 misalnya pada pH 3,5 – 4,0 (pada

tanah gambut) (Buana et al., 2006).

2.4 Benih Kelapa Sawit

Benih yang baik adalah benih penghasil tanaman yang bermutu,

berproduksi tinggi dan memilki sifat sekunder yang baik atau unggul serta telah

dilepas pemerintah secara resmi (Lubis, 1993). Pada UU No. 12 tahun 1992

tentang Sistem Budidaya Tanaman dikatakan bahwa benih bermutu jika

varietasnya benar dan murni serta mempunyai mutu genetis, mutu fisiologis dan

mutu fisik yang tinggi sesuai dengan standar mutu pada kelasnya. Benih yang

akan ditanam sebagai bahan tanaman haruslah jelas asalusulnya, yaitu dari Pusat

Sumber Benih. Perlu diketahui jenis apa yang dianjurkan, bagaimana riwayat

penemuannya, berapa potensi produksinya dan tindakan kultur teknis apa yang

dianjurkan agar potensi tersebut tercapai.

Menurut Lubis (1993) pada tanaman kelapa sawit varietas benih yang baik

atau unggul adalah (1) berasal dari hasil pemuliaan serta telah diuji pada berbagai

kondisi, (2) tersedia sebagai bahan tanaman dalam jumlah yang dibutuhkan (3)

umur genjah, (4) memiliki produksi dan kualitas minyak yang tinggi, (5) respon

terhadap perlakuan yang diberikan, (6) memiliki umur ekonomis cukup panjang,

(7) tahan terhadap hama penyakit dan toleran terhadap lingkungan (ekologi), dan
9

(8) benih tersebut dihasilkan oleh Pusat Sumber Benih kelapa sawit yang resmi

telah ditunjuk Pemerintah.

Latif (2006) menyatakan karakteristik tanaman induk yang menjadi standar

kriteria seleksi untuk produksi benih adalah :

1. Produksi tandan buah segar (TBS) ≥ 150 kg/pohon/tahun dan atau 6 ton palm

product (CPO + PKO)/ha/tahun yang dihitung dengan basis 136 pohon/ha, rerata

selama 3 tahun produksi.

2. Rendemen pabrik ≥ 23 % yang dihitung berdasarkan hasil rendemen

laboratorium x 0,855.

3. Pertumbuhan meninggi ≤ 80 cm/tahun, yang diukur setelah tanaman berumur 6

tahun setelah tanam.

2.5 Teknik Produksi Benih Kelapa Sawit

Kegiatan memproduksi benih merupakan salah satu kegiatan dalam

pertanian yang bertujuan untuk memperbanyak benih untuk tujuan pertanaman.

Kegiatan ini merupakan kegiatan awal dalam kegiatan pertanian, benih-benih

pada pertanaman perkebunan merupakan salah satu aspek yang penting.

Pertanaman tanaman perkebunan merupakan salah satu bentuk investasi tahunan,

apabila benih awal penanaman tersebut merupakan benih yang buruk, maka akan

berpengaruh pada hasil produksi yang sedikit dan jauh dari produksi pada

umumnya. Menurut Saraswati (2010) produksi benih bermutu dihasilkan melalui

prosedur-prosedur yang cukup ketat dan memerlukan keterampilan yang tinggi

serta kemampuan finansial yang memadai. Produksi benih dalam suatu industri

dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu eksternal yang berupa kebijakan pemerintah dan
10

perkembangan perbenihan, serta faktor internal yaitu kondisi perusahaan

(Hidayah, 2001). Selain perbenihan, pembibitan juga ikut mempengaruhi,

menurut Pahan (2010) pertumbuhan awal bibit merupakan periode kritis yang

sangat menentukan keberhasilan tanaman dalam mencapai petumbuhan dengan

baik di pembibitan.
11

BAB III

MATERI DAN METODE

3.1. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 8 minggu

dari tanggal 18 Desember 2017 s/d 12 Februari 2018 di Pusat Penelitian Kelapa

sawit unit marihat, Sumatera Utara.

3.2 Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapang

adalah (a) bekerja secara aktif di Satuan Usaha Strategis Bahan Tanaman ( SUS

BHT) yang terdiri dari bagian persiapan benih, dormansi, dan kecambah (b)

mengumpulkan data sekunder yag berguna untuk penulisan laporan Praktek Kerja

Lapang meliputi lokasi, letak geografiskebun, luas areal, organisasi serta

manajemen kebun produksi benih dan (c) wawancara dengan berbagai sumber di

Pusat Penelitian Kelapa Sawit untuk mendapatkan informai yang diperlukan.

3.2.1 Pengumpulan Data

Pelaksanaan kegiatan PKL di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat ini

dilaksanakan dengan menggunakan beberapa metode yaitu studi pustaka,

observasi, praktik kerja, wawancara dam pencatatan.


12

3.2.2 Observasi Lapang

Observasi yang dilaksanakan pada saat kegiatan Praktik Kerja Lapangan

adalah dengan mengamati secara langsung seluruh kegiatan produksi benih kelapa

sawit. Praktek kerja yang dilaksanakan adalah dengan mempraktikkan hal-hal

ynag sudah diamati sebelumnya pada saat melakukan observasi.

3.2.3 Wawancara dan Pencataatan

Wawancara dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan yang

berkaitan dengan poduksi benih kelapa sawit kepada pegawai yang bekerja di

Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Marihat, Sumatera Utara. Pencataatan dilakukan

dengan mencatat data-data yang diperoleh dari hasil wawancaa yang telah

dilaksanakan.

3.2.4 Pengolahan Data

Metode pengolahan data yang digunakan dalam Praktik Kerja Lapangan

adalah menganalisis setiap kegiatan yang dilakukan dalam produksi benih kelapa

sawit di Pusat Penelitain Kelapa Sawit Marihat, Sumatera Utara. Hasil yang di

peroleh dari lapangan akan dikaji dengan teori yang telah dipelajari untuk

kemudian ditarik kesimpulan sesuai dengan keadaan di lapangan.


13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Cikal bakal Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) didirikan pada tanggal 26

September 1916 oleh Algemeene Proefstation der AVROS (APA). AVROS

(Algemeene Vereniging Van Rubber Planters ter Oostkust van Sumatera)

kemudian berubah nama menjadi Balai Penelitian Perkebunan Medan. Hasil

penelitian APA cukup banyak dan sangat berguna bagi perkebunan di Sumatera.

Setelah perang dunia II, sebagian besar perkebunan di Sumatera terlantar,

sehingga pada tahun 1952 diadakan penyatuan dengan Deli Planters Vereniging.

Karena alasan politik dan ekonomi, Pemerintah Republik Indonesia

melakukan nasionalisasi dan mengambil alih perkebunan-perkebunan milik

Belanda. Pada tahun 1957, AVROS diambil alih dan diubah menjadi Gabungan

Pengusaha Perkebunan Sumatera (GAPPERSU) selanjutnya APA diganti dengan

Balai Penelitian GAPPERSU yang dikenal dengan nama RISPA (Research

Institute of the Sumatra Planters Association). Berdasarkan surat keputusan

Mentan No. 247/UM/57 tanggal 11 Desember 1957 ditetapkan bahwa RISPA

ditempatkan di bawah Kemenrian Pertanian RI yang pengelolaanya dilaksanakan

oleh Badan Koordinasi Perkumpulan dan Organisasi Perkebunan.

Pada tahun 1968, RISPA berubah menjadi Balai Penelitian Perkebunan

Medan (BPPM) dengan pembinaan dan pembiayaannya diserahkan kepada

Direksi PN Perkebunan I s/d IX sesuai dengan keputusan Mentan RI

No.353/Kpts/OP/12/1968 tanggal 20 Desember 1968. Pada tahun 1971,


14

pembinaan Balai Penelitian Perkebunan Medan diserahkan kepada Dewan

Pembina Balai Penelitian Perkebunan dan mendapat dana dari Cess sesuai dengan

surat keputusan Mentan RI No. 503/Kpts/OP/12/1971 tanggal 5 Desember 1971.

RISPA mendapat biaya dari APBN pada bulan April 1976 dan mulai tahun

1978, pembinaan Balai Penelitian Perkebunan diserahkan kepada Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian RI berdasarkan

surat keputusan Menteri Pertanian RI No. 133/Kpts/OP/3/1978. Asosiasi

Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia (AP3I) didirikan di Jakarta

pada bulan November 1987. Balai-balai Penelitian Perkebunan ditempatkan di

bawah koordinasi AP3I. sesuai dengan surat keuputusan Ketua Dewan Pimpinan

Harian APEI No. 084/Kpts/DPH/XII/92 tanggal 24 Desember 1992 tentang

penataan pengelolaan unit pelaksana penelitian di lingkungan AP3I, maka pada

tanggal 4 Februari 1933 dibentuk Pusat Penelitian Kelapa Sawit yang

berkedudukan di Medan, yang merupakan gabungan dari Pusat Penelitian

Perkebunan (Puslitbun) Medan, Puslitbun Marihat dan Puslitbun Bandar Kuala.

Penggabungan ketiga Puslitbun tersebut dilakukan dalam upaya peningkatan

efisiensi pengelolaan organisasi.

4.1.1 Sejarah Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat

Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat dibentuk pada tanggal 6 Juni 1964

dengan nama awal Pusat Penelitian Aneka Tanaman Sumatra (PUPENAS) yang

berkedudukan di Marihat. PUPENAS ditugaskan menangani penelitian aneka

tanaman perkebunan seperti kelapa sawit, teh, cokelat, pinus dan lain-lain yaitu

perkebunan yang berada di bawah BPU Aneka Tanaman. Guna menunjang


15

perkembangannya maka berdasarkan instruksi Dirjen Perkebunan pada tahun

1967, semua pohon induk, material seleksi, kebun/blok pengujian dan usaha

penyebaran bahan tanaman yang ada pada masing-masing unit diserahkan

pengawasannya dan penguasaannya kepada PUPENAS. Pada tahun 1968 nama

PUPENAS diganti menjadi MARIHAT RESEARCH STATION (MRS) dan

pembinaannya diserahkan kepada PNP I, II VI, dan VIII. Pembinaan MRS mulai

tahun 1973-1992 hanya dilakukan oleh PTP VI dan PNP VII. Pada tahun 1981

sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Penyantun & Pembina yang didasarkan

pada instruksi Menteri Pertanian, nama Marihat Research Station diganti menjadi

Pusat Penelitian Marihat yang disingkat dengan PPM.

Sesuai dengan surat keputusan Ketua Dewan Pimpinan Harian AP3I No.

084/Kpts/DPH/XII/92 tanggal 24 Desember 1992 tentang penataan pengelolaan

unit pelaksana penelitian di Lingkungan AP3I, maka pada tanggal 4 Februari 1993

dibentuk Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) berkedudukan di Medan, yang

merupakan gabungan dari Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) Medan,

Puslitbun Marihat dan Puslitbun Bandar Kuala. Penggabungan ketiga Puslitbun

tersebut dilakukan dalam upaya peningkatan efisiensi pengelolaan organisasi.

4.1.2 Visi dan Misi

Visi

1. Menjadi world-class institution dalam penelitian kelapa sawit yang

memainkan peranan penting pada pembangunan industri kelapa sawit

nasional dan menjadi acuan perkelapa sawitan internasional.


16

2. Menjadi center of excellence yang dijadikan acuan dalam penentuan

kebijakan pembangunan dan penanganan perkelapa sawitan nasional.

3. Menjadi institusi penelitian yang mengacu pada business research (hasil

penelitiannya dapat dipasarkan secara bisnis dan mandiri dalam

pembiayaan) dan menyediakan paket teknologi kelapa sawit yang

bermanfaat.

Misi

1. Mengembangkan teknologi unggul perkelapasawitan melalui penelitian

yang efektif dan efisien dalam melakukan kegiatan pelayanan tepat

sasaran.

2. Menunjang pengembangan perkelapasawitan nasional melalui penyediaan

produk dan jasa layanan, dan konsep/pemikiran penanganan masalah

kelapa sawit.

3. Mendorong pengembangan SDM, lapangan kerja dan pelestarian sumber

daya alam/lingkungan.

4. Menggali potensi usaha sendiri dalam kerangka institusi nirlaba yang

memiliki badan hukum, untuk dapat mandiri dan sejahtera secara

berkesinambungan.

4.1.3 Letak Gografis

Pusat Penelitian Kelapa Sawit terletak di Kota Pematangsiantar Kecamatan

Marihat, Provinsi Sumatera Utara. PPKS mempunyai topografi lahan dengan

ketinggian 369 m di atas permukaan laut, curah hujan rata-rata 3 331 mm/tahun

dengan jumlah hari hujan rata-rata 184 hari/tahun dan kisaran suhu 20-29ºC. Jenis
17

tanah Podzolik merah kuning dengan pH rata-rata 5.0 - 6.0. Berdasarkan kelas

kesesuaian lahan maka kebun Unit Usaha Marihat termasuk ke kelas S1.

Ilustrasi 1. Peta Lokasi PPKS Marihat, Pematangsiantar, Sumatera Utara

4.2 Struktur Organisasi

PPKS dipimpin oleh seorang Direktur yang saat ini dipegang oleh Dr.Ir

Witjaksana Darmosarkoro. Dalam pelaksanaan kegiatan Direktur PPKS dibantu

oleh Kepala Bidang Penelitian, Kepala Biro Umum/SDM, Kepala Bidang Usaha

dan Kepala Satuan Usaha Strategis Bahan Tanaman (SUS-BHT). Kepala Bidang

Penelitian membawahi tujuh kelompok penelitian yang masing-masing diketuai

oleh seorang Ketua Kelompok Peneliti dan Kepala Urusan Penelitian. Kepala Biro

Umum/SDM membawahi tiga urusan yaitu Urusan SDM dan Hukum, Urusan

Akuntansi dan Keuangan, dan Urusan Rumah Tangga. Kepala bidang Usaha

membawahi Unit Usaha Marihat, Unit Usaha Medan, Urusan Pengembangan


18

Usaha dan Promosi, Urusan Pelayanan dan Konsultasi, serta Urusan Laboratorium

dan Pelayanan. Kepala Satuan Usaha Strategis Bahan Tanaman membawahi

semua bagian yang memproduksi, memproses, memasarkan dan mengawasi

kecambah kelapa sawit. Di samping itu, Direktur dibantu oleh Kepala Urusan

Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang dalam tugasnya bertanggungjawab

langsung kepada Direktur. Struktur organisasi Pusat Penelitian Kelapa sawit

secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.

Ilustrasi 2. Struktur Organisasi PPKS


19

4.3 Kebun Produksi

Kebun produksi yang dimiliki Pusat Penelitian Kelapa Sawit bekerja sama

dengan PTPN IV. Luas kebun produksi benih yang dimiliki adalah 137.28 ha

dengan rincian 110.27 ha untuk pohon induk betina dan 27.01 ha untuk pohon

induk jantan. Sedangkan jumlah pohon induk yang masih aktif di Unit Usaha

Marihat hingga bulan Maret adalah 3539 pohon induk betina dan 153 pohon induk

jantan. Lokasi untuk pohon induk Unit Usaha Marihat tersebar di beberapa lokasi

yaitu Bah Jambi, Marihat, Balimbingan dan Dalu-Dalu.

4.4 Produksi Benih Kelapa Sawit

Teknik produksi benih kelapa sawit pada prinsipnya yaitu setiap tahapan

dalam produksi benih adalah untuk menjamin diperolehnya benih yang memenuhi

kriteria persentase perkecambahan tinggi, pertanaman yang homogen dilapangan,

dan legitimasi material yang dihasilkan (Purba et al., 1997).

Devisi Produksi bertanggung jawab dalam proses pengolahan dan

pengecambahan benih. Proses produksi benih dimulai dari penyiapan benih,

pematahan dormansi sampai proses perkecambahan.

4.4.1 Persiapan Benih

Unit persiapan benih merupakan bagian dari Devisi Produksi yang memiliki

tugas untuk mempersiapkan benih dari tandan benih menjadi benih siap proses.

Tahapan persiapan benih merupakan proses awal yang berlangsung dari

penerimaan tandan benih sampai untuk dikirim ketahapan pematahan dormansi.


20

Tahapan persiapan benih yang dilakukan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)

Marihat, Sumatera Utara , terdiri dari : penerimaan tandan benih, Fermentasi

spikelet, pemipilan spikelet, pengupasan daging buah, penirisan atau pengeringan

benih, seleksi benih, injekt print atau pemberian logo PPKS, dan penyimpanan

benih.

A. Penerimaan Tandan Benih

Penerimaan tandan benih adalah kegiatan penerimaan tandan dari lapangan

yang sudah dipanen oleh Devisi Pohon Induk untuk dipersiapkan menjadi benih.

Tandan yang datang dari lapangan diterima di periksa surat pengantar panennya,

melakuakn pemerikasaan kelengkapan label tandan dan ditimbang. Pemeriksaan

meliputi kondisi label tandan tertancap kokoh diantara spikelet dan tidak melukai

buah, identitas label harus sesuai dengan administrasi panen yaitu nomor

penyerbukan, tanggal pembungkusan, tanggal penyerbukan, nomor pohon induk,

nomor registrasi dan inisial pollinator.

Penerimaan tandan buah segar yang akan dijadikan benih dikirim

berdasarkan lokasi dan shift pengiriman. Untuk lokasi yang berada di daerah Bah

Jambi sebagian besar dikirim pada hari senin, sebagian lainnya dikirim pada hari

selasa. Pengiriman tandan buah segar dikirim dari lokasi Bah Jambi, Marihat dan

Balimbingan dikirim pada hari selasa. Khusus hari kamis, terdapat pengiriman

dari kebun Dalu-Dalu, seluruh pengiriman ini sudah terjadwal dengan baik.

engambilan tandan buah segar untuk kebun Bah Jambi, Marihat, dan Balimbingan

menggunakan sistem afdeling dan blok, sedangkan untuk kebun Dalu-Dalu hanya

menggunakan blok saja. Pengiriman tandan tidak ada target, tetapi fleksibel
21

tergantung berbagai kondisi yang terjadi, seperti cuaca dan kondisi tanaman

namun sesuai jadwal. Pengiriman tandan beragam, mulai dari 50-300 tandan

benih dengan 1350-2 000 berondolan kumulatif. Setiap varietas dan daerah di

tandai dengan kode khusus:

Tandan yang diterima yaitu dalam kondisi terbungkus, hal ini untuk

menjaga kehilangan berondolan pada saat pengangkutan dari lapang dan untuk

menghindari tercampurnya berondolan antar persilangan. Penimbangan dilakukan

pada kondisi tandan masih terbungkus, penimbangan tandan dilakukan bersama

keranjang biru yang memiliki 1 kg dan diperoleh bobot tandan. Bobot tandan

bervariasi tergantung tahun tanamnya, semakin bertambah umurnya semakin berat

bobot tandannya. Pada tahap penerimaan ini dilakukan evaluasi tandan dengan

pemilihan kualitas tandan normal yang memiliki kualitas tandan yang baik di atas

20% dan kualitas tandan di bawah 20% maka tandan benih tersebut harus di afkir,

bobot tandan meiliki varian yang beragam dengan kisaran 25 hingga 71 kg.

A B C
Ilustrasi 1. Proses penerimaan tanda Benih : (A) diterima tandan dari pohon

induk, (B) Label tandan benih. (C) penimbangan tandan


22

B. Pengeboran dan Fermentasi

Sebelum melakukan fermentasi pada tandan, di lakukan pengeboran tandan

agar mudahnya masuk proses fermentasi terhadap tandan. Fermentasi tandan

adalah proses pembusukan atau pelunakan spikelet yang bertujuan untuk

memudahkan proses pemipilan atau pemisahan buah dari spikeletnya dan

bertujuan agar daging buah sedikit memar sehingga mempermudah proses

pemipilan dan pengupasan daging buah oleh mesin pengupasan Depericarper.

Fermentasi dilakukan langsung di dalam keranjang plastik dikarenakan tidak

mudah berkarat dan dapat dipakai berulang serta umur ekonomisnya panjang.

Tandan di fermentasi selam 4- 7 hari.

A B

Ilustrasi 2. Proses pengeboran dan fermentasi : (A) proses pengeboran tandan (B)
Fermentasi tandan

Ciri – ciri keberhasilan fermantasi yaitu : (1) buah mudah terlepas dari

spikelet, (2) banyak buah yang telah terlepas, (3) daging buah agak memar dan

mudah tersobek, (4) spikelet terlihat layu dan mengkerut, (5) adanya miselium

dan tercium bau khas fermentasi, (6) adanya lalat kecil yang mengerubungi.

Tandan hasil fermentasi selanjutnya dipipil.


23

C. Pemipilan

Pemipilan spikelet adalah proses memisahkan buah dari spikeletnya dengan

menggunakan mesin Depericarper , proses pemipilan dilakukan dengan mesin

Depericarper yang dapat mempermudah pemipilan tandan mesin pemipilan ini

memerlukan waktu 5 – 10 menit untuk memisahkan buah dan spikeletnya dengan

kapasitas satu tandan, proses ini dibantu dengan box untuk menampung buah hasil

brondolan bagian bawah. Hasil pemipilan dimasukkan ke dalam karung goni, tiap

karung goni berisi satu persilangan yang selanjutnya siap untuk dikupas.

Ilustrasi 3. Proses Pemipilah Tandan

D. Pengupasan Daging Buah

Pengupasan daging buah adalah proses mengupas daging buah yang

menyelimuti benih. Brondolan hasil pemipilan selanjutnya dikupas menggunakan

mesin pengupas daging buah atau depericarper. Pengupasan bertujuan untuk

menghilangkan mesokarp sehingga diperoleh biji kelapa sawit sempurna. Mesin

yang digunakan untuk pengupasan berondolan ada dua tipe yaitu tipe horizontal

dan tipe vertical :


24

 Depericarper horizontal, mesin pengupas ini memerlukan waktu sekitar 45

menit untuk mengupas berondolan dengan kapasitas dua tandan. Benih

hasil kupasan mesin ini baik dengan tingkat kerusakan kecil, namun waktu

yang dibutuhkan cukup lama.

 Depericarper vertical, disebut juga mesin turbo dapat mengupas

berondolan 5 – 10 menit per tandan. Mesin ini sangat efisien dalam waktu

karena dapat mengupas buah dengan cepat, tetapi apabila tidak hati-hati

dalam penggunaannya akan meningkatkan tingkat kerusakan benih.

A B C

Ilustrasi 4. Proses pengupasan daging buah (A) depericarper tipe horizontal (B) depericarper tipe
vertical (C) pengupasan buah

Mesin pengupas Depericarper memiliki keunggulan dan kelemahan. Mesin

depericarper horizontal memiliki keunggulan kerusakan 0%, tetapi memerlukan

air dan waktu yang lebih lama yaitu sekitar 45 menit per tandan. Mesin

depericarper vertikal memiliki keunggulan waktu yang relatif lebih singkat

dibanding horizontal, mesin ini membutuhkan waktu pengupasan per tandan

selama 10 menit dengan tingkat kerusakan 1%.

PPKS lebih mengutamakan memakai depericarper vertical karena produksi

yang tinggi membutuhkan mesin pengupas yang lebih cepat. Petugas pengupasan
25

dituntut untuk lebih hati-hati, peka, teliti dan memerlukan perhatian ekstra dalam

melakukan pengupasan, karena kelalaian dapat mengakibatkan tingkat kerusakan

biji dalam mesin semakin tinggi. Petugas yang sudah mahir mampu menggunakan

feeling-nya dalam melakukan pengupasan. Pengupasan dilakukan terpisah untuk

setiap persilangan. Buah satu persilangan dikupas dalam satu mesin pengupas.

Pada mesin dipastikan tidak ada biji yang tertinggal dari pengupasan sebelumnya.

E. Penirisan dan Pengeringan Benih

Penirisan dilakukan denan tujuan menghilangkan air pada permukaan calon

benih sehingga calon benih tersebut benar – benar kering. Biji hasil pengupasan

direndam dengan larutan Dithane untuk mencegah berkembangnya jamur serta

mikroorganisme dengan konsentrasi 0,2%. Berat basah biji hasil pengupasan

ditimbang, kemudian biji dituang ke kawat penirisan dan disimpan 24 jam dalam

ruangan bersuhu 20 – 250C dan menggakan kipas angin untuk meratakan suhu

sekitar ruangan dan mempercepat penegeringan. Hal ini dilakukan agar esok

harinya biji yang akan diseleksi sudah kering. Sehingga memudahkan seleksi

benih, karena dalam kondisi basah sulit membedakan biji putih dan biji normal.

A B

Ilustrasi 5: Proses penirisan benih (A) penerisian biji (B)


penimbangan berat basah biji
26

F. Seleksi Benih

Bagian seleksi benih pada divisi ini terbagi dua yaitu seleksi benih dan

pengelompokan. Kegiatan seleksi benih terdiri dari memisahkan,

mengelompokkan dan menghitung benih baik dan benih afkir. Setiap persilangan

yang diseleksi dilakukan secara terpisah dan dilakukan secara teliti untuk

menghindari tercampurnya benih lain. Benih yang telah diterima kemudian

disortasi menggunakan kotak kawat dengan panjang 60 cm, lebar 40 cm, dan

tinggi 10 cm, diameter lubang yang digunakan sebesar 1.3 x 1.3 cm. Penggunaan

diameter sebesar 1.3 cm merupakan benih yang berukuran sedang. Benih yang

lolos dari kotak kawat merupakan benih kecil dan afkir. Selain seleksi kotak

kawat bawah, kotak kawat atas turut diseleksi untuk memisahkan benih pecah dan

benih baik. Selain seleksi, unit ini juga memotong rambut benih yang terdapat di

bagian ujung, yang bertujuan untuk mencegah terbentuknya jamur. Benih-benih

yang telah diseleksi, kemudian ditimbang dan dicatat jumlahnya serta dimasukkan

ke dalam kantung berlubang beserta identitas, kantung yang berisi benih

kemudian dikirim ke gudang stock untuk dikelompokkan dan diberi identitas.

Ilustrasi 6. Seleksi benih


27

Benih baik yaitu benih yang memiliki ukuran diameter ≥ 1.3 cm, berwarna

coklat tua atau hitam, tidak memiliki cacat fisik, dan tidak pecah. Biji afkir

dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu:

- Biji kecil

Keriteria biji kecil yaitu biji berukuran < 1.3 cm yang lolos saringan. Bisa

disebabkan oleh faktor genetis atau faktor morfologis dari pohon induk.

- Biji pecah

Biji pecah yaitu biji yang memiliki cacat fisik yang disebabkan oleh kegiatan fisik

dalam proses penyiapan benih yaitu pencincangan dan pengupasan.

- Biji putih.

Biji putih bisa diakibatkan oleh pertumbuhan biji yang belum sempurna atau

dipanen terlalu muda. Biji putih biasanya merupakan biji dalam. Warna biji dalam

satu persilangan/tandan yang berwarna hitam < 50% akan diafkir.

G. Injek Print atau Pemberian Logo PPKS

Bagian stok terdiri dari dua unit kerja, yaitu pengelompokan dan pemberian

identitas. Pengelompokan benih memiliki kegiatan kerja untuk memilah benih

berdasarkan jenis persilangannya. Pengerjaan pengelompokan benih berada pada

ruang stock I yang memiliki suhu dingin (AC). Benih yang telah disortir oleh

bagian ini kemudian dikirim ke bagian identitas. Bagian identitas bertugas untuk

menandai benih, menandakan benih menggunakan mesin inkjet dengan kapasitas

mesin 60.000 butir/hari atau 200 butir per menit dan masa kerja mesin per hari 5

jam. Benih yang telah diberi identitas memiliki ciri-ciri terdapat tulisam PPKS

berwarna kuning di cangkang benih. Benih yang telah diberi identitas selanjutnya
28

dimasukkan ke dalam ruang stock II, namun untuk benih yang telah dipesan,

dikirim ke unit pematahan dormansi.

A
B

Ilustrasi 7. Proses Injekt Benih (A) benih yang telah diberi identitas (B) ruang dan
mesin cap identitas benih

H. Penyimpan Benih

Benih yang sudah diberi identitas, cap, dan dikelompokkan kemudian

disimpan di ruang stock. Di dalam ruang penyimpanan disusun rak-rak

penyimpanan sesuai dengan varietasnya yang berukuran 8m x 1m x 3m. Ruang

penyimpanan berfungsi untuk menyimpan benih seoptimal mungkin dalam jangka

waktu lama serta menjaga viabilitas benih. Ruangan penyimpanan bersuhu 20°-

25°C dengan kontrol rutin tiga kali dalam satu hari untuk menjaga kestabilan

suhu. Penyimpanan benih umumnya variatif mulai dari dua minggu hingga tiga

bulan sudah langsung diminta untuk dikecambahkan. Benih yang akan

dikecambahkan kemudian dikeluarkan dari ruang penyimpanan sesuai dengan

varietas disertai dengan surat permintaan.


29

Ilustrasi 8. Ruang penyimpanan Benih

4.4.2 Pemecahan Dormansi Benih

Benih yang sudah selesai dari persiapan benih dan akan dikecambahkan

terlebih dahulu dilakukan kegiatan pematahan dormansi. Benih kelapa sawit

memiliki cangkang yang tebal dan keras yang menyebabkan air dan udara sulit

untuk masuk ke dalam benih, sehingga memerlukan proses pematahan dormansi

untuk berkecambah. Benih yang akan dikecambahkan terlebih dahulu dipatahkan

dormansinya. Sebelum proses pematahan dormansi dilakukan, benih yang

diterima dari persiapan benih diperiksa identitasnya yaitu: nomor persiapan benih,

nomor penyerbukan, berat benih dan jumlah benih. Setelah identitas benih benar

kemudian benih siap dipatahkan dormansinya. Proses pematahan dormansi yang

dilakukan di Divisi Produksi PPKS Marihat yaitu: perendaman I, pengeringan I,

pemanasan, perendaman II, dan pengeringan II.

A. Penerimaan Benih

Benih yang diterima dari unit Persiapa Benih Divisi Produksi terlebih

dahulu dilakukan pemeriksaan identitas benih. Kantong plastik benih yang

diterima diganti dengan kantong jaring (keruntung) dan diikat erat yang
30

memudahkan untuk proses perendaman dan diberi identitas dari lanel plastik

ditulis menggunakan spidol tinta permanen.

A B

Ilustrasi 9 Proses Penerimaan Benih. (A)Pemeriksaan Identitas (B) pemindahan


kantong plastik dengan kantong jaring (keruntung)

B. Perendaman I

Perendaman I dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kadar air benih dari

14% menjadi 17 – 18%, proses perendaman pertama yaitu dimasukkan kejaring

(keruntung) perendaman dengan jangka 5 -7 hari. Proses perendaman berada di

bak khusus perendaman dengan dibantu oleh aerator. air perendaman diganti

untuk menghilangkan jamur dan kotoran yang menempel pada benih. Dasar bak

perendaman dipasang pipa dengan lubang-lubang kecil yang menghembuskan

oksigen secara merata bertujian agar selalu tersedia oksigen untuk benih. Air

perendeman tiap hari diganti untuk menghilangkan jamur dan kotoran yang

menempel pada benih.


31

Ilustrasi 10: Proses Perendaman I

C. Pengeringan I

Benih yang sudah direndam selama 7 hari, dimasukkan ke wadah kotak

plastik berjaring disertai dengan labal identitas benih. Apabilah jumlah benih

terlalu banyak maka benih pada satu persilangan dibagi dalam beberpa tray untuk

mempermudah penirisan/pengeringan nantinya. Benih tersebut diberikan

perlakuan dengan dicelupkan larutan dithane dengan konsentrasi 0.2 g/liter air

untuk mencegah terbentuknya cendawan, kemudian benih dikeringkan selama 24

jam di rak pengeringan dengan menggunakan kipas angin agar mempermudah

benih cepat kering. Benih yang telah kering digabung berdasarkan identitasnya (

per silangan ) dalam palstik lalu ditimbang, benih yang telah ditimbang di

masukkan ke dalam tray berwarna biru dan siap dimasukkan kedalam ruang

pemanas.

Sebelum dimasukkan keruang pemanas dilakukan pengkuran atau tes kadar air

benih terhadap sampek yang diambil secara acara. Tes kadar air yang digunakan

adalah metode langsung dnegan suhu oven 100oC selama 2 x 24 Jam.


32

A B
Ilustrasi 11. Proses pengeringan I : (A) pengeringan I (B) benih siap di
masukkan ruang pemanas

D. Pemanasan

Pemanasan merupakan proses ketiga pematahan dormansi. Benih yang telah

dimasukkan kedalam tray berwarna biru dengan ukuran 70cm c 45cm x 8cm,

selanjutnya dimasukkan kedalam ruang pemanas selama 60 hari dengan suhu

38oC – 40oC. Alat pendukung yang terdapat diruang pemanas terdiri dari

termometer ruang, kipas, blower dan thermograph digital, sistem pemanas yang

digunakan sudah terkomputerisasi, setiap suhu mencapai 40 OC, secara otomatis

pemanas akan dimatikan lalu diganti kipas secara bergantian. Setelah 7 hari benih

tersebut dikeluarkan dari ruangan pemanas untuk pergantian oksigen pada benih

dan terus dilakuakn setiap sekali 7 hari sekali. Pada saat pergantian oksigen benih

harus dibalik agar kering merta dan apabila ada benih yang diserang cendawan,

maka benihnya diafkir dan didata.


33

Ilustasi 12. proses pergantian oksigen

E. Perendaman II

Setalah 60 hari benih berada pada ruang pemanas, dilakukan pengeluaran

benih dari ruang pemanas, sebelum melakukan perendaman ke-2 benih di dalam

kotak tray berwarna biru di ganting dengan jaring (keruntung). Selanjutnya

dilakukan perendaman II selama 3 hari, perendaman II dilakukan bertujuan utuk

meningkatkan presenatase kadar air benih menjadi 22% - 23%, sehingga benih

siap untuk dikecambahkan. Kerena sebelumnya proses pemanasan maka terjadi

proses imbibisi dimna pori – pori benih terbuka.

Ilusrasi 13: proses perendaman ke-2


34

F. Pengeringan II

Proses setelah perendaman kedua yaitu pengeringan, sebelum dikeringkan

benih direndam dengan larutan Dithane 0,2% selama 3 menit untuk mencegah

kontaminasi jamur. untuk mencegah kontaminasi jamur. Kemudian benih

dikeringkan selama 5 – 8 jam pada rak pengeringan. Untuk mempercepat

keringnya benih biasanya dibantu dengan kipas angin.

G. Pengiriman ke Perkecambahan

Sebelun dikirim ke Unit Perkecambahan, benih terlebih dahulu dilakukan tes

kadar air, benih yang akan dikirm ke ruang perkecambahan dengan kadar air

berkisar 22% - 23%. Benih yang telah kering dimasukkan ke dalam kotak tray

warna kuning siap untuk dikecambahkan dan di kirim ke Unit Perkecambahan.

4.4.3 Perkecambahan Benih

Benih yang sudah melalui tahapan pematahan dormansi, kemudian dikirim

ke Unit Perkecambahan untuk kemudia dikecambahkan. Tahapan kegiatan

perkecambahan yaitu perkecambahan dan seleksi kecambah sampai siap

disalurkan. Benih yang telah disusun dalam tray kemudian dimasukkan ke dalam

ruang pengecambahan dengan suhu 28 - 32°C dan kelembapan berkisar antara

65oC – 75oC. Temperatur (suhu) dan kelembaban merupakan faktor yang sangat

mempengaruhi tingkat viabilitas benih selama perkecambahan. Sistem pengaturan

suhu di dalam ruangan perkecambahan sudah terkomputerisasi, setiap suhu 32°C

maka akan berganti dengan kipas.


35

A. Perkecambahan

Benih mulai berkecambah umumnya setelah 17 – 21 hari di ruangan

perkecambahan, dan melakukan penyiraman pertama setelha 8-10 hari. Kemudian

pada saat itu dilakukan pengambilan pemilihan pertama dan melakukan pemilihan

kecambah sampai 12 kali pemilihan kecambah. Setiap minggu benih pada tray

diperiksa dan jika telah berkecambah dikeluarkan untuk dipilih. Pada saat itu

dilakukan juga penyemprotan Dithane 0.1 – 0.2% menggunakan hand sprayer

untuk mencegah kecambah kering dan serangan jamur. Pemilihan dilakukan

maksimal sampai enam kali atau enam minggu. Dalam pemilihan kecambah akan

dijumpai kecambah normal dan kecambah afkir.

B. Seleksi Kecambah

Setelah 10 – 14 hari kecambah mulai tumbuh dilakukan pemilihan I.

Pemilihan I dilakukan dengan memisahkan antara kecambah dengan benih yang

belum tumbuh. Kecambah yang satu persilangan selanjutnya dimasukkan kedalam

kantong plastik dengan kapasitas 150 kecambah setiap kantongnya. Apabila lebih

dari dua kantong, maka plastiknya harus diikat menjadi menyatu. Benih yang

belum tumbuh disiram dengan air untuk menjaga kelembapan benih dan

mendorong pertumbuhan kecambah dan kemudian di kembalikan ke ruang

perlecambahan. Setealh 3-4 hari berikutnya dilakukan pemilihan berikutnya

begitu seterusnya sampai 12 kali pemilihan. Apabilah benih tetap tidak

berkecambah setelah 12 kali pemilihan, maka benih tersebut diafkir atau

dimusnahkan.
36

Kecambah yang sudah tumbuh kemudian diseleksi dengan memisahkan

antara kecambah dengan kecambah normal dan kecambah afkir :

Kriteria kecambah normal :

1. Kecambah tumbuh dengan baik, dapat dibedakan antara radikula dan

plumula

2. Plumula dan radikula tumbuh lurus dan berlawanan arah.

3. Panjang plumula dan radikula maksimal 2cm serta segar.

4. Tidak berjamur dan tidak patah

Kriteria kecambah abnormal :

1. Plumula dan radikula tumbuh searah (membengkok)

2. Layu dan berjamur

3. Panjang radikula dan plumula >2cm

4. Pertumbuhan plumula atau radikula terhambat

5. Plumula atau radikula tidak tumbuh.

Kecamabah yang normal kemudian dihitung dan dicatat pada label jumlah

benih yang berkecambah agar diketahui berapa sisa benih yang ada pada tray,

sedangkan kecambah yang abnormal dimasukkan dan didata.

A B

Ilustrasi 14. Proses Seleksi Benih (A) Pemilihan kecambah (B)


kecambah yang sudah diseleksi
37

C. Pengemasan Kecambah

Kecambah normal yang sudah dihitung dimasukkan ke dalam kantong

plastik berukuran 26 cm x 30 cm, tebal 0.05 mm, berwarna biru dan berlogo

“PPKS”. Setiap kantong berisi 150 kecambah, kecambah yang dijual memiliki

kisaran Rp. 7500 – Rp. 15000/kecambah tergantung varietas. Apabila jumlah

kecambah normal pada tiap persilangan lebih dari 150 maka kecambah

dimasukkan ke dalam kantong lain, selanjutnya identitas kecambah yang telah

dipilih disiapkan serta kecambah yang berasal dari satu persilangan diikat menjadi

satu. Pengiriman kecambah dilakukan dengan cara memasukkan kantong kemasan

ke dalam box plastik berukuran 60 cm x 40 cm. Setiap box berkapasitas 34

kantong kemasan kecambah atau 5100 kecambah. Agar kecambah tahan

guncangan dan untuk menghindari kecambah patah pada saat pengiriman maka

ditambahkan busa sterofoam di dalam box dan diantara kantong tersebut.

Kemasan kecambah baik per persilangan yang akan ke dikirim ke medan

sebelumnya dicatat dan disalin ke dokumen daftar persilangan serta surat

pengantar acara serah terima kecambah dari Divisi Produksi yang akan dikirim ke

medan kemudian staf Divisi QC memberikan segel khusus.

Selanjutnya kecambah siap untuk dikirim ke PPKS Medan dan disalurkan

kepada konsumen. Sebelum disalurkan kepada konsumen pada PPKS Medan

kecambah disimpan pada ruang stock opname dengan suhu berkisar antara 19 - 20

ºC. Penyaluran kecambah kelapa sawit dilakukan setiap hari kerja yaitu dari hari

senin sampai hari jumat.


38

A B

Ilustrasi 15: Proses Pengemasan Perkecambahan (A) kemasan plastik kecambah


(B) box plastik
39

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Keberhasilan PPKS menjadi produsen benih kelapa sawit terbesar di

Indonesia tidak terlepas dari kemampuan teknis yang handal dan keberhasilan

manajemen di PPKS termasuk komitmennya dalam memperhatikan mutu benih

yang diproduksi.

Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat mampu memproduksi dan

memenuhi sasaran mutu dengan baik. Dalam kegiatan memproduksi benih PPKS

sangat memperhatikan mutu genetik, fisik dan fisiologis. Hal ini terlihat dari

setiap tahapan kegiatan penyiapan benih yaitu dengan menjaga kemurnian

varietas, meminimalisir kerusakan biji, menjaga kebersihan benih, dan

mempertahankan viabilitas benihnya.

5.2 Saran

Saran untuk kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) tentang teknik produksi

benih kelapa sawit yang telah dilaksanakan yaitu perlu dilakukan lebih banyak

penjelasan materi dan jadwal lebih terstruktur agar pelaksanaan terjadwal oleh

mahasiswa lebih efektif.


40

DAFTAR PUSTAKA

Buana, L., D. Siahaan, dan S. Adiputra. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

[DIRJENBUN] Direktorat Jendral Perkebunan. 2014. Stastistik Perkebunan


Indonesia 2013 – 2015. Jakarta (ID): Kementrian Pertanian.

Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I . Sayawibawa, R. Hartono . 2008 . Kelapa Sawit


(Budi Daya Pemanfaatan Hasil & Limbah Analisis Usaha & Pemasaran) .
Edisi Revisi . Cetakan XXIII . Penebar Swadaya . Bogor. Ham 32 – 38.

Hidayah I. 2001. Produksi Bahan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)
di Balai Penelitian Marihat Sumatera Utara. Skripsi. Jurusan Budi Daya
Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Hal 78.

Latif, S. 2004. Variasi waktu antara pecah seludang dan antesis bunga kelapa
sawit. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit 12(2): Hal 107-113.

Latif, S. 2006. Potensi dan Peluang Investasi Industri Kelapa Sawit di Indonesia.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Hal 220.

Liwang, T. 2008. Structure and Performance of Oil Palm Seed Industry in


Indonesia, 1997 - 2007. Majalah Info Sawit, edisi November 2008. Hal
26-27.

Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat
Perkebunan Marihat. Pematang Siantar. 437 hal.

Lubis, A.U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia Edisi 2.
Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Sumatera Selatan. 435 hal.

Mangoensoekarjo, S. dan H. Semangun. 2008. Manajemen Agrobisnis Kelapa


Sawit. UGM Press. Yogyakarta. 605 hal.

[PASPI] Oil pal Agribusiness Strategic Policy Institute. 2016. Mitos dan Fakta
Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi, dan
Lingkungan Global. Bogor (ID).

Pahan I. 2010 .Paduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir (Cetakan ke VII). Penebar Swadaya. Jakarta.

Purba, A. R., Akiyat, dan C. Muluk. 1997. Bahan tanaman kelapa sawit asal Pusat
Penelitian Kelapa Sawit. Prosiding Pertemuan, Teknis Kelapa Sawit. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Hal 11-26.
41

Saraswati U.P. 2010. Produksi dan Pemasaran Benih Kelapa Sawit (Elaeis
guiinensis Jacq) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat. Sumatera
Utara.Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura,Fakultas Pertanian
IPB. 109 Hal.

Sastrosayono, S., 2008. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit Tenik Budi Daya, Panen, dan Pengolahan.
Kanisius. Yogyakarta. 127 hal.

Sukamto, ITN. 2008. 58 Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kelapa


Sawit. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
42

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Penunjukan Pembimbing Praktek Kerja Lapangan


43

Lampiran 2. Daftar Pertanyaan

1. Identitas Responden.

Nama : Andi Napitupulu


Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Perumahan Ameres PPKS Marihat
Pekerjaan/jabatan : Karyawan

2. Identitas Responden

Nama : Bob Simanjuntak


Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Jl. Melanthon Siregar , Pematang siantar
Pekerjaan/jabatan : Mandor 3

3. Keadaan Umum dan Kondisi Perusahaan

A. Identitas Perusahaan
 Nama Perusahaan
 Sejarah Perusahaan
 Bentuk Perusahaan
 Lokasi Perusahaan
 Luas Area Perusahaan
 Tata Letak Perusahaan

B. Struktur Organisasi Perusahaan

 Susunan Struktur Organisasi


 Deskripsi Tugas Pembagian
 Jumlah Tenaga Kerja Perusahaan
 Pendidikan Tenaga Kerja
 Fasilitas Penunjang
44

C. Proses Produksi

1. Persiapan Benih

 Cara Penerrimaan Tandan Kelapa Sawit


 Pemeriksaan Identitas Tandan Kelapa Sawit
 Umur Tandan Kelapa Sawit
 Waktu fermentasi
 Pemipilan Benih
 Pengelupasan Benih
 Seleksi Benih dan Injek Benih

2. Pemecahan Dormansi

 Penerimaan dan Pengecekan Benih yang masuk


 Perendaman
 Pengeringan
 Pengiriman ke Divisi Perkecambahan

3. Perkecambahan

 Penerimaan Kecambah
 Penyiraman Kecambah
 Pemilihan Kecambah
 Pengemasan Kecambah
45

Lampiran 3 . Lokasi Jumlah Pohon Induk dan Pohon bapak

Pohon Induk Kebun Marihat

No Lokasi / Pos Tahun Tanam Jumlah Pohon

1 Bah Jambi Afd IV / Pos I 1987 164

2 Bah Jambi Afd IV / Pos II 1987 184

3 Bah Jambi Afd IV / Pos III 1987 218

4 Bah Jambi Afd IV / Pos IV 1987 399

5 Bah Jambi Afd IV / Pos V 1988 219

6 Bah Jambi Afd III / 93 1993 182

7 Bah Jambi Afd II / 266 1989 59

8 Bah Jambi Afd I / 95 1995 155

9 Bah Jambi Afd VI / 92 1992 144

10 Bah Jambi Afd VII / 96 1996 88

11 Bah Jambi Afd VIII / 2000A 2000 433

12 Bah Jambi Afd VIII / 2000B 2000 356

13 Marihat Afd III/44 A Pos I 1986 230

14 Marihat Afd III/44 Pos II 1986 183

Total 3.014

Pohon Induk Sei / Aek Pancur

No Lokasi / Pos Tahun Tanaman Jumlahh Pohon

1 SP 86 DD 1986 21
46

2 SP 90 DD 1990 42

3 SP 91 DD 1991 6

4 AP 90 DD 1990 45

5 AP 02 S 1997 165

6 AP 04.05.07.08 S 1998 921

7 AP 10 S 1999 491

Sub Total Dura Deli 1.691

8 SP 92 Dy 1992 14

9 SP 92 Dy 1993 69

10 AP 93 Dy 1993 782

Sub Total Dura Dumpy 865

Total Sei / Aek Pancur 2.556

Pohon Induk Dalu – Dalu

No Lokasi / Pos Tahun Tanaman Jumlah Pohon

1 BLOK C 1992 105

2 BLOK I 1993 351

3 BLOK L 1993 69

Total 529

Total Pohon Induk 6.095

Pohon Bapak

No Lokasi / Pos Tahun Tanaman Jumlah Pohon


47

1 Benoa VIII 83.87 1974/ 77 118

2 Benoa VII 100 1976 23

3 Bah Jambi VIII / 2000 2000 8

4 Bah Jambi II/92 1992 4

Total Marihat 153

1 AP II 84 1985 46

Total Pohon Bapak 199

Lampiran 4. Varietas Kelapa Sawit PPKS

No Nama Varietas

1 Yangambi

2 Lame

3 AVROS

4 Langkat

5 Simalungun

6 PPKS 540

7 Dumpy

8 PPKS 718

9 YA.MG

10 540 NG

11 PPKS 239

12 Khusus
48

Lampiran 5. Data Produksi Tandan Masuk

Bulan Jumlah tanda masuk

Jlh. Persil Baik Afkir

Januari 1.212 1.189 23

Februari 986 966 20

Maret 1.057 1.040 17

April 1.041 1.026 15

Mei 1.728 1.697 31

Juni 1.350 1.322 28

Juli 1.535 1.506 29

Agustus 1.875 1.835 40

September 1.592 1.538 54

Oktober 2.008 1.950 58

November 1.676 1.628 48

Desember 1.280 1.247 33

Total 17.340 16.944 396


49

Lampiran 6. Proses Benih di Persiapan Benih

Benih Proses di Persiapan Benih

Tahun Varietas Jlh.Persil Jlh.Benih Jlh.biji afkir Jlh.Biji

Yangambi 573 869.066 124.595 993.661

Simalungun 7.268 10.947.519 1.759.084 12.706.603

Langkat 459 773.783 128.565 902.348

Avros 1.309 1.904.258 267.467 2.171.725

540-B 5.008 6.506.847 951.741 7.458.588

2017 718-C 820 1.292.093 255.712 1.547.805

239-C 508 921.802 123.612 1.045.414

DyxP 631 1.165.018 115.530 1.280.548

Khusus 50 76.476 13.823 90.299

540NG 144 167.295 27.940 195.235

Ya MG 31 57.436 8.784 66.220

Lame 143 114.983 20.605 135.588

Sub Jumlah 16.944 24.796.576 3.797.458 28.594.034


50

Lampiran 7: Pengiriman Benih ke Pemecahan Dormansi

No Varietas Total

Taksasi Realisasi

1 Yangambi 1.140.000 843.802

2 Simalungun 9.228.000 8.181.294

3 Langkat 716.500 603.878

4 Avros 1.245.000 1.226.122

5 540-B 7.115.000 7.812.111

6 718-C 904.000 1.000.481

7 239-C 1.521.000 1.156.521

8 DyxP 1.521.000 1.156.521

9 Khusus 127.573

10 540NG 10.000 147.676

11 Ya MG 10.000 52.806

12 Lame 69.931

Jumlah 22.829.500 22.101.305


51
52

Lampiran 9. Penilaian Praktek Kerja Lapangan


53

Lampiran 10. LogBook


54

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy