Budidaya Jahe, Brosur Buku PDF
Budidaya Jahe, Brosur Buku PDF
Budidaya Jahe, Brosur Buku PDF
Hal.
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
I PENDAHULUAN 1
II SYARAT TUMBUH 5
III TEKNOLOGI BUDIDAYA 7
1. Bahan Tanam 7
2. Pembibitan 8
3. Persiapan lahan 10
4. Teknik penanaman 11
5. Pemeliharaan tanaman 13
6. Pemupukan 15
7. Pengendalian hama dan penyakit 17
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale
Karakteristik Kriteria
Jenis tanah Latosol, Andosol, Assosiasi
Regosol - Andosol
Tipe iklim A, B, C (Schmidt dan
Ferguson)
Jumlah curah hujan 2.500- 4.000 mm/tahun
Ketinggian tempat 300- 900 m dpl
Jumlah bulan 7- 9 bulan
basah/tahun
Suhu udara 2- 30o C
Tingkat naungan 0- 30%
Tekstur Lempung, Lempung liat
berpasir
Drainase Baik
TEKNOLOGI BUDIDAYA
1. Bahan Tanam
2. Pembibitan
Penyiapan Bibit
Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskan dari
ancaman penyakit dengan cara bibit tersebut
dimasukkan ke dalam karung dan dicelupkan ke
dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit
dijemur 2-4 jam, barulah ditanam.
3. Persiapan Lahan
Pembukaan Lahan
Pengolahan tanah diawali dengan dibajak
sedalam kurang lebih dari 30 cm dengan tujuan untuk
mendapatkan kondisi tanah yang gembur atau remah
dan membersihkan tanaman pengganggu. Setelah itu
tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun
menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati
terkena sinar matahari. Apabila pada pengolahan
tanah pertama dirasakan belum juga gembur, maka
dapat dilakukan pengolahan tanah yang kedua sekitar
2-3 minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan
pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg/Ha.
Pembentukan Bedengan
Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya
jelek dan sekaligus untuk encegah terjadinya
genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi
bedengan-bedengan engan ukuran tinggi 20-30 cm,
lebar 80-100 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan
dengan kondisi lahan.
Pengapuran
Pengapuran dilakukan pada saat pembentukan
bedengan. Pada tanah dengan pH rendah, sebagian
besar unsur-unsur hara didalamnya, Terutama fosfor
(p) dan calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia
atau sulit diserap. Kondisi tanah yang masam ini
dapat menjadi media perkembangan beberapa
cendawan penyebab penyakit Fusarium sp dan
Pythium sp. Pengapuran juga berfungsi menambah
unsur kalium yang sangat diperlukan tanaman untuk
mengeraskan bagian tanaman yang berkayu,
merangsang pembentukan bulu-bulu akar,
mempertebal dinding sel buah dan merangsang
pembentukan biji.
Cara Penanaman
Benih jahe ditanam sedalam 5-7 cm dengan
tunas menghadap ke atas, jangan terbalik, karena
dapat menghambat pertumbuhan. Jarak tanam yang
digunakan untuk jahe putih besar yang dipanen tua
adalah 80 cm x 40 cm atau 60 cm x 40 cm, apabila
dipanen muda jarak tanam yang dianjurkan adalah 40
cm x 30 cm. Sedangkan jahe putih kecil dan jahe
merah jarak tanam digunakan 60 cm x 40 cm.
Setelah jahe ditanam perlu ditutup dengan
mulsa (jerami, alang-alang) untuk melindungi tunas
yang baru tumbuh/muncul ke permukaan tanah yang
belum mampu menahan teriknya matahari. Selain itu
pemberian mulsa mampu memperbaiki kondisi tanah
terutama di bagian permukaan, dan juga mengurangi
erosi karena mulsa mampu menahan aliran air.
5. Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman
Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang
mati atau pertumbuhannya tidak baik. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman
yang seragam serta waktu panen yang serempak.
Penyulaman dilakukan pada umur 1-1,5 bulan
dengan menggunakan benih cadangan yang telah
diseleksi dan disemaikan. Penyulaman sebaiknya
jangan dilakukan pada tanaman mati yang
disebabkan oleh penyakit layu bakteri. Pada bekas
tanaman tersebut sebaiknya diberi kapur untuk
menghindari penularan tanaman disekitarnya.
Penyiangan
Sampai tanaman jahe berumur 6-7 bulan
banyak tumbuh gulma, sehingga penyiangan perlu
dilakukan secara intensif. Apabila gulma dibiarkan
tumbuh sampai tanaman jahe berumur 180 hari akan
terjadi penurunan hasil sampai 60%.
Penyiangan pertama dilakukan pada saat
tanaman jahe berumur 2-4 minggu, kemudian
dilanjutkan 4-6 minggu sekali tergantung kepada
banyaknya gulma yang tumbuh.
Penyiangan setelah tanaman jahe berumur 4
bulan perlu dilakukan secara hati-hati agar tidak
merusak perakaran dan melukai rimpang yang dapat
menyebabkan masuknya bibit penyakit.
Penyiangan dapat dilakukan dengan cara
manual yaitu dengan mencabut gulmanya dengan
tangan atau dengan menggunakan kored, dan bisa
juga dengan herbisida. Caramanual akan berhasil
untuk gulma yang mudah dicabut, namun sulit
dilakukan terhadap gulma yang memiliki rimpang
(alang-alang), dan umbi (teki).
Pembubunan
Tanaman jahe memerlukan tanah yang
peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik,
maka tanah harus digemburkan. Pembumbunan
dilakukan guna menggemburkan tanah sekaligus
agar rimpang yang muncul tertutup tanah. Dengan
demikian kesempatan berkembangnya rimpang
menjadi baik dan dapat mencegah rimpang terkena
sinar matahari yang dapat membuat rimpang
berwarna hijau dan keras yang akan menurunkan
kualitas rimpang.
Pembumbunan dilakukan dengan cara
menimbun pangkal batang dengan tanah setebal
kurang 5 cm dan dilakukan pada waktu telah
terbentuk rimpang dengan 4-5 anakan.
Setiap kali dilakukan pembumbunan akan
terbentuk guludan kecil dan sekaligus terbentuk
saluran air yang berfungsi mengalirkan kelebihan air.
Intensitas pembumbunan tergantung keadaan tanah,
banyaknya hujan dan perlakuan budidaya (pemberian
mulsa). Pada tanah-tanah yang cepat mengeras
seperti tanah bertekstur liat dan hujan cukup banyak,
maka pembumbunan lebih sering dilakukan. Waktu
pembumbunan sebaiknya dilakukan menjelang
pemupukan.
6. Pemupukan
Pemberian pupuk dimaksudkan agar unsur-
unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia cukup.
Oleh karenanya, pemupukan mutlak diperlukan
terutama pada lahan yang kurang subur. Pemupukan
memegang peranan penting untuk meningkatkan
hasil rimpang, yaitu pupuk organik untuk memperbaiki
tekstur tanah dan aerasi tanah, dan pupuk anorganik
terutama N, P, dan K.
Pemupukan Organik
Pada budidaya jahe secara organik yang tidak
menggunakan bahan kimia termasuk pupuk buatan
dan obat-obatan, maka pemupukan secara organik
yaitu dengan menggunakan pupuk kompos organik
atau pupuk kandang dilakukan lebih sering dibanding
jika menggunakan pupuk buatan.
Adapun pemberian pupuk kompos organik ini
dilakukan pada saat pembuatan guludan sebagai
pupuk dasar sebanyak 60 – 80 ton per hektar yang
ditebar dan dicampur tanah olahan. Untuk
menghemat pemakaian pupuk kompos dapat juga
dilakukan dengan jalan mengisi tiap-tiap lobang
tanam di awal pertanaman sebanyak 0.5 – 1kg per
tanaman. Pupuk susulan selanjutnya dilakukan pada
umur 2 – 3 bulan, 4 – 6 bulan, dan 8 – 10 bulan.
Adapun dosis pupuk susulan sebanyak 2 – 3
kg per tanaman. Pemberian pupuk kompos ini
biasanya dilakukan setelah kegiatan penyiangan dan
bersamaan dengan kegiatan pembubunan. Apabila
akan menggunakan pupuk kimia, maka pupuk organik
cukup diberikan pada saat pemupukan dasar dengan
dosis 20-40 ton/ha.
Pemupukan Kimia
Selain pupuk dasar (pada awal penanaman),
tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua (pada
saat tanaman berumur 2-4 bulan). Pemupukan tahap
kedua digunakan pupuk buatan seperti Urea,
TSP/SP-36 dan KCl. Teknologi pemupukan anjuran
untuk tanaman jahe seperti Tabel 2.
Panen
Simplisia
Rimpang dicuci, kemudian diiris-iris dengan
ketebalan 1-4 mm
Irisan rimpang dijemur dengan menggunakan alas
anyaman bambu/tampah, lantai jemur atau tikar,
sampai kadar air mencapai 8-10%. Perlu
diperhatikan agar irisan rimpang tidak menumpuk
terlalu tinggi yang akan menyebabkan irisan
rimpang berjamur
Simplisia dikemas dengan baik di dalam kantong
plastik yang higienis dan siap dipasarkan atau
digunakan dalam industri jamu/obat, makanan,
dan minuman.
Bubuk Jahe
Jahe kering (kadar air 8-10%) digiling halus
dengan ukuran sekitar 50-60 mesh
Bubuk yang sudah jadi, dikemas dalam wadah
kering, dan siap digunakan untuk bumbu, bahan
baku industri minuman (bir, brandi dan anggur
jahe)
Sirup Jahe
Rimpang jahe segar yang sudah dicuci, dipotong-
potong kemudian dikupas
Potongan jahe yang telah dikupas direbus dalam
air mendidih selama 15 menit
Tambahkan gula pasir (1,5 kg jahe/lt kg gula) dan
air sampai jahe terendam
Setelah dididihkan selama 45 menit, diamkan
selama 2 hari selanjutnya campuran dididihkan
kembali selama 45 menit.
Instan Jahe
Rimpang jahe yang sudah dicuci bersih, dipotong-
potong dan dikupas, diblender, kemudian diperas.
Air perasannya merupakan sari jahe
Sari jahe ditambah jeruk nipis dan pandan (untuk
menambah rasa), selanjutnya diuapkan/
dipanaskan sampai kental
Tambahkan gula pasir (1 bagian jahe : 2 bagian
gula pasir), dan diaduk sampai kering
Dikemas dalam wadah agar tetap kering
Asinan Jahe
Jahe muda (umur panen 3-4 bulan) dikupas dan
dicuci bersih
Jahe direndam di dalam larutan campuran (garam
14-18% + 1% asam sitrat + 5% sulfur dioksida),
kemudian diamkan selama 15 menit.
Dikemas dalam peti kayu yang dilapisi dengan
plastik tebal dua lapis.
KLASIFIKASI DAN STANDAR MUTU
JAHE UNTUK EKSPOR
Pengemasan
Jahe segar disajikan dalam bentuk rimpang
utuh, dikemas dengan jala plastik yang kuat, dengan
berat maksimum 15 kg tiap kemasan, atau dikemas
dengan keranjang bambu dengan berat sesuai
kesepakatan anatara penjual dan pembeli.
Dibagian luar dari tiap kemasan ditulis, dengan
bahan yang tidak luntur, jelas terbaca antara lain:
a) Produksi Indonesia
b) Nama/kode perusahaan/eksportir
c) Nama barang
d) Negara tujuan
e) Berat kotor
f) Berat bersih
g) Nama pembeli
ANALISIS USAHATANI