Tugas Makalah Fistum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tumbuhan adalah organisme eukariota multiseluler yang tergolong ke dalam


kerajaan Plantae. Tanaman hijau memiliki dinding sel yang kokoh mengandung
selulosa. Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof, yakni memproduksi energi
sendiri dengan mengubah energi cahaya matahari melalui proses yang disebut
fotosintesis dalam organel sel bernama kloroplas.

Dalam kelangsungan hidupnya tumbuhan sangat membutuhkan energi dan


makanan. Tumbuhan dapat memperoleh energi dan makanan melalui sebuah proses
yang disebut fotosintesis. Pada Klorofil ini sendiri ada di dalam bagian organel bernama
kloroplast. Dengan fotosintesislah tumbuhan bisa menghasilkan makanan dan
memperoleh energinya demi kelangsungan hidupnya.

Fotosintesis adalah peristiwa sintesis atau penyusunan zat organik yang terdiri
dari gula dari zat anorganik yang terdiri dari air dan karbon dioksida dengan bantuan
energi cahaya atau foton matahari. Dalam fotosintesis, dihasilkan glukosa atau
karbohidrat dan oksigen. Karbohidrat inilah yang menjadi nutrisi bagi tumbuhan.
Karbohidrat digunakan sebagai sumber energi dan bahan untuk membuat senyawa lain
yang dibutuhkan tumbuhan. Sebagian dari karbohidrat ini disimpan sebagai cadangan
makanan. Jika tumbuhan dimakan hewan atau manusia, maka terjadi perpindahan energi
dari energi matahari menjadi energi kimia dalam tumbuhan kemudian berpindah ke
tubuh hewan atau manusia. Jika hewan itu dimakan hewan lain, maka akan disertai pula
dengan perpindahan energi. Jadi sumber energi utama bagi kehidupan di bumi ini adalah
matahari. Fotosintesis ini secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah proses
pembuatan makanan yang di lakukan pada tumbuhan yang memiliki warna hijau dengan
cara melibatkan sebuah cahaya matahari. Selain sinar matahari pada proses fotosintesis
ini melibatkan beberapa enzim. Pada proses fotosintesis ini sering dilakukan oleh
tumbuh-tumbuhan, dan beberapa jenis alga serta bakteri yang akan menghasilkan sebuah
energi yang dapat digunakan di dalam berbagai aktivitas. Dan sebuah Energi tersebut

1
juga disebut dengan nutrisi.Hampir semua makhluk hidup sangat bergantung pada hasil
fotosintesis. Sehingga fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Organisme yang mampu menyusun senyawa organik dari senyawa anorganik
dinamakan organisme autrotof.

Di bagian daun tumbuhan terdapat 2 lapisan sel yang memiliki nama mesofil.
Pada bagian ini terdapat setengah juta kloroplast tersebar disetiap millimeter persegi.
Kemudian Cahaya matahari akan melewati lapisan epidermis tanpa warna lalu menuju
mesofil. Yang Pada bagian ini sebagian besar kegiatan dari fotosintesis berlangsung.
Maka dari itu setiap tumbuhan sangat membutuhkan sebuah klorofil atau yang biasa di
sebut dengan hijau daun agar dapat melakukan sebuah proses fotosintesis.

Dalam pengertian sehari-hari, bernafas sekedar diartikan sebagai proses


pertukaran gas di paru-paru. Tetapi secara biologis, pengertian respirasi tidaklah
demikian. Pernafasan lebih menunjuk kepada proses pembongkaran atau pembakaran
zat sumber energi di dalam sel-sel tubuh untuk memperoleh energi atau tenaga. Zat
makanan sumber tenaga yang paling utama adalah karbohidrat.

Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang telah berdiri sendiri salah satunya
adalah fisiologi tumbuhan. Fisiologi tumbuhan yang mempelajari peri kehidupan
tumbuhan sudah demikian pesat berkembangnya juga didukung oleh beberapa ilmu
seperti anatomi tumbuhan, morfologi tumbuhan, dan sistematika tumbhan. Fisiologi
tumbuhan itu sendiri merupakan ilmu yang mempelajari atau mencari keterangan-
keterangan mengenai kehidupan tumbuhan. Untuk mempertahankan kehidupannya,
tumbuhan perlu mempunyai suatu penyediaan energi yang berkesinambungan. Energi-
energi tersebut diperoleh dari mengambil energi kimia yang terbentuk dalam molekul
organik yang disintesis oleh fotosintesis. Suatu proses pelepasan energi yang
menyeddiakan energi bagi keperluan sel itu diseebut dengan respirasi. Respirasi sel
tumbuhan berupa oksidasi molekul organik oleh oksigen dari udara membentuk karbon
dioksida dan air.

2
Tumbuhan juga menyerap O2 untuk pernafasannya, umumnya diserap melalui
daun (stomata). Pada keadaan aerob, tumbuhan melakukan respirasi aerob. Bila dalam
keadaan anaerob atau kurang oksigen, jaringan melakukan respirasi secara anaerob.
Misal pada akar yang tergenang air. Pada respirasi aerob, terjadi pembakaran (oksidasi)
zat gula (glukosa) secara sempurna, sehingga menghasilkan energi jauh lebih besar (36
ATP) daripada respirasi anaerob (2 ATP saja). Demikian pula respirasi yang terjadi pada
jazad renik (mikroorganisma). Sebagian mikroorgaanisma melakukan respirasi aerobik
(dengan zat asam), anerobik (tanpa zat asam) atau cara keduanya (aerobik fakultatif).

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan


sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus
melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di
bagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya
matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk
proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan
proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada di dalam daun tidak dapat
menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada cahaya
matahari (Dwidjoseputro, 1986).

Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul


yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti
sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling
sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer,
trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer
terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).

Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat


anorganik (CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini
energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang
selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan
reaksinya dapat dituliskan Kloropil

3
Imbibisi merupakan proses penyerapan air oleh biji dari lingkungan yang basah
untuk disiapkan pada perkecambahan. Namun, penyerapan yang dimaksudkan di sini
yaitu penyerapan air oleh biji kering. Hal ini banyak kita jumpai di kehidupan kita
sehari-hari yaitu pada proses pembibitan tanaman padi, pembuatan kecambah tauge, biji
kacang hijau terlebih dahulu direndam dengan air. Pada peristiwa perendaman inilah
terjadi proses imbibisi oleh kulit biji tanaman tersebut. Tidak hanya itu, proses imbibisi
juga memiliki kecepatan penyerapan air yang berbeda-beda untuk setiap jenis biji
tanaman.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Proses dari Respirasi, Fotosintesis dan Imbibisi

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui dari Proses Respirasi, Fotosintesis dan Imbibisi

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Respirasi

Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi.


Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel
hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang maupun malam hari.
Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup memerlukan energi
begitu juga dengan tumbuhan. Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan,
pada tumbuhan tingkat tinggi respirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun dan
secara kimia pada respirasi aerobik pada karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan
fotosintesis. Pada respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen kan menghasilkan energi
karena semua bagian tumbuhan tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel,
maka respirasi terjadi pada sel (Campbell, 2002).

Tumbuhan hijau bernapas dengan mengambil oksigen dari lingkungan, tidak


semua tumbuhan bernapas dengan menggunakan oksigen. Tumbuhan tak berklorofil
benapas tanpa memerlukan oksigen. Tujuan proses pernapasan, yaitu untuk memperoleh
energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi. Tumbuhan yang bernapas
secara anaeraob mendapatkan energi dengan car menguraikan bahan – bahan tertentu
dimana mereka hidup. Dalam proses pernapasan aerob / anaerab. akan dihasilkan gas
karbon dioksida dan uap air. Gas dan uap air tersebut dikeluarkan dari tubuh. Oksigen
diperlukan dan karbon dioksida yang dihasilkan masuk dan keluar dari tubuh secara
difusi.

Gas – gas tersebut masuk dan keluar melalui stomata yang ada pada permukaan
daun dan inti sel yang ditemukan pada kulit batang pegangan. Akar yang berada dalam
tanah juga dapat melakukan proses keluar msuknya gas. Tumbuhan yang hidup di
daerah rawa/berlumpur mempunyai akar yang mencuat keluar deari tanah. Akar ini
disebut akar panas. Kandungan katalis disebut juga enzim, enzim sangat penting untuk
siklus reaksi respirasi (sebaik-baiknya proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia

5
membolehkan mencampur dengan fungsi dari enzim atau mengkombinasikan sisi
aktifnya. Penggunaan ini akan dapat dilihat hasilnya pada inhibitor dari aktivitas enzim
(Kimball, 1983).

Mahluk hidup memerlukan respirasi untuk mempertahankan hidupnya, begitu


pula pada tumbuhan. Respirasi pada tumbuhan menyangkut proses pembebasan energi
kimiawi menjadi energi yang diperlukan untuk aktivitas hidup tumbuhan. Pada siang
hari, laju proses fotosintesis yang dilakukan tumbuhan sepuluh kali lebih besar dari laju
respirasi. Hal itu menyebabkan seluruh karbondioksida yang dihasilkan dari respirasi
akan digunakan untuk melakukan proses fotosintesis. Respirasi yang dilakukan
tumbuhan menggunakan sebagian oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis,
sisanya akan berdifusi ke udara melalui daun. Reaksi yang terjadi pada proses respirasi
sebagai berikut

Reaksi penguraian glukosa sampai menjadi H2O, CO2 dan energi melalui tiga
tahap, yaitu glikolisis, daur Krebs, dan transpor elektron respirasi. Glikolisis merupakan
peristiwa perubahan glukosa menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH yang
berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi dan 2 molekul ATP untuk setiap
molekul glukosa. Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan
penguraian asam piruvat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Reaksi
ini terjadi disertai dengan rantai transportasi elektron respiratori. Produk sampingan
respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan.
Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Proses respirasi ini
menghasilkan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh.
Senyawasenyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein, nukleotida untuk asam
nukleat, dan karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol,
karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya,
seperti lignin. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi dalam proses
respirasidapat digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan.

6
2.2 Pengertian Fotosintesis

Menurut ilmu biologi, Fotosintesis adalah proses pengubahan energi cahaya


matahari menjadi energi kimia kemudian menyimpannya dalam bentuk glukosa. Proses
ini terjadi hanya pada tumbuhan dan beberapa ganggang (Kingdom Protista). Tumbuhan
hanya memerlukan cahaya, CO2, dan H2O untuk membentuk glukosa. Proses
fotosintesis terjadi di kloroplas, lebih khususnya yaitu pigmen hijau yang terlibat dalam
fotosintesis.

Fotosintesis terjadi terutama pada daun. Bagian khas dari daun meliputi epidermis
atas dan bagian bawah daun, mesofil daun, bundel vaskuler dan stomata. Sel-sel
epidermis atas dan bawah tidak memiliki kloroplas sehingga fotosintesis tidak dapat
terjadi. Bagian tersebut hanya berfungsi sebagai pelindung bagi daun.

Pada stomata terdapat lubang yang berada terutama pada epidermis bawah dan
untuk pertukaran udara, stomata akan membiarkan CO2 masuk dan akan mengeluarkan
O2. Bundel vaskuler atau pembuluh darah yang terdapat di daun merupakan bagian dari
sistem transportasi tumbuhan, dimana air dan nutrisi bergerak disekitar pabrik yang
diperlukan.

2.3 Pengertian Imbibisi

Imbibisi merupakan proses penyerapan air oleh biji dari lingkungan yang basah
untuk disiapkan pada perkecambahan. Namun, penyerapan yang dimaksudkan di sini
yaitu penyerapan air oleh biji kering. Hal ini banyak kita jumpai di kehidupan kita
sehari-hari yaitu pada proses pembibitan tanaman padi, pembuatan kecambah tauge, biji
kacang hijau terlebih dahulu direndam dengan air. Pada peristiwa perendaman inilah
terjadi proses imbibisi oleh kulit biji tanaman tersebut. Tidak hanya itu, proses imbibisi
juga memiliki kecepatan penyerapan air yang berbeda-beda untuk setiap jenis biji
tanaman.

Imbibisi adalah absorbsi air oleh bahan-bahan koloid dan zat padat dalam
(bagian) tumbuhan. Masuknya air disertai membengkaknya bahan koloid dan
peningkatan berat tumbuhan. Imbibisi dapat menimbulkan kekuatan yang sangat besar (
Said Haran, 1985 ).

7
Menurut ( Siti Sutarmi Tjitrosomo, 1985 ) imbibisi adalah absorpsi air oleh
bahan – bahan koloid dan zat padat dalam bagian tumbuhan. Masuknya air sering
disertai dengan membengkaknya bahan koloid dan peningkatan berat tumbuhan.
Misalnya, biji akan menjadi lebih besar jika diletakkan dalam air atau tanah yang
lembab, dan hal ini dikatakan sebagai proses imbibisi. Pada imbibisi tidak ada
keterlibatan membran, seperti pada osmosis. Imbibisi terjadi karena permukaan struktur
– struktur mikroskopis dalam sel tumbuhan seperti selulosa, butir pati, protein, dan
bahan lainnya menarik dan memegang molekul air dengan gaya tarik antar molekul.

Pada dasarnya imbibisi meliputi dua proses yang berjalan bersama yaitu difusi
dan osmosis. Pada umumnya air dan bahan yang larit di dalamnya, masuk dan keluar sel,
bukan sebagai aliran massa malainkan satu per satu molekul setiap kali. Pergerakan
netto dari satu tempat ke tempat lain akibat aktivitas kinetik acak atau gerak termal dari
molekul atau ion yang disebut difusi. Difusi terjadi akibat pergerakan konsentrasi dari
satu titik dengan titik lain ( Frank Salisbury, 1995 ).

Imbibisi tidak ada keterlibatan membran, seperti pada osmosis. Imbibisi terjadi
karena permukaan struktur-struktur mikroskopik dalam sel tumbuhan seperti selulosa,
butir pati, protein dan bahan lainnya menarik dan memegang molekul-molekul air
dengan gaya tarik antar molekul. Dengan kata lain imbibisi terjadi oleh potential matrik
( Siti Sutarmi Tjitrosomo, 1985 ).

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1.Respirasi Pada Tumbuhan

Respirasi bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut


sangat diperlukan untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan,
pertumbuhan dan reproduksi. Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi tersebut saling
berhubungan karena pada proses pernafasan dimasukkan udara dari luar (oksigen) dan
oksigen tersebut digunakan untuk proses respirasi guna memperoleh energi dan
selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon dioksida (CO2) dikelurkan melalui proses
pernafasan.

3.1.1 Tahapan-Tahapan Respirasi.


Respirasi aerob adalah peristiwa pemecahan glukosa dengan bantuan oksigen
untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat). ATP
digunakan oleh organisme untuk melakukan berbagai aktivitas yang membutuhkan
energi. Organisme yang melakukan respirasi aerob adalah Hewan, tumbuhan,
sebagian besar jamur, dan sebagian kecil bakteri. Persamaan reaksi untuk
perombakan satu molekul glukosa secara sederhana adalah sebagai berikut.
C6H12O6 + 6O2 → 6H2O + 6CO2 + 38 ATP
Glukosa Oksigen Air Karbon dioksida Energi
Pada proses tersebut glukosa dirombak (dipecah) menjadi molekul yang lebih
sederhana dengan melepaskan energi. Peristiwa pemecahan molekul kompleks
menjadi molekul yang lebih sederhana dengan melepaskan energi disebut
katabolisme. Proses respirasi aerob terjadi melalui 4 tahap, yaitu 1) Glikolisis, 2)
Dekarboksilasi oksidatif, 3) Siklus krebs, dan 4) Transfer elektron. Gikolisis
terjadi di sitoplasma, sedangkan tiga tahapan yang lain terjadi di mitokondria.
Karena menjadi tempat berlangsungnya respirasi aerob, mitokondria dikenal
sebagi organel sel penghasil energi. Sel sperma memiliki banyak mitokondria agar

9
mampu menghasilkan banyak energi yang dibutuhkan dalam perjalanannya
menuju ovum.

a. Glikolisis
Glikolisis merupakan peristiwa pemecahan 1 molekul glukosa menjadi 2 molekul
asam piruvat. Reaksi ini terjadi di sitoplasma sel. Jalur glikolisis terdiri atas 10
langkah dan masing-masing dikatalisis oleh enzim yang spesifik. Langkah-langkah
dalam glikolisis dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 1. Glikosis
Glikolisis menghasilkan 4 molekul ATP, namun 2 ATP digunakan untuk
membayar hutang langkah ke-1 dan ke-3 yang justru membutuhkan ATP. Dua
molekul NADH dihasilkan dalam proses ini, nantinya NADH tersebut akan diubah
menjadi ATP dalam tahap transfer elektron.
Hasil akhir dari glikolisis adalah sebagai berikut:
 2 molekul asam piruvat
 2 molekul ATP
 2 molekul NADH

10
b. Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif merupakan reaksi pengubahan asam piruvat menjadi
asetil CoA. Proses Dekarboksilasi oksidatif terjadi di matriks mitokondria,
langkah-langkahnya terdapat pada Gambar 2.

Gambar 2. Dekarboksilasi Oksidatif


Asam piruvat dari sitoplasma akan masuk ke dalam mitokondria dan menuju
matriks mitokondria. Kemudian, gugus karboksil dalam piruvat dikeluarkan
sebagai CO2 yang berdifusi keluar dari sel. NAD+ direduksi menjadi NADH.
Akhirnya, koenzim A diikatkan dan terbentuklah asetil CoA.
Terdapat dua asam piruvat hasil glikolisis yang masuk dekarboksilasi oksidatif,
hasil akhirnya adalah sebagai berikut. Asetil CoA kemudian akan masuk siklus
krebs untuk diproses lebih lanjut menghasilkan energi.
 2 molekul Asetil CoA
 2 molekul NADH

11
c. Siklus Krebs

Siklus krebs terjadi di matriks mitokondria. Asetil CoA akan masuk siklus krebs
berikatan dengan oksaloasetat. Dalam siklus krebs terdapat 8 tahap reaksi.

Gambar 3. Siklus krebs


Dua molekul asetil CoA masing-masing akan menjalani siklus krebs. Dimulai
dengan bereaksinya asetil CoA dengan oksaloasetat yang berubah menjadi asam
sitrat. Siklus krebs dalam sekali siklusnya melepaskan dua molekul CO2. Proses
ini disebut sebagai suatu siklus karena dalam tahap-tahap reaksinya selalu
berputar-putar seperti roda.
Hasil akhir dari siklus krebs dalam respirasi 1 molekul glukosa (2 kali siklus)
adalah sebagai berikut.
 2 molekul ATP
 6 molekul NADH
 2 molekul FADH2
d. Transfer Elektron
Transfer elektron terjadi di membran dalam mitokondria. Rantai tansfer elektron
merupakan proses produksi ATP dari NADH dan FADH2 yang dihasilkan dalam
glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus krebs. NADH dan FADH2 akan
masuk transfer elektron dan melalui suatu peristiwa yang disebut kemiosmosis
akan dihasilkan ATP.

12
Gambar 4. Transfer Elektron
Proses transfer elektron diawali dengan NADH melepaskan elektron dan H+
sehingga berubah menjadi NAD+. Elektron akan ditangkap oleh komplekas
protein pembawa elektron yang terletak pada membran dalam mitokondria. Saat
elektron melewati kompleks protein pertama, H+ dari matriks akan dipompa
menuju ruang antar membran. Elektron kemudian ditangkap oleh quinon yang
dapat bergerak untuk mengantarkan elektron menuju kompleks protein kedua. Saat
elektron melewati kompleks protein kedua, H+ dipompa dari matriks menuju
ruang antar membran.
Elektron kemudian akan ditangkap oleh sitokrom c yang bergerak menuju
kompleks protein ketiga. Saat elektron melewati kompleks protein ketiga, H+
dipompa menuju ruang antar membarn mitokondria. H+ yang tadi dikeluarkan
akan masuk kembali menuju matriks melalui ATP sintase, yaitu enzim yang
terdapat pada membran dalam mitokondria. Setiap H+ melewati ATP sintase,
energi dari H+ akan digunakan untuk membentuk ATP yang dilepaskan dalam
matriks.
Transfer elektron dari 1 molekul NADH menyebabkan 3 H+ keluar dan
dimasukkan kembali sehingga terbentuk 3 ATP. Sedangkan transfer elektron dari
1 molekul FADH2 tidak melewati protein pembawa pertama, hanya melewati
yang kedua dan ketiga. Hal ini menyebabkan hanya 2 H+ yang dikeluarkan dan
masuk kembali melaui ATP sintase, sehingga hasilnya hanya 2 ATP saja. Oksigen

13
akan masuk sebagai penerima elektron terakhir setelah lepas dari protein pembawa
ketiga. Oksigen akan menerima elektron dan berikatan dengan H+ sehingga
terbentuklan H2O. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4. diatas.
Hasil akhir dari transfer elektron adalah sebagai berikut.
 2 molekul NADH dari glikolisis = 6 ATP
 2 molekul NADH dari dekarboksilasi oksidatif = 6 ATP
 6 molekul NADH dari siklus krebs = 18 ATP
 2 molekul FADH2 dari siklus krebs = 4 ATP
Total ATP yang dihasilkan dalam respirasi aerob glukosa adalah 38 molekul ATP,
dengan rincian sebagai berikut.
 2 molekul ATP dari glikolisis
 2 molekul ATP dari siklus krebs
 34 molekul ATP dari transfer electron

3.1.2 Manfaat Respirasi bagi Tumbuhan


Proses respirasi ini sangat penting untuk tumbuhan dan memiliki manfaat- manfaat
seperti pemecahan senyawa organik, dari pemecahan tersebut dihasilkan senyawa-
senyawa antara yang penting sebagai pembentuk tubuh (Building block). Senyawa-
senyawa tersebut meliputi:
 Asam amino untuk protein
 Nukleotida untuk asam nukleat
 Prazat karbon untuk pigmen profirin (contoh klorofil dan sitokrom), lemak,
sterol, karotenoid, pigmen flavonoid (antosianin) dan senyawa aromatik
lainnya seperti lignin.
Hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O. Perubahan substrat menjadi CO2
dan H2O tidak semuanya melainkan beberapa sisanya digunakan dalam proses
anabolik, terutama dalam sel yang sedang tumbuh. Beberapa senyawa lainnya
dalam proses oksidasi sempurna digunakan untuk mensintesis molekul lain untuk
pertumbuhan.

14
3.1.3 Jenis Respirasi pada Tumbuhan
Respirasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob,
sebagai berikut:

a. Respirasi Aerob
Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan oksigen dari udara
dalam prosesnya. Tahapan proses respirasi aerob ini meliputi :
 Absorbsi oksigen,
 Memecah senyawa organik, misal glukosa (KH) menjadi senyawa yang lebih
sederhana (CO2 & H2O),
 Membebaskan energy. Sebagian energi dipakai untuk proses kehidupan,sebagian
hilang sebagai panas.
 Membebaskan CO2 dan H2O
Reaksinya:
C6H12O6 6 H2O + 6 CO2 + ATP
Sebagian besar hewan dan tumbuhan melakukan respirasi aerob. Respirasi aerob
merupakan peristiwa pembakaran zat makanan menggunakan oksigen dari
pernapasan untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Selanjutnya, ATP
digunakan untuk memenuhi proses hidup yang selalu memerlukan energi.
Respirasi aerob disebut juga pernapasan, dan terjadi di paru-paru. Sedangkan, pada
tingkat sel respirasi terjadi pada organel mitokondria.

15
Pada respirasi ini, bahan makanan seperti senyawa karbohidrat, lemak atau protein
dioksidasi sempurna menjadi karbondioksida dan air. Pada reaksi di atas, substrat
yang dioksidasi sempurna adalah glukosa. Oksigen diperlukan sebagai akseptor
elektron terakhir pada rantai transpor elektron di mitokondria.
Karbondioksida (CO2) dibebaskan keluar sel sebagai sampah. Pada manusia, CO2
dilarutkan dalam darah, kemudian dibuang melalui pernapasan dari paru-paru.
Molekul air juga merupakan sampah dari respirasi dan dibuang lewat plasma darah
ke paru-paru, kemudian dikeluarkan melalui hembusan napas.
Respirasi aerob dapat dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu: glikolisis, siklus krebs,
dan transpor elektron.
b. Respirasi anaerob
Respirasi anaerob merupakan proses respirasi yang berlangung tanpa
membutuhkan oksigen. Respirasi ini disebut juga proses fermentasi. Hasil respirasi
anaerob pada tanaman tingkat tinggi yaitu asan sitrat, asam malat, asam oksalat,
asam lartarat, dan asam susu. Kadar O2 dalam respirasi ini sangat minimum.
reaksinya:

C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + ATP


Kurangnya O2 atau kelebihan CO2 tampak pada kegiatan respirasi biji- bijian,
akar & batang yang terpendam dalam tanah. Jika kadar CO2 naik sampai 10 % &
kadar O2 turun sampai 0 % maka respirasi terhenti.

16
3.2 Proses Fotosintesis

Proses fotosintesis tidak berlangsung untuk semua sel tetapi khusus ada sel yang
mengandung pigmen fotosintetik karena proses fotosintesis dipengaruhi oleh
kemampuan daun menyerap spektrum cahaya. Perbedaan ini disebabkan perbedaan
pigmen pada jaringan daun. Kloroplas merupakan salah satu pigmen fotosintetik yang
berperan penting dalam proses fotosintesis untuk menyerap energi matahari.

Kloroplas atau zat hijau daun terdapat pada semua tumbuhan berwarna hijau.
Kloroplas mengandung klorofil. Pigmen fotosintesis ini terdapat pada membran tilakoid.
Pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan
produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma.Klorofil sendiri hanya
merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem.
Fotosistem adalah unit dari tumbuhan untuk menangkap energi matahari (klorofil)

Proses fotosintesis dimulai dengan energi cahaya diserap oleh protein berklorofil
yang biasa disebut pusat reaksi fotosintesis. Pada tumbuhan, protein ini tersimpan di
dalam organel yang disebut kloroplas, sedangkan pada bakteri, protein ini tersimpan
pada membran plasma. Sebagian energi cahaya yang dikumpulkan klorofil disimpan
dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Sisa energi digunakan untuk memisahkan
elektron dari zat seperti air. Elektron ini digunakan dalam reaksi yang mengubah
karbondioksia menjadi senyawa organik. Pada tumbuhan, alga, dan cyanobacteria, ini
dilakukan dalam suatu rangkaian reaksi yang disebut siklus Calvin, namun rangkaian
reaksi yang berbeda ditemukan pada beberapa bakteri, misalnya siklus Krebs terbalik
pada Chlorobium. Banyak organisme fotosintesis memiliki adaptasi mengonsentrasikan
atau menyimpan karbondioksida untuk membantu mengurangi proses boros yang
disebut fotorespirasi yang menghabiskan sebagian dari gula yang dihasilkan selama
fotosintesis.

Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu


pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri. Pada dasarnya,
rangkaian reaksi fotosintesis dibagi dua bagian utama yaitu reaksi terang (memerlukan

17
cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon
dioksida).

1. Reaksi Terang

Pada reaksi terang, energi yang berasal dari matahari ( energi cahaya) akan
diserap oleh klorofil dan diubah menjadi energi kimia (untuk mensintesis NADPH dan
ATP) di dalam kloroplas. Reaksi terang terjadi di dalam grana. Salah satu pigmen yang
berperan secara langsung dalam reaksi terang adalah klorofil a. Di dalam membran
tilakoid, klorofil bersama-sama dengan protein dan molekul organik berukuran kecil
lainnya membentuk susunan yang disebut fotosistem. Beberapa ratus klorofil a, klorofil
b, dan karotenoid membentuk suatu kumpulan sebagai “pengumpul cahaya” yang
disebut kompleks antena. Sebelum sampai ke pusat reaksi, energi dari partikel-partikel
cahaya (foton) akan dipindahkan dari satu molekul pigmen ke molekul pigmen yang
lain. Pusat reaksi merupakan molekul klorofil pada fotosistem, yang berfungsi sebagai
tempat terjadinya reaksi kimiawi (reaksi cahaya) fotosintesispertama kalinya.

Di dalam membran tilakoid terdapat 2 macam fotosistem berdasarkan urutan


penemuannya, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Setiap fotosistem tersebut
mempunyai klorofil pusat reaksi yang berbeda, tergantung dari kemampuan menyerap
panjang gelombang cahaya. Klorofil pusat reaksi pada fotosistem I disebut P700, karena
mampu menyerap panjang gelombang cahaya 700 nm (spektrumnya sangat merah),
sedangkan pada fotosistem II disebut P680 (spektrum merah).

Cahaya yang mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II akan membuatnya


melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi elektron
ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi
dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan
elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini
dipenuhi elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil.
Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen. Oksigen dari proses fotosintesis hanya
dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida. Pendapat ini pertama kali diungkapkan
oleh C.B. van Neil yang mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri

18
fotosintetik, selain sianobakteri, menggunakan tidak menghasilkan oksigen karena
menggunakan ionisasi sulfida atau hidrogen.

Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi
fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron
yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH.

Dalam fotosistem terdapat ratusan antena atau klorofil. Oleh karena itu, aliran
elektron pada reaksi terang akan mengikuti suatu rute tertentu. Ada dua aliran elektron
pada reaksi terang yaitu, aliran elektron Non-siklik dan aliran elektron siklik.

a. Aliran elektron Non-siklik

Langkah awal dari reaksi terang adalah transfer elektron tereksitasi dari klorofil
pusat reaksi menuju molekul khusus yang disebut akseptor elektron primer. Air (H2O)
diuraikan menjadi 2 ion hidrogen dan 1 atom oksigen kemudian melepaskan O2.
Elektron yang berasal dari air (H2O) menggantikan elektron yang hilang pada P680.
Sebagaimana sistem transportasi elektron pada respirasi aerobik, transport electron pada
reaksi terang ini melalui rantai transport elektron menuju fotosistem I (P700). Secara
berturut-turut, rantai elektron tersebut yiatu: plastokuinon (Pq), merupakan pembawa
elektron; kompleks sitokrom dan plastosianin (Pc), merupakan protein yang mengan
dung tembaga. Adanya aliran elektron ini akan menghasilkan energi-energi yang
kemudian tersimpan sebagai ATP. Pembentukan ATP yang menggunakan energi cahaya
melalui aliran elektron non siklis pada reaksi terang ini disebut fotofosforilasi non siklik.

Setelah elektron mencapai fotosistem I (P700), elektron ditangkap oleh akseptor


primer fotosistem I. Elektron melalui rantai transport elektron ke-dua, yaitu melalui
protein yang mengandung besi atau feredoksin (Fd). Selanjutnya, enzim NADP+
reduktase mentransfer elektron ke NADP+ sehingga membentuk NADPH yang
menyimpan elektron berenergi tinggi dan berfungsi dalam sintesis gula dalam siklus
berikutnya yaitu siklus Calvin. Dengan demikian, reaksi terang menghasilkan ATP dan
NADPH.

19
b. Aliran elektron siklik

Pada aliran elektron siklis ini, elektron dari akseptor primer fotosistem I
dikembalikan ke fotosistem I (P700) melalui feredoksin, kompleks sitokrom, dan
plastosianin. Oleh karena itu, pada aliran siklis ini menyebabkan produksi ATP
bertambah tetapi tidak terbentuk NADPH serta tidak terjadi pelepasan molekul O2.

2. Reaksi Gelap (Siklus Calvin)

Bahan-bahan yang dihasilkan dari reaksi terang akan digunakan dalam siklus
Calvin. ATP digunakan sebagai sumber energy dan NADPH sebagai tenaga pereduksi
untuk penambahan elektron berenergi tinggi. Siklus Calvin terjadi pada bagian kloroplas
yaitu stroma. Pada reaksi gelap ini, bahan untuk fotosintesis CO2 nantinya akan
dibentuk menjadi molekul gula setelah melalui 3 tahapan, antara lain:

a. Fiksasi Karbom

Pada tahap ini, gula berkarbon 5 yang disebut ribulosa 1,5 bisfosfat (RuBP)
mengikat CO2 membentuk senyawa interme diate yang tidak stabil, sehingga terbentuk
3-fosfogliserat. Pembentukan tersebut dikatalisis oleh enzim RuBP karboksilase atau
rubisko. Sebagian besar tumbuhan dapat melakukakan fiksasi karbon dan menghasilkan
senyawa (produk) pertama berkarbon 3, yaitu 3-fosfo gliserat. Oleh karena itu,
tumbuhan yang dapat memfiksasi CO2 ini disebut tumbuhan C3. Contohnya adalah
tanaman padi, gandum, dan kedelai. Pada beberapa tumbuhan, fiksasi karbon
mendahului siklus Calvin dengan cara membentuk senyawa berkarbon 4 sebagai produk
pertamanya. Tumbuhan seperti ini disebut tumbuhan C4. Contohnya adalah tebu,
jagung, dan anggota rumput-rumputan.

Tidak seperti pada tumbuhan C3 dan C4, tumbuhan kaktus dan nanas membuka
stomatanya pada malam hari dan menutupnya pada siang hari. Pada saat stomata
terbuka, tumbuhan mengikatkan CO2 pada berbagai asam organik. Cara fiksasi karbon
ini pertama kali di temukan pada tumbuhan famili Crassulaceae (tumbuhan penyimpan

20
air) dan disebut metabolisme asam krasulase (Crassulacean Acid Metabolism) sehingga
tumbuhannya disebut tumbuhan CAM. Asam organik (senyawa intermediate) yang
dibuat pada malam hari disimpan dalam vakuola sel mesofi l sampai pagi hari. Pada
siang hari (stomata tertutup), reaksi terang dapat memasukkan ATP dan NADPH untuk
siklus Calvin. Pada saat itu, asam organik melepaskanCO2 dan memasuki molekul gula
(RuBP) dalam kloroplas. Dengan demikian, baik tumbuhan C3, C4, maupun CAM akan
menggunakan siklus Calvin setelah fiksasi CO2 untuk membentuk molekul gula dari
karbondioksida.

b. Reduksi

Setiap molekul 3-PGA menerima gugus fosfat dari ATP sehingga terbentuk 1,3
bisfosfogliserat. Elektron dari NADPH mereduksi 1,3 bisfosfogliserat dan terbentuk 6
molekul gliseraldehid 3-fosfat (G3P), yang dikatalisis oleh G3P dehidrogenase. Satu
molekul G3P akan keluar sebagai molekul gula atau glukosa dan senyawa organik lain
yang diperlukan tumbuhan, sedangkan 5 molekul G3P yang lain akan masuk ke tahapan
regenerasi.

c. Pembentukan kembali (regenerasi) RuBP

Pada tahapan terakhir siklus Calvin ini, RuBP sebagai pengikat CO2 dibentuk
kembali oleh 5 molekul G3P. RuBP siap untuk mengikat CO2 kembali dan siklus Calvin
dapat berlanjut kembali. Dengan demikian, molekul gula tidak akan terbentuk hanya
dengan reaksi terang atau siklus Calvin saja. Oleh karena itu, kedua proses tersebut
merupakan gabungan proses untuk terjadinya fotosintesis. Pada proses fotosintesisjuga
menghasilkan molekul gula. Gula yang dibuat dalam kloroplas tersebut akan digunakan
untuk proses respirasi tumbuhan atau menyusun senyawa organik lainnya dalam sel
tumbuhan. Gula tersebut akan diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan, dalam bentuk gula
sederhana seperti glukosa. Molekul-molekul gula berlebih yang terbentuk selama
fotosintesis dan tidak diedarkan, akan menumpuk atau disimpan di dalam plastida
sebagai sumber cadangan energy dalam bentuk amilum atau pati (polisakarida).

21
Gambar 1. Proses Fotosintesis

3.2.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses Fotosintesis

Fotosintesis dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor-


faktor yang mempengaruhi fotosintesis adalah sebagai berikut:

1. Konsentrasi karbon dioksida (CO2) di udara, semakin tinggi konsentrasi CO2 di


udara, maka laju fotosintesis semakin meningkat.

2. Klorofil, semakin banyak jumlah klorofil dalam daun maka proses fotosintesis
berlangsung semakin cepat. Pembentukan klorofil memerlukan cahaya matahari.
Kecambah yang ditumbuhkan di tempat gelap tidak dapat membuat klorofil
dengan sempurna. Kecambah ini dikatakan mengalami etiolasi, yaitu tumbuh
sangat cepat (lebih tinggi/panjang dari seharusnya) dan batang dan daunnya
tampak bewarna pucat karena tidak mengandung klorofil. Umur daun juga
mempengaruhi laju fotosintesis. Semakin tua daun, kemampuan berfotosintesis
semakin berkurang karena adanya perombakan klorofil dan berkurangnya fungsi
kloroplas.

3. Cahaya, intensitas cahaya yang cukup diperlukan agar fotosintesis berlangsung


dengan efisien.

4. Air, ketersediaan air mempengaruhi laju fotosintesis karena air merupakan


bahan baku dalam proses ini.

22
5. Suhu, umumnya semakin tinggi suhunya, laju fotosintesis akan meningkat,
demikian juga sebaliknya. Namun bila suhu terlalu tinggi, fotosintesis akan
berhenti karena enzimenzim yang berperan dalam fotosintesis rusak. Oleh karena
itu tumbuhan menghendaki suhu optimum (tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi)
agar fotosintesis berjalan secara efisien.

3.3 Proses Imbibisi

Proses imbibisi dipengaruhi oleh susunan kimiawi kulit dan cadangan makanan
benih, umur benih, tekanan osmosis air, permeabilitas kulit benih dan suhu. Laju
imbibisi pada awal proses imbibisi berlangsung relative cepat hingga sampai pada titik
tertentu laju ini akan menurun (Kuswanto, 1996).

Imbibisi berasal dari bahasa latin, imbibire, yang berarti minum. Dalam
hubungan nya dengan pengambilan zat oleh tumbuhan imbibisi berarti kemampuan
dinding sel dan plasma sel untuk menyerap air dari luar sel. Air yang terserap disebut air
imbibisi. Pada peristiwa tersebut, molekul-molekul air terkait di antara molekul-molekul
dinding sel atau plasma sel. Akibatnya plasma sel mengembang. Benda yang dapat
mengadakan imbibisi dibedakan menjadi dua golongan sebagai berikut :

a. Benda yang pada waktu imbibisi mengembang dengan terbatas, artinya setelah
mencapai volume tertentu tidak dapat mengembang lagi. Misalnya, kacang tanah yang
direndam air akan mengembang sampai volume tertentu.
b. Benda yang pada waktu imbibisi mengembang dengan tidak terbatas, artinya
bagian-bagian yang menyusunnya akhirnya terlepas dan bercampur air menjadi koloid
dalam fase sol. Misalnya roti yang direndam air akan mengembang dan akhirnya hancur
dan larut dalam air tersebut
Contoh : Penyerapan air oleh benih

23
 Proses awal perkecambahan, benih akan membesar, kulit benih pecah,
perkecambahan ditandai oleh keluarnya radikula dari dalam benih.

Syarat imbibisi :

1. Perbedaan ᴪ antara benih dnegan larutan di mana ᴪ benih < ᴪ larutan.

2. ada tarik menarik yang spesifik antara air dengan benih

3. Benih memiliki partikel koloid yang merupakan matriks, bersifat


hidrofil berupa protein, pati, selulose.

4. Benih kering memiliki ᴪ sangat rendah.

24
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat di tarik dari pembahasan di atas adalah sebagai
berikut:
1. Fotosintesis merupakan proses pembentukan senyawa oganik (gula) dari karbon
dioksida dengan bantkuan energy cahaya di dalam struktur klorofil..
2. Rangkaian reaksi fotosintesis dibagi dua bagian utama yaitu reaksi terang
(memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan
karbon dioksida).
3. Factor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis
- Konsentrasi karbon dioksida (CO2)
- Klorofil
- Cahaya
- Suhu
- Air

4. Respirasi pada tumbuhan merupakan proses pelepasan energi yang menyediakan

energi bagi keperluan sel.

5 Respirasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

Respirasi anaerob: proses respirasi tanpa menggunkan oksigen

Respirasi aerob: Proses respirasi dengan membutuhkan oksigen

6. Hasil dari respirasi:

a) Respirasi anaerob ( fermentasi) menghasilkan asam laktat atau etanol.

b) Respirasi aerob:

Glikolisis : menghasilkan 2 NADH ( 1 NADH= 3 ATP) = 6 ATP

25
Daur krebs : menghasilkan 2 ATP+ 8 NADH + 2 ubikuinol( 1 ubikuinol = 2 ATP)

jadi jumlah total ATP= 30

Jadi jumlah total = 36 untuk satu molekul glukosa.

7. Faktor- fakor yang mempengruhi laju respirasi: Keadaan protoplasma :

,Ketersediaan subtrat terlarut, Hidrasi jaringan, Temperatur, Konsentrasi oksigen,

Konsentrasi CO2 , Stimulasi mekanik , Pelukaan dan infeksi, Garam – garam organik ,

Cahaya , Jenis tumbuhan.

Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat (solid)

atau agak padat (semi solid) karena benda-benda itu mempunyai zat penyusun dari

bahan yang berupa koloid. Banyak benda-benda kering atau benda setengah padat dapat

menyerap air (absorpsi) karena benda-benda tersebut mengandung materi koloid yang

hidrofil. Hidrofil artinya menarik air. Contoh pada tumbuhan misalnya biji yang kering.

Penyerapan air dipengaruhi oleh faktor dalam (disebut pula faktor tumbuhan) dan faktor

luar atau faktor lingkungan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Dwi, Agung K. 2016. Makalah Fotosintesis


http://dwikagung.blogspot.co.id/2016/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html Diakses
tanggal 11 Desember 2017 Pukul 21. 30 WIB

Mulyadi.2015. Proses Fotosintesis


http://www.dunia-mulyadi.com/2015/12/makalah-biologi-tentang-proses.html
diakses tanggal 11 Desember 2017 Pukul 22.10 WIB

Theodorus. 2011. Respirasi Tumbuhan


http://smart2eam.blogspot.co.id/2011/01/makalah-respirasi-tumbuhan.html
diakses tanggal 11 Desember 2017 Pukul 22.05 WIB

Septriyanti,Sheila R. 2014. Imbibisi


http://sseptriyanti.blogspot.co.id/2014/11/imbibisi.html Diakses tanggal 11
Desember 2017 Pukul 22.10 WIB

27

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy