Dokumen Biologi 2
Dokumen Biologi 2
Dokumen Biologi 2
“FOTOSINTESIS”
Disusun oleh:
1 Wahyudi syahfri nugraha
2 Aji Agustian
3 Laura Marizwan
4 Ade Anjelina Manurung
5 Bella Shintayu Sirait
6 Dhea Syahfitri Nasution
7 Andira Dwi Sitorus
Guru pembimbing:
Rahmayani Tambunan, S.Pd
A. Latar Belakang
Semua mahkluk hidup sangat memerlukan makanan agar dapat
tumbuh dan hidup. Manusia mengkomsumsi beras, umbi-umbian, kacang-
kacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan yang semuanya diperoleh atau
berasal dari tumbuhan. Manusia juga mengkomsumsi daging, ikan, susu, dan
telur yang semuanya diperoleh atau berasal dari hewan. Dengan demikian,
nutrisi (makanan) manusia di peroleh dari tumbuhan dan hewan. Sedangkan,
hewan memperoleh makanan atau nutrisinya dari tumbuhan atau hewan
lainnya. Berdasarkan makanan yang dikomsumsinya, hewan dibagi menjadi
3 jenis diantaranya, hewan karnivora atau biasa disebut dengan pemakan
daging contohnya adalah buaya, komodo dan burung elang. Lalu, jenis
hewan lainnya yaitu hewan herbivora atau biasa disebut dengan pemakan
tumbuhan contohnya adalah kelinci, gajah dan kuda. Dan jenis hewan yang
lainnya yaitu hewan omnivora yang biasa disebut dengan pemakan daging
dan tumbuhan atau hewan pemakan keduanya contohnya adalah ayam,
bebek dan panda.
Manusia dan hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri
untuk memenuhi segala kebutuhan makanan dan energinya. Untuk
membangun tubuhnya dan mendapatkan energi, manusia dan hewan
mengambil zat-zat yang berasal dari tumbuhan sebagai sumber
makanannya. Hal ini menunjukan bahwa manusia dan hewan sangat
bergantung kepada tumbuhan demi kelangsungan hidupnya.
Seperti halnya manusia dan hewan yang merupakan makhluk
hidup yang membutuhkan energi, tumbuhanpun demikian. Tumbuhan
juga sangat membutuhkan energi dan makanan untuk kelangsungan
hidupnya. Tumbuhan dapat memperoleh energi dan makanan melalui
sebuah proses. Fotosintesislah proses yang dapat memberikan energi
dan makanan bagi tumbuhan.
Namun, berbeda dengan manusia dan hewan yang memperoleh
makanan dan energinya dari mahkluk hidup lain yakni dari tumbuhan dan
hewan, tumbuhan merupakan makhluk hidup yang dapat membuat
makanannya sendiri. Akan tetapi, bukan sembarang tumbuhan yang dapat
membuat makanannya sendiri. Tumbuhan yang dapat membuat makanan
sendiri adalah tumbuhan yang mempunyai klorofil.
Dengan fotosintesislah tumbuhan bisa menghasilkan makanan dan
memperoleh energinya demi kelangsungan hidupnya.
Fotosintesis adalah peristiwa sintesis atau penyusunan zat organik
yang terdiri dari gula dari zat anorganik yang terdiri dari air dan karbon
dioksida dengan bantuan energi cahaya atau foton matahari.
Dalam fotosintesis, dihasilkan glukosa atau karbohidrat dan oksigen. Hampir
semua makhluk hidup sangat bergantung pada hasil fotosintesis. Sehingga
fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Organisme yang mampu menyusun senyawa organik dari senyawa
anorganik dinamakan organisme autrotof.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat
A. Proses Fotosintesis
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis
makanan langsung dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan
karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang
diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk
menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Fotosintesis berasal dari
dua kata yaitu Photo yang berarti Cahaya dan Synthesis yang berarti proses
pembuatan atau pengolahan. Proses fotosintesis merupakan proses
mengolah bahan yang sederhana menjadi bahan yang kompleks dengan
menggunakan bantuan dari cahaya.
Bahan sederhana yang digunakan oleh tumbuhan untuk
fotosintesis adalah karbon dioksida dan air. Tumbuhan umumnya
mendapat karbon dioksida dari udara dan mendapatkan air dari
tanah. Karbon dioksida diubah menjadi gula. Hasil sampingan proses ini
adalah gas oksigen. Proses atau reaksi ini sangat memerlukan energi yang
secara alami didapat dari cahaya matahari. Energi dari cahaya matahari itu
diserap dari klorofil yang terdapat pada tumbuhan.
Sebenarnya, proses fotosintesis bukanlah reaksi tunggal, melainkan
terdiri dari beberapa tahap reaksi yang kompleks. Reaksi tersebut dapat
menghasilkan oksigen dan glukosa. Glukosa tersebut dapat digunakan untuk
membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan
sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang
terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang
terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada
proses respirasi, gula atau glukosa dan senyawa lain akan bereaksi dengan
oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut
klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil
terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. Klorofil menyerap cahaya
yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh
tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian
besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang
disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter
perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang
transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses
fotosintesis. Permukaan daun biasanya
dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah
terjadinya penyerapan sinar Matahari ataupun penguapan air yang
berlebihan.
A. Reaksi terang
Reaksi terang berlangsung di dalam membran tilakoid di grana.
Grana adalah struktur bentukan membran tilakoid yang terbentuk dalam
stroma, yaitu salah satu ruangan dalam kloroplas. Di dalam grana terdapat
klorofil, yaitu pigmen yang berperan dalam proses fotosintesis. Dalam reaksi
terang ini, klorofil menyerap cahaya nila. Energi yang ditangkap oleh klorofil
digunakan untuk memecah molekul air. Reaksi tersebut disebut reaksi
fotolisis karena proses penyerapan energi cahaya dan penguraian atau
pemecahan molekul air menjadi oksigen dan hidrogen. Reaksi fotolisis dapat
ditulis sebagai berikut :
B. Reaksi gelap
Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma. Reaksi yang membentuk
gula dari bahan dasar CO2 yang diperoleh dari udara dan energi yang
diperoleh dari reaksi terang. Reaksi gelap tidak membutuhkan cahaya
matahari, tetapi tidak dapat berlangsung jika belum terjadi siklus terang
karena energi yang dipakai berasal dari reaksi terang. Ada dua macam
siklus, yaitu siklus Calin-Benson dan siklus hatch-Slack. Pada siklus Calin-
Benson, tumbuhan menghasilkan senyawa dengan jumlah atom karbon tiga,
yaitu senyawa 3-fosfogliserat. Siklus ini dibantu oleh enzim rubisco. Pada
siklus hatch-Slack, tumbuhan menghasilkan senyawa dengan jumlah atom
karbon empat. Enzim yang berperan adalah pada siklus hatch-Slack adalah
enzim phosphoenolpyruvate carboxylase. Produk akhir siklus gelap
diperoleh glukosa yang dipakai tumbuhan untuk aktivitasnya atau disimpan
sebagai cadangan energi.
2. Hasil akhir fotosintesis
Secara umum karbohidrat dianggap sebagai hasil akhir
fotosintesis. Namun patut diperhatikan istilah karbohidrat tersebut dapat
berupa monosakarida, disakarida, dan polisakaria. Sebenarnya hasil akhir
fotosintesis adalah gula sederhana beratom C-3. Senyawa ini sangat mudah
bereaksi, sehingga sebelum diangkut perlu diubah terlebih dahulu menjadi
gula lain, misalnya glukosa.
Glukosa diangkut melalui floem ke sel-sel daun yang lain yang
tidak berfotosintesis, yakni sel-sel batang dan sel-sel akar untuk keperluan
tumbuhan itu sendiri. Sisanya diubah ke dalam bentuk lain yaitu menjadi
amilum, protein dan lipid yang disimpan untuk cadangan makanan.
Cadangan makanan terutama di simpan didalam akar dan batang, tapi
ada juga yang di simpan dalam daun.
Hasil lain dari proses fotosintesis yaitu berupa oksigen. Oksigen
dilepas ke lingkungan melaui stomata. Oksigen yang dilepas dimanfaatkan
oleh organisme lain untuk proses pernapasan.
B. Bagian Daun Yang Berperan Dalam Fotosintesis
1. Cahaya
Cahaya merupakan sumber energi untuk proses fotosintesis.
Energi cahaya yang diserap oleh tumbuhan tergantung pada intensitas
sumber cahaya, panjang gelombang cahaya, dan lamanya penyinaran yang
terjadi. Pada batas-batas tertentu, semakin tinggi intensitas cahaya matahari
maka semakin banyak energi cahaya yang diserap oleh klorofil, sehingga
laju fotosintesis semakin meningkat. Cahaya matahari dengan intensitas
terlalu tinggi akan menimbulkan kerusakan pada klorofil.
2. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan dapat menyebabkan stomata
atau mulut daun menjadi tertutup, dan dapat menghambat penyerapan
karbon dioksida sehingga mengurangi laju proses fotosintesis.
4. Suhu
Suhu, mempengaruhi kerja enzim untuk fotosintesis. Bila suhu
naik 10 , kerja enzim meningkat dua kali lipat. Hal ini terjadi pada suhu
0
5. Oksigen
kenaikan kadar oksigen dapat menghambat fotosintesis karena
oksigen merupakan komponen untuk respirasi. Oksigen akan bersaing
dengan karbondioksida untuk mendapat hidrogen.
6. Kandungan Klorofil
Kandungan klorofil dari setiap tumbuhan berbeda-beda. Untuk
membedakannya dapat dilihat pada warna daun. Daun yang menguning
atau berwarna kekuningan berarti kadar klorofilnya relatif masih
sangat kurang. Sebaliknya, jika daun berwarna hijau, maka daun
tersebut memiliki kadar klorofil yang relatif tinggi. Jika kekurangan
klorofil, maka akan menurunkan laju fotosintesis. Dalam memenuhi
kekurangan klorofil, tumbuhan sangat memerlukan sejumlah ion
anorganik tertentu untuk membuat pigmen klorofil. Ion itu adalah Mg
(Magnesium) dan N (Nitrogen).
7. Air
Tumbuhan sangat membutuhkan air. Jika tumbuhan
kekurangan air, maka tumbuhan tersebut akan layu. Jika daun layu, maka
stomata cenderung menutup. Akibatnya difusi karbondioksida dari udara
terhambat.
9. Tahap Pertumbuhan
Pada saat masih kecambah, tumbuhan lebih rajin fotosintesis
daripada yang sudah besar karena yang sedang tumbuh butuh banyak
energi untuk tumbuh membesar. Penelitian menunjukkan bahwa laju
fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah
ketimbang tumbuhan dewasa.
D. Pengambilan Zat-zat oleh tumbuhan dari lingkungan
A. Difusi
B. Osmosis
Osmosis berasal dari kata os artinya lubang dan move artinya
pindah, maka osmosis adalah proses perpindahan air dari zat yang
berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi
(hipertonis), proses ini biasa melalui membran permeabel selektif dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran
semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat
terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara
buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi
pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer.
Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut
melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan
konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan
osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung
pada konsentrasi zat terlarut,
dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena
fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke
dalam dan ke luar sel.
Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari
osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup di mana
molekul “solvent” (biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke
daerah “solute” tinggi melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran
“semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang
memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari
“solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di
kedua sisi membran.
Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent
dari sebuah daerah konsentrasi “solute” tinggi melalui sebuah membran ke
sebuah daerah “solute” rendah dengan menggunakan sebuah tekanan
melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis
adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap “solute” dari
satu sisi dan membiarkan pendapatan “solvent” murni dari sisi satunya.
C. Transport Aktif
a.Pengangkutan Ekstravasikuler
Pengangkutan ini dilakukan di luar berkas pengangkut, maka
disebut pengangkutan ekstravasikuler. Zat yang diangkut adalah air dan
garam-garam mineral. Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan
bergerak secara bebas di antara ruang antar sel. Pengangkutan air dan
mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2
mekanisme, yaitu apoplas dan simplas:
b.Pengangkutan Intravasikuler
Pengangkutan air dan mineral diserap oleh akar menuju batang ini
berlangsung melalui berkas pengangkut, yaitu Xilem, sehingga proses
pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler.
Setelah melewati sel-sel akar, air dan garam mineral dari dalam
tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks
akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem
sampai pucuk tumbuhan (batang sampai ke mesofil daun).
Pembuluh Xilem (kayu) disusun oleh beberapa jenis sel, namun
bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan
mineral ini adalah sel-sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk
pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel-
sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air
bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip
kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xilem.
2. Pengangkutan Hasil Fotosintesis
Tumbuhan melakukan fotosinstesa untuk memperoleh cadangan
makanan dan unsur-unsur nutrisi yang penting bagi kehidupan. Hasil dari
fotosintesis tersebut harus didistribusikan atau disalurkan. Proses distribusi
bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi.
Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ
tempat penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya.
Jaringan pembuluh yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke
seluruh bagian tumbuhan adalah floem (pembuluh tapis).
Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula,
terutama sukrosa. Selain itu, di dalam getah floem juga mengandung
mineral, asam amino dan hormon, berbeda dengan pengangkutan pada
pembuluh xilem yang berjalan satu arah dari akar ke daun, pengangkutan
pada pembuluh floem dapat berlangsung ke segala arah, yaitu dari sumber
gula (tempat penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang
memerlukannya.
Bukti bahwa hasil fotosintesis diangkut melalui pembuluh floem dapat
jelas dilihat pada tumbuhan dikotil. Jika kulit kayu secara melingkar dikupas
seperti pada kegiatan mencangkok, tampak di bagian atas keratin tetap
segar yang menadakan bahwa terjadi pengangkutan air dan mineral dari
tanah melalui berkas pembuluh kayu (xilem).
Sebaliknya, berkas-berkas pembuluh tapis terputus karena terletak
di bagian kulit kayu. Dengan demikian zat organik hasil proses fotosintesis
tidak dapat diangkut ke batang bagian bawah, sementara itu di atas keratin
akan terbentuk jaringan baru yang berfungsi menutup luka, disebut sebagai
kalus. Tampak pula bahwa pada tepi keratan yang terputus tadi akan
menggembung karena terdapat penumpukan zat organik yang seharusnya
disalurkan ke jaringan yang membutuhkan.
b. Kapilaritas Batang
Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi
karena pembuluh kayu (xilem) tersusun seperti rangkaian pipa-pipa
kapiler.
Dengan kata lain, pengangkutan air melalui xilem mengikuti
prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas disebabkan karena adanya kohesi
antara molekul air dengan air dan adhesi antara molekul air dengan
dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan
tarikan terhadap molekul air dari akar sampai ke daun secara
bersambungan.
c. Tekanan Akar
Akar tumbuhan menyerap air dan garam mineral baik siang maupun
malam. Pada malam hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol,
sel-sel akar masih tetap menggunakan energi untuk memompa ion-ion
mineral ke dalam xilem.
Air akan mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan suatu
tekanan positif yang memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan getah xilem
ke arah atas ini disebut gaya tekanan akar (roof pressure).
Tekanan akar juga menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu
keluarnya air yang berlebih pada malam hari melalui katup pelepasan
(hidatoda) pada daun. Biasanya air yang keluar dapat kita lihat pada pagi
hari berupa tetesan atau butiran air pada ujung-ujung helai daun rumput atau
pinggir daun kecil herbal (tumbuhan tak berkayu) dikotil.
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah tentang proses fotosintesis yang dijelaskan
melalui beberapa materi singkat diatas maka penulis menyimpulkan
beberapa hal sebagai berikut.