Pemuliaan Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI KELAPA SAWIT (Elaeis guinensis Jacq.

)
SERTA PEMULIAAN DALAM PENINGKATAN PRODUKSI

PAPER

OLEH:

CINDY RIZKA FEBRIYANTI BANGUN/ 160301050


AGUS PERNANDO SIMANJUNTAK/160301121
QINTHARA NAFILA VARIN/160301125
HANNA B. J. AMBARITA/ 160301217
FRISYLIA NAINGGOLAN/ 160301222

MATA KULIAH PEMULIAAN TANAMAN PERKEBUNAN


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
LATAR BELAKANG

Kelapa sawit adalah tumbuhan industri/ perkebunan yang berguna sebagai penghasil

minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (Lina Arliana Nur Kadim, 2014: 49).

Perkebunan kelapa sawit dapat menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan

perkebunan lama dikonversikan menjadi perkebunan kelapa sawit. Penyebaran kelapa sawit

di Indonesia berada pada pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Papua, dan beberapa

pulau tertentu di Indonesia. Buah kelapa sawit digunakan sebagai bahan mentah minyak

goreng, margarine, sabun , kosmetika, industri farmasi. Bagian yang paling populer untuk

diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging dari buah kelapa sawit menghasilkan

minyak mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng. Sisa pengolahannya

digunakan sebagai bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.

Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting peranannya di dalam perekonomian

diberbagai negara berkembang termasuk Indonesia.

Produksi pertanian hanya dapat diperoleh jika persyaratan yang dibutuhkan dapat

dipenuhi, yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan skill. Indonesia sebagai negara yang banyak

mempunyai perkebunan kelapa sawit sehingga banyak persaingan investor di dunia pasar,

yang dapat dilihat tidak konstanya harga kelapa sawit/ harga kelapa sawit berubahubah sesuai

dengan standar dan hukum Indonesia (Asni, 2005:2). Mengingat besarnya dampak harga

kelapa sawit terhadap perekonomian Indonesia, dibutuhkan suatu metode yang baik untuk

dapat mengetahui/ memprediksikan harga kelapa sawit. Alasan dipilihnya harga kelapa sawit

dalam penuliasan ini, yaitu harga kelapa sawit merupakan harga yang sedang berkembang

dengan pesat serta tidak konstan terutama di Indonesia. Harga kelapa sawit juga

mempengaruhi para investor, tenaga kerja, dan devisa negara Indonesia


IDENTIFIKASI KELAPA SAWIT MENURUT DESCRIPTOR PALM OIL

Universitas Sumatera Utara, Medan Baru

Lin 03033’300 N

Buj 098030’130 U

± 25 mdpl

Kelapa Sawit/Sawit

2 biji
Lempung berpasir

Slightly Stony

25-60 cm

Somewhat porly drainage

Dark Brown

Caterit

Moderately Sloping
PEMULIAAN KELAPA SAWIT DALAM PENINGKATAN PRODUKSI

Produksi Kelapa Sawit Menurut Data BPS


Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal

Kementerian Pertanian mencatat luas tanaman menghasilkan (TM) kelapa

sawit pada akhir 2017 mencapai 9,26 juta Ha. Sedangkan produksi seberat 35,36

juta ton. Alhasil, produktivitas kelapa sawit nasional mencapai 3.817 ton/ha.

Secara rata-rata sepanjang periode 1995-2017 produktivitas perkebunan kelapa

sawit Indonesia hanya tumbuh 0,72%/tahun

Sementara menurut status pengusahaannya, luas lahan perkebunan kelapa

sawit mencapai 12,31 juta ha. Jumlah tersebut terdiri dari 6,8 juta ha merupakan
perkebunan besar swasta (PBS), 4,76 juta ha perkebunan rakyat (PR) dan 752 ribu

ha berupa perkebunan besar negara (PBN).

Sepanjang periode 2000-2017, luas lahan kelapa sawit PR mencatat

pertumbuhan 12,21%/tahun, kemudian PBN tumbuh 3,57%/tahun dan PBS

meningkat 11,14%/tahun. Alhasil, luas lahan kelapa sawit nasional mencatat

pertumbuhan 10,21%/tahun.

Pemuliaan Tanaman Kelapa Sawit yang Mengarah ke Peningkatan Produksi

1. Pengembangan Bahan Tanaman Kelapa Sawit Unggul Melalui Program


Seleksi RRS

Kelapa sawit telah menunjukkan peran yang signifikan dalam menunjang

perekonomian nasional, tercermin dari peningkatan yang sangat pesat dalam dua

puluh tahun terakhir, baik dari segi peningkatan luas areal, produksi, maupun

kontribusi ekonomi. Peran kelapa sawit tidak terlepas dari eksistensi benih unggul

yang dihasilkan oleh produsen resmi yang mempunyai sejarah pemuliaan yang

sistematis dan berkelanjutan. Tenera/Pisifera yang berbeda dengan 161 tetua Dura

telah diuji dan diamati selama 9 sampai 12 tahun. Siklus kedua RRS telah dimulai

sejak tahun 1986 dan direvisi secara radikal pada tahun 1992.

Hasil-hasil observasi sampai tahun 2004 merupakan bahan yang sangat

berharga untuk melanjutkan skema seleksi ini memasuki siklus ketiga. Sampai

saat ini, telah dihasilkan 2 (dua) varietas baru dari siklus kedua ini, yakni varietas

Simalungun dan Langkat, yang mampu berproduksi sampai 8 ton CPO/ha/tahun.

Sebanyak 27 tetua dari berbagai populasi dura dan 33 tetua tenera/pisifera dari

berbagai orijin telah dipilih berdasarkan daya gabung umum (general combining

abilities/GCA) dan daya gabung khusus (specific combining abilities/SCA).

Penyusunan mating design telah dimulai sejak 2003, dan hingga 2006 telah
tersusun sebanyak 25 program. Hingga Desember 2006 status realisasi mating

design dengan kode program RRS 3A_PS2 dan RRS 3A_PS6 masing-masing

telah mencapai 95,2 % dan 90,5 %, namun demikian masih dilakukan

pengulangan pada beberapa persilangan untuk melengkapi jumlah biji yang

dihasilkan. Sementara untuk kode program yang lain masih terus berlangsung.

Pada 2004-2006 telah dilakukan 511 serbukan selfing dan crossing. Sebanyak

37,7% serbukan telah terealisasi dari total 533 serbukan sesuai mating design

yang telah disusun, dan 80 % dari seluruh tetua telah diselfing. Ditargetkan

seluruh program mating design dapat selesai pada 2008.

2. Teknik molekuler,

Metode lain yang saat ini tengah dikembangkan untuk mendukung pemuliaan

kelapa sawit adalah teknik molekuler. Metode ini diarahkan untuk mencari marka

molekuler di level DNA yang berasosiasi dengan karakter-karakter unggulan,

sehingga kegiatan seleksi nantinya dapat dilakukan lebih awal, dan dapat

mereduksi siklus seleksi. Penggunaan marka molekuler untuk membantu kegiatan

seleksi dikenal sebagai Marker Assisted Selection (MAS). Metode ini sudah

banyak diterapkan untuk pemuliaan tanaman semusim seperti jagung, gandum,

dan barley. Untuk tanaman kelapa sawit, penelitian tentang metode ini tengah

berjalan, sehingga masih memerlukan waktu untuk penerapannya.

Pendekatan yang menjadi terobosan besar dalam pemuliaan tanaman adalah

pembentukan populasi doubled haploid yang diperoleh dari hasil penumbuhan

tepung sari (pollen) pada media kultur jaringan yang dikombinasikan dengan

perlakuan hormon. Ide pembentukan populasi doubled haploid berdasar pada teori

bahwa sifat heterosis pada turunan F1 akan dapat dieksploitasi secara penuh bila

tetua-tetua dari F1 tersebut dalam kondisi homozigot. Meski beberapa


permasalahan dalam vigor tanaman akan ditemui, seperti pertumbuhan yang

kurang dan albino pada daun sebagai dampak dari berkumpulnya gen-gen yang

resesif, namun teknologi ini memberikan harapan bagi pemulia untuk dapat

merakit varietas dengan tingkat produksi mendekati potensial genetiknya.

3. Controlled pollination

Setelah proses seleksi yang menghasilkan galur-galur terbaik, proses

lanjutannya adalah perbanyakan bahan tanaman. Proses ini melibatkan tetua dura

dan tetua pisifera dari persilangan yang terpilih, melalui penyerbukan terkontrol

(controlled pollination). Bunga betina dari tetua dura diisolasi sebelum anthesis

dengan menggunakan kantung kertas khusus polinasi. Selanjutnya, tepung sari

dari tetua pisifera diserbukkan ke bunga betina saat masa anthesis. Sekitar 145-

150 hari setelah penyerbukan, tandan sudah dapat dipanen untuk memperoleh

benih kelapa sawit hasil reproduksi. Dalam proses reproduksi ini, pengawasan

yang ketat harus dilakukan di semua lini untuk menjamin bahwa benih yang

dihasilkan adalah murni hasil persilangan dura (D) dan pisifera (P) terpilih.

Peranan Pemuliaan Tanaman Kelapa Sawit

Material genetik (Plasma nutfah) merupakan kunci utama dalam

pengembangan program pemuliaan kelapa sawit. Saat ini, plasma nutfah kelapa

sawit tersebar di areal komersial perkebunan kelapa sawit dan pusat-pusat riset

kelapa sawit: Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), PT. Socfindo, PT London

Sumatra Indonesia, PT Dami Mas Sejahtera (SMART Tbk.), PT Tunggal Yunus

Estate (Asian Agri Group), PT Bina Sawit Makmur (PT Sampoerna Agro Tbk),

dan PT Tania Selatan Group, serta beberapa calon produsen benih kelapa sawit.

Plasma nutfah kelapa sawit umumnya terbagi atas dua sub heterotic group,

dura dan pisifera. Plasma nutfah dura pada umumnya diturunkan dari 4 plasma
nutfah dura yang berasal kebun raya Bogor tahun tanam 1848, hasil re-introduksi

beberapa famili elit Deli dura seperti Dura Dumpy (E 206), dan introduksi

terbatas populasi dura dari Afrika seperti dura-dura ex-Zaire dan Kamerun.

Plasma nutfah pisifera di introduksi dari Afrika Barat sejak 1914.

Beberapa turunan plasma nutfah pisifera elit tercatat dimiliki oleh pusat-

pusat riset kelapa sawit di Indonesia, seperti turunan pisifera SP 540, turunan

pisifera BM 119, turunan pisifera Lame (L-series) ex-populasi BRT-10, pisifera

Yangambi (YA-series), turunan pisifera Dami DM 742 dan DM 743, turunan

pisifera Nigeria GHA 608 dan Ghana GHA 648, turunan pisifera Ekona CAM 236

dan CAM 243.

Selain E. guineensis, beberapa pusat riset juga memiliki plasma nutfah E.

oleifera, antara lain beberapa generasi Elaeis oleifera dari Suriname dan Brazilia

dan San Alberto (Colombia).

Strategi Utama Pemuliaan Kelapa Sawit

Seleksi Klasik. Pemuliaan klasik berbasis genetika kuantitatif merupakan

pendekatan terpenting dalam menghasilkan bahan tanaman unggul. Beberapa

strategi yang telah dikenal luas dalam pemuliaan kelapa sawit, antara lain

Recurrent Reciprocal Selection (RRS) dan Family & Individual Palm Selection

(FIPS).

Strategi ini pada prinsipnya memanfaatkan dua group utama, yaitu group

dura dan group tenera/pisifera. Dari populasi dasar yang telah diseleksi dilakukan

tahapan evaluasi lapang maupun laboratorium untuk menentukan individu

tanaman terbaik yang dilihat dari keragaan progeninya. Seleksi untuk menentukan

tetua–tetua yang dapat dijadikan pohon induk untuk produksi benih dilakukan

berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Selain penentuan pohon induk untuk benih
komersial, pada tahapan seleksi inijuga dipilih tetua-tetua yang akan

direkombinasikan untuk mencari materi persilangan dengan potensi yang lebih

baik pada siklus pemuliaan berikutnya.

Kultur Jaringan. Kultur jaringan mempunyai dua kontribusi penting dalam

pemuliaan sawit yaitu untuk pembiakan massal secara vegetatif dan untuk

regenerasi jaringan yang telah ditransform oleh gen pengendali sifat tertentu

dalam proses rekayasa genetika. Keberhasilan penerapan teknologi ini telah

dilaporkan sejak pertengahan 1970-an. Saat ini sekitar 20-an laboratorium kultur

jaringan di seluruh dunia berpacu dalam perbaikan dan up scalling proses kultur

jaringan, menghasilkan rata-rata 10,000 – 200,000 plantlet per tahun (Wahid et al.,

2004).

Manfaat pemuliaan pemuliaan kelapa sawit

Produktivitas CPO dapat ditingkatkan lebih lanjut sebanyak 8-10 ton/ha,

dengan menggunakan germplasma unggul yang diperoleh melalui seleksi dan

program pemuliaan tanaman yang panjang dengan menggunakan seleksi, metode

screening DNA atau teknologi transgenik. sehingga tidak diragukan bahwa

kombinasi program pemuliaan tanaman dengan manajemen yang lebih baik dan

metode pengolahan yang lebih efisien dapat memberikan produktivitas lebih dari

20 ton/ha minyak pada masa mendatang.

Di Malaysia telah dikenal pasti beberapa pohon memiliki produktivitas

tinggi yang dapat diperbanyak secara klon tanpa kehilangan produktivitas TBS.

Secara teoritis beberapa populasi dapat menghasilkan 60 ton/ha. Sehingga kelapa

sawit memiliki potensi besar tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar

minyak nabati tetapi juga berfungsi sebagai sumber industri non makanan berupa

produk Oleokimia. Pemulia telah mengambil pendekatan strategi terintegrasi.


Selama satu dekade terakhir telah mengidentifikasi beberapa pusat plasma nutfah

di Afrika dan Amerika Selatan asal domestikasi jenis kelapa sawit, Elaeis

guineensis dan Elaeis oleifera. Sejak tahun 2008 konsorsium dari 12 perusahaan

Indonesia dan Malaysia telah melakukan eksplorasi ke Kamerun dan memperoleh

103 aksesi yang memiliki keragaman genetic yang tinggi. Material genetik yang

diperoleh tentu masih memerlukan waktu untuk dapat digunakan menghasilkan

varietas komersial. Pengalaman pemuliaan Deli Dura sehingga mencapai kualitas

seperti saat ini menunjukkan bahwa dibutuhkan eliminasi dari sifat-sifat genetic

yang kurang menguntungkan dengan melakukan rekombinasi intra dan inter

populasi. Seleksi massa, negatif maupun positif, dilakukan terhadap karakter-

karakter yang oleh masing-masing breeder diperkirakan akan memberikan

keuntungan di masa mendatang.

Sebagai contoh salah satu jenis Elaeis oleifera mempunyai kandungan

lebih 65% oleat. Koleksi ini dan lainnya sering dievaluasi dan diteliti dengan

menggunakan metode konvensional, molecular genetic maupun menggunakan

biokimia. Penggunaan molecular marker sangat penting dalam program

pemuliaan tanaman yang berkesinambungan untuk menghasilkan kombinasi

perubahan profil asam lemak dan produktivitas minyak yang tinggi. Strategi

kedua yang dilakukan adalah diversifikasi komposisi asam lemak bebas dengan

melibatkan tranformasi genetik (Transgenik) untuk memodulasi jalur biosintesis

yang relevan. Teknologi ini melibatkan penambahan gen baru atau menekan

aktivitas gen yang terlibat dalam metabolisme asam lemak. Strategi saat

transformasi genetik melibatkan penggunaan RNA antisense dan mengatur gen

thioesterase sehingga memungkinkan asam palmitat menjadi memanjang. Untuk

memperoleh asam oleat tinggi untuk eksploitasi komersial cukup menggunakan


promotor gen jaringan khusus, pendekatan serupa dapat digunakan untuk

memanipulasi komposisi asam minyak kernel kelapa sawit. Sebagai contoh,

pemilihan salah satu Plasto transgen dapat meningkatkan efisiensi ekspresi serta

memfasilitasi bio-containment minyak sawit tanaman hasil transgenik.

Transformasi melalui vektor Agrobacterium paling efisien juga sedang diselidiki.

Inovasi lain adalah RNAi untuk menekan fungsi gen yang tidak

diinginkan. Teknologi ini telah berhasil digunakan untuk menutup beberapa gen

dalam metabolisme asam lemak. Upaya saat ini sedang berlangsung dalam

beberapa kelompok untuk menghasilkan minyak sawit transgenik dengan oleat

tinggi, tetapi hasil ini diprediksi dapat dinikmati secara massal pada tahun 2020

an. Pada waktu bersamaan, pendekatan pemuliaan secara konvensional dan

koleksi plasma nutfah terus ditingkatkan untuk menemukan variasi genetic baru

dari pusat-pusat asal tanaman. Selain itu jalan lebih spekulatif adalah melalui

penelitian genetika molekuler untuk meningkatkan produk asam lemak yang

diinginkan.

Selama beberapa dekade terakhir, Pemulia tanaman (breeders) telah

menggunakan teknologi reproduksi dengan menggunakan DNA berbasis

molekuler, kultur jaringan dan penerapan genomik dan proteomics.


KESIMPULAN

Hasil Pemuliaan Manfaat positif dari pemanfaatan plasma nutfah secara

optimal dan implementasi strategi seleksi yang tepat, baik RRS maupun FIPS,

telah dirasakan industri perkebunan. Kinerja pemanfaatan sumberdaya genetik

kelapa sawit Indonesia tercermin dari beberapa aspek seperti peningkatan

produktivitas tanaman dan ketersediaan varietas yang cukup dan diminati

pengguna. Dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, produktivitas minyak sawit

meningkat dua kali lipat, dari 4.3 ton minyak/ha/tahun pada 1970 menjadi 7-11.0

ton/ha/tahun pada 2006 Peningkatan ini, selain berasal dari kontribusi genetik

yang terkait dengan program seleksi, juga dipengaruhi oleh perubahan strategi

pemanfaatan plasma nutfah yang pada awal 1970-an menghasilkan produk

persilangan intra-origin (Dura x Dura; Dura x Tenera) (Pamin, 1998) menjadi

hibrida inter-origin (Dura x Pisifera).


DAFTAR PUSTAKA

Sawit Indonesia. 2014. Pemuliaan Kelapa Sawit: Teknologi Merakit Varietas


Unggul.

Politeknik Kelapa Sawit. 2008. Pemuliaan Tanaman Kelapa Sawit.

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy