7124 16907 1 SM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 4 Oktober Suplemen (2018) : S196- S208 S196

MODIFIKASI MESIN PENGERING DENGAN MEMANFAATKAN UDARA PANAS DARI


ELEMEN PEMANAS LISTRIK
MODIFICATION OF DRYER MACHINES USING HOT AIR OF LISTRIC HEATER
ELEMENT
Muh. Arhamsyah 1), Husain Syam 2), Jamaluddin 3)
1) Alumni Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian
2) dan 3) Dosen PTP FT UNM

arhamsya24@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk merancang pengering menggunakan udara dari elemen pemanas
listrik yang dapat digunakan pada musim kemarau dan musim hujan. Alat ini juga dapat
mengurangi penggunaan waktu dan tenaga petani dalam mengeringkan hasil pertanian.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian rekayasa, dalam penelitian ini dirancang mesin
pengering yang memanfaatkan udara dari elemen pemanas listrik. Setelah mesin pengering
selesai, percobaan dilakukan untuk mengeringkan gabah basah dan kemudian menghitung
penurunan kadar air untuk setiap rak selama 6 jam pengeringan. Tingkat pengeringan pada
gabah basah menggunakan pengering dengan memanfaatkan udara dari elemen pemanas listrik
untuk setiap rak yang berbeda, tingkat pengeringan rak 6 (1,43%), rak 5 (1,55%), rak 4 (1,75%),
rak 3 (1,73%), rak 2 (2,01%), dan rak 1 (2,32%) / jam, hal ini menunjukkan bahwa jarak rak
dengan sumber panas mempengaruhi laju pengeringan. Pengering udara dari elemen pemanas
listrik dapat mengurangi penggunaan waktu dan tenaga petani dalam mengeringkan hasil
panennya pada gabah basah, karena untuk mengeringkan gabah basah yang baru diambil hanya
membutuhkan 5-6 jam baik pada musim kemarau dan musim hujan.
Kata kunci: Pengeringan, udara panas, tingkat pengeringan, elemen pemanas listik, waktu
dan tenaga
ABSTRACT
This study aims to design dryers using air from listric heating elements that can be used in the dry
season and the rainy season. This tool can also reduce the use of time and power farmer in
drying agricultural produce. This research is a type of engineering research, in this study was
designed of a drying machine that utilizes air from listric heating elements. After the drying
machine is complete, experiments are carried out to dry upon wet grain and then calculated the
decrease in water content for each rack for 6 hours drying. The drying rate upon wet grain uses a
dryer by utilizing air from the listric heating element for each rack is a different, the rate in drying
rack 6 (1.43%), rack 5 (1.55%), rack 4 (1.75%), rack 3 (1.73%), rack 2 (2.01%), and rack 1
(2.32%)/hour, the matter shows that the distance of the rack with the heat source affects the
drying rate. Air dryers of electric heating elements can reduce the use of farmers' time and power
in drying one's crops the upon wet grain, since to dry the newly harvested wet grain takes only 5-
6 hours in both the dry season and the rainy season.
Key words: Drying, hot air, drying rate, listric heating element, time and power

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S197 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 4 Oktober Suplemen (2018) : S196- S208

PENDAHULUAN Pengolahan pasca panen hasil


Indonesia merupakan negara pertanian atau perkebunan mempunyai
agraris sebagian besar penduduknya peranan penting dalam kehidupan
banyak tinggal di desa dan bekerja sebagai masyarakat Indonesia. Namun kualitas
petani. Masyarakat Indonesia juga sebagian produk pasca panen ini bisa terbilang masih
besar masih mengonsumsi beras sebagai sangat rendah. Pada umumnya
makanan utama, maka padi masih menjadi pengeringan gabah di Indonesia masih
prioritas utama para petani untuk ditanam. dilakukan dengan cara konvensional,
Beras merupakan salah satu kebutuhan namun kurang efisien untuk mengeringkan
pokok Indonesia dengan jumlah yang cukup gabah sebagaimana pendapat (Manalu
melimpah dan mudah didapat. (2009) dalam Rusli, dkk., 2018) yang
Untuk memenuhi kebutuhan akan mengatakan bahwa di Indonesia umumnya
makanan pokok yang baik, beras harus masih banyak dijumpai pengeringan padi
melalui beberapa proses. Proses gabah dengan cara menjemur padi di atas
menjadi beras memiliki beberapa tahapan, penjemuran yang terbuat dari semen, batu
dimulai dari pemanenan, perontokan, atau tanah. Keuntungan cara ini adalah
pengeringan dan penggilingan. Tiap- tiap biaya pengeringan relatif rendah, tidak
tahapan ini sangatlah berbeda memerlukan penanganan khusus, hasil
penanganannya satu sama lain. Mula-mula pengeringan relatif seragam. Sedangkan
setelah padi dipanen, bulir padi atau gabah kerugiannya adalah sangat tergantung pada
dipisahkan dari jerami. Pemisahan cuaca, waktu pengeringan lebih lama,
dilakukan dengan memukulkan seikat padi memerlukan areal yang cukup luas untuk
sehingga gabah terlepas atau dengan penjemuran, jumlah kehilangan lebih
bantuan mesin pemisah gabah. Gabah yang banyak.
terlepas lalu dikumpulkan dan dikeringkan. Kondisi cuaca yang tidak menentu
Dalam hal ini proses pengeringan gabah terutama saat musim hujan akan
mengakibatkan proses pengeringan alami
merupakan salah satu faktor penentu
kualitas beras. berlangsung tidak optimal, menjadikan hasil
Hal ini dikarenakan gabah pada pertanian rusak karena lembabnya udara.
awalnya dalam keadaan basah dan harus Proses pengeringan dengan sinar matahari
dikeringkan terlebih dahulu agar kadar air juga tidak higienis karena ditempatkan pada
gabah sesuai dengan standar yang tempat terbuka yang menyebabkan biji
disesuaikan, yaitu gabah dengan kadar kenari akan terkontaminasi. Di samping itu,
basis kering 14 % (Keputusan Bersama pada musim hujan pengeringan
Kepala Badan Bimas Ketahanan Pangan berlangsung sangat lambat. Pengeringan
No. 04/SKB/BBKP/II/2002) untuk dapat yang belum sempurna ini bahkan dapat
diproses lebih lanjut. Gabah yang telah mengakibatkan produk menjamur kemudian
kering dapat disimpan atau langsung digiling membusuk sehingga harga jualnya turun
untuk memisahkan beras dari sekam. Beras drastis (Risnawati, dkk., 2017). Umumnya
merupakan bentuk olahan yang dijual pada bahan pangan dengan kandungan air (Aw)
tingkat konsumen. tinggi akan beresiko tinggi terhadap
gangguan aktifitas mikroba (Napitupulu,

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 4 Oktober Suplemen (2018) : S196- S208 S198

dkk., 2012). Aktifitas mikroba tersebut akan dengan memanfaatkan udara panas dari
menyebabkan kerusakan bahan pangan elemen pemanas listrik (Adhim, dkk., 2013).
seperti pembusukan dan penjamuran. Namun, alat ini memiliki kekurangan pada
Tingkat kekeringan yang rendah berdampak sirkulasi udara panas dan uap air sehingga
pada kualitas dan harga produk. Akibatnya, menghambat laju pengeringan.
harga jual produk menjadi rendah dan Berdasarkan permasalahan-
petani pun mengalami kerugian yang tidak permasalahan yang telah dikemukakan,
sedikit (Wicaksono, 2012). memberikan pemikiran untuk merancang
Mencegah kerugian yang dialami mesin pengering tipe rak (Cabinet dryer)
para petani, maka pengeringan padi dengan memanfaatkan udara panas dari
menjadi hal yang penting agar selanjutnya elemen pemanas listrik, yang diduga akan
dapat diolah menjadi beras. Pengeringan sangat membantu masyarakat petani untuk
dilakukan untuk mencegah perkecambahan mengurangi gagal produksi gabah hasil
biji, mempertahankan kualitas bijian, dan panennya, dalam tahap ini dipelajari cara
mencapai level kadar air dimana tidak perancangan mesin pengering dan laju
memungkinkan bakteri dan jamur pengeringan.
berkembang (Hall, 1970). Selain itu, TUJUAN PENELITIAN
pengeringan bahan pangan dilakukan
sebagai alternatif untuk menanggulangi Tujuan yang ingin dicapai dalam
bahan pangan yang berlebihan, terutama penelitian ini adalah:
saat panen raya. Bahan pangan juga dapat 1. Untuk mengetahui perancangan mesin
disimpan lebih tahan lama sehingga pengering memanfaatkan udara panas
penjualan dapat disesuaikan dengan dari elemen pemanas listrik.
kebutuhan pasar (Dendang, dkk., 2016). 2. Untuk mengetahui perhitungan laju
Pengeringan padi dapat dilakukan pengeringan pada gabah basah
dengan dua macam cara yaitu pengeringan selama proses pengeringan
alami dan pengeringan buatan (Hall, 1957). menggunakan mesin pengering
Menurut Pratomo (1970), pengeringan cara memanfaatkan udara panas dari
alami sudah kurang praktis lagi bilamana elemen pemanas listrik.
bahan yang dikeringkan dalam jumlah 3. Untuk menghasilkan mesin pengering
banyak, dimana untuk mencapai kadar air dengan memanfaatkan udara panas
yang diinginkan memerlukan waktu yang dari elemen pemanas listrik dapat
relatif lama, tenaga kerja yang banyak dan mengurangi penggunaan waktu dan
tempat luas, serta keadaan iklim yang tidak tenaga petani dalam proses
menentu dapat menimbulkan kesukaran- pengeringan produk-produk pertanian.
kesukaran dalam penjemuran. METODE PENELITIAN
Sistem pengeringan buatan
Bentuk penelitian ini adalah
diperlukan sebagai alternatif untuk
penelitian rekayasa/rancangbangun, pada
mengatasi hal tersebut. Berbagai macam
penelitian ini dilakukan perancangan mesin
bentuk mesin pengering beredar di
pengering memanfaatkan udara panas dari
masyarakat. Spin Dry Pad adalah salah
elemen pemanas listrik, setelah
satunya, mesin putar pengering padi
perancangan selesai dilakukan uji coba

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S199 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 4 Oktober Suplemen (2018) : S196- S208

untuk mengeringkan gabah basah kemudian Gambar Desain Produk


dilakukan perhitungan laju pengeringan
pada masing-masing rak selama 6 jam.

Alat-alat yang digunakan dalam  Mistar siku 90o


perancangan mesin, yaitu sebagai berikut:  Klem C
Alat  Tang penjepit
 Gurinda  Blower dan elemen pemanas listrik
 Bor tangan  Termometer analog
 Roll meter Bahan
 Rivetter Adapun bahan-bahan yang
 Las listrik digunakan dalam perancangan mesin, yaitu
 Baut dan mur sebagai berikut:
 Besi Holo (40x40x1,4)mm

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 4 Oktober Suplemen (2018) : S196- S208 S200

 Besi siku (30x30x3)mm dan g. Setelah semua komponen mesin jadi,


(40x40x4)mm rangkaikan ruang pengering, dan
 Plat Aluminium 0,8 mm sumber panas secara berurutan.
 Plat Besi tebal 1,2 mm Uji Coba Produk
 Pipa Besi 3 inchi Pengujian produk dilakukan dengan
Prosedur Rancang Bangun beberapa tahap, yaitu:
Prosedur perancangan pada a. Mengukur berat gabah setiap rak
penelitian ini dilakukan setelah alat dan sebelum dikeringkan .
bahan yang akan digunakan dalam b. Menyambungkan stekker mesin
perancangan telah disiapkan dengan pengering dengan sumber listrik.
prosedur sebagai berikut : c. Setelah suhu mencapai 55 oC, letakkan
a. Potong besi siku sesuai dengan dan masukkan gabah yang ingin
dimensi yang telah direncanakan. dikeringkan pada masing-masing rak
Setelah itu rangkaikan sehingga yang ada di ruang pengering.
menjadi rangka mesin pengering. d. Kemudian, akan diamati dan diukur
b. Potong plat aluminium sesuai dengan suhu pada masing-masing termometer
dimensi yang telah direncanakan. yang terdapat pada mesin pengering
Kemudian pasang di setiap sisi-sisi setiap 30 menit dan dilakukan
mesin pengering. Pada bagian depan pengadukan setiap 1 jam selama 6 jam
(pintu) dipasang kaca dengan tujuan proses pengeringan.
agar bahan yang dikeringkan dapat e. Gabah dikeluarkan dari mesin
terlihat dari luar. pengering dan cabut stekker mesin
c. Potong dan bentuk plat aluminium pengering dari sumber listrik.
berlubang kecil menjadi rak sehingga f. Mengukur kadar air gabah setiap rak
menjadi wadah untuk bahan yang akan setelah dikeringkan.
dikeringkan sebanyak 3 (tiga) rak. g. Menghitungan laju pengeringan gabah
kemudian pasang termometer batang selama 6 jam pengeringan.
pada masing-masing rak. Teknik analisis data yang digunakan
d. Pada bagian atas ruang pengering pada penelitian ini adalah teknik analisis
dibuat lubang untuk memasang turbin data kuantitatif dengan statistik deskriptif,
ventilator. data yang diperoleh ditabulasikan ke dalam
e. Pasang turbin ventilator pada bagian bentuk tabel dan diinterpretasikan melalui
atas ruang pengering yang bertujuan grafik yang kemudian akan menjadi acuan
untuk menghisap udara panas yang dalam membuat deskripsi mengenai uji
ada pada ruang pengering sehingga kerja dari mesin dan untuk menghitung
udara panas yang ada pada ruang analisis laju pengeringan menggunakan
pengering terus berganti. program Microsoft Office Exel 2007.
f. Untuk sumber panasnya menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
elemen pemanas listrik yang sudah
Deskripsi Produk Yang Dihasilkan
dirangkaikan dengan blower.
1. Pembuatan Rangka

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S201 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 4 Oktober Suplemen (2018) : S196- S208

Proses pembuatan rangka alat dalam ruang pengering sampai permbuatan


melewati 2 prosedur kerja sehingga design terowongan udara panas. Berikut ini adalah
kerangka yang sudah didesain dapat tahap pembuatan rangka dari alat ini :
terbentuk. Mulai dari penyiapan bahan a. Pemasangan Dinding Dalam Ruang
sampai tahap finalisasi. Berikut ini adalah Pengering
tahap pembuatan rangka dari alat ini : Pada tahap ini, plat almunium
a. Pengukuran dan Pemotongan Besi diukur dan dipotong menjadi 4 bagian
Holo berdasarkan design, yang terdiri dari 3
Pada tahap ini, besi holo yang lembar dengan ukuran yang sama untuk
sudah diukur dan diberi tanda berdasarkan dipasang di sisi kanan, kiri dan belakang
design yang sudah dibuat. Pemberian tanda dan 1 lembar dipasang dibagian atas.
agar kerangka yang dibuat memiliki tingkat Pemasangan plat almunium pada rangka
presisi sesuai dengan ukuran yang dengan melubangi plat almunium dengan
diinginkan, setelah itu dilakukan proses rangka menggunakan mesin bor kemudian
pemotongan besi holo. dieratkan menggunakan baut dan tang rivet.
Proses pemotongan besi holo b. Pembuatan Dudukan/rel Rak
menggunakan gurinda potong dan dipotong Pembuatan dudukan/rel rak
sesuai dengan ukuran yang sudah dibuat. menggunakan besi siku (30x30x3)mm. Besi
Jumlah potongan yang disiapkan terdiri dari siku diukur dan dipotong menjadi 12 buah
12 buah potongan dengan berbagai macam dengan ukuran yang sama berdasarkan
ukuran dan dikelompokkan berdasarkan design. Besi siku yang dipotong menjadi 12
pasangan potongannya. buah dipasang bertingkat dengan jarak
Potongan rangka yang dibuat terdiri masing-masing 125 mm yang terdiri dari 6
dari 12 potongan, yaitu 4 potongan vertikal buah pada sisi kiri dan 6 buah pada sisi
sebagai tiang dengan tinggi 1400 mm, dan 8 kanan dinding dalam ruang pengering yang
potong palang penyangga horizontal untuk sudah dipasang sebelumnya.
menyatukan tiang, palang atas dan bawah Pemasangan dudukan/rel rak sama
memiliki ukuran masing-masing 600 mm. dengan pemasangan dinding dalam ruang
b. Pengelasan dan Perakitan Komponen pengering yaitu melubangi besi siku dan
Rangka dinding dalam dengan mesin bor kemudian
Tahap pengelasan dilakukan untuk diertakan dengan menggunakan baut dan
menguatkan sambungan pada rangka, tang rivet.
sebelum dilakukan pengelasan, setiap c. Pemasangan Dinding Luar Ruang
komponen dikumpulkan kemudian Pengering
dipasangkan sesuai dengan pasangannya Pemasangan dinding luar ruang
masing-masing. pengering dimulai dari mengukur dan
2. Pembuatan Ruang Pengering memotong plat besi menjadi 5 lembar, 3
Proses pembuatan rangka alat lembar dengan ukuran yang sama untuk
melewati 4 prosedur kerja sehingga design dinding luar sisi kanan, kiri, dan belakang
kerangka yang sudah didesain dapat ruang pengering dan 2 lembar dengan
terbentuk. Mulai dari pemasangan dinding

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 4 Oktober Suplemen (2018) : S196- S208 S202

ukuran yang sama untuk sisi atas dan kerangka samping pintu dan 2 potong besi
bawah ruang pengering. holo untuk kerangka atas dan bawah pintu.
Pemasangan dinding luar ruang Potongan-potongan tersebut disatukan
pengering menggunakan las listrik dan dengan las hingga membentuk persegi
dibantu dengan alat catok sehingga dinding panjang. Untuk 2 potong besi holo yang
luar dan rangka menjadi rapat selama tersisa dipasang dibagian tengah setelah
proses pengelasan. Setelah semua dinding pemasangan plat pada kerangka pintu.
luar ruang pengering terpasang dilakukan Setelah kerangka pintu selesai, plat
penghalusan bekas pengelasan dengan dipotong dengan ukuran yang sama dengan
menggunakan gurinda penghalus. Pada kerangka pintu dan dipasang dengan las.
tahap ini pula dilakukan pemasangan roda Setelah itu, bagian tengah pintu dilubangi
pada setiap kaki mesin pengering. dengan gurinda sesuai design, yang
Setelah semua dinding luar ruang nantinya akan dipasangkan kaca. Hal ini
pengering terpasang, dilanjutkan dengan dimaksudkan agar pada saat pengeringan
pembuatan terowongan udara panas berlangsung pengamat/peneliti dapat
dengan melubangi dinding luar sebelah kiri mengamati keadaan bahan pangan yang
membentuk lingkaran sesuai design. dikeringkan. Kemudian dipasangkan engsel
Setelah itu, plat besi dipotong untuk pada pintu dan pada mesin pengering.
dipasang melingkar pada bagian yang telah Engsel yang digunakan adalah engsel bubut
dilubangi, kemudian dilakukan pengelasan karena lebih kuat untuk menopang berat
pada setiap sambungan. dari pintu besi.
Untuk pembuatan cerobong, dimulai e. Pembuatan Rak/Wadah
dengan memotong pipa besi sepanjang 15 Pada tahap ini, wadah/rak dibuat
cm dan dilanjutkan dengan melubangi dari besi siku, rang almunium, dan besi
bagian atas mesin pengering sesuai ukuran strip. Pembuatan rak/wadah dimulai dari
pipa besi yang telah dipotong. Kemudian, memotong besi siku 4x4 cm menjadi 4
dibuatkan 2 ring/cincin berbentuk pesegi
potong, setiap ujung dari keempat potongan
panjang untuk pipa besi, terbuat dari plat tersebut dipotong siku agar dapat
besi yang setiap ujungnya dilubangi untuk menyatukan setiap potongan dan
memasang baut. Ring yang pertama pasang membentuk persegi. Kemudian dilakukan
dengan las pada bagian bawah pipa besi, pengelasan pada setiap sambungan dan
setelah itu pipa dipasang pada bagian yang bekas-bekas pengelasan diratakan dan
telah dilubangi dan ring yang kedua dihaluskan. Setelah itu, bagian dasar rak
dipasang pada bagian luar mesin pengering. dipasangkan rang almunium dan besi strip
Kemudian dipasangkan baut dan mur sehingga rang akan terjepit diantara besi
sehingga kedua ring tersebut saling siku dan besi strip. Kemudian dieratkan
menjepit bagian atas mesin pengering (plat dengan las dan baut rivet. Rak/wadah yang
besi). dibuat untuk mesin pengering terdiri dari 6
d. Pembuatan Pintu Ruang Pengering rak.
Pada tahap ini, besi holo 2 x 4 cm
dipotong menjadi 6 bagian dengan 3 ukuran
yang berbeda, 2 potong besi holo untuk

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S203 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 4 Oktober Suplemen (2018) : S196- S208

3. Pembuatan Sumber Panas dimodifikasi/diberi penambahan pengaturan


Sumber panas yang akan bukaan lubang udara agar udara panas
digunakan pada mesin pengering ini adalah yang dikeluarkan oleh elemen pemanas
rangkaian elemen pemanas listrik dan listrik tidak bergerak dengan cepat sehingga
blower yang dipinjam dari Laboratorium mampu menguapkan air yang terdapat pada
Pendidikan Teknologi Pertanian Fakultas bahan yang akan dikeringkan.
Teknik Universitas Negeri Makassar, dan

4. Finalisasi Hasil Uji Coba


Tahap ini dimulai dengan 1. Suhu
meratakan setiap permukaan plat/dinding- Sebelum melaksanakan uji coba
dinding mesin pengering dengan kinerja mesin terhadap gabah basah terlebih
menggunakan gurinda dan kertas gosok dahulu dilakukan pengamatan dan
bundar yang agak kasar agar serpihan- pengukuran suhu yang dihasilkan oleh
serpihan sisa pengelasan yang menempel sumber panas (elemen pemanas listrik dan
bisa hilang. Kemudian, dilakukan blower), dengan menyambungkan stekker
pengecatan dasar dengan menggunakan stockkontak sumber panas dengan sumber
kompresor dan setelah itu, kembali listrik dan dipasang termometer analog
dilakukan penghalusan dengan cara yang untuk mengukur suhu yang dihasilkan. Pada
sama namun dengan menggunakan kertas menit 0-10 suhu terus mengalami
gosok yang halus. Setelah semua peningkatan hingga mencapai suhu 55 oC,
permukaan rata, kembali dilakukan hingga pada menit ke- 15-20 suhu
pengecatan sesuai dengan warna yang mengalami fluktuatif yaitu 58-62 oC.
diinginkan dengan cara yang sama yaitu Selain melakukan pengukuran
menggunakan kompresor. terhadap suhu yang dihasilkan sumber
Setelah proses pengecatan selesai, panas, juga dilakukan pengukuran suhu
dilanjutkan dengan memasang komponen- pada ruang pengering dan cerobong udara.
komponen pelengkap seperti karet packing, Namun pengukuran ini dilakukan pada saat
karet kaca, kaca, dan termometer analog. uji coba kinerja mesin dimana gabah basah
Hal ini dilakukan agar komponen-komponen telah dimasukkan ke dalam ruang
pelengkap tidak terkena cat pada saat pengering. Selama pengeringan
pengecatan. berlangsung, suhu yang terdapat pada

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 4 Oktober Suplemen (2018) : S196- S208 S204

ruang pengering mengalami fluktuatif yaitu pengeringan, juga akan mempengaruhi


52-58 oC dan suhu pada cerobong udara kualitas bahan yang dikeringkan. Semakin
juga mengalami fluktuatif yaitu 32-35 oC. tinggi suhu udara pengering maka relative
Pada mulanya suhu yang dihasilkan oleh humadity udara akan semakin rendah,
sumber panas yaitu 58-62 oC kemudian sehingga menyebabkan transfer panas dan
dengan hembusan blower udara panas massa antara udara dan gabah akan
bergerak ke ruang pengering yang sudah semakin besar dan akhirnya proses
terisi 6 rak gabah basah mengalami pengeringan akan lebih cepat (Affian, dkk
penurunan suhu menjadi 52-58 oC. (2012) dalam Ramli dkk, 2017).
Penurunan suhu terjadi karena udara panas 2. Kadar Air Gabah
mulai merambat masuk ke dalam gabah Berdasarkan hasil pengujian dan
basah dan mengeluarkan uap air. pengamatan kadar air pada ke-6 (enam) rak
Selanjutnya udara panas beserta uap air yang masing-masing telah diisi 2 kg gabah
bergerak ke atas menuju cerobong udara basah baru panen dan dikeringkan selama 6
sehingga suhu yang keluar dari cerobong jam pengeringan dengan suhu fluktuatif
udara menjadi 32-35 oC. antara 52 oC – 58 oC dapat dilihat pada
Pada proses pengeringan, suhu Tabel 1.
udara selain berpengaruh terhadap waktu

Berdasarkan Tabel. 1 dapat dilihat semakin besar, sehingga menyebabkan


bahwa penurunan kadar air pada setiap rak kadar air gabah menurun (Amin, dkk.,
tidak seragam, sehingga lama pengeringan 2018).
pun tidak bersamaan. Pada rak 1 yang 3. Laju Pengeringan
terletak paling bawah kering lebih awal Berdasarkan hasil pengujian dan
dengan waktu 300 menit, rak 2 yang terletak pengamatan serta mengacu pada Tabel.
diatas rak 1 kering dengan waktu 330 menit, 1 maka dilakukan perhitungan laju
sementara rak 3, 4, 5, dan 6 kering dengan pengeringan untuk masing-masing rak
waktu 360 menit. Hal ini menunjukkan dengan menggunakan persamaan berikut.
bahwa posisi/letak rak mempengaruhi lama =
pengeringan. Selain itu, semakin tinggi suhu
Keterangan :
dan jumlah bahan setiap rak yang
LP = Laju Pengeringan per Jam (%/jam)
digunakan maka laju perpindahan panas
Mo = Kadar air rata-rata gabah sebelum
semakin tinggi dan perpindahan massa
dikeringkan (%)

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S205 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 4 Oktober Suplemen (2018) : S196- S208

Kag = Kadar air rata-rata gabah setelah Mo − Kag


LP =
dikeringkan (%) t
t = Waktu yang diperlukan untuk 23,2 − 12,8
LP =
menurunkan kadar air (jam). 6
LP = 1,73
a. Laju pengeringan rak 6 Hasil perhitungan di atas
Mo − Kag menunjukkan bahwa gabah basah
LP = sebanyak 2 kg dengan lama pengeringan 6
t
22,7 − 14,1 jam (360 menit) memiliki laju pengeringan
LP = 1,73 % per jam.
6
LP = 1,43 e. Laju pengeringan rak 2
Hasil perhitungan di atas Mo − Kag
LP =
menunjukkan bahwa gabah basah t
sebanyak 2 kg dengan kadar air awal 23,3 − 12,2
LP =
sebesar 22,7% dan lama pengeringan 6 jam 5,5
(360 menit) memiliki laju pengeringan 1,43 LP = 2,01
% per jam. Hasil perhitungan di atas
menunjukkan bahwa gabah basah
b. Laju pengeringan rak 5
sebanyak 2 kg dengan kadar air awal
Mo − Kag
LP = sebesar 23,3 % dan lama pengeringan 5,5
t
23,3 − 14,0 jam (330 menit) memiliki laju pengeringan
LP = 1,75 % per jam.
6
LP = 1,55 f. Laju pengeringan rak 1
Hasil perhitungan di atas Mo − Kag
LP =
menunjukkan bahwa gabah basah t
23,2 − 11,6
sebanyak 2 kg dengan kadar air awal LP =
5
sebesar 23,3 % dan lama pengeringan 6
LP = 2,32
jam (360 menit) memiliki laju pengeringan
Hasil perhitungan di atas
1,55 % per jam
menunjukkan bahwa gabah basah
c. Laju pengeringan rak 4
sebanyak 2 kg dengan kadar air awal
Mo − Kag
LP = sebesar 23,2 % dan lama pengeringan 5
t
jam (300 menit) memiliki laju pengeringan
23,5 − 13,0
LP = 1,75 % per jam.
6
LP = 1,75 4. Revisi Produk
Hasil perhitungan di atas Alat pengering ini merupakan alat
menunjukkan bahwa gabah basah yang masih membutuhkan banyak masukan
sebanyak 2 kg dengan kadar air awal dan perbaikan mulai dari bahan yang
sebesar 23,5 % dan lama pengeringan 6 digunakan, model dari komponen alat
jam (360 menit) memiliki laju pengeringan sampai dengan kapasistas produksi agar
1,75 % per jam. dapat tercipta sebuah alat yang dapat
d. Laju pengeringan rak 3 melakukan pengeringan dengan efektif dan
efesien. Bahan yang digunakan harus dapat

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 4 Oktober Suplemen (2018) : S196- S208 S206

diefisiensikan untuk menghemat biaya 1. Perancangan alat pengering dengan


produksi, selain itu alat pengukur suhu yang memanfaatkan udara panas dari
digunakan dari alat ini masih membutuhkan elemen pemanas listrik terdiri dari
beberapa tambahan seperti termokopel beberapa tahap yaitu pembuatan
kabel sehingga dapat mengontrol suhu rangka mesin, pembuatan ruang
secara otomatis. pengering, pembuatan sumber panas
Selain itu, sumber panas yang dan tahap finalisasi. Alat ini terdiri dari
digunakan pada alat ini masih memiliki elemen pemanas listrik dan blower
kekurangan yaitu dalam hal penggunaan sebagai sumber panas, ruang
listrik dan panas yang dihasilkan, harus pengering, 6 rak/wadah dengan
dilakukan modifikasi atau pembaharuan kapasistas 18 kg gabah basah,
sehingga dapat mengurangi penggunaan terowongan udara panas, dan
listrik serta menambah panas yang cerobong udara.
dihasilkan. 2. Laju pengeringan pada gabah basah
5. Kajian Produk Akhir selama proses pengeringan
Produk akhir pada penelitian menggunakan alat pengering dengan
rancang bangun ini adalah tercipta sebuah memanfaatkan udara panas dari
alat mesin pengering dengan elemen pemanas listrik untuk masing-
memanfaatkan udara panas dari elemen masing rak berbeda. Laju pengeringan
pemanas listrik. Fungsi dari alat ini adalah pada rak 6 adalah 1,43 % per jam, rak
sebagai alat pengering untuk berbagai 5 adalah 1,55 % per jam, rak 4 adalah
produk-produk pertanian. 1,75 % per jam, rak 3 adalah 1,73 %
Beberapa keunggulan dari alat ini per jam, rak 2 adalah 2,01 % per jam,
yaitu sebagai alternatif pengeringan pada dan rak 1 adalah 2,32 % per jam. Hal
musim hujan maupun musim kemarau, ini menunjukkan bahwa jarak rak
mudah dioperasikan, tidak menghasilkan dengan sumber panas berpengaruh
terhadap laju pengeringan.
limbah (asap/debu), dapat menghemat
waktu dan tenaga selama proses 3. Alat pengering dengan memanfaatkan
pengeringan serta cocok digunakan untuk udara panas dari elemen pemanas
penelitian skala laboratorium. Kekurangan listrik ini dapat mengurangi
dari alat ini yaitu masih menggunakan penggunaan waktu dan tenaga petani
energi listrik sehingga dalam dalam melakukan pengeringan produk-
penggunaannya masih memerlukan biaya produk pertanian salah satunya gabah
yang relatif banyak dan akan terhambat basah, karena untuk mengeringkan
ketika terjadi pemadaman listrik. gabah basah baru panen hanya
memerlukan waktu 5-6 jam baik
KESIMPULAN dimusim kemarau maupun dimusim
Berdasarkan dari hasil penelitian hujan dan selama proses pengeringan
pada alat pengering dengan memanfaatkan petani/pengguna hanya perlu
udara panas dari elemen pemanas listrik, menyalakan alat ini dan sesekali
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: mengaduk gabah agar panas yang

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S207 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 4 Oktober Suplemen (2018) : S196- S208

diterima merata tanpa berpanas- Pertanian, Vol. 2 No. 2 : S30-S39.


panasan dibawah panas terik matahari. UNM. Makassar.
SARAN Ramli, I, A., Jamaluddin., dan S, Yanto.
Sesuai dengan hasil pembuatan 2017. Laju Pengeringan Gabah
dan pengujian alat pengering dengan Menggunakan Pengering Tipe Efek
memanfaatkan udara panas dari elemen Rumah Kaca (ERK). Pendidikan
pemanas listrik, dapat disarankan : Teknologi Pertanian, Vol. 3 No. 2 :
1. Mengembangkan alat pengukur suhu S158-S164. UNM. Makassar.
otomatis yang terhubung dengan Rusli, R., Jamaluddin., dan S, Yanto. 2018.
sumber panas sehingga suhu lebih Konduktivitas Panas dan Koefisien
terkontrol. Pindah Panas pada Proses
2. Menambah sumber panas dan Pengeringan Gabah dengan
kapasitas dari alat pengering ini. Menggunakan Cabinet Dryer. Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol.
4 No. 1 : 126-135. UNM. Makassar.
Adhim Mochammad, Mochammad Wahyudi,
dan Dony Yunansha. 2013. Spin Risnawati., M. Rais., dan Lahming. 2017.
Dry-Pad Mesin Putar Pengering Analisis Kelayakan Teknis dan
Padi Berbasis Sistem Otomasi Ekonomis Pada Pengeringan Biji
Untuk Meningkatkan Kualitas dan Kenari (Canaricum Indicum L.)
Produktivitas Padi. Institut Dengan Menggunakan Alat
Teknologi Sepuluh Nopember. Pengering Tipe Cabinet Dryer. Jurnal
Surabaya. (on line). Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol.
(http://pembuatheater.multiply.com/\ 3 No. 2 : S80-S92 UNM. Makassar.
journal/item/, diakses 18 November Hall C. W. 1957. Drying Farm Crops.
2016). Michigan: Agricultural Consulting
Amin, S., Jamaluddin., dan M,Rais. 2018. Associates, Inc.
Laju Pindah Panas dan Massa pada Hall C. W. 1970. Handling and Storage
Proses Pengeringan Gabah Food Grain in Tropical and
Menggunakan Alat Pengering Tipe Subtropical Areas. Roma: FAO.
Bak (Batch Dryer). Jurnal
Keputusan Bersama Kepala Badan Bimas
Pendidikan Teknologi Pertanian, Ketahanan Pangan
Vol. 4 No. 2 : S87-S104. UNM. No.04/SKB/BBKP/II/2002.
Makassar.
Napitupulu, F.H. dan Tua, P.M. 2012.
Dendang, N., Lahming., dan M,Rais. 2016. Perancangan dan Pengujian Alat
Pengaruh Lama dan Suhu Pengering Kakao dengan Tipe
Pengeringan Terhadap Mutu Bubuk Cabinet Dryer untuk Kapasitas 7,5
Cabai Merah (Capsium annuum L.) Kg Per-Siklus. Jurnal Dinamis. Vol.
dengan Menggunakan Cabinet II. No.10. Jan : 8-18.
Dryer. Jurnal Pendidikan Teknologi

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 4 Oktober Suplemen (2018) : S196- S208 S208

Pratomo, M., 1970. Teknologi Hasil


Pertanian. Departemen Mekanisasi
Pertanian, Fameta. IPB, Bogor.
Wicaksono, W. 2012. Modifikasi Mesin
Pengering Ikan Teri dengan
Menggunakan Sistem Rotary.
Tugas Akhir pada Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Semarang.
Semarang.

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy