JAGUNG2
JAGUNG2
JAGUNG2
Abstrak. Telah berhasil dilakukan pengabdian pada masyarakat penyewa lahan Perum Perhutani
Grobogan yang tengah mengembangkan usahanya dibidang pembuatan kripik jagung. Pengabdian
ini berawal dari produsen kripik jagung yang mengalami kelangkaan bahan baku (jagung) pada
musim kemarau karena kebanyakan penanam jagung dilakukan di ladang tanpa ada saluran irigasi.
Untuk mengatasi hal tersebut, dibuatlah alat pengering jagung tipe box dengan bahan bakar tongkol
jagung. Alat pengering jagung dengan kapasitas 1 ton dalam setiap operasi ini bekerja dengan sistem
tekan dengan menggunakan kipas berukuran 0,5 HP. Dengan proses pemanasan yang dipergunakan
adalah dengan cara tidak langsung alat pengering yang dibuat mampu mengeringkan jagung dengan
lama waktu pengeringan selama 10 jam dengan suhu pengeringan 50oC selama 30 jam diperoleh
kadar air 15% b.k dari 32,3% b.k. Hasil pengeringan jagung ini sudah memenuhi persyaratan mutu
jagung menurut SNI 01-3920-1995 pada kualitas mutu ke III yaitu maksimal 15 % kadar air.
Kata Kunci: Alat Pengering Jagung, Tongkol Jagung, Jagung, Bahan Baku Kripik
Groban memiliki luas wilayah sebesar Saat ini masyarakat petani jagung penyewa
1.975,86 km2 dan merupakan Kabupaten lahan Perum Perhutani Grobogan lebih
terluas nomor 2 di Jawa Tengah setelah memilih menjual jagung pipilan dalam kondisi
Cilacap ini memiliki luas lahan total sebesar basah (tanpa melalui proses pengeringan
197.586 Ha yang terdiri dari lahan pertanian terlebih dahulu) meskipun harga jual jagung
sawah (66.184 Ha), lahan pertanian bukan basah jauh lebih rendah dari pada jagung
sawah (99.674 Ha) dan lahan bukan pertanian kering. Akan tetapi petani tetap saja menjaul
(31.728 Ha) (Grobogan Dalam Angka, 2014). jagung pipilan dalam kondisi basah dengan
Lahan sawah berupa tanah dengan irigasi dan alasan sebagai berikut:
tanpa irigasi seluas 66.184 Ha. Sedangkan
lahan pertanian bukan sawah seluas 99.674 Ha 1. Pengeringan dilakukan hanya
(Dinas Pertanian TPH (SPVA) Kab. mengandalkan sinar matahari secara
Grobogan, 2013). Lahan pertanian bukan langsung sehingga akan menjadi kendala
sawah inilah yang mayoritas di tanami apabila musin hujan tiba.
tanaman jagung. 2. Lahan untuk menjemur jagung sangat
terbatas, hanya mengandalkan halaman
Hasil panen jagung kebanyakan dijual dalam rumah dan sebagian kecil di pinggir-
kondisi basah tanpa melalui proses pinggir jalan raya.
pengeringan meskipun harga jagung kering 3. Tidak memiliki waktu yang cukup untuk
jauh lebih mahal dari pada jagung basah. menjemur jagung diterik matahari karena
566
kesibukan mempersiapkan penanaman Menurut (Soewarno T, 1990) menyebutkan
kembali agar tidak terlewatkan musim bahwa dalam memilih teknologi pengeringan
hujan. hendaknya diarahkan pada aspirasi kelompok
4. Keterbatasan biaya untuk membuat atau pengguna, efisiensi proses dan peningkatan
membeli alat pengering jagung. mutu produk akhir. Tolok ukur dari efisiensi
5. Belum memiliki gambaran cara membuat proses pengeringanadalah: kecepatan proses,
mesin pengering jagung. kapasitas produksi, penghematan biaya,
6. Masyarakat beranggapan bahwa mesin kemudahan sumber energi dan kelestarian
pengering jagung hanya dapat dimiliki lingkungan. Sedangkan perbaikan mutu
oleh industri/pabrik saja. memiliki tilok ukur: keseragaman produk,
peningkatan mutu dan nilai tambah.
Para petani sebenarnya sudah mengerti bahwa
dengan mengeringkan hasil panennya dapat Pengoperasian mesin pengering membutuhkan
disimpan lebih lama akan tetapi belum biaya yang cukup tinggi apabila menggunakan
mengetahui bagaimana cara mengeringkannya bahan bakar seperti LPG, solar atau batu bara
untuk menghasilkan kualitas yang konsisten karena memiliki kelimpahan yang rendah.
(dengan kadar air yang dapat ditentukan) Akan tetapi apabila digunakan dari bahan-
(Abdullah K, 1990). Oleh karena itu dalam hal bahan dengan kelimpahan yang tinggi
ini penggunaan mesin pengering sangat tentunya akan menurunkan biaya
dibutuhkan. Ada beberapa jenis pengering operasionalnya. Di lokasi pengabdian masih
makanan dan biji-bijian, antara lain adalah terdapat berbagai macam pohon seperti jati,
pengeringan dengan matahari, pengeringan sonokeling, dll yang memungkinkan dapat
dengan pemanasan konveksi (oven dan dipergunakan batangnya sebagai bahan bakar
fluidisasi), pengeringan vakum dan pengering mesin pengering. Selain itu, apabila telah
berhawa dingin (freeze drying). Pengering selesai musim panen terdapat limbah tongkol
dengan matahari sangat sederhana dan tidak jagung yang sangat banyak dan tidak
memerlukan bahan bakar fosil untuk dimanfaatkan. Seperti pada Gambar 1 bahwa
membangkitkan panas, tetapi sistim ini perlu tongkol jagung hanya dibuang disamping area
tempat yang luas, waktu pemanasan yang tanam jagung saja.
lama (2-7) hari tergantung dari produk yang
dikeringkan), ongkos buruh tinggi, kualitas
produk hasil pengeringan tidak seragam, dan
sangat tergantung pada cuaca. Terlebih lagi,
produk menjadi tidak higienis karena
ditempatkan pada ruang terbuka, sehingga
kadang-kadang produk pengeringan dengan
sinar matahari tidak dapat laku di pasaran
(Djaeni M, 2011).
Jagung dengan kadar air (15-15,5)% dapat
disimpan aman selama 1 tahun pada suhu
15oC, namun pada suhu 30oC hanya 6 bulan
sudah mengalami kerusakan yang disebabkan Gambar 1. Limbah Tongkol Jagung
oleh kapang dari sedang sampai berat. Suhu
dan kelembaban relatif memainkan peranan Pemanfaatan tongkol jagung sebagai bahan
penting tidak hanya terhadap pertumbuhan bakar adalah tindakan yang tepat mengingat
kapang, tetapi juga terhadap produksi bahan bakar mesin pengering jagung hanya
aflatoksin. Faktor-faktor tersebut secara membutuhkan suhu tidak lebih dari 90oC agar
umum dapat dikelompokkan dalam 3 diperoleh kualitas hasil pengeringan yang baik
komponen utama yaitu, kondisi bahan yang (Balai Pengujian Mutu Alat & Mesin
disimpan (nutirisi, pH, kadar air, kerusakan Pertanian, 2012). Data tersebut adalah hasil
fisik), kondisi lingkungan tempat pengujian pada mesin pengering bijih jagung
penyimpanan (terutama suhu dan kelembaban dengan tipe bak datar (Flat Bed Dryer) merk
relatif) dan kapang perusak (Somantri A. S, MBI Model BP 4200 yang terdiri dari bak
2012). pengering, ruang plenum, kipas, sumber
pemanas dan motor penggerak.
567
Bak pengering (Box Dryer) berbentuk kotak skala rumah tangga dengan bahan baku
empat persegipanjang dibuat dari plat stainless limbah tongkol jagung dan (3) penggunaan
steel tebal 0,9 mm dan alas terbuat dari plat alat pengering jagung dan diuji standar kadar
stainless steel berlubang-lubang diameter 2 airnya menurut SNI 01-3920-1995.
mm, berfungsi menampung bahan yang akan
dikeringkan. Ruang plenum, terbuat dari plat HASIL DAN PEMBAHASAN
stainless steel dengan rangka terbuat dari besi Alat pengering jagung yang dibuat
siku, berfungsi sebagai ruang udara panas di direncanakan memiliki kapasitas 2 ton dengan
bawah bak pengering untuk menampung dan penampung jagung berupa box yang dialiri
meneruskan udara panas dari kipas ke bak uap panas dari sebuah tunggu. Beberapa
pengering. Pada dinding ruang plenum ini komponen penting pada alat pengering ini
terpasang termometer analog, berfungsi untuk yaitu: ruang dapur, ruang plenum dan box
mengukur suhu udara panas pengeringan. dryer. Ruang dapur merupakan tempat
memanaskan udara dari luar yang akan
Kipas aksial terbuat dari Aluminium cor ditekan masuk ke dalam box dryer. Udara luar
dengan jumlah sudu 10 buah berfungsi dipaksa masuk kedalam box dryer dengan
sebagai penghisap dan penghembus udara menggunakan blower 1,5 HP / 150 Watt. Pada
panas yang akan masuk ke dalam ruang ruang dapur tersusun atas beberapa pipa
plenum dan membuang uap air yang ada di dengan ukuran 0,5 inchi sejumlah 50 buah
bahan. Kipas ini berada dalam rumahnya yang yang dilakukan pemanasan sampai tiga
berhubungan langsung dengan ruang bakar tingkat. Sehingga udara yang keluar dari
tungku dan saluran penerus udara panas. dapur dan akan dimasukkan ke dalam ruang
Sumber pemanas berupa kompor gas, terbuat plenum dapat dikondisikan dengan baik.
dari besi tuang benrbentuk silinder serupa
obor, dilengkapi dengan kran pengatur aliran Ruang plenum merupakan ruang penghubung
gas yang terhibung ke tabung gas LPG antara ruang dapur pemanas dan box dryer.
melalui selang gas. Kompor ini diletakkan Ruang plenum memiliki jarak tertentu guna
mendatar di dudukannya yang terbuat dari plat mencegah terjadinya over heat pada box dryer
baja MS yang berbentuk U dan di las pada yang dapat memicu terjadinya kebakaran pada
tutup tungku. bahan yang dikeringkan. Sedangkan box dryer
merupakan box yang berfungsi untuk
METODE menampung bahan yang akan dikeringkan.
Metode yang diterapkan dalam kegiatan Box dryer pada alat pengering jagung ini
pengabdian masyarakat ini terdiri dari tiga dibuat untuk kapasitas 2 ton. Gambaran
tahap, yaitu: (1) tahap kajian teoritis tentang mengenai alat pengering yang telah dibuat
alat pengering hasil panen dan proses seperti pada Gambar 2.
pengeringannya, (2) pembuatan alat pengering
568
Gambar 2. Sketsa Alat Pengering Box Dryer
569
baku jagung yang cukup melimpah sehingga
tidak akan terjadi hambatan dalam produksi
makanan ringan dengan bahan baku jagung.
Selain tiu, dengan dimilikinya alat pengering
jagung ini masyarakat mitra dapat
meningkatkan keuntungannya dengan menjual
jagung pipilan dari kondisi basah menjadi
kering.
Kapasitas (1000-2000) kg
Dimensi Box (3000 X 1500 x 1000) mm
Dimensi Dapur (1500x500x500) mm
Ruang Blower (65x500x500) mm
Ruang Bakar (700x65x65) mm
Bahan Bakar Tongkol jagung, kayu, sampah kering.
Sistem Pemanasan Indirect (Tidak Langsung)
Penurunan Kadar Air (0,5-0,75)% per jam
Lama Pengeringan (20-30) Jam
Suhu Udara Ruang Maks 70 ° C otomatis pengaturan suhu
Penggerak Elektrik motor 0,5 HP 220 V 1 Ph
Blower Axial
Material/Bahan (1-2) mm plat besi
Screen Stainless steel
Bahan Platezer 1 mm dan siku 5/5
Kapasitas ± 1 Ton
Fungsi Mengeringkan Biji – bijian
merupakan limbah yang belum dapat
Alat pengering jagung yang dibuat disesain dimanfaatkan oleh mitra. Biasanhya limbah
dengan operasional yang serendah mungkin tongkol jagung hanya dibuang atau dibakar.
agar diperoleh hasil yang maksimal. Salah Dengan adanya pengabdian masyarakat ini
satunya dengan pemanfaatan bahan bakar memungkinkan peranan tongkol jagung dari
berupa limbah yang cukup melimpah di barang limbah menjadi barang yang cukup
daerah mitra yaitu tongkol jagung (Gambar 6). memiliki peranan yaitu sebagai bahan bakar
Pada saat ini tongkol jagung di daerah mitra alat pengering jagung.
570
% dapat diturunkan menjadi 15 % dalam
jangka waktu 30 jam. Sehingga berdasarkan
standar SNI mutu jagung dapat dikatakan
bahwa hasilnya memenuhi standar mutu
jagung (Tabel 3). Sehingga alat pengering
jagung yang telah berhasil dibuat dapat
diterapkan di masyarakat mitra.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN Abdullah K, 1990, Konsep Dan Gagasan
1. Dengan terciptanya alat pengering jagung Pengembangan Berbagai Teknologi
dapat meningkatkan penghasilan Pengeringan Maju Dan Peluang
masyarakat mitra dengan menjual jagung Komoditas Hasil Pertanian Kering
dalam kondisi kering. Dalam Pasar Domestik Dan Luar
2. Alat pengering jagung dapat mensuplai Negeri, Prosiding Seminar Nasional
ketersediaan bahan baku di mitra. Teknologi Pengeringan Komoditi
3. Alat pengering jagung yang dibuat Pertanian, Jakarta (21- 23) November
memiliki kapasitas pengeringan 2 ton 1990.
selama 30 jam dan laju penurunan kadar
air sebanyak 0,5 %. Balai Pengujian Mutu Alat dan Mesin
Pertanian, 2012, Laporan Uji (Test
UCAPAN TERIMAKASIH Report) Mesin Pengering Biji Jagung –
Kami sangat berterimakasih kepada Merk MBI Model BP 4200 Tipe Bak
Kementeriaan Riset, Teknologi dan Datar, Direktorat Mutu dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Standardisasi-Direktorat Jenderal
(KemristekDikti) yang telah mensupport atas Pengolahan dan Pemasaran Hasil
pendanaan kegiatan pengabdian pada Pertanian-Kementerian Pertanian.
masyarakat Tahun 2016 ini dan pada Lembaga
Penenlitian dan Pengabdiam Masyarakat Dinas Pertanian TPH (SPVA) Kab. Grobogan,
(LPPM) Universitas Muhammadiyah 2013 Djaeni M, A. Agusniar, D.
Semarang atas kepercayaannya pada kami Setyani dan Hargono, 2011,
dalam melaksanakan tugas pengabdian PENGERINGAN JAGUNG DENGAN
masyarakat ini. METODE MIXED-ADSORPTION
DRYING MENGGUNAKAN
ZEOLITE PADA UNGGUN
TERFLUIDISASI, Prosiding Seminar
Nasional Sains dan Teknologi ke-2
571
Tahun 2011 Fakultas Teknik
Universitas Wahid Hasyim Semarang
572