Bab 1 2 3 Vco

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Minyak Kelapa (VCO)

Praktikum Mikrobiologi Industri 2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia kaya tumbuhan kelapa. Sejak bertahun-tahun kelapa banyak
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Ibu rumah tangga membuatnya
menjadi santan untuk bahan memasak.Saat ini, pemanfaatan kelapa lebih
berkembang. Salah satunya dengan membuatnya menjadi minyak kelapa
(virgin coconut oil/VCO). Hingga kini minyak kelapa murni ramai
diperbincangkan karena khasiatnya bagi kesehatan. Para ahli pun mulai
tertarik untuk meneliti kandungan VCO dan kaitannya dengan kesehatan
manusia.
Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae
dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan
hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan
serbaguna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan
untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini.
Minyak kelapa murni (Inggris: virgin coconut oil) adalah minyak kelapa
yang dibuat dari bahan baku kelapa segar, diproses dengan pemanasan
terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia dan
RDB.VCO mengandung medium chain trigliserida (MCT) yang dapat
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan mempercepat
penyembuhan. Selain itu adanya MCT dalam tubuh tidak mendorong
terjadinya kegemukan atau obesitas. VCO juga mengandung asam laurat yang
sangat tinggi (40-45%), suatu asam lemak jenuh berantai sedang (C = 12)
yang biasa disebut dengan medium chain fatty acid (MCFA), yang sangat
berguna bagi kesehatan tubuh.
Penyulingan minyak kelapa seperti di atas berakibat kandungan
senyawa-senyawa esensial yang dibutuhkan tubuh tetap utuh. Minyak kelapa
murni dengan kandungan utama asam laurat ini memiliki sifat antibiotik, anti
bakteri dan jamur. Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin
Coconut Oil (VCO), merupakan merupakan modifikasi proses pembuatan

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Minyak Kelapa (VCO)

Praktikum Mikrobiologi Industri 2018

minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam
lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai
daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan dari pembuatan VCO sebagai berikut :
 Membuat minyak kelapa dengan cara fermentasi.
 Mengetahui peran bakteri dalam proses fermentasi minyak kelapa.
 Mengetahui manfaat dari pembuatanVCO bagi kehidupan sehari- hari.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 2


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Minyak Kelapa (VCO)

Praktikum Mikrobiologi Industri 2018

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Virgin Coconut Oil (VCO)


VCO adalah minyak nabati yang dibuat dari buah kelapa (Cocos
nucifera L). Proses pembuatannya dimulai dari pemilihan buah kelapa.
Kelapa tua segar adalah bahan baku terbaik. Setelah kulit arinya yang
berwarna kecoklatan dikupas, buah kelapa diparut dan diperas menggunakan
mesin pemeras santan (coco milk expeller) atau dengan tangan secara
manual. Perasan santan kental kemudian dimasak dengan suhu di bawah
60oC. Sampai terbentuk lapisan belondo (endapan protein kelapa) pada
bagian paling bawah, air dan lapisan minyak murni berwarna bening pada
lapisan paling atas. Hasil minyak tidak mempunyai rasa dan beraroma khas
kelapa. Minyak inilah yang dikenal dengan sebutan minyak perawan atau
VCO.
VCO memiliki banyak manfaat dalam dunia industri dan kesehatan.
Dalam dunia perindustrian, VCO dapat digunakan sebagai bahan dasar
kosmetik. VCO dapat digunakan untuk kulit agar tetap halus, lembut serta
untuk rambut agar berkilau. Susunan molekuler VCO memberikan tekstur
lembut dan halus pada kulit dan rambut sehingga sekarang industri sabun,
sampo, dan produk perawatan tubuh banyak menggunakan VCO.
Minyak Kelapa Virgin (VCO) mengandung aroma khas kelapa, asam
lemak bebas yang rendah (kurang dari 0,07 %sebagai asam larut), tanpa
pemurnian mengandung jumlah vitamin E yang maksium dan bebas dari
kontaminasi aflatoksin. VCO merupakan minyak stabil, minyak ini tidak
rusak dengan adanya panas serta tahan terhadap cahaya dan udara,
mempunyai titik asap 198 derajat Celcius dan mengandung vitamin E
(tokoferol) yang berperan menjaga kestabilan minyak dan melindungi dari
ketengikan. Sifat VCO dapat disimpan dengan mudah pada suhu kamar
selama bertahun-tahun.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 3


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Minyak Kelapa (VCO)

Praktikum Mikrobiologi Industri 2018

2.2 Komposisi Zat Yang Terkandung Dalam VCO


Virgin Coconut Oil (VCO) di bentuk rantai karbon, hidrogen dan
oksigen mengandung gugus karboksilat yang disebut asam lemak.
Komponen asam lemak akan membentuk gliserida saat bergabung dengan
gliserol. Gliserida yang umumnya terdapat pada lemak minyak yaitu
trigliserida. Trigliserida akan terbentuk bila tiga asam lemak beresterifikasi
dengan satu molekul gliserol. Menurut standar mutu Asian Pacific Coconut
Community (APCC), VCO yang berkualitas mengandung asam lemak
sebagai berikut :
 Asam kaproat (0,4 – 0,6%) - Asam palmitat (7,5 – 10%)
 Asam kaprilat (5 – 10%) - Asam stearat (2 – 4%)
 Asam kaprat (4,5 – 8%) - Asam oleat (5 – 10%)
 Asam laurat (43 – 3%) - Asam linoleat (1 – 2,5%)
 Asam miristat (16 – 21%) - Asam linolenat (< 0,5%)
2.3 Manfaat dan Khasiat Virgin Coconut Oil (VCO)
Puluhan tahun minyak kelapa murni dituduh sebagai penyebab
kolesterol tinggi, sehingga pada saat itu minyak goreng yang beredar berasal
dari minyak kelapa sawit. Minyak kelapa dinilai merugikan kesehatan,
karena diduga minyak ini mengandung lemak tak januh yang akhirnya
terakumulasi dijantung sehingga dianggap sebagai penyebab penyakit
jantung. Disamping itu minyak yang dihasilkan dengan proses pemanasan
tidak tahan lama, karena dalam pembuatannya minyak ini bukan berasal dari
santan murni namun berasal dari perasan air santan sehingga masih
mengandung air, jika minyak ini disimpan lama maka menimbulkan bau
tengik. Virgin Coconut Oil justru menyehatkan karena mengandung 93 %
asam lemak jenuh dimana 47 – 53 % adalah asam lemak jenuh berantai
sedang (medium chain fatty acid) yang mudah dicerna dan dioksidasi
didalam tubuh, sehingga tidak terakumulasi menjadi kolesterol (Evysyaefira,
2005).
Beberapa asam lemak rantai sedang yang terkandung di dalam VCO
yaitu asam kaprilat (C- 8), asam kaprat (C-10), asam laurat (C-12), asam

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 4


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Minyak Kelapa (VCO)

Praktikum Mikrobiologi Industri 2018

ministart (C- 14) asam- asam inilah yang berperan menjaga kesehatan
(Setiaji,2006).
Beberapa contoh khasiat Virgin Coconut Oil :
 Mematikan berbagai virus yang menyebabkan mononucleosis, influenza,
hepatitis C, cacar air, herpes dan penyakit-penyakit lainnya.
 Mematikan berbagai bakteri penyebab pneumonia, sakit telinga, infeksi
tenggorokan, gigi berlubang, keracunan makanan, infeksi saluran
kencing, meningitis, gonorhea, luka gangren dan masih sangat banyak
lainnya
 Mematikan jamur dan ragi yang menyebabkan candida, jock itch, kadas,
athletes foot, ruam karena keringat dan popok dan infeksi lainnya.
 Melumpuhkan dan mematikan cacing pita, lice, giardia dan parasit
lainnya.
2.4 Fermentasi
Pembuatan VCO yang paling sesuai diterapkan pada skala produksi
Rumah Tangga adalah metode fermentasi dengan menggunakan ragi roti.
Selain prosesnya mudah untuk dilakukan, biaya yang digunakan juga
relatif lebih murah. Mengekstraksi VCO secara fermentasi dilakukan
menggunakan Saccharomyces cerevisiae yang menghasilkan enzim secara
langsung atau melalui mikroba penghasil enzim protease yang dapat
memecah ikatan protein dengan minyak pada emulsi santan. Salah satu
mikroba yang dapat digunakan adalah khamir roti (Saccharomyces
cerevisiae) yang dapat menghasilkan enzim proteolitik dan amilolitik.
Enzim amilolitik akan memecah karbohidrat sehingga menghasilkan asam.
Adanya asam akan menurunkan pH santan sampai mencapaititik
isoelektrik protein sehingga protein akan terkoagulasi. Kemudian enzim
proteolitik akan memecah protein terkoagulasi, akhirnya mudah
dipisahkan dari minyak.
Kelebihan dari proses pembuatan VCO secara fermentasi ini adalah :
a) Berwarna jernih dan beraroma harum khas bahan bakar.
b) Penggunaan energi yang minimal karena tidak menggunakan bahan
bakar.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 5


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Minyak Kelapa (VCO)

Praktikum Mikrobiologi Industri 2018

c) Pengolahan sederhana dan tidak terlalu rumit.


d) Tingkat ketengikan rendah dan daya simpan lebih lama.
Kekurangannya adalah proses fermentasi lama karena membutuhkan
waktu 24 jam.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 6


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Minyak Kelapa (VCO)

Praktikum Mikrobiologi Industri 2018

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan Percobaan
3.2.1 Alat
 Toples plastik yang dilubangi dan dihubungkan selang 1buah
 Baskom 1 buah
 Saringan 1 buah
 Gelas Ukur 50 ml 1 buah
 Beaker Glass 500 ml 1 buah
 Neraca analitik 1 buah
 Termometer 1 buah
 Piknometer 1 buah
3.2.2 Bahan
 Kelapa Parut 1 Kg
 Air Secukupnya
 Fermipan/ Ragi 0,476 gr
 BHT 0,2 gr

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 7


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Minyak Kelapa (VCO)

Praktikum Mikrobiologi Industri 2018

3.2 Alur/Skema Percobaan


3.2.1 Pembuatan Krim Santan

Kelapa parut

Pengambilan sari dengan


Air
disiram 1 liter air dan diperas

Menuangkan santan ke
dalam wadah toples

Menutup toples

Pemisahanan air dan krim


santan dengan didiamkan
selama 6-12 jam

Membuang air hasil


Air
pemisahan

Krim santan
Gambar 3.1 Skema Pembuatan Krim Santan

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 8


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Minyak Kelapa (VCO)

Praktikum Mikrobiologi Industri 2018

3.2.2 Proses Fermentasi

Menimbang krim santan

Penambahan ragi roti sebanyak


Ragi
0,5% dari berat krim santan

Pengadukan hingga merata

Menambahkan BHT
0,2 gram

Menutup toples dan


menyimpan pada suhu ruang
selama 24 jam

Pemisahan minyak dari bahan lain.

Bahan lain
Pemanasan Minyak selain
minyak

Pengamatan

Gambar 3.2 Skema Pembuatan Virgin Coconut Oil

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 9


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Minyak Kelapa (VCO)

Praktikum Mikrobiologi Industri 2018

3.3 Gambar Alat

Gambar 3.3 Beaker glass 500 ml Gambar 3.4 Toples

Gambar 3.5 Gelas ukur 50 ml Gambar 3.6 Termometer

Gambar 3.7 Piknometer Gambar 3.8 Neraca Analitik

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 10


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Minyak Kelapa (VCO)

Praktikum Mikrobiologi Industri 2018

BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan


Tabel 4.1 Tabel hasil percobaan
No. Parameter Hasil
1 Bentuk Cair
2 Tekstur Licin
3 Rasa Tidak Berasa
4 Bau Khas Kelapa
5 Densitas 0,95 gr/mL

4.2 Pembahasan
4.2.1 Vela Anesya
Pada praktikum kali ini kami telah membuat VCO (Virgin Coconut
Oil) dengan proses pembuatan VCO secara fermentasi. Pada proses
fermentasi ini dapat menggunakan mikroba penghasil enzim tertentu
untuk memecah protein yang berikatan dengan minyak atau karbohidrat
sehingga minyak dapat terpisah secara baik. Proses fermentasi oleh
bakteri asam laktat terbukti mampu mengekstraksi minyak dari emulsi
krim santan kelapa. Selama proses fermentasi terjadi pemecahan
senyawa-senyawa penyusun emulsi krim santan. Senyawa karbohidrat
dalam krim santan merupakan sumber karbon bagi bakteri asam laktat
yang digunakan sebagai sumber energi dalam metabolisme sel.
Pembentukan asam laktat dari karbohidrat menyebabkan penurunan pH
substrat, sehingga dapat menyebabkan protein yang juga sebagai
emulsifier pada krim santan mengalami denaturasi dan penggumpalan.
Penguraian protein juga berlangsung secara enzimatis oleh enzim amin
peptidase yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat yang digunakan
sebagai bakteri starter. Amino peptidase merupakan eksopeptidase yang
menguraikan peptide menjadi asam amino. Dengan terurainya
karbohidrat dan protein dalam emulsi krim santan, maka molekul

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 11


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Minyak Kelapa (VCO)

Praktikum Mikrobiologi Industri 2018

minyak akan dibebaskan dan membentuk lapisan tersendiri yang dapat


dipisahkan dari bagian lainnya.
Adapun mikroba yang digunakan yaitu Sacacharomycea cerevisiae
yang terdapat dalam ragi roti (fermipan). Fermipan merupakan ragi roti
yang dibuat dengan cara modern dari inokulum khamir yang berasal
dari kultur murni. Populasi mikroba fermipan terdiri dari khamir
Sacacharomycea cerevisiae serta sedikit dari golongan bakteri asam
laktat seperti Lactobacillus aceti. Pada pembuatan VCO secara
fermentasi, Sacacharomycea cerevisiae menggunakan karbohidrat yang
terkandung dalam krim santan sebagai sumber energy utama sehingga
ikatan karbohidrat, lemak dan protein-nya menjadi longgar yang
akhirnya akan terlepas. Minyak akan berada dipermukaan karena
memiliki berat jenis yang lebih ringan, sedangkan protein (blondo) dan
air berada di bawah.
Pemisahan krim santan yang telah diinkubasi pada proses
pembuatan VCO secara fermentasi menggunakan ragi roti (fermipan)
yang mengandung Sacacharomycea cerevisiae memperlihatkan hasil
VCO, dimana terbukti 3 lapisan yaitu lapisan atas berupa minyak murni
(VCO), lapisan tengah berupa krim (warna putih) dan lapisan bawah
berupa air.
Hasil dari praktikum pembuatan VCO ini menghasilkan minyak
yang berwarna bening (color less/white water) dan berbau khas kelapa.
Sesuai dengan pendapat Alamsyah (2005) yang mengatakan perbedaan
utama VCO dengan minyak kelapa biasa terletak pada warna, rasa
(taste) dan bau (scent). Minyak kelapa murni memiliki sifat bening
seperti air basah, tidak berbau (color less), mempertahankan bau dan
rasa khas kelapa segar. Warna minyak yang terbentuk disebabkan
karena tidak adanya pemanasan, karena selama proses pemanasan
menyebabkan komponen karbohidrat, protein dan minyak akan
mengalami hidrolisis dan oksidasi yang akan berpengaruh pada warna
minyak. Untuk densitas dari VCO yang dihasilkan diperoleh 0,95 gr/ml
pada temperatur 26°C. Sedangkan, densitas VCO yang ditetapkan

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 12


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Minyak Kelapa (VCO)

Praktikum Mikrobiologi Industri 2018

sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7381:2008 yaitu 0,915


gr/ml -0,920 gr/ml (Standar Nasional Indonesia (SNI), 2008). Hasil
Densitas yang diperoleh terlalu cair hal ini disebabkan pada saat selesai
penyaringan VCO tidak dilakukan pemanasan pada minyak. Sehingga,
air yang ada pada minyak juga ikut tersaring.
4.2.2 Bryant Rangga Mufin
Dalam pembuatan VCO kali ini metode yang digunakan ialah
metode ekstraksi secara fermentasi dengan krim santan sebagai bahan
utamanya dan ragi roti sebagai starter fermentasi. Metode ini dipilih
karena kemudahannya sehingga dapat diproduksi secara praktis, hemat
bahan bakar, residu galendo lebih sedikit, tingkat ketengikan rendah
dengan daya simpan lebih lama, aroma harum, dan bebas senyawa
penginduksi kolesterol.
Hasil VCO yang didapatkan memiliki tekstur licin dan berwarna
bening, warna kristal bening diperoleh dari adanya enzim proteolitik
yang dihasilkan oleh ragi roti dimana enzim ini dapat menghidrolisis
protein yang menyelubungi globula lemak pada emulsi santan, sehingga
minyak dapat terpisah dari santan. Warna yang dihasilkan menunjukan
bahwa VCO yang di buat oleh kelompok kami telah memenuhi standar
mutu dari VCO.
Kemudian setelah mengukur menggunakan piknometer 25 ml di
dapatkan juga hasil berat jenis VCO kami sebesar 0,95 gr/ml.
Sedangkan, densitas VCO yang ditetapkan sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI) 7381:2008 yaitu 0,915 gr/ml -0,920 gr/ml
(Standar Nasional Indonesia (SNI), 2008). Hasil Densitas yang
diperoleh terlalu cair hal ini disebabkan pada saat selesai penyaringan
VCO tidak dilakukan pemanasan pada minyak. Sehingga, air yang ada
pada minyak juga ikut tersaring.
Pada hasil ini diperoleh volume yang sedikit karena saat memeras
kelapa parut menggunakan air sedikit sehingga diperoleh krim santan
yang sedikit pula. Minyak yang dihasilkan tak berwarna, bentuknya
cair, tak berasa dan bau khas kelapa. Pada proses fermentasi perlu

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 13


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Minyak Kelapa (VCO)

Praktikum Mikrobiologi Industri 2018

ditambahkan BHT agar tidak terjadi ketengikan pada hasil minyak


tersebut.
4.2.3 Rizqyta Subtantia Intan Putri
Pada praktikum pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) dengan
proses pembuatan VCO secara fermentasi. Memilih kelapa yang
digunakan harus kelapa tua agar menghasiilkan minyak yang banyak.
Metode fermentasi dilakukan dengan cara menambahkan ragi ke dalam
emulsi santan. Kami menggunakan ragi roti dimana
terdapat Saccharomyces cerevisiae.
Saccharomyces cerevisiae sebagai salah satu galur yang paling
umum digunakan untuk fermentasi, karena bersifat fermentatif kuat dan
anaerob fakultatif (mampu hidup dengan atau tanpa oksigen), memiliki
sifat yang stabil dan seragam, mampu tumbuh dengan cepat saat proses
fermentasi sehingga proses fermentasi berlangsung dengan cepat pula
serta mampu memproduksi alkohol dalam jumlah banyak. Alkohol
(etanol) yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan pelarut selain
air dan bahan baku utama dalam laboratorium dan industri kimia
(Buckle, dkk., 2009).
Ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) dapat memecah karbohidrat
sehingga menghasilkan asam. Asam yang dihasilkan dapat
mengkoagulasi protein santan. Ragi roti juga mengandung enzim
proteolitik. Enzim proteolitik dapat menghidolisis protein yang
menyelubungi globula lemak pada emulsi santan, sehingga minyak dari
santan terpisah. Faktor yang mempengaruhi proses fermentasi adalah
suhu, pH dan waktu. Suhu optimum pertumbuhan Saccharomyces
cerevisiae adalah 25-30⁰C. Nilai pH yang cocok untuk pertumbuhan
khamir Saccharomyces cerevisiae adalah 4-4,5. Umumnya khamir tidak
dapat tumbuh pada medium basa. Menurut Setiaji dan Prayogo (2006),
pembuatan VCO dengan metode fermentasi memerlukan waktu selama
10-14 jam.
Pada metode fermentasi menghasilkan tiga lapisan dalam toples,
lapisan atas adalah minyak, lapisan tengah adalah blondo/ampas

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 14


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Minyak Kelapa (VCO)

Praktikum Mikrobiologi Industri 2018

(protein), dan lapisan bawah adalah air. Namun, minyak yang


dihasilkan tidak bertambah. Hal ini dapat disebabkan oleh kualitas
kelapa, penutup yang kurang rapat, dan lingkungan.
Pada hasil ini diperoleh volume yang sedikit karena saat memeras
kelapa parut menggunakan air sedikit sehingga diperoleh krim santan
yang sedikit pula. Minyak yang dihasilkan tak berwarna, bentuknya
cair, tak berasa dan bau khas kelapa. Pada proses fermentasi perlu
ditambahkan BHT agar tidak terjadi ketengikan pada hasil minyak
tersebut.
Densitas dari VCO yang dihasilkan diperoleh 0,95 gr/ml pada
temperature 26°C. Sedangkan, densitas VCO yang ditetapkan sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7381:2008 yaitu 0,915 gr/ml
-0,920 gr/ml (Standar Nasional Indonesia (SNI), 2008). Hasil Densitas
yang diperoleh terlalu cair hal ini disebabkan pada saat selesai
penyaringan VCO tidak dilakukan pemanasan pada minyak. Sehingga,
air yang ada pada minyak juga ikut tersaring.
4.2.4 Hawin Aufi Pradana
Pembuatan VCO secara fermentasi. Pada proses fermentasi ini
dapat menggunakan mikroba penghasil enzim tertentu untuk memecah
protein yang berikatan dengan minyak atau karbohidrat sehingga
minyak dapat terpisah secara baik. Proses fermentasi oleh bakteri asam
laktat terbukti mampu mengekstraksi minyak dari emulsi krim santan
kelapa. Selama proses fermentasi terjadi pemecahan senyawa-senyawa
penyusun emulsi krim santan. Senyawa karbohidrat dalam krim santan
merupakan sumber karbon bagi bakteri asam laktat yang digunakan
sebagai sumber energi dalam metabolisme sel. Pembentukan asam
laktat dari karbohidrat menyebabkan penurunan pH substrat, sehingga
dapat menyebabkan protein yang juga sebagai emulsifier pada krim
santan mengalami denaturasi dan penggumpalan.
Pemisahan krim santan yang telah dilakukan pada proses
pembuatan VCO secara fermentasi memperlihatkan hasil yang sesuai
harapan, dimana terbukti 3 lapisan yaitu lapisan atas berupa blondo

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 15


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Minyak Kelapa (VCO)

Praktikum Mikrobiologi Industri 2018

(warna putih), lapisan tengah berupa minyak murni (VCO) dan lapisan
bawah berupa air. Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan
volume VCO (ml) hasil fermentasi menunjukkan hasil. Dari percobaan
ini dapat menunjukkan bahwa suhu merupakan salah satu faktor
lingkungan yang mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan
mikroorganisme. Semakin tinggi kadar air dalam VCO menyebabkan
terjadinya reaksi hidrolisis yang dapat mengubah minyak menjadi asam
lemak bebas dan gliserol yang dilakukan oleh enzim lipase. Enzim ini
dihasilkan oleh mikroba yang tumbuh pada bahan pangan dengan kadar
air tinggi. Reaksi hidrolisi ini mengakibatkan ketengikan yang
menghasilkan cita rasa dan bau tengik pada minyak tersebut.
Hasil penelitian menunnjukkan bahwa kondisi fisik VCO
menghasilkan minyak yang berwarna bening (color less/white water)
dan berbau harum khas kelapa. Dimana perbedaan utama VCO dengan
minyak kelapa biasa terletak pada warna, rasa (taste) dan bau (scent).
Minyak kelapa murni memilik sifat bening, tidak berbau (color less),
mempertahankan bau dan rasa khas kelapa segar. Warna minyak yang
terbentuk disebabkan karena tidak adanya pemanasan, karena selama
proses pemanasan menyebabkan komponen karbohidrat, protein dan
minyak akan mengalami hidrolisis dan oksidasi yang akan berpengaruh
pada warna minyak.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 16


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Minyak Kelapa (VCO)

Praktikum Mikrobiologi Industri 2018

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. VCO merupakan salah satu hasil olahan dari buah kelapa segar
menggunakan proses fermentasi tanpa pemanasan yang menggunakan
bakteri Sacharomyces cerevisiae.
2. Bakteri Sacharomyces cerevisiae dalam pembuatan VCO yang
menghasilkan enzim proteolitik dan amilolitik. Secara langsung atau
melalui mikroba penghasil enzim protease yang dapat memecah ikatan
protein dengan minyak pada emulsi santan.
3. Manfaat dari pembuatan VCO adalah mematikan berbagai bakteri
penyebab pneumonia, mematikan berbagai virus, mematikan berbagai
bakteri yang menyebabkan kandida dan kadas, mematikan dan
melumpuhkan cacing pita, dan masih banyak lagi manfaatnya.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 17


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Minyak Kelapa (VCO)

Praktikum Mikrobiologi Industri 2018

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Andi Nur., (2005), Virgin Coconut Oil Minyak Penakluk Aneka
Penyakit, Penerbit Agro Media Pustaka, Jakarta
Arif, L., (2006), Minyak VCO bersifat antibakteri, antivirus, dan anti protozoa:
http: // www. Minyak-kelapa. Com/ artikel/ sifat.php
Arif, L., (2010), VCO Virgin Coconut Oil Benarkah Menyembuhkan: http://
www. Wordpress/.html
Arnela dkk., (2012), Optimalisasi Penggunaan Enzim Bromelin Dari Sari Bonggol
Nenas Dalam Pembuatan Minyak Kelapa, FMIPA, Universitas Negeri
Semarang, Indo. J. Chem. Sci. 1 (1) (2012), http://journal.innes.
ac.id/sju/index.php/ijcs
Buckle, K.A., R.A. Edward, G.H. Fleet dan Wootton. 2009. Ilmu Pangan.
Terjemahan : Hari Purnomo dan Adiono. UI-Press. Jakarta
Christian, Laras., dan Prakoso, Adi., (2009), Pembuatan Minyak Kelapa Murni
(VCO) Dengan Metode Fermentasi Dengan Ragi Tempe, Laporan
Hasil Penelitian, Fakultas Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret
De Man, J,M., (1997), Kimia Makanan, Penerbit Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI., (1992), Daftar Komposisi Bahan
Makanan, Penerbit Bhartara Karya Aksara, Jakarta.
Edahwati, Luluk., (2011), Aplikasi Penggunaan Enzym Papain
EvySyaefira , 2005. VCO Fakta dari Laboratorium. Majalah Trubus No. 430
hal 11-15.
Setiaji, Bambang., dan Prayugo, Surip., (2006), Membuat VCO Berkualitas
Tinggi, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.
SNI 7381 - 2008, Minyak Kelapa Virgin (VCO) : Diakses 4 April 2014 dari
http://pustan.bpkimi.kemenperin.go.id/files/SNI%207381-2008.pdf

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 18


FTI - ITATS

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy