Bab 1 2 3 Vco
Bab 1 2 3 Vco
Bab 1 2 3 Vco
BAB I
PENDAHULUAN
minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam
lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai
daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan dari pembuatan VCO sebagai berikut :
Membuat minyak kelapa dengan cara fermentasi.
Mengetahui peran bakteri dalam proses fermentasi minyak kelapa.
Mengetahui manfaat dari pembuatanVCO bagi kehidupan sehari- hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ministart (C- 14) asam- asam inilah yang berperan menjaga kesehatan
(Setiaji,2006).
Beberapa contoh khasiat Virgin Coconut Oil :
Mematikan berbagai virus yang menyebabkan mononucleosis, influenza,
hepatitis C, cacar air, herpes dan penyakit-penyakit lainnya.
Mematikan berbagai bakteri penyebab pneumonia, sakit telinga, infeksi
tenggorokan, gigi berlubang, keracunan makanan, infeksi saluran
kencing, meningitis, gonorhea, luka gangren dan masih sangat banyak
lainnya
Mematikan jamur dan ragi yang menyebabkan candida, jock itch, kadas,
athletes foot, ruam karena keringat dan popok dan infeksi lainnya.
Melumpuhkan dan mematikan cacing pita, lice, giardia dan parasit
lainnya.
2.4 Fermentasi
Pembuatan VCO yang paling sesuai diterapkan pada skala produksi
Rumah Tangga adalah metode fermentasi dengan menggunakan ragi roti.
Selain prosesnya mudah untuk dilakukan, biaya yang digunakan juga
relatif lebih murah. Mengekstraksi VCO secara fermentasi dilakukan
menggunakan Saccharomyces cerevisiae yang menghasilkan enzim secara
langsung atau melalui mikroba penghasil enzim protease yang dapat
memecah ikatan protein dengan minyak pada emulsi santan. Salah satu
mikroba yang dapat digunakan adalah khamir roti (Saccharomyces
cerevisiae) yang dapat menghasilkan enzim proteolitik dan amilolitik.
Enzim amilolitik akan memecah karbohidrat sehingga menghasilkan asam.
Adanya asam akan menurunkan pH santan sampai mencapaititik
isoelektrik protein sehingga protein akan terkoagulasi. Kemudian enzim
proteolitik akan memecah protein terkoagulasi, akhirnya mudah
dipisahkan dari minyak.
Kelebihan dari proses pembuatan VCO secara fermentasi ini adalah :
a) Berwarna jernih dan beraroma harum khas bahan bakar.
b) Penggunaan energi yang minimal karena tidak menggunakan bahan
bakar.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan Percobaan
3.2.1 Alat
Toples plastik yang dilubangi dan dihubungkan selang 1buah
Baskom 1 buah
Saringan 1 buah
Gelas Ukur 50 ml 1 buah
Beaker Glass 500 ml 1 buah
Neraca analitik 1 buah
Termometer 1 buah
Piknometer 1 buah
3.2.2 Bahan
Kelapa Parut 1 Kg
Air Secukupnya
Fermipan/ Ragi 0,476 gr
BHT 0,2 gr
Kelapa parut
Menuangkan santan ke
dalam wadah toples
Menutup toples
Krim santan
Gambar 3.1 Skema Pembuatan Krim Santan
Menambahkan BHT
0,2 gram
Bahan lain
Pemanasan Minyak selain
minyak
Pengamatan
BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
4.2.1 Vela Anesya
Pada praktikum kali ini kami telah membuat VCO (Virgin Coconut
Oil) dengan proses pembuatan VCO secara fermentasi. Pada proses
fermentasi ini dapat menggunakan mikroba penghasil enzim tertentu
untuk memecah protein yang berikatan dengan minyak atau karbohidrat
sehingga minyak dapat terpisah secara baik. Proses fermentasi oleh
bakteri asam laktat terbukti mampu mengekstraksi minyak dari emulsi
krim santan kelapa. Selama proses fermentasi terjadi pemecahan
senyawa-senyawa penyusun emulsi krim santan. Senyawa karbohidrat
dalam krim santan merupakan sumber karbon bagi bakteri asam laktat
yang digunakan sebagai sumber energi dalam metabolisme sel.
Pembentukan asam laktat dari karbohidrat menyebabkan penurunan pH
substrat, sehingga dapat menyebabkan protein yang juga sebagai
emulsifier pada krim santan mengalami denaturasi dan penggumpalan.
Penguraian protein juga berlangsung secara enzimatis oleh enzim amin
peptidase yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat yang digunakan
sebagai bakteri starter. Amino peptidase merupakan eksopeptidase yang
menguraikan peptide menjadi asam amino. Dengan terurainya
karbohidrat dan protein dalam emulsi krim santan, maka molekul
(warna putih), lapisan tengah berupa minyak murni (VCO) dan lapisan
bawah berupa air. Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan
volume VCO (ml) hasil fermentasi menunjukkan hasil. Dari percobaan
ini dapat menunjukkan bahwa suhu merupakan salah satu faktor
lingkungan yang mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan
mikroorganisme. Semakin tinggi kadar air dalam VCO menyebabkan
terjadinya reaksi hidrolisis yang dapat mengubah minyak menjadi asam
lemak bebas dan gliserol yang dilakukan oleh enzim lipase. Enzim ini
dihasilkan oleh mikroba yang tumbuh pada bahan pangan dengan kadar
air tinggi. Reaksi hidrolisi ini mengakibatkan ketengikan yang
menghasilkan cita rasa dan bau tengik pada minyak tersebut.
Hasil penelitian menunnjukkan bahwa kondisi fisik VCO
menghasilkan minyak yang berwarna bening (color less/white water)
dan berbau harum khas kelapa. Dimana perbedaan utama VCO dengan
minyak kelapa biasa terletak pada warna, rasa (taste) dan bau (scent).
Minyak kelapa murni memilik sifat bening, tidak berbau (color less),
mempertahankan bau dan rasa khas kelapa segar. Warna minyak yang
terbentuk disebabkan karena tidak adanya pemanasan, karena selama
proses pemanasan menyebabkan komponen karbohidrat, protein dan
minyak akan mengalami hidrolisis dan oksidasi yang akan berpengaruh
pada warna minyak.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. VCO merupakan salah satu hasil olahan dari buah kelapa segar
menggunakan proses fermentasi tanpa pemanasan yang menggunakan
bakteri Sacharomyces cerevisiae.
2. Bakteri Sacharomyces cerevisiae dalam pembuatan VCO yang
menghasilkan enzim proteolitik dan amilolitik. Secara langsung atau
melalui mikroba penghasil enzim protease yang dapat memecah ikatan
protein dengan minyak pada emulsi santan.
3. Manfaat dari pembuatan VCO adalah mematikan berbagai bakteri
penyebab pneumonia, mematikan berbagai virus, mematikan berbagai
bakteri yang menyebabkan kandida dan kadas, mematikan dan
melumpuhkan cacing pita, dan masih banyak lagi manfaatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Andi Nur., (2005), Virgin Coconut Oil Minyak Penakluk Aneka
Penyakit, Penerbit Agro Media Pustaka, Jakarta
Arif, L., (2006), Minyak VCO bersifat antibakteri, antivirus, dan anti protozoa:
http: // www. Minyak-kelapa. Com/ artikel/ sifat.php
Arif, L., (2010), VCO Virgin Coconut Oil Benarkah Menyembuhkan: http://
www. Wordpress/.html
Arnela dkk., (2012), Optimalisasi Penggunaan Enzim Bromelin Dari Sari Bonggol
Nenas Dalam Pembuatan Minyak Kelapa, FMIPA, Universitas Negeri
Semarang, Indo. J. Chem. Sci. 1 (1) (2012), http://journal.innes.
ac.id/sju/index.php/ijcs
Buckle, K.A., R.A. Edward, G.H. Fleet dan Wootton. 2009. Ilmu Pangan.
Terjemahan : Hari Purnomo dan Adiono. UI-Press. Jakarta
Christian, Laras., dan Prakoso, Adi., (2009), Pembuatan Minyak Kelapa Murni
(VCO) Dengan Metode Fermentasi Dengan Ragi Tempe, Laporan
Hasil Penelitian, Fakultas Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret
De Man, J,M., (1997), Kimia Makanan, Penerbit Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI., (1992), Daftar Komposisi Bahan
Makanan, Penerbit Bhartara Karya Aksara, Jakarta.
Edahwati, Luluk., (2011), Aplikasi Penggunaan Enzym Papain
EvySyaefira , 2005. VCO Fakta dari Laboratorium. Majalah Trubus No. 430
hal 11-15.
Setiaji, Bambang., dan Prayugo, Surip., (2006), Membuat VCO Berkualitas
Tinggi, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.
SNI 7381 - 2008, Minyak Kelapa Virgin (VCO) : Diakses 4 April 2014 dari
http://pustan.bpkimi.kemenperin.go.id/files/SNI%207381-2008.pdf