Dokumen ini membahas analisis produksi tanaman nilam dan nilai tambah dari penyulingan minyak atsiri nilam di Desa Tolai, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh input produksi terhadap hasil tanaman nilam dan menghitung nilai tambah dari penyulingan minyak atsiri nilam.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
66 tayangan4 halaman
Dokumen ini membahas analisis produksi tanaman nilam dan nilai tambah dari penyulingan minyak atsiri nilam di Desa Tolai, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh input produksi terhadap hasil tanaman nilam dan menghitung nilai tambah dari penyulingan minyak atsiri nilam.
Dokumen ini membahas analisis produksi tanaman nilam dan nilai tambah dari penyulingan minyak atsiri nilam di Desa Tolai, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh input produksi terhadap hasil tanaman nilam dan menghitung nilai tambah dari penyulingan minyak atsiri nilam.
Dokumen ini membahas analisis produksi tanaman nilam dan nilai tambah dari penyulingan minyak atsiri nilam di Desa Tolai, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh input produksi terhadap hasil tanaman nilam dan menghitung nilai tambah dari penyulingan minyak atsiri nilam.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4
ANALISIS PRODUKSI NILAM DAN NILAI TAMBAH
PENYULINGAN MINYAK ATSIRI DI DESA TOLAI
KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH
PROPOSAL
I MADE GITA SUJANA
E321 19 226
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TADULAKO 2021 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai salah satu negara yang mempunyai potensi besar pada sektor pertanian, maka sektor agribisnis di Indonesia mempunyai peran penting dalam pengembangan perekonomian negara. Sektor pertanian dengan segala output yang dihasilkannya merupakan sector yang cukup tangguh dibandingkan dengan sektor lainnya. Teruji saat Indonesia dilanda krisis ekonomi. Produk dari sektor pertanian justru menjadi salah satu sumber devisa negara. Komoditas penghasil devisa itu berasal dari sub- sektor perkebunan (Soekartawi, 2003). Lahan pertanian yang luas saat ini merupakan faktor produksi yang penting, dimana kebutuhan lahan pertanian semakin meningkat baik untuk keperluan pertanian, pemukiman, usaha perkebunan dan industri. Dewasa ini keadaan di daerah pedesaan sudah sangat berubah sebagai akibat dari pembangunan. Lahan pertanian yang dulunya luas kini menjadi semakin sempit. Sempitnya lahan pertanian akan mengakibatkan penduduk yang menggantungkan kehidupannya di sektor pertanian kehilangan mata pencaharian sehingga menambah pengangguran. Oleh karena itu perlu diusahakan agar kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja di luar sektor pertanian tumbuh dengan pesat sehingga dapat menyediakan lapangan kerja bagi tenaga kerja yang selalu bertambah (Todaro, 2000). Komoditas perkebunan mempunyai prospek cukup baik karena cocok diusahakan dipedesaan dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani dan memperluas kesempatan kerja di wilayah pedesaan. Nilam (Pogostemon cablin Benth) atau dalam pedagangan internasional dikenal dengan nama Patchouli oil adalah salah satu tanaman perkebunan penghasil minyak atsiri yang memiliki nilai ekonomis tinggi baik di pasar nsional maupun internasional. Tanaman nilam dipercaya berasal dari Filipina dan pada awalnya diusahakan di Indonesia di daerah Aceh. Nilam merupakan salah satu dari 150-200 spesies tanaman penghasil minyak atsiri dan di Indonesia baru sekitar 15 spesies yang diusahakan secara komesial (Surjono, 2007). Penanaman tanaman nilam sangat potensial bila dilakukan dengan membentuk kelompok tani yang akan dibina untuk menjadi pelaku usaha minyak nilam yang handal. Tanaman nilam memiliki prospek ekonomi cukup baik bila dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak atsiri lainnya. Adanya peluang ekspor mendorong semakin kuatnya upaya untuk mengembangkan tanaman nilam di wilayah Indonesia. Minyak nilam yang dihasilkan oleh tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan minyak atsiri utama yang diperdagangkan di pasar International (Winarti dkk, 2005). Minyak nilam Indonesia sudah menjadi kebutuhan pasar ekspor dan pasar dalam negeri atau domestik. Hal ini dimungkinkan karena minyak nilam bisa dipergunakan sebagai bahan pengobatan aromaterapi, bahan baku dalam industri parfum, kosmetik, antiseptik dan insektisida. Penggunaan minyak nilam dalam aromaterapi sangat bermanfaat selain penyembuhan tubuh secara fisik juga dapat menyembuhkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan penyakit mental dan emosional. Selain itu, minyak nilam juga bersifat fixatif (mengikat minyak atsiri lainnya) yang sampai sekarang belum ada produk substitusinya. (Kadir, 2007). Perkebunan nilam di Sulawesi Tengah saat ini sedang dikembangkan di wilayah Kabupaten Parigi Moutong. Selain kakao, pengembangan perkebunan nilam di wilayah tersebut bertujuan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Bahan baku ini sangat sesuai dengan kondisi cuaca dan iklim serta tersedianya peluang pasar untuk pengembangan bahan baku tersebut. Pengembangan pertanian nilam tidak membutuhkan banyak biaya dan tenaga, juga tidak membutuhkan pangsa pasar yang signifikan. Menyadari besarnya peranan petani dalam meningkatkan hasil produksi tanaman nilam dan minat pengusaha penyulingan nilam dalam merangkul petani untuk bekerja sama dalam penyaluran hasil produksinya. Pertanyaan muncul berkaitan dengan usahatani nilam adalah faktor produksi manakah yang berpengaruh terhadap produksi nilam di Kecamatan Torue dan apakah hasil olahan nilam menjadi minyak atsiri memiliki tingkat pendapatan yang baik bagi petani nilam, dengan demikian maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Produksi Nilam dan Nilai Tambah Penyulingan Minyak Atsiri Di Desa Tolai Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah” dengan alasan bahwa petani pada wilayah tersebut masih aktif membudidayakan tanaman nilam dan terdapat pembina petani nilam sekaligus berusaha memberikan sentuhan teknologi pada tanaman nilam untuk mendapatkan nilai tambah dengan cara melakukan penyulingan nilam menjadi minyak atsiri.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Berapa besar pengaruh input produksi luas lahan, bibit, pupuk urea, pupuk cair, serta tenaga kerja terhadap produksi nilam di Desa Tolai Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong. 2) Berapa besar nilai tambah yang dihasilkan dalam menyuling nilam menjadi minyak atsiri di Desa Tolai Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Mengetahui pengaruh input produksi luas lahan, bibit, pupuk urea, pupuk cair, serta tenaga kerja terhadap produksi usahatani nilam di Desa Tolai Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong. 2) Mengetahui nilai tambah pada usaha penyulingan minyak atsiri di Desa Tolai Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong.