Kelompok 2 - Tugas Acara 12

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Tataniaga dan Pemasaran Komoditas Sawi (Brassica juncea L)

RESUME
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata praktikum
Pengantar Ilmu Pertanian Laboratorium Ekonomi dan Pembangunan Pertanian
Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Jember

Asisten Pembimbing:
Vina Yunita Ria (201510601027)
Fita Andikaningrum (181510601027)

Oleh:
Naufal Juliansyach (211510301008)
Farisa Huwaida (211510301010)
Hasan Fikri (211510301011)
M. Wildan Hidayatulloh (211510301062)
Amanda aradea s (211510301067)

LABORATORIUM EKONOMI DAN PEMBANGUNAN PERTANIAN


PROGRAM STUDI ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
Sayuran dan buah-buahan yang termasuk komoditas hortikultura
memegang peranan penting dari keseimbangan pangan sehingga harus ada setiap saat
dengan jumlah yang cukup, aman konsumsi, baiknya mutu, harga terjangkau, serta
seluruh lapisan masyarakat dapat mengaksesnya. Salah satu diantara jenis sayuran,
sawi merupakan komoditi yang memiliki kelayakan untuk diusahakan di Indonesia
karena memiliki nilai komersial dan prospektif secara teknis, ekonomis serta sosial
yang mendukung. Perlakuan-perlakuan seperti penyortiran, pengangkutan,
penyimpanan, dan lain-lain juga dibutuhkan sawi agar produk tetap segar dan
kualitasnya baik sampai ketangan konsumen. Lembaga pemasaran merupakan
lembaga penting yang harus dilalui dalam proses pemasaran sawi manis agar produk
sampai di tangan konsumen. Lembaga yang terlibat meliputi pedagang pengumpul
besar (PPB), pedagang pengumpul kecil (PPK), agen dan pengecer termasuk pasar
modern. Dalam penentuan harga, dominan kedudukan petani adalah sebagai penerima
harga karena tidak memiliki posisi tawar yang kuat. Hal ini menyebabkan petani tidak
pernah menikmati keuntungan yang dapat memotivasi mereka untuk meningkatkan
produksi dan produktivitas sawi. Diperlukan alternatif saluran pemasaran yang efisien
sehingga seluruh lembaga pemasaran yang terlibat memperoleh kepuasan dengan
adanya aktivitas pemasaran dan keberlanjutan komoditas.
 Saluran pemasaran
Diperoleh 3 (tiga) saluran tataniaga sawi di kelurahan Paalmerah yaitu:
Saluran tataniaga I dimulai dari petani menjual langsung kepada konsumen akhir
yang membeli langsung ke kebun atau kerumah petani setelah ada janji dan transaksi
jual beli sebelumnya. Saluran tataniaga II dimulai dari pedagang perantara tingkat I
yang berjumlah 7 orang membeli sawi dari petani kemudian menjual ke 8 orang
pedagang perantara tingkat II di pasar dalam jumlah besar pada malam hari atau dini
hari dan kemudian pedaagang perantara tingkat II menjual secara eceran kepada
konsumen akhir. Kemudian pada saluran tataniaga III dimulai dari pedagang
perantara tingkat I yang berjumlah 12 orang membeli sawi kepada petani dalam
jumlah tertentu untuk kemudian di jual secara eceran kepada konsumen akhir di
pasar. Pada setiap saluran tataniaga memiliki lokasi tujuan akhir produk yang berbeda
tempat. Saluran tataniaga I tujuannya secara langsung diterima oleh konsumen akhir
berada di lokasi lahan produksi sawi dan rumah petani yang ada di kelurahan
Paalmerah. Saluran tataniaga II tujuan pemasaran pada pedagang perantara tingkat 1
ada di pasar talang Banjar, Angso Duo, dan Paal 10/ Talang Gulo. Sedangkan untuk
pedagang perantara tingkat 2 lokasi tujuan pemasaran ada di daerah pengecer masing-
masing.
 Fungsi lembaga pemasaran
Guna pemasaran menampilkan aktivitas yang dicoba oleh tiap-tiap lembaga
pemasaran dalam menyalurkan komoditas sawi manis sampai hingga di tangan
konsumen. fungsi- fungsi pemasaran oleh lembaga pemasaran dibedakan menjadi 3
yaitu fungsi pertukaran( pembelian serta penjualan), fungsi fisik ( transportasi/
pengangkutan dan penyimpanan), serta fungsi fasilitas ( standardisasi, penanggungan
efek, pembiayaan, serta data pasar). Fungsi penyimpanan ialah fungsi yang jarang
dicoba oleh para orang dagang pemasaran. Perihal ini disebabkan ciri dari komoditas,
ialah tingkatan kesegaran yang tidak tahan lama. Oleh sebab itu, pemasaran sawi
wajib kilat dicoba serta diusahakan sampai habis terjual walaupun terkadang tidak
menguntungkan untuk pihak orang dagang.
 Margin pemasaran
Margin pemasaran merupakan selisih antara yang dibayarkan oleh
konsumen dengan harga yang diterima produsen. Pada penelitian yang telah
dilakukan, terdapat 3 (tiga) saluran tataniaga sawi di kelurahan Paalmerah. Pada
saluran tataniaga I, karena petani tidak membeli dari pedagang perantara ataupun
petani lain dan petani tidak mengeluarkan biaya tataniaga maka, didapatkan marjin
rata-rata sebesar Rp. 4.333,-/kg. Dalam praktiknya petani menjual langsung kepada
konsumen dan belum adanya biaya dalam proses tataniaga, sehingga biaya
tataniaganya adalah Rp.0,-/kg. Marjin rata-rata pada saluran II adalah sebesar Rp.
2.085,-/kg dengan biaya sebesar Rp. 271,-/kg dan keuntungan Rp. 1.813,-/kg. marjin
rata-rata pada saluran III sebesar Rp. 3.333,-/kg, dengan biaya sebesar Rp. 479,-/kg .
 Distribusi margin
Marjin rata-rata saluran I mendapatkan keuntungan rata-rata yang sama
dengan marjinnya yaitu sebesar Rp. 4.333,-/kg. Sehingga harga yang diterima
produsen/ petani paling besar terdapat pada saluran I yaitu sebesar 100%, hal ini
terjadi karena petani sebagai produsen juga bertindak sebagai pedagang yang menjual
secara langsung kepada konsumen akhir. Kemudian bagian harga terkecil terdapat
pada saluran III yaitu sebesar 57%. rata-rata harga beli sawi langsung kepada petani/
produsen sebesar Rp. 4.417,-/kg dengan harga jual rata-rata sebesar Rp. 7.750,-/kg,
marjin rata-rata pada saluran ini sebesar Rp. 3.333,-/kg, dengan biaya sebesar Rp.
479,-/kg sehingga keuntungan rata-rata sebesar Rp. 2.854,-/kg. Biaya yang
dikeluarkan dipergunakan untuk transportasi, pengemasan, retribusi dan lainnya.
 Efisiensi pemasaran
Dalam tataniaga ada dua kepentingan yang harus bertemu dalam
kesepakatan harga dalam sistem tataniaga. Penjual menginginkan efisiensi tataniaga
saat mereka mendapatkan keuntungan yang tinggi dari produk yang dijualnya.
Sedangkan dari sisi pembeli menginginkan efisiensi tataniaga saat mereka mudah
mendapatkan produk yang dinginkannya dengan harga yang murah. Efisiensi
tataniaga sawi di kelurahan Paalmerah dapat dilihat dengan membandingkan
keuntungan, total biaya, marjin, dan bagian yang diterima petani. Berdasarkan
perhitungan efisiensi tataniaga sawi di kelurahan Paalmerah dapat dikatakan bahwa
saluran tataniaga yang paling efisien adalah saluran I dikarenakan pada saluran
tersebut memberikan nilai farmer’s share sebesar 100% dan nilai keuntungan yang
paling besar yaitu sebesar Rp. 4.333,-/kg. Dengan demikian sebaiknya petani sebagai
produsen menggunakan saluran tataniaga I karena dapat memberikan keuntungan
lebih besar untuk petani dilihat dari nilai farmer’s share dan marjin juga lebih besar.
Dengan pilihan saluran ini maka, akan lebih baik memperkuat dan membuat sistem
tataniaga dimana konsumen dapat membeli secara langsung kepada produsen dan
memperkecil biaya tataniaga.
DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, S. A., Rogayah, R., & Ariswanto, A. (2021). Tataniaga Sawi (Brassica
Juncea L) Di Kelurahan Paalmerah Kecamatan Paalmerah Kota Jambi.
Jurnal MeA (Media Agribisnis), 6(1), 33-43.
Situmorang, T. S., & Alamsyah, Z. (2015). Analisis efisiensi pemasaran sawi manis
dengan pendekatan structure, conduct, and performance (SCP) di
Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika
Bisnis, 18(2).

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy