Final-Sintesis Iodoform - Kel.3 - 2D-D4 TKI
Final-Sintesis Iodoform - Kel.3 - 2D-D4 TKI
Final-Sintesis Iodoform - Kel.3 - 2D-D4 TKI
Pelarut Etanol
Alfina Sisilia*), Arya Duta Eka Nugraha, Dini Fitria Martha Fadila, Eno Budhi Triadmaja Putra
Politeknik Negeri Malang
Correspondences author: Jl. Soekarno-Hatta No.9, Kota Malang, 65141, Indonesia;
Email: enobudhi7@gmail.com
Abstrak
Dalam bidang farmasi, zat aktif iodoform digunakan sebagai desinfektan dan antiseptik. Antiseptik merupakan zat yang bekerja bakteriostatik,
biasanya dipakai pada infeksi bakteri pada kulit, mukosa dan melawan bakteri pada luka. Sedangkan desinfektan merupakan zat yang bekerja
bakterisid, digunakan untuk membebaskan ruang dan pakaian dari mikroba. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui proses sintesis iodoform
menggunakan pelarut etanol dan menentukan persen rendemen dari percobaan sintesis iodoform. Penelitian ini dimulai dengan perlakuan awal
yaitu larutan kalium iodida ditambahkan dengan larutan aseton, dan ditambahkan sedikit dengan larutan Na-hipoklorit sebanyak 5 % hingga zat
padat iodoform tidak terbenetuk lagi, diamkan campuran selama 10 menit, saring endapan menggunakan corong buchner, cuci kristal dengan
air sebanayak dua atau tiga kali, biarkan kristal kering di udara, kemudian rekristalisasi iodoform dengan etanol 95 %. Dari hasil penelitian
yang dilakukan didapat data hasil percobaan yaitu berat kristal iodoform percobaan 3,821gram dan berat kristal iodoform teori 4,728 gram,
sehingga dapat dicari persen rendemennya yaitu 80,81%.
Pendahuluan
Dalam perkembangan pembuatan obat, dikenal adanya obat-obat sintesis. Pada awal abad ke 20
perkembangan obat-obat sintesis semakin berkembang cepat. Salah satu contoh sintesis adalah
iodoform. Dalam bidang farmasi, zat aktif iodoform digunakan sebagai desinfektan dan antiseptik.
Antiseptik merupakan zat yang bekerja bakteriostatik, biasanya dipakai pada infeksi bakteri pada
kulit, mukosa dan melawan bakteri pada luka. Sedangkan desinfektan merupakan zat yang bersifat
bakterisid, digunakan untuk membebaskan ruang dan pakaian dari mikroba.
Dilihat dari kegunaannya yang cukup luas, maka setiap farmasis dituntun untuk mengetahui
dan memahami reaksi pembentukan iodoform tersebut. Inilah yang melatarbelakangi dilakukannya
percobaan sintesis iodoform. Selain itu zat iodoform bersifat bakterisid yang dalam penggunaannya
sebagai antiseptik untuk luka, tetapi karena kurangnya bukti maka sebagian besar diganti dengan
komponen lain yang kurang enak baunya, tetapi iodoform masih mempunyai nilai untuk penyakit
kulit.
Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disintetiskan berdasarkan reaksi halogenasi
dengan bahan dasar iodium yang direaksikan dengan aseton dan menggunakan natrium hidroksida
sebagai katalisator. Dalam percobaan ini iodium direaksikan dengan aseton untuk menetralisir iodium
yang bersifat hodroskopik yang selanjutnya direaksikan dengan NaOH untuk membentuk iodoform
yang diharapkan (Tan,2010). Dalam mensintetis iodoform memerlukan suatu tingkat ketelitian yang
tinggi sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Selain mempunyai efek positif
iodoform juga memiliki efek negatif terutama pada penggunaan pada wanita hamil yang dapat
menyebabkan penyakit hipodesmi pada bayi.
Iodofom sebagai zat kimia yang banyak digunakan dalam bidang farmasi untuk desinfektan
dan antiseptik. Antiseptik merupakan zat yang bekerja bakteriostatik, biasanya dipakai pada infeksi
bakteri pada kulit, mukosa dan melawan bakteri pada luka. Zat padat berwarna kuning pada iodoform
murni mempunyai titik leleh 119℃ dan memiliki aroma khas. Selain itu juga masih dalam bidang
kedokteran iodoform berfungsi sebagai pencegah keluarnya nanah dan pencegah pertumbuhan bakteri
(Carey, 2006).
Dalam sintesis Iodoform, dipilih menggunakan labu alas datar agar bisa berdiri sendiri yang
dipegang karena akan dikerjakan seperti titrasi hanya lebih kasar. Pemakaian labu alas bulat disini
tidak dibenarkan karena dalam prosedur tidak dilakukan pemanasan. Adapun maksud dari
penambahan segera dengan banyak air setelah terjadi kristal Iodoform adalah untuk mengencerkan
NaOH yang mungkin berlebih. Filtrat yang terbentuk tidak boleh bersifat alkalis, sebab dengan
adanya suasana alkalis pada rekristalisasi dengan alkohol iodoform akan terurai dan kemungkinan
akan dibebaskan. Iodium yang terlihat dengan larutan berwarna coklat (Anonim, 2006; hal 6).
Di dalam proses perkuliahan tentang ilmu kimia organik tidak akan luput dari proses
pengaplikasian hasil teori dari perkuliahan lewat suatu praktikum. Dalam percobaan ini mempunyai
tujuan yaitu untuk mengetahui proses sintesis iodoform menggunakan pelarut etanol dan untuk
menentukan persen rendemen dari hasil percobaan sintesis iodoform menggunakan pelarut etanol.
Alfina Sisilia, Arya Duta Eka Nugraha, Dini Fitria Martha Fadila, Eno Budhi Triadmaja Putra
Metode
Berikut ini dijelaskan lebih lanjut tentang alat dan bahan yang digunakan rancangan
penelitian serta prosedur.
Alat Percobaan
Alat yang digunakan pada proses sintesis iodoform yaitu:
1. Gelas ukur 100 dan 10 ml
2. Labu bundar 100 ml
3. Gelas piala,
4. labu Erlenmeyer
5. Kondensor
6. Termometer
7. Corong buchner
8. Penangas air.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Larutan kalium iodide atau air
2. Larutan Na-hipoklorit 5 %
3. Etanol 95 %
4. Aseton
5. Air es
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian laboratorium yang bertujuan untuk membuktikan
reaktivitas hidrogen α suatu senyawa karbonil dalam reaksi haliform. Penelitian ini
menggunakan metode refluks, yaitu pencampuran senyawa-senyawa yang dilakukan dengan
pemanasan dalam labu alas bulat tabung refluks yang dilengkapi oleh pendingin.
Proses penelitian ini dimulai dengan perlakuan awal yaitu larutan kalium iodida
ditambahkan dengan larutan aseton, dan ditambahkan sedikit dengan larutan Na-hipoklorit
sebanyak 5 % hingga zat padat iodoform tidak terbentuk lagi, diamkan campuran selama 10
menit, saring endapan menggunakan corong buchner, cuci kristal dengan air sebanyak dua
atau tiga kali, biarkan kristal kering di udara, kemudian rekristalisasi iodoform dengan etanol
95 %.
Prosedur
Tahapan penelitian ini terdiri dari dua tahapan yaitu sintetis iodoform dan rekristalisasi.
Sintetis Iodoform
Berikut ini adalah proses sintetis iodoform:
1. Tempatkan 6 gram KI dalam 100 ml air pada erlenmeyer 250 ml.
2. Tambahkan 2 ml aseton.
3. Tambahkan sedikit demi sedikit sambil dikocok larutan Na-hipoklorit 5% hingga zat
pada iodoform tidak terbentuk lagi (diperlukan kurang lebih 65 ml).
4. Diamkan campuran selama 10 menit.
5. Saring endapan dengan corong buchner.
6. Cuci kristal dengan air sebanyak dua atau tiga kali.
Penentuan Persen Rendemen Pada Proses Sintesis Iodoform Menggunakan Pelarut Etanol
● Mol KI :
W 6 gram
n KI = = =0,036 mol
Mr 166 gram/mol
● Mol NaClO :
Massa NaClO = ρ ×V
gram
¿ 2,53 × 65 ml=164,45 gram
ml
Maka mol NaClO yaitu,
W 164,45 gram
n NaClO = = =2,21 mol
Mr 74 gram/mol
Alfina Sisilia, Arya Duta Eka Nugraha, Dini Fitria Martha Fadila, Eno Budhi Triadmaja Putra
Jika mol dari masing-masing senyawa telah diketahui maka selanjutnya dimasukan ke
dalam perhitungan MRS untuk menentukan mol sisa dari reaksi C 3H6O, KI, dan NaClO.
Berikut adalah perhitungan MRS :
C 3 H 6 O+3 KI +3 NaClO →CH 3 COONa+CH I 3 +3 KCl+3 NaOH
Simpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa didapat data hasil percobaan yaitu
berat kristal iodoform percobaan 3,821gram dan berat kristal iodoform teori 4,728 gram. Sehingga
dapat dicari persen rendemen nya yaitu 80,81%, besar nilai persen menunjukan sempurnanya sintesis i
odoform, jika nilai persen rendemen mendekati 100% maka percobaan sintesis iodoform semakin sem
purna.
dosen pembimbing saya Rizki Putri Ramadhani, S.S., M.Pd yang telah memberikan saran dan kritik
sehingga artikel ini tersusun dengan baik.
Daftar Rujukan
Tan HT, Rahrdja, K. (2010). Obat-obat sederhana untuk gangguan sehari-hari EMK;
Jakarta.
Carey, Francis A. (2006). Organic Chemistry Sixth Edition, New York,Mcgraw-hill.
Anonim, 2006. ”Penuntun Praktikum Kimia Organik Sintesis”. UMI. Makassar