1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

ISSN 2622-5255 (online) ISSN 2622-2345 (cetak)

AKTSAR Volume 4 Nomor 2 (2021), Halaman 204-214


Jurnal Akuntansi Syariah
DOI: 10.21043/aktsar.v4i2.12317

Analisis Komparatif Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Sebelum


dan Saat Implementasi Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) di Indonesia

Adelina Citradewi
Institut Agama Islam Negeri Kudus

*Corresponding Author:
Adelina Citradewi
adelina.citradewi@iainkudus.ac.id

ABSTRACT

The purpose of this study is to compare of the Islamic stock index before and during
the implementation of the PPKM policy in Indonesia. This study uses a
quantitative approach. The data in this study are secondary data that comes from
the Indonesia Stock Exchange website. The research population is companies that
are included in the Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). The Wilcoxon Signed
Rank Test was used to test the research hypothesis. The result of this research is an
increase in the sharia stock index during the implementation of the PPKM policy
and there is a significant difference between the sharia stock index before and
during the implementation of the PPKM policy.

Keywords: Islamic stock; Stock index; PPKM; ISSI

Received Received in revised form Accepted


01-11-2021 23-12-2021 28-12-2021
Analisis Komparatif Indeks …

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan indeks saham


syariah sebelum dan saat implementasi kebijakan PPKM di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data penelitian ini
merupakan data sekunder yang berasal dari website Bursa Efek Indonesia.
Populasi penelitian adalah perusahaan yang masuk dalam Indeks Saham
Syariah Indonesia. Uji Wilcoxon Signed Rank Test digunakan untuk
menguji hipotesis penelitian. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
terjadi kenaikan indeks saham syariah pada saat implementasi kebijakan
PPKM dan terjadi perbedaan signifikan antara indeks saham syariah
sebelum dan saat implementasi kebijakan PPKM.

Kata kunci: Saham syariah; Indeks saham; PPKM; ISSI

PENDAHULUAN
Tingginya laju penyebaran Covid-19 menyebabkan guncangan diberbagai
sektor termasuk ekonomi. Pandemi Covid-19 memperparah peluang terjadinya resesi
ekonomi (Junaedi & Salistia, 2020). Berikut ini merupakan data kasus positif Covid-19
sejak akhir tahun 2020 dan tahun 2021.

Sumber: Satgas Covid-19


Gambar 1. Grafik Puncak Kasus Positif Covid-19 Tahun 2021

Grafik tersebut menggambarkan terjadinya kenaikan kasus sebesar 283% pasca


libur akhir tahun 2020 dan naik sebesar 381% dalam waktu 6 (enam) minggu pasca
libur lebaran tahun 2021. Berbagai kebijakan diambil pemerintah untuk
memperlambat penyebaran virus yang semakin tinggi guna mendorong masyarakat
agar melakukan pola sosial baru dalam bentuk social distancing. Namun,
dilakukannya upaya social distancing ini nyatanya belum mampu untuk menekan
penyebaran virus Covid-19. Demi menekan laju penyebaran virus Covid-19 dan
menjaga kestabilan perekonomian domestik, pemerintah menetapkan beberapa
kebijakan yang bertujuan untuk menekan tingginya laju penyebaran Covid-19.

AKTSAR (Vol. 4, No. 2, 2021) 205


Adelina Citradewi

Beberapa kebijakan tersebut, seperti PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), PSBB
Transisi, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sampai
dengan PPKM Level 4.
Melalui Instruksi Mendagri Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) adalah langkah nyata guna merespon
kenaikan kasus tersebut. Kebijakan ini mulai diterapkan sejak 11 Januari 2021.
Kebijakan PPKM yang diterapkan pada dasarnya bertujuan untuk menyeimbangkan
pemulihan kesehatan nasional dengan tetap mempertimbangkan dampak ekonomi
dan sosial secara nasional. Namun mengacu pada kondisi laju penyebaran Covid-19
yang dianggap masih berada di angka yang tinggi, pemerintah memperpanjang
kebijakan PPKM tersebut dengan kembali menerbitkan Instruksi Mendagri lanjutan
guna memperpanjang status pemberlakuan PPKM.
Implementasi kebijakan tersebut tentu berdampak pada berbagai sektor.
Penelitian yang dilakukan oleh Fathoni (2020) menjelaskan bahwa adanya
implementasi kebijakan PSBB yang semakin lama akan menyebabkan semakin
rendahnya pandapatan UMKM. Kebijakan pembatasan sosial tersebut membuat
beberapa UMKM membatasi kegiatan operasionalnya, baik dalam hal waktu layanan
maupun jumlah pengunjung. Di sisi lain, kebijakan ini diberlakukan guna menekan
laju penyebaran virus Covid-19, sehingga tetap diimplementasikan meskipun
berdampak pada aktivitas bisnis domestik.
Adanya pembatasan tersebut menuntut masyarakat sebagai konsumen untuk
dapat menyesuaikan diri, termasuk dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal
serupa juga dialami dari sisi produsen yang berlaku sebagai pelaku bisnis untuk
menyesuaikan kebutuhan pelanggannya. Produsen harus mampu melakukan inovasi
agar mampu bertahan dalam kondisi ketidakpastian ekonomi. Pasar modal Indonesia
adalah salah satu institusi keuangan yang tidak dapat menghindari tekanan tersebut.
Penelitian Nasution et al. (2020) menjelaskan bahwa saat ini pasar terbawa menuju ke
posisi yang negatif sebagai akibat dari rendahnya sentiment investor karena hadirnya
Covid-19 ini. Terjadi perlambatan pada kinerja pasar modal yang sejalan dengan
perlambatan ekonomi nasional dan global, khususnya pada instrumen saham syariah
dan reksadana syariah (Purnamasari, 2021). Pada dasarnya pasar modal adalah
institusi keuangan yang memiliki kontribusi besar dalam membangun perekonomian
negara. Hal ini mengacu pada peran ekonomi pasar modal yang menjadi objek
pertemuan antara pemilik modal dengan mereka yang membutuhkan modal. Di sisi
keuangan, pasar modal berupaya dalam memfasilitasi pemilik modal dalam
menyediakan kesempatan dalam mendapatkan return berupa deviden dan/atau
capital gain.
Pasar modal Indonesia semakin menunjukkan tren perkembangannya.
Lahirnya bentuk pasar modal syariah yang menyusul kehadiran pasar modal
konvensional membuktikan hal ini. Lahirnya Fatwa DSN-MUI No: 20/DSN-
MUI/IV/2001 yang dikeluarkan DSN-MUI sejak tahun 2001 menjadi awal pijakan
perkembangan pasar modal syariah di Indonesia. Keduanya memiliki sistem yang
sama. Keberadaan pasar modal syariah di Indonesia mengacu pada Al-Qur'an dan
Hadist yang dijalankan melalui Fatwa Dewan Nasional Hukum Islam Indonesia
(DSN-MUI) sebagai acuan. Berbeda dengan pasar modal konvensional, pada pasar
modal syariah terdapat proses screening yang menjadi elemen penting guna

206 Jurnal Akuntansi Syariah


Analisis Komparatif Indeks …

memastikan bahwa suatu saham telah memenuhi aspek syariah, baik dari aspek
kualitatif maupun aspek kuantitatif (Ardiansyah et al., 2017). Aspek kualitatif adalah
berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan yang dilarang, seperti perjudian,
lembaga keuangan konvensional yang mengandung unsur ribawi, ketidakpastian
(gharar), dan objek barang dan/atau jasa yang tidak halal dan/atau merusak moral.
Sedangkan pada aspek kuantitatif adalah menekankan bahwa rasio total utang
berbasis bunga terhadap total aset yang tidak melebihi 45% dan rasio pendapatan
bunga/non halal terhadap total pendapatan usaha yang tidak melebihi 10%.
Tersedia berbagai instrumen yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk
berinvestasi di pasar modal syariah, seperti saham syariah, efek beragun aset syariah,
dana investasi real estate syariah, sukuk, reksadana syariah, dan lainnya.
Dibandingkan dengan jenis alat investasi lainnya, salah satu instrumen investasi yang
sangat familiar bagi masyarakat adalah saham syariah. Saham syariah yakni sertifikat
yang diterbitkan emiten atas kepemilikan suatu perusahaan yang operasional bisnis
serta keuangannya tidak ertentangan dengan prinsip syariah (Siregar, 2020). Terjadi
penurunan closing price pada IHSG yang sangat signifikan pada data statistik Bursa
Efek Indonesia pada Maret 2020 sebesar Rp3.937 yang semula pada akhir tahun 2019
ada pada indeks harga Rp 6.299. Pada prinsipnya, naik turunnya seluruh saham yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia dapat dicerminkan oleh IHSG yang dapat
menggambarkan indeks dari seluruh saham yang tercatat secara keseluruhan.
Penelitian yang dilakukan Khoiri et al. (2020) menjelaskan bahwa terjadi
penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang signifikan saat mulai
diberlakukannya PSBB di beberapa kota besar di Indonesia. Hasil berbeda
disimpulkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Siahaya & Litamahuputty (2021)
yang menjelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham sebelum dan
sesudah pengumuman PSBB. Saat kondisi ekonomi mengalami penurunan sebagai
dampak dari Covid-19 saham syariah tetap bisa bertahan karena adanya kekuatan
transaksi, sehingga adanya pandemi Covid-19 saham syariah tetap berada pada posisi
yang stabil (Lathifah et al., 2021). Penelitian ini mencoba untuk menganalisis
perbandingan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) sebelum dan saat implementasi
kebijakan PPKM. PPKM yang mulai dituangkan dalam Instruksi Menteri Dalam
Negeri Nomor 1 Tahun 2021 bertujuan untuk menekan laju penyebaran Covid-19 yang
melonjak tajam. Jika dibandingkan laba akuntansi, harga saham lebih mampu
menggambarkan nilai perusahaan dalam mencerminkan kinerja saham syariah yang
terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia, sehingga penelitian ini menggunakan indeks
harga saham syariah sebagai indikator yang menggambarkan kinerja saham syariah.

TINJAUAN LITERATUR
Teori Efisiensi Pasar
Teori efisiensi pasar merupakan pengembangan formulasi teori yang
dikembangkan Eugene Fama pada tahun 1970. Dalam hal ini, pasar yang disebutkan
merupakan pasar modal dan pasar uang. Gumanti & Utami (2002) menjelaskan
bahwa harga pasar dibentuk dari cerminan informasi yang tersedia. Pasar yang
efisien akan mencerminkan informasi secara cepat harga aset atau sekuritas itu
sendiri. Dalam teori ini dijelaskan bahwa jika terdapat informasi dan menyebar secara

AKTSAR (Vol. 4, No. 2, 2021) 207


Adelina Citradewi

cepat ke dalam pasar, maka akan membuat harga saham mampu merefleksikan
semua informasi yang tersedia (Manurung, 2010).

Saham Syariah dan Indeks Saham Syariah


Saham (stock) merupakan penyertaan dari kepemilikan suatu emiten. Besar
kecilnya kepemilkan saham pada suatu perusahaan menjadi penentu seberapa besar
atau kecil pula hak suara dari investor dalam RUPS. Sedangkan saham syariah
merupakan sertifikat yang penerbitannya dilakukan oleh perusahaan atas
kepemilikan suatu emiten yang aktivitas operasional maupun rasio keuangan
perusahaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah (Siregar, 2020). Harga
saham menggambarkan kekayaan perusahaan di mana perubahan dan fluktuasinya
ditentukan oleh adanya demand dan supply di pasar modal (Suidarma & Puspayani,
2021). Indeks saham syariah akan mencerminkan gairah perdagangan dalam bursa
saham syariah. Salah satu indeks saham syariah di Indonesia yakni Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) yang menggambarkan fluktuasi dari semua harga saham
syariah di Indonesia.

Pengembangan Hipotesis
Penelitian ini merupakan suatu event study atau studi peristiwa yang berupaya
untuk melihat dampak dari adanya suatu peristiwa terhadap perubahan suatu
variabel atau objek yang diamati. Saputro (2020) menjelaskan bahwa terjadi
penurunan yang signifikan terkait harga-harga saham syariah setelah
diumumkannya kasus Covid-19 di Indonesia. Tingginya laju penyebaran Covid-19
mendorong pemerintah untuk menerapkan kebijakan PPKM guna menekan laju
penyebaran Covid-19. Penelitian Lathifah et al. (2021) juga menyimpulkan bahwa
terjadi penurunan pada berbagai sektor saat diterapkannya kebijakan Work From
Home dan lockdown di beberapa daerah. Implementasi PSBB juga membuat IHSG
mengalami penurunan yang signifikan (Khoiri et al., 2020). Namun, hasil berbeda
disimpulkan oleh Siahaya & Litamahuputty (2021) yang menyatakan bahwa tidak
terdapat perbedaan return saham sebelum dan setelah pengumuman PSBB.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pergerakan indeks harga saham
syariah dengan adanya kebijakan PPKM, sehingga hasil penelitian ini diharapkan
mampu menunjukkan tren indeks saham syariah di Indonesia. Hipotesis penelitian
ini yaitu:
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara Indeks Saham Syariah Islam (ISSI)
sebelum dan selama penerapan kebijakan PPKM di Indonesia.

METODE
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang akan menggambarkan
perbandingan antara dua pengamatan Indeks Saham Syariah Islam (ISSI) sebelum
dan saat implementasi kebijakan PPKM di Indonesia. Jenis data penelitian ini
menggunakan data sekunder, yaitu seluruh emiten yang termasuk dalam Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI). Metode dokumentasi dipilih dalam pengumpulan
data penelitian dengan mencatat secara langsung data laporan bulanan dari laman
Bursa Efek Indonesia.

208 Jurnal Akuntansi Syariah


Analisis Komparatif Indeks …

Waktu pengamatan penelitian ini yaitu sejak 14 Mei 2020 sampai dengan 31
Agustus 2021 dengan total populasi yaitu 475 hari pengamatan. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 312 hari pengamatan yang merupakan penyesuaian hari bursa.
Tanggal 14 Mei 2020 sampai dengan 8 Januari 2021 merupakan periode sebelum
penerapan kebijakan PPKM dan pada tanggal 11 Januari 2021 sampai dengan 31
Agustus 2021 merupakan periode setelah penerapan kebijakan PPKM. Teknik analisis
data untuk menguji hipotesis adalah menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Statistik Deskriptif
Di bawah ini adalah output statistik deskriptif dalam penelitian ini.

Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif


N Minimum Maximum Mean
Before 156 138.753 187.046 154.26787
After 156 168.825 190.390 177.81274
Valid N (listwise) 156
Sumber: Data diolah, 2021

Berdasarkan output tersebut diketahui bahwa sebelum kebijakan PPKM


diterapkan, nilai rata-rata indeks saham syariah yaitu Rp 154,267, sedangkan saat
kebijakan PPKM diterapkan nilai rata-rata indeks saham syariah yaitu sebesar Rp
177,812. Output pada tabel tersebut juga menunjukkan bahwa saat diterapkannya
kebijakan PPKM indeks saham syariah memiliki nilai minimum dan maximum yang
lebih tinggi pula jika dibandingkan dengan periode sebelum diterapkannya kebijakan
PPKM. Nilai minimum indeks saham syariah pada periode sebelum diterapkannya
kebijakan PPKM terjadi pada tanggal 14 Mei 2020 dan nilai maximum indeks saham
syariah pada periode sebelum diterapkannya kebijakan PPKM terjadi pada tanggal 8
Januari 2021. Sedangkan nilai minimum indeks saham syariah pada periode saat
diterapkannya kebijakan PPKM terjadi pada tanggal 24 Mei 2021 dan nilai maximum
indeks saham syariah pada saat diterapkannya kebijakan PPKM terjadi pada tanggal
14 Januari 2021.

Uji Normalitas
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, uji normalitas merupakan prasyarat
yang wajib dipenuhi. Penelitian ini menggunakan pengujian 1-Sample K-S untuk
mengetahui sebaran distribusi data dengan hasil pengujian yaitu sebagai berikut.

AKTSAR (Vol. 4, No. 2, 2021) 209


Adelina Citradewi

Tabel 2. Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Before After
N 156 156
Normal Parametersa,b Mean 154.26787 177.81274
Std. 11.643613 4.832811
Deviation
Most Extreme Absolute .259 .136
Differences Positive .259 .136
Negative -.115 -.058
Test Statistic .259 .136
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data diolah, 2021

Output di atas menyatakan bahwa data dianggap memiliki distribusi normal


jika nilai Asymp. Sig. lebih besar dari 0,05. Berdasarkan output pengujian tersebut
dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. variabel indeks saham syariah pada seluruh
waktu periode amatan kebijakan PPKM menghasilkan nilai Asymp. Sig. lebih kecil
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh data dalam kedua kelompok
memiliki distribusi yang tidak normal.
Adanya indeks saham yang mengalami penurunan signifikan pada beberapa
periode amatan menyebabkan munculnya nilai ekstrem dalam sampel amatan,
sehingga data tidak berdistribusi secara normal. Namun, penelitian ini mencoba
untuk tetap mempertahankan data tersebut karena merepresentasikan keadaan
populasi penelitian. Kondisi data yang tidak berdistribusi secara normal pada kedua
periode pengamatan tidak dapat dilanjutkan ke tahap pengujian statistik parametrik,
seperti Uji Beda Paired Sample t-Test. Metode statistik non parametrik dengan
menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test yang kemudian dipilih sebagai alternatif
untuk menjawab hipotesis dalam penelitian ini.

Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test


Output di bawah ini merupakan hasil pengujian hipotesis dengan Uji Wilcoxon
Signed Rank Test guna menguji apakah ada perbedaan indeks saham syariah sebelum
dan saat implementasi kebijakan PPKM.

210 Jurnal Akuntansi Syariah


Analisis Komparatif Indeks …

Tabel 2. Uji Wilcoxon Signed Rank Test


Ranks
Mean Sum of
N Rank Ranks
After - Negative 16a 16.13 258.00
Before Ranks
Positive 140b 85.63 11988.00
Ranks
Ties 0c
Total 156
a. After < Before
b. After > Before
c. After = Before

Test Statisticsa
After - Before
Z -10.377b
Asymp. Sig. (2- .000
tailed)
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Sumber: Data diolah, 2021

Berdasarkan output pengujian tersebut diketahui bahwa dari total 156 sampel
penelitian terdapat 16 sampel yang mengalami penurunan nilai indeks saham syariah
selama periode amatan penelitian. Kelompok tersebut memiliki nilai rata-rata
penurunan yaitu Rp16,13 dengan jumlah Rp258. Output di atas juga menggambarkan
bahwa terjadi peningkatan indeks saham pada 140 sampel penelitian selama periode
amatan penelitian. Kelompok tersebut memiliki nilai rata-rata peningkatan yaitu
Rp85,63 dengan jumlah Rp11.988. Berdasarkan output tersebut, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada periode saat implementasi kebijakan PPKM nilai indeks
saham syariah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode sebelum
diterapkannya kebijakan PPKM. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan diantara indeks saham syariah sebelum dan saat
implementasi kebijakan PPKM yang dibuktikan dengan nilai Sig. yaitu 0,000 yang
lebih kecil dari 0,05.

Pembahasan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang resmi
diterapkan pemerintah melalui Instruksi Mendagri Nomor 1 Tahun 2021 mendorong
masyarakat untuk menyesuaikan pola sosialnya. Upaya ini dilakukan guna menekan
laju penyebaran Covid-19 yang semakin mengalami peningkatan terutama pasca libur
Natal dan Tahun Baru, serta pasca libur lebaran seperti yang digambarkan dalam

AKTSAR (Vol. 4, No. 2, 2021) 211


Adelina Citradewi

Grafik 1. Implementasi kebijakan ini tentu berdampak pada berbagai hal, tidak
terkecuali pada sektor ekonomi. Lathifah et al. (2021) menjelaskan bahwa terjadi
penurunan pada berbagai sektor saat diterapkannya kebijakan Work From Home dan
lockdown di beberapa daerah.
Berdasarkan hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test diperoleh nilai Asymp. Sig.
yang lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang
signifikan indeks saham syariah periode sebelum dan saat implementasi kebijakan
PPKM di Indonesia. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang sebelumnya
dilakukan oleh Anh & Gan (2020) yang menyatakan bahwa return saham dinilai lebih
rendah saat periode pre-lockdown dan implementasi kebijakan lockdown berpengaruh
positif signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil statistik deskriptif
diketahui bahwa nilai rata-rata indeks saham syariah pada periode sebelum
implementasi kebijakan PPKM adalah sebesar 154,26, sedangkan nilai rata-rata indeks
saham syariah pada periode setelah implementasi kebijakan PPKM adalah sebesar
177,81. Hal ini berarti bahwa implementasi kebijakan PPKM mampu membuat indeks
saham syariah mengalami peningkatan. Hasil tersebut juga diperkuat dengan
pengujian Wilcoxon Signed Rank Test yang menggambarkan bahwa Negative Ranks
bernilai 16 yang berarti bahwa terdapat 16 sampel penelitian yang memiliki nilai
indeks lebih besar sebelum kebijakan PPKM diterapkan. Sedangkan Positive Ranks
bernilai 140 yang berarti bahwa terdapat 140 sampel penelitian yang memiliki nilai
indeks lebih besar saat kebijakan PPKM diterapkan.
Implementasi kebijakan PPKM berdampak pada indeks saham syariah yang
mengalami peningkatan berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan. Hal ini nampak
dengan adanya pembatasan tempat kerja, kegiatan belajar mengajar yang dibatasi
secara daring, jam operasional yang dibatasi pada pusat perbelanjaan maksimal
sampai dengan pukul 21.00, serta adanya pembatasan pada jumlah pengunjung
restoran dan tempat ibadah mampu meningkatkan indeks saham syariah.
Implementasi kebijakan tersebut nyatanya tidak membuat pasar, khususnya pasar
modal syariah mengalami penurunan indeks harga yang menggambarkan nilai
perusahaan. Pasar sudah melakukan antisipasi dari pengalaman sebelumnya, seperti
saat implementasi kebijakan PSBB yang diberlakukan diawal pandemi.
Implementasi kebijakan PPKM membuat pola sosial masyarakat mengalami
penyesuaian dengan memperbanyak aktivitas dari rumah, seperti belajar dan bekerja
dari rumah. Hal ini tentu menuntut sebagian besar masyarakat dalam memenuhi
unsur pendukung pembelajaran dan pekerjaan dari rumah, seperti akses komunikasi.
Saham yang masuk dalam kelompok teknologi informasi dan komunikasi menjadi
kebutuhan dimasa implementasi kebijakan PPKM ini, sehingga memberikan
kontribusi bagi indeks saham syariah. Selain itu, saham syariah yang termasuk
kelompok sektor farmasi juga memberikan kontribusi bagi indeks saham syariah di
Indonesia.
Permintaan akan obat dan vitamin selama masa pandemi, khususnya saat
terjadi lonjakan kasus Covid-19 seperti yang digambarkan dalam Grafik 1 semakin
meningkat. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Lathifah et al. (2021)
yang menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan harga saham pada industri consumer
goods, khususnya pada bidang farmasi yang disebabkan karena tingginya permintaan
masyarakat akan obat dan vitamin selama pandemi. Selain saham pada bidang

212 Jurnal Akuntansi Syariah


Analisis Komparatif Indeks …

farmasi, terjadi peningkatan kinerja keuangan pada sektor telekomunikasi yang


ditinjau dari rasio net profit margin, return on asset, dan return on equity (Solihin &
Verahastuti, 2020). Kedua kelompok perusahaan ini menjadi kelompok unggulan
dimasa pandemi Covid-19, sehingga memberikan kontribusi pada indeks saham
syariah. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pasar tidak bereaksi negatif
semenjak implementasi kebijakan PPKM tersebut. Pembatasan pada beberapa
aktivitas masyarakat memberikan dampak positif dalam menekan pertambahan virus
Covid-19, sehingga memberikan peningkatan terhadap harga saham.

SIMPULAN
Lonjakan penyebaran virus Covid-19 yang terjadi pasca libur Natal dan Tahun
Baru, serta libur lebaran mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan guna
menekan laju penyebaran virus. Kebijakan PPKM yang diimplementasikan
pemerintah sejak tanggal 11 Januari 2021 memaksa masyarakat untuk mampu
menyesuaikan pola kehidupan sosial baru sebagai upaya nyata dalam menekan
penyebaran virus. Kebijakan tersebut tentunya memiliki dampak pada berbagai
sektor, khususnya pasar modal yang memiliki peran penting dalam perekonomian
negara.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
perbedaan signifikan pada indeks saham syariah sebelum dan saat implementasi
kebijakan PPKM. Nilai Positif Ranks yang lebih besar dari pada nilai Negative Ranks
juga memperkuat hasil penelitian ini yang berarti bahwa indeks saham syariah pada
saat implementasi kebijakan PPKM lebih besar dibandingkan dengan indeks saham
syariah sebelum implementasi kebijakan PPKM. Implementasi kebijakan ini juga
membuat indeks saham syariah mengalami peningkatan melalui nilai rata-rata indeks
saham syariah yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelum
implementasi kebijakan PPKM. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah agar
penelitian berikutnya dapat memperpanjang waktu amatan pada kedua periode, baik
periode sebelum implementasi kebijakan PPKM maupun saat implementasi kebijakan
PPKM. Hal ini didasarkan pada periode waktu amatan dalam penelitian ini, yaitu saat
implementasi kebijakan PPKM yang belum berakhir saat dilakukannya penelitian ini.
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih komprehensif, penelitian selanjutnya
dapat mempertimbangkan periode waktu amatan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Anh, D. L. T., & Gan, C. (2020). The impact of the COVID-19 lockdown on stock market
performance: evidence from Vietnam. Journal of Economic Studies, 48(4), 836–851.
https://doi.org/10.1108/JES-06-2020-0312
Ardiansyah, M., Qizam, I., & Qoyum, A. (2017). Telaah Kritis Model Screening Saham
Syariah Menuju Pasar Tunggal ASEAN. IJTIHAD Jurnal Wacana Hukum Islam Dan
Kemanusiaan, 16(2), 197. https://doi.org/10.18326/ijtihad.v16i2.197-216
Fathoni, A. (2020). Dampak Covid 19 dan Kebijakan PSBB Pemerintah terhadap
UMKM di Wiyung Surabaya. Dinar: Jurnal Prodi Ekonomi Syari’ah, 3(1), 30–69.
Gumanti, T. A., & Utami, E. S. (2002). Bentuk Pasar Efisien dan Pengujiannya. Jurnal
Akuntansi & Keuangan, 4(1), 54–68.
Junaedi, D., & Salistia, F. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pasar Modal di

AKTSAR (Vol. 4, No. 2, 2021) 213


Adelina Citradewi

Indonesia. Al-Kharaj : Jurnal Ekonomi, Keuangan & Bisnis Syariah, 2(2), 109–131.
https://doi.org/10.47467/alkharaj.v2i2.112
Khoiri, H. A., Arghawaty, E., & Pgri Madiun, U. (2020). Menganalisis Nilai IHSG
Beserta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi di Era Pandemik Covid-19. JAD:
Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan Dewantara, 3(2), 110–121.
Lathifah, H. M., Febrianti, D. S., Utami, A. P., Ulhaq, A. A., Tulasmi, T., & Mukti, T.
(2021). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Nilai Harga Saham Syariah di
Indonesia. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(1), 223.
https://doi.org/10.29040/jiei.v7i1.1772
Manurung, A. H. (2010). Ekonomi Finansial. PT Alder Manurung Press.
Nasution, D. A. D., Erlina, E., & Muda, I. (2020). Dampak Pandemi COVID-19
terhadap Perekonomian Indonesia. Jurnal Benefita, 5(2), 212–224.
https://doi.org/10.22216/jbe.v5i2.5313
Purnamasari, D. M. (2021). Wapres: Kinerja Pasar Modal Syariah Melambat Akibat
Pandemi Covid-19. Kompas.
Saputro, A. E. (2020). Analisis Harga Saham Syariah dan Volume Perdagangannya
Sebelum dan Sesudah Pengumuman Covid 19. Jurnal ECODUCATION, 2(22),
159–168.
Siahaya, S. L., & Litamahuputty, J. V. (2021). Analisis Return Sebelum dan Sesudah
Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar pada Perusahaan Sektor Perbankan
BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. INTELEKTIVA: Jurnal Ekonomi,
Sosial & Humaniora, 2(6), 8–17.
Siregar, H. A. (2020). Komparasi Indeks Saham Syariah dan Konvensional Selama
Pandemi Covid-19 di Indonesia. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 4(3), 289–297.
Solihin, D., & Verahastuti, C. (2020). Profitabilitas Sektor Telekomunikasi di Tengah
Pandemi Covid-19. AKTUAL: Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 5(2), 91–98.
Suidarma, I. M., & Puspayani, N. K. S. (2021). Analisis Perbandingan Harga Saham
dan Volume Perdagangan Saham pada Masa Covid-19 (Studi pada Sub Sektor
Telekomunikasi di BEI). MAJALAH ILMIAH WIDYACARAKA, 1(1), 1–12.

214 Jurnal Akuntansi Syariah

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy