Biografi Singkat para Sahabat
Biografi Singkat para Sahabat
Biografi Singkat para Sahabat
MAKALAH
Oleh:
Semester II (Dua)
ii
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Abdullah Bin Mas’ud...........................................................................3
B. Zaid Bin Tsabit.....................................................................................5
C. Abdullah Bin Abbas.............................................................................6
D. Abdullah Bin Umar...............................................................................8
E. Abdullah Bin Amr Bin Al-Ash.............................................................8
F. Abu Hurairah........................................................................................9
G. Aisyah...................................................................................................9
H. Alqamah Bin Qais Al-Nukha`I.............................................................10
I. Anas Bin Malik.....................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menyelisik terhadap ciri dan kharakteristik hukum islam (tasyri’) yang
bersifat elastis, universal dan dinamis serta sistematis, tasyri’ dituntut untuk
selalu relevan disepanjang masa. Persoalan-persoalan yang terdapat dalam
masyarakat bervariasi sepanjang zaman, hal ini perlu dituntaskan dengan
segala keputusan yang tepat dan bijak serta masih berpedoman sesuai syariat.
Sepeninggalan Nabi Muhammad sebagai Otoritas tunggal dalam
kepemimpinan baik negara maupun agama, tidak dapat digantikan segala
keputusannya yang muncul sebagai ijtihad dari dirinya maupun wahyu yang
datang padanya, sebagaimana kita ketahui bahwasannya hal tersebut
merupakan mu’zizat daripadanya.
Namun tidak dapat dipungkiri pertumbuhan tasyri’ setelah masa
Rasulullah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut dilalui secara
bertahap di setiap periode atau masa tertentu. Dalam setiap periode,
pertumbuhan tasyri’ memiliki karakter dan alur perkembangan yang berbeda-
beda yang disebabkan oleh kondisi pada setiap periode yang berbeda pula.
Salah satu periode tersebut ialah pada masa sahabat shighor dan tabi’in.
Mereka para sahabat yang hidupnya tak lama bersama nabi mencoba membuat,
menetapkan, membentuk tasyri’ tasyri’ dengan metode-metodenya.
Perkembangan pesat yang dicapai mempengaruhi pertumbuhan hukum
Islam pada saat itu. Asumsi ini didasarkan pada fakta bahwa suatu hukum yang
terbentuk tak lepas dari kondisi (konteks) yang berlangsung pada saat
itu. Untuk itulah penulis tertarik untuk membahas seulas mengenai “Biografi
Singkat Para Sahabat Ahli Fatwa Dalam Hukum Islam.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar beakang diatas maka penulis rumuskan: Bagaimana
biografi para Sahabat Ahli Fatwa dalam Hukum Islam?
1
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang akan dicapai penulis
ialah untuk mengetahui biografi para Sahabat Ahli Fatwa dalam Hukum Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sahabat Nabi, ash-shahaabah an-nabiy adalah meraka yang mengenal dan
melihat Fatwa sahabat adalah jawaban, pendapat, atau putusan atas sebuah hukum
yang disampaikan atau diberikan oleh Sahabat Nabi.
A. Abdullah bin Mas`ud
Abdurrahman Abdullah bin Mas`ud bin Ghafil Al-Hadzali, terkadang
dipanggil Ibnu Ummi Abdin yang merupakan nisbat kepada ibunya. Ia adalah
salah seorang sahabat dari empat Abdullah, yaitu Abdullah bin Mas`ud,
Abdullah bin umar, Abdullah bin Amr, dan Abdullah bin Abbas. Abdullah bin
Mas`ud termasuk golongan al-sabiqun al-awwalun. Ia adalah orang yang
pertama kali membaca Al-qur`an dengan suara keras di Mekah. Setalah masuk
islam, ia diambil Nabi sebagai khadim dan diizinkan untuk mendengar rahasia
beliau. Ia sering keluar-masuk rumah Nabi, mengenakan sandal beliau, bejalan
bersama beliau, memasangkan dinding ketika beliau ingin mandi,
membangunkan beliau dari tidur, serta membawakan siwak beliau dan
mencucikannya. Ia juga merasakan shalat dengan menghadap kiblat yang
berbeda, yaitu Baitul Maqdis dan Baitul Haram. Perang-perang yang diikuti
adalah perang badar, perang uhud, perang khandaq, perang bai`at al-ridhwan,
dan perang yarmuk. Hadisnya banyak diriwayatkan oleh para sahabat dan
tabi`in.
Banyak sahabat yang berkomentar mengenai kelebihan Abdullah bin
Mas`ud. Di antaranya adalah Hudzaifah.
3
Ia tinggal di Kufah dan banyak hadisnya diambil oleh penduduk
setempat. Di sana ia bertindak sebagai guru dan hakim. Hal ini sebagaiman
dikatakan Ali yaitu artinya:
Menghalalkan yang dihalalkannya, dan mengharamkan yang diharamkan
(Al-Qur`an). Ia sangat paham agama dan mengerti sunnah.
Ia banyak meriyawatkan hadis dari Rasulullah yaitu 848 hadis disepakati
Al- Bukhari dan Muslim, 21 hadis diriwayatkan AL-bukhari sendiri, serta 65
hadis diriwayat Muslim sendiri. Ia adalah seorang sahabat yang cerdas dalam
berfatwa dan menjadi pimpinan sahabat dalam bidang fiqh. Ketika ia dikirim
Umar ke Kufah, Umar mengirim surat kepada penduduk Kufah yang berbunyi,
“Sesungguhnya aku kirim Ammar bin Yasir sebagai gubernur serta Abdullah
bin Mas`ud sebagai guru dan menterinya. Keduanya sahabat Rasul yang
cerdas dan ahli Badar. Ikutilah keduanya: patuhi dan dengarkan fatwanya.
Dengan demikian, telah aku pilihkan untuk kalian, Abdullah, sebagai wakil
diriku. Penduduk Kufah mengambil periwayatan hadis dan fiqh dari Abdullah
bin Mas`ud. Ia adalah guru, pemuka, dan peletak jalan. Ra`yunya pun tajam.
Oleh sebab itu, Alqamah bin Qais Al-Nukha`i mengambil metode ra`yunya.
Selanjutnya, metode ini diambil oleh Ibrahim inilah yang menjadi guru bagi
Hammad bin Abi Sulaiman. Adapun Hammad, ia adalah guru bagi Abu
Hanifah, tokoh ahli ra`yu di Irak.
Ketika terjadi kekacauan pada masa Utsman, ia dipanggil kembali ke
Madinah dan tinggal disana sampai wafatnya pada 32 hijriah. Dilihat
secararepresentatif karena keunggulan, keistimewaan, peran dalam pembinaan,
dan perwakilan dari wilayah tempat tinggal. Misalnya, Abdullah bin Mas`ud
tinggal di Irak, Zaid bin Tsabit tinggal dimadinah, Aisyah tinggal di Madinah,
Abdullah bin Umar tinggal di Maadinah, Abu Hurairah tinggal di Madinah,
Abdullah bin Abbas tinggal di Mekah, Abdullah bin Amr bin Al-Ash tinggal di
Mesir, Alqamah bin Qais Al-Nukhai tinggal di Kufah, dan Anas bin Malik
tinggal di Bashrah.1
1
Abdul Majid Khon, Ikhtisar Tarikh Tasryi’. (Jakarta: Pustaka Nasional, 2013), hal.194
4
B. Zaid bin Tsabit
Nama lengkapnya adalah Zaid bin Tsabit bin Al- Dhahak Al- Anshari.
Ketika Rasulullah berhijrah ke Madinah, ia baru berusia sebelah tahun. Ia
sudah hafal Al-quranketika berusian enam belah tahun. Perang yang pertama
kali diikuti adalah perang Khandaq. Sementara itu dalam perang Tabuk, ia
diberi kepercayaan oleh Rasulullah untuk membawa bendera bani Malik bin
Najjar setelah dipegang Imarah bin Hazm. Imarah bertanya kepada Rasulullah,
“Apakah samapi kepada engkau tentang aku?” beliau menjawab:
Orang yang paling alim ilmu faraidh di antara kaum adalah Zain bin Tsabit.
(HR. Ahmad dan imam empat, selain Abu Dawud)
2
Subhi As-Shalih, Ilmu-Ilmu Hadist, (Jakarta: Firdaus, 2013), hal.205
5
Al-Sya`bi berkata, “ Keunggulan Zaid terhadap yang lain ada dua, yaitu
faraidh dan Al-quran.” Ibnu Abbas juga mengatakan, “Sunguh para sahabat
mengetahui bahwa Zaid bin Tsabit adalah orang yang dalam ilmunya, luas
pandangannya dalam memahami ajaran islam, unggul dalam ber-istinbath,dan
maupun berijtihad.” Di antara sifat Zaid yang lain adalah sangat lembut
terhadap keluarganya dan sangat pandai dikalangan sahabat. Ia adalah
pendukung Ustman, tetapi juga sangat menghargai Ali. Ia meninggal pada
tahun 45 Hijrah.3
3
Hamid Shalabuddin, Kisah-Kisah Islam. (Jakarta: PT. Intimedia Cipta Nusantara, 2009),
hal.14
4
Hasby Ash-Shiddiqy, Pengantar Ilmu Hadist. (Jakarta: Bulan-Bintang,1980), hal.88
6
“Andai kata Ibnu Abbas sama dengan usia kita, tidak ada seorang pun di
antara kita yang ilmunya sepersepuluh dari ilmunya.” Ia lalu melanjutkan,
“Penafsiran Al-qur`an terbaik adalah Ibnu Abbas.”
Ma`mar mengatakan :
Secara umum, ilmu Ibnu Abbas sebanding dengan ilmu tiga orang, yaiti Umar,
Ali dan Ubainin Ka`b.(Hr. Ibnu Asakir dalam kitab Kanz Al-Ummad)
Ibnu Umar juga berkomentar,
Ibnu Abbas adalah umat Muhammad yang paling alim tentang sesuatu yang
diturunkan kepala Muhammad.
Ubaidilillah bin Abdillah bin Inabah berpendapat, “ Aku tidak melihat
seseorang yang lebih alim daripada Ibnu Abbas tentang hadis Rasulullah:
sekaligus tentang keputusan Abu Bakar, Umar, dan Ustman. Demikian juga
tidak ada yang lebih faqih dan lebih alim daripad Ibnu Abbas tentang tafsir,
bahasa Arab, syair, berhitung, dan ilmu faraidh. Ia mempunyai waktu sehari
untuk syair, dan sehari untuk bahasa Arab. Aku melihat orang alim duduk
tertunduk di hadapannya dan aku melihat orang bertanya mendapatkan ilmu
darinya. Sehari-hari waktunya diisi untuk belajar dan mengajar. Lalu ia
menjadi sibuk ketika diangkat oleh Ali menjsdi pimpian di Bashrah.5
Hadis yang diriwayatkan sebanyak 1660 hadis. Hadis yang disepaki Al-
Bukhari dan Muslim sebanyak 95 hadis. Selain meriwayatkan hadis Nabi, ia
juga meriwayatkan pendapat para sahabat Anshar. Ia meninggal di Thaif pada
tahun 68 Hijriah dalam usia tujuh puluh satu tahun.
7
Abdullah bin Umar Al-Khathhab Al-Adawi Al-Quraisyi. Ia adalah putra
Umar bin Al-Khaththab dan saudara kandung Hafshah, istri Rasulullah. Ia
masuk Islam bersama ayahnya ketika masih kecil. Pada saat Perang Badar, ia
tidak boleh ikut karena usianya masih sepuluh tahun. Akan tetapi , setelah
berusia sepuluh tahun. Ia diperbolehkan megikuti perang Khandaq. Hal ini
menunjukkan bahwa kewajiban berperang lainnya yang diikuti adalah Perang
Muktah dan Perang Yarmuk. Ia juga bergabung dalam berbagai penaklukan,
seperti penaklukan di Mesir, Afrika, Persia, Bashrah, dan Madain.6
Abdullah bin Umar menjadi imamnya kaum muslimin dan pengibar
berdera fatwa. Ia sangat berhati-hati dalam fatwa dan dalam melangkah do
dunia politik. Oleh karena itu, ia mengindari perselisihan antara Ali dan
Mu`awiyah. Ia dipersksikan Nabi sebagai orang Shaleh. Para sahabat pun
mengakui keutamaannya dan sifat wara`-nya.
F. Abu Hurairah
6
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Rajawali Press, 2010), hal.207
8
Nama aslinya dalah Abdurrahman in Shakhr Al-Dausi.ia dipanggil Abu
Hurairah (bapak kucing). Panggilan ini diberikan Rasulullah pada saatia hadir
membawa kucing kecil di majelis Nabi. Panggilan ini diberikan kepadanya
kerena kecintaannya kepada kucing, sehingga ia jarang dipanggil dengan nama
aslinya. Ia megikuti perang Khaibar, yaitu pada tahun 7 Hijriah. Ia selalu
menyertai Nabi dan banyak meriwayatkan hadisdari beliau Baqi bin
Mukhallad, hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah sekitar 5374 hadis
mengenai Abu Hurairah, Al-Syafi`i berkata:
Abu Hurairah orang yang paling kuat hafalanya di antara orang
meriwayatkan hadis pada masanya.
Selain meriwayatkan hadis dari Nabi: Abu Hurairah juga meriwayatkan
hadis dari para sahabat, seperti Abu Bakar, Umar, Ustma, Ubai bin Ka`b,
Usamah bin Zaid, dan Aisyah. Sebanyak delapan ratus orang sahabat dan
tabi`in mengambilhadis darinya. Dari kalangan sahabat, seperti Abdullah bin
Abbas, Abdullah bin Umar, Jabir bin Abdillah, dan Anas bin Malik.
Sementara itu dari kalangan tabi`in,seperti Sa`id bin Musayyab,Ibnu Sirin,
Ikrimah, Atha, Mujahid, dan Al-Sya`bi.
Abu Hurairah adalah orang alm yang banyak memahami ilmu, imam
senior yang banyak memberikan fatwa, serta sahabat yang banyak beribadah
dan tawadhu. Ia meninggal duniapada tahun 58 Hijriah.
G. Aisyah
Aisyah binti Abu Bakar Al-Shiddiq adalah istri Rasulullah yang dinikahi
dua tahun sebelum hijrah. Menurut satu riwayat, ia dinikahi Rasulullah pada
usia tujuh tahun dan dikumpuli di Madinah setelah berusia sembilan tahun.
Atha` bin Rabah mengatakan, “ Aisyah adalah orang yang paling alim dan
paling baik pendapatnya” Senada dengan itu, Urwah mengatakan “saya tidak
melihat seorang yang lebih alim tentang fiqh dan syair daripada Aisyah.” Ia
banyak meriwayatkan hadis dari nabi dan periwayatan sangat terpercaya,
terutama dalam masalah fiqh keluarga. Hadis yang diriwayatkannya sebanyak
2.210 hadis. Banyak para sahabat dan tabi`inyang mengambil hadisnya, seperti
9
Urwah bin Zubair (anak saudara perempuan) dan Qasim bin Muhammad (anak
saudara laki-laki).
Aisyah adalah sahabat wanita yang berfatwadan berijhidat. Ia terkadang
ber-istinbath tentang suatu masalah kemudian berijtihad secra khusus untuk
menaggapi fatwa sebagai sahabat. Al-Zarkaysi menyusun kitab khusus tentang
hal ini yang diberi judul Al-Ijabah ma Istadrakathu Aisyah ala Al- Shahabah.
Aisyah wafat pada malam selasa, tanggal 17 ramadhan 57 Hijriah. Ia
dimakamkan dibaqi. Ketika Rasulullah wafat, usia Aisyah sekitar delapan
belas tahun. Dengan demikian, usianya lebih kurang enam puluh enam tahun.
10
Sungguh aku berkhidmah kepada Rasulullah SAW selama sepuluh tahun.
Beliau tidak pernah berkata kepadaku, “ah” Apa yang aku kerjakan tidak
pernah dipersoalankan, “mengapa kamu kerjakan begini ?” Dan, sesuatu yang
tidak aku kerjakan tidak dipersoalankan, “Mengapa tidak begini ?” (HR. Al-
Bukhari dan Muslim)
Ia selalu menemani Rasulullah sejak berhijrah sampai wafatnya
kemudian meriwayatkan hadist dari beliau, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan
Ubai. Hadistnya diriwayatkan oleh Al- Bukhari dan Muslim sebanyak 128
hadist,oleh Al-Bukhari sendiri sebanyak 80 hadist, serta oleh Muslim sendiri
sebanyak 70 hadist.7
Ia meninggal dunia di Bashrah pada tahun 93 Hijriah dalam usia seratus
tiga tahun
BAB III
PENUTUP
7
Usmani Ahmad Rofi, Ensikopedia Tokoh Muslim. (Bandung: PT Pustaka, 2007),
hal.109
11
A. Kesimpulan
Abdullah Bin Mas`uda bdurrahman Abdullah bin Mas`ud bin Ghafil Al-
Hadzali, terkadang dipanggil Ibnu Ummi Abdin yang merupakan nisbat kepada
ibunya. Ia adalah salah seorang sahabat dari empat Abdullah, yaitu Abdullah
bin Mas`ud, Abdullah bin umar, Abdullah bin Amr, dan Abdullah bin Abbas.
Abdullah bin Mas`ud termasuk golongan al-sabiqun al-awwalun. Ia adalah
orang yang pertama kali membaca Al-qur`an dengan suara keras di Mekah.
Setalah masuk islam, ia diambil Nabi sebagai khadim dan diizinkan untuk
mendengar rahasia beliau. Ia sering keluar-masuk rumah Nabi, mengenakan
sandal beliau, bejalan bersama beliau, memasangkan dinding ketika beliau
ingin mandi, membangunkan beliau dari tidur, serta membawakan siwak beliau
dan mencucikannya. Ia juga merasakan shalat dengan menghadap kiblat yang
berbeda, yaitu Baitul Maqdis dan Baitul Haram. Perang-perang yang diikuti
adalah perang badar, perang uhud, perang khandaq, perang bai`at al-ridhwan,
dan perang yarmuk. Hadisnya banyak diriwayatkan oleh para sahabat dan
tabi`in.
Banyak sahabat yang berkomentar mengenai kelebihan Abdullah bin
Mas`ud. Di antaranya adalah Hudzaifah.
B. Saran
Jika ditinjau ulang, tentu didalam makalah ini tidak akan lepas dari
koreksi para pembaca. Karena kami menyadari apa yang kami sajikan ini
sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca agar nantinya makalah ini akan
menjadi lebih sempurna dan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shiddiqy, Hasby, 1980. Pengantar Ilmu Hadist. Jakarta: Bulan-Bintang
12
As-Shalih, Subhi. 2013. Ilmu-Ilmu Hadist . Jakarta: Firdaus.
Khon, Abdul Majid. 2013. Ikhtisar Tarikh Tasryi’. Jakarta: Pustaka Nasional
13