Makalah Jambu Mete
Makalah Jambu Mete
Makalah Jambu Mete
Oleh :
Nama : Khaerul Sabil
NIM : D1B1 16 228
Kelas : AGOTEKNOLOGI - D
tertinggi di dunia. Maka itu, persebaran flora dan fauna Indonesia amatlah beragam.
Sebagai salah satu negara terluas di dunia, Indonesia memiliki lebih dari 17 ribu
pulau besar dan kecil. Kondisi tersebut menjadikan Indonesia kaya akan
keanekaragaman flora dan fauna. Tidak sedikit pula ditemukan flora dan fauna
Salah satu flora di Indonesia yang popular yaitu jambu mete/jambu monyet.
Jambu mete merupakan tanaman tahunan yang biasanya tumbuh di daerah kering.
Tanaman ini banyak ditanam untuk program rebosisasi, karena itu produksi jambu
pengekspor utama mete dunia dengan negara tujuan ekspor India, dan Uni Eropa.
termasuk dalam famili Anacardiaceae yang berasal dari Brazil. Jambu mete di
Indonesia berkembang sangat cepat, sehingga tanaman ini termasuk salah satu
pembangunan ekonomi dan pertanian di masa depan. Oleh sebab itu, spesies ini
2020).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah kali ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan jambu mete ?
2. Bagaimana klasifikasi tanaman jambu mete ?
3. Bagaimana Morfologi jambu mete?
4. Apa manfaat jambu mete
1. Akar
Memiliki akar tunggang hingga mencapai 5 m dan akar serabut
menyebar secara horisontal.
2. Batang
Batang sejati, berkayu dan keras. Tanaman dapat tumbuh hingga
ketinggian 10 – 15 m.
3. Daun
Daun tunggal, tumbuh pada cabang dan ranting secara selang seling,
bentuk daun bulat panjang hingga oval dan membulat atau meruncing pada
ujung daun. Panjang daun mencapai 10 – 20 cm , lebar daun 5 – 10 cm,
panjang tangkai daun0,5 – 1 m, tulang-tulang daun menyirip. Daun muda
berwarna coklat kemerahan hingga pucat sedangkan yang tua berwarna
hijau gelap.
4. Bunga
Tumbuh pada ujung tunas / ranting, tanaman mulai berbunga umur
3 – 5 tahun, jambu mete bisa berbunga sepanjang tahun bila didukung oleh
curah hujan yang merata sepanjang tahun, akan tetapi umumnya produksi
puncak terjadi 1 tahun sekali. Ukuran bunga kecil, harum, bunga termasuk
bunga majemuk, hermaprodit.
5. Buah
Jambu mete terdiri dari 2 bagian : buah sejati (biji mete) dan buah
semu (tangkai buah yang membengkak mirip jambu air). Ukuran panjang
gelondong 2,5 – 3,5 cm, lebar ± 2 cm tebal kulit 1 – 1,5 mm, rata-rata berat
gelondong 5 – 6 gr. Didalam gelondong terdapat kacang mete (kernel) yang
biasa dikonsumsi dalam bentuk kacang mete goreng atau lainnya, kacang
mete terdiri dari dua keping berwarna putih (Yuniarti, 2008).
Jenis tanah paling cocok untuk pertanaman jambu mete adalah tanah
berpasir, tanah lempung berpasir dan tanah ringan berpasir. Jambu mete paling
cocok ditanam pada tanah dengan pH antara 6,3-7,3, tetapi masih sesuai pada pH
antara 5,5-6,3 (Dalimartha, 2000). Produksi biji mete Indonesia pada tahun 2006
adalah sebanyak 140.573 ton (Ditjenbun, 2006).
Berdasarkan data setiap kilogram biji mete berisi ± 300 butir, dimana 1 kg
buah semu didapat dari 20 buah jambu mete, maka dari pengolahan setiap kilogram
mete akan diperoleh hasil ikutan 15 kg buah semu mete. Jadi dari 140.573 ton biji
mete akan diperoleh buah semu mete sebanyak 2.108.595 ton. Dari jumlah buah
semu mete sebanyak itu, diperkirakan paling banyak baru 40% saja yang sudah
dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk diversifikasi, sedangkan sisanya
60% atau sebanyak 1.265.157 ton merupakan limbah yang terbuang tidak
termanfaatkan. Sebuah langkah strategis bila buah semu mete tersebut diolah
menjadi produk etanol, suatu senyawa kimia penting yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi, karena selain sebagai BBN (Bahan Bakar Nabati), etanol
merupakan salah satu senyawa kimia yang memiliki manfaat yang sangat luas
antara lain sebagai pelarut, bahan desinfektan, bahan baku dalam industri farmasi
dan sebagainya (Gunawan et,al, 2001).
Jambu mete memiliki batang pohon yang tidak rata dan berwarna cokelat
tua.Tumbuhan ini merupakan jenis tumbuhan dikotil karena memiliki biji berkeping
dua.Memiliki buah seperti batu, keras, melengkung. Tangkai buahnya lama-kelamaan
akan menggelembung menjadi buah semu yang lunak (Dalimartha 2000). Memiliki daun
yang bertangkai pendek dan berbentuk lonjong (bulat telur) dengan tepian berlekuk-
lekuk, dan guratan daunnya terlihat jelas.Bunganya berwarna putih. Bunga majemuk,
bentuk malai, terletak diketiak daun dan di ujung cabang, mempunyai daun pelindung
berbentuk bulat telur dengan panjang berkisar 4-55 mm dan berwarna hijau muda. Pada
bagian buahnya membesar, berdaging lunak, berair dan memiliki warna kuning kemerah-
merahan adalah buah semu. Pohon memiliki tinngi anatar 8-12 m, memiliki cabang dan
ranting yang banyak. Batang melengkung, berkayu, bergetah, percabangan mulai dari
bagia pangkalnya (Dalimartha 2008). Daun tunggal, bertangkai, memiliki panjang berkisar
4-22,5 cm, dengan lebar 2,5-15 cm. Helaian daun memiliki bentuk bulat telur sungsang,
tepi rata, pangkal runcing, ujung membulat dengan lekukan kecil di bagian tengah,
memiliki tulang daun menyirip, berwarna hijau (Dalomartha 2000).Mahkota bunga
berbentuk runcing, saat masih muda berwarna putih setelh tua berwarna merah.Bunga
berumah satu memiliki bunga betina dan bunga jantan (Dalimartha 2000).
Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang kuat dan menimbulkan busa
bila dikocok dalam air. Senyawa ini dapat bekerja sebagai antimikroba (Robinson 1995).
Senyawa saponin dapat merusak membran. Rusaknya membran sitoplasma dapat
mengakibatkan sifat permeabilitas membran sel berkurang sehingga transport zat ke
dalam sel dan keluar sel menjadi tidak terkontrol. Zat yang berada di dalam sel seperti ion
organik enzim, asam amino dan nutrisi dapat keluar dari sel. Apabila enzim-enzim
tersebut keluar dari sel bersama dengan zat-zat seperti air dan nutrisi dapat
menyebabkan metabolisme terhambat sehingga terjadi penurunan ATP yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan sel, selanjutnya pertumbuhan sel bakteri
menjadi terhambat dan menyebabkan kematian sel (Antika et al. 2014).
Tannin merupakan senyawa yang bersifat fenol yang mempunyai rasa sepat dan
kemampuan menyamak kulit. Fungsi tannin sebagai alat pertahanan bagi tumbuhan
untuk mengusir hewan pemangsa tumbuhan, mempunyai aktivitas antioksidan,
menghambat pertumbuhan tumor dan mendenaturasi protein. Tannin larut dalam air,
etapi tidak larut dalam pelarut nonpolar organik (Robinson 1995). Tannin memiliki
aktivitas antibakteri yang berhubungan dengan kemampuannya untuk menginaktifkan
adhesin sel mikroba juga menginaktifkan enzim, dan mengganggu transport protein pada
lapisan dalam sel. Tannin juga mempuyai target pada polipeptida dinding sel sehingga
pembentukan dinding sel menjadi kurang sempurna.
Kegunaan tanaman Daun jambu mete meiliki khasiat sebagai antibakteri (Dahake
et al, 2009), antijamur (Ayepola et al. 2009), antiradang dan penurun glukosa darah
(Dalimartha, 2000), nyeri usus besar, bronkitis, batuk, sipilis, anastesi, disentri (Adebote,
et al., 2009), alergi, infeski kulit, diare. Akar tumbuhan jambu mete dimanfaatkan sebagai
pencuci perut. Daun jambu mete yang masih muda dimanfaatkan oleh sebagian
masyarakat indonesia khususnya masyarakat di dareah Jawa Timur sebagai salah satu
pengganti sayuran untuk konsumsi seharihari (Dalimartha, 2000
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran pada makalah ini sangat dibutuhkan agar penulis dapat lebih
meniongkatkan kualitas dari materi ataupun poin-poin yang menjadi pokok dari
subjudul makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah. 2013. Pengaruh Suhu Fosforilasi terhadap Sifat Fisikokimia Pati Tapioka
Termodifikasi. Fakultas Pertanian. Makassar : Universitas Hasanuddin.
Dalimartha, Setiawan. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Jakarta:
Trubus Agriwidya.
Ditjenbun. 2006. Daftar Komoditi Binaan. Direktorat Jenderal Perkebunan.
Gunawan, D., Sudarsono, Wahyuono S., Donatus I.A., dan Purnomo. 2001.
Tumbuhan Obat 2: Hasil Penelitian, Sifat-Sifat Dan Penggunaan.
Yogyakarta : PPOT UGM.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB.
Jumari, A., W. A. Wibowo, Handayani dan I. Ariyani. 2009. Pembuatan Etanol
Dari Jambu Mete Dengan Metoda Fermentasi. Buletin Ekuilbrum 7 (2)
: 48–54.
Liptan. 1999. Jambu Mete Sebagai Tanaman Penghijauan. Banjarbaru : Balai
Informasi Pertanian Banjarbaru.
Muldjiono. 1978. Laporan Penelitian Mutu Minyak & Nilai Gizi Biji Jambu Mete
Kalimantan Selatan. Banjar Baru : Balai Penelitian Banjar.
Muljohardjo, Muchji.1983. Jambu Mete dan Teknologi Pengolahannya
(Anacardium Occidentale .L). Yogyakarta : Liberty.
Yuniarti, T., 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta : Media
Pressindo.