Tugas Teknologi Produksi Benih Timun FIX

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

KOMODITAS MENTIMUN
NAMA

: Yudhistira Wharta Wahyudi

NIM

: 105040204111013

Kelas.

: Jumat 14.45

Asisten

: Cahya

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
201

BAB I
Pendahuluan
1.1

Latar Belakang
Dalam budidaya komoditas timun akan dimulai dengan hal yang sangat mendasar

yaitu benih. Benih merupakan bagian tanaman yang diperuntukan untuk perbanyakan.
Benih dihasilkan tanaman secara generatif maupun secara vegetatif. Dalam budidaya
timun benih dihasilkan secara generatif yaitu dihasilkan oleh buah. Buah timun
menghasilkan benih yang bisa untuk perbanyakan haruslah buah yang telah matang
secara fisiologi. Buah timun yang masak secara morfologi bila bijinya di tanaman tidak
akan bisa berkecambah karena biji tersebut belum menghasilkan embriyo.
Untuk itu perlu pengetahuan mengenai produksi benih untuk tanaman timun agar
didapat benih yang memiliki daya kecambah dan tumbuh baik.
1.1

Tujuan
Untuk mengetahui proses teknologi benih tanaman timun
Untuk mengetahui perbedaan produksi benih dengan budidaya untuk konsumsi
Untuk mengetahui sejarah komoditas timun

1.2

Manfaat
Agar mahasiswa mempu mengerti teknologi produksi benih timun
Agar mahasiswa mampu mengerti perbedaan antara produksi benih dengan
budidaya untuk konsumsi
Agar mahasiswa mengetahui sejarah dari timun.

BAB II
Tinjauan pustaka
2.1

Sejarah timun
Mentimun merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan yang
sudah populer di seluruh dunia. Menurut sejarahnya, tanaman mentimun berasal dari benua
Asia. Beberapa sumber literatu rmenyebutkan daerah asal tanaman mentimun adalah Asia
Utara, tetapi sebagian lagi menduga berasal dari Asia Selatan. Para ahli tanaman memastikan
daerah asa ltanaman mentimun adalah India, tepatnya di lereng gunung Himalaya. Di
kawasan ini diketemukan jenis mentimun liar yaitu Cucumis hardwichii Royle yang jumlah
kromosomnya tujuh pasang (n = 14). Padahal jumlah kromosom mentimun pada umumnya
adalah 2n = 2x = 24. Sumber genetik (plasma nuftah) mentimun yang lain diketemukan para
ahli tanaman terdapat di Afrika Selatan. Dari kawasan India dan Afrika Selatan,
pembudidayaan mentimun kemudian meluas kewilayah Mediteran. Mentimun merupakan
tanaman herba setahun yang batangnya tumbuh menjala ratau merambat, berbulu halus dan
berwarna hijau. Daunnya berwarna hijau,

kasar, berjari tiga hingga tujuh. Bunganya

merupakan bunga tunggal berbentuk lonceng dengan warna kuning. Buahnya secara umum
bulat memanjang. Untuk mentimun local buahnya agak bulat dan berwarna hijau pucat dan
kuning setelah tua.
(Annonymous. 2011)
2.2 Karakteristik Komoditas
Timun memiliki klasifikasi:
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Sub division : Angiospermae


Class

: Dicotyledonae

Ordo

: Cucurbitales

Family

: Cucurbitaceae

Genus

: Cucumis

Species

: Cucumis sativus L

Mentimun (Cucumissativus L.; suku labu-labuanatau Cucurbitaceae) merupakan


tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika
belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun
dapat ditemukan di berbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air yang
cukup banyak di dalamnya sehingga berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga
digunakan untuk membantu melembabkan wajah serta banyak dipercaya dapat menurunkan
tekanan darah tinggi.
Habitus mentimun berupa herba lemah melata atau setengah merambat dan merupakan
tanaman semusim: setelah berbunga dan berbuah tanaman mati. Perbungaannya berumah
satu (monoecious) dengan tipe bunga jantan dan bunga hermafrodit (banci). Bunga pertama
yang dihasilkan, biasanya padausia 4-5 minggu, adalah bunga jantan. Bunga-bunga
selanjutnya adalah bunga banci apabila pertumbuhannya baik. Satu tumbuhan dapat
menghasilkan 20 buah, namun dalam budidaya biasanya jumlah buah dibatasi untuk
menghasilkan ukuran buah yang baik. Buah berwarna hijau ketika muda dengan larik-larik
putih kekuningan. Semakin buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat
sampai putih. Bentuk buah memanjang seperti torpedo. Daging buahnya perkembangan dari
bagian mesokarp, berwarna kuning pucat sampai jingga terang. Buah dipanen ketika masih
setengah masakdan biji belum masak fisiologi. Buah yang masak biasanya mengering dan
biji dipanen, warnanya hitam.
(Annonymous. 2011)
2.3 Syarat Tumbuh
Ketimun dibudidayakan dimana-mana, baik di ladang, halaman rumah atau di rumah
kaca. Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus menerus. Pertumbuhan
nyamemerlukan kelembaban udara yang tinggi, tanah subur yang gembur dan mendapat
sinar matahari penuh dengan drainage yang baik. Ketimun sebaiknya dirambatkan keparapara dan tumbuh baik dari dataran rendah sampai 1.300 m dpl. Tanaman ini diduga berasal
dari daerah pegunungan Himalaya di India Utara
a.

Iklim
Ketinggian tempat : 1 m - 1.000 m di atas permukaan laut
Curah hujan tahunan : 800 mm - 1.000 mm/tahun
Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 5 bulan - 7 bulan
Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan) : 4 bulan - 6 bulan
Suhu udara : 170 C - 230 C

b.

Kelembapan : sedang
Penyinaran : sedang - tinggi
Tanah
Tekstur : lempung
Drainase : baik
Kedalaman air tanah : 50 cm - 200 cm dari permukaan tanah
Kedalaman perakaran : di atas 15 cm dari permukaan tanah
Kemasaman (pH) : 5,5 - 6,8
Kesuburan : tinggi
(Rukmana. 1995)

2.4 Teknologi Produksi Komoditas


Perlakuan yang Diterapkan Komoditas
Menurut ashari, 1995 teknologi produksi mentimun yang diterapkan meliputi :
a. Persiapan Lahan
Tanah diolah dengan dibajak atau dicangkul untuk membuat guludan dengan
tinggi antara 40-50 cm, lebar 60 cm, jarak antar guludan 40 cm. Biarkan tanah kering
selama minimal 1 minggu. Rapikan guludan sambil memperbaiki saluran air diantara
guludan. Pemakaian mulsa plastik disarankan untuk mendapat hasil yang lebih baik.
Pupuk dasar diberikan pada saat penanaman biji mentimun, yaitu SP-36, NPK dan ZA.
Dengan membuat lubang memakai tugal, lubangnya didekat biji mentimun yang ditanam.
b. Penanaman
1. Pembuatan lubang tanam dua baris atau double rows 60 x 30 cm, masukkan biji
mentimun dalam lubang dengan jumlah biji 3 biji perlubang sedangkan lubang pupuk
dapat ditugal 5 cm disamping lubang tanam.
2. Benih ditanam sedalam 1 cm, 3 benih perlubang tanam.
3. Benih ditutup dengan abu jerami pada musim kemarau dan pada musim hujan
dengan abu ditambah pupuk kandang.
4. Penyulaman dilakukan secepatnya agar pertumbuhan tanaman seragam.
c. Pemeliharaan tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman
Selama 2 (dua) minggu setelah ditanam, mentimun harus harus diamati kontinu, terutama
bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal.Bibit yang mati harus segera disulam.Cara
menyulam adalah dengan mencabut bibit yang mati, kemudian diganti dengan bibit yang
baru.Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada saat sinar matahari
tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas.Biji mentimun untuk penyulaman
sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh.

2. Pemupukan
Pemupukan dilakukan 3 kali dengan dosis 10 gr per tanaman atau 1 sendok teh untuk
aplikasi pertama pada umur 12 hst. Sedangkan aplikasi kedua dan ketiga dengan dosis 20
gr pertanaman atau 1 sendok makan pada umur 25 dan 45 hst. Pupuk diletakkan pada
jarak 10 20 cm dari tanaman.
3. Pengairan
Pengairan diberikan setiap selesai pemupukan. Sedangkan pengairan rutin diberikan
dengan melihat kondisi tanah di bawah mulsa.Pada musim hujan, yang harus diperhatikan
adalah drainase yang harus terbuka untuk membuang air dari dalam areal tanaman.
4. Pemasangan lanjaran atau pengajiran
Pemasangan lanjaran bisa dilakukan atau dipasang tanaman belum transplanting atau
dipasang setelah 2 minggu tanam. Pengajiran bertujuan untuk tanaman agar tumbuh tegak
ke atas dan memperoleh sinar matahari secara optimal.Selain itu ajir juga berfungsi untuk
merambatkan

tanaman,

memudahkan

pemeliharaan

dan

tempat

menopang

buah.Pengajiran dilakukan seawal mungkin ( 5 hari setelah tanam) agar tidak


mengganggu dan merusak perakaran tanama.Tinggi ajir 2 meter.cara pengajiran yaitu:
mengikat batang tanaman (di bawah daun pertama), melilitkan tali kasur pada batang
tanaman.
5. Pembumbunan
Pembumbunan adalah penimbunan tanah dipangkal rumpun tanaman sehingga menutup
rimpang yang mungkin muncul dipermukaan tanah.Dengan demikain, pembumbunan
juag berarti memperluas wilayah tumbuh akar dan rimpang, sehingga daya tembus akar
dan pembesaran rimpang menjadi makin leluasa.Dengan pembumbunan, partikel tanah
yang besar dihancurkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.Kegiatan pembumbunan
dalam budi daya tanaman bisa dilakukan bersama-sama dengan penyiangan.Saat
dilakukan penyiangan, tanah-tanah disepanjang barisan tanaman ditimbunkan dipangkal
rumpun tanaman. Cara ini sekaligus juga menciptakan parit-parit di atas bedengan yang
akan semakin melancarkan drainase. Tanah yang tergenangi air dan terlalu lembab bisa
memicu serangan penyakit sehingga tanaman mudah membusuk.Umunya kegiatan
pembumbunan sampai panen tiba dilakukan sebanyak tiga kali. Namun, ditanah yang
ringan kegiatan ini harus dilakukan agak sering, terutama setelah turun hujan yang bisa
mengikis tanah dipangkal tanaman
6. Pewiwilan dan Pengikatan
Wiwil adalah pekerjaan membuang tunas-tunas yang tumbuh di ruas ke 3 atau 4. Dampak

positif dari wiwil ini adalah mempercepat pertumbuahan tanaman ke atas disamping
untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru, Sedangkan fungsi ikat adalah agar
tanaman dapat menjalar ke atas, sehingga tanaman dapat tumbuh tegak. Dengan ikat akan
mempermudah pelaksanaan pemeliharaan dan panen.
7. Penyiangan.
Penyiangan dilakukan untuk menghilangkan gulma.
d. Panen dan Pasca Panen
Timun mercedes dapat dipanen setelah tanaman berumur 38 40 hari sejak tanam. Buah
yang dipanen berukuran panjang sekitar 18 20 cm dengan berat antara 80- 120 g. Buah
yang berbentuk lurus berdiameter 1,5 2,5 cm dengan berat 20 g adalah buah kualitas
super. Saat panen yang baik adalah pagi hari antara pukul 06.00-10.00 dan sore hari
antara pukul 15.00-17.00.
(Rukmana. 1995)

BAB III
Pembahasan
Budidaya produksi benih
Menurut (Rinda Kirana, Redy Gaswanto, dan Iteu M. Hidayat. 2012.). Budidaya untuk
produksi benih timun hampir sama seperti budidaya untuk konsumsi, kecuali ada perlakuan
isolasi jarak dan seleksi (roguing) untuk menjaga kemurnian genetik benih yang dihasilkan.
Tanaman timun termasuk tanaman yang menyerbuk silang (cross pollinated) dengan perantara
serangga. Isolasi jarak yang digunakan sekitar 1000 m. Seleksi tanaman dilakukan pada fase
pertumbuhan vegetatif, fase berbunga, dan fase berbuah, meliputi : keseragaman pertumbuhan,
bentuk daun, warna bunga, bentuk buah dan lain-lain.
Waktu panen untuk benih
Waktu panen buah untuk benih timun sekitar 130 hari setelah semai untuk tanaman yang
ditumbuhkan di dataran tinggi dengan ciri buah telah berwarna hijau. Buah timun dipanen
dengan cara dipetik.
Prosesing benih
Biji timun diselimuti gelatin yang mengandung zat inhibitor, sehingga biji mengalami
dormansi. Prosesing benih timun dilakukan dengan cara mengekstraksi buah, kemudian
difermentasi 2 hari supaya gelatin terpisah dari biji, dan dicuci bersih. Biji timun kemudian
dibungkus kertas dan dikeringkan. Dari satu buah timun rata-rata dapat dihasilkan sekitar 75 biji.
Pengeringan Benih
Biji timun dikeringkan di bawah sinar matahari selama 3 hari. Setelah kadar air biji telah
mencapai sekitar 8.0 - 10,0 %, maka biji harus segera dikemas.
Pengemasan benih
Benih atau biji timun dapat dikemas dalam kemasan kertas, namun akan lebih baik lagi
jika menggunakan kemasan alumunium foil, karena sifatnya yang kedap udara. Jika
memungkinkan udara yang ada dalam kemasan alumunium foil dikeluarkan dengan

menggunakan alat penghisap (vacuum), sehingga kadar air benih awal dapat dipertahankan.
Kadar air benih timun merah ketika akan dikemas sebaiknya sekitar 8.0 - 10,0%.
Penyimpanan benih
Benih yang dikemas dalam kemasan kertas harus disimpan dalam stoples kaca yang telah
diberi bahan desikan, seperti : silica gel; arang; abu gosok, sehingga udara didalam stoples
diharapkan tetap kering dan dapat mempertahankan kadar air benih awal. Untuk benih yang
dikemas dalam kemasan alumunium foil sebaiknya juga disimpan dalam wadah stoples yang
tertutup. Selanjutnya stoples disimpan di tempat yang kering dan sejuk. Jika memungkinkan
dapat disimpan dalam gudang benih yang suhu dan kelembabannya dapat diatur (t = 18o C; RH
= 30%)

BAB IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
Produksi benih tanaman di maksudkan untuk perbanyakan benih tanaman di
kemudian hari untuk digunakan oleh masyarakat. Perbedaan antara produksi benih timun
dengan budidaya untuk konsumsi yaitu isolasi dan roguing. Pada produksi benih isolasi
dan roguing perlu di lakukan untuk menjaga kemurnian genetik tanaman. sedangkan pada
budidaya untuk konsumsi tidak perlu dilakukan isolasi dan roguing.
4.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam untuk teknologi produksi timun agar
mendapat metode yang sangat jitu dan cocok untuk iklim tropis seperti di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Annonymous.2011.http://rierevolution.wordpress.com/2010/07/26/mentimun-peluang-budidayadan-manfaat/. Diakses tanggal 11 Desember 2011.
Anonymous. 2011. http://hulurawa.webs.com/mentimun.htm. diakses tanggal 11 Desember 2011
Rukmana, Rahmat. 1995. Budidaya Mentimun. Yogyakarta. Kanisius
Rinda Kirana, Redy Gaswanto, dan Iteu M. Hidayat. 2012. Produksi benih timun.
http://hortikultura.litbang.deptan.go.id/index.php?
bawaan=teknologi/isi_teknologi&id_menu=4&id_submenu=19&id=33

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy