Jurnal Biokimia Analisis Protein Tempe Biji Nangka
Jurnal Biokimia Analisis Protein Tempe Biji Nangka
Jurnal Biokimia Analisis Protein Tempe Biji Nangka
OLEH :
DOSEN PEMBIMBING:
UNIVERSITAS JAMBI
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Biji nangka lebih sering diolah oleh masyarakat dengan cara direbus dan
dijadikan makanan cemilan. Biji nangka terdapat kandungan gizi yang baik untuk
tubuh terutama kandungan proteinnya. Salah satu makanan tradisional Indonesia
yang mempunyai kadar gizi sangat baik adalah tempe. Hampir sebagian
masyarakat menjadikan tempe sebagai menu harian mereka. Tidak hanya
masyarakat kelas bawah, menengah ke atas pun juga mengonsumsinya. Bahan
dasar tempe (kedelai) bisa diolah menjadi bahan makanan lain, yaitu tauco, tahu,
kecap dan lain-lain (Astawan, 2009). Dilihat dari pemanfaatan bahan dasar tempe
yang bermacam-macam tesebut, petani Indonesia pun berusaha meningkatkan
produksi kedelai (Adisarwanto, 2010). Akan tetapi, produksi kedelai tiap tahun
tidak menentu, kadang meningkat dan menurun. Penurunan produksi kedelai
disebabkan penurunan areal tanam (Adisarwanto, 2010) dan produktivitas rendah
atau gagal panen akibat serangan virus CPMMV (Marwoto, 2011).
Belakangan ini pasokan kedelai yang ada tidak bisa memenuhi kebutuhan
bahan baku industri pengolahan tempe. Kondisi ini memaksa pemerintah untuk
mengimpor kedelai guna memenuhi kebutuhan tersebut. Akibatnya harga tempe
dipasaran menjadi mahal. Oleh sebab itu terjadi keterbatasan kedelai yang
menyebabkan harga kedelai naik. Untuk itu perlu dicari alternatif pengganti
kedelai. Biji nangka memiliki kadar gizi tertentu diantaranya protein, karbohidrat,
lemak, dan lain-lain yang kemungkinan besar dapat menggantikan kedelai
(Hayati, 2009). Oleh karena itu biji nangka ini bisa dimanfaatkan menjadi bahan
baku alternatif untuk pembuatan tempe.
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Morales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus heterophyllus
Tabel 1. Komposisi Gizi 100 Gram Biji Nangka dan Kacang Kedelai
Berdasarkan Tabel 1 di atas, terlihat bahwa kadar potein biji nangka lebih
sedikit jika dibandingkan dengan kacang kedelai, sehingga perlu penelitian lebih
lanjut untuk meningkatkan kadar protein, salah satu usahanya adalah dengan
membuatnya menjadi tempe dengan bantuan ragi.
Biji nangka merupakan sumber karbohidrat (36,7 g/100 g), protein (4,2
g/100 g), dan energi (165 kkal/100 g), sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pangan yang potensial. Biji nangka juga merupakan sumber mineral yang baik.
Kandungan mineral per 100 gram biji nangka adalah fosfor (200 mg), kalsium
(33mg), dan besi (1,0 mg). Selain dapat dimakan dalam bentuk utuh, biji nangka
juga dapat diolah menjadi tepung. Selanjutnya dari tepungnya dapat dihasilkan
berbagai makanan olahan (Astawan, 2007).
2.4 Fermentasi
Fermentasi adalah bentuk pengawetan makanan secara modern. Umumnya
bahan makanan yang akan diawetkan akan mengalami proses pengubahan
karbohidrat menjadi alkohol. Proses tersebut dipengaruhi oleh enzim yang dibuat
oleh sel-sel ragi. Umumnya bahan makanan yang diawetkan ditaburi dengan ragi,
kemudian disimpan dalam keadaan lembab tanpa sinar matahari. Beberapa contoh
proses fermentasi sering digunakan dalam pembuatan tempe, tape, tahu, kecap,
tauco, dan lain-lain (Laning, 2007:10-11).
2.5 Tempe
Tempe adalah makanan hasil fermentasi dan salah satu makanan khas
penduduk Indonesia. Di Indonesia, pembuatan tempe sudah menjadi
industrirakyat. Tempe mengandung berbagai nutrisi yang diperlukan oleh tubuh
seperti protein, lemak, karbohidrat, dan mineral. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna,diserap dan
dimanfaatkan tubuh. Hal ini dikarenakan kapang yang tumbuh pada kedelai
menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang
mudah dicerna oleh manusia. Pada umumnya bahan baku pembuatan tempe
adalah kedelai (Kasmidjo, 1990).
Tempe memiliki manfaat baik dari segi nutrisi maupun manfaat kesehatan.
Sebagai sumber nutrisi, tempe berperan sebagai sumber protein dan mineral besi.
Sebagai obat dan penunjang kesehatan, tempe berperan sebagai anti diare
(misalnya dalam pembuatan super oralit dari 40-50 g tempe) dan anti bakteri.
Senyawa anti bakteri pada tempe dapat menghambat sembilan jenis bakteri gram
postitif dan satu jenis bakteri gram negatif, yaitu: Streptococcus lactis, S.
cremoris, Leuconostoc dextranicum, L. mesenteroides, Staphylococcus aureus,
Bacillus subtillis, Clostridium botulinum, C. sporogenes, C. butyricum, dan
Klebsiella pneumoniae (Syarief et al., 1999). Wang dan Hesseltine (1981)
menyatakan bahwa Rhizopus oligosporus bahkan dapat mencegah akumulasi
aflatoksin yang ada pada kedelai dengan melakukan hidrolisis.
METODOLOGI PENELITIAN
Hasil
3.2 Analisis Kadar Protein Tempe Biji Nangka
gr . sampel ×1000
PEMBAHASAN
Pada pengaruh waktu fermentasi yang digunakan pada 100 gram biji
nangka dan berat ragi 1 gram dan waktu fermentasi yang divariasikan dari 24 jam
sampai 72 jam. Berdasarkan penelitian–penelitian data yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
Tabel 2. Pengaruh Waktu Fermentasi terhadap Kadar Gizi Tempe Biji Nangka
(Biji Nangka 100 g dan Berat Ragi 1 g).
Waktu Fermentasi Kadar Protein
(jam) (%)
24 5,17
36 5,56
48 5,96
60 5,39
72 4,89
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa kadar gizi tempe biji nangka dengan bahan
baku biji nangka 100 gram dan berat ragi 1 gram pada awalnya memiliki
kecenderungan semakin lama waktu fermentasi maka kadar protein yang
diperoleh semakin besar pula, namun setelah waktu fermentasi melewati 48 jam
maka kadar protein yang diperoleh semakin menurun. Pada variabel ini kadar
protein dan kadar serat tertinggi diperoleh pada waktu fermentasi 48 jam dengan
kadar protein sebesar 5,96%.
Hasil ini bila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widodo
(2012) ada perbedaan kandungan protein yang diperoleh, dimana kadar protein
yang diperolehnya sebesar 7,13% untuk waktu fermentasi 48 jam, namun ragi
yang digunakan sebesar 0,6%. Penelitian yang dilakukan oleh Hayati (2009)
dengan bahan baku biji nangka 100 gram dan berat ragi 1 gram diperoleh kadar
protein sebesar 6,85% untuk waktu fermentasi 48 jam. Penelitian yang dilakukan
oleh Yuliana dan Rindjani (2015) diperoleh kadar protein sebesar 3,44% untuk
waktu fermentasi 60 jam, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ristia (2014)
dengan bahan baku biji nangka, kandungan protein yang diperoleh hanya sebesar
11,2 mg dalam 100 g tempe biji nangka.
Pada pengaruh berat ragi terhadap nilai gizi tempe biji nangka ini digunakan
biji nangka sebanyak 100 gram dan waktu fermentasi selama 48 jam dengan berat
ragi divariasi dari 1 gram sampai dengan 3 gram. Data yang diperoleh tersaji pada
Tabel 3 dan Gambar di bawah ini:
Tabel 3. Pengaruh Berat Ragi terhadap Kadar Gizi Tempe Biji Nangka(Biji
Nangka
Berat Ragi Kadar Protein
(gram) (%)
1 5,96
1,5 5,45
2 5,50
2,5 5,48
3 5,53
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa kadar gizi tempe biji nangka
dengan bahan baku biji nangka 100 gram dan waktu fermentasi selama 48 jam
memiliki kecenderungan semakin banyak ragi yang digunakan maka semakin
menurun kadar protein yang diperoleh, kemudian cenderung konstan dengan
penambahan ragi. Sedangkan Pada variabel ini kadar protein tertinggi diperoleh
pada penggunaan ragi sebanyak 1 gram dalam 100 gram biji nangka, yakni kadar
proteinnya 5,96%.
KESIMPULAN
1. Kadar protein dalam biji nangka mengalami peningkatan setelah biji nagka
dibuat menjadi tempe, yakni dari 4,2% menjadi 5,96%.
2. Tempe biji nangka yang paling baik dan paling banyak disukai adalah tempe
biji nangka dengan berat ragi 1 gram dan waktu fermentasi 48 jam yang
mempunyai kandungan protein sebesar 5,96%.
3. Tempe kedelai lebih baik dibandingkan tempe biji nangka dalam segi
pemenuhan kebutuhan protein. Hal tersebut disebabkan protein dan lemak pada
biji kedelai lebih tinggi daripada protein dan lemak yang terkandung pada biji
nangka.
DAFTAR PUSTAKA
Champbell. Reece and Mitchell L. 1999. Biologi. Edisi kelima jilid 2. Jakarta :
penerbit Erlangga.
Nuraini, N.D. 2011. Aneka Manfaat Kulit Buah dan Sayuran, Manfaat dan Cara
Pemakaian. Yogyakarta: CV Andi.
Roman ickers. 2013. Kandungan dan manfaat dari biji nangka. http://jurnal-
id.blogspot.co.id/2013/02/Kandungan-dan-manfaat-dari-biji-beton.html.
Diakses pada, 30 september 2013
Widyastuti, Y.E. dan F.B. Paimin, 1993. Mengenal Buah Unggul Indonesia.
Jakarta: PT.Penebar Swadaya