Paus Sergius I
Paus Santo Sergius I | |
---|---|
Awal masa kepausan | 687 |
Akhir masa kepausan | 8 September 701 |
Pendahulu | Conon |
Penerus | Yohanes VI |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | tidak diketahui |
Lahir | tanggal tidak diketahui Palermo, Sisilia |
Meninggal | 8 September 701 tempat tidak diketahui |
Paus lainnya yang bernama Sergius |
Paus Sergius I adalah Paus Gereja Katolik yang memimpin Gereja Katolik dari tahun 687 hingga tahun 701. Ia dikenal sebagai seorang gembala yang setia menjaga kemurnian ajaran iman di tengah tantangan internal dan eksternal yang melanda Gereja pada masa itu. Kehidupannya mencerminkan ketekunan, kebijaksanaan, dan kesalehan yang menginspirasi umat Kristen di seluruh dunia.
Kehidupan Awal
[sunting | sunting sumber]Sergius lahir pada sekitar tahun 650 di Palermo, Sisilia, dari keluarga Kristen yang taat. Orang tuanya, Tiberius dan Placidia, dikenal sebagai orang-orang yang beriman dan memberikan pendidikan rohani yang kuat kepada putra mereka. Dalam masa mudanya, Sergius menunjukkan ketertarikan yang mendalam terhadap kehidupan spiritual dan ajaran Gereja. Ia belajar di Roma dan dikenal karena kecerdasan serta kelembutannya dalam berkomunikasi dengan sesama.
Pemilihan Sebagai Paus
[sunting | sunting sumber]Setelah wafatnya Paus Konon pada tahun 687, Gereja Roma mengalami perselisihan dalam pemilihan penggantinya. Dua kelompok utama di Gereja masing-masing mendukung kandidat berbeda, yaitu Paschal dan Teodor. Ketegangan ini membuat proses pemilihan berlangsung dalam kebingungan. Namun, para pemimpin Gereja akhirnya sepakat untuk memilih Sergius sebagai kompromi, karena ia dianggap sebagai sosok yang tidak memihak dan berkepribadian mulia. Pemilihannya diterima dengan penuh sukacita oleh umat.
Kepemimpinan dan Pelayanan
[sunting | sunting sumber]Sebagai paus, Sergius I menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam Gereja maupun dari luar. Salah satu isu utama pada masa kepemimpinannya adalah kontroversi mengenai Monotelitisme, sebuah ajaran sesat yang mengajarkan bahwa Kristus hanya memiliki satu kehendak ilahi, tanpa adanya kehendak manusiawi. Sergius meneguhkan ajaran Gereja yang benar, yaitu bahwa Kristus memiliki dua kehendak, ilahi dan manusiawi, sebagaimana dinyatakan dalam Konsili Konstantinopel III.
Selain itu, Sergius juga menentang campur tangan kekaisaran Bizantium dalam urusan Gereja. Ketika Kaisar Yustinianus II mencoba memaksakan keputusan Konsili Quinisextum (692) kepada Gereja Roma, Sergius menolak menerima beberapa kanon yang bertentangan dengan tradisi Gereja Barat. Penolakan ini menunjukkan keberanian Sergius dalam mempertahankan otonomi Gereja dari campur tangan politik.
Karya dan Tradisi Liturgi
[sunting | sunting sumber]Paus Sergius I dikenal karena kontribusinya dalam memperkaya liturgi Gereja. Salah satu warisan utamanya adalah pengenalan Lamb of God (Agnus Dei) dalam Misa Kudus. Doa ini, yang diambil dari Injil Yohanes 1:29, menjadi bagian integral dari liturgi dan terus digunakan hingga hari ini. Sergius juga mendorong perayaan beberapa pesta liturgis baru, termasuk pesta Kelahiran Perawan Maria, yang dirayakan pada tanggal 8 September.
Hubungan dengan Wilayah Gerejawi
[sunting | sunting sumber]Dalam masa kepemimpinannya, Sergius menunjukkan perhatian besar terhadap wilayah-wilayah Gerejawi yang jauh dari Roma. Ia menjalin hubungan yang baik dengan Gereja di Inggris, khususnya melalui komunikasi dengan Santo Wilfrid, uskup York. Sergius memberikan dukungan moral dan spiritual kepada umat Kristen di wilayah tersebut, yang saat itu sedang mengalami pertumbuhan iman yang pesat.
Kematian dan Warisan
[sunting | sunting sumber]Sergius I wafat pada tanggal 8 September 701 setelah menjabat selama 14 tahun. Ia dimakamkan di Basilika Santo Petrus di Roma. Kehidupan dan pelayanannya dikenang sebagai teladan kepemimpinan yang berakar pada iman dan kasih. Sergius dihormati sebagai seorang paus yang setia mempertahankan kebenaran Injil di tengah tantangan zaman.
Penghormatan dan Kanonisasi
[sunting | sunting sumber]Paus Sergius I dihormati sebagai santo oleh Gereja Katolik. Hari pestanya dirayakan pada tanggal 8 September, bersamaan dengan pesta Kelahiran Perawan Maria, sebagai tanda penghormatan atas dedikasinya kepada Bunda Maria. Kehidupannya menginspirasi banyak umat untuk hidup dalam kebenaran dan kasih Kristus.
Didahului oleh: Conon |
Paus 687 – 701 |
Diteruskan oleh: Yohanes VI |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Duffy, Eamon. Saints and Sinners: A History of the Popes. New Haven: Yale University Press, 2006.
- Kelly, J. N. D. The Oxford Dictionary of Popes. Oxford: Oxford University Press, 1986.
- Mann, Horace K. The Lives of the Popes in the Early Middle Ages. London: Kegan Paul, 1912.
Pustaka tambahan
[sunting | sunting sumber]- Ekonomou, Andrew J. 2007. Byzantine Rome and the Greek Popes: Eastern influences on Rome and the papacy from Gregory the Great to Zacharias, A.D. 590–752. Lexington Books.