Standar Prosedur Operasional Obs & Ginekologi (Peb)
Standar Prosedur Operasional Obs & Ginekologi (Peb)
Standar Prosedur Operasional Obs & Ginekologi (Peb)
I. TINDAKAN OPERASI 1. Prosedur Tindakan persiapan operasi 2. Prosedur Tindakan Pembedahan Salpingo Oovorektomi Unilateral 3. Prosedur Tindakan Pembedahan Histeroktomi Totalitas 4. Prosedur Tindakan Pembedahan Histeroktomi Radikal 5. Prosedur Tindakan Pembedahan Histeroktomi Supravaginalis 6. Prosedur Tindakan Pembedahan Histeroktomi Pervaginan 7. Prosedur Tindakan Pembedahan Surgical Staging 8. Prosedur Tindakan Pembedahan Kuretase Molahidatidosa 9. Prosedur Tindakan Pembedahan Refail Fistel 10 Prosedur Tindakan Pembedahan Tubektomi (Minilaparatomi) 11 Prosedur Tindakan Pembedahan Laparoskopi Diagnostik/Operasif 12 Prosedur Tindakan Pembedahan Kista Terpuntir 13 Prosedur Tindakan Pembedahan Post Operasi Obstetri 14 Prosedur Tindakan Pembedahan Post Operasi Ginekologi 15 Prosedur Tindakan Pembedahan Seksio Sesar 16 Prosedur Tindakan Pembedahan Bedah Mikro PROSEDUR RAWAT JALAN 1. Prosedur Rawat Jalan Endoktrin 2. Prosedur Rawat Jalan Obstetri 3. Prosedur Jalan Infertil 4. Prosedur PKBRS 5. Prosedur Rawat Jalan Onkologi 6. Prosedur Rawat Jalan Ginekologi PROSEDUR RAWAT JALAN 1 Prosedur Pelayanan Perdarahan Post Partum 2 Prosedur Pelayanan Perdarahan Janin Mati Dalam Rahim 3 Prosedur Pelayanan Perdarahan Letak Sunsang 4 Prosedur Pelayanan Perdarahan Letak Lintang 5 Prosedur Pelayanan Perdarahan Preterm 6 Prosedur Pelayanan Perdarahan Infeksi Intra Parfum 7 Prosedur Pelayanan Perdarahan Ekstraksi Forsep 8 Prosedur Pelayanan Perdarahan Ekstraksi Vakum 9 Prosedur Pelayanan Plasenta Previa 10 Prosedur Pelayanan Solusio Plasenta 11 Prosedur Pelayanan Asfiksia Intra Uterin 12 Prosedur Pelayanan Persalinan Kasep 13 Prosedur Pelayanan Ruptura Uterin 14 Prosedur Pelayanan Penderita Dengan Posterem yang akan di Terminasi 15 Prosedur Pelayanan Rujukan 16 Prosedur Pelayanan Persalinan Normal
II.
III
IV
PROSEDUR KAMAR ISOLASI 1. Prosedur Pelayanan Pre Ekslampsia 2. Prosedur Pelayanan Ekslampsia 3. Prosedur Pelayanan Hamil dengan Infeksi Berat Atau Sepsis 4. Prosedur Pelayanan Hamil dengan Kelainan Jantung 5. Prosedur Pelayanan Hamil dengan Hepatitis 6. Prosedur Pelayanan Bangsal Isolasi 7. Prosedur Pelayanan Gestosis PROSEDUR BANGSAL OBSTETRI 1. Prosedur Pelayanan Kehamilan Ganda 2. Prosedur Pelayanan Kehamilan Resiko Tinggi 3. Prosedur Pelayanan Post Natal 4. Prosedur Pelayanan Kehamilan dengan pertumbuhan janin terlambat 5. Prosedur Pelayanan Patologi PROSEDUR BANGSAL GINEKOLOGI 1 Prosedur Bangsal Ginekologi 2 Prosedur Bangsal Pra Operasi 3 Prosedur Kamar Tindakan Ginekologi 4 Prosedur Pelayanan Hiperemis Gravidarum 5 Prosedur Bangsal Onkologi 6 Prosedur Pelayanan Pemeriksaan Penunjang Laboratorium dan Radiologi PROSEDUR RUANG PERAWATAN INTENSIF (RR) 1 Prosedur Bangsal Pasca Operasi Ginekologi 2 Prosedur Bangsal Pasca Operasi Obstetri 3 Prosedur Perawatan Seksiosessaria Elektif 4 Prosedur Pelayanan Kebutuhan Cairan dan Darah
VI
VII
Nomor Dokumen
Nomor Revisi
Halaman
Tanggal Terbit
Pengertian Tujuan
Tindakan dengan melakukan persiapan sebelum operasi Memberikan pelayanan persiapan sebelum operasi pada pasien-pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan indikasi untuk melakukan tindakan operasi
Kebijakan
Segala pesiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien
Prosedur
1. Pemeriksaan laboratorium lengkap 2. Persiapan alat, obat dan darah 3. Konsultasi antar departemen 4. Persiapan operasi Pengosongan rectum (klisma / kolon cepat) Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin
Kebutuhan Personel : 1 orang residen jama II Administratif : 1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis. 2. Penjadwalan operasi Unit Terkait 1. Departemen Obsteri dan Ginekologi, 2. Instalasi Bedah Sentral, 3. Instalasi Bedah darurat, 4. Departemen Ilmu Kesehatan Anak 5. Departemen Ilmu Penyakit Dalam, 6. Departemen Patalogi Anatomi,
2. PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN SALFINGO OOVOREKTOMI UNILATERAL Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
Tanggal Terbit
Pengertian
Tindakan pembedahan dengan melakukan laparotomi dan insisi dinding uterus untuk mengeluarkan ovarium
Tujuan
Memberikan pelayanan tindakan pembedahan salfingooovorektomi pada pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan indikasi untuk mengeluarkan ovarium.
Kebijakan
Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien. Tindakan pembedahan salfingooovorektomi unilateral dikerjakan dengan indikasi dan meninggalkan ovarium yang sehat yang kontralateral.
Prosedur
1. Persiapan operasi Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat) Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.
2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan 3. Tindakan anasthesi umum 4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 1 jam 5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel 1. 1 orang operator / pembedah spesialis Obgin/chief residen. 2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin 3. 1 orang dokter ahli anasthesi 4. 1 orang penata anasthesi 5. 1 orang penata instrument
Administratif 1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis.
Obat dan alat habis pakai 1. Obat-obat anasthesi umum 2. Oksigen 3. Darah 600 ml 4. Cairan infus Dekstrose 5 % 2 kolf Assering 2 kolf Ringer laktat 2 kolf NaCl 0,9 % kolf 5. Alat infuse set 6. Jarum nfus vebocat no.21 7. Alat suntik 10 cc (3) 5 cc (3) 3 cc (3) 8. Kateter dan kantong urine 9. Obat antiseptic (pepidone, iodine) 10. Benang jahit Chromic catgut 3 pcs Plain cagut 3 pcs Vieryl 2 pcs
11. 12.
Unit Terkait
1. Departemen Obsteri dan Ginekologi 2. Instalasi bedah sentral 3. Instalasi bedah darurat 4. Instalasi Anasthesi 5. Departemen Anasthesi 6. Departemen Patalogi Anatomi
3. PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN HISTEREKTOMI TOTALITAS Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
Tanggal Terbit
Pengertian
Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding uterus untuk mengeluarkan uterus sampai portio
Tujuan
Memberikan pelayanan tindakan pembedahan histerektomi totalitas pada pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan indikasi untuk mengeluarkan Uterus dan portio
Kebijakan
Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien. Tindakan pembedahan histerektomi totalitas dikerjakan dengan indikasi dengan mengangkat seluruh uterus dan portio.
Prosedur
1. Persiapan operasi Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat) Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.
2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan 3. Tindakan anasthesi umum 4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 2 2 jam 5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel 1. 1 orang operator / pembedah spesialis Obgin/chief residen. 2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin 3. 1 orang dokter ahli anasthesi 4. 1 orang penata anasthesi 5. 1 orang penata instrument
Administratif 1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis.
Sarana 1. Ruang Operasi 2. Peralatan Anasthesi 3. Peralatan Laparatomi lengkap 4. Peralatan Cauter
Obat dan alat habis pakai 1. Obat-obat anasthesi umum 2. Oksigen 3. Darah 600 ml 4. Cairan infus Dekstrose 5 % 2 kolf Assering 2 kolf Ringer laktat 2 kolf NaCl 0,9 % 2 kolf
5. Alat infuse set 6. Jarum nfus vebocat no.21 7. Alat suntik 10 cc (3) 5 cc (3) 3 cc (3)
8. Kateter dan kantong urine 9. Obat antiseptic (pepidone, iodine) 10. Benang jahit Chromic catgut 3 pcs Plain cagut 3 pcs
Vieryl 2 pcs
Unit Terkait
1. Departemen Obsteri dan Ginekologi 2. Instalasi bedah sentral 3. Instalasi bedah darurat 4. Instalasi Anasthesi 5. Departemen Anasthesi 6. Departemen Patalogi Anatomi
HISTEREKTOMI RADIKAL
Nomor Dokumen
Nomor Revisi
Halaman
Tanggal Terbit
Pengertian
Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding uterus untuk mengeluarkan uterus sampai portio. Kedua ovarium, kelenjar getah bening para iliaka, kelenjar getah bening para kolika, appendik, dan kelenjar getah bening para aorta.
Tujuan
Memberikan pelayanan tindakan pembedahan histerektomi radikal pada pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan indikasi untuk terapi dan prognosis
Kebijakan
Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien. Tindakan pembedahan histerektomi totalitas dikerjakan dengan indikasi tujuan terapi dan prognosis.
Prosedur
1. Persiapan operasi Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat) Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.
2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan 3. Tindakan anasthesi umum 4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 2 2 jam 5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel 1. 1 orang operator / pembedah spesialis Obgin divisi onkologi 2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin
3. 1 orang asisten operator II; residen madya II / Co asisten 4. 1 orang dokter ahli anasthesi 5. 1 orang penata anasthesi 6. 1 orang penata instrument 7. 1 orang pembantu ruang operasi
Administratif 1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis.
Sarana 1. Ruang Operasi 2. Peralatan Anasthesi 3. Peralatan Laparatomi lengkap 4. Peralatan Cauter
Obat dan alat habis pakai 1. Obat-obat anasthesi umum 2. Oksigen 3. Darah 600 ml 4. Cairan infuse : Dekstrose 5 % 2 kolf Assering 2 kolf Ringer laktat 2 kolf NaCl 0,9 % 2 kolf
5. Alat infus set 6. Jarum infus venocat no.21 7. Alat suntik 10 cc (3) 5 cc (3) 3 cc (3)
9. Obat antiseptic (pepidone, iodine) 10. Benang jahit Chromic catgut 3 pcs Plain cagut 3 pcs Vieryl 2 pcs
Unit Terkait
1. Departemen Obsteri dan Ginekologi 2. Instalasi bedah sentral 3. Instalasi bedah darurat 4. Instalasi Anasthesi 5. Departemen Anasthesi 6. Departemen Patalogi Anatomi
HISTEREKTOMI SUPRAVAGINALIS
Nomor Dokumen
Nomor Revisi
Halaman
Tanggal Terbit
Pengertian
Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding uterus untuk mengeluarkan uterus setinggi itsmus uteri.
Tujuan
Memberikan pelayanan tindakan pembedahan histerektomi supravaginalis pada pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan indikasi untuk mengeluarkan uterus setinggi itsmus uteri
Kebijakan
Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien. Tindakan pembedahan histerektomi supravaginalis dikerjakan dengan indikasi dengan mengangkat seluruh uterus sampai istmus uteri.
Prosedur
1. Persiapan operasi Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat) Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.
2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan 3. Tindakan anasthesi umum 4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 2 2 jam 5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel 1. 1 orang operator / pembedah Spesialis Obgin /chief residen 2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin 3. 1 orang asisten operator II; residen madya 4. 1 orang dokter ahli anasthesi
5. 1 orang penata anasthesi 6. 1 orang penata instrument 7. 1 orang pembantu ruang operasi
Administratif 1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis.
Obat dan alat habis pakai 1. Obat-obat anasthesi umum 2. Oksigen 3. Darah 600 ml 4. Cairan infuse : Dekstrose 5 % 2 kolf Assering 2 kolf Ringer laktat 2 kolf NaCl 0,9 % 2 kolf
5. Alat infuse set 6. Jarum infus Venocat no.21 7. Alat suntik 10 cc (3) 5 cc (3) 3 cc (3)
8. Kateter dan kantong urine 9. Obat antiseptic (pepidone, iodine) 10. Benang jahit Chromic catgut 3 pcs
Unit Terkait
1. Departemen Obsteri dan Ginekologi 2. Instalasi bedah sentral 3. Instalasi bedah darurat 4. Instalasi Anasthesi 5. Departemen Anasthesi 6. Departemen Patalogi Anatomi
HISTEROKTOMI PERVAGINAM
Nomor Dokumen
Nomor Revisi
Halaman
Tanggal Terbit
Pengertian
Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding vagina untuk mengeluarkan uterus.
Tujuan
Memberikan pelayanan tindakan pembedahan histerektomi pervaginam pada pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan indikasi untuk mengeluarkan uterus.
Kebijakan
Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien. Tindakan pembedahan histerektomi pervaginam dengan mengangkat seluruh uterus melalui vagina. dikerjakan dengan indikasi
Prosedur
1. Persiapan operasi 2. Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat) Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.
3. Tindakan anasthesi umum 4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 2 2 jam 5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel 1. 2. 3. 4. 1 orang operator / pembedah Spesialis Obgin divisi uroginekologi 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin 1 orang asisten operator II; residen madya 1 orang dokter ahli anasthesi
5. 6. 7.
1 orang penata anasthesi 1 orang penata instrument 1 orang pembantu ruang operasi
Administratif 1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis.
Sarana 1. Ruang Operasi 2. Peralatan Anasthesi 3. Peralatan Laparatomi lengkap 4. Peralatan Cauter
Obat dan alat habis pakai 1. Obat-obat anasthesi umum 2. Oksigen 3. Darah 1000 ml 4. Cairan infuse : Dekstrose 5 % 2 kolf Assering 2 kolf Ringer laktat 2 kolf NaCl 0,9 % 2 kolf
5. Alat infuse set 6. Jarum infus Venocat no.21 7. Alat suntik 10 cc (3) 5 cc (3) 3 cc (3)
8. Kateter dan kantong urine 9. Obat antiseptic (pepidone, iodine) 10. Benang jahit
Unit Terkait
1. Departemen Obsteri dan Ginekologi 2. Instalasi bedah sentral 3. Instalasi bedah darurat 4. Instalasi Anasthesi 5. Departemen Anasthesi 6. Departemen Patalogi Anatomi
Tanggal Terbit
Pengertian
Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding uterus untuk mengeluarkan uterus sampai portio, kedua ovarium, kelenjar getah bening pada iliaka, kelenjar getah bening paea kolika, appendik, dan kelenjar getah bening para aorta.
Tujuan
Memberikan pelayanan tindakan pembedahan Surgical Staging pada pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan indikasi untuk menentukan stadium dan pengobatan dari penyakit tersebut.
Kebijakan
Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien. Tindakan pembedahan histerektomi Surgical Staging dikerjakan dengan indikasi
Prosedur
1. Persiapan operasi Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat) Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.
2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan 3. Tindakan anasthesi umum 4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 2 2 jam 5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel 1. 1 orang operator / pembedah Spesialis Obgin divisi Onkologi 2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin 3. 1 orang asisten operator II; residen madya II 4. 1 orang dokter ahli anasthesi
5. 1 orang penata anasthesi 6. 1 orang penata instrument 7. 1 orang pembantu ruang operasi
Administratif 1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis.
Sarana 1. Ruang Operasi 2. Peralatan Anasthesi 3. Peralatan Laparatomi lengkap 4. Peralatan Cauter
Obat dan alat habis pakai 1. Obat-obat anasthesi umum 2. Oksigen 3. Darah 1500 ml 4. Cairan infuse : Dekstrose 5 % 2 kolf Assering 2 kolf Ringer laktat 2 kolf NaCl 0,9 % 2 kolf
5. Alat infuse set 6. Jarum infus Venocat no.21 7. Alat suntik 10 cc (3) 5 cc (3) 3 cc (3)
8. Kateter dan kantong urine 9. Obat antiseptic (pepidone, iodine) 10. Benang jahit
Unit Terkait
1. Departemen Obsteri dan Ginekologi 2. Instalasi bedah sentral 3. Instalasi bedah darurat 4. Instalasi Anasthesi 5. Departemen Anasthesi 6. Departemen Patalogi Anatomi
Nomor Dokumen
Nomor Revisi
Halaman
Tanggal Terbit
Pengertian
Tindakan pembedahan dengan melakukan evakuasi isi kavum uteri melalui kuret hisap dan kuret tajam
Tujuan
Memberikan pelayanan tindakan Kuretase Molahidatidosa pada pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan indikasi untuk evakuasi kavum uteri
Kebijakan
Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien. Tindakan Kuretase Molahidatidosa dikerjakan dengan indikasi
Prosedur
1. Persiapan operasi Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat) Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.
2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan 3. Tindakan anasthesi umum 4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih - 1 jam 5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel 1. 1 orang operator / pembedah Spesialis Obgin / chief residen 2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin 3. 1 orang asisten operator II; residen madya II 4. 1 orang dokter ahli anasthesi 5. 1 orang penata anasthesi 6. 1 orang penata instrument 7. 1 orang pembantu ruang operasi
Administratif 1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis. Sarana 1. Ruang Operasi 2. Peralatan Anasthesi 3. Peralatan Laparatomi lengkap 4. Peralatan Cauter
Obat dan alat habis pakai 1. Obat-obat anasthesi umum 2. Oksigen 3. Darah 1500 ml 4. Cairan infuse : Dekstrose 5 % 2 kolf Assering 2 kolf Ringer laktat 2 kolf NaCl 0,9 % 2 kolf
5. Alat infuse set 6. Jarum infus Venocat no.21 7. Alat suntik 10 cc (3) 5 cc (3) 3 cc (3)
8. Kateter dan kantong urine 9. Obat antiseptic (pepidone, iodine) 10. Benang jahit Chromic catgut 3 pcs Plain cagut 3 pcs Vieryl 2 pcs
12. Kassa
Unit Terkait
1. Departemen Obsteri dan Ginekologi 2. Instalasi bedah sentral 3. Instalasi bedah darurat 4. Instalasi Anasthesi 5. Departemen Anasthesi 6. Departemen Patalogi Anatomi
Tanggal Terbit
Pengertian Tujuan
Tindakan pembedahan dengan melakukan penutupan lubang fitsel Memberikan pelayanan tindakan pembedahan fistel pada pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan indikasi untuk penutupan fistel
Kebijakan
Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien. Tindakan Repair Fistel dikerjakan dengan indikasi dan dilakukan pada waktu yang telah ditentukan.
Prosedur
1. Persiapan operasi Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat) Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.
2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan 3. Tindakan anasthesi umum 4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 1 1 jam 5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel 1. 1 orang operator / pembedah Spesialis Obgin divisi urogenital 2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin 3. 1 orang asisten operator II; residen madya II 4. 1 orang dokter ahli anasthesi 5. 1 orang penata anasthesi 6. 1 orang penata instrument
Administratif 1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis.
Obat dan alat habis pakai 1. Obat-obat anasthesi umum 2. Oksigen 3. Darah 1500 ml 4. Cairan infuse : Dekstrose 5 % 2 kolf Assering 2 kolf Ringer laktat 2 kolf NaCl 0,9 % 2 kolf
5. Alat infuse set 6. Jarum infus Venocat no.21 7. Alat suntik 10 cc (3) 5 cc (3) 3 cc (3)
8. Kateter dan kantong urine 9. Obat antiseptic (pepidone, iodine) 10. Benang jahit Chromic catgut 3 pcs Plain cagut 3 pcs Vieryl 2 pcs
Unit Terkait
1. Departemen Obsteri dan Ginekologi 2. Instalasi bedah sentral 3. Instalasi bedah darurat 4. Instalasi Anasthesi 5. Departemen Anasthesi 6. Departemen Patalogi Anatomi
Tanggal Terbit
Pengertian
Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding uterus untuk melakukan pengikatan/pemotongan tuba fallopii
Tujuan
Memberikan pelayanan tindakan pembedahan tubektomi (minilaparatomi) pada pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif sesuai dengan indikasi Keluarga Berencana.
Kebijakan
Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien. Tindakan tubektomi (minilaparatomi) dikerjakan dengan indikasi dan dilakukan pada waktu yang telah ditentukan.
Prosedur
1. Persiapan operasi Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat) Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.
2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan 3. Tindakan anasthesi umum 4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 1 1 jam 5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel 1. 1 orang operator / pembedah Spesialis Obgin / chief residen 2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin 7. 1 orang asisten operator II; residen madya II 8. 1 orang dokter ahli anasthesi 9. 1 orang penata anasthesi
Administratif 1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis.
Obat dan alat habis pakai 1. Obat-obat anasthesi umum 2. Oksigen 3. Darah 1500 ml 4. Cairan infuse : Dekstrose 5 % 2 kolf Assering 2 kolf Ringer laktat 2 kolf NaCl 0,9 % 2 kolf
5. Alat infuse set 6. Jarum infus Venocat no.21 7. Alat suntik 10 cc (3) 5 cc (3) 3 cc (3)
8. Kateter dan kantong urine 9. Obat antiseptic (pepidone, iodine) 10. Benang jahit Chromic catgut 3 pcs Plain cagut 3 pcs
Vicryl 2 pcs
Unit Terkait
1. Departemen Obsteri dan Ginekologi 2. Instalasi Bedah Sentral 3. Instalasi Bedah Darurat 4. Instalasi Anasthesi 5. Departemen Anasthesi 6. Departemen Patalogi Anatomi
Tanggal Terbit
Pengertian
Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding uterus untuk diagnose dinding terapi.
Tujuan
Memberikan pelayanan tindakan Laparaskopi Diagnostik pada pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif sesuai dengan indikasi Keluarga Berencana.
Kebijakan
Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien. Tindakan tubektomi (minilaparatomi) dikerjakan dengan indikasi dan dilakukan pada waktu yang telah ditentukan.
Prosedur
1. Persiapan operasi Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat) Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.
2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan 3. Tindakan anasthesi umum 4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 1 1 jam 5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel 1. 1 orang operator / pembedah Spesialis Obgin divisi endoktrinologi 2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin 3. 1 orang asisten operator II; residen madya II 4. 1 orang dokter ahli anasthesi 5. 1 orang penata anasthesi
Administratif 1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis.
Obat dan alat habis pakai 1. Obat-obat anasthesi umum 2. Oksigen 3. Darah 1500 ml 4. Cairan infuse : Dekstrose 5 % 2 kolf Assering 2 kolf Ringer laktat 2 kolf NaCl 0,9 % 2 kolf
5. Alat infuse set 6. Jarum infus Venocat no.21 7. Alat suntik 10 cc (3) 5 cc (3) 3 cc (3)
8. Kateter dan kantong urine 9. Obat antiseptic (pepidone, iodine) 10. Benang jahit Chromic catgut 3 pcs Plain cagut 3 pcs
Vicryl 2 pcs
Unit Terkait
1. Departemen Obsteri dan Ginekologi 2. Instalasi Bedah Sentral 3. Instalasi Bedah Darurat 4. Instalasi Anasthesi 5. Departemen Anasthesi 6. Departemen Patalogi Anatomi
Tanggal Terbit
Pengertian
Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding abdomen untuk mengeluarkan kista pada ovarium yang terpuntir
Tujuan
Memberikan pelayanan tindakan Salfongoooforektomi pada pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif sesuai dengan indikasi untuk mengeluarkan ovarium.
Kebijakan
Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien. Pembedahan pada Kista Terpuntir dikerjakan dengan indikasi
Prosedur
1. Persiapan operasi Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat) Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.
2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan 3. Tindakan anasthesi umum 4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 1 1 jam 5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel 1. 1 orang operator / pembedah Spesialis Obgin / chief residen 2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin 3. 1 orang asisten operator II; residen madya II 4. 1 orang dokter ahli anasthesi 5. 1 orang penata anasthesi 6. 1 orang penata instrument
Administratif 1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis.
Obat dan alat habis pakai 1. Obat-obat anasthesi umum 2. Oksigen 3. Darah 1500 ml 4. Cairan infuse : Dekstrose 5 % 2 kolf Assering 2 kolf Ringer laktat 2 kolf NaCl 0,9 % 2 kolf
5. Alat infus set 6. Jarum infus Venocat no.21 7. Alat suntik 10 cc (3) 5 cc (3) 3 cc (3)
8. Kateter dan kantong urine 9. Obat antiseptic (pepidone, iodine) 10. Benang jahit Chromic catgut 3 pcs Plain cagut 3 pcs Vicryl 2 pcs
Unit Terkait
1. Departemen Obsteri dan Ginekologi 2. Instalasi Bedah Sentral 3. Instalasi Bedah Darurat 4. Instalasi Anasthesi 5. Departemen Anasthesi 6. Departemen Patalogi Anatomi
Tanggal Terbit
Pengertian Tujuan
Tindakan dengan melakukan perawatan pasien dengan tinakan operasi Obstetri Memberikan pelayanan tindakan perawatan setelah operasi Obstetri pada pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan indikasi Obstetri.
Kebijakan
Tindakan perawatan yang diberikan setelah operasi merupakan suatu rangkaian penting dalam perawatan pasien-pasien dibidang Obstetri terutama yang telah dilakukan tindakan operasi. Tujuan utama perawatan post operasi adalah membuat kondisi pasien stabil dalam pemulihan.
Prosedur
Kebutuhan Personel 1. 1 orang operator chief residen / residen jaga utama / jama II.
Administratif Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis.
Obat dan alat habis pakai 1. Obat-obat perawatan luka operasi 2. Sarung tangan steril 4 pasang 3. Betadin 4. Kassa.
Penatalaksanaan 1. Melakukan perawatan luka operasi 2. Menilai kompilasi post operasi 3. Menilai perkembangan kesehatan pasien Unit Terkait Departemen Obsteri dan Ginekologi, Penyakit Dalam, ICU.
Tanggal Terbit
Pengertian
Tujuan
Memberikan pelayanan tindakan perawatan setelah operasi Ginekologi pada pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan indikasi Obstetri
Kebijakan
Tindakan perawatan yang diberikan setelah operasi merupakan suatu rangkaian penting dalam perawatan pasien-pasien dibidang Obstetri terutama yang telah dilakukan tindakan operasi. Tujuan utama perawatan post operasi adalah membuat kondisi pasien stabil dalam pemulihan.
Prosedur
Kebutuhan Personel 1. 1 orang operator chief residen / residen jaga utama / jama II.
Administratif 1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis.
Obat dan alat habis pakai 1. Obat-obat perawatan luka operasi 2. Sarung tangan steril 4 pasang 3. Betadin
4. Kassa.
Penatalaksanaan 1. Melakukan perawatan luka operasi 2. Menilai komplikasi post operasi 3. Menilai perkembangan kesehatan pasien
Unit Terkait
Tanggal Terbit
Pengertian
Tindakan Seksio Sesar adalah suatu tindakan untuk melahirkan janin melalui dinding uterus / abdomen pada kehamilan lebih dari 28 minggu.
Tujuan
Memberikan pelayanan tindakan pembedahan melalui Seksio Sesarea pada pasien-pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan indikasi pengakhiran persalinan atau kehamilannya.
Kebijakan
Persalinan terbaik adalah yang fisiologis yaitu pervaginam, aman dan bersih > tetapi bila gagal maka dilanjutkan dengan persalinan dengan tindakan yang salah satunya adalah Operasi Seskio Sesar yang dikerjakan oleh dokter ahli (SpOG) atau dokter setingkat chief residen.
Prosedur
Persiapan Operasi Pasien telah dipasang infuse larutan RL/NaCL 0,9 %, folley Katater dan panampun urine Daerah operasi dibersihkan dengan melakukan pencukuran rambut dan tutup kassa alcohol. Dipastikan lagi KIE dan informed concent. Mengganti pakaian operasi untuk pasien Persiapan alat-alat seksio sesar yang steril Persiapan tim operasi sudah lengkap : operator, asisten, memakai pelindung plastic, masker, penutup kepala. Mencuci tangan dengan antiseptic dan selanjutnya memakai jas operasi steril dan sarung tangan steril.
Alat-alat yang disiapkan : 1. Kain / duk steril. Pakaian steril operator, asisten, instrument dan penerima bayi.
2. Klem untuk duk 3. Pisau bedah 4. Arteri klem 5. Hak bergerigi 6. Hak retractor abdomen 7. Klem mikuliks 8. Kassa abdomen 9. Gunting tajam
10. Pemegang jarum (panjang dan pendek) : 2 buah 11. Jarum (tajam dan tumpul) 12. Klem kromp 13. Klem kocker 14. Alat isap dan kanula : 1 set : 4 buah : 4 buah : 1 set
Spuit steril dan obat-obatan methegin, oksitosin, betadin, alcohol, kassa kering.
Prosedur Pelaksanaan Seksio Sesar : 1. Daerah operasi, vulva, pusat bagian bawah sampai daerah lengkung iga dilakukan tindakan antiseptic dengan larutan povidon iodine 2. Lapangan operasi dipersempit dengan kain steril 3. Irisan pada dinding perut, linea mediana (pilihan 1) sepanjang 10 cm antara simfisi-pusat diperdalam lapis demi lapis sampai mencapai rongga perut. 4. Dimasukkan kassa steril di kiri dan kanan uterus untuk menyisihkan usus-usus. 5. Membuka plika vesika uterine di depan SBR dan diperlebar ke kanan dan kiri, serta disisihkan kekaudal kemudian dilindungi dengan speculum. 6. Dibuat insisi melintang pada SBR dibawah insisi plika vesikoterina secara tajam dengan pisau sepanjang 2 cm, kemudian diperlebar melintang secara tumpul dengan kedua jari telunjuk. 7. Setelah rongga uterus terbuka, kantung ketuban dipecahkan dan bagian terendah anak diluksir dan dikeluarkan dengan bantuan dorongan fundus uteri oleh asisten sampai anak lahir.
8. Tali pusat di klem segera dan di potong. Jalan nafas dibersihkan dan diserahkan pada tim neonatus. 9. Plasenta dilahirkan secara manual dan diyakinkan lengkap dan bersih 10. Sumber perdarahan diklem, pemberikan uterotonika atas indikasi 11. Luka dinding uterus dijahit lapis demi lapis Lapisan I : dijahit jelujur endometritrium dan miometrium dengan kromik cat-gut. Lapis II : dijahit jelujur pada miometrium dengan kromik cat-gut Lapis III : dilakukan retroperitonealisasi plika vesikouterina dengan pkaian cat-gut.
12. Setelah diyakini tidak ada perdarahan dan dilakukan eksplorasi pada kedua adneksa, kassa steril dikeluarkan sambil meraba fundus uteri agar berkontraksi 13. Dinding perut dijahit, lapis demi lapis, mengoles luka dengan cairan anti septic dan ditutup dengan kassa steril,
Unit Terkait
Tanggal Terbit
Pengertian
Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding abdomen untuk anastomose tuba.
Tujuan
Memberikan pelayanan tindakan pembedahan mikro pada pasien-pasien rawat inap secara efektif sesuai dengan indikasi untuk memperbaiki fungsi tuba fallopi
Kebijakan
Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien. Pembedahan pada bedah mikro dikerjakan dengan indikasi.
Prosedur
1. Persiapan Operasi Pengosongan rectrum (klisma / kolon cepat) Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.
2. Pemasangan infuse dan kateter di kamar pembedahan 3. Tindakan anasthesi umum 4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 1 jam 5. Selesai pembedahan penderita dirawat di ruang recovery selama 24 jam dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedah.
Kebutuhan Personel 1. 1 orang operator / pembedah. Spesialis Obgin divisi infertilitas 2. 1 orang asisten operator I, residen madya I obgin 3. 1 orang dokter ahli anasthesi 4. 1 orang penata anasthesi 5. 1 orang penata instrument 6. 1 orang pembantu ruang operasi.
Administratif 1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis.
Sarana 1. Ruang Operasi 2. Peralatan Anasthesi 3. Peralatan Laparotomi lengkap dan microsurgery 4. Loop dan mikroskop
Obat dan alat habis pakai 1. Obat-obat anasthesi umum 2. Oksigen 3. Darah 1500 ml 4. Cairan infuse : Dekstrose 5 % 2 kolf Assering 2 kolf Ringer laktat 2 kolf NaCl 0,9 % 2 kolf
5. Alat infus set 6. Jarum infus Venocat no.21 7. Alat suntik 10 cc (3) 5 cc (3) 3 cc (3)
8. Kateter dan kantong urine 9. Obat antiseptic (pepidone, iodine) 10. Benang jahit Chromic catgut 3 pcs Plain cagut 3 pcs Vicryl 2 pcs
12. Kassa Unit Terkait 1. Departemen Obsteri dan Ginekologi 2. Instansi bedah 3. Instansi Anasthesi 4. Departemen Anasthesi
Nomor Dokumen
Nomor Revisi
Halaman
Tanggal Terbit
Pengertian Tujuan
Melakukan pemeriksaan seluruh pasien infertile dan endoktrinologi Memberikan akomodasi / fasilitas dan perawatan medis yang lebih intensif pada pasien dengan perdarahan abnormal dari uterus tanpa kelainan organic.
Kebijakan
1. Menerima pasien yang sudah diseleksi di bagi rawat jalan 2. Ada pasien rawat jalan dengan keluhan perdarahan abnormal dari uterus yang terjadi di dalam / di luar siklus haid tanpa kelainan organic.
Prosedur
1. Pasien member karcis rawat jalan ginekologi 2. Di bagian rawat jalan ginekologi dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan factor organik 3. Selanjutnya pasien dikirim ke bagian rawat jalan endoktrin 4. Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan ulang 5. Dilakukan pemeriksaan darah lengkap, dilatasi dan kuretase jika tidak ada kontraindikasi, dan jika perlu diperiksa Lab. Hormonal. 6. Disimpulkan jenis PUD-nya, keadaan umum, pasen, jika ada anemia dilakukan transfusi darah. 7. Diberi terapi hormonal sesuai dengan jenis PUDnya untuk satu siklus haid 8. Kontrol ulang pada siklus berikutnya.
Adminstratif
Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis.
Unit Terkait
Nomor Dokumen
Nomor Revisi
Halaman
Tanggal Terbit
Pengertian
Rawat jalan obstetri merupakan gerbang pertama dalam penerimaan pasienpasein yang membutuhkan penatalaksanan dalam kehamilannya baik kehamilan normal maupun dengan resiko.
Tujuan
1. Memberikan fasilitas pelayanan medis yang baik dan benar kepada pasien 2. Menyelenggarakan sedemikian rupa pemeriksaan sehingga dan perawatan patalogi kepada yang ada pasien tidak
keadaan
membahayakan ibu dan kehamilan, tidak membahayakan ibu dan anak pada saat persalinannya serta tidak menghasilkan dampak yang buruk pada ibu dan anak setelah dilahirkan. Kebijakan 1. Setiap pasien ibu hamil patologis diperiksa dan dirawat sesuai dengan kasusnya. 2. Memakai semua fasilitas yang dimiliki Unit Kebidanan untuk memeriksa, memonitor dan mengevaluasi keadaan ibu hamil tersebut 3. Melakukan koordinasi dan rujukan dengan unit lain pada kasus yang memerlukan perawatan bersama. Prosedur 1. Penerimaan a. Setelah mendaftar di bagian pendaftaran, pasien dating di bagian rawat jalan obstetri dengan membawa kartu rawan jalan kebidanan b. Pasien diminta oleh perawat rawat jalan kebidanan 2. Pelayanan a. Paramedis 1. Memeriksa kelengkapan status / mengisi identitas pasien 2. Menyiapkan tempat tidur pasien
3. Mengukur tinggi badan dan berat badan 4. Melakukan anamnesis Siswa bidan, SPK dan mahasiswa AKPER membantu tugas bidan tersebut.
b. Dokter Muda 1. Memeriksa ulang hamil pemeriksaan media 2. Mengukur keadaan vital pasien 3. Memeriksa keadaan pasien ndan berusaha mengenal keadaan pataologis yang mungkin timbul pada pasien tersebut. 4. Melaporkan ke dokter rawat jalan obstetri patalogi. c. Dokter rawat jalan obstetric patologi 1. Memeriksa ulang hasil pemeriksaan paramedic, dokter muda (koasisten) 2. Memeriksa kehamilan pasien tersebut 3. Menentukan dan mengevaluasi keadaan patalogi yang ada 4. Bila diperlukan, menindaklanjuti hasil pemeriksaan dengan tindakan lain, seperti : a. Konsul ke Subbagian Perinatologi untuk pemeriksaan USG dan profil biofisik b. Konsul ke unit lainnya (penyakit dalam, radiologi, bedah, gizi, kulit dan kelamin dan lain-lain) c. Memberikan pengobatan, nasehat, dan petunjuk untuk pasien rawat jalan. d. Mengirim ke kamar bersalin untuk pasien yang perlu segera dirawat. 3. Register a. Mencatat pada buku register untuk setiap pasien yang telah diperiksa oleh dokter. b. Status pasien tersebut dikembalikan ke bagian pendaftaran. Unit Terkait Kebidanan dan kandungan
Nomor Dokumen
Nomor Revisi
Halaman
Tanggal Terbit
Pengertian
Rawat jalan Infertile merupakan salah satu poliklinik yang memberikan pelayanan kepada pasangan suami istri yang mempunyai permasalahan di bidang Infertilitas.
Tujuan
1. Memberikan fasilitas pelayanan medis rawat jalan kepada pasangan suami isteri (PASUTRI) yang ingin anak 2. Melakukan pemeriksaan secara bertahap terhadap pasangan tersebut, kemudian melakukan tindakan yang sesuai dengan kesimpulan / diagnose saat itu. 3. Menggunakan fasilitas diagnostic dan terapertik dan laboratorium 4. Kerjasama / konsultasi dengan bagian terkait antara lain Endokrinologi, Andrologi dan penyakit dalam.
Kebijakan
1. PASUTRI
diperoleh dengan membeli karcis berobat jalan atau ada surat rujukan Askses. 2. Pemeriksaan pada kunjungan pertama harus dilakukan pada PASUTRI supaya dokter dapat memberikan penjelasan dan pengertian tentang masalah penderita dan tahapan pemeriksaan yang harus dilakukan dengan disiplin. Prosedur 1. Penderita dating membawa status dan karcis berobat/Surat rujukan Askes. 2. Paramedis mencatat dalam buku kunjungan berobat jalan, kemudian melakukan anamesisi dan melampirkan blanko pemeriksaan analisa sperma, mikrokuert, dan laboratorium rutin (darah, uine, kimia). 3. Dokter melakukan anamnesis ulang / tambahan yang diperlukan kemudian menjelaskan pokok permasalahan PASUTRI dan rencana /
tahapan pemeriksaan yang harus dilakukan dengan displin hasil yang diharapkan. 4. Kesimpulan dari setiap kali kunjungan / pemeriksaan tersebut dapat dilakukan tertentu atau dikonsultasikan ke bagian lain antara lain Endokrinelogi, Andrologi dan Penyakit Dalam. 5. Pada PASUTRI yang berhasil mendapat kehamilan, control selanjutnya tetap dirawat jalan ingin anak.
Unit Terkait
Tanggal Terbit
Pengertian
Unit PKBRS memberikan pelayanan kepada semua ibu hamil maupun yang telah melahirkan dalam pemeliharaan kesehatan post partum maupun pemeliharaan alat kontrasepsi
Tujuan
1. Memberikan akomodasi / fasilitas dan pelayanan keluarga berencana sebaik mungkin pada akseptor rawat jaan dan rawat inap. 2. Memberikan pelayanan keluarga berencana yang rasional kepada akseptor rawat jalan dan rawat inap.
Kebijakan
1. Pelayanan dilakukan atas kehendak peserta / akseptor sendiri, kiriman dari dokter bangsal obstetric dan ginekologi serta membawa surat pengantar dari dokter / paramedis 2. Adanya fasilitas yang tersedia
Prosedur
1. Penerima Akseptor KB a. Akseptor membawa surat pengantar dari dokter bangsal, dokter praktek, paramedic, atau datang sendiri. b. Petugas mencatat dalam buku register. 1. Menyiapkan kartu status akseptor KB (K/IV) dan kartu tanda akseptor (K/1) 2. Memberikan penjelasan kepada akseptor KB tentang tata tertib dan kewajiban yang harus dipenuhi termasuk cara pembayaran. 3. Menyerahkan akseptor KB dan berkas kartu status akseptor KB dan kartu tanda akspetor kepada paramedic bertugas. 2. Pelayanan Calon Akseptor KB a. Paramedis 1. Memeriksa kelengkapan berkas kartu status akseptor KB dan kartu tanda akseptor serta kartu tubektomi. 2. Memberikan informasi selengkapnya mengenai berbagai pilihat kontrasepsi yang tersedia, baik ditinjau dari segi media teknis maupun segi non teknis sehingga tidak menyesal kemudian. 3. Mencatat identifikasi akseptor dan melakukan anamnesis serta mengukur keadaan vital ibu termasuk haid terakhir dan berat badan. 4. Memberikan informasi selengkapnya mengenai berbagai pilihan kontrasepsi yang tersedia, baik ditinjau dari segi media teknis maupun segi non teknis sehingga tidak menyesal kemudian. 5. Mencatat identifikasi akseptor dan melakukan anamnesis serta mengukur keadaan keadaan vital ibu termasuk haid terakhir dan berat badan Melaporkan hasil wawancara anamnesis dan pemeriksaan keadaan vital ibu kepada dokter. b. Dokter 1. Memeriksa ulang hasil pemeriksaan media 2. Melakukan pemeriksaan fisik dan ginekologis, laboratorium 3. Memberi motivasi pada akseptor KB dan menentukan jenis kontrasepsi yang cocok.
4. Dalam hal tertentu melakukuan konsultasi dengan senior. c. Koasisten 1. Bersama dengan paramedic melakukan anamnesis 3. Tindakan Pelayanan Kontrasepsi d. Dokter Muda 5. Memeriksa ulang hamil pemeriksaan media 6. Mengukur keadaan vital pasien 7. Memeriksa keadaan pasien ndan berusaha mengenal keadaan pataologis yang mungkin timbul pada pasien tersebut. 8. Melaporkan ke dokter rawat jalan obstetri patalogi. e. Dokter rawat jalan obstetric patologi 5. Memeriksa ulang hasil pemeriksaan paramedic, dokter muda (koasisten) 6. Memeriksa kehamilan pasien tersebut 7. Menentukan dan mengevaluasi keadaan patalogi yang ada 8. Bila diperlukan, menindaklanjuti hasil pemeriksaan dengan tindakan lain, seperti : e. Konsul ke Subbagian Perinatologi untuk pemeriksaan USG dan profil biofisik f. Konsul ke unit lainnya (penyakit dalam, radiologi, bedah, gizi, kulit dan kelamin dan lain-lain) g. Memberikan pengobatan, nasehat, dan petunjuk untuk pasien rawat jalan. h. Mengirim ke kamar bersalin untuk pasien yang perlu segera dirawat. 3. Register c. Mencatat pada buku register untuk setiap pasien yang telah diperiksa oleh dokter. d. Status pasien tersebut dikembalikan ke bagian pendaftaran. Unit Terkait Kebidanan dan kandungan
II.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Prosedur Rawat Jalan Endoktrin Prosedur Rawat Jalan Obstetri Prosedur Jalan Infertil Prosedur PKBRS Prosedur Rawat Jalan Onkologi Prosedur Rawat Jalan Ginekologi
16