Karakteristik Pemasaran Ayam Broiler Pada Beberapa Skala Pemeliharaan Di Kota Kupang

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Tulle, dkk, Karakteristik Pemasaran Ayam Broiler … 95

KARAKTERISTIK PEMASARAN AYAM BROILER


PADA BEBERAPA SKALA PEMELIHARAAN DI KOTA KUPANG

Defrys R. Tulle, Johanis A. Jermias, I Ketut Jaya dan Tri A. Y. Foenay


Program Studi Produksi Ternak Politeknik Pertanian Negeri Kupang
Jl. Adisucipto Penfui, P. O. Box. 1152, Kupang 85011

ABSTRACT

A Survey was conducted in Kupang City. It was carried on April 2007 to October
2007. Fifty five farmers were taken as respondents by purposive random sampling
and the market institution respondents were taken by snow ball effect method. The
objectives of this study were: (1) to identify broiler marketing distribution at different
scale of production, 2) to count the marketing margin and to analyse the factors
which affected marketing margin, 3) to know the cost and profit share in each
market institution and farmer share, and 4) to assist the broiler marketing efficiency
in Kota Kupang. Variables measured consisted of: selling capacity, selling price at
farmer level; selling price at consumer or retailer level, selling price and the cost at
each market institution, sum of trader, and others non technical aspects in
marketing activities. Data were analysed descriptively, and the other by counting of
marketing margin, profit share, farmer share and regression analysis. The results of
this study indicated that: 1) there were four types of marketing distribution, bigger
of production scale, more type of marketing distribution, 2) the higher of production
scale, the lower of marketing margin. Based on profit and profit ratio, the marketing
efficiency at big scale of production more efficiently than small scale,
3) presentation of farmer share is relatively high and increase following the scale of
production, and 4) simultaneously the marketing margin was affected significantly
(p<0.01) by selling capacity, broiler price, sum of trader and marketing cost.
Furthermore, partially, marketing margin was affected significantly (p<0.05) by
selling capacity and broiler price.
Key words: Marketing, Broiler

PENDAHULUAN

Ayam broiler memiliki keunggulan dalam hal produksi daging, dimana


dapat dipotong pada umur 6 sampai 8 minggu dengan berat badan antara 1,4
kg sampai 2,0 kg atau setelah mencapai berat rata-rata 1,7 kg (Rasyaf, 1994). Di
Kota Kupang, usaha ayam broiler memiliki siklus usaha yang lebih cepat yaitu
sekitar 3 sampai 5 minggu sehingga resiko usaha lebih kecil dan perputaran
modal dan pendapatan dapat diperoleh dengan cepat. Namun dengan produksi
yang berjumlah besar (massal) dalam suatu periode produksi maka usaha ayam
broiler menuntut adanya pasar yang pasti sehingga semua produk dapat segera
dipasarkan.
Dalam usaha peternakan ayam broiler, pemasaran diartikan sebagai
aktivitas menjual atau membawa ayam broiler dari peternakan hingga tiba di
tangan konsumen akhir. Selanjutnya ditegaskan lagi bahwa pihak-pihak yang
96 PARTNER, TAHUN 16 NOMOR 2, HALAMAN 95-102

terlibat dalam jalur pemasaran ayam broiler adalah pedagang pengumpul,


pedagang besar dan pedagang eceran Rasyaf (1995).
Untuk melaksanakan kegiatan di dalam proses penyaluran ayam broiler
dari produsen ke konsumen diperlukan biaya. Jumlah biaya yang dikeluarkan
tersebut merupakan biaya pemasaran. Tingginya biaya pemasaran akan
berpengaruh terhadap harga di tingkat konsumen. Mubyarto (1989)
mengemukakan bahwa biaya pemasaran akan semakin besar sejalan dengan
semakin kompleksnya proses pemasaran. Biaya tersebut akan mempengaruhi
besarnya perbedaan atau selisih harga yang diterima produsen dengan harga
yang dibayar konsumen atau margin pemasaran. Hanafiah dan Saefudin (1986)
menjelaskan bahwa pada dasarnya margin pemasaran terdiri dari biaya
pemasaran dan keuntungan lembaga pemasaran. Lebih lanjut dijelaskan oleh
Anandita (2004) bahwa margin pemasaran menunjukkan perbedaan harga
diantara tingkat lembaga dalam sistem pemasaran. Hal tersebut juga dapat
didefinisikan sebagai perbedaan antara apa yang dibayar oleh konsumen dan
apa yang diterima oleh produsen untuk produk pertaniannya.
Mubyarto (1989) menyatakan bahwa sistem pemasaran dalam bidang
pertanian dikatakan efisien jika memenuhi beberapa syarat: 1) mampu
menyampaikan hasil pertanian dari produsen ke konsumen dengan biaya
semurah-murahnya; dan 2) mampu mengadakan pembagian yang adil dari
keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak yang
ikut serta di dalam kegiatan produksi dan pemasaran barang itu.
Dengan adanya efisiensi yang tinggi dalam proses pemasaran maka
diharapkan tingkat keuntungan yang diperoleh semakin besar. Hal ini sejalan
dengan pendapat Soekartawi (1995) bahwa biaya pemasaran yang semakin
rendah menyebabkan tingkat keuntungan yang diperoleh akan semakin tinggi
dan ini berarti bahwa sistem pemasaran tersebut semakin efisien.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: a) mengidentifikasi saluran
pemasaran ayam broiler pada berbagai skala pemeliharaan di kota kupang; b)
mengetahui besarnya margin pemasaran dan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi margin pemasaran ayam broiler pada berbagai skala
pemeliharaan di kota kupang; dan c) mengetahui share biaya dan keuntungan
pada tiap lembaga pemsaran dan bagian yang diterima peternak (farmer share),

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Kupang yang terdiri atas 4 Kecamatan


yakni Kecamatan Oebobo, Kecamatan Kelapa Lima, Kecamatan Alak dan
Kecamatan Maulafa selama 6 bulan, sejak Bulan April hingga Oktober 2007.
Materi penelitian adalah peternak dan pelaku pasar dalam pemasaran
ayam broiler yang tersebar di Kota Kupang. Penentuan sampel peternak secara
purposive random, terdiri atas : a) skala pemeliharaan s/d 500 ekor sebanyak 20
peternak; b) skala pemeliharaan 500 s/d 1000 ekor sebanyak 20 peternak; dan
c) skala pemeliharaan >1000 ekor sebanyak 15 peternak (populasi pada skala ini
lebih sedikit). Kriteria yang digunakan adalah peternak yang sedang aktif
beternak dan minimal telah beternak sekurang-kurangnya 5 periode
pemeliharaan.
Arnold Ch. Tabun dan Bernadus Ndoen, Performan Pertumbuhan … 97

Lembaga pemasaran, ditentukan dengan metode efek bola salju (Snow


Ball efect) yakni melakukan penelusuran lembaga pemasaran secara bertahap
berdasarkan informasi yang diperoleh dari peternak.
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penelusuran dengan
metode survei (observasi dan wawancara) pada peternak dan lembaga
pemasaran, dengan perangkat kuisioner yang berisikan pertanyaan untuk
memperoleh informasi berdasarkan vaiabel yang diukur. Data yang
dikumpulkan terdiri atas data primer dan sekunder.
Variabel-variabel yang diukur dalam pengumpulan data meliputi :
volume penjualan (ekor), harga jual ayam tingkat peternak (Rp/ekor), harga jual
tingkat konsumen atau pengecer (Rp/ekor), harga jual tiap lembaga pemasaran
(Rp/ekor), biaya tiap lembaga pemasaran (Rp/ekor), jumlah pedagang perantara
(orang), umur penjualan (hari), serta aspek-aspek non teknis dalam kegiatan
pemasaran.
Untuk mengetahui saluran pemasaran dari tiap skala pemeliharaan
dilakukan dengan kajian deskriptif melalui penelusuran terhadap proses
pemasaran. Efesiensi pemasaran ayam broiler diukur dengan menggunakan
konsep Margin Pemasaran (Sudiyono (2002), dengan formulasi sebagai berikut:
M=C+π atau M = Pr –Pf
Dimana :
M = Margin Pemasaran
C = Total biaya pemasaan di tingkat lembaga pemasaran
π = Keuntungan lembaga pemasaran
Pr = Harga jual di tingkat konsumen
Pf = Harga jual di tingkat peternak
Selanjutnya untuk menghitung share keuntungan dan share biaya
pemasaran pada lembaga pemasaran ke-i digunakan rumus:
Ski = Ki/Pr-Pf x 100% dan Sbi = Bi/Pr-Pf x 100%.
Dimana:
Ski = Share keuntungan lembaga pemasaran ke-i
Ki = Keutungan lembaga Pemasaran ke-i
Sbi = Share biaya lembaga pemasaran ke-i
Bi = Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran
ke-i.

Sementara bagian harga yang diterima peternak (farmer share) dari harga
yang dibayar konsumen dihitung dengan rumus :
Fs = Pf/Pr x 100 %, dimana :
Dimana:
Fs = Bagian harga yang diterima peternak
Pf = Harga di tingkat petani
Pr = Harga di tingkat konsumen.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi margin pemasaran
ayam broiler digunakan model analisis regresi liner berganda (Budiyuwono,
1993). Bentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
98 PARTNER, TAHUN 16 NOMOR 2, HALAMAN 95-102

Y = a + b1X1 +b2X2 + b3X3 + b4X4 + μ


Dimana :
Y = Margin Pemasaran (Rp)
a = Konstanta
X1 = Volume Pemasaran (ekor)
X2 = Harga ayam broiler (Rp/ekor)
X3 = Jumlah Pedagang Perantara (orang)
X4 = Biaya Pemasaran (Rp)
μ = Galat
b2, b2, b3, b4 = Koefisien regresi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Saluran Pemasaran
Berdasarkan data yang diperoleh dari 55 responden yang digunakan
sebagai sampel dalam penelitian ini teridentifikasi 4 (empat) jalur pemasaran
yang dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Produsen Konsumen
2. Produsen Pengecer Konsumen
3. Produsen Pemotong Pengecer karkas konsumen
4. Produsen Perantara Pengecer Konsumen
Pada peternak dengan skala usaha hingga 500 ekor, produk ayam broiler
yang dipasarakan melalui jalur pertama dan jalur ketiga dengan proporsi produk
yang dipasarakan langsung ke konsumen sebanyak 14,91% dan kepada
pemotong sebesar 85,09%.
Pada skala usaha hingga 1000 ekor dan lebih dari 1000 ekor, produk
ayam broiler dipasarkan melalui semua saluran yang ada, dimana untuk
pemeliharaan lebih dari 500 ekor hingga 1000 ekor jumlah rata-rata produk
yang dipasarkan/dibeli langsung oleh konsumen adalah sebesar 6,86%, oleh
pedagang perantara sebesar 37,75% dan pemotong sebesar 76,21 %. Untuk
skala usaha di atas 1000 ekor, jumlah produk yang dibeli oleh konsumen
sebesar 3,07%, pedagang perantara sebesar 28,08% dan oleh pemotong sebesar
79,94%. Rata-rata peternak yang memasarkan produk melalui pedagang
perantara pada kedua skala usaha ini masing-masing sebanyak 35% peternak
untuk skala usaha di atas 500 hingga 1000 ekor dan 26,66% peternak untuk
skala usaha di atas 1000 ekor. Dari data-data yang dikemukakan di atas,
maka dapat dijelaskan bahwa semakin besar skala usaha maka saluran
pemasaran yang digunakan semakin banyak dengan melibatkan lebih banyak
lembaga pemasaran. Hal ini menunjukkan peran peternak dalam menciptakan
strategi pemasaran dari aspek distribusi.
Efisiensi Pemasaran
Margin pemasaran dan distribusi margin untuk setiap lembaga
pemasaran pada masing-masing skala pemeliharaan disajikan pada Tabel 1, 2
dan Tabel 3.
Arnold Ch. Tabun dan Bernadus Ndoen, Performan Pertumbuhan … 99

Tabel 1. Margin Pemasaran, Distribusi Margin dan Share Tabel 1, 2 dan 3


Keuntungan pada Skala Usaha hingga 500 ekor. memperlihatkan bahwa
Lembaga Rata-rata Distribusi Share besarnya marjin pada
π/c
Pemasaran (Rp/ekor) Margin (%) (%) masing-masing skala
Peternak
 Harga jual 12.937,5 86,55 pemeliharaan lebih
Pemotong disebabkan oleh harga
 Harga beli 12.937,5 86,88 jual di tingkat peternak.
 Biaya 326,98 16,73 2,96 4,97 Dimana rata-rata harga
 Keuntungan 1.627,33 83,27 10,93 jual untuk masing-
 Harga Jual 14.891,81 100
masing skala
Margin Pemasaran 1954,31 100
Pengecer
pemeliharaan dari yang
 Harga beli 12.937,5 91,60 terkecil adalah:
 Biaya 321,25 27,05 2,27 2,70 12.937,5 rupiah/ekor;
 Keuntungan 866,25 72,95 6,13 12.964,92 rupiah/ekor
 Harga Jual 14.125 100
dan 13.016,67
Margin Pemasaran 1187,5 100
rupah/kg. Hal ini
berpenguruh terhadap
besarnya bagian harga yang diterima oleh peternak, dimana semakin besar skala
pemeliharaan, maka persentase bagian harga yang diterima semakin besar.
Keuntungan yang diterima oleh pedagang pengecer dan pemotong
semakin menurun dengan meningkatknya skala pemeliharaan. Keuntungan
yang diterima oleh pedagang pengecer dan pemotong dan rasio margin
keuntungan untuk masing-masing skala pemeliharaan adalah: 1) skala usaha
hingga 500 ekor, Rp. 1.627,33/ekor; 4,97 dan Rp. 866,25/ekor; 2,70, 2) skala
usaha lebih dari 500 ekor hingga 1000 ekor Rp. 1599,91/ekor; 4,89 dan 838,83;
3,38, serta 3) skala usaha lebih dari 100 ekor Rp. 1555,16/ekor; 4,90 dan
Rp.787,08/ekor; 2,97.

Tabel 2. Margin Pemasaran, Distribusi Margin dan Share Berdasarkan


Keuntungan pada Skala Usaha 500 ekor hingga
besarnya keuntungan
1000 ekor.
dan rasio margin
Lembaga Rata-rata Distribusi Share keuntungan secara
π/c
Pemasaran (Rp/ekor) Margin (%) (%)
Peternak relatif dapat dikatakan
 Harga jual 12.964,92 87,06 bahwa pemasaran ayam
Pemotong broiler pada peternak
 Harga beli 12.964,92 87,06 dengan skala usaha
 Biaya 326,98 16,97 2,16 4,89 lebih besar lebih
 Keuntungan 1.599,91 83,03 10,78
14.891,81 100 efesien. Dengan adanya
 Harga Jual
Margin Pemasaran 1926,89 100 efisiensi yang tinggi
Pengecer dalam proses
 Harga beli 12.964,92 91,78 pemasaran maka
 Biaya 321,25 22,74 2,27 3,38 diharapkan tingkat
 Keuntungan 838,83 77,26 10,67
keuntungan yang
 Harga Jual 14.125 100
diperoleh semakin
Margin Pemasaran 1160,08 100 besar. Hal ini sejalan
dengan pendapat
Soekartawi (1995) bahwa biaya pemasaran yang semakin rendah menyebabkan
100 PARTNER, TAHUN 16 NOMOR 2, HALAMAN 95-102

tingkat keuntungan yang diperoleh akan semakin tinggi dan ini berarti bahwa
sistem pemasaran tersebut semakin efisien.

Tabel 3. Margin Pemasaran, Distribusi Margin dan Share


Keuntungan pada Skala Usaha lebih dari 1000 3.3. Farmer Share
ekor. Konsep marjin
Lembaga Rata-rata Distribusi Share pemasaran erat
π/c
Pemasaran (Rp/ekor) Margin (%) (%) kaitannya dengan
Peternak bagian harga yang
 Harga jual 13.016,67 87,37 diterima produsen
Pemotong
13.016,67 87,37
(peternak). Bagian
 Harga beli
 Biaya 326,98 16,97 2,18 4,90 harga yang diterima
 Keuntungan 1.555,16 83,23 10,45 oleh peternak (farmer
 Harga Jual 14.891,81 100 share) merupakan
Margin Pemasaran 1926,89 100 bagian dari harga yang
Pengecer dibayarkan konsumen
 Harga beli 13.016,67 92,15
321,25 27,67 2,27 2,97 yang diterima oleh
 Biaya
 Keuntungan 787,08 82,23 5,58 peternak ayam broiler,
 Harga Jual 14.125 100 dinyatakan dalam
Margin Pemasaran 1161 100 persentase. Analisis ini
berguna untuk
mengetahui porsi harga yang berlaku ditingkat konsumen yang dinikmati oleh
peternak.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata tingkat harga di tingkat
peternak untuk masing-masing skala pemeliharaan dan harga tingkat
konsumen pada jalur pengecer ternak ayam hidup maupun jaulur pemotong
(karkas). Persentase farmer share disajikan pada Tabel 5 berikut ini.
Berdasarkan
Tabel 4. Persentase Farmer Share (%) untuk Masing-masing data pada Tabel 4 di
Skala Pemeliharaan pada Jalur Pengecer Ternak
Hidup dan Pemotong
atas menunjukkan
bahwa walaupun
Lembaga Skala Pemeliharaan (ekor)
Pemasaran
peningkatan
≤ 500 ekor > 500 -1000 ekor > 1000 ekor
Pengecer 86,88 87,06 87,41
persentasenya kecil,
Pemotong 91,59 91,79 92,15 namun semakin besar
skala usaha yang
dilakukan oleh peternak
maka persentase farmer share semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh
kemampuan peternak dengan skala usaha lebih besar dalam mengendalikan
pasar dari sisi harga produk.
Farmer share pada kegiatan pemasaran ayam broiler di Kota Kupang
tergolong tinggi (> 80%). Kohl dan Ulh (1990) dalam Ginting (2001),
mengemukakan bahwa bagian harga yang diterima oleh petani (farmer share)
ditentukan oleh besarnya biaya pemasaran, tingkat pemrosesan, biaya
transportasi, mutu produksi dan jumlah produksi.

3.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Margin Pemasaran


Hasil analisis regresi terhadap faktor-faktor yang diduga berpengaruh
terhadap margin pemasaran disajikan pada Tabel 5 berikut ini:
Arnold Ch. Tabun dan Bernadus Ndoen, Performan Pertumbuhan …101

.
Berdasarkan
Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Pengaruh Variabel-Variabel Bebas
Terhadap Marjin Pemasaran Tabel 5, maka
Koef.
Variabel Bebas
Regresi
secara
Thit matematis,
Sig.
Konstanta -12.429,4 persamaan
-2,314 0,035 regresi
Volume pemasaran (ekor) (X1) 8,668* margin pemasaran
2,613 0,020
Harga ayam (Rp/ekor) (X2) 0,925* 2,348 0,033
ayam broiler dapat
Jumlah pedagang perantara (org) (X3) -1,329
-368,75
0,204
-368,75
ditulis sebagai
Biaya pemasaran (Rp/ekor) -1,458 -0,87 0,432
berikut, Y = -
Koefisien determinasi (R2) 0,592
Fhit 5,430** 12.429,4 + 8,668X1 +
0,007
0,925X2 – 368,75X3 –
Keterangan : * = Signifikan pada selang kepercayaan 95%
** = Signifikan pada selang kepercayaan 99% 1,458X4 + μ. Nilai
koefisien
determinasi (R2)
menunjukkan bahwa 59,2% marjin pemasaran mampu dijelaskan oleh variabel-
variabel bebas yakni volume penjualan, harga ayam, jumlah pedagang
perantara, dan biaya pemasaran.
Hasil uji F menunjukkan bahwa ke empat variabel bebas secara simultan
berpengaruh secara nyata pada selang kepercayaan 99% terhadap margin
pemasaran. Secara parsial berdasarkan nilai Ttest terlihat bahwa volume
pemasaran dan harga ayam berpagaruh secara positif dan nyata pada selang
kepercayaan 95% terhadap marjin pemasaran.
Kejadian ini dapat terjadi sebagai akibat dari semakin besar volume
pemasaran maka harga jual pada tingkat peternak akan semakin rendah
sehingga apabila harga yang dibayarkan konsumen tetap maka marginnya
semakin tinggi. Pada sisi lain, semakin banyak jumlah pedagang maka dapat
berakibat pada tingginya harga ayam sehingga meningkatkan biaya pemasaran.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:


1. Terdapat empat saluran pemasaran ayam broiler di Kota Kupang yakni :
a. Produsen Konsumen
b. Produsen Pengecer Konsumen
c. Produsen Pemotog Pengecer karkas konsumen
d. Produsen Perantara Pengecer Konsumen
Semakin besar skala pemeliharaan maka semakin banyak bentuk saluran
pemasaran.
2. Semakin besar skala usaha maka semakin kecil margin pemasaran dan
berdasarkan besarnya keuntungan dan rasio keuntungan maka pemasaran
pada skala usaha yang lebih besar lebih efesien.
3. Bagian harga yang diterima peternak (farmer share) dalam kegiatan
pemasaran ayam broiler di Kota Kupang cukup tinggi dan semakin besar
skala usaha maka harga yang diterima peternak (farmer share) semakin
meningkat.
102 PARTNER, TAHUN 16 NOMOR 2, HALAMAN 95-102

4. Secara simulatan margin pemasaran dipengaruhi secara nyata oleh faktor:


volume penjualan, harga jual ternak ayam, jumlah pedagang perantara dan
biaya pemasaran, sementara secara parsial variabel yang berpengaruh nyata
terhadap margin pemasaran adalah volume pemasaran dan harga penjulan.

DAFTAR PUSTAKA

Anindita, R. 2004. Pemasran Hasil Pertanian. Papyrus. Surabaya.


Budiyuwono, N. 1993. Pengantar tatistika Ekonomi dan Perusahaan. Unit
Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Yogyakarta.
Hanafiah, A. M. dan Saefudin, A. M. 1986. Tataniaga Hasil Perikanan.
Universitas Indonesia. Jakarta
Ginting. J.A. 2001. Analisa Pemasaran Sayuran di Kabupaten Tanah Karo, Tesis
Pasca Sarjan UGM. Yogyakarta.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian Edisi III. Lembaga Penelitian,
Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Jakarta
Rasyaf, M. 1994. Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging. Kanisius Yogyakarta
Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta
Sudiyono, A. 2002. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhamadyah Malang
Press. Malang.

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy