Penerapan Metode Scramble Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Ski Kelas V Mi Al-Iman Sorogenen Ani Muflihah Dan Khanif Maksum
Penerapan Metode Scramble Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Ski Kelas V Mi Al-Iman Sorogenen Ani Muflihah Dan Khanif Maksum
Penerapan Metode Scramble Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Ski Kelas V Mi Al-Iman Sorogenen Ani Muflihah Dan Khanif Maksum
Abstract
PENDAHULUAN
Sejarah dipahami sebagai cerita masa lalu, mempunyai akar yang menjadi
asal muasal peristiwa atau sumber kejadian yang begitu penting sampai dikenang
sepanjang waktu.1 Dari penjelasan di atas, Sejarah Kebudayaan Islam bisa
1
Hanafi, Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Depag RI, 2009), hlm. 4.
dipahami sebagai suatu cerita peristiwa masa lalu yang mempunyai asal-muasal
tertentu.
Didalam kegiatan sekolah, hal yang paling pokok adalah kegiatan belajar
mengajar. Tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran, tergantung
bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik. Sistem pembelajaran
yang terlaksana di MI Al-Iman Sorogenen untuk mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) kebanyakan hanya menggunakan metode ceramah.
Walaupun sudah diterapkan metode lain seperti tanya jawab, akan tetapi
pembelajaran tersebut masih kurang optimal.
Salah satu penyebab rendahnya prestasi siswa kelas V MI Al-Iman
Sorogenen dalam belajar SKI adalah karena terlalu banyak materi yang
diajarkan kebanyakan menggunakan metode ceramah dan siswa menjadi
kurang bersemangat dalam menerima pelajaran kalau tidak ada variasi metode.
Kebanyakan aktivitas siswa hanya mendengar dan mencatat dan tidak mendapat
kesempatan untuk berfikir lebih dalam.
Ketika belajar secara pasif, peserta didik mengalami proses tanpa rasa
ingin tahu, tanpa pertanyaan dan tanpa daya tarik pada hasil (kecuali, barangkali,
sekadar sertifikat yang dia akan terima). Ketika belajar secara aktif, pelajar
mempunyai sesuatu. Dia ingin menjawab pertanyaan, memerlukan informasi
untuk menyelesaikan masalah, atau menyelidiki cara untuk melakukan pekerjaan.2
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di MI Al-Iman Sorogenen
ditemukan beberapa permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran
SKI, salah satunya adalah metode mengajar yang digunakan oleh guru MI Al-
Iman Sorogenen yang kurang bervariasi. Proses belajar mengajar masih banyak
didominasi oleh guru karena dalam penyampaian materi ini, guru lebih banyak
menggunakan metode ceramah sehingga siswa cenderung pasif di kelas. Siswa
juga hanya sebagai pendengar dan pencatat saja. Materi sejarah lebih banyak
disampaikan dengan metode ceramah menyebabkan siswa mempunyai anggapan
bahwa pelajaran sejarah adalah pelajaran menghafal yang membosankan. Anggapan
ini sangat mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa.
Metode ceramah memang menguntungkan bagi guru karena semua
materi yang banyak bisa tersampaikan secara cepat dan hemat waktu, tetapi
dari pihak anak menjadi kurang menguasai materi dan peserta didik cenderung
bosan dengan metode seperti itu. Akibatnya adalah prestasi mereka kurang
bisa ditingkatkan. Sebenarnya metode ceramah memang selalu dibutuhkan
untuk penyampaian materi, tetapi sebaiknya metode ceramah tidak digunakan
Mel Silberman, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Terjem. Oleh Sarjuli,
2
3
Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1997), hlm. 84.
4
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Cet. Ke-2, (Jakarta :
Rineka Cipta, 1995), hlm. 97.
METODE PENELITIAN
Desain dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif didukung dengan data
kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah model yang dikemukakan
oleh Kemmis dan Taggart.5
Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.6 Di dalam penelitian
ini adalah siswa kelas V MI Al-Iman Sorogenen tahun pelajaran 2012/2013.
5
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Meningkatkan
Kinerja Guru dan Dosen, Cet. 3, (Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2007), hlm. 66.
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Cet. XIII, Ed.
VI, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), hlm. 130.
Wawancara
Wawancara yang digunakan yaitu berupa pembicaraan secara informal.
Pertanyaan wawancara berjalan secara spontanitas sehingga hubungan
pewawancara dengan yang terwawancara di dalam suasana biasa dan berjalan
seperti pembicaraan dalam kehidupan sehari-hari.8 Wawancara tersebut
digunakan untuk memperoleh data berupa sejarah berdiri MI Al-Iman,
struktur organisasi, dan sebagainya.
Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data yang sifatnya
tertulis.9 Seperti halnya sejarah berdirinya MI Al-Iman Sorogenen, struktur
organisasi, dan data-data yang ada di MI Al-Iman Sorogenen. Dokumentasi
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara.
7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2010), hlm. 227.
8
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. XX, Ed. Revisi, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 187.
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, hlm. 231.
Tes
Tes adalah latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan inteligensi, dan kemampuan yang dimiliki seseorang.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi berupa soal pre
test dan post test. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
mempelajari materi SKI.
rata-rata post test siklus 1 dan post test siklus 2. Siswa dikatakan meningkat
prestasi belajarnya jika terjadi peningkatan persentase rata-rata hasil tes tersebut.
Kesimpulan
Data yang diperoleh kemudian disimpulkan berdasarkan hasil setelah
dianalisis dengan memperhatikan hasil prestasi belajar yang dicapai pada
siklus 1 dan siklus 2, yang menerapkan metode scramble. Hasil prestasi belajar
diperhatikan dari sebelum materi diajarkan dan setelah materi diajarkan untuk
mengetahui peningkatan prestasi belajar.
HASIL PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas tentang penerapan metode scramble untuk
meningkatkan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam di MI Al-Iman telah
terlaksana dalam 2 siklus. Kegiatan didalam 2 siklus tersebut dipaparkan dalam
pembahasan ini dengan rincian sebagai berikut :
Siklus 1
Dalam Siklus 1 terdiri dari dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Januari 2013, pukul 11.00-12.10 WIB.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Januari 2013, pukul 11.00-
12.10.
Pada pertemuan pertama, guru mengajar sesuai yang ada didalam RPP.
Guru masuk kelas, membuka pembelajaran dengan salam, berdoa dan mengabsen
siswa. Setelah itu guru menyinggung sedikit tentang materi yang akan disampaikan
dan melakukan tanya jawab. Selanjutnya, guru membagikan lembar pre test untuk
mengetahui kesiapan siswa dalam pembelajaran dan dikerjakan kurang lebih selama
10 menit. Guru menyajikan materi tentang sebab-sebab terjadinya Fathul Makkah
dengan metode ceramah dan tanya jawab. Setelah selesai menyampaikan materi,
guru mempersilahkan siswa untuk bertanya seputar materi yang belum dipahami
oleh siswa. Kegiatan tanya jawab selesai, kemudian guru dan siswa bersama-sama
menyimpulkan materi yang sudah disampaikan.
Pertemuan kedua, guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
salam, berdo’a dan mengabsen siswa. Setelah itu, guru menjelaskan tentang
Siklus 2
Dalam Siklus 2 terdiri dari dua kali pertemuan yaitu pada hari Kamis,
31 Januari 2013 pukul 11.00-12.10 WIB dan Kamis, 7 Februari 2013 pukul
11.00-12.10 WIB.
Seperti yang telah dilaksanakan pada siklus 1, pada pertemuan pertama,
guru mengajar sesuai yang ada didalam RPP. Guru masuk kelas, membuka
pembelajaran dengan salam, berdoa dan mengabsen siswa. Setelah itu guru
melakukan tanya jawab seputar materi pada pertemuan lalu. Selanjutnya,
guru membagikan lembar pre test untuk mengetahui kesiapan siswa dalam
pembelajaran dan dikerjakan kurang lebih selama 10 menit. Guru menyajikan
materi Fathul Makkah dengan metode ceramah dan tanya jawab. Setelah selesai
menyampaikan materi, guru mempersilahkan siswa untuk bertanya seputar
materi yang belum dipahami oleh siswa. Kegiatan tanya jawab selesai, kemudian
guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang sudah disampaikan.
Pertemuan kedua, guru membuka kegiatan pembelajaran dengan salam,
berdo’a dan mengabsen siswa. Setelah itu, guru menjelaskan tentang penggunaan
metode yang digunakan dalam pembelajaran yaitu metode scramble. Guru
membagikan kartu soal dan kartu jawaban (scramble) untuk dikerjakan siswa.
Selesai mengerjakan, guru melakukan tanya jawab terkait soal yang telah diberikan.
Setelah itu, guru membagikan soal post test kepada siswa untuk mengetahui
keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada siklus 2, observer
mengamati pelaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa, dan tes yang telah dilakukan
berupa pre test dan post test. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
guru dan observer, pelaksanaan pembelajaran yang terlaksana pada siklus 1 dan
siklus 2 adalah gabungan dari beberapa metode sebagai berikut:
Metode Scramble
Metode scramble merupakan permainan yang digemari oleh semua
orang karena permainan ini melibatkan kejelian pikiran dan pengetahuan untuk
menyusun kata atau frase. Metode ini bisa mendorong peserta didik untuk
berfikir secara aktif dengan materi (kata teracak) yang ada.11
Dengan metode scramble ini, siswa akan lebih paham untuk mamahami
suatu materi dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Siswa juga akan
lebih aktif untuk berusaha menemukan jawaban. Metode scramble termasuk
metode pembelajaran kooperatif yaitu membutuhkan kerjasama dengan orang
lain.
Metode Diskusi
Metode Diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau interaksi
siswa dengan guru untuk menganalisis dan memecahkan masalah.12 Didalam
penelitian ini, metode diskusi sangat berperan dalam penerapannya bersama
metode scramble karena pada penelitian ini, metode scramble merupakan
bagian dari diskusi.
Metode diskusi erat kaitannya dengan metode lainnya, misalnya ceramah,
karya wisata dan lain-lain karena metode diskusi ini adalah begian yang
terpenting dalam memecahkan suatu masalah.1346 Di dalam penerapan metode
scramble, metode diskusi ini bertujuan untuk membantu siswa dalam mencari
alternatif jawaban berdasarkan pertimbangan yang seksama dengan teman
kelompoknya. Selain itu, tujuan lain penggunaan metode diskusi bersamaan
dengan metode scramble ini adalah untuk mendorong siswa mengembangkan
pikirannya untuk memecahkan masalah bersama.
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan oleh
guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.15
Dalam proses belajar mengajar, guru tidak lepas dari penggunaan metode
ceramah. Dengan metode ceramah, guru dapat dengan mudah menguasai
kelas sehingga siswa bisa lebih terkontrol. Guru juga dapat memberi informasi
sebanyak-banyaknya kepada siswa tentang materi Fathul Makkah. Kegiatan
pembelajaran pada siklus 1, proses pembelajaran berjalan sesuai dengan RPP
yang telah dibuat. Kegiatan pembelajaran terlihat masih belum sempurna,
siswa masih banyak yang bingung dan belum paham dengan metode scramble
yang diterapkan. Walaupun ada siswa yang paham, tetapi itu hanya sebagian
kecil saja. Hasil refleksi pada siklus 1 tentang penggunaan metode scramble
adalah sebaiknya guru memberikan/ menyisipkan penggunaan metode tersebut
setelah materi pelajaran disampaikan beberapa menit agar siswa lebih paham
dalam penggunaan metode scramble tersebut. Guru memberikan beberapa soal
beserta jawabannya dipapan tulis, selanjutnya siswa yang ingin mengerjakan,
dipersilahkan maju ke depan untuk mengerjakan soal yang diberikan. Sehingga
siswa lebih paham penggunaannya dalam menyelesaikan soal. Selain itu, guru
harus lebih menguasai materi yang akan diajarkan.
Untuk kegiatan pembelajaran pada siklus 2 sudah bisa berjalan sesuai
dengan apa yang diharapkan, ini terbukti dengan sikap antusias siswa dalam
mengikuti pelajaran dan nilai post test untuk siklus 2 ini meningkat dibandingkan
siklus 1. Peningkatan ini terjadi karena langkah-langkah pembelajaran yang
dilaksanakan pada siklus 1, diperbaiki pada siklus 2.
Penerapan metode scramble ini dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. Ini terbukti dengan adanya nilai pre test dan post test siklus 1 dan siklus 2.
Tabel 1. Peningkatan Nilai Pre Test dan Post Test Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus 1 Siklus 2
Pre Test Post Test Pre Test Post Test
Rata-rata 42 71,3 48 78,6
Effect Size 7,3
15
Ibid, hlm. 26.
Dari tabel di atas, terlihat bahwa siklus 1 ada peningkatan nilai rata- rata
pre test dan nilai rata-rata post test. Nilai rata-rata pre test yaitu 42 dan nilai
rata-rata post test yaitu 71,3. Pada siklus 2 juga terlihat peningkatan nilai rata-
rata pre test dan nilai rata-rata post test. Nilai rata-rata pre test yaitu 48 dan
nilai rata-rata post test yaitu 78,6. Selisih nilai rata-rata (effect size) nilai post
test siklus 1 dan siklus 2 yaitu sebesar 7,3.
Pada tabel di atas menunjukkan persentase peningkatan nilai pre test dan
post test siklus 1 dan siklus 2. Siklus 1 menunjukkan peningkatan dari nilai pre
test 46,6% menjadi 53,3% pada post test. Siklus 2 menunjukkan peningkatan
dari nilai pre test 53,3% menjadi 80%. Peningkatan nilai rata- rata pre test
siklus 1 dan pre test siklus 2 adalah 6 dengan persentase 6,7%. Sedangkan nilai
rata-rata post test siklus 1 dan siklus 2 adalah 7,3 dengan persentase 26,7%.
Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa penguasaan materi saat dilakukan
pre test pada siklus 1 untuk kategori baik dan baik sekali menunjukkan angka
yang sangat rendah dibandingkan dengan katerogi gagal, kurang, dan cukup.
Setelah dilakukan penyampaian materi dan diterapkannya metode scramble
pada materi Fathul Makkah, siswa mengalami peningkatan penguasaan materi.
Ini terbukti dengan nilai post test untuk siklus 1 mengalami peningkatan yang
cukup signifikan pada kategori baik dan baik sekali.
Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa penguasaan materi saat dilakukan
pre test pada siklus 2 untuk kategori baik dan baik sekali menunjukkan angka
yang sangat rendah dibandingkan dengan katerogi gagal, kurang, dan cukup.
Setelah dilakukan penyampaian materi dan diterapkannya metode scramble
pada materi Fathul Makkah, siswa mengalami peningkatan penguasaan
materi. Ini terbukti dengan nilai post test untuk siklus 2 juga mengalami
peningkatan yang cukup signifikan pada kategori baik dan baik sekali.Secara
keseluruhan, metode scramble untuk pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
yang diterapkan di kelas V MI Al-Iman Sorogenen berlangsung dengan baik
dan dapat memberikan hasil. Peningkatan penguasaan materi terlihat pada
kategori baik. Dari kedua siklus, dapat diketahui bahwa penerapan metode
scramble dapat meningkatkan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam
kelas V MI Al-Iman Sorogenen. Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa
penguasaan materi saat dilakukan pre test pada siklus 2 untuk kategori baik
dan baik sekali menunjukkan angka yang sangat rendah dibandingkan dengan
katerogi gagal, kurang, dan cukup. Setelah dilakukan penyampaian materi dan
diterapkannya metode scramble pada materi Fathul Makkah, siswa mengalami
peningkatan penguasaan materi. Ini terbukti dengan nilai post test untuk
siklus 2 juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada kategori
baik dan baik sekali.Secara keseluruhan, metode scramble untuk pembelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam yang diterapkan di kelas V MI Al-Iman Sorogenen
berlangsung dengan baik dan dapat memberikan hasil. Peningkatan penguasaan
materi terlihat pada kategori baik. Dari kedua siklus, dapat diketahui bahwa
penerapan metode scramble dapat meningkatkan prestasi belajar Sejarah
Kebudayaan Islam kelas V MI Al-Iman Sorogenen.
KESIMPULAN
Hasil penelitian pada siswa menunjukkan bahwa:
Perencanaan metode scramble yang dilaksanakan pada pembelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam kelas V MI Al-Iman Sorogenen berjalan dengan
lancar dimulai dari pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
pembuatan kartu soal dan kartu jawaban, membuat lembar pre test dan post
test, dan membuat lembar observasi.
Metode scramble dapat dilaksanakan dan diterapkan dalam
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas V MI AL-Iman Sorogenen.
Prestasi belajar siswa kelas V MI AL-Iman Sorogenen pada mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam diakhir penelitian setelah melakukan
pembelajaran dengan metode scramble, mengalami peningkatan. Peningkatan
prestasi belajar siswa menunjukkan rata-rata nilai pre test siklus 1 adalah
46,6% meningkat pada post test menjadi 53,33%. Sedangkan pada siklus 2
menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar dari rata-rata nilai pre test
53,33% meningkat pada post test menjadi 80%. Jadi, peningkatan prestasi
belajar SKI kelas V MI Al-Iman Sorogenen berdasarkan hasil post test adalah
26,7%.
DAFTAR PUSTAKA
Nana Sudjana, 2010, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Cet. Ke. 11, Bandung:
Sinar Baru Algesindo
, 2010, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Cet. Ke-15, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Ngalim Purwanto, 2010, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Cet. Ke-16,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Oemar Hamalik, 2006, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Cet.
Ke-4, Jakarta: Bumi Aksara
Prasetya Dewi Anjarsari, 2010, Efektivitas Pembelajaran Matematika malalui Metode
Make A Match dan Scramble Terhadap Pemahaman Konsep dan Keaktifan Belajar
Siswa VII Mts Ma’arif NU 1 Wangon-Banyumas, Skripsi, Yogyakarta: Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Rochiati Wiriatmaja, 2007, Metode Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Meningkatkan
Kinerja Guru dan Dosen, Cet. Ke-3. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Silberman, Mel, 2005, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Terjem. oleh
Sarjuli, dkk, Cet. Ke-3, Yogyakarta: Yappendis
Slameto, 1995, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Cet. Ke-2, Jakarta:
Rineka Cipta
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung:
Alfabeta
Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Cet.XIII.
Ed. VI, Jakarta: Rineka Cipta
, 2011, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Cet. Ke-11, Jakarta: Bumi Aksara
Suyatno, 2005, Permainan Pendukung Pembelajaran Bahasa dan Sastra, Jakarta: PT.
Grasindo
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 1997, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
PT Rineka Cipta
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2002, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Ed. Ke-3, Cet. Ke-2, Jakarta: Balai Pustaka
Umi Zulfa, 2010, Strategi Pembelajaran, Ed. Revisi, Cilacap: A. Ghazali Press www.
kolegaku.wordpress.com, diakses tanggal 6 Agustus 2012, pukul 10.25 WIB
Zakiyah Darajat, dkk, 2004, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT.
Bumi Aksara.