Penerapan Metode Peer Group Teaching Dal E9646031

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam p-ISSN 2355-8237

Vol. 5 No. 1 Juli-Desember 2018 e-ISSN 2503-300X

PENERAPAN METODE PEER GROUP TEACHING DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


AGAMA ISLAM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Muslim*, Andrizal**
Universitas Islam Kuantan Singingi, Riau, Indonesia
Email: *Muslim01@gmail.com, **Andrizal@uniks.ac.id

Abstract: The purposes of this study were to determine the application of the Peer Group
Teaching method in PAI Subjects in Class VIII 2 of Kuantan Hilir 1 Junior High School, and
to find out the application of the Peer Group Teaching method to improve results student
learning in PAI learning in class VIII 2 of Kuantan Hilir 1 Junior High School. This study
uses a Classroom Action Research (CAR) design of 3 cycles, namely pre-cycle, Cycle I and
Cycle II. Each cycle consists of one meeting and four stages, namely: action planning
stage; the stage of implementation of the action; observation stage; Analysis and
reflection stages. The target of this study was class VIII 2 of Kuantan Hilir 1 Junior High
School. Meanwhile, the data obtained in the form of the results of competency test and
observation of group learning activities. From the results of research data analysis, PAI
learning with the use of the Peer Group Teaching method (peer tutoring) can improve
student learning outcomes. This is evident from 30 students, 26 students (87%) have
reached the specified KKM, 77, although there are 4 (13%) students who have not
achieved individual completeness. But this has exceeded the set of success indicators as
many as 80% of students reach KKM (Completed).

Keywords: Peer Group Teaching Method; Learning Outcomes; Islamic Education

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode Peer
Group Teaching (tutor sebaya) pada Mata Pelajaran PAI di Kelas VIII 2 SMPN 1 Kuantan
Hilir, dan untuk mengetahui penerapan metode metode Peer Group Teaching (tutor
sebaya) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI di kelas VIII 2
SMPN 1 Kuantan Hilir. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) sebanyak 3 siklus, yakni prasiklus, Siklus I dan Siklus II. Setiap siklus terdiri dari
satu kali pertemuan dan empat tahapan yaitu: tahap perencanaan tindakan; tahap
pelaksanaan tindakan; tahap pengamatan; tahap Analisis dan refleksi. Sasaran
penelitian ini adalah siswa kelas VIII 2 SMPN 1 Kuantan Hilir. Sedangkan, data yang
diperoleh berupa hasil tes uji kompetensi dan observasi kegiatan belajar kelompok.
Dari hasil analisis data penelitian, pembelajaran PAI dengan penggunaan metode
metode Peer Group Teaching (tutor sebaya) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini terbukti dari 30 siswa, 26 siswa (87%) telah mencapai KKM yang ditetapkan
yaitu 77, meskipun ada 4 (13%) siswa yang belum mencapai ketuntasan individu.
Namun hal ini sudah melebihi indikator keberhasilan yang ditetapkan sebanyak 80 %
siswa mencapai KKM (Tuntas).

Kata Kunci: Metode Peer Group Teaching (Tutor Sebaya); Hasil Belajar; Pendidikan
Agama Islam

J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam


Vol. 5 No. 1 Juli-Desember 2018
Homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jpai/
36
Muslim, Andrizal - Penerapan Metode Peer Group Teaching Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peran sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagaimana tercantum pada Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan fungsi
dan tujuan dari Pendidikan Nasional.
Produk pendidikan yang berkualitas tidak terlepas dari peran pendidik dalam proses
pembelajaran. Guru dituntut mampu menciptakan situasi pembelajaran yang efektif, kreatif,
inovatif, aktif dan menyenangkan dalam proses kegiatan pembelajaran. Khususnya pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI). PAI menjadi sangat penting seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin meningkat, sebagai salah satu ilmu yang memiliki nilai
esensial yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan.
Banyak siswa di sekolah tidak menyukai pelajaran PAI. Bermacam-macam alasan yang
menyebabkan para siswa tidak menyukai PAI. Siswa menganggap PAI adalah pelajaran yang
membosankan dan tidak mudah dipahami karena di dalamnya terdapat banyak materi yang harus
dihafal. Siswa yang menganggap bahwa pelajaran PAI itu sulit dan tidak mudah dipahami,
sebenarnya bukan hanya karena mereka malas belajar atau tidak memperhatikan saat pendidik
menerangkan, tetapi bisa jadi karena materi yang disampaikan guru tidak menarik bagi mereka dan
cara mengajar guru yang monoton membuat mereka merasa bosan dan kurang bersemangat.
Berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar di kelas tentu akan berpengaruh pada
hasil belajar. Begitu pula dengan permasalahan di atas, sebagaimana dikemukakan oleh Sumarsono
bahwa belajar merupakan proses perubahan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
berlangsung terus menerus dalam periode waktu yang panjang. Penggunaan metode yang tepat di
dalam pelaksanaannya, serta pelaksanaan evaluasi hasil belajar, merupakan aspek-aspek yang
mempengaruhi keberhasilan belajar (Sumarsono, 2007: 8).
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru PAI Ibu
Jusniati, S.Pd.I, diketahui bahwa siswa kelas VIII 2 SMP Negeri 1 Kuantan Hilir pada saat mata
pelajaran PAI terlihat masih kurang aktif sehingga hasil belajar masih rendah. Hal ini terlihat saat
mata pelajaran PAI berlangsung dilihat dari gejala-gejala sebagai berikut :
1. Masih ada siswa yang tidak fokus pada saat guru sedang menjelaskan materi.
2. Siswa terlihat mengobrol dan bercanda dengan teman sebangkunya.
3. Apabila guru bertanya mereka tidak tahu harus menjawab apa,
4. Siswa cenderung diam dan malas untuk bertanya jika ada materi yang kurang jelas,
5. Pada saat diskusi berlangsung siswa kurang memperhatikan ketika kelompok lainnya sedang
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
6. Pada saat diskusi berlangsung mereka tidak mau mengeluarkan pendapat dan menanggapi
pendapat kelompok lain, mereka terlihat diam.
7. Apabila diminta untuk mengemukakan pendapatnya mereka tidak bisa menjawab. Hanya
beberapa anak yang mau bertanya dan mengeluarkan pendapat atau ide pada saat mata
pelajaran berlangsung.

Melalui obeservasi awal hasil belajar diketahui bahwa 70 % atau 21 orang siswa hasil
belajarnya masih dibawah KKM 77, dan hanya 9 orang (30 %) yang hasil belajarnya diatas KKM.
Dengan melihat kurang optimalnya hasil belajar siswa, maka perlu dicari jalan keluar untuk
memecahkan persoalan tersebut. Hal yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan metode
yang cocok dengan kondisi siswa, agar siswa dapat berpikir kritis, logis dan dapat memecahkan
masalah dengan sikap terbuka, kreatif dan inovatif. Dalam pembelajaran dikenal berbagai model
pembelajaran salah satunya adalah model pembelajaran Peer Group Teaching.
Pembelajaran Peer Group Teaching dapat dijadikan salah satu alternatif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga pembelajaran yang berlangsung lebih bermakna. Karena
Peer Group Teaching(tutor sebaya) merupakan sebuah metode latihan atau praktik membelajarkan,
yang menjadi sasarannya adalah temannya sendiri yang bertujuan untuk memperoleh
keterampilan dalam membelajarkan (Sutikno, 2009: 96).
J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Vol. 5 No. 1 Juli-Desember 2018
Homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jpai/
37
Muslim, Andrizal - Penerapan Metode Peer Group Teaching Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pembelajaran Peer Group Teaching atau tutor sebaya dalam kelompok kecil merupakan
pembelajaran yang dilakukan antara kelompok kecil dengan seorang siswa yang prestasinya lebih
tinggi di kelompoknya itu memberi bantuan atau menjadi guru bagi siswa yang lain. Karena dengan
bantuan teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah
dipahami. Dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri dan malu. Jadi proses
belajarnya dapat berjalan lebih efektif.
Berdasarkan keterangan di atas, dan mengingat pentingnya proses pembelajaran PAI
sebagai langkah untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka kelemahan–kelemahan dalam
proses pembelajaran harus diperbaiki. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang penerapan metode Peer Group Teaching dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), yang difokuskan pada studi di kelas VIII 2 SMP
Negeri 1 Kuantan Hilir.

Metode Peer Group Teaching (Tutor Sebaya)


Seorang guru dituntut untuk bisa menggunakan berbagai metode guna menunjang kegiatan
pembelajaran. Banyak sekali metode yang bisa digunakan, baik metode yang menuntut siswa untuk
bekerja secara individu maupun kelompok. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru
dalam kegiatan pembelajaran adalah metode Peer Group Teaching.
Peer Group Teaching yang dalam istilah bahasa Bahasa Indonesianya sering disebut dengan
Tutorial Sebaya merupakan metode yang mengajak siswa untuk belajar dengan teman sebayanya.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain disebut tutorial sebaya karena yang menjadi
pengajar mempunyai usia yang hamper sebaya dengan siswa yang diajar (Djamarah & Zain, 2010:
25). Jadi, tutorial sebaya merupakan metode yang memfasilitasi siswa untuk belajar dengan teman
sebayanya, saat pembelajaran siswa diajar oleh teman yang usianya sebaya dengan siswa tersebut.
Nurul Ramadhani Makarao menjelaskan bahwa tutorial sebaya adalah metode pengajaran
yang memberi kesempatan pada siswa untuk mengajarkan dan berbagi ilmu pengetahuan atau
keterampilan pada siswa yang lain (Makarao, 2009: 127). Sedangkan Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono menjelaskan bahwa tutorial sebaya adalah metode pembelajaran dimana beberapa
siswa ditunjuk atau ditugaskan untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam
belajar agar temannya tersebut bisa memahami materi dengan baik (Ahmadi & Supriyono, 2004:
184).
Metode ini dianggap efektif karena pada umumnya hubungan antara teman lebih dekat
dibandingkan hubungan antara guru dengan siswa. Metode tutorial sebaya merupakan metode
yang mengajak siswa untuk saling membantu, siswa yang pandai dapat membantu siswa yang
kesulitan dalam memahami materi. Siswa yang membantu temannya dalam belajar disebut sebagai
tutor. Seorang tutor bertugas untuk mengajarkan materi kepada teman-temannya dimana materi
yang disampaikan adalah materi yang diberi oleh guru. Suatu hubungan dekat dengan orang lain
sangat besar pengaruhnya terhadap seseorang, hubungan yang dekat akan memberikan rasa
nyaman dan senang saat bersama.
Umumnya, hubungan siswa dengan guru tidak sedekat hubungan antara siswa dengan
siswa. Pembelajaran dengan metode tutorial memberikan rasa nyaman pada siswa, karena yang
membantu siswa dalam belajar adalah temannya sendiri. Rasa nyaman yang dirasakan membuat
siswa lebih senang saat kegiatan pembelajaran berlangsung, sehingga siswa lebih mudah dalam
memahami materi. Untuk siswa yang takut bertanya pada guru, metode ini juga dapat membantu
siswa tersebut untuk tetap bertanya dikelas tanpa takut lagi, karena yang ditanya adalah temannya
sendiri. Siswa menjadi lebih percaya diri dalam mengutarakan pertanyaan atau pendapat yang
dimiliki.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan metode tutorial sebaya
merupakan metode pengajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk mengajarkan dan
berbagi ilmu pengetahuan atau ketrampilan pada siswa yang lain. Metode tutorial sebaya dapat
memberi rasa nyaman pada siswa karena pada umumnya hubungan antara teman lebih dekat
dibandingkan hubungan guru dengan siswa.
Sebelum pembelajaran dengan metode Peer Group Teaching(tutorial sebaya) dilakukan,
guru sebaiknya melakukan persiapan agar pembelajaran dengan metode ini berjalan dengan baik.
J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Vol. 5 No. 1 Juli-Desember 2018
Homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jpai/
38
Muslim, Andrizal - Penerapan Metode Peer Group Teaching Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Salah satu persiapan yang harus dilakukan oleh guru adalah memilih siswa yang akan dijadikan
tutor. Terdapat peraturan dalam menentukan siswa yang akan dijadikan tutor, agar metode tutorial
sebaya ini dapat berjalan dengan lancar dan semua tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain untuk menentukan siapa yang akan dijadikan
tutor diperlukan pertimbangan-pertimbangan tersendiri (Djamarah & Zain, 2010: 25). Seorang
tutor belum tentu siswa yang paling pandai, yang penting diperhatikan siapa yang menjadi tutor
tersebut, yaitu:
a. Dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapat program perbaikan sehingga siswa tidak
mempunyai rasa takut atau enggan bertanya kepadanya.
b. Dapat menerangkan bahan yang diperlukan oleh siswa yang akan dibimbing.
c. Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan.
d. Mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat
menerangkan pelajaran kepada kawannya.

Tahap-tahap metode Peer Group Teaching(tutorial sebaya) yaitu:


a. Memilih siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata untuk dijadikan tutor.
b. Siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata tersebut diminta untuk mempelajari suatu
topik.
c. Guru memberi penjelasan umum tentang topikyang akan dibahas
d. Kelas dibagi dalam beberapa kelompok, siswa yang pandai disebar pada setiap kelompok
untuk memberikan bantuannya.
e. Guru memantau proses saling membantu tersebut.
f. Guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan khusus.
g. Jika ada masalah yang tidak terpecahkan, siswa yang pandai meminta bantuan kepada guru.
h. Guru memberi penguatan kepada kedua belah pihak agar anak yang membantu maupun yang
dibantu merasa senang.
i. Guru mengadakan evaluasi.

Langkah-langkah metode tutorial sebaya ini tidak semuanya dilakukan saat kegiatan
pembelajaran berlangsung. Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan sebelum kegiatan
pembelajaran yaitu pemilihan tutor dan ketika tutor diminta untuk mempelajari suatu topik atau
materi yang akan diajarkan. Guru dapat melakukan kegiatan ini diluar jam pembelajaran agar
waktu untuk pembelajaran PAI tidak banyak terkurangi karena dua kegiatan ini membutuhkan
waktu yang cukup lama.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain kelebihan dari metode tutorial sebaya
antara lain (Djamarah & Zain, 2010: 26):
a. Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai perasaan takut atau
enggan kepada guru.
b. Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan mempunyai akibat memperkuat konsep yang sedang
dibahas. Dengan memberitahukan kepada anak lain, maka seolah-olah ia menelaah serta
menghapalkannya kembali.
c. Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam
mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran.
d. Mempererat hubungan antara sesama siswa sehingga mempertebal perasaan sosial.

Sedangkan Kelamahan Metode Peer Group Teaching Menurut Syaiful Bahri Djamarah &
Aswan Zain antara lain (Djamarah & Zain, 2010: 26-27):
a. Siswa yang dibantu sering belajar kurang serius, karena hanya berhadapan dengan kawannya,
sehingga hasilnya kurang memuaskan.
b. Ada beberapa anak yang menjadi malu bertanya, karena takut rahasianya diketahui kawannya.
c. Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan, karena perbedaan kelamin
antara tutor dengan siswa yang diberi program perbaikan.

J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam


Vol. 5 No. 1 Juli-Desember 2018
Homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jpai/
39
Muslim, Andrizal - Penerapan Metode Peer Group Teaching Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

d. Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor yang tepat bagi seorang atau beberapa orang
siswa yang harus dibimbing.
e. Tidak semua siswa yang pandai atau cepat waktu belajarnya dapat mengerjakannya kembali
kepada kawan-kawannya.

Penerapan metode Peer Group Teaching dalam pembelajaran PAI sesuai dengan
pembelajaran berbasis aktifitas siswa. Dimana dalam pembelajaran berbasis aktifitas adalah
pembelajaran yang menekankan kepada aktifitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil
belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afaktif dan psikomotorik secara seimbang. Oleh
karena itu metode Peer Group Teaching ini menumbuhkan keseimbangan antara aktifitas fisik,
mental, termasuk emosional dan aktifitas intelektual. Dengan demikian kadar pembelajaran
metode Peer Group Teaching ini tidak hanya bisa dilihat dari aktifitas fisik saja, akan tetapi juga
aktifitas mental dan intelektual. Seorang siswa yang tampaknya hanya mendengarkan saja, tidak
berarti memiliki kadar aktifitas yang rendah dibandingkan dengan seorang siswa yang sibuk
mencatat.

Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan
instruksional untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Menurut
Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana ranah tujuan pendidikan tersebut dapat diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu: Ranah kognitif, Ranah afektif, Ranah psikomotoris (Sudjana, 2010: 22-23).
Pengukuran dan penilaian sering dicampur adukan oleh banyak orang. Padahal keduanya
mempunyai pengertian yang berbeda. Menurut Hamzah B. Uno & Satria Koni pengukuran dapat
diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala,
peristiwa atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka (Uno & Koni, 2012: 2).
Kemudian, menurut Zainal Arifin (2013: 4), pengukuran adalah suatu kegiatan untuk menentukan
kuantitas sesuatu, seperti kuantitas siswa, guru, gedung, meja, dan lain sebagainya. Dalam kegiatan
belajar mengajar, pengukuran hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh
perubahan tingkah laku siswa setelah melalui proses belajar.
Menurut Nana Sudjana (2010: 35), alat penilaian yang digunakan untuk mengetahui hasil
belajar yaitu tes, baik tes uraian maupun tes objektif.
Pemberian nilai hasil belajar dapat menggunakan beberapa cara, seperti menilai dengan
huruf atau dengan angka. Menurut Nana Sudjana cara yang dapat digunakan dalam penilaian hasil
belajar yaitu menggunakan sistem huruf
Sistem penilaian adalah cara yang digunakan dalam menentukan derajat keberhasilan
siswa sehingga dapat diketahui apakah siswa telah mencapai tujuan instruksional atau belum.
Dalam menilai siswa guru bisa menggunakan dua macam acuan, yaitu acuan norma dan patokan.
Penilaian acuan norma mengacu pada rata-rata kelas, sedangkan penilaian acuan patokan mengacu
pada tujuan instruksional pembelajaran. Penjabaran tentang penilaian acuan norma dan penilaian
acauan patokan menurut Sugihartono, dkk yaitu:Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian
Acuan Patokan (PAP).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada tahap pra siklus ini dilaksanakan pada tanggal 07 April 2017, peneliti melakukan
observasi awal dengan mengikuti guru PAI pada Kelas VIII 2 SMPN 1 Kuantan Hilir. Pada saat itu
materi pelajaran adalah tentang Adab Makan dan Minum dengan Kompetensi Dasar Menjelaskan
Adab Makan dan Minum dan Menampilkan Contoh Adab Makan dan Minum. Berdasarkan hasil
pengamatan yang diperoleh peneliti tentang proses belajar mengajar (PBM) yang dilaksanakan di
kelas VIII 2 SMPN 1 Kuantan Hilir, terlihat bahwa guru PAI belum melaksanakan metode Peer
Group (tutor sebaya) dalam pembelajaran PAI. strategi pembelajaran kebanyakan menggunakan
metode ceramah dan terkadang diselingi dengan metode diskusi dan tanya jawab. Secara detail
hasil observasi awal hasil belajar siswa kelas VIII 2 SMPN 1 Kuantan Hilir pada Mata Pelajaran PAI
masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Vol. 5 No. 1 Juli-Desember 2018
Homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jpai/
40
Muslim, Andrizal - Penerapan Metode Peer Group Teaching Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Tabel 1. Penilaian Hasil Belajar Prasiklus


Siswa
No Nilai Hasil Belajar Keterangan
Jumlah Persentase
1 0-76 21 70 Tidak Tuntas
2 77-100 9 30 Tuntas
JUMLAH 30 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam hasil belajar siswa dari 30 siswa hanya
9 siswa atau 30% yang tuntas. Sementara 21 orang siswa atau 70% masih belum mencapai
ketuntasan.
Kegiatan pada Siklus I dilaksanakan pada Hari Jum’at tanggal 21 April 2017. Dalam siklus I
peneliti membuka pelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Guru memberikan apersepsi, motivasi kepada siswa untuk mengarahkan siswa memasuki
pelajaran/ materi yang akan disampaikan
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3) Guru menjelaskan kepada siswa bahwa aktifitas yang dilaksanakan adalah kerja kelompok
atau tim, dan salah satu sebagai tutor
4) Guru membagi siswa dalam 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa, salah satunya sebagai
tutor dalam kelompok.
5) Tutor dalam kelompok mengambil undian soal yang akan didiskusikan dengan kelompok.
6) Tutor mengkondisikan proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis
7) Tutor menyampaikan permasalahan kepada guru, apabila ada materi pelajaran yang belum
dikuasai
8) Tutor melaksanakan diskusi bersama anggota kelompok untuk memecahkan masalah yang
dihadapi
9) Tutor melaporkan perkembangan anggota kelompoknya kepada guru pada setiap materi yang
dipelajari
10) Ketika semua tim / kelompok sedang bekerja, guru berkeliling kelas, bergantian mendatangi
kelompok dan memfasilitasi setiap kelompok. Guru dapat membantu apabila terjadi salah
pemahaman, tetapi tidak mencoba mengambil alih kepemimpinan dalam kelompok.
11) Setelah diskusi selesai, setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai
dengan tugas yang diberikan. Guru bertindak sebagai narasumber utama
12) Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan sub materi,
guru memberikan kesimpulan dan klasifikasi, seandainya ada pemahaman siswa yang perlu
diluruskan
13) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum
difahami
14) Guru melaksanakan evaluasi dengan membagikan soal kepada setiap siswa untuk dikerjakan
15) Guru memberikan kuis kepada siswa secara acak, guna mereview pelajaran yang telah
dipelajari pada siklus I

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I dapat pula dilihat hasil tes
siklus I, pada tabel berikut :
Tabel 2. Penilaian Hasil Belajar Siklus I
Siswa
No Nilai Hasil Belajar Keterangan
Jumlah Persentase
1 0-76 14 47 Tidak Tuntas
2 77-100 16 53 Tuntas
JUMLAH 30 100

J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam


Vol. 5 No. 1 Juli-Desember 2018
Homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jpai/
41
Muslim, Andrizal - Penerapan Metode Peer Group Teaching Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam hasil belajar siswa dari 30 siswa,
sebanyak16 siswa atau 53% tuntas. Sementara 14 orang siswa atau 47 % masih belum mencapai
ketuntasan. Berdasarkan data hasil belajar siklus I dikatakan belum berhasil karena belum
memenuhi indikator keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu 80 %. Berdasarkan hasil evaluasi
dan observasi diatas, peneliti dan guru melakukan analisis terhadap peroses pembelajaran. Analisis
ini dilakukan guru bidang studi PAI dengan cara berdiskusi, mengevaluasi proses pembelajaran
yang telah dilalui, serta melihat kekurangan-kekurangan yang ada. Selain itu guru dan peneliti juga
berpedoman pada hasil evaluasi belajar siswa. Adapun hal-hal yang sudah dicapai pada siklus I
adalah:
1) Siswa sudahcukup memperhatikan penjelasan guru, berdiskusi, menyelesaikan
tugasberkelompok, melakukan kegiatan menemukan, mengkonstruksi danmembuat model PAI
dari permasalahan yang diberikan.
2) Siswa cukup antusias dalam memberikan tanggapan terhadap pendapatkelompok lain dan
menjawab pertanyaan anggota kelompok lain.
3) Siswa mulai menyenangi pembelajaran PAI yang menerapkanpendekatan kontekstual dengan
tutor sebaya.

Hal-hal yang belum dicapai pada siklus I adalah :


1) Kerjasama dalam satu kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan gurumasih
kurang.
2) Sebagian siswa belum serius mengerjakan LKS yangdiberikan, ini terlihat dengan masih
adanya siswa yang melakukankegiatan yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran.
3) Penguasaanmateri oleh tutor masih kurang, ini terlihat dengan masih benyaknya tutoryang
menanyakan materi pada guru saat mengerjakan LKS.
4) Sebagiansiswa belum aktif, yaitu tutor tidak mau menjelaskan kepada anggotakelompok yang
bertanya dan masih ada anggota kelompok yang belummemahami tugas tetapi tidak mau
bertanya kepada tutor akibatnya diskusitidak berjalan dengan baik.

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan tindakan kelas siklus Imengalai
peningkatan namun belum berhasil karena belum mencapai atau memenuhi indikator keberhasilan
yang sudah ditentukan yaitu 80 %.
Setelah menganalisishal-hal yang telah dicapai dan belum dicapai terhadap penerapan
metode Peer Group Teaching(tutor sebaya), peneliti dan guru membuat perencanaan untuk siklus
II.
Pada Siklus II pada tanggal 05 Mei 2017, Peneliti dan guru bidang studi PAI menyepakati
beberapa hal yang sebaiknya dilakukan perbaikan dalam penerapan metode Peer Group Teaching.
Hal-hal tersebut yaitu:
1) Peneliti meninjau kembali rancangan pembelajaran yang telah disiapkan untuk siklus II
dengan melakukan revisi sesuai refleksi siklus I.
2) Peneliti dan guru merencanakan penerapan metode Peer Group Teaching(tutor sebaya)
pada Pembelajaran PAI.
3) Peneliti menentukan pokok bahasan yang akan dilaksanakan pada siklus II.
4) Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam
proses pembelajaran di kelas.
5) Mengembangkanskenario pembelajaran seperti halnya menyiapkan sarana dan prasarana
yang diperlukan dalam metode pembelajaran Peer Group Teaching(tutor sebaya),
pembagian tugas diskusi yang ditulis dalam kertas yang dilipat dan siswa memilih tugas
yang tercantum dalam kertas tersebut.
6) Menyiapkan soal evaluasi beserta kunci jawabannya pada siklus II
7) Menyiapkan format observasi selama proses penelitian berlangsung.

Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah


disusun, yaitu guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Peer Group
Teaching(tutor sebaya) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Vol. 5 No. 1 Juli-Desember 2018
Homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jpai/
42
Muslim, Andrizal - Penerapan Metode Peer Group Teaching Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1) Guru memberikan apersepsi, motivasi kepada siswa untuk mengarahkan siswa memasuki
pelajaran/ materi yang akan disampaikan.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3) Guru menjelaskan kepada siswa bahwa aktifitas yang dilaksanakan adalah kerja kelompok
atau tim, dan salah satu sebagai tutor.
4) Siswa menyesuaikan diri dengan kelompok yang sudah terbentuk pada siklus I.
5) Tutor mengambil undian soal yang akan didiskusikan dengan kelompok.
6) Tutor mengkondisikan proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis.
7) Tutor menyampaikan permasalahan kepada guru, apabila ada materi pelajaran yang belum
dikuasai.
8) Tutor melaksanakan diskusi bersama anggota kelompok untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
9) Tutor melaporkan perkembangan anggota kelompoknya kepada guru pada setiap materi
yang dipelajari.
10) Ketika semua tim/ kelompok sedang bekerja, guru berkeliling kelas, bergantian mendatangi
kelompok dan memfasilitasi setiap kelompok. Guru dapat membantu apabila terjadi salah
pemahaman, tetapi tidak mencoba mengambil alih kepemimpinan dalam kelompok.
11) Setelah diskusi selesai, setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai
dengan tugas yang diberikan. Guru bertindak sebagai narasumber utama.
12) Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan sub
materi, guru memberikan kesimpulan dan klasifikasi, seandainya ada pemahaman siswa
yang perlu diluruskan.
13) Guru mereview materi yang diajarkan dan tindak lanjut.
14) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum
dipahami.
15) Guru melaksanakan evaluasi dengan membagikan soal kepada setiap siswa untuk
dikerjakan.
16) Guru memberikan kuis kepada siswa secara acak, guna mereview pelajaran yang telah
dipelajari pada siklus II.

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II dapat dilihat hasil tes siklus II,
pada tabel berikut:
Tabel 3. Penilaian Hasil Belajar Siklus II
Siswa
Nilai Hasil
No Jumla Keterangan
Belajar Persentase
h
1 0-76 4 13 Tidak Tuntas
2 77-100 26 87 Tuntas
JUMLAH 30 100
Sumber : Data Penelitian

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam hasil belajar siswa dari 30 siswa,
sebanyak26 siswa atau 87% tuntas (KKM 77). Dan hanya terdapat 4 orang siswa atau 13 % masih
belum mencapai ketuntasan. Berdasarkan data hasil belajar siklus II dapat dikatakan sudah
berhasil karena sudah memenuhi indikator keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu 80 %.
Pada Siklus II ini, dalam proses pembelajaran kolaborasi peneliti dan guru bidang studi PAI
mencatat hasil belajar siswa menjadi meningkat. Suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif,
siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada proses pembelajaran siklus II suduh
sangat baik. Hal ini bisa dilihat dari pencapaian pada siklus II antara lain :
1) Kerjasama siswa dalam satu kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
sudahcukup baik.
J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Vol. 5 No. 1 Juli-Desember 2018
Homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jpai/
43
Muslim, Andrizal - Penerapan Metode Peer Group Teaching Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

2) Keaktifan siswa sudah meningkat, terlihat dengan tutormau menjelaskan dan peserta mau
bertanya.
3) Siswa sudahmempersiapkan diri untuk membahas materi pada kegiatan pembelajaran.
4) Siswa sudah cukup baik dalam memberi tanggapan dan bertanya darikelompok lain dan
menjawab pertanyaan dosen.
5) Meningkatnya hasil belajar siswa dari 53 % pada siklus I menjadi 83 % pada siklus II.

Dari hasil analisis tersebut peneliti dan guru merasa bahwa hasil penelitian sudah maksimal
dan telah mencapai target yang penulis tetapkan sebelumnya yaitu ketuntasan belajar siswa
mencapai 80%.
Berdasarkan penyajian data tentang peningkatan hasil belajar melalui metode
pembelajaran Peer Group Teaching(tutor sebaya) pada mata pelajaran PAI siswa kelas VIII 2 SMPN
1 Kuantan Hilir yang dilakukan dalam bentuk penelitian kelas yang dilaksanakan pada setiap hari
Jumat jam ke 2 dan 3 sebanyak 3 siklus.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode tutor sebaya siswa dibagi dalam enam
kelompok yang terdiri dari lima orang salah seorang menjadi tutor. Guru memberikan LKS yang
dikerjakan oleh siswa dalam kelompoknya yang dibantu oleh seorang tutor dalam setiap kelompok,
guru menunjuk secara acak satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di
depan kelas dan kelompok yang lain memberi tanggapan dan pertanyaan kepada kelompok yang
mempresentasikan tugasnya serta membandingkan dengan hasil kerja kelompok mereka.
Berdasarkan analisi data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode Peer
Group Teaching (Tutor Sebaya) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Pembelajaran PAI di
Kelas VIII 2 SMPN 1 Kuantan Hilir. Adapun peningkatan tersebut dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4. Rekapitulasi Total Penilaian Hasil Belajar


Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II Keterangan
No Hasil
Belajar Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 0-76 21 70 14 47 4 13 Tidak Tuntas
2 77-100 9 30 16 53 26 87 Tuntas
JUMLAH 30 100 30 100 30 100
Sumber : Data Penelitian

Berdasarkan rekapitulasi hasil penilaian diatas, dapat dijelaskan bahwa sebelum tindakan
(pra siklus) pada pembelajran PAI di Kelas VIII 2 SMPN 1 Kuantan Hilir hanya 9 orang siswa atau
30 % yang mencapai ketuntasan belajar atau memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal yang
ditentukan oleh guru bidang studi yaitu sebesar 77. Pada siklus I, dengan menggunakan metode
Peer Group Teaching (Tutor Sebaya) mengalami peningkatan yaitu 16 orang siswa atau 53 % yang
mencapai ketuntasan belajar atau yang telah memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal
(KKM) 77. Peningkatan tersebut berlanjut pada siklus II dengan 26 orang siswa atau 87 % yang
mencapai ketuntasan belajar atau yang mencapai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) 77.
Peningkatan ketuntasan belajar siswa secara jelas dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Gambar 1. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa

30
20
Tuntas
10
0 Tidak Tuntas
Pra Siklus I Siklus II
Siklus

Sumber : Data Penelitian


J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Vol. 5 No. 1 Juli-Desember 2018
Homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jpai/
44
Muslim, Andrizal - Penerapan Metode Peer Group Teaching Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Dengan hasil tersebut diatas, menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajr
melalui penerapan metode Peer Group Teaching (Tutor Sebaya) siswa kelas VIII 2 mata pelajaran
PAI di SMPN 1 Kuantan Hilir.

KESIMPULAN
Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak 3 siklus,
yakni prasiklus, Siklus I dan Siklus II. Setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan dan empat
tahapan yaitu: tahap perencanaan tindakan; tahap pelaksanaan tindakan; tahap pengamatan;
tahap Analisis dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VIII 2 SMPN 1 Kuantan Hilir.
Sedangkan, data yang diperoleh berupa hasil tes uji kompetensi dan observasi kegiatan belajar
kelompok. Dari hasil analisis data penelitian, pembelajaran PAI dengan penggunaan metode
metode Peer Group Teaching (tutor sebaya) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
terbukti dari 30 siswa, 26 siswa (87%) telah mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 77, meskipun
ada 4 (13%) siswa yang belum mencapai ketuntasan individu. Namun hal ini sudah melebihi
indikator keberhasilan yang ditetapkan sebanyak 80 % siswa mencapai KKM (Tuntas).
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan Penerapan Metode Peer
Group Teaching (tutor sebaya) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI
pada kelas VIII 2 SMPN 1 Kuantan Hilir.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. & Supriyono, W. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Djamarah S.B. & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Makarao, N.R. (2009). Metode Mengajar dalam Bidang Kesehatan. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sumarsono. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS.

Sutikno, M.S. (2009). Belajar dan Pembelajaran: Upaya Kreatif Dalam Mewujudkan Pembelajaran
Yang Berhasil. Bandung: Prospect.

Uno, H.B. & Koni, S. (2012). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam


Vol. 5 No. 1 Juli-Desember 2018
Homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jpai/
45

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy