Fixed Asset Intensity, Dan Market To Book Ratio

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA)

Vol. 1, No. 2, (2016) Halaman 166-176


ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1

PENGARUH NEGOSIASI DEBT CONTRACTS, POLITICAL COST,


FIXED ASSET INTENSITY, DAN MARKET TO BOOK RATIO
TERHADAP PERUSAHAAN MELAKUKAN REVALUASI ASET TETAP
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2010-2014)

Cut Annisa Latifa*1, Musfiari Haridhi2


1,2,
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala
e-mail: latifacut@yahoo.com*1, fikriah.haridhi@gmail.com*2

Abstract
The purpose of this research is to determine the influence of debt contracts, political cost,, fixed asset
intensity and market to book ratio to revaluation of fixed asset in manufacture companies listed in Indonesia Stock
Exchange (BEI) during 2010 until 2014.
The method used in this research is purposive sampling method. The sample of this research is manufacture
companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2010 until 2014, there are 86 manufacture companies
observations fulfilling the sample criteria. The analysis method used in the research is logistic regression analysis.
The result of this research shows that (1) debt contracts has negatively effect on fixed asset revaluation (2)
political cost has no significant effect on fixed asset revaluation (3) fixed asset intensity has positively effect on fixed
asset revaluation (4) market to book ratio has positively effect on fixed asset revaluation.

Keywords— fixed asset revaluation, debt contracts, political cost, fixed asset intensity and market to book ratio.

1. Pendahuluan mengeluarkan PSAK 16: Aset Tetap sejak proses


Laporan keuangan merupakan media yang konvergensi IFRS (International Financial Reporting
digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang Standars) pada tahun 2012, sebagai panduan bagi
berkepentingan terhadap perusahaan.Laporan entitas yang ingin melakukan revaluasi aset tetap di
keuangan juga merupakan bentuk Indonesia. Revaluasi aset tetap merupakan penilaian
pertanggungjawaban manajer atas sumber daya kembali aset tetap suatu perusahaan.
pemilik perusahaan.Pada saat menilai perusahaan, Konvergensi IFRS menyebabkan terjadinya
investor sangat membutuhkan informasi-informasi perubahan pada PSAK 16, diantaranya adalah
sebenarnya yang tersaji dalam laporan keuangan perbedaan pengukuran aset tetap setelah pengakuan
berkaitan dengan perusahaan tersebut. awal.Sebelum dikeluarkannya PSAK 16 tahun 2012,
Aset tetap menjadi salah satu komponen aset tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aset
penting dalam menjalankan operasional dikurangi akumulasi penyusutan. Setelah konvergensi
perusahaan.Aset tetap umumnya dinilai berdasarkan IFRS, perusahaan dapat memilih menggunakan model
harga perolehannya, lalu disusutkan selama masa biaya atau model revaluasi.
manfaat aset tetap sehingga nilainya semakin lama Aset tetap adalah bagian yang sangat penting
semakin kecil. Oleh karena itu penggunaan harga dalam laporan keuangan. Penggunaan aset tetap secara
perolehan menjadikan beberapa nilai aset tetap tidak efisien akan menentukan kinerja suatu perusahaan.
mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Harga Revaluasi aset tetap dilakukan manajemen dengan
perolehan membuat nilai aset tetap menjadi tidak mempertimbangkan perkembangan nilai dan harga
relevan karena tidak menunjukkan nilai terkini dari aset tetap yang sudah tidak sesuai dengan nilai buku
aset tetap yang dimiliki perusahaan.Agar aset tetap yang tertuang dalam laporan keuangan. Kebijakan
menunjukkan nilai yang sebenarnya dari aset tetap revaluasi aset tetap akan mencerminkan keadaan yang
secara wajar, perlu dipilih suatu kebijakan akuntansi sebenarnya dari aset tetap, karena revaluasi akan
selain dari harga perolehan. mencatat nilai dari aset tetap menggunakan nilai pasar,
DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) sehingga nilai aset tetap menjadi relevan sebab nilai
pada IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) telah aset tetap yang disajikan dalam laporan keuangan

166
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)

adalah nilai aset tetap saat ini, bukan nilai aset tetap berpengaruh signifikan terhadap perusahaan dalam
saat perolehan. Namun masih ada keengganan dari melakukan revaluasi aset tetap, sedangkan leverage,
perusahaan untuk merevaluasi aset karena khawatir liquidity, dan market to book ratio berpengaruh
harus membayar mahal biaya penilai publik atau signifikan negatif terhadap kebijakan revaluasi aset
implikasi pajaknya. tetap. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
Seringkali revaluasi dikaitkan dengan tarif pajak dilakukan oleh Andison (2015) di Indonesia yang
yang akan dikenakan Pemerintah kepada Wajib Pajak. membuktikan bahwa leverage, dan market to book
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia ratio berpengaruh positif terhadap kebijakan revaluasi
Nomor 79/PMK.03/2008 tentang Penilaian Kembali aset tetap, sementara liquidity tidak berpengaruh
Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan terhadap kebijakan revaluasi aset tetap. Sedangkan
dalam Pasal 5 menyebutkan bahwa atas selisih lebih Seng dan Su (2010) hanya berhasil membuktikan firm
penilaian kembali aktiva tetap perusahaan di atas nilai size memiliki hubungan yang signifikan dengan
sisa buku fiskalsemula dikenakan Pajak Penghasilan kebijakan revaluasi, namun tidak menemukan
yang bersifat final sebesar 10% (sepuluh persen). pengaruh hubungan antara proksi dari variabel debt
PSAK 16 mengatur bahwa apabila perusahaan contracts dan proksi dari variabel information
memilih model revaluasi aset tetap maka perubahan asymmetry terhadap kebijakan revaluasi aset tetap.
kebijakan pengukuran setelah pengakuan awal aset
tetap tersebut harus dilakukan secara konsisten, 2. Kerangka Teoritis Dan Pengembangan Hipotesis
artinya sekali perusahaan memilih melakukan 2.1. Revaluasi Aset Tetap
revaluasi maka perusahaan tersebut tidak bisa kembali Standar akuntansi terkait aset tetap pada
ke model historical cost.Asumsinya bahwa perusahaan di ASEAN (Association of Southeast
informasi fair value lebih relevan dibanding Asian Nations) mayoritas sudah mengadopsi IAS
informasi historical cost.Revaluasi tidak harus (International Accounting Standards) 16.Menurut IAS
dilakukan oleh perusahaan setiap tahun selama nilai 16, aset tetap didefinisikan sebagai aset berwujud
aset tidak berubah signifikan, jika nilai wajar dari aset yang (a) digunakan untuk produksi atau menyediakan
yang direvaluasi berbeda secara material dengan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau
jumlah tercatat, maka perlu dilakukan revaluasi untuk tujuan administratif; dan (b) diharapkan untuk
kembali. Revaluasi juga harus dilakukan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.Standar ini
seluruh aset dalam kelompok yang sama. mengatur bahwa aset tetap pada pengakuan awal
Revaluasi aset tetap dengan mengikuti PSAK 16 dicatat sebesar biaya yang dikeluarkan untuk
dilakukan hanya untuk memperbaiki laporan posisi memperoleh aset tetap tersebut.Setelah pengakuan
keuangan. Perlu dipahami bahwa tidak ada awal, aset tetap diperkenankan untuk diukur
penambahan cash inflow pada perusahaan dari berdasarkan biaya historisnya (model biaya) atau nilai
kebijakan revaluasi karena perhitungannya hanya wajarnya (model revaluasi).
dibuku saja dengan pencatatan debet aset tetap dan Revaluasi aset tetap adalah penilaian kembali
kredit surplus revaluasi. Perusahaan pun tidak dapat aset tetap.Revaluasi sering dimaknai penilaian ulang
membagikan dividen dari proses revaluasi. Revaluasi yang menyebabkan nilai aset menjadi lebih tinggi,
aset tetap dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan padahal revaluasi dapat menghasilkan nilai yang lebih
kemudahan perusahaan menambah sumber eksternal rendah maupun lebih tinggi dari aset tercatat (Martani,
atau tambahan modal melalui pinjaman oleh kreditur. 2011).
Akibat perubahan standar akuntansi setelah Revaluasi dapat dilakukan baik secara
konvergensi IFRS yang mengharuskan manajer akuntansi maupun secara perpajakan. Menurut PSAK
perusahaan untuk memilih salah satu metode 16, revaluasi merupakan salah satu metode dalam
pengukuran setelah pengakuan awal yang digunakan pengukuran setelah pengakuan awal aset tetap. Jika
untuk menilai aset tetap, yaitu model biaya atau model suatu entitas memilih menggunakan metode revaluasi
revaluasi. Mengingat masih sedikitnya perusahaan go maka metode ini harus diterapkan secara konsisten.
public yang melakukan revaluasi aset tetap, hal ini Perusahaan tidak boleh hanya menggunakan metode
menjadi menarik untuk diteliti terkait faktor-faktor revaluasi sesekali untuk tujuan tertentu saja seperti
yang mempengaruhi pemilihan metode revaluasi pada pada saat akan go public, menambah modal dengan
aset tetap perusahaan-perusahaan yang terdaftar di menerbitkan tambahan saham, restrukturisasi, akuisisi
Bursa Efek Indonesia. atau dalam rangka kuasi reorganisasi, tetapi revaluasi
Penelitian mengenai revaluasi aset tetap telah harus dilakukan secara reguler, yaitu dilakukan secara
dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Tay teratur selama perusahaan masih beroperasi dan terjadi
(2009) pada penelitiannya di Selandia Baru perubahan yang signifikan pada nilai wajar aset tetap.
membuktikan bahwa fixed asset intensity dan firm size Sedangkan menurut Undang-undang

167
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)

Perpajakan Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak berubah menjadi uang tunai.Likuiditas tidak hanya
Penghasilan menyebutkan dalam Pasal 19 ayat (1) berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan
Menteri Keuangan berwenang menetapkan peraturan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan
tentang penilaian kembali aktiva dan faktor kemampuannya untuk mengubah aset lancar tertentu
penyesuaian apabila terjadi ketidaksesuaian antara menjadi uang kas.
unsur-unsur biaya dengan penghasilan karena Rasio likuditas dapat diukur dengan melihat
perkembanganharga. Penjelasan Pasal 19 ayat (1) rasio lancar (current ratio), yaitu membandingkan aset
yaitu adanya perkembangan harga yang mencolok lancar dengan kewajiban lancar.Rasio lancar
atau perubahan kebijakan di bidang moneter dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan membayar
menyebabkan kekurangserasian antara biaya dan kewajiban kepada kreditur jangka pendek dengan
penghasilan, yang dapat mengakibatkan timbulnya aktiva lancar yang dimiliki (Gernon dan Meek,
beban pajak yang kurang wajar.Dalam keadaan 2007:166). Menurut Basyaib (2007:123), rasio lancar
demikian, Menteri Keuangan diberi wewenang adalah aset lancar dibagi kewajiban jangka pendek.
menetapkan peraturan tentang penilaian kembali Rasio ini mengukur berapa kali aset lancar perusahaan
aktiva tetap (revaluasi) atau indeksasi biaya dan dibandingkan dengan kewajiban jangka
penghasilan. Selisih lebih karena penilaian kembali pendeknya.Semakin besar ukuran ini, maka semakin
aktiva merupakan objek pajak yang akan dikenakan likuid kondisi perusahaan.
tarif pajak sebesar 10%.
Peraturan Menteri Keuangan Republik b) Arus Kas Operasi
Indonesia Nomor 79/PMK.03/2008 tentang Penilaian Arus kas merupakan suatu laporan yang
Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan memberikan informasi yang relevan tentang
Perpajakan melarang melakukan revaluasi aset tetap penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan
kembali sebelum lewat jangka waktu 5 (lima) tahun pada suatu periode tertentu dengan
terhitung sejak penilaian kembali aset tetap mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan operasi,
perusahaan terakhir yang dilakukan. Penilaian kembali pembiayaan, dan investasi (Harahap 2005:243-
aset tetap perusahaan harus dilakukan berdasarkan 244).Sementara arus kas operasi adalah laporan yang
nilai pasar atau nilai wajar aset tetap tersebut yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dari
berlaku pada saat penilaian kembali aset tetap yang aktivitas operasi suatu perusahaan.
ditetapkan oleh perusahaan jasa penilai atau ahli Manajemen akan menggunakan laporan arus
penilai, yang memperoleh izin dari pemerintah. kas untuk mengevaluasi kegiatan operasional
perusahaan yang telah berlangsung dan merencanakan
2.2. Negosiasi Debt Contract aktivitas investasi dan pembiayaan di masa yang akan
Perusahaan yang mempunyai kontrak utang datang. Hery (2009:231) menyatakan bahwa laporan
lebih tinggi memungkinkan manajer menggunakan arus kas juga digunakan oleh kreditor dan investor
prosedur akuntansi yang dapat meningkatkan dalam menilai tingkat likuiditas maupun potensi
pendapatan atau aset perusahaan (Scott, 2009). perusahaan dalam menghasilkan laba atau
Perusahaan memilih untuk melakukan revaluasi keuntungan.
karena mengharapkan nilai aset perusahaan yang akan Harahap (2005:93) menyatakan dalam FASB
meningkat ketika dilakukannya revaluasi aset tetap, (Financial Accounting Standard Board) informasi
oleh karena itu perusahaan yang mempunyai kontrak yang diberikan dalam suatu laporan arus kas, jika
utang lebih tinggi cenderung untuk melakukan digunakan dengan pengungkapan yang berkaitan
revaluasi aset tetap yang diharapkan dapat dengan laporan keuangan lainnya akan membantu
meningkatkan nilai aset perusahaan. investor, kreditor, dan pihak lainnya untuk:
Debt contracts adalah salah satu faktor yang 1) Menilai kemampuan perusahaan dalam
dianggap berpengaruh terhadap kebijakan revaluasi menghasilkan arus kas bersih masa depan.
aset tetap. Likuiditasdan arus kas operasi menjadi 2) Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi
proksi dalam variabel negosiasi debt contracts yang kewajibannya, kemampuan membayar dividen, dan
dapat mempengaruhi revaluasi aset tetap. kebutuhan untuk pendanaan eksternal.
3) Menilai alasan perbedaan antara laba bersih
a) Likuiditas dibanding penerimaan serta pengeluaran kas yang
Likuiditas merujuk pada kemampuan berkaitan.
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan 4) Menilai pengaruh transaksi investasi dan
jangka pendeknya (Subramanyam, pendanaan baik kas maupun non kas terhadap
2014:45).Likuiditas berarti kemampuan aset untuk posisi keuangan suatu perusahaan selama satu
dapat dijual dengan cepat atau dapat dengan mudah periode tertentu.

168
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)

politik, ukuran perusahaan yang besar relatif untuk


2.3. Political Cost mengurangi laba mereka agar biaya politik perusahaan
Political cost adalah biaya yang dapat berkurang.
dibebankan kepada perusahaan apabila perusahaan
mempunyai keuntungan yang tinggi, yang akan 2.4. Fixed Asset Intensity
menarik perhatian media dan konsumen. Hal-hal yang Fixed asset intensity merupakan salah satu
menarik perhatian media dan konsumen dapat faktor yang diuji terkait dengan informasi asimetri
menimbulkan tekanan politik sehingga perusahaan (Seng dan Su, 2010).Intensitas aset tetap digunakan
akan dikenakan beban pajak yang baru atau peraturan- untuk mengukur informasi asimetri.Informasi asimetri
peraturan yang lain. Perusahaan-perusahaan yang terjadi jika salah satu pihak dari suatu transaksi
memiliki ukuran yang besar mungkin akan dikenakan memiliki informasi yang lebih dibandingkan pihak
standar kinerja yang lebih tinggi, dan memiliki lainnya (Scott, 2009).
tanggung jawab terhadap lingkungan. CSR (Corporate Fixed asset intensity (intensitas aset tetap)
Social Responsibility) dapat dikatakan menjadi salah merupakan proporsi aset perusahaan yang terdiri dari
satu bagian dari political cost.Darwin (2004) aset tetap (Tay, 2009).Fixed asset intensity
mendefinisikan CSR sebagai mekanisme bagi suatu merepresentasikan proporsi aset tetap dibandingkan
organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan total aset perusahaan.
perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam
operasinya dan interaksinya dengan stakeholder, yang 2.5. Market to Book Ratio
melebihi tanggung jawab organisasi di bidang Market to book ratio merupakan rasio nilai
hukum.Darwin (2004) juga mengatakan bahwa pasar ekuitas saham perusahaan dengan nilai bukunya.
Corporate Social Responsibility terbagi menjadi tiga Bila market to book ratio tinggi dibandingkan dengan
kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, rata-rata industri maka hal ini menunjukkan
dan kinerja sosial. Maka dari itu, perusahaan yang perusahaan dapat lebih efisien menggunakan asetnya
memperoleh laba yang besar akan mempengaruhi untuk menciptakan nilai. Market to book ratio
biaya politiknya. Menurut Scott (2009), semakin besar merupakan sinyal kemungkinan terhadap
biaya politik yang dihadapi perusahaan, lebih pertumbuhan perusahaan.Rasio ini berasal dari neraca
memungkinkan manajer untuk memilih prosedur yang memberikan informasi tentang nilai bersih
akuntansi yang menangguhkan pelaporan laba dari sumber daya perusahaan.Debt contract tidak dapat
periode sekarang ke periode mendatang. dijamin tanpa proporsi yang cukup tinggi dari
Ukuran perusahaan merupakan proksi dalam intangible asset dalam neraca. Akibatnya, market to
political cost.Menurut Sukirno (2006:305), untuk book rasio yang tinggi berdampak pada pertumbuhan
menentukan besar kecilnya suatu perusahan dapat atau asset undervalued. Kondisi seperti ini akan
digunakan beberapa ukuran seperti besarnya modal berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan untuk
yang digunakan, jumlah tenaga kerja yang dipakai, melakukan revaluasi aset tetap (Peasnell, 2000a dalam
dan nilai penjualan perusahaan. Perusahaan yang Tay, 2009).
tergolong besar memiliki sistem yang lebih kompleks
serta profit yang lebih tinggi dibandingkan kategori 2.6. Kerangka Pemikiran
perusahaan yang lebih kecil, oleh karena itu 2.6.1. Pengaruh Debt Contracts Terhadap
perusahaan yang besar juga menghadapi risiko yang Revaluasi Aset Tetap
lebih besar. Ukuran perusahaan adalah rata-rata total Pengaruh debt contracts dapat dilihat dari
penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan hasil regresi dua variabel proksinya yaitu likuiditas
sampai beberapa tahun (Brigham dan Houston, dan arus kas operasi.
2001:126). a) Likuiditas
Watts dan Zimmerman (1986) dalam political Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan
cost hypothesis yang merupakan bagian dari teori perusahaan dalam melunasi kewajiban
akuntansi positif menyatakan bahwa ukuran lancarnya.Tergantung pada tingkat likuiditas,
perusahaan digunakan sebagai pedoman biaya politik perusahaan mungkin memutuskan untuk melakukan
dan biaya politik akan meningkat seiring dengan revaluasi atau tidak terhadap aset tetap.Hal ini karena
meningkatnya ukuran dan risiko perusahaan. kebijakan revaluasi dapat menawarkan bantuan
Perusahaan-perusahaan besar akan lebih sensitif dengan memberikan informasi lebih terhadap jumlah
secara politis dan memiliki beban transfer uang yang berasal dari penjualan aset, dan dengan
kesejahteraan (biaya politik) lebih besar yang demikian meningkatkan kapasitas pinjaman dari
dikenakan pada mereka daripada perusahaan- perusahaan.
perusahaan kecil. Maka dari itu, terkait dengan biaya

169
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)

Rasio likuiditas berpengaruh terhadap mengurangi kemungkinan rugi akibat regulasi (Brown
kebijakan perusahaan dalam melakukan atau tidak et al. 1992).
melakukan revaluasi aset tetap.Semakin rendah rasio Ketika ingin menurunkan tekanan politik dari
ini menggambarkan ketidakmampuan perusahaan pemerintah atau serikat buruh, perusahaan besar akan
dalam melunasi hutang jangka pendek.Keadaaan ini menghindari pelaporan laba yang tinggi. Upward
memberikan sinyal kepada perusahaan untuk asset revaluation merupakan cara efektif untuk
melakukan revaluasi aset. Kebijakan revaluasi aset menurunkan pelaporan laba melalui peningkatan biaya
akan berdampak positif posisi keuangan, hal ini tentu depresiasi sebagai akibat peningkatan revaluasi aset
memberikan respon positif bagi perusahaan yang ingin (Seng dan Su, 2010). Revaluasi aset tetap diharapkan
memperoleh dana. Likuiditas menunjukkan seberapa dapat mengurangi laba kini perusahaan karena
mudah perusahaan mencairkan aset yang dimiliki, revaluasi aset akan meningkatkan nilai aset
dengan demikian revaluasi akan membantu dalam perusahaan, semakin tinggi nilai aset perusahaan maka
meningkatkan nilai perusahaan dan menunjukkan akan semakin besar biaya depresiasinya, dengan
keadaan perusahaan yang sebenarnya untuk semakin besar biaya depresiasi maka akan
meyakinkan kreditur dalam memberikan pinjaman. menurunkan laba perusahaan. Selain biaya depresiasi
Pilihan metode revaluasi cenderung dilakukan oleh yang bertambah dibutuhkan biaya penilaian aset jika
perusahaan dengan tingkat likuiditas yang rendah, perusahaan melakukan revaluasi aset yang dapat
sedangkan perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi menyebabkan semakin berkurangnya laba perusahaan.
kemungkinan tidak melakukan revaluasi aset tetap. Mengurangnya laba kini perusahaan diharapkan dapat
Penelitian Tay (2009) membuktikan bahwa mengurangi biaya politik perusahaan, hal ini
rasio likuiditas berpengaruh negatif terhadap dikarenakan semakin besar perusahaan akan semakin
kebijakan revaluasi aset. Hal yang sama juga di awasi dan semakin menarik perhatian publik dan
dibuktikan pada penelitian Andison (2015) dan pemerintah. Jika perusahaan besar memiliki laba yang
penelitian Manihuruk dan Farahmita (2015) yang kecil diharapkan akan mengurangi pengawasan serta
menyatakan hubungan negatif likuiditas terhadap perhatian publik dan pemerintah.Oleh karena itu,
revaluasi aset tetap. diharapkan bahwa ada hubungan positif antara ukuran
perusahaan dengan keputusan revaluasi.
b) Arus Kas Operasi
Kapasitas pinjaman perusahaan tidak hanya 2.6.3. Pengaruh Fixed Asset Intensity Terhadap
tergantung pada likuiditas tetapi juga pada penurunan Revaluasi Aset Tetap
arus kas.Penurunan arus kas dari aktivitas operasi Intensitas aset tetap merepresentasikan
dapat menyebabkan kreditur atau pemberi pinjaman proporsi aset tetap dibandingkan total aset perusahaan.
khawatir dengan likuiditas perusahaan (Seng dan Su, Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lin dan
2010).Revaluasi biasanya memungkinkan terjadinya Peasnell (2000), ditemukan bahwa intensitas aset tetap
kenaikan nilai yang lebih tinggi pada aset perusahaan mempunyai hubungan yang signifikan positif terhadap
sehingga dapat meyakinkan pemberi pinjaman atas pilihan metode revaluasi aset tetap perusahaan.Hal ini
kemampuan perusahaan untuk membayar utang. Oleh juga terkonfirmasi melalui penelitian yang dilakukan
karena itu, perusahaan yang mengalami penurunan oleh Tay (2009). Argumennya adalah revaluasi layak
arus kas operasi akan merevaluasi aset tetap (Barac diperhatikan dimana aset tetap merupakan porsi
dan Sodan, 2011). terbesar dari total aset, yang akan meningkatkan nilai
perusahaan dan karenanya memiliki potensi yang
2.6.2. Pengaruh Political Cost Terhadap Revaluasi besar dalam meningkatkan basis aset dengan
Aset Tetap meningkatkan kapasitas pinjaman perusahaan. Selain
Menurut Seng dan Su (2010) ukuran itu, intensitas aset tetap dapat menggambarkan
perusahaan menjadi faktor yang penting dalam ekpektasi kas yang dapat diterima jika aset tetap
keputusan perusahaan untuk merevaluasi aset.Ketika dijual, maka perusahaan dengan intensitas aset tetap
perusahaan besar melaporkan laba yang tinggi, yang tinggi cenderung akan lebih memprioritaskan
laporan ini akan menarik perhatian regulator dan metode pencatatan dan pengakuan aset tetap yang
pihak lain yang memiliki kekuasaan dan kapasitas, lebih mencerminkan nilai aset yang sesungguhnya.
untuk membuat aturan baru yang merealokasi ulang
sumber daya perusahaan. Selain itu, perusahaan besar 2.6.4. Pengaruh Market to Book Ratio Terhadap
juga menarik perhatian serikat buruh karena terkait Revaluasi Aset Tetap
dengan pembayaran gaji oleh perusahaan. Maka dari Market to book ratio merupakan sinyal
itu, perusahaan besar akan menggunakan prosedur kemungkinan terhadap pertumbuhan perusahaan.Rasio
penurunan pendapatan (income reducing) dan ini berasal dari neraca yang memberikan informasi

170
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)

tentang nilai bersih sumber daya perusahaan.Debt 3. Metode Penelitian


contract tidak dapat dijamin tanpa proporsi yang 3.1. Desain Penelitian
cukup tinggi dari intangible asset dalam neraca. Sekaran (2006:152) mengatakan bahwa
Akibatnya, market to book rasio yang tinggi rancangan penelitian harus memiliki enam aspek
berdampak pada pertumbuhan atau asset undervalued. sehingga data yang diperlukan dapat dikumpulkan dan
Kondisi seperti ini akan berpengaruh terhadap dianalisis untuk memperoleh solusi.
kebijakan perusahaan untuk melakukan revaluasi Penelitian ini akan menguji pengaruh variabel
aktiva tetap (Peasnell, 2000a dalam Tay, 2009). independen yaitu debt contracts, political cost, fixed
Penelitian Andison (2015), membuktikan asset intensity, dan market to book ratio terhadap
bahwa market to book ratio berpengaruh positif variabel dependen yaitu revaluasi aset tetap. Sifat
terhadap kebijakan perusahaan dalam melakukan studi penelitian ini adalah pengujian hipotesis.Jenis
revaluasi aktiva tetap. Penelitian ini berbeda dengan penelitian ini adalah studi kausalitas.Tingkat
temuan Tay (2009), dimana hasil temuannya market to intervensi peneliti dalam penelitian ini adalah
book ratio tidak berpengaruh terhadap perusahaan intervensi minimal.Penelitian ini dilakukan dalam
untuk melakukan revaluasi aktiva tetap. situasi yang tidak diatur.Unit analisis dalam penelitian
Berdasarkan pemikiran tentang pengaruh debt ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
contracts, political cost, fixed asset intensity, dan Bursa Efek Indonesia, berupa laporan keuangan
market to book ratio terhadap perusahaan untuk periode 2010-2014 yang diterbitkan di situs idx.co.id.
melakukan revaluasi yang telah dijelaskan, maka Horizon waktu dalam penelitian ini adalah
dapat dirangkum dalam skema kerangka pemikiran pooled/panel data.
yang tersaji pada Gambar 2.1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2014.Dari seluruh populasi
diambil sampel secara purposive sampling sehingga
Debt Contracts
perusahaan yang diambil sebagai sampel adalah
86perusahaan. Berikut kriteria pengambilan sampel:
Political Cost
Revaluasi
Tabel 1
Aset Tetap
Penentuan Sampel Penelitian
Fixed Asset Intensity
Jumlah
Kriteria Sampel
Perusahaan
Market to Book Ratio Perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia 130
Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran Periode 2010-2014
Dikurangi: Perusahaan yang tidak
2.7. Hipotesis menggunakan satuan mata uang (28)
Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai rupiah dalam laporan keuangan
berikut. Dikurangi: Laporan keuangan
H1: Debt contractsberpengaruh terhadap revaluasi yang tidak memiliki kelengkapan
(16)
aset tetap pada perusahaan manufaktur yang informasi data-data yang terkait
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010- untuk penelitian
2014. Jumlah sampel perusahaan 86
H2: Political costberpengaruh terhadap revaluasi aset Periode penelitian 5 tahun
tetap pada perusahaan manufaktur yang terdaftar Jumlah sampel penelitian 430
di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Sumber:www.idx.co.id. Data diolah (2016)
H3: Fixed Asset Intensity berpengaruh terhadap
revaluasi aset tetap pada perusahaan manufaktur Berdasarkan Tabel 1perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah
2010-2014. memenuhi kriteria sampel penelitian adalah sebanyak
H4: Market to book ratio berpengaruh terhadap 86 perusahaan, sehingga observasi penelitian ini
revaluasi aset tetap pada perusahaan manufaktur selama 5 tahun adalah 430 observasi.
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2010-2014. 3.2. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode analisis regresi logistik

171
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)

(logistic regression). Pengujian hipotesis dilakukan 4. Hasil Dan Pembahasan


dengan menggunakan regresi logistik karena variabel Berdasarkan data yang diperoleh dari
dependen (Y) diukur dengan variabel dummy dan website BEI http://www.idx.co.id, populasi
variabel independennya (X) dapat berupa kombinasi perusahaan manufakturyang terdaftar selama
variabel kontinyu maupun variabel kategorial tahun 2010-2014 berjumlah 130 perusahaan,
(Ghozali, 2013:178). Regresi logistik dapat digunakan setelah ditentukan jumlah sampel dengan
tanpa memenuhi asumsi multivariate normalitas (Hair
et al., 2006:19).Teknik analisis ini tidak memerlukan
menggunakan metode purposive sampling, maka
lagi uji asumsi klasik pada variabel bebasnya.Regresi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian
logistik sebetulnya mirip dengan analisis diskriminan ini sebanyak 86 perusahaan. Panel data yang
yaitu bertujuan untuk menguji apakah probabilitas digunakan yaitu balanced data di mana setiap
terjadinya variabel dependen dapat diprediksi dengan observasi periode waktu memiliki jumlah
variabel independennya (Ghozali, perusahaan yang sama, sehingga ada 430 data
2013:178).Pengolahan data dilakukan dengan observasi untuk periode pengamatan 2010-
menggunakan program IBM SPSS (Statistical 2014.Tabel 2 menunjukkan pengklasifikasian
Package for Social Science) versi 23.0. perusahaan yang melakukan revaluasi aset tetap
Model regresi logistik yang digunakan untuk dan yang tidak melakukan revaluasi aset tetap.
menguji hipotesis sebagai berikut:
Tabel 2
= + 1+ 2+ 3+ 4+ 5+Ɛ Klasifikasi Perusahaan yang Revaluasi dan Tidak
1 2 3 4 5
Revaluasi Aset Tetap
Tidak
Keterangan: Tahun Revaluasi Jumlah
Revaluasi
Ln = log of odds
2010 5 81 86
AR = Assets Revaluation
α = Konstanta (intercept) 2011 4 82 86
β1.β2.β3 β4.β5 = Koefisien regresi logit
X1 = Likuiditas 2012 4 82 86
X2 = Arus Kas Operasi 2013 4 82 86
X3 = Ukuran Perusahaan
X4 = Fixed Asset Intensity 2014 2 84 86
X5 = Market to Book Ratio Sumber: www.idx.co.id. Data diolah (2016)
Ɛ = Epsilon (error term)
4.1. Statistik Deskriptif
Pengujian hipotesis dapat dilihat melalui Deskripsi keseluruhan variabel penelitian
koefisien regresi.Koefisien regresi dari tiap variabel yang mencakup nilai rata-rata, maksimum, minimum
yang diuji menunjukan bentuk hubungan antara dan standar deviasi adalah seperti terlihat dalam Tabel
variabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara 3.
membandingkan antara nilai probabilitas dengan Tabel 3
tingkat signifikansi. Dalam regresi logistik untuk Descriptive Statistics
memprediksi pengujian secara parsial, dianalisis Std.
dengan menggunakan angka Wald dengan tingkat N Min. Max. Mean Deviation
signifikansi 5% (Hair et al., 2006:363). Kriteria LIKUIDITAS 430 15,45 46498,44 442, 29 2574,451
pengujian secara parsial adalah sebagai berikut: CFFO 430 -260,69 634,84 -,1822 35,86715
a) Jika nilai Wald dengan tingkat signifikansi 5% (P SIZE 430 9 19 14,10 1,709
value < 0,05), maka artinya variabel independen INTENSITY 430 ,00 ,99 ,3524 ,21796
berpengaruh signifikan terhadap variabel MBR 430 ,29 11,05 1,67 1,484
dependen. Revaluasi_As
430 0 1 ,05 ,216
b) Jika nilai Wald dengan tingkat signifikansi 5% (P et_Tetap
value > 0,05), maka artinya variabel independen Valid N
430
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel (listwise)
dependen. Sumber: Output SPSS

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat nilai terendah,


tertinggi, dan rata-rata variabel yang diteliti pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
172
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)

Indonesia tahun 2010-2014 sebanyak 430 Tabel 6


pengamatan. Model Summary
-2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R
4.2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Step likelihood Square Square
Fit) 1 131,857 a
,080 ,248
Analisis pertama yang dilakukan adalah
a. Estimation terminated at iteration number 11
menilai overall model fit terhadap data. Perbandingan
because parameter estimates changed by less than
nilai -2LL awal dengan -2LL akhir dapat dilihat pada
,001.
Tabel 4.
Sumber: Output SPSS
Tabel 4
Berdasarkan Tabel 6tersebut menunjukkan
Perbandingan Nilai -2LL Awal dengan -2LL Akhir
nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,248. Hal ini
-2LL Awal (blok number= 0) 167,766 menunjukkan bahwa variabilitas variabel dependen
-2LL Akhir (blok number =1) 131,857 dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah
Sumber: Output SPSS sebesar 24,8% sisanya sebesar 75,2% dijelaskan oleh
variabilitas variabel-variabel lain di luar model
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa penelitian.
ketika variabel bebas yaitu likuiditas, arus kas operasi,
ukuran perusahaan, fixed asset intensity, dan market to 4.5. Tabel Klasifikasi
book ratio dimasukkan ke dalam model, -2LL akhir Tabel klasifikasi akan menunjukkan kekuatan
menunjukkan angka 131,857 atau terjadi penurunan prediksi dari model untuk memprediksi kemungkinan
nilai -2LL sebesar 35,909. Penurunan nilai -2LL ini revaluasi aset tetap yang ditunjukkan pada
dapat diartikan bahwa penambahan variabel bebas ke classification table sebagaimana ditampilkan pada
dalam model menunjukkan bahwa model regresi lebih Tabel 7.
baik atau dengan kata lain H0 diterima.
Tabel 7
4.3. Menguji Kelayakan Model Regresi Classification Tablea
Pengujian kelayakan model regresi logistik Predicted
Revaluasi_Aset_Tetap
dilakukan dengan menggunakan Hosmer dan
Non Revaluasi
Lemeshow’s Goodness of Fit Test yang diukur dengan Revaluasi Aset Percentage
nilai Chi-Square.Hasil pengujian kelayakan model Observed Aset Tetap tetap Correct
regresi dapat dilihat pada Tabel 5. Step Revaluasi_ Non
1 Aset_ Revaluasi 408 1 99,8
Tabel 5 Tetap Aset Tetap
Hosmer and Lemeshow Test Revaluasi
20 1 4,8
Aset tetap
Step Chi-square Df Sig.
Overall Percentage 95,1
1 5,045 8 ,753 a. The cut value is ,500
Sumber: Output SPSS Sumber: Output SPSS

Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan hasil Berdasarkan Tabel 7, matrik klasifikasi


pengujian Hosmer dan Lemeshow’s Goodness of Fit menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi
Test, dengan probabilitas signifikansi menunjukkan untuk memprediksi kemungkinan revaluasi aset tetap
angka 0,753. Nilai signifikansi yang diperoleh ini yang dilakukan oleh perusahaan. Kekuatan prediksi
lebih besar dari 0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan
berarti bahwa model regresi layak untuk digunakan perusahaan melakukan revaluasi aset tetap adalah
dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan sebesar 4,8%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan menggunakan model regresi yang digunakan terdapat
klasifikasi yang diamati.Dengan kata lain, model sebanyak 1 perusahaan (4,8%) yang diprediksi akan
regresi mampu memprediksi nilai observasinya. melakukan revaluasi aset tetap dari total 21
perusahaan yang melakukan revaluasi aset tetap.
4.4. Koefisien Determinasi Kekuatan prediksi model perusahaan yang tidak
Koefisien determinansi pada regresi logistik melakukan revaluasi aset tetap adalah sebesar 99,8%,
dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R Square.Nilai yang berarti bahwa dengan model regresi yang
Nagelkerke R Square dapat di lihat pada Tabel 6. digunakan ada sebanyak 408 perusahaan (99,8%)

173
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)

yang diprediksi tidak melakukan revaluasi aset tetap demikian pilihan metode revaluasi aset tetap ini
dari total 409 perusahaan yang tidak melakukan cenderung dilakukan oleh perusahaan dengan
revaluasi aset tetap. likuiditas rendah.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Andison
4.6. Hasil Pengujian Hipotesis (2015) yang menyatakan tidak ditemukannya
Berdasarkan hasil perhitungan dengan pengaruh likuiditas terhadap perusahaan untuk
menggunakan program SPSS versi 23.0, ringkasan melakukan revaluasi aset tetap.Sama halnya dengan
hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 8. penelitian Tay (2009) yang membuktikan bahwa rasio
likuiditas berpengaruh negatif terhadap kebijakan
Tabel 8 revaluasi aset.Sedangkan penelitian Manihuruk dan
Variables in the Equation Farahmita (2015) menyatakan pengaruh signifikan
95% C.I.for positif likuiditas terhadap kebijakan revaluasi aset
D Exp( EXP(B) tetap.
B S.E.
Wald f Sig B) Lower Upper
Step LIKUI- b) Arus Kas Operasi
-,001 ,002 ,540 1 ,463 ,999 ,995 1,002
1a DITAS Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
CFFO -,022 ,006 0,11 1 ,001 ,979 ,967 ,991 sebelumnya, diperoleh koefisien regresi negatif
SIZE ,235 ,184 1,618 1 ,203 1,264 ,881 1,815 sebesar -0,022 dan nilai wald dengan tingkat
INTEN- 104,43 signifikansi untuk variabel penurunan arus kas operasi
2,485 1,104 5,070 1 ,024 12,004 1,380
SITY 2
sebesar 0,001 (lebih kecil dari 0,05) artinya secara
MBR 1,800 ,734 6,018 1 ,014 ,165 ,039 ,696
parsial arus kas operasi berpengaruh negatif terhadap
Constan
-5,152 2,618 3,874 1 ,049 ,006 perusahaan untuk melakukan revaluasi aset tetap.
t
a. Variable(s) entered on step 1: LIKUIDITAS, CFFO, SIZE, Seng dan Su (2010) mengatakan bahwa arus
INTENSITY, MBR. kas operasi merupakan bagian dari arus kas
Sumber: Output SPSS perusahaan, sehingga mungkin saja penurunan arus
kas dari aktivitas operasi dapat diimbangi oleh
4.7. Pembahasan aktivitas lainnya seperti aktivitas pendanaan dan
4.7.1. Pengaruh Debt Contracts Terhadap aktivitas investasi. Oleh sebab itu pemberi pinjaman
Perusahaan Melakukan Revaluasi Aset akan melihat arus kas perusahaan secara keseluruhan
Tetap dibandingkan hanya berfokus pada arus kas operasi
Pengaruhdebt contractsdapat dilihatdari hasil saja.
regresi dua variabel proksinya yaitu likuiditas dan arus Penelitian ini sejalan dengan penelitian Seng
kas operasi. dan Su (2010) yang memiliki hasil negatif dan tidak
signifikan terhadap variabel arus kas operasi pada
a) Likuiditas kebijakan revaluasi aset tetap.Sama halnya dengan
Berdasarkan rancangan pengujian hipotesis penelitian yang dilakukan oleh Yulistia, et.al (2015)
yang dilakukan dengan cara membandingkan antara yang tidak berhasil membuktikan pengaruh dari
nilai probabilitas dengan tingkat signifikansi, variabel arus kas operasi terhadap perusahaan untuk
diperoleh hasil koefisien regresi negatif sebesar -0,001 melakukan revaluasi aset tetap.Namun berbeda
dan nilai wald dengan tingkat signifikansi sebesar dengan penelitian Barac dan Sodan (2011) yang
0,463 yang artinya lebih besar dari 0,05. Dari hasil menemukan adanya pengaruh arus kas operasi
tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa variabel terhadap revaluasi aset tetap.
likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap
revaluasi aset tetapyang menunjukkan bahwa tidak 4.7.2. Pengaruh Political Cost Terhadap
adanya pengaruh likuiditas terhadap kebijakan Perusahaan Melakukan Revaluasi Aset
perusahaan untuk melakukan revaluasi aset tetap. Tetap
Hasil ini berbeda dengan hipotesis yang telah Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
dikemukakan oleh peneliti sebelumnya, dimana sebelumnya, diperoleh koefisien regresi positif sebesar
peneliti beranggapan bahwa jika rasio likuiditas yang 0,235 dan nilai wald dengan tingkat signifikansi untuk
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk variabel ukuran perusahaan sebesar 0,203 (lebih besar
melunasi kewajiban jangka pendeknya akan dari 0,05) artinya secara parsial ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap kebijakan revaluasi aset tetap. tidak berpengaruh terhadap revaluasi aset tetap. Hasil
Revaluasi aset tetap dapat membantu memberikan penelitian ini menunjukkan perusahaan yang
informasi yang lebih aktual tentang jumlah kas yang melakukan kebijakan revaluasi aset tetap tidak terkait
dapat diterima dari penjualan aset, dan dengan

174
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)

dengan tinggi atau rendahnya ukuran perusahaan book ratio berpengaruh positif terhadap kebijakan
tersebut. perusahaan dalam melakukan revaluasi aktiva tetap.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang Namun penelitian ini berbeda dengan temuan Tay
dilakukan oleh Yulistia et al., (2015) yang (2009), dimana hasil temuannya market to book ratio
menyatakan tidak adanya pengaruh ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap perusahaan untuk
terhadap revaluasi aset tetap dan Manihuruk dan melakukan revaluasi aktiva tetap.
Farahmita (2015) yang memiliki pengaruh negatif
variabel ukuran perusahaan terhadap perusahaan 5. Kesimpulan, Keterbatasan Dan Saran
untuk melakukan revaluasi aset tetap. Berbeda dengan Penelitian empiris ini dilakukan untuk
penelitian yang dilakukan oleh Tay (2009) yang menguji pengaruh debt contracts, political cost, fixed
menyatakan adanya pengaruh ukuran perusahaan asset intensity, dan market to book ratio terhadap
terhadap revaluasi aset tetap dan Seng dan Su (2010) perusahaan melakukan revaluasi aset tetap pada
yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
hubungan yang signifikan dengan peningkatan Indonesia tahun 2010-2014. Dari hasil pengujian
revaluasi, dan karenanya perusahaan besar akan hipotesis diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
melakukan revaluasi untuk mengurangi political cost. 1. Debt contracts berpengaruh negatif signifikan
terhadap perusahaan melakukan revaluasi aset
4.7.3. Pengaruh Fixed Asset Intensity Terhadap tetap pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
Perusahaan Melakukan Revaluasi Aset di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.
Tetap 2. Political cost tidak berpengaruh terhadap
Variabel fixed asset intensity menunjukkan perusahaan melakukan revaluasi aset tetap pada
bahwa koefisien regresi positif sebesar 2,485 dan nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
wald dengan tingkat signifikansi 0,024. Nilai tingkat Efek Indonesia tahun 2010-2014.
signifikan yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 3. Fixed asset intensity berpengaruh positif
membuktikan bahwa fixed asset intensity memiliki signifikan terhadap perusahaan melakukan
pengaruh positif signifikan terhadap kebijakan revaluasi aset tetap pada perusahaan manufaktur
revaluasi aset tetap pada perusahaan manufaktur yang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
terdaftar di BEI selama periode 5 tahun (2010-2014). 2010-2014.
Penelitian ini membuktikan hal yang sama 4. Market to book ratio berpengaruh positif
dengan penelitian yang dilakukan oleh Tay (2009) dan signifikan terhadap perusahaan melakukan
Manihuruk dan Farahmita (2015) bahwa fixed asset revaluasi aset tetap pada perusahaan manufaktur
intensity berpengaruh signifikan positif terhadap yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
perusahaan yang melakukan revaluasi aset tetap. 2010-2014.
Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan Penelitian ini mempunyai keterbatasan-
oleh Seng dan Su (2010) yang membuktikan tidak keterbatasan antara lain sebagai berikut:
adanya pengaruh fixed asset intensity terhadap 1. Penelitian ini hanya meneliti data laporan
revaluasi aset tetap dan penelitian oleh Yulistia et al., keuangan sektor perusahaan manufaktur yang
(2015) yang tidak berhasil membutikan pengaruh fixed terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga hasil
asset intensity terhadap kebijakan revaluasi yang yang diperoleh terbatas hanya untuk satu sektor
dilakukan oleh perusahaan. perusahaan saja.
2. Penelitian ini hanya menguji pengaruh variabel
4.7.4. Pengaruh Market to Book Ratio Terhadap likuiditas, arus kas operasi, ukuran perusahaan,
Perusahaan Melakukan Revaluasi Aset fixed asset intensity, dan market to book ratio.
Tetap Ada beberapa variabel lain yang mungkin
Variabel market to book ratio menunjukkan berpengaruh terhadap kebijakan revaluasi aset
bahwa koefisien regresi positif sebesar 1,800 dan nilai tetap tidak diuji dalam penelitian ini.
wald dengan tingkat signifikansi sebesar 0,014. Nilai Untuk menambah referensi penelitian
tingkat signifikan yang lebih kecil dari taraf selanjutnya, ada beberapa saran yang dikemukakan
signifikansi 0,05 membuktikan bahwa market to book sebagai berikut:
ratio memiliki pengaruh positif signifikan terhadap 1. Penelitian selanjutnya supaya mengambil sampel
kebijakan revaluasi aset tetap pada perusahaan data laporan keuangan perusahaan dari sektor
manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 5 perusahaan non keuangan selain perusahaan
tahun (2010-2014). manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Indonesia.
Andison (2015) yang membuktikan bahwa market to

175
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)

2. Disarankan juga untuk penelitian selanjutnya Lin, Y. C. & Ken V. Peasnell. 2000. Fixed asset
menggunakan variasi variabel lain yang mungkin revaluation and equity depletion in UK.
berpengaruh terhadap kebijakan revaluasi aset Journal of Business Finance and Accounting,
tetap untuk melihat pengaruhnya, seperti 27, 359 – 394.
leverage, growth options, bonus issue, ataupuntax Manihuruk, Tunggul Natalius H. & Aria Farahmita.
effect. 2015. Analisis Faktor-faktor yang
3. Bagi pihak manajemen agar mempertimbangkan Mempengaruhi Pemilihan Metode Revaluasi
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Aset Tetap pada Perusahaan yang Terdaftar di
kebijakan revaluasi aset tetap, sehingga dapat Bursa Saham Beberapa Negara
menampilkan nilai laporan keuangan secara ASEAN.Simposium Nasional Akuntansi 18
wajar untuk mengambil keputusan yang tepat. Universitas Sumatera Utara, Medan 16-19
September 2015.
Daftar Pustaka Martani, Dwi. 2011. Revaluasi Aset Tetap.
(http://www.staff.blog.ui.ac.id/martani/pendid
Andison. 2015. Fixed Asset Revaluation: Market
ikan/artikel-psak/revaluasi-aset-tetap).
Reactions. Simposium Nasional Akuntansi 18
Diakses 7 Januari 2016.
Universitas Sumatera Utara, Medan 16-19
Republik Indonesia.Peraturan Menteri Keuangan
September 2015.
Republik Indonesia No. 79 Tahun 2008
Barac, S. A. & Slavko Sodan. 2011. Motives for asset
Tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap
revaluation policy choice in Croatia. Croatian
Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan.
Operational Research Review (CRORR), Vol
Sekretariat Kabinet RI. Jakarta.
2.
________________. Undang-undang Perpajakan No
Basyaib, Fachmi. 2007. Manajemen Risiko. Jakarta:
36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.
PT Grasindo.
Sekretariat Negara. Jakarta.
Brigham, Eugene F. & Joel F. Houston. 2001.
Scott, William R. 2009. Financial Accounting Theory,
Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan.
Fifth edition, Prentice Hall.
Buku II. Terjemahan Aku Akbar Yulianto.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business.
Jakarta: Erlangga.
Metode Penelitian untuk Bisnis.Buku 1.Edisi
Brown, Philip, H.Y Izan, & Alfred L. Loh, 1992.Fixed
4.Terjemahan Kwan Men Yon. Jakarta:
Asset Revaluation and Managerial
Salemba Empat.
Incentives.ABACUS, Vol. 28, No.1.
Seng, Dyna & Jiahua Su. 2010. Managerial Incentives
Bursa Efek Indonesia. Tanpa Tahun. Fact
Behind Fixed Asset Revaluation.
Book.Melalui <http://www.idx.co.id/>.
International Journal of Business Research,
[7/1/2016].
Vol. 10, No.2.
Darwin, Ali. 2004. Penerapan Sustainability Reporting
Subramanyam, K, R. & John J. Wild. 2014.
di Indonesia. Konvensi Nasional Akuntansi V,
AnalisaLaporan Keuangan. EdisiSepuluh.
Program Profesi Lanjutan.Yogyakarta.
Terjemahan Dewi Yanti. Jakarta: Salemba
Gernon, Helen & Gary K. Meek.2007. Akuntansi
Empat.
Perspektif Internasional.Edisi 5. Yogyakarta:
Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan
Andi.
Proses Masalah dan Dasar Kebijakan.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate
Cetakan Ketiga. Jakarta: Kencana.
Lanjutan dengan Program SPSS. Semarang:
Tay, Ink. 2009. Fixed Asset Revaluation: Management
Badan Penerbitan Universitas Diponogoro.
Incentives and Market Reactions. Thesis.
Hair, Joseph F. William C. Black, Barry J. Babin, &
Canterbury: Lincoln Univeristy.
Rolph E Anderson. 2006. Multivariate Data
Watts, Ross L. & Jerold L. Zimmerman. 1986.
Analysis. 6th ed. New Jersey: Pearson Prentice
Positive Accounting Theory. Prentice/Hall
Hall.
International, Inc.
Harahap, Safri. 2005. Teori Akuntansi. Jakarta: PT
Yulistia, Resti, Popi Fauziati, Arie Frinola Minovia,
Raja Grafindo Persada.
Adzkya Khairati. 2015. Pengaruh Leverage,
Hery. 2009. Teori Akuntansi. Jakarta: Kencana.
Arus Kas Operasi. Ukuran Perusahaan, dan
Fixed Asset Intensity Terhadap Revaluasi Aset
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi
Tetap.Simposium Nasional Akuntansi 18
Keuangan. PSAK. Cetakan Keempat, Buku
Universitas Sumatera Utara, Medan 16-19
Satu, Jakarta: Penerbit Salemba Empat,
September 2015.
Jakarta.

176

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy