Permen PUPR No. 02 Tahun 2016
Permen PUPR No. 02 Tahun 2016
Permen PUPR No. 02 Tahun 2016
1
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pandanaran
ruang terbuka hijau, ruang terbuka The development of Semarang City has unknowingly impacted the
publik, kota hijau changes of land use and exploitation of natural resources. This study aims to
examine how much achievement of objectives and benefits obtained in
green open space, public open increasing the extent of Green Open Space in Semarang City, and how the
space, green city architect implementing components to support the creation of Green City. The
result of this research shows that the quantity and quality, distribution and
amount of Green Open Space in Semarang City still need to be improved;
Efforts to utilize vacant land, critical land, river borders and land dismantling of
public buildings is one of the efforts to increase the extent of green open space
in urban areas; Providing green open space with Green City concept that apply
Green Attribute in its design is strategy to provide Public Open Space which
refers to the concept of Sustainable Development.
Sitasi:
48
Margareta Maria Sudarwani, dkk / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan 19 (1) (2017) 47 - 56
adalah pengaruhnya terhadap kesehatan, kondisi vegetasi yang sudah diolah dalam
kenyamanan, estetika dan pelestarian lingkungan. bentuk kompilasi data.
Dalam kaitan itu, penataan ruang sebagai 3. Proses pengumpulan data dilakukan dengan
matra spasial pembangunan kota merupakan alat cara survei yang terdiri dari survei data
untuk mengkoordinasikan pembangunan perkotaan primer (lapangan) yang dilakukan dengan
secara berkelanjutan (Budihardjo, 1998). Selaras cara melakukan observasi lapangan,
dengan amanat Undang-Undang Penataan Ruang interview dengan nara sumber serta
Nomor 26 Tahun 2007 pasal 3, perlu diwujudkan pengukuran lapangan. Sedangkan survei
suatu bentuk pengembangan kawasan perkotaan data sekunder (instansional), guna
yang mengharmonisasikan lingkungan alamiah dan mendapatan data elemen pembentuk kota
lingkungan buatan. Upaya untuk membangkitkan hijau serta data luasan Ruang Terbuka Hijau
kepedulian masyarakat dan mewujudkan yang ada pada kawasan perkotaan di kota
keberlangsungan tata kehidupan kota, antara lain Semarang dilakukan dengan cara
dapat dilakukan dalam bentuk perwujudan Kota mengakses data dari dinas instansi teknis
Hijau. terkait serta melakukan kajian studi
Kota hijau merupakan kota yang ramah kebijakan pembangunan tentang Ruang
lingkungan, yang memanfaatkan sumber daya air Terbuka Hijau yang sudah pernah
dan energi secara efektif dan efisien, mengurangi dilakukan.
limbah, menerapkan sistem informasi terpadu, 4. Tahap Analisis data: Menganalisis hasil
menjamin kesehatan lingkungan, serta Kompilasi Data, dimana proses analisis
mensinergikan lingkungan alami dan buatan. Kota dilakukan terhadap wilayah perencanaan,
Hijau merupakan kota yang ramah lingkungan analisis terhadap tata ruang hijau, baik
dengan memanfaatkan secara, berdasarkan secara spasial maupun parsial, serta
perencanaan dan perancangan kota yang sesuai analisis vegetasi.
dengan prinsip-prinsip pembangunan 5. Tahap Penyusunan: penyajian dan
berkelanjutan. penyusunan laporan penelitian
Kajian ini bertujuan untuk meneliti seberapa menggunakan pendekatan deskriptif.
besar capaian sasaran dan manfaat yang diperoleh
dalam menambah besaran luasan Ruang Terbuka Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Hijau (RTH) di Kota Semarang dan penerapan Tata Ruang Hijau / Ruang Terbuka Hijau
atribut hijau dalam desain RTH Kota Semarang. mengacu pada ketentuan sebagaimana telah
sebagai salah satu strategi untuk menyediakan diatur dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri
Ruang Terbuka Publik yang mengacu pada konsep Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan Tata
Pembangunan Berkelanjutan. Ruang Hijau di Wilayah Perkotaan
menerangkan bahwa Tata Ruang Hijau adalah
METODE DAN ANALISIS bagian dari Ruang Terbuka, yaitu ruang-ruang
Secara umum, metode dan analisis kajian dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik
ini terdiri dari : dalam bentuk areal/kawasan maupun bentuk
1. Tahap Persiapan dan Pengumpulan data: areal memanjang/jalur dimana dalam
Melakukan kajian awal terhadap peraturan penggunaannya lebih bersifat terbuka yang
yang berkaitan dengan penelitian, pada dasarnya tanpa bangunan.
melakukan kajian awal terhadap kondisi Dengan mengacu pada pengertian
lokasi perencanaan serta kondisi eksisting tersebut, maka pemanfaatan Tata ruang hijau
tata ruang hijau, yang dilakukan dengan lebih bersifat pengisian tanaman hijau atau
cara pengumpulan data sekunder, survei tumbuh-tumbuhan hijau seperti pada kawasan
instansional maupun survei lapangan. lahan pertanian, perkebunan, pertamanan, jalur
Penelitian ini menggunakan Metode hijau dan hutan kota.
Rasionalistik berlandaskan pada cara Ruang Terbuka adalah ruang-ruang dalam
berpikir rasionalisme, yang berasal dari kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam
pemahaman kemampuan intelektual dan bentuk areal/kawasan maupun dalam bentuk
dibangun atas kemampuan argumentasi areal memanjang/jalur dimana di dalam
secara logika, sehingga lebih ditekankan penggunaannya lebih bersifat terbuka yang
pada pemaknaan empiris (Hadi, 1984). pada dasarnya tanpa bangunan.
2. Tahap Identifikasi dan Kompilasi Data: Fungsi hijau dalam RTH kota sebagai
Melakukan identifikasi dan kompilasi data „paru-paru kota‟, sebenarnya hanya merupakan
baik yang bersifat primer, sekunder maupun salah satu aspek berlangsungnya fungsi daur
data hasil survei mengenai wilayah ulang, antara gas karbondioksida (CO2) dan
perencanaan, kondisi tata ruang hijau dan oksigen (O2) hasil fotosintesis khususnya pada
49
Margareta Maria Sudarwani, dkk / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan 19 (1) (2017) 47 - 56
50
Margareta Maria Sudarwani, dkk / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan 19 (1) (2017) 47 - 56
Bentuk ruangnya tergantung pola dan susunan (Green Waste), Bangunan hemat energi atau
massa bangunan. Menurut sifatnya, ruang bangunan hijau (Green Building), Penerapan
umum terbagi menjadi: sistem transportasi yang berkelanjutan (Green
1. Ruang tertutup umum, terletak dalam Transportation).
bangunan. Pada tahap inisiasi, Kota Hijau difokuskan
2. Ruang terbuka umum, terletak di luar pada perwujudan 3 (tiga) atribut, yaitu:
bangunan, dipergunakan setiap orang dan perencanaan dan perancangan kota yang
multifungsi (jalan, pedestrian, taman ramah lingkungan; perwujudan ruang terbuka
lingkungan, plaza, lapangan olahraga, hijau 30%; dan peningkatan peran masyarakat
taman kota, taman rekreasi, dsb). melalui komunitas hijau. Pada tahap berikutnya
3. Ruang terbuka khusus, dimanfaatkan untuk diharapkan akan dapat lebih diperluas lagi.
kegiatan terbatas dan keperluan khusus
(taman rumah tinggal, taman lapangan HASIL DAN PEMBAHASAN
upacara, daerah lapangan terbang, area Kajian dan Analisis Ketersediaan Besaran
latihan militer). Dan Sebaran Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kota Semarang
Kota Hijau 1. Analisis Besaran RTH Kota Semarang
Kota Hijau merupakan salah satu strategi a. Perhitungan Luasan Ruang Terbuka
optimalisasi Ruang Terbuka Hijau untuk Hijau Kota Semarang dihitung
memenuhi ketetapan luasan minimal RTH berdasarkan ketentuan Undang-Undang
sesuai Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Penataan Ruang Nomor 26 Tahun 2007,
tentang Penataan Ruang, terutama terkait maka Luas RTH minimal 30% dari Luas
pemenuhan luasan RTH perkotaan, sekaligus Wilayah Kawasan Perkotaan adalah =
menjawab tantangan perubahan iklim di 11.211,117 Ha
Indonesia. Kota Hijau merupakan konsep b. Berdasarkan Analisis Rooden (1977),
inovasi program perwujudan RTH perkotaan standar RTH adalah 0,25 m2 dari jumlah
yang berbasis komunitas. penduduk = 19.541 Ha
c. Berdasarkan Metode Odum (1985),
standar RTH adalah 15% dari Luas
Penerapan Metoda Wilayah = 5.605.56 Ha.
Atribut Kota Hijau adalah Komponen yang d. Berdasarkan Perhitungan Eksisting RTH
harus diterapkan pada Ruang Terbuka Hijau, Kota Semarang sebesar = 15.894,56 Ha
sehingga secara inklusif dan komprehensif (42,53%)
mampu memberikan manfaat sebagai Ruang 2. Analisis Sebaran RTH Kota Semarang
Terbuka Publik yang cukup optimal bagi Dari hasil analisa, dari 16 wilayah
masyarakat secara luas, yang meliputi: kecamatan di Kota Semarang, terdapat 8
Perencanaan dan perancangan kota yang wilayah yang prosentase luasan RTH nya
ramah lingkungan (Green Planning and kurang dari 30%, yaitu Kecamatan
Design), Peningkatan peran masyarakat Gajahmungkur, Candisari, Pedurungan,
sebagai komunitas hijau (Green Community), Gayamsari, Semarang Timur, Semarang
Ketersediaan ruang terbuka hijau (Green Open Utara, Semarang Tengah dan Semarang
Space), Konsumsi energi yang efisien (Green Barat.
Energy), Pengelolaan air yang efektif (Green
Water), Pengelolaan limbah dengan prinsip 3R
51
Margareta Maria Sudarwani, dkk / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan 19 (1) (2017) 47 - 56
52
Margareta Maria Sudarwani, dkk / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan 19 (1) (2017) 47 - 56
53
Margareta Maria Sudarwani, dkk / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan 19 (1) (2017) 47 - 56
54
Margareta Maria Sudarwani, dkk / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan 19 (1) (2017) 47 - 56
55
Margareta Maria Sudarwani, dkk / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan 19 (1) (2017) 47 - 56
sudah dibangun, agar elemen penunjang Sumarwoto, Otto. 1989. Ekologi Lingkungan Hidup
taman tetap terpelihara dengan baik, tidak Dan Pembangunan. Penerbit Djambatan,
mudah rusak dan tidak cepat hilang, serta Jakarta.
agar tanaman yang ditanam di dalam
Van Rooden. 1977. Green Space In. Cities – City
taman dapat hidup dengan subur. Lanscape.Bintarto, R., 1984. Interaksi Desa-
Kota. Jakarta: Ghalia Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
56