Biodiversitas Ikan Karang Di Wilayah Bentang Laut Lesser Sunda Banda (Kab. Flores Timur, Alor Dan Maluku Barat Daya (MBD) ), Indonesia
Biodiversitas Ikan Karang Di Wilayah Bentang Laut Lesser Sunda Banda (Kab. Flores Timur, Alor Dan Maluku Barat Daya (MBD) ), Indonesia
Biodiversitas Ikan Karang Di Wilayah Bentang Laut Lesser Sunda Banda (Kab. Flores Timur, Alor Dan Maluku Barat Daya (MBD) ), Indonesia
1
Wildlife Conservation Society - Indonesia Marine Program, Jl. Tampomas No. 35, Bogor, Jawa
Barat, 16151
2
World Wildlife Fund – Indonesia, Graha Simatupang Tower 2 Unit C, 7th-11th Floor, Jl. TB.
Simatupang, Jakarta, 12540
3
Fisheries Diving Club - FPIK-IPB, Lt. Dasar Gedung FPIK, Jln. Rasamala No. 1 Kampus IPB
Darmaga Bogor, 16680
4
Postgraduated student-FPIK-IPB, Jln. Rasamala No. 1 Kampus IPB Darmaga Bogor, 16680
*
Corresponding author email: fsetiawan@wcs.org
http://dx.doi.org/10.21107/jk.v10i1.1349
ABSTRACT
A total of 62 dive sites were made to provide an overview of reef fish found in the border region of
the Province of NTT and Maluku in Indonesia. Live coral cover shows the general condition of the
coral cover is in good category with an average value of 62.51%. Reef fish found in this survey
consists of 468 species in 47 Famili reef fish reef where fish biomass is highest Kab. MBD (average
12.476,32 kg.ha-1), while the lowest was in the district. East Flores (an average of 652,83 kg.ha-1).
The value of reef fish abundance is highest in the district MBD (average 13.308 ind.ha-1) and the
lowest was in the district East Flores (average 1.502,23 ind.ha-1). Reef fish community structure
based-weinner Shannon index (H') was the medium category, evenness indice value (E) in the
category volatile and the value of dominance (C) enters a low dominance so that the ecosystem is
still in good condition. The similarity of species of reef fish using cluster analysis results at the level
of scaling 66.37% and MDS (Multi Dimensional Scaling) breaks down into two groups of reef fish
that reef fish in the district Alor and East Florest and district of Southwest Maluku in other group.
Results of the cluster analysis and MDS showed Alor and East Flores regency in NTT Prvince
incoming Lesser Sunda seascapes have different reef fish by the District of Southwest Maluku in
Maluku Province incoming Sunda Banda seascapes. Overall reef fish in the district. MBD has a
very high potential views of abundance, biomass and other ecological values. This location can be
developed into a potential source of animal protein for the people there as well as national level.
Keywords: Reef fishes, biomass, abundance, Lesser Sunda, sunda banda seascape
ABSTRAK
Penelitian yang tersebar di 62 titik penyelaman dilakukan untuk memberi gambaran mengenai ikan
karang yang terdapat di wilayah perbatasan Propinsi NTT dan Maluku di Indonesia.Tutupan karang
hidup menunjukan umumnya kondisi tutupan karang berada pada kategori baik dengan nilai rata-
rata 62,51%.Ikan karang yang ditemukan dalam survei ini terdiri dari 468 spesies dalam 47 famili
ikan karang dimana biomassa ikan karang tertinggi terdapat Kab. MBD (Rata-rata 12.476,32 kg.ha-
1
) sedangkan yang terendah terdapat di Kab. Flores Timur (rata-rata 652,83 kg.ha-1). Nilai
Kelimpahan ikan karang tertinggi terdapat di Kab. MBD (rata-rata 13.308 ind.ha-1) dan yang
terendah terdapat di Kab. Flores Timur (rata-rata 1.502.23 ind.ha-1).Struktur komunitas ikan karang
berdasarkan indeks shanon-weinner (H’) berada kategori sedang, nilai indeks keseragaman (E)
1
Jurnal Kelautan, 10(1), 1-20 (2017)
masuk kategori labil dan nilai dominansi (C) masuk dominansi rendah sehingga ekosistem masih
dalam kondisi baik.Kesamaan spesies ikan karang menggunakan hasil cluster analysis pada taraf
penskalaan 66,37 % dan MDS (Multi Dimensional Scalling) mengelompokkan ikan karang kedalam
2 grup yaitu ikan karang di wilayah Kab. Alor dan Flores Timur dan Kabupaten Maluku Barat Daya
di kolompok lainnya.Hasil dari analisis klatser dan MDS memperlihatkan Kab. Alor dan Flores timur
di Provinsi NTT yang masuk wilayah geografis Lesser Sunda memiliki perbedaan ikan karang
dengan Kab. Maluku Barat Daya di Provinsi Maluku yang secara geografis masuk area
Bandaseascapes. Secara keseluruhan ikan karang di Kab. MBD memiliki potensi yang sangat
tinggi dilihat dari kelimpahan, biomasa dan nilai ekologi lainnya. Lokasi ini bisa dikembangkan
menjadi sumber protein hewani yang potensial bagi masyarakat disana maupun tingkat nasional.
Kata kunci: Ikan karang, biomassa, kelimpahan, bentang laut, Lesser Sunda, Sunda banda
2
Setiawan et al., Biodiversitas Ikan Karang
mendiami suatu perairan memiliki kesukaan islands karena letaknya yang jauh dan sulit
habitat tertentu karena terumbu karang diakses (Campbell and Crueck, 2014). Biota
menyediakan variasi habitat yang luas, setiap ikan karang khususnya ikan konsumsi
habitat didiami oleh spesies yang merupakan sumber protein penting bagi
karakteristik/khas (Hutomo, 1986; Hieske penduduk di wilayah ini, namun belum
and Myers, 2001). banyak diteliti. Tujuan dari studi ini yaitu
untuk mengetahui jenis, kelimpahan, sebaran
Menurut English et al. (1994), bahwa ruang spasial, ekologi ikan karangnya serta stok
merupakan sumber daya terpenting sebagai alami ikan karang tersebut. Selain itu
faktor pembatas utama bagi kelimpahan ikan diharapkan pula hasil penelitian ini dapat
karang di ekosistem terumbu karang bermanfaat sebagai data dasar dalam
dibandingkan makanan. Suatu komunitas pengambilan kebijakan yang berkaitan
dikatakan mempunyai keanekaragaman dengan pesisir bagi semua pihak dimanapun.
spesies tinggi jika kelimpahan spesies yang
ada atau proporsi antar spesies secara MATERI DAN METODE
keseluruhan sama banyak atau hampir sama
banyak. Pada komunitas yang mempunyai Lokasi dan waktu kegiatan
keanekaragaman tinggi, jarang ditemukan
spesies yang dominan, atau dengan kata lain Lokasi kegiatan survei terumbu karang dan
nilai dominasi komunitas berbanding terbalik ikan karang ini meliputi 62 lokasi penyelaman
dengan keanekaragaman ekologi (Odum, yang terbesar di 3 kabupaten yang meliputi
1971). Informasi mengenai kondisi ekosistem Kab. Flores Timur (18 titik), Alor (24 titik) dan
terumbu karang di 3 kabupaten ini masih Maluku Barat Daya (20 titik). Survey
sedikit sekali yang tergali dikarenakan dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap
lokasinya yang sulit dijangkau dan pertama (13 Maret s/d 1 April 2014) untuk
keterbatasan sarana prasarana yang ada. wilayah Kab. Flores Timur dan Alor dan tahap
Bahkan wilayah di Kab. Maluku Barat Daya kedua (1 s/d 10 Oktober 2014) untuk Kab.
ini lebih dikenal dengan sebutan forgotten Maluku Barat Daya.
3
Jurnal Kelautan, 10(1), 1-20 (2017)
4
Setiawan et al., Biodiversitas Ikan Karang
Gambar 1. Peta lokasi survei ekologi di Kab. Flores Timur, Alor dan Maluku Barat Daya.
Survey dilakukan menggunakan live aboard persegi panjang. Transek jenis ini dikenal
(semua kegiatan penelitian dan tempat dengan transek sabuk (Dartnall dan Jones
tinggal dilakukan dari kapal) dikarenakan (1986); English et al., (1994); Hill and
sulitnya akses untuk melakukan aktifitas Wilkinson, 2004, Yulianto et al., 2012).
penyelaman dari darat. Penentuan survei Identifikasi ikan berdasarkan Allen (2003);
point umumnya disesuaikan dengan kondisi Kuiter and Tonozuka (2001a,b,c); Kuiter
keterwakilan lokasi. Jumlah titik survei untuk (2001), sedangkan konstanta laju
pengamatan terumbu karang dan ikan pertumbuhan a dan b untuk perhitungan
ditetapkan di lokasi yang mewakili kondisi biomassa ikan karang didapat dari Froese
perairan ekosistem terumbu karang di 3 and Pauly (2010) dan Kulbicki (2005).
kabupaten tersebut.
Metode survei terumbu karang dan ikan Pengolahan dan analisis data
karang
Analisis data tutupan karang (English et al.
Pengambilan data tutupan karang keras dan 1997; Manuputy dan Juwariah, 2009):
macrobenthos dilakukan dengan metode
transek titik-menyinggung atau Point % Penutupan substrat =
Intercept Transect (PIT) dengan mencatat ∑ 𝐭𝐢𝐭𝐢𝐤 𝐤𝐨𝐦𝐩𝐨𝐧𝐞𝐧 𝐤𝐞−𝐢 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐭𝐫𝐚𝐧𝐬𝐞𝐤
𝟏𝟎𝟎 𝐭𝐢𝐭𝐢𝐤 𝐱 𝐧
𝐱 𝟏 𝟎𝟎 % , (1)
100 titik substrat pada transek sepanjang 50
m dengan ulangan sebanyak 5 kali pada satu
Analisis ikan karang, meliputi:
kedalaman yaitu (10-12 meter) (Marnane et
Biomassa ikan karang: W = a x Lb , (2)
al., 2003; Hill and Wilkinson, 2004; Manuputy
dimana: W: Berat (gr); L : Panjang Total (cm);
dan Djuwariah, 2009; Yulianto et al., 2012).
a & b : indeks spesifik (per species)
Survey ikan karang menggunakan metode
(Effendie, 1979; Kulbicki, 2005; Marnane et
visual sensus pada transek yang sama
al., 2003).
dengan karang, transek pengamatan
Kelimpahan komunitas ikan karang:
menggunakan garis maya yang ditarik paralel
Xi = ni / A (3)
dengan transek garis membentuk luasan
5
Jurnal Kelautan, 10(1), 1-20 (2017)
terdiri dari makroalga dan mikroalga (contoh:
D= pi2, (6) Caulerpa, Padina, Sargassum, Halimeda,
i 1
Turf Alga, Coraline alga, dll) mengindikasikan
Tingkat pengelompokkan berdasarkan adanya kompetisi ruang dengan terumbu
kesamaan species ikan karang digunakan karang. Menurut McCook (2001) tutupan alga
Indeks kesamaan Bray-Curtis (Krebs, 1989): yang luas, akan menimbulkan potensi
∑(𝑿𝒊𝒋−𝑿𝒊𝒌)
B = ∑(𝑿𝒊𝒋−𝑿𝒊𝒌), ………………. (7) adanya kompetisi ruang dengan terumbu
dimana: B = Pengukuran Ketidaksamaan karang. Death Coral with Algae (DCA) disini
Bray-Curtis, Xij, Xik = No. Individu dalam dipisahkan untuk melihat karang yang
species I dalam tiap sampel, I,j = baris dan terselimuti dengan alga memiliki tutupan
kolom ke-1,2,3….x. Pengukuran indeks yang tinggi atau tidak. Tutupan DCA tertinggi
kesamaan Bray-Curtis dapat menggunakan terdapat di lokasi Aransebesar 23,33%
rumus komplemen indeks pengukuran Bray- (Gambar 2), nilai ini masih lebih rendah
Curtis yaitu 1,0 – B (Krebs, 1989). Hasil dibandingkan dengan di Pulau Lombok yang
perhitungan indeks Bray Curtis ditampilkan tutupan DCA rata-ratanya sebesar 42,62%
dalam bentuk bentuk dendogram. (Pardede et al., 2014). Bertumbuhnya
Pengolahan data baik Cluster Analysis (CA) beberapa jenis alga yang hidup di lokasi
menggunakan perangkat lunak Minitab tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan
sedangkan Multi Dimensional Scalling (MDS) rekrutmen karangnya (Richmond, 1997).
menggunakan perangkat lunak SPSS 12.
Karang keras dengan tutupan tertinggi di
Desa Balaweling Kab. Flotim (71,33 %) dan
HASIL DAN PEMBAHASAN terendah di Clownfish Valley di Kab. Alor
(6,33 %) dengan rata-rata 35,70%, nilai ini
Kondisi substrat dasar dikelompokkan
masih lebih rendah dibandingkan dengan di
kedalam kategori karang keras, karang
Kab. Maluku Tenggara Barat (Kep.
lunak, alga, spons, abiotik dan others.
Tanimbar) dengan rata-rata tutupan karang
Kategori alga terdiri dari segala jenis alga keras sebesar 52% (Setiawan et al., 2015)
baik makro dan mikro termasuk substrat yang
namun lebih baik dibandingkan di Pulau
telah diselimuti alga termasuk karang mati
Lombok sebesar 29,52% (Pardede et al.,
sedangkan others terdiri dari semua jenis
2014). Rendahnya tutupan karang keras
invertebrata bentik yang tidak tergolong
yang terdapat di beberapa lokasi
karang. Substrat yang tergolong abiotik terdiri
penyelaman pada 3 kabupaten,
dari pasir, patahan karang (rubble) dan batu.
dimungkinkan karena adanya penangkapan
Substrat merupakan salah satu hal terpenting
ikan yang tidak ramah lingkungan ataupun
bagi pertumbuhan karang. Suatu area yang
penangkapan yang berlebihan.Menurut
memiliki substrat stabil akan lebih memiliki Burke et al. (2011) menjelaskan faktor
peluang yang besar untuk ditumbuhi oleh
ancaman lokal yang datang dari manusia
planula karang dibandingkan dengan area
pada terumbu karang salah satunya adalah
yang memiliki substrat tidak stabil. Menurut
penangkapan ikan yang berlebihan dan
Richmond (1997), menjelaskan bahwa
penangkapan yang merusak.
planula karang lebih memilih untuk
menempel di substrat yang keras
dibandingkan di substrat yang tidak stabil.
6
Setiawan et al., Biodiversitas Ikan Karang
To Dai For
Tanjung Wahar
Tanjung Ruswawan
Maluku Barat Daya
South Reong
Pulau Laut
North Reong
Buffalo Reef
Amortaun
Watupeni
Tanjung Naga
Pulau Tiga
Abiotik
Lato
Flores Timur
Alga
Lama Ojan DCA
Kolidateng Karang Keras
Ile Padung Karang Lunak
Desa Balaweling Others
Aran Spons
The Boardroom
Taramana
Sawarana
Pulau Rusa
Pulau Kangge
Pulau Batang
Alor
Marutaing 2
Mademang
Kolana Utara
Desa Pandai
Clownfish Valley
Bangkalan/Desa Ombay
7
Jurnal Kelautan, 10(1), 1-20 (2017)
memberikan pengaruh terhadap Barat Pulau Kei Kecil, Kab. Maluku Tengara
pertumbuhan terumbu karang. (Afandi dan Supeni, 2014) dengan rata rata
tutupan karang hidupnya sebesar 53,11%.
Tutupan karang hidup berdasarkan kepmen Selain karang keras, karang lunak memiliki
LH no 4 Tahun 2001 dan kriteria standar peranan penting terhadap kondisi terumbu
kesehatan karang berdasarkan Zamani dan karang. Kondisi tutupan karang keras yang
Madduppa (2011), memperlihatkan kategori rendah sangat terbantu dengan tingginya
yang tersebar dari buruk hingga baik sekali di nilai tutupan karang lunak. Pada kondisi yang
3 kabupaten yaitu Kab. Flores Timur, Alor rusak, karang lunak merupakan penyusun
dan Maluku Barat Daya (Tabel 2). Tutupan utama dari ekosistem terumbu karang
karang hidup didapat dari penjumlahan dimasa pemulihan (Manuputty, 1996).
antara tutupan karang keras dan karang Indonesia termasuk kedalam bagian Indo-
lunak di tiap-tiap lokasi. Lokasi dengan Pasifik Barat, memiliki penyebaran karang
tutupan karang hidup tertinggi terdapat di lunak (Alcyoniidae) yang luas dan dalam
lokasi Tanjung Yautu di Kab. Maluku Barat jumlah yang besar (Bayer, 1956 dalam
Daya sebesar 83% dan terendah terdapat di Manuputty, 1996), sehingga kondisi terumbu
lokasi Arane di Kab. Flores Timur sebesar karang yang terdapat di 3 kabupaten ini,
11,33% dengan nilai rata-rata 55,36% yang sangat terbantu dengan adanya karang lunak
masuk kategori baik. Nilai ini masih tidak jauh tersebut.
berbeda dengan hasil penelitian di Pesisir
8
Setiawan et al., Biodiversitas Ikan Karang
9
Jurnal Kelautan, 10(1), 1-20 (2017)
5% 5%
6%
6%
3%
2% 21%
2% 78%
2% 1%
6% 40%
1%
Gambar 3. Komposisi famili yang memiliki kelimpahan terbesar (kanan). Others*: Famili yang
kelimpahannya <1000 individu (kanan).
Biomassa dan Kelimpahan Ikan Karang buffalo reef yang memiliki tutupan karang
80,33% serta berkontur miring hingga terjal
Biomassa ikan karang tertinggi terdapat di (drop off). Hal inilah yang menyulitkan
Lokasi Babar Sea Mount (42.284,78 Kg/Ha) perusak karang (bom) untuk beraktifitas,
di Kab. MBD sedangkan yang terendah berbeda dengan lokasi yang landai seperti di
terdapat di lokasi Waybalun (45,49 Kg/Ha) di Tanjung soyang, meski memiliki tutupan
Kab. Flores Timur dengan rata-rata sebesar berkategori sedang (33,3%) lokasinya
5.885,93 Kg/Ha. Nilai Kelimpahan ikan banyak ditemukan kerusakan berupa
karang tertinggi terdapat di lokasi Buffalo reef patahan karang akibat pengeboman.
(66.236 Ind/Ha) di Kab. MBD dan yang Biomassa dan kelimpahan ikan karang di
terendah terdapat di Tanjung Soyang (186,67 Kab. MBD sangat besar yang berpotensi
Ind/Ha) di Kab. Alor dengan rata-rata sebsar menjadi pensuplai komoditas ikan karang
17.252,58 Ind/Ha (Tabel 2).Lokasi yang dan sesuai dengan kebijakan pemerintah
memiliki kelimpahan tinggi umumnya dimana Maluku dijadikan sebagai lumbung
memiliki tutupan karang tinggi seperti lokasi ikan nasional (Bawole dan Apitulay, 2011).
10
Setiawan et al., Biodiversitas Ikan Karang
Desa Ombay
Baulaung 3532 1126.82
Clownfish valley 26788 1720.32
Desa Aimole 9584 2312.52
Desa Pandai 8472 1596.22
Karang Le 1093.33 493.17
Kolana Utara 1936 549.02
Lemma 3708 1083.96
Mademang 672 336.8
Mahi 666.67 210.46
Marutaing 2 4008 1281.73
Mausamang 5208 896.35
Pulau Batang 11024 4033.18
Pulau Kambing 8664 2101.97
Pulau Kangge 1140 368.72
Pulau Pura 5256 889.66
Pulau Rusa 1436 632.3
Pulau Ternate 5688.89 733.63
Sawarana 2344 881.21
Tanjung Ikara 1112 542.41
Tanjung Soyang 186.67 489.8
Taramana 1784 1088.73
The Boardroom 41016 2207.7
Adonara 1776 386.4
Aran 1844 326.55
Batu Payung 2480 2521.78
Desa Balaweling 832.5 267.6
Hurung 946.67 177.19
Ile Padung 4096 415.64
Karang Sarbete 15932 2029.62
Kolidateng 1092 193.48
Flores Koten 1352 647.49
Timur Lamawalang 1216 258.45
Lato 1924 386.84
Lowoingu 6528 1910.74
Pulau Tiga 4112 1272.5
Pulo Mas 2148 380.36
Tanjung Naga 944 150.3
Watowati 1980 376.68
Watupeni 38088 2204.77
Waybalun 644 45.5
11
Jurnal Kelautan, 10(1), 1-20 (2017)
12
Setiawan et al., Biodiversitas Ikan Karang
Nilai Dominansi (C) berkisar antara 0 hingga begitu juga jika nilainya mendekati 0 dimana
1 dimana apabila nilainya mendekati 1 tidak ada dominasi oleh salah satu spesies
menunjukkan terjadinya dominasi spesies, (Setyobudiandy et al., 2009 dalam
13
Jurnal Kelautan, 10(1), 1-20 (2017)
Latuconsina et al.,, 2012). Nilai dominansi indeks dominansinya. Nilai H’ dan E yang
(C) tertinggi terdapat di lokasi Pulau Pura tinggi menunjukkan tingkat dominansi yang
(0,89) dan terendah di lokasi Pulau Laut rendah. Pulau Pura dimana indeks
(0,05) dengan rata-rata 0,25 (Tabel 4). Hasil keanekaragamannya rendah dan
penelitian menunjukan semua lokasi masuk dominansinya tinggi menunjukan kondisi
dalam kategori dominansi rendah hingga ekosistem terumbu karangnya sedang
tinggi dengan rata-rata masuk kategori mengalami tekanan, hal ini sangat wajar
dominansi rendah. Odum (1971) menyatakan terjadi karena Pulau Pura merupakan lokasi
indeks keanekaragaman (H’) dan pariwisata yang ditetapkan dalam KKPD Kab.
keseragaman (E) bersifat terbalik dengan Alor.
Tabel 5.Nilai Indeks Keanekaragaman (H’), keseragaman (e) dan dominansi (C) di 3 Kabupaten
14
Setiawan et al., Biodiversitas Ikan Karang
15
Jurnal Kelautan, 10(1), 1-20 (2017)
Hasil analisis ordinasi menggunakan MDS Flotim maupun dari Maluku Barat Daya. Hal
lebih terlihat lebih baik dalam inilah yang menyebabkan Lokasi Adonara
pengelompokkannya dimana terdapat 2 tidak masuk kedalam kelompok manapun
pengelompokkan besar dimana lingkaran dalam ordinasinya. Hasil dari analisis klatser
hitam yang kecil merupakan lokasi-lokasi di dan MDS memperlihatkan Kab. Alor dan
Kab. Maluku Barat Daya yang mengelompok Flores timur di Provinsi NTT yang masuk
berdasarkan kesamaan spesies ikan karang wilayah geografis Lesser Sunda memiliki
dan lingkaran besar biru merupakan lokasi- perbedaan ikan karang dengan Kab. Maluku
lokasi di Kabupaten Alor dan Flores Timur. Barat Daya di Provinsi Maluku yang secara
Lokasi Adonara terpisah dari kelompok geografis masuk area Sunda Banda
manapun hal ini dikarenakan lokasi ini seascapes.
terdapat ikan karang baik dari kelompok Alor-
16
Setiawan et al., Biodiversitas Ikan Karang
17
Jurnal Kelautan, 10(1), 1-20 (2017)
18
Setiawan et al., Biodiversitas Ikan Karang
19
Jurnal Kelautan, 10(1), 1-20 (2017)
20