Jurnal

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Vol. 4, No.

2, Juni 2016 : 89 - 95 Pengaruh susu kedelai dan jahe …

Pengaruh susu kedelai dan jahe terhadap kadar kolesterol total pada
wanita hiperkolesterolemia
Deny Yudi Fitranti1, Diassafons Marthandaru1

ABSTRACT

Background: Hypercholesterolemia is one of the risk factor of coronary heart disease. Soy contains protein, fiber and
isoflavones which can reduce total cholesterol levels. Soy milk added by ginger might increase antioxidant activity. Ginger
consist of oleoresin that can reduce total cholesterol level.
Objective: To investigate the effect of soy milk and ginger to the total cholesterol levels in hypercholesterolemic women
Methods: The study was true experiment with the control group pre-post test design. Subjects were 16 women aged 30-55 years
with serum total cholesterol level 200-250 mg / dl. Subject were divided into two group. The intervention group receive 430 ml
soy milk with 3 gram ginger and control group receive placebo. Total cholesterol level was measured by CHOD-PAP method.
Food intake during the intervention was measured using food records and 24-hours food recall.. Data was analyzed by using
Independent t test, Wilcoxon and Multiple Linear Regression.
Results: Mean of total cholesterol level in treatment group decreased 5,50 mg/dl and the placebo group had increased total
cholesterol l9.44 mg/dl. There were no differences in total cholesterol levels before and after intervention in the treatment group
(p = 0.204) and control group (p = 0.093). There were differences in variations in total cholesterol levels between the two groups
(p = 0.041).
Conclusion: Consumed soy milk with ginger as much as 430ml/day during 14 days there was no difference in total cholesterol
levels before and after intervention with decreased total cholesterol by 5,50 mg/dl.

Keywords: Soy milk, total cholesterol, women, hypercholesterolemia.

ABSTRAK

Latar belakang: Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner. Kedelai mengandung
protein, serat dan isoflavon yang dapat menurunkan kadar kolesterol total. Susu kedelai dengan penambahan jahe dapat
meningkatkan aktivitas antioksidan.Jahe mengandung senyawa oleoresin yang dapat menurunkan kolesterol total.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian susu kedelai dan jahe terhadap kadar kolesterol total pada wanita
hiperkolesterolemia
Metode: Jenis penelitian adalah quasi experiment dengan rancangan control group pre–post test design. Subjek penelitian
adalah 16 wanita usia 30-55 tahun dengan kadar kolesterol total 200 - 250 mg/dl yang dibagi menjadi dua kelompok. kelompok
perlakuan memperoleh susu kedelai jahe 430 ml dan kelompok kontrol memperoleh plasebo. Kadar kolesterol total diukur
menggunakan metode CHOD-PAP. Asupan makanan selama intervensi diukur menggunakan metode food record dan food recall
24 jam dan dianalisis menggunakan program nutrisurvey. Data dianalisis menggunakan Independent t test, Wilcoxon dan
Regresi Linier Ganda.
Hasil: Rerata kadar kolesterol total pada perlakuan susu kedelai jahe mengalami penurunan 5,50 mg/dl serta pada kelompok
kontrol mengalami peningkatan 10,5 mg/dl. Tidak terdapat perbedaan kadar kolesterol total sebelum dan sesudah intervensi
pada kelompok perlakuan susu kedelai jahe (p=0,204) dan kelompok kontrol (p=0,093). Terdapat perbedaan perubahan kadar
kolesterol total antara kedua kelompok (p=0,041).
Simpulan: Pemberian susu kedelai dan jahe 430ml/hari selama 14 hari tidak terdapat perbedaan kadar kolesterol total sebelum
dan setelah intervensi dengan penurunan kadar kolesterol total sebesar 5,50 mg/dl

Kata kunci : Susu kedelai, kolesterol total, wanita, hiperkolesterolemia.

PENDAHULUAN Sedangkan Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun


2011 melaporkan, terdapat 18.810 kasus penyakit
Penyakit jantung dan pembuluh darah jantung dan pembuluh darah.2 Salah satu faktor risiko
merupakan salah satu penyakit penyebab kematian terjadinya penyakit jantung koroner adalah tingginya
yang cukup besar di Indonesia. Menurut World Health kadar kolesterol dalam darah diatas nilai normal atau
Statistic 2013 angka kematian di Indonesia karena disebut sebagai hiperkolesterolemia.3,4
penyakit jantung dan pembuluh darah pada 100.000 Berdasarkan National Center Health Statistic
populasi dengan usia 30-70 tahun mencapai 308 kasus.1 (NCHS) pada Tahun 2009 – 2010, terdapat 12,2% laki-
laki dan 14.3% perempuan usia > 20 tahun memiliki
1.
Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, kadar kolesterol total ≥200 mg/dl.5 Penelitian di
Universitas Diponegoro, Semarang Thailand pada Tahun 2006 menunjukkan prevalensi
(denyyudi@gmail.com) hiperkolesterolemia yang tinggi pada wanita usia 30-59

89
Deny Yudi Fitranti, Diassafons Marthandaru Jurnal Gizi Indonesia (ISSN : 1858-4942)

tahun yaitu sebanyak 75,9 %.6 Tingginya prevalensi dalam darah sebesar 28 mg/dl.18 Berdasarkan latar
hiperkolesterolemia pada wanita dibandingkan pria belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti
disebabkan oleh kecenderungan wanita dewasa pengaruh pemberian susu kedelai dan jahe terhadap
mengalami obesitas. Menurut data Riskesdas 2013 kadar kolesterol total.
angka kejadian obesitas dewasa usia >18 tahun pada
wanita 32,9% dan pada laki – laki 19,7%.2 BAHAN DAN METODE
Kadar kolesterol total dalam darah dapat
dipengaruhi oleh asupan makanan. Makanan yang Penelitian ini merupakan penelitian quasi
mengandung antioksidan, serat dan protein β experimental dengan rancangan control group pre test
conglycinin dan glycinin dapat menurunkan kadar – post test design. Subjek penelitian adalah karyawati
kolesterol dalam darah. Salah satu bahan makanan usia 30 – 55 tahun di Kantor Pemerintahan Gedung
yang mengandung zat gizi tersebut adalah kedelai. Pandanaran dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Kedelai adalah kacang-kacangan dengan kandungan Daerah Kota Semarang. Penelitian dilaksanakan pada
protein lebih tinggi dibandingkan lainnya. Per 100 tahun 2014. Kriteria inklusi penelitian diantaranya
gram berat kering kedelai mengandung 40,4 gram memiliki kadar kolesterol total 200-250 mg/dl, belum
protein, lebih tinggi dibandingkan dengan kacang hijau mengalami menopause, tidak sedang hamil atau
yaitu 22,9 gram dan kacang tanah 22,7 gram.7 Protein menyusui, tidak merokok dan tidak mengkonsumsi
pada kedelai adalah β conglycinin (7S globulin) dan alkohol, tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan yang
glycinin (11S globulin) yang dapat meningkatkan mengendalikan kadar kolesterol darah selama
sekresi asam empedu dan menghambat absorbsi penelitian, tidak dalam keadaan sakit atau dalam
kolesterol yang diasup dari makanan sehingga dapat perawatan dokter berkaitan dengan penyakit jantung
menurunkan kolesterol total.8 Food and Drugs koroner, diabetes mellitus, hipertensi, gagal ginjal, dan
Administration (FDA) menyarankan untuk penyakit kronik lainnya, serta bersedia menjadi subjek
mengkonsumsi protein kedelai 25 gram/hari untuk penelitian dengan mengisi informed consent.
memperbaiki profil lipid.9 Pengolahan kedelai dapat Perhitungan jumlah subjek penelitian
meningkatkan nilai cerna protein yang terkandung menggunakan rumus perhitungan uji hipotesis rerata
didalamnya.10 Salah satu olahan kedelai adalah susu terhadap dua populasi dependen dengan sampel
kedelai. Penelitian pada manusia dengan pemberian minimal 16 subjek. Sebanyak 55 orang bersedia
susu kedelai 500 ml selama 21 hari dapat menurunkan mengikuti skrinning dan didapatkan 18 subjek yang
kolesterol total sebesar 23 mg/dl.11 memenuhi kriteria inklusi untuk menjadi subjek
Selain kedelai, Jahe juga merupakan bahan penelitian. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok
makanan yang telah banyak diteliti untuk menurunkan menggunakan metode simple random sampling , yang
kolesterol total darah. Jahe mengandung antioksidan terdiri atas kelompok perlakuan dan kelompok kontrol,
phenolic yaitu senyawa oleoresin.12 Senyawa oleoresin masing-masing kelompok terdiri dari 9 subjek. Selama
(gingerol dan shogaol) merupakan komponen utama proses penelitian 1 subjek pada masing – masing
pada jahe yang dapat menurunkan kolesterol dengan kelompok mengalami drop out karena
menghambat peroksidasi lipid dan menghambat enzim ketidaksertaannya dalam pengambilan darah setelah
HMG-KoA reduktase dalam biosintesis kolesterol.13-15 intervensi, sehingga jumlah akhir sampel pada
Jahe yang ditambahkan dalam susu kedelai dapat penelitian ini 16 subjek.
meningkatkan aktivitas antioksidan. Penelitian Variabel bebas dalam penelitian adalah
penambahan ekstrak jahe 3% pada pembuatan susu pemberian susu kedelai 430 ml ditambah 3 gram jahe
kedelai dengan metode spray drying menunjukkan bubuk dan variabel terikatnya adalah kadar kolesterol
aktivitas antioksidan 21,67% lebih tinggi bila total. Susu kedelai dengan dosis 25 gram protein
dibandingkan susu kedelai tanpa jahe dengan aktivitas kedelai dibuat dari kedelai varietas Grobogan yang
antioksidan 10,3%.16 Selain itu, panambahan jahe pada direndam selama 8 jam dengan perbandingan air 1:2,
susu kedelai dapat berfungsi untuk menghilangkan bau kemudian dibersihkan dengan membuang kulit ari
langu yang disebabkan oleh aktivitas enzim kedelai. Setelah itu, dilakukan perebusan kedelai
lipoksigenase pada kedelai yang bereaksi dengan selama 30 menit. Kedelai yang telah direbus diblender
lemak selama proses penggilingan. Hal ini didukung dengan perbandingan kedelai dan air 1 : 3,5.
dengan studi ilmiah pada Tahun 2004 di Cina, Selanjutnya, kedelai yang telah menjadi bubur kedelai
penambahan jus jahe pada komponen susu kedelai diperas sarinya. Susu kedelai tersebut direbus selama 5
dengan perbandingan 1 : 50 (v/v) mampu menit dan saat perebusan ditambahkan jahe bubuk dan
menghilangkan efek bau langu.17 Penelitian pada gula jagung. Sedangkan pada kelompok kontrol
manusia di Saudi Arabia menunjukkan pemberian 3 gr diberikan plasebo yaitu sirup tanpa kalori 400ml/hari.
serbuk jahe dalam bentuk kapsul selama 45 hari Pemberian intervensi kelompok perlakuan dan kontrol
signifikan dapat menurunkan kadar kolesterol total dilakukan di luar jam makan utama selama 14 hari.

90
Vol. 4, No. 2, Juni 2016 : 89 - 95 Pengaruh susu kedelai dan jahe …

Pelaksanaan penelitian telah mendapat persetujuan dari Pengujian normalitas data menggunakan uji
Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Saphiro-Wilk. Perbedaan kadar kolesterol total
Diponegoro melalui terbitnya Ethical Clearance. sebelum dan setelah intervensi pada keduaa kelompok
Asupan makan selama intervensi kelompok dianalisis menggunakan uji non-parametrik Wilcoxon.
perlakuan dan kontrol dicatat menggunakan metode Perbedaan kadar kolesterol total (KT) antara kedua
food record dan food recall 24 jam, kemudian kelompok dianalisis menggunakan Independent t test.
dianalisis menggunakan program nutrisurvey. Pengaruh pemberian susu kedelai dan jahe terhadap
Kecukupan asupan makanan (%) dihitung berdasarkan kadar kolesterol total dianalisis menggunakan Regresi
kebutuhan subjek menurut golongan umur dan jenis Linier Ganda setelah dikontrol variabel perancu.
kelamin pada AKG 2013. Status gizi ditentukan
berdasarkan klasifikasi Indeks Massa Tubuh pada HASIL
orang dewasa Asia yaitu status gizi normal (18,5 – 22,9
kg/m2), overweight (23-24,9 kg/m2) dan obesitas (> 25 Karakteristik subjek
kg/m2). Kadar kolesterol total diperiksa dua kali, yaitu Subjek penelitian ini berjumlah 16 orang yang
satu hari sebelum intervensi dan satu hari setelah terdiri dari kelompok perlakuan (susu kedelai dan jahe)
intervensi (pada hari ke-15). Kadar kolesterol total 8 orang dan kelompok kontrol berjumlah 8 orang.
dianalisis dengan pemeriksaan laboratorium Distribusi umur dan status gizi dapat dilihat pada Tabel
menggunakan metode Cholesterol Oxidase Para 1.
Aminophenazone (CHOD-PAP). Sampel darah diambil
oleh petugas laboratorium setelah subjek berpuasa 10-
12 jam.

Tabel 1. Distribusi Umur, dan Status Gizi


Karakeristik Mean±SD Perlakuan Mean±SD Kontrol p
subjek (n = 8) (n = 8)
n % n %
Usia (tahun)
30 – 42 44,63±6,30 2 25 41,63±7,98 4 50 0,418a
43 – 55 6 75 4 50
Status Gizi
Normal 2 25 3 37,5
Overweight 28,08±5,74 0 0 27,12±5,70 1 12,5 0,743a
Obesitas 6 75 4 50
a
Independent t test

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar kontrol (50%). Hasil uji beda menunjukkan usia dan
subjek berusia 43-55 tahun dengan rerata usia 44,63 status gizi kedua kelompok tidak terdapat perbedaan.
tahun untuk kelompok perlakuan dan 41,63 tahun
untuk kelompok kontrol. Sebagian besar subjek Asupan Zat Gizi Selama Intervensi
memiliki status gizi obesitas, yaitu 6 orang pada Persentase kecukupan zat gizi dan asupan
kelompok perlakuan (75%) dan 4 orang pada kelompok kolesterol selama intervensi pada kedua kelompok
dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Persen Kecukupan Kebutuhan Zat Gizi dan Asupan Kolesterol Selama Intervensi
Perlakuan Kontrol p
(n=8) (n=8)
Mean ± SD Mean ± SD
% Kecukupan energi (%) 73,65±14,12 63,2±17,3 0,207a
% Kecukupan protein (%) 56,92±7,23 89,3±30,6 0,002a
% Kecukupan lemak (%) 93,01±22,2 88,9±27,9 0,659a
% Kecukupan karbohidrat (%) 58,9±16,78 49,2±12,8 0,216a
% Kecukupan serat (%) 19,06±8,10 26,5±5,4 0,02a
Asupan kolesterol (mg) 217,5±51,27 235,9±110 0,674 a
a
Independent t test

91
Deny Yudi Fitranti, Diassafons Marthandaru Jurnal Gizi Indonesia (ISSN : 1858-4942)

Berdasarkan Tabel 2, diketahui persentase Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Jahe terhadap
kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat dan Kadar Kolesterol Total dalam darah
serat tergolong kurang (<100%) pada kedua kelompok. Perbedaan rerata perubahan kadar kolesterol
Asupan kolesterol lebih tinggi pada kelompok kontrol total sebelum dan sesudah intervensi pada kedua
daripada kelompok perlakuan. Terdapat perbedaan kelompok dapat menggambarkan pengaruh pemberian
persentase kecukupan protein dan serat pada kedua susu kedelai jahe terhadap kadar kolesterol total dalam
kelompok (p<0,05). darah.

Tabel 3. Perbedaan Kadar Kolesterol Total Sebelum dan Setelah Intervensi


Variabel Perlakuan Kontrol P
n= 8 n=8
Mean±SD Mean±SD
Kolesterol Total (mg/dl)
Sebelum 217±23,11 210±17,7 0,330b
Sesudah 212,3±19,0 221±26,2 0,465a
 -5,50±12,340 10,5±15,9 0,041a
p 0,204c 0,093c
a
Independent t test bKruskal Wallis cUji beda Wilcoxon

Uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan kolesterol total mengalami peningkatan sebesar 10,5
kolesterol total antara sebelum dan sesudah perlakuan mg/dl.
pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol.
Terdapat perbedaan perubahan kadar kolesterol total Pengaruh Variabel Perancu terhadap Perubahan
(Δ) antara kedua kelompok (p<0,05). Pada kelompok Kolesterol Total Kelompok Perlakuan
perlakuan terjadi penurunan kolesterol total sebesar Penurunan kadar kolesterol total pada
5,50 mg/dl, sedangkan pada kelompok kontrol kadar kelompok perlakuan dapat dipengaruhi oleh variabel
perancu, sehingga dilakukan uji korelasi dan regresi.

Tabel 4. Pengaruh Variabel Perancu Terhadap Perubahan Kadar Kolesterol Total ( KT)
Kelompok Variabel p p Adjusted
Korelasi Uji regresi R Square
Perlakuan % Kecukupan lemak 0,040 0,230 0,498
Asupan kolesterol 0,030 0,030

Hasil analisis bivariat menggunakan uji dapat meningkatkan steonosis arteri sehingga
Pearson menunjukkan bahwa terdapat dua variabel meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.3
yang memiliki p<0,25 antara lain persen kecukupan Status gizi subjek sebagian besar adalah
lemak dan asupan kolesterol pada kelompok perlakuan. obesitas. Wanita obesitas memiliki risiko mengalami
Kemudian variabel tersebut dianalisis lebih lanjut hiperkolesterolemia daripada wanita dengan status gizi
menggunakan analisis regresi linier ganda untuk normal. Suatu penelitian menunjukkan bahwa kejadian
mengetahui pengaruh variabel tersebut terhadap hiperkolesterolemia lebih tinggi pada subjek obesitas
perubahan kadar kolesterol total. Hasil analisis regresi yaitu 37% sedangkan pada subjek tidak obesitas 29%.19
linier ganda menunjukkan bahwa 49,8% asupan Kadar kolesterol total dipengaruhi oleh
kolesterol pada kelompok perlakuan mempengaruhi beberapa faktor salah satunya yaitu asupan. Asupan
penurunan kadar kolesterol total ( KT). kolesterol kedua kelompok tergolong tinggi. The
National Cholesterol Education Program
PEMBAHASAN merekomendasikan asupan kolesterol tidak lebih dari
200 mg/ hari.20 Asupan kolesterol diserap di usus
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kemudian dibawa menuju ke jaringan ekstra hepatik
sebagian besar wanita hiperkolesterolemia berusia 43- atau jaringan lemak dan mengalami hidrolisis. Hasil
55 tahun dengan rerata usia 44 tahun. Hal ini hidrolisis dibawa menuju hati oleh enzim Lipoprotein
menunjukkan bahwa semakin bertambahnya usia Lipase (LPL) melalui pembuluh darah kapiler.
wanita memiliki risiko untuk terjadinya Kilomikron sebagai transport lipid masuk ke hati
hiperkolesterolemia. Peningkatan kadar kolesterol total disintesa menjadi HDL (High Density Lipoporotein)
dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein). VLDL

92
Vol. 4, No. 2, Juni 2016 : 89 - 95 Pengaruh susu kedelai dan jahe …

diubah menjadi IDL (Intermediate Density HMG-KoA menjadi mevalonat yang kemudian dapat
Lipoprotein) dan kemudian LDL (Low Density mengurangi biosintesis kolesterol di tubuh.
Lipoprotein) untuk mengedarkan kolesterol ke sel – sel Pada penelitian ini diberikan intervensi berupa
jaringan. Kelebihan LDL dibawa kembali oleh HDL ke susu kedelai dan jahe. Penambahan jahe pada
hati untuk disekresikan menjadi asam empedu. komponen susu kedelai bertujuan untuk menambah
Tingginya asupan kolesterol memicu peningkatan penurunan kadar kolesterol total. Jahe sendiri diketahui
kadar kolesterol total akibat tidak terkompensasi oleh dapat menurunkan kolesterol total karena pada jahe
HDL untuk dibawa kembali menuju hati.21 mengandung antioksidan phenolic yaitu senyawa
Pemberian susu kedelai jahe selama 14 hari oleoresin.12 Senyawa oleoresin (gingerol dan shogaol)
dapat mempengaruhi kadar kolesterol total bila merupakan komponen utama pada jahe yang dapat
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil uji menghambat peroksidasi lipid dan menghambat enzim
statistik menunjukkan ada perbedaan bermakna HMG-KoA reduktase dalam biosintesis kolesterol.13-15
perubahan kadar kolesterol total (KT) antar kedua Selain itu, penambahan jahe pada komponen susu
kelompok (p<0,05). Food and Drugs Administration kedelai diketahui dapat meningkatkan aktivitas
(FDA) menyarankan untuk mengkonsumsi protein antioksidan, sehingga dapat berperan dalam penurunan
kedelai 25 gram/hari untuk memperbaiki profil lipid.9 kadar kolesterol darah.
Oleh karena itu, pada penelitian ini diberikan susu Perbedaan kadar kolesterol total sebelum dan
kedelai dengan kandungan protein 25 gram di dalam setelah intervensi tidak bermakna pada pemberian susu
430 ml susu kedelai. Protein kedelai dapat menurunkan kedelai jahe (p>0,05) dengan penurunan kadar
kolesterol total karena pada protein kedelai kolesterol total 5,50 mg/dl. Hal ini dimungkinkan
mengandung asam amino esensial berupa glisin dan karena rata – rata asupan kolesterol pada kelompok
arginin. Mekanisme penurunan kolesterol melalui asam perlakuan dan kontrol tergolong tinggi. Pada kelompok
amino tersebut adalah asam amino glisin dan arginin kontrol terjadi peningkatan kadar kolesterol total
mempunyai kecenderungan dapat menurunkan sebesar 10,5 mg/dl. Penelitian sebelumnya
kejadian resistensi insulin darah yang diikuti dengan menunjukkan, perbedaan kolesterol awal dan akhir
penurunan sintesa kolesterol. Selain kandungan asam tidak signifikan pada pemberian susu kedelai tanpa
aminonya, pada protein kedelai mengandung β pengontrolan asupan kolesterol.25,26 Rata-rata
conglycinin (7S globulin) dan glycinin (11S globulin) peningkatan asupan kolesterol 100 mg/hari dapat
yang merupakan peptida utama pada kedelai. meningkatkan serum kolesterol 2-3 mg/dl.27 Uji regresi
Mekanisme penurunan kolesterol oleh β conglycinin linier menunjukkan 49,8% asupan kolesterol pada
(7S globulin) dan glycinin (11S globulin) adalah kelompok perlakuan mempengaruhi perubahan
dengan meningkatkan sekresi asam empedu dan kolesterol total (KT). Sehingga penurunan kadar
menghambat absorbsi kolesterol yang diasup dari kolesterol total pada kelompok perlakuan tidak
makanan.8 bermakna.
Pada kedelai juga mengandung serat dan
isoflavon yang dapat menurunkan kolesterol total. SIMPULAN
Serat meningkatkan ekskresi asam empedu dan
kolesterol melalui feses sehingga mengurangi laju Tidak terdapat perbedaan kadar kolesterol total
enterohepatik pada asam empedu. Rendahnya kadar sebelum dan sesudah pemberian susu kedelai dan jahe
asam empedu yang masuk ke hepar dan rendahnya 430 ml/hari selama 14 hari. Terdapat perbedaan
absorbsi kolesterol dapat menurunkan kadar kolesterol perubahan kolesterol total sebelum dan sesudah
di dalam hepar. Selanjutnya kolesterol diambil dari intervensi antara kelompok perlakuan dan kelompok
darah untuk mensintesis asam empedu, sehingga kontrol. Pemberian susu kedelai dan jahe 430 ml/hari
kolesterol dalam darah menurun.22 selama 14 hari dapat menurunkan kolesterol total
Isoflavon merupakan senyawa metabolit dalam darah sebesar 5,50 mg/dl sedangkan pada
sekunder yang banyak disintesa oleh tanaman golongan kelompok kontrol terjadi peningkatan kolesterol total
leguminoceae khususnya kedelai. Isoflavon dapat sebesar 10,5 mg/dl.
mengalami transformasi yang menghasilkan isoflavon
bebas yang disebut dengan aglikon. Senyawa aglikon SARAN
tersebut adalah genistein, glisitein dan daidzein.23
Genistein pada isoflavon dapat menghambat proses Penderita hiperkolesterolemia dapat
biosintesis kolesterol melalui aktivasi Adenosine mengkonsumsi susu kedelai jahe sebagai alternatif
Monophosphate Activates Protein Kinase (AMPK).24 minuman untuk menurunkan kadar kolesterol total
Melalui aktivasi enzim Adenosine Monophosphate dengan pengontrolan asupan kolesterol.
Activates Protein Kinase (AMPK) biosintesis
kolesterol dihambat dengan cara menghambat reduksi

93
Deny Yudi Fitranti, Diassafons Marthandaru Jurnal Gizi Indonesia (ISSN : 1858-4942)

UCAPAN TERIMA KASIH 10. Palupi NS, FR Zakaria dan E Prangdimurti.


Pengaruh pengolahan terhadap nilai gizi pangan.
Terima kasih peneliti sampaikan kepada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan – Fateta-
seluruh subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini, IPB. 2007.
enumerator yang telah membantu, dan semua pihak 11. Onuegbu AJ, Japhet MO, Mercy OO, Adekunle
atas dukungan dan motivasi yang diberikan selama AA dan Christopher AI. Consumption of soymilk
penelitian ini. lowers atherogenic lipid fraction in healthy
individuals. J Med Food 14(3) 2011,257-60.
DAFTAR PUSTAKA 12. Ali, B.H., G. Blunden, M. O. Tanira dan A.
Nemmar.Some phytochemical, pharmacological
1. World Health Statistics 2013. World Health and toxicological properties of ginger (Zingiber
Organization [serial online] [cited 2014 March 21] officinale Roscoe): A review of recent research.
Available from: Food and Chemical Toxicology. 2008; 46 : 409–
URL:http://www.who.int/gho/publications/world 20.
_health_statistics/EN_WHS2013_Full.pdf 13. Nammi S, Moon S.Kim, et al. Regulation of low-
2. Profil Kesehatan Kota Semarang 2011 [serial density lipoprotein receptor and 3-hydroxy-3-
online] [cited 2014 March 21] Available from: methylglutaryl coenzyme a reductase expression
URL: by Zingiber officinale in the liver of high-fat diet-
http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_K fed rats. Nordic Pharmacological Society. Basic &
AB_KOTA_2011/P.JATENG_Kota%20Semaran Clinical Pharmacology & Toxicology
g_11.pdf 2009;106:389-95.
3. Carol TB. Penyakit Aterosklerotik koroner. In : 14. Stoilova I, A Krastanov et al. Antioxidant activity
Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. Patofisiologi of ginger extract (Zingiber officinale) Food
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Chemistry. 2007;102:764-70.
Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 15. Fuhrman B, Rosenblat M, Hayek T, et al. Ginger
2006.p.576- 612. consumption reduces plasma cholesterol, inhibith
4. Krummel DA. Medical Nutrition Therapy in LDL oxidation and attenuates development of
Cardiovaskuler Disease. In: Mahan LK, Escott- atherosclerosis in atherosclerotic, apolipoprotein
stump S. Krause’s Food, Nutrition, and Diet E- deficient mice. J Nutr 2000;130(5):1124-31.
Therapy 12th Edition. Philadelphia: WB Saunders 16. Pramitasari, Dika. Penambahan ekstrak jahe
Company; 2008.p. 833-64. (Zingiber officinale rosc) dalam pembuatan susu
5. Carrol MD, Brian K, DavidAL. Total and high kedelai bubuk instan dengan metode Spray Drying
density lipoprotein in cholesterol in adults: : Komposisi kimia, sifat sensoris dan aktivitas
National Health and Nutrition Examination antioksidan. 2010.
Survey, 2009 – 2010. NCHS Data Brief.no 92. 17. Zhi, Zhou et al. Study on processing technology of
April 2012. coumpound soymilk beverage with ginger juice.
6. Denny L, Alvin G, Vitool L, Michelle AW. Food Science and Technology 2004-08.
Prevalence and risk factors of 18. Navei Reza Alizadeh, Fatemeh Rozbeh,
hypercholesterolemia among thai men and women Mehrdada Saravi et al. Investigation of the effect
receiving health examinations. Southeast Asian J of ginger on the lipid levels. Saudi Med J
Trop Med Public Health. 2006 ;vol 37:No.5. 2008;Vol.29(9) :1280-84.
7. Persatuan Ahli Gizi Indonesia.Tabel konsumsi 19. SZA Shah, BR Devrajani, T Devrajani, I Bibi.
Pangan Indonesia. Jakarta 2009. Frequency of dyslipidemia in obese versus non-
8. Adams MR, Golden DL, Franke AA, Potter SM, obese in relation to body mass index (BMI), waist
Smith HS, Anthony MS. Dietary soy β- hip ratio (WHR) and waist circumference (WC).
conglycinin (7S globulin) inhibits atherosclerosis Pakistan journal of science. 2010.Vol 62.No.1.
in mice. J Nutr 2004;134:511-6. 20. U.S. Department of Health and Human Services.
9. Food an Drug Administration. Guidance for Public Health Service National Institutes of Health
Industry: a food labeling guide (11.Appendix C: National Heart Lung and Blood Institute Third
Health Claims).Us departement of Healthy Report on The National Cholesterol Education
Service;2013. [serial online] [cited 2014 March Program Adult Treatment Panel III Guidelines
21] Available from: URL: NIH Publication No.01-3305;2001.
http://www.fda.gov/food/guidanceregulation/guid 21. Kathleen MB, Mayes PA. Sintesis, Transpor dan
ancedocumentsregulatoryinformation/labelingnut Ekskresi Kolesterol.In: Murray RK, Granner DK,
rition/ucm064919.htm Mayes PA, Rodwell VW, editors. Biokimia

94
Vol. 4, No. 2, Juni 2016 : 89 - 95 Pengaruh susu kedelai dan jahe …

Harper. Edisi 27. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC;2009.p.239-49.
22. Lupton JR dan Turner D. Dietary Fiber: in
Biochemical and Physiological Aspect of Human
Nutrition. WB Sounders Company, London. 2000.
23. King RA. Soy isoflavones in foods : processing
effects and metabolism. Asa Technology Bullrtin,
2002; 87(10):1-10.
24. Hwang J. T., Park I. J., Shin J. I., Lee Y. K., Lee
S. K., Baik H. W. et al. “Genistein, EGCG, and
Capsaicin Inhibit Adipocyte Differentiation
Process via Activating AMP-Activated Protein
Kinase” 2005. Biochem Biophys Res Commum.
338(2): 694-9.
25. Takatsuka, N et al. Hypocholesterolemic effect of
soymilk supplemntation with usual diet in
premenopausal normolipidemic Japanese woman.
American Health Foundation and Academic Press.
2000: 308-14.
26. Meyer BJ, Larkin TA, Owen AJ et al. Limited
lipid-lowering effects of regular consumption of
whole soybean foods. Annals of Nutrition &
Metabolism 2004; 48(2):67-78.
27. Jingbo H, Jiri F. The impact of dietary changes and
dietary supplements on lipid profile. Canadian
Journal of Cardiology. 2011;Vol 27:488-505.

95

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy