Gambaran Hasil Pemeriksaan Faal Hemostasis Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe-2 (DM-2) Di RSUP Sanglah, Bali, Indonesia

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

ORIGINAL ARTICLE

Intisari Sains Medis 2019, Volume 10, Number 2: 240-243


P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

Gambaran hasil pemeriksaan faal hemostasis pada


penderita Diabetes Melitus tipe-2 (DM-2) di RSUP
Sanglah, Bali, Indonesia CrossMark
Published by DiscoverSys
Nyoman Pramudita,1* Ni Kadek Mulyantari2

ABSTRACT

Background: Diabetes Mellitus Type II (DM-2) is a type of twenty eight samples. Data were analyzed using SPSS version 17 for
hyperglycemic state which is related to metabolic disorders caused by Windows
mutations in several genes. Faal hemostasis is a function of the body Results: The study found that males were predominant in this study
that aims to maintain the blood that has been thinned so that the (53.6%). In addition, 51-60 years age group were also predominant
blood flowing in the veins and could be interfere with blood glucose (39.3%), following by history of hypertension (82.1%), 10-14 seconds
level. This study aims to describe the faal hemostasis examination in of Prothrombin Time (PT) (67.9%), 30-40 seconds of Activated
patients with DM-2 in Sanglah Hospital. Partial Thromboplastin Time (APTT) (53.5%), and bleeding time
Methods: A cross-sectional study was conducted among patients with (BT) > 1.3 minutes (67.9%).
diabetes mellitus type II (DM-2) who were hospitalized in Sanglah Conclusion: Several faal hemostasis assessments were predominant
hospital at the period started from January 1st to December 31st, 2015. in patients with DM-2 such as 10-14 seconds of PT, 20-40 seconds of
The sample selection were using consecutive sampling with a total of APTT, and bleeding time more than 1.3 minutes.

Keywords: faal hemostasis examination, diabetes mellitus type ll, diabetes mellitus
Cite This Article: Pramudita, N., Mulyantari, N.K. 2019. Gambaran hasil pemeriksaan faal hemostasis pada penderita Diabetes Melitus tipe-2
(DM-2) di RSUP Sanglah, Bali, Indonesia. Intisari Sains Medis 10(2): 240-243. DOI: 10.15562/ism.v10i2.392

ABSTRAK

Latar belakang: Diabetes Mellitus tipe II (DM-2) merupakan tipe pada periode 1 Januari hingga 31 Desember 2015. Pemilihan sampel
yang terjadi karena adanya kelainan metabolisme yang disebabkan menggunakan teknik konsekutig yang melibatkan dua puluh delapan
oleh mutasi pada banyak gen. Faal Hemostasis adalah suatu fungsi sampel. Data dianalisis menggunakan SPSS versi 17 untuk Windows
tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan keenceran darah Hasil: Studi ini menemukan bahwa jenis kelamin laki-laki adalah
sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah. Tujuan dari dominan dalam penelitian ini (53,6%). Selain itu, kelompok usia
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan 51-60 tahun juga dominan (39,3%), diikuti oleh riwayat hipertensi
faal hemostasis pada pasien penderita DM-2 di RSUP Sanglah. (82,1%), 10-14 detik Waktu Prothrombin (PT) (67,9%), 30-40 detik
Metode: Sebuah studi potong lintang dilakukan pada pasien dengan Waktu Tromboplastin Teraktivasi Parsial (APTT) (53,5%), dan waktu
diabetes mellitus tipe II (DM-2) yang dirawat di Rumah Sakit Sanglah perdarahan (BT) > 1,3 menit (67,9%).
1
Pendidikan Dokter Umum,
Fakultas Kedokteran, Universitas
Udayana, Bali, Indonesia Kata kunci: pemeriksaan faal hemostasis, diabetes mellitus tipe II, diabetes mellitus
2
Departemen Patologi Klinik, Cite Pasal Ini: Pramudita, N., Mulyantari, N.K. 2019. Gambaran hasil pemeriksaan faal hemostasis pada penderita Diabetes Melitus tipe-2 (DM-2)
Fakultas Kedokteran, Universitas di RSUP Sanglah, Bali, Indonesia. Intisari Sains Medis 10(2): 240-243. DOI: 10.15562/ism.v10i2.392
Udayana, RSUP Sanglah, Bali,
Indonesia.
PENDAHULUAN
*
Korespondensi:
Nyoman Pramudita; Pendidikan
Diabetes Mellitus (DM) menurut Perkeni adalah kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi akibat
Dokter Umum, Fakultas Kedokteran, sekelompok penyakit metabolik yang ditandai timbunan glukosa dari makanan yang tidak dapat
Universitas Udayana, Bali, Indonesia dengan hiperglekemia yang terjadi karena gang- diserap dengan baik dan dibakar menjadi energi.
pramuditanyoman@yahoo.com guan pada sekresi insulin, aksi insulin atau bisa Pada umumnya Diabetes Mellitus dibagi menjadi
keduanya.1 Ketika seseorang menderita DM maka 2 tipe yaitu Diabetes Mellitus tipe I (DM-1) dan
Diterima: 31-12-2018
pankreas orang tersebut tidak dapat menghasilkan Diabetes Mellitus tipe II (DM-2).1,2
Disetujui: 24-05-2019 cukup insulin untuk menyerap glukosa yang diper- Diabetes Mellitus tipe II (DM-2) adalah kasus
Diterbitkan: 01-08-2019 oleh dari makanan. Hal inilah yang menyebabkan yang lebih umum penderitanya dibandingkan

240 Open access: http://isainsmedis.id/


ORIGINAL ARTICLE

dengan DM-1. Tahun 2003, WHO memperkira- terjadinya perubahan pada komponen – komponen
kan 194 juta atau (5,1%) dari 3,8 milyar penduduk yang berperan dalam faal hemostasis.7 Faal hemo-
dunia usia 20-79 tahun menderita DM-2, dan stasis adalah suatu fungsi tubuh yang bertujuan
diperkirakan pada tahun 2025, penderita DM-2 untuk mempertahankan keenceran darah sehingga
di seluruh dunia berkisar antara 333 juta orang darah tetap mengalir dalam pembuluh darah dan
(5,4%).3 Di tahun yang sama International Diabetes menutup kerusakan pada dinding pembuluh darah
Federation (IDF) menyebutkan bahwa prevalensi sehingga mengurangi kehilangan darah pada saat
DM-2 di dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan terjadinya kerusakan pembuluh darah.
DM-2 sebagai penyebab kematian urutan ke tujuh Berkaitan dengan berbagai permasalahan yang
di dunia. Berdasarkan catatan organisasi kesehatan dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik untuk
dunia tahun 1998, Indonesia menduduki peringkat mengetahui lebih lanjut tentang gambaran hasil
keenam dengan jumlah penderita DM-2 terban- pemeriksaan faal hemostasis pada penderita DM-2
yak setelah India, Cina, Rusia, Jepang dan Brazil.4 di RSUP Sanglah, Bali, Indonesia
Penderita DM-2 di Indonesia semakin meningkat.
Hal ini dapat diketahui bahwa pada tahun 1995
METODE PENELITIAN
terdapat lebih kurang 5 juta penderita DM-2 di
Indonesia dengan peningkatan sekitar 230 ribu Penelitian dengan desain potong lintang dilakukan
penderita setiap tahun, sehingga pada tahun 2025 terhadap 28 data sekunder (rekam medis) pasien
penderita DM-2 di Indonesia diperkirakan akan dengan DM-2 yang menjalani pengobatan di RSUP
mencapai 12 juta orang.4 Sanglah, Bali, Indonesia selama 1 Januari - 31
Peningkatan tersebut terjadi akibat bertam- Desember 2015. Pemilihan rekam medis dilakukan
bahnya populasi penduduk usia lanjut dan peruba- secara konsekutif (consecutive sampling)/ Kriteria
han gaya hidup, mulai dari pola makan atau jenis inklusi pada studi ini adalah seluruh pasien DM-2
makanan yang dikonsumsi sampai berkurangnya yang melakukan tes laboratorium Faal Hemostasis.
kegiatan jasmani. Hal ini terjadi terutama pada Sedangkan kriteria eksklusi adalah data rekam
kelompok usia dewasa ke atas pada seluruh status medis pasien yang tidak lengkap. Adapun beber-
sosial-ekonomi.5 apa variabel penelitian yang diteliti pada studi ini
Pada DM-2 yang tidak terkendali dapat terjadi adalah: usia ≥ 40 tahun, aktivitas fisik, obesitas,
komplikasi metabolik akut maupun komplikasi memiliki riwayat hipertensi, merokok, maupun
vaskuler kronik, baik mikroangiopati maupun kelengkapan data rekam medis meliputi hasil
makroangiopati. Komplikasi kronis yang dapat pemeriksaan prothrombin (PT), activated partial
terjadi pada Diabetes Mellitus tipe II yang tidak thromboplastin time (APTT), serta bleeding time
terkendali seperti kerusakan saraf, kerusakan (BT).
ginjal, kerusakan mata, penyakit jantung koroner, Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah
hipertensi, penyakit pembuluh darah perifer, gang- dengan menggunakan komputer melalui program
guan pada hati, gangguan faal hemostasis, penyakit SPSS versi 17, data dianalisa secara deskriptif
paru, gangguan saluran cerna, dan infeksi.6 kemudian hasilnya akan ditampilkan dalam bentuk
Berbagai penelitian observasional dan eksperi- tabel atau narasi. Penelitian ini telah mendapatkan
mental sudah ada yang membuktikan bahwa hiper- izin dan kelayakan untuk melaksanakan penelitian
insulinemia, hiperglikemia, dan resistensi insulin dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas
yang sudah terjadi sejak lama dapat meningkatkan Udayana, untuk melakukan penelitian di Bagian
aktivitas koagulasi serta mengurangi aktivitas Rekam Medis Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah.
antikoagulasi pada sistem hemostasis (sumber).
Perubahan tersebut dapat menyebabkan penderita
HASIL
Diabetes Mellitus tipe II berada dalam keadaan yang
disebut dengan hiperkoagulasi.7 Dalam berbagai Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diper-
penelitian pada penderita Diabetes Mellitus tipe II oleh 28 sampel dengan hasil yang menunjukkan
sudah diketahui bahwa perubahan daya beku darah bahwa jumlah pasien laki – laki lebih mendominasi
menjadi salah satu faktor utama yang berperan jika dibandingkan dengan perempuan. Jumlah laki
dalam patofisiologi terjadinya trombosis. Darah – laki sebanyak 15 orang (53.6%) sedangkan jumlah
yang sudah mengalami hiperkoagulasi cenderung pasien perempuan 13 orang (46.4%) (Tabel 1).
lebih mudah membeku bila mendapat stimulus Tabel 1 juga menunjukkan bahwa pasien yang
koagulasi dan bekuan yang terbentuk akan lebih terdiagnosis Diabetes Mellitus tipe II memiliki rent-
sulit untuk dilarutkan. Pada penderita Diabetes ang umur yang bervariasi. Dimulai dari rentang
Mellitus tipe II terdapat keadaan dimana hiperko- umur 40 – 50 tahun terdapat 7 orang (25%), rentang
agulasi yang disebabkan oleh hiperinsulinemia, umur 51 – 60 tahun terdapat 11 orang (39.3%), rent-
hiperglikemia, dan resistensi insulin dapat memicu ang umur 61 – 70 tahun terdapat 5 orang (17.9%),

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(2): 240-243 | doi: 10.15562/ism.v10i2.392 241
ORIGINAL ARTICLE

Tabel 1  Karakteristik demografis responden Penelitian dimana normal waktu pemeriksaan Activated
Partial Thromboplastin Time (APTT) berkisar
Parameter N Persentase (%)
antara 30 – 40 detik (Tabel 1).
Jenis Kelamin Tabel 1 menunjukkan bahwa pemeriksaan
Laki-Laki 15 53,6% Bleeding Time (BT) yang melebihi waktu 1.30
Perempuan 13 46,4%
menit terdapat sebanyak 19 orang (67.9%) dan
waktu yang kurang dari 1.30 menit sebanyak 9
Usia
orang (32.1%). Hasil pemeriksaan Bleeding Time
40-50 tahun 7 25,0% pada sampel penelitian ini adalah 0,5–2 menit,
51-60 tahun 11 39,3% dimana waktu normal Bleeding Time berkisar
61-70 tahun 5 17,9% antara 3–6 menit.
71-80 tahun 5 17,9%
Riwayat Kesehatan PEMBAHASAN
Hipertensi 23 82,1% Analisis data terkait hasil pemeriksaan Faal
Merokok 5 17,9% Hemostasis pada pasien Diabetes Mellitus Tipe
Waktu Protrombin (PT) II berdasarkan rekam medis di RSUP Sanglah
Denpasar dari Januari sampai Desember 2015
>14 detik 7 25,0%
menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin,
10 – 14 detik 19 67,9% pasien dengan jenis kelamin laki – laki terbanyak
<10 detik 2 7,1% terkait kasus Diabetes Mellitus Tipe II yaitu sebe-
Waktu Tromboplastin Teraktivasi sar 53,6%. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian
Parsial (APTT) Nadyah Awad et al dimana jenis kelamin terbanyak
>40 detik 5 17,9% pada kasus Diabetes Mellitus Tipe II adalah laki –
laki, yaitu sebesar 53%.8
30 – 40 detik 15 53,5%
Berdasarkan kategori umur, pasien dengan
<30 detik 8 28,6% rentang umur 51 hingga 60 tahun yang tersering
Waktu Pendarahan (BT) menderita penyakit Diabetes Mellitus Tipe II yaitu
>1.30 menit 19 67.9% sebanyak 39,3%. Hasil ini juga sejalan dengan
<1.30 menit 9 32.1% penelitian yang dilakukan oleh Yuanita A. Langi
et  al dimana ditemukan puncak umur kejadian
dan rentang umur 71 – 80 tahun terdapat 5 orang Diabetes Mellitus Tipe II yaitu pada umur 51 hingga
(17.9%). Rentang umur 51 – 60 tahun merupakan 60 tahun menjadi kategori usia yang paling sering
rentang umur dengan distribusi pasien terbanyak menderita penyakit Diabetes Mellitus Tipe II sebe-
dibandingkan rentang umur yang lainnya. sar 41,30%.9
Distribusi riwayat peyakit pasien yang Berdasarkan distribusi waktu pemeriksaan
mengalami Diabetes Mellitus Tipe II dengan juga prothrombin, pasien yang memiliki rentang
menunjukkan terdapat kasus hipertensi sebanyak waktu antara 10 – 14 detik paling banyak sebesar
23 orang (82.1%) dan dengan riwayat obesitas serta 67.9%. Untuk waktu pemeriksaan activated partial
merokok sebanyak 5 orang (17.9%) (Tabel 1). thromboplastin time yang memiliki rentang waktu
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa distri- pemeriksaan 30 – 40 detik terbanyak, yaitu sebesar
busi waktu pemeriksaan prothrombin (PT) yang 53,5%. Berdasarkan distribusi waktu pemeriksaan
melebihi waktu 14 detik sebanyak 7 orang (25%), bleeding time yang melebihi 1.30 menit sebanyak
waktu yang sama dengan 10 – 14 detik sebanyak 67,9%. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian
19 orang (67,9%), dan waktu yang kurang dari yang dilakukan oleh Euis Mayangsari et al. dimana
10 detik sebanyak 2 orang (7.1%). Hasil pemer- waktu pemeriksaan bleeding time melebihi 2 menit
iksaan Prothrombin Time pada sampel penelitian sebanyak 75%.10
ini adalah 8,9 – 20,2 detik, dimana normal waktu Berdasarkan riwayat penyakit, pasien dengan
pemeriksaan Prothrombin Time berkisar antara riwayat hipertensi paling banyak sebesar 82,1%.
10 – 14 detik. Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian
Distribusi waktu pemeriksaan Activated Partial yang dilakukan oleh Yuanita A.9 Akan tetapi studi
Thromboplastin Time (APTT) yang melebihi waktu yang dilakukan oleh Langi dkk menunjukkan
40 detik sebanyak 5 orang (17.9%), waktu yang sama riwayat hipertensi paling banyak yang menyebab-
dengan 30 – 40 detik sebanyak 15 orang (53.5%), kan diabetes mellitus tipe II hanya sebesar sebe-
dan waktu yang kurang dari 30 detik sebanyak sar 57,1%. Perbedaan hasil yang diperoleh tidak
8 orang (28.6%). Hasil pemeriksaan APTT pada terlepas dari kelemahan penelitian yang meliputi
sampel penelitian ini adalah 21,0  – 48,2  detik, penggunaan data sekunder yang diambil dari

242 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(2): 240-243 | doi: 10.15562/ism.v10i2.392
ORIGINAL ARTICLE

rekam medis sehingga mengakibatkan adanya KONTRIBUSI PENULIS


keterbatasan dalam pengelolaan variabel perancu,
jumlah sampel yang digunakan masih terbatas, dan Seluruh penulis memiliki kontribusi yang sama
terdapat faktor – faktor lain yang tidak diteliti yang dalam penyusunan laporan akhir penelitian pada
mungkin akan mempengaruhi hasil penelitian.9 artikel ini

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


1. Barclay A, Gilbertson H, Marsh K, Smart C. Dietary
Dari hasil penelitian terhadap gambaran hasil management in diabetes. Aust Fam Physician. 2010;
pemeriksaan faal hemostasis pada penderita DM-2 39(8):579-83.
2. Kharroubi AT, Darwish HM. Diabetes mellitus: The
di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015, maka epidemic of the century. World J Diabetes. 2015 Jun
dapat diambil simpulan sebagai berikut: Rata – 25;6(6):850-67
rata umur penderita DM-2 umur 51 - 60 tahun 3. Forouhi NG, Wareham NJ. Epidemiology of diabetes.
Medicine (Abingdon). 2014; 42(12): 698–702.
dimana jenis kelamin terbanyak adalah laki – laki. 4. Mihardja L, Soetrisno U, Soegondo S. Prevalence and clin-
Riwayat penyakit DM-2 paling banyak adalah ical profile of diabetes mellitus in productive aged urban
dengan riwayat hipertensi. Sedangkan pada pemer- Indonesians. J Diabetes Investig. 2014;5(5):507-12.
5. Garry-Webb TL, Suglia SF, Tehranifar P. Social
iksaan faal hemostasis waktu protrombin paling Epidemiology of Diabetes and Associated Conditions.
banyak pada 10 – 14 detik, diikuti dengan waktu Curr Diab Rep. 2013; 13(6):850–859.
tromboplastin teraktivasi parsial (APTT) berkisar 6. Tapp RJ, Shaw JE, Harper CA et  al. The prevalence of
and factors associated with diabetic retinopathy in the
antara 30 – 40 detik, maupun waktu pendarahan Australian population. Diabetes Care. 2003 ;26(6):1731-7.
pada dengan waktu > 1.30 menit pada pasien yang 7. Carr ME. Diabetes mellitus: a hypercoagulable state. J
menderita DM-2. Diabetes Complications. 2001 ;15(1):44-54.
8. Awad N, Langi YA, Pandelaki K. Gambaran faktor resiko
pasien diabetes melitus tipe II di poliklinik endokrin
Bagian/SMF FK-Unsrat RSU Prof. Dr. R.D Kandou
ETIKA PENELITIAN Manado Periode Mei 2011 - Oktober 2011. Jurnal
­e-Biomedik (eBM). 2013; 1(1):45-49.
Studi ini telah mendapat persetujuan etik oleh 9. Langi YA. Penatalaksanaan ulkus kaki diabetes secara ter-
komisi etik Fakultas Kedokteran Universitas padu. Jurnal Biomedik. 2011; 3(2):95-101
Udayana sebelum studi dilakukan. 10. Mayangsari E, Octaviana EW, Farihatun A. Gambaran
hasil pemeriksaan bleeding time (waktu perdarahan) den-
gan metode IVY dan DUKE. Jurnal Stikes Muhammadiyah
Ciamis. [Skripsi]. 2016: 1-24
KONFLIK KEPENTINGAN
Tidak terdapat konflik kepentingan dalam penu-
lisan artikel ini.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution
PENDANAAN
Penulis bertanggung jawab terhadap pendanaan
penelitian secara mandiri.

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(2): 240-243 | doi: 10.15562/ism.v10i2.392 243

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy