9 - Pemasaran Nenas Di Kampar

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

PEMASARAN BUAH NENAS (KAJIAN STRUKTUR, PERILAKU, DAN

PENAMPILAN PASAR) DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG


KABUPATEN KAMPAR

Sandro Chrystop Sinaga dan Novia Dewi


Fakultas Pertanian Universitas Riau
Sandro.chrystop@ymail.com

ABSTRACT

This study aims to identify marketing channels and market structure pineapple, pineapple
analyzing market behavior and analyzing the performance of pineapple fruit market in the
village of Kualu Nenas. The data collection method is a survey method. Determination by
purposive sampling of respondents and the formula slovin on pineapple growers as much as
33 farmers. Determination of the number of traders, wholesalers and agents agroindustrial
determined by census where traders, wholesalers and agents agroindustrial taken based on the
accumulation of 33 farmers who sell pineapples to traffickers and agro industry in the village
Kualu Nenas, there are 8 traders , 6 wholesalers, and 8 players in the industry. Descriptive
analysis of data on the market structure and concentration ratio harfindahl index (HI), for the
behavior of markets analyzed by correlation and elasticity of the transmission, and the
appearance of markets analyzed by the equation margin trading system. The results showed
the market structure market share, concentration ratios, and HI traders at 0.5469, 54.69%, and
0.2990, market share, concentration ratios, and HI wholesalers at 0.6878, 68.78%, and
0.4730, and market share, concentration ratios and HI agro-industry amounted to 0.5145,
51.45%, and 0.2647 of its market structure among the three is oligopsony. Market behavior
indicates correlation values 0523 and 0515 transmission elasticity analysis. Appearance
market views on marketing margin is relatively large and is dominated by the great results
and uneven. Apart from it can be seen also from the uneven distribution margin, the share
price received by farmers is still relatively low and the ratio of benefits and costs to farmers is
still low. In addition, the bargaining power of farmers is weak because prices are determined
unilaterally by traders, especially on the channel I and channel II while the third channel is
relatively better because of the level of efficiency is lower

Keywords:Pineapple, Study Structure, Behavior, And Appearance Market.

*Sandro Chrystop Sinaga adalah Mahasiswa Jurusan Agribisnis Faperta Universitas Riau,
Pekanbaru
** Novia Dewi adalah Staf Pengajar pada Jurusan Agribisnis Faperta Universitas Riau ,
Pekanbaru

PENDAHULUAN Kontribusi produksi nenas di Kecamatan


Salah satu komoditas tanaman Tambang mencapai 13.416,50 ton (BPS
hortikultura yang penting dan strategis untuk Kampar, 2012). Besarnya kontribusi
dikembangkan di Provinsi Riau khususnya penghasil nenas terbesar di Kecamatan
Kabupaten Kampar Kecamatan Tambang Tambang adalah Desa Kualu Nenas dengan
Desa Kualu Nenas adalah buah nenas, karena luas 1050 Ha (BPP Tambang, 2013).
buah nenas ini perannya cukup besar dalam Hasil produksi usahatani nenas yang
mendorong perekonomian rakyat setempat. cukup melimpah di daerah Kampar ini dapat

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol.13 No. 1., Agustus 2016 38


meningkatkan pendapatan petani dengan berhasil dari segi finansial, apabila usahatani
memasarkan hasil produk nenas kepada tersebut: a) telah menghasilkan penerimaan
konsumen ataupun pedagang secara yang dapat menutupi semua biaya atau
langsung. Kebanyakan petani nenas di pengeluarannya; b) telah menghasilkan
daerah Kampar memasarkan nenas dalam penerimaan tambahan untuk membayar
bentuk buah segar di tepi jalan lintas bunga modal yang dipakai, baik modal
Pekanbaru-Bangkinang. Kondisi buah nenas sendiri maupun modal yang dipinjam; dan c)
yang dipasarkan petani dalam bentuk telah memberikan balas jasa pengelolaan
setengah matang, ini bertujuan agar masa yang wajar kepada petani. Kenyataannya di
tahan buah lebih lama, karena salah satu ciri lapangan bahkan berbanding terbalik dengan
produk pertanian adalah tidak tahan lama yang dirasakan petani, harga di tingkat petani
atau mudah busuk. relatif rendah jika dibandingkan dengan harga di
Pemasaran suatu produk nenas dalam tingkat pedagang pengumpul dan pedagang
penelitian ini dapat dilihat dari struktur, besar/eksportir. Hal ini mengakibatkan
perilaku dan penampilan pasar yang ada. pendapatan petani relatif rendah dan kemampuan
Adapun struktur pasar merupakan keadaan investasi juga rendah sehingga petani sulit untuk
yang dianggap penting yang harus ada di mencapai tingkat kesejahteraan yang seharusnya
pasar untuk melihat pola terbentuknya rantai diharapkan petani.
pemasaran. Adapun unsur-unsur tersebut Tujuan dari penelitian ini adalah
meliputi jumlah (produsen) yang mengidentifikasi saluran pemasaran dan
menghasilkan produk nenas, keseragaman struktur pasar buah nenas di Desa Kualu
produk antara petani lainnya, kemudahan Nenas, menganalisis perilaku pasar buah
keluar masuk pasar, dan bentuk persaingan nenas di Desa Kualu Nenas dan menganalisis
yang terbentuk. Perilaku pasar penampilan pasar buah nenas di Desa Kualu
mencerminkan perilaku individu-individu Nenas.
yang ada didalam suatu kelompok tertentu
yaitu pedagang. Dimana pola perilaku METODE PENELITIAN
individu dipengaruhi oleh faktor-faktor Tempat dan Waktu Penelitian
seperti faktor personal (usia, Penelitian ini dilaksanakan di Desa
kedudukan/jabatan, gaya hidup, kepribadian Kualu Nenas Kecamatan Tambang
dan konsep diri), faktor psikologis (motivasi, Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
persepsi, pembelajaran, keyakinan dan Penentuan lokasi ini didasarkan pada
sikap). Kedua faktor di atas akan beberapa pertimbangan bahwa daerah
menentukan perilaku individu-individu di tersebut memiliki potensi yang cukup besar
dalam mengambil keputusan pembelian yaitu untuk pengembangan komoditi nenas dengan
produk nenas dalam bentuk buah segar. areal budidaya 1050 ha dan memiliki
Penampilan pasar menyajikan hasil produksi cukup tinggi yaitu sebanyak ± 4 ton
ekonomi dari struktur dan prilaku, khusunya per hari(Monografi Desa, 2012). Penelitian
dalam hubungan antara distribusi marjin dan ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober
biaya produksi dari pelayanan 2014 s/d Januari 2015.
pemasaran.Penampilan pasar atau kinerja
Metode Pengambilan Responden
pasar juga dapat dikatakan penilaian
terhadap sumber daya ekonomi. Artinya Penelitian ini menggunakan metode
sampai seberapa jauh tindakan atau tingkah surveidengan wawancara langsung kepada
laku industri di pasar memberikan respondenyang berpedoman kepada
sumbangan terbaik yang dapat dicapai sesuai kuesioner. Teknik pengambilan responden
dengan tujuan sosial ekonomi masyarakat dilakukan secara Purposive Samplingdan
yang relevan. rumus slovin, didapat responden petani
Menurut Tohir (1991) menyatakan sebanyak 33 petani. Penentuan jumlah
bahwa suatu usahatani dapat dikatakan pedagang pengumpul, pedagang besar dan

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol.13 No. 1., Agustus 2016 39


pelaku agroindustri ditentukan secara sensus pendidikan, mata pencaharian, sarana dan
dimana pedagang pengumpul, pedagang besar prasarana serta lembaga-lembaga
dan pelaku agroindustri yang diambil penunjang.yaitu sumber-sumber data yang
berdasarkan dari akumulasi 33 petani yang relevan dengan tujuan penelitian dalam
menjual hasil buah nenas kepada pedagang dan bentuk dokumen-dokumen dan laporan-
pelaku agroindustri yang ada di Desa Kualu laporan dari intansi terkait yang ada di Desa
Nenas. Jumlah pedagang pengumpul sebanyak KualuNenas
8 orang, pedagang besar sebanyak 6 orang dan
Analisis Data
pelaku agroindustri sebanyak 8 agroindustri.
a. Analisis Struktur Pasar
Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Struktur pasar dianalisis secara
Data deskriptif, yaitu dengan menjelaskan (1) ada
Sumber data dalam penelitian ini tidaknya diferensiasi produk, (2) hambatan
adalah data primer dan sekunder. Data lembaga pemasaran masuk pasar. Selain itu
primer diperoleh melalui wawancara secara struktur pasar juga dianalisis secara
langsung dengan petani sampel kuantitatif, yaitu dengan menganalisis
menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) jumlah dan ukuran lembaga pemasaran
meliputi identitas petani sampel dan lembaga dengan menghitung pangsa pasar (market
pemasaran (umur, lama pendidikan, share), konsentrasi rasio dan Indeks
pengalaman, jumlah anggota keluarga).Data Herfindahl (HI).Pangsa pasar menunjukkan
sekunder yang diperlukan diperoleh dari keuntungan yang diperoleh perusahaan dari
instansi terkait yaitu dari kantor desa, Balai hasil penjualannya. Masing masing
Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan perusahaan mempunyai pangsa pasar yang
Tambang serta literatur-literatur lainnya berbeda-beda yaitu antara 0 hingga 100%
yang terkait dengan penelitian. Data dari total penjualan seluruh pasar. Pangsa
sekunder yang diperlukan meliputi keadaan pasar suatu industri dapat dirumuskan
daerah penelitian, jumlah penduduk, sebagai berikut:

Si
MSi = x100 ............................................................................................... ………….. (2)
S tot
Di mana:
MSi =Pangsa pasar perusahaan i (%),
Si = Penjualan perusahaan i (Rp) dan
Stot = Penjualan total seluruh perusahaan (Rp).

Konsentrasi rasio merupakan pedagang dalam industri meningkat. Kr


pembagian dari jumlah barang yang dibeli dapat memberikan gambaran tentang peran
oleh pedagang tertentu dengan jumlah pedagang yang ada dalam industri, namun
barang yang dijual oleh semua pedagang demikian Kr tidak cukup memberikan
dikali seratus persen. Nilai konsentrasi yang informasi mengenai keterkaitan antar
mendekati angka nol persen pedagang di dalam industri. (Arianto, 2008).
mengidentifikasikan bahwa sejumlah Konsentrasi rasio pasar merupakan indikator
pedagang memiliki pangsa pasar yang dari struktur pasar yang menentukan
relative kecil. Sebaliknya, angka rasio perilaku, kinerja, dan tingkat persaingan
konsentrasi yang mendekati seratus persen, dalam pasar. Semakin tinggi tingkat
mengidentifikasikan tingkat konsentrasi yang konsentrasi pasar, maka semakin besar
relatif tinggi. Kr sangat tergantung pada kekuatan pasarnya yang akan berimbas
jumlah keseluruhan pedagang yang ada kepada bentuk pasar persaingan tidak
dalam industri. Kr akan menurun jika jumlah sempurna.

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol.13 No. 1., Agustus 2016 40


Kr = Jumlah barang yang dibeli oleh pedagang tertentu x 100% ............. (3)
Jumlah barang yang dijual oleh semua pedagang

Jika ada satu pedagang yang konsentrasi tinggi. Jika ada empat pedagang
memiliki nilai Kr minimal 95%, maka pasar yang memiliki nilai Kr minimal 80% maka
tersebut dikatakan sebagai pasar monopsoni. pasar tersebut dikatakan sebagai pasar
Jika ada empat pedagang yang memiliki nilai oligopsoni konsentrasi sedang (Hay dan
Kr minimal 80%, maka pasar tersebut Moris, 1991).
dikatakan sebagai pasar oligopsoni
Indeks Herfindahl (HI) merupakan menetapkan bahwa pasar terkategori Highly
jenis ukuran konsentrasi yang cukup penting. Concentrated jika nilai HI lebih besar dari
HI sebagai jumlah pangkat dua pangsa pasar 0,18. (Chiang 2001 dalam Arianto, 2008). HI
dari seluruh perusahaan (agroindustri nenas) digunakan untuk memperoleh deskripsi yang
di Kualu Nenas. Nilai HI akan berkisar dari akurat dan saling mendukung dari analisis
nol hingga satu. Nilai HI akan sama dengan konsentrasi rasio mengenai konsentrasi pasar
1/n jika terdapat dan agroindustri yang dalam suatu industri. HI berfokus pada
mempunyai ukuran yang sama. Jika HI besarnya proporsi pangsa pasar tertentu
mendekati nol, maka akan berarti terdapat dalam suatu industri. Sebagai indikator untuk
sejumlah besar agroindustri dengan ukuran menentukan tingkat persaingan dilakukan
usaha yang hampir sama dalam industry dan dengan mengelompokkan berdasarkan
konsentrasi pasar adalah rendah. Sebaliknya, peringkat penjualan tertinggi untuk
agroindustri bersifat monopoli jika HI sama dikategorikan bentuk struktur dan
dengan satu. Semakin tinggi HI, semakin perilakunya. Hasil yang ditunjukkan oleh HI
tinggi distribusi ukuran dari agroindustri. memiliki pola identik dengan pendekatan
The Federal Trade and Commision in the US analisis konsentrasi rasio.
HI = (S1)² + (S2)² + ....+ (Sn)² ....................................................................... ……………..(4)
Keterangan:
S1, S2,...Sn = pangsa pembelian nenas dari pedagang ke 1,2,...,n
Kriteria :
Jika HI = 1 maka pasar nenas mengarah pada monopsonistik.
Jika HI = 0 maka pasar mengarah pada persaingan sempurna.
Jika 0<HI<1 maka pasar nenas mengarah pada oligopsonistik.

b. Analisis Perilaku Pasar


Perilaku pasar dianalisis secara korelasi untuk melihat keterpaduan pasar
deskriptif, yaitu dengan menjelaskan praktik secara horizontal, (2) analisis elastisitas
penentuan harga yang dilakukan oleh transmisi harga untuk melihat keterpaduan
pedagang. Di samping itu perilaku pasar juga pasar secara vertikal.
dianalisis secara kuantitatif, yaitu (1) analisis
r = { nΣXiYi – (ΣXi) (ΣYi) } ................................................................. (5)
{nΣXi² - (ΣXi)² }{nΣYi² - (ΣYi)² }

Keterangan:
r = korelasi harga nenas pada pasar X dan pasar Y
n = jumlah sampel
Xi = harga pada pasar X (Rp/kg)
Yi = harga pada pasar Y (Rp/kg)

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol.13 No. 1., Agustus 2016 41


Selanjutnya keterpaduan pasar dihitung pada persamaan (6).
Pf = do + d1Pf t -1 + d2 (Pr – Pr t -1) + d3 (Prt -1) + ei . . . . . . . . . . …………… . . . . . . (6)
Keterangan :
Pf = harga di tingkat petani pada saat t
Pf t – 1 = harga di tingkat petani pada tahun sebelumnya
Pr = harga di tingkat agroindustri pada tahun t
Pr t – 1 = harga di tingkat agroindustri pada tahun sebelumnya
do = konstanta
d1,d2,d3 = koefisien regresi
ei = galat

Selanjutnya indeks keterpaduan pasar (index petani dengan koefisien tingkat agroindustri
of market integration) yang menggambarkan dihitung seperti pada persamaan (7).
perbandingan dari koefisien pasar di tingkat
1  d1
IMC = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……………. . (7)
d 3  d1
Jika IMC < 1 menunjukkan adanya pasar, artinya harga di tingkat petani tidak
integrasi pasar yang tinggi dalam arti bahwa memiliki pengaruh terhadap pembentukan
harga di tingkat petani memiliki pengaruh harga pada tingkat agroindustri hal ini
dominan terhadap pembentukan harga di merupakan suatu indikasi terjadinya pasar
tingkat agroindutri. Bila IMC > 1 monopsoni.
menunjukkan tidak tercapainya keterpaduan
Menurut (Azzaino, 1981), elastisitas transmisi harga, semakin efisien sistem
transmisi harga menunjukkan efisiensi sistem tataniaga tersebut. Elastisitas transmisi harga
tataniaga, semakin besar nilai elastisitas (Et) seperti pada persamaan (8).
1 pr
Et = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……………... . . . . . . . . . (8)
b1 pf
Keterangan :
Et = elastisitas transmisi harga
Pf = harga di tingkat petani
Pr = harga di tingkat agroindustri
b1 = koefisien regresi

Ada tiga kriteria dalam penentuan elastisitas dari laju perubahan harga di tingkatan
transmisi harga. Pertama, jika Et = 1, berarti agroindustri. Hal ini menunjukkan adanya
laju perubahan harga di tingkat petani sama kekuatan monopsoni atau oligopsoni pada
dengan laju perubahan di tingkatan lembaga tataniaga sehingga kenaikan harga
agroindustri. Kedua, jika Et > 1 maka laju hanya dinikmati oleh tingkatan agroindustri.
perubahan harga di tingkat petani lebih besar Parameter tersebut dapat diduga
dari pada laju perubahan harga di tingkatan menggunakan model regresi linier sederhana
agroindustri. Ke tiga, jika Et < 1 berarti laju seperti pada persamaan (9).
perubahan harga di tingkat petani lebih kecil
Pf  b0  b1 Pr  e 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …………… . . . . . . . . . . . . . (9)

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol.13 No. 1., Agustus 2016 42


Keterangan :
Pf = harga di tingkat petani (Rp/kg)
Pr = harga di tingkat agroindustri (Rp/kg)
bo = konstanta
b1 = koefisien regresi
e1 = galat

c. Analisis Penampilan Pasar


Penampilan pasar merupakan lembaga pemasaran. Secara matematis
penampakan pasar dalam bentuk marjin persamaan marjin tataniaga disajikan
pemasaran dan share keuntungan tiap seperti pada persamaan (10).
m m n m
M=  Mj =  Cij +  Pj
j 1 j 1 i 1 j 1
. . . . ………….. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ….... (10)

Keterangan :
M = marjin tataniaga (Rp/Kg)
Mj = marjin tataniaga (Rp/kg) lembaga tataniaga ke j (j = 1,2, ...,m); m: jumlah tataniaga
yang terlibat.
Cij = biaya tataniaga ke i (Rp/kg) pada lembaga tataniaga ke j; (i=1,2,...n) dan n jumlah
jenis pembiayaan.
Pj = marjin keuntungan lembaga tataniaga ke j (Rp/kg).

HASIL DAN PEMBAHASAN akan menurunkan produktifitas tenaga kerja


A. Identitas Responden yang akan dicapai serta pendapatan yang
Responden dalam penelitian ini adalah diperoleh juga rendah yang pada akhirnya
petani nenas, pedagang pengumpul dan besar akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan
, dan pelaku agroindustri di Desa Kualu keluarga petani. Upaya peningkatan
Nenas. Identitas responden terdiri dari produktifitas tenaga kerja untuk
tingkat umur, tingkat pendidikan, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
tanggungan keluarga, dan pengalaman. petani dapat dilakukan melalui peningkatan
Penjabaran identitas responden sebagai berbagai program yang berhubungan dengan
berikut.Menurut (Sudiyono, 2001) bahwa pendidikan dan pelatihan.Petani responden
penduduk yang berada pada kisaran umur umumnya memiliki tingkat pendidikan yang
15-54 tahun tergolong pada tenaga kerja rendah yaitu sebanyak 17 petani (51,52%)
produktif sedangkan pada umur 0-14 tahun sampel tingkat pendidikannya SD dan
dan >54 tahun tergolong pada tenaga kerja tingkat pendidikan yang tinggi yaitu SLTA
tidak produktif. Rata-rata petani berada di sebanyak 5 sampel (15,15%). Tidak terdapat
umur produkif untuk melakukan kegiatan petani sampel yang memiliki tingkat
usaha tani nenas. pendidikan sarjana. Pendidikan rendah para
Tingkat pendidikan yang dimiliki petani disebabkan mayoritas petani berada di
petani sangat berpengaruh terhadap daya jenjang pendidikan SD. Petani hanya
nalar dan pola pikir serta sikap dan prilaku memiliki pendidikan SD dikarenakan petani
petani. Menurut Adnan (2004),pendidikan memiliki keterbatasan biaya dan petani
merupakan salah satu factor yang menunjang merasa lebih baik bekerja dibandingkan
keberhasilan usahatani seseorang, karena melanjutkan pendidikan, sehingga mayoritas
dengan tingkat pendidikan yang baik akan petani tamatan SD sulit untuk menerima
mempengaruhi petani dalam hal cara kerja, inovasi terbaru yang lebih modern untuk
adopsi inovasi, dan perlakuan terhadap menjalankan usaha tani dan hanya
tanaman. Tingkat pendidikan yang rendah melakukan usaha tani secara

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol.13 No. 1., Agustus 2016 43


konvensional.Jumlah tanggungan keluarga keluarga, demikian juga berlaku untuk
merupakan jumlah seluruh anggota keluarga sebaliknya bila jumlah tanggungan keluarga
yang berada dalam tanggungan keluarga. sebagian besar tidak berada pada usia
Banyak sedikit tanggungan keluarga akan produktif maka akan memperkecil jumlah
berpengaruh terhadap pendapatan dan pendapatan. Hal ini dikarenakan pendapatan
pengeluaran keluarga untuk memenuhi tersebut akan digunakan untuk kebutuhan
kebutuhan hidupnya. Dengan demikian yang anggota keluarga.Jumlah tanggungan
memiliki tanggung jawab penuh terhadap keluarga petani sampel yang terbesar pada 1-
keluarga adalah kepala keluarga. Anggota 3 yaitu sebanyak 20 jiwa dan yang terendah
keluarga mempunyai kaitan yang erat dengan pada 4-6 jiwa yaitu sebanyak 13 jiwa. Rata-
tingkat pendapatan yang akan diperoleh rata jumlah tanggungan keluarga petani
petani. Apabila jumlah tanggungan keluarga sampel sebanyak 3 jiwa. Hal ini dapat
sebagian besar berada pada usia produktif diartikan bahwa jumlah tanggungan petani
untuk bekerja dan melakukan usahatani, nenas di Desa Kualu Nenas relatif sedikit
maka akan meningkatkan pendapatan
Pengalaman berusahatani memegang Lama pengalaman usahatani petani sampel
peranan penting dalam proses usahatani buah berkisar 1-31 tahun. Lama pengalaman
nenas. Semakin lama pengalaman usahatani usahatani yang terbanyak yaitu pada kisaran
petani maka akan semakin baik proses 1-7 tahun sebanyak 20 petani sampel
pengalokasian faktor-faktor produksi (60,61%) dan petani sampel yang memiliki
sehingga usahatani akan semakin baik. pengalaman berusahatani terlama yaitu pada
Pengalaman usahatani juga berpengaruh kisaran 24-31 tahun sebanyak 2 jiwa
terhadap pengetahuan dan keterampilan (6,06%). Hasil penelitian ini menunjukkan
petani dalam mengalokasikan faktor bahwa petani memiliki pengalaman yang
produksi dalam penerapan suatu teknologi cukup lama dalam berusahatani, sehingga
baru. Pengalaman petani dalam berusaha tani dapat memperkecil resiko yang terjadi pada
merupakan salah satu faktor yang usahatani mereka. Berdasarkan informasi
menentukan pengambilan keputusan. Suatu dari lapangan, bahwa pengetahuan dan
kegiatan usahatani didalam pengelolaannya keterampilan diperoleh dari pengalaman
tidak lepas dari penentuan keputusan- turun temurun dari orang tua, pengamatan
keputusan yang akan diambil untuk lingkungan, serta penyuluhan yang pernah
pengelolaan dan kelangsungan usaha diikuti. Petani yang memiliki pengalaman
tersebut. Apabila pengalaman yang dimiliki usahatani lebih lama, seharusnya tingkat
petani semakin banyak, maka akan dapat keterampilan petani lebih baik, secara
mendorong petani untuk menerapkan otomatis petani dapat mengelola usahatani
teknologi baru yang berguna untuk mereka dengan baik dan meningkatkan hasil
mendapatkan hasil yang lebih baik. produksi usahatani mereka.
Proses pemasaran buah nenas di Desa pedagang yang dominan berada pada usia
Kualu Nenas sangat dipengaruhi oleh produktif yang berjumlah 14 orang sehingga
pedagang. Berapa hal yang akan di bahas diharapkan dengan usia yang masih
mengenai identitas pedagang adalah umur, produktif dapat memberikan kontribusi
tingkat pendidikan, pengalaman berdagang, pemikiran dan kemampuan fisik yang baik
dan jumlah tanggungan keluarga. Umur dalam menjalankan usahanya.
Tingkat pendidikan yang dimiliki yang sedang dilakukan. Pendidikan
pedagang sangat berpengaruh terhadap daya pedagang berada pada tingkat pendidikan
nalar dan pola pikir serta sikap dan prilaku formal yang baik, dimana pedagang yang
seseorang. Tingkat pendidikan dapat tingkat pendidikannya SLTA terbanyak yaitu
memberikan variasi tersendiri dalam sebanyak 8 jiwa (57,14%). Hal ini
berpikir, bersikap dan bertindak untuk menunjukkan bahwa pendidikan pedagang
mengambil keputusan guna kelancaran usaha berada pada tingkatan yang baik dan sesuai

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol.13 No. 1., Agustus 2016 44


program Pemerintah yang wajib belajar 12 keputusan untuk memanfaatkan sumberdaya
tahun.Jumlah tanggungan keluarga alam dan modal secara optimal. Pendidikan
merupakan jumlah seluruh anggota keluarga menentukan kemampuan pelaku agroindustri
yang belum bekerja dan masih sekolah yang dalam mengambil keputusan yang
kebutuhan hidupnya ditanggung oleh kepala mempengaruhi pengusaha dalam mengelola,
keluarga. Berdasarkan Tabel 7 besarnya memanfaatkan sumberdaya alam dan modal
jumlah tanggungan keluarga pedagang yang secara optimal (Sudiyono 2001).Jumlah
terbanyak pada kisaran 4-6 yaitu sebanyak 9 tanggungan keluarga pelaku agroindustri
jiwa (64,29%) dan memiliki rata-rata memiliki rata-rata sebanyak 4 jiwa. Sehingga
sebanyak 4 jiwa. Sehingga besarnya jumlah besarnya jumlah tanggungan keluarga pelaku
tanggungan keluarga pedagang akan agroindustri akan mempengaruhi terhadap
mempengaruhi terhadap pengeluaran pengeluaran keluarga. Sementara itu
keluarga.Sementara itu pengalaman pengalaman berindustri pelaku agroindustri
berdagang pedagang sudah menunjukkan sudah menunjukkan kematangan dalam
kematangan dalam pemasaran. Pengalaman pemasaran. Semakin lama berusahatani akan
berdagang akan mempengaruhi banyaknya semakin banyak pengetahuan dan
para produsen yang menjual produknya keterampilan yang diperolehnya.
kepada pedagang yang sudah mengenali Berdasarkan Tabel 8 para pelaku
sejak lama. Para pedagang sudah mempunyai agroindustri sudah mempunyai pengalaman
pengalaman berdagang yaitu sebanyak 6 berdagang yaitu sebanyak 5 orang
orang mempunyai pengalaman berdagang mempunyai pengalaman berdagang selama
selama 4-9 tahun (42,86%) dan sebanyak 8 4-9 tahun (62,50%) dan sebanyak 3 orang
orang mempunyai pengalaman berdagang mempunyai pengalaman berdagang selama
selama 10-15 tahun (57,14%). 10-15 tahun (37,50%).
Umur pelaku agroindustri yang
dominan berada pada usia produktif yang B. Struktur Pasar
berjumlah 7 orang sehingga diharapkan Saluran Pemasaran
dengan usia yang masih produktif dapat Saluran pemasaran yang juga disebut dengan
memberikan kontribusi pemikiran dan saluran distribusi atau saluran pemasaran
kemampuan fisik yang baik dalam perdagangan dapat digambarkan sebagai
menjalankan usahanya. Berdasarkan Tabel 8 suatu rute atau jalur. Dalam memperlancar
umur pelaku agroindustri sampel berada arus barang dan jasa dari produsen ke
pada umur produktif sebanyak 7 orang konsumen, maka salah satu faktor penting
(87,50%) dan yang sudah tidak produktif adalah memilih saluran pemasaran yang
sebanyak 1 orang (12,50%).Sebagian besar efektif dan efisien.
pelaku agroindustri telah mampu mengambil
Berdasarkan hasil penelitian, saluran
pemasaran buah nenas yang ada di Desa
Kualu Nenas ada 3 bentuk saluran pemasaran
.

Saluran I
Rp. 2500/kg
Petani buah
Konsumen
nenas

Gambar 1. Saluran pemasaran 1 buah nenas di Desa Kualu Nenas

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol.13 No. 1., Agustus 2016 45


Gambar 1 menggambarkan saluran 2500/kg. Para petani memilih saluran ini
pemasaran yang dilalui petani untuk karena menurut mereka saluran ini lebih
sampainya produk ke konsumen. efisien,karena jarak kebun dengan lokasi
Berdasarkan hasil penelitian, petani yang mereka menjual nenas tidak jauh,sehingga
melalui saluran I yaitu petani yang menjual tidak mengeluarkan banyak biaya
buah nenas langsung ke konsumen sebanyak pemasaran.
11 petani (33,33%) dengan harga Rp
Saluran II
Rp..2000/kg Rp.3000/kg Rp.3500/kg
Pedagang
Petani Pedagang Konsumen
pengumpul
buah besar
nenas

Gambar 2. Saluran pemasaran 2 buah nenas di Desa Kualu Nenas

Petani yang melalui saluran II yaitu besar menjual buah nenas ke konsumen
petani yang menjual buah nenas langsung ke dengan harga Rp 3500/kg. Para petani
pedagang pengumpul sebanyak 14 petani memilih saluran ini karena pedagang
(42,42%) dengan harga Rp 2000/kg, pengumpul langsung mengambil buah ke
kemudian pedagang pengumpul menjual kebun petani sehingga petani tidak
buah nenasnya ke pedagang besar dengan mengeluarkan biaya pemasaran.
harga Rp 3000/kg. Selanjutnya pedagang
Saluran III
Rp.3.000/kg
Petani Pelaku
buah agroindustri
nenas

Gambar 3. Saluran pemasaran 3 buah nenas di Kualu Nenas.

Pada saluran ketiga ini, pemasaran buah pelaku agroindustri terutama ketika pasokan
nenas yang dimiliki petani dijual kepada atau produksi buah nenas melimpah. Petani
pelaku agroindustri, adapun banyak petani menjual buah ke pelaku agroindustri karena
yang menjual buah nenas sebanyak 8 petani buah langsung diambil ke lahan dan pelaku
(24,24%). Rata-rata harga buah nenas yang agroindustri memerlukan bahan baku yang
dijual ke pelaku agroindustri Rp. 3.000/kg. banyak.
Petani nenas menjual hasil produksi ke

Market Share dan Konsentrasi Rasio Semakin banyak modal yang dimiliki oleh
Salah satu pembentuk dari struktur pedagang maka semakin banyak pula
pasar adalah jumlah penjual dan pembeli pedagang tersebut dapat membeli nenas yang
dalam pasar. Sebagaimana diketahui bahwa dihasilkan oleh petani.
penduduk di daerah penelitian sebagian besar Beberapa pedagang perantara/lembaga
bermata pencaharian sebagai petani nenas. pemasaran yang ikut serta dalam aktivitas
Selain itu daerah ini terdapat pendistribusian nenas dari petani nenas
penjual/pedagang nenas dan pelaku sampai ke konsumen, yang jumlahnya jauh
agroindustri nenas.Level pedagang perantara lebih sedikit jika dibandingkan dengan petani
ditentukan salah satunya adalah modal. yang menghasilkan nenas, secara tidak

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol.13 No. 1., Agustus 2016 46


langsung akan mempengaruhi tingkat diperoleh market share sebesar 0.6878
persaingan pasar dan tingkat konsentrasi dengan konsentrasi rasio sebesar 68,78%
rasio. Adapun petani sampel sebanyak 33 (100%*Market Share Pedagang Besar)
orang, pedaagang pengumpul 8 orang dan menunjukkan struktur pasar yang terjadi
pedagang besar 6 orang, serta pelaku industri mengarah pada oligopsoni konsentrasi
sebanyak 8 agroindustri nenas. Pedagang sedang. Sedangkan agroindustri untuk
yang terbatas ini akan beroperasi terhadap perhitungan market share dan konsentrasi
petani yang banyak dan bersifat individual, rasio diperoleh sebesar 0.5145 dan
akan mempengaruhi struktur pasar. konsentrasi rasio sebesar 51.45%
Pedagang besar memiliki volume transaksi (100%*Market Share Agroindustri),
yang tinggi, karena persaingannya kurang sehingga struktur pasar yang terjadi
ketat dibandingkan pedagang yang berada mengarah pada oligopsoni konsentrasi
pada level dibawahnya. Dengan demikian rendah.Jadi pelaku agroindustri yang ada di
pedagang pada level atas mempunyai Desa Kualu Nenas memiliki tingkat
peluang besar untuk mempengaruhi kekuasaan yang rendah untuk mempengaruhi
pasar.Market share dan konsentrasi rasio pasar. Struktur pasar yang terjadi dalam
terbesar di antara pedagang pengumpul, pemasaran nenas di Desa Kualu Nenas
pedagang besar dan pelaku agroindustri mengakibatkan penentuan harga yang
adalah untuk market share terdapat pada didominasi oleh pedagang ditingkat atas,
pedagang besar dengan nilai 18.14 Dan atau pedagang ditingkat bawah tunduk
terendah pada agroindustri dengan nilai kepada harga yang ditentukan oleh pedagang
12.43Berdasarkan perhitungan market share ditingkat atas. Hal ini berarti petani berada
dan konsentrasi rasio dapat diketahui bahwa pada posisi yang paling lemah.
market share dari pedagang pengumpul Indeks Herfindahl
sebesar 0,5469 dengan konsentrasi rasio Analisis ini bertujuan mengetahui derajat
54,69% (100%*Market Share Pedagang konsentrasi pembeli di lokasi penelitian
Pengumpul)sehingga struktur pasar yang sehingga dapat diketahui gambaran umum
terjadi mengarah pada oligopsoni konsentrasi kekuatan posisi tawar petani terhadap
rendah. Demikian pula dari pedagang besar pembeli
.
Tabel 1. Nilai Indeks Herfindahl

No Jumlah Penjualan (Kg) Market Share IH

1 Pedagang Pengumpul 0,5469 0,2990


2 Pedagang Besar 0,6878 0,4730
3 Agroindustri 0,5145 0,2647
Berdasarkan perhitungan indeks untuk pedagang besar didapatkan dari hasil
Herfindahl dapat diketahui bahwa nilai perkalian kuadrat nilai market share sebesar
indeks Herfindahl pedagang pengumpul 0,6878, sehingga nilai indeks Herfindahl dari
0,2990, pedagang besar 0,4730 dan Pelaku pedagang besar sebesar 0,4730, serta nilai
Agroindustri 0,2647, sehingga struktur indeks Herfindahl untuk agroindustri
pasarnya mengarah pada oligopsonistik. didapatkan dari hasil perkalian kuadrat nilai
Nilai indeks Herfindahl dari market share sebesar 0,5145, sehingga nilai
pedagang pengumpul didapatkan dari hasil indeks Herfindahl dari agroindustri sebesar
perkalian kuadrat dari nilai market share 0,2647.Hasil penelitian yang dilakukan pada
sebesar 0,5469, sehingga nilai indeks komoditi nenas di Desa Kualu Nenas
Herfindahl dari pedagang pengumpul sebesar menunjukkan bahwa struktur pasarnya
0,2990, sedangkan nilai indeks Herfindahl adalah oligopoli, karena masih ada

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol.13 No. 1., Agustus 2016 47


keterbatasan untuk keluar masuk pasar. Hal C. Perilaku Pasar
ini antara lain disebabkan adanya ikatan yang Perilaku pasar dapat dijelaskan dengan
kuat antara petani dan pedagang dalam keterpaduan pasar secara horisontal dan
menjual buah nenas, baik dalam bentuk vertikal serta praktik penentuan harga yang
pinjaman modal maupun kesepakatan yang diuraikan sebagai berikut:
dibuat secara kolektif sehingga kesempatan Keterpaduan pasar secara horisontal
untuk menjual ke pedagang lainnya juga Keterpaduan pasar secara horisontal
dibatasi. Struktur ini menyebabkan posisi yang dianalisis adalah keterpaduan pasar
tawar petani lemah dibandingkan pedagang, antara harga nenas ditingkat petani dan harga
terutama dalam memperoleh harga yang nenas ditingkat agroindustri. Berdasarkan
layak. Hal ini berarti petani diposisikan analisis korelasi diperoleh hasil pada Tabel
sebagai penerima harga sehingga tidak 11
memiliki kemampuan mempengaruhi harga
jual buah nenas.

Tabel 2. Hasil Analisis Korelasi Harga Nenas di Desa Kualu Nenas.


No Uraian Koefisien Korelasi
1 Harga nenas ditingkat petani dan harga nenas 0,523**
ditingkat agroindustri

Berdasarkan kriteria interpretasi koefisien agroindustri, yaitu menganalisis tingkat


korelasi untuk ilmu sosial ekonomi respon harga nenas ditingkat petani terhadap
(Soekartawi, 1990), bahwa apabila nilai perubahan harga nenas di agroindustri.
koefisien > 0,80 berarti harga pada pasar Berdasarkan dari hasil elastisitas transmisi
yang satu memiliki hubungan yang kuat atau harga nenas yang bernilai 0.515 di Desa
terpadu secara sempurna dengan harga pada Kualu Nenas. Nilai tersebut menunjukkan
pasar yang lain. Sebaliknya apabila nilai adanya pengaruh negatif antara harga nenas
koefisien korelasi< 0,80, berarti harga pada ditingkat petani dan harga nenas di
pasar yang satu memiliki hubungan yang agroindustri. Elastisitas transmisi harga yang
lemah atau terpadu secara tidak sempurna berfungsi sebagai ukuran kepekaan atau
dengan harga pada pasar yang lain. Koefisien respon harga nenas ditingkat petani akibat
korelasi antara harga nenas ditingkat petani perubahan harga nenas di agroindustri,
dan harga nenas ditingkat agroindustri menunjukkan bahwa apabila terjadi
bernilai 0.523. Nilai korelasi ini lebih kecil peningkatan harga pada agroindustri sebesar
dari 0,80, berarti harga nenas ditingkat petani 1% maka harga ditingkat petani menurun
terpadu secara tidak sempurna dengan harga 0.515 di Desa Kualu Nenas. Artinya
nenas ditingkat agroindustri. Kesimpulan ini elastisitas transmisi harga ini dinamakan
menggambarkan bahwa tidak ada kerjasama inelastis karena kurang dari satu.Nilai
antara pedagang pada pasar yang satu dengan elastisitas transmisi harga nenas <1 atau
pedagang pada pasar yang lain, yang diduga inelastis disebabkan: (1) proses penentuan
karena sulitnya informasi dari yang didapat harga tidak transparan dan tidak berdasarkan
oleh petani sebagai akibat jauhnya lokasi kualitas; (2) mutu nenas rendah; (3)
yang tidak ditunjang dengan sarana terbatasnya sarana komunikasi; (4) lokasi
transportasi dan telekomunikasi yang kebun yang jauh.
memadai. D. Penampilan Pasar
Penampilan pasar merupakan
Keterpaduan pasar secara vertikal penampakan pasar dalam bentuk marjin
Keterpaduan pasar secara vertikal yang pemasaran dan share keuntungan masing-
dianalisis adalah keterpaduan harga pada masing lembaga pemasaran. Penampilan
ditingkat petani dengan harga di pasar dianalisis dengan menghitung marjin

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol.13 No. 1., Agustus 2016 48


pemasaran dan share keuntungan pada dan pada umumnya dapat digunakan untuk
pengumpul, pedagang besar dan memperbaiki efisiensi pemasaran dengan
agroindustri. Marjin pemasaran pada mengubah keduanya. Upaya perbaikan
pedagang terjadi karena adanya pengeluaran efisiensi pemasaran dapat dilakukan dengan
biaya penyusutan, pengangkutan dan meningkatkan output pemasaran atau
transportasi serta adanya kewajaran untuk mengurangi biaya pemasaran. Potensi-
memperoleh keuntungan dalam proses potensi perbaikan efisiensi dapat dilakukan
pengumpulan penjualan komoditi. dengan mengacu pada perbandingan output
Harga jual rata-rata nenas oleh petani pemasaran dan biaya pemasaran.
sebesar Rp 2.500,-/kg. Petani menanggung KESIMPULAN DAN SARAN
biaya pemasaran sebesar Rp 200,-/kg dengan Kesimpulan
keuntungan yang diperoleh Rp 2.300,-/kg. Hasil penelitian yang dilakukan di Desa
Proporsi margin yang diperoleh petani cukup Kualu Nenas, berdasarkan hasil analisis yang
besar karena mereka langsung menjual nenas telah diuraikan serta memperhatikan tujuan
ke konsumen. Pada saluran I ini penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya,
menunjukkan, petani menjual langsung maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
nenas ke konsumen, biaya pemasaran 1. Saluran pemasaran nenas secara
ditanggung oleh petani. Harga jual keseluruhan terdiri dari 3 saluran. Dan
ditentukan berdasarkan kualitasnya sehingga saluran yang paling baik untuk digunakan
relatif bervariasi antar petani. adalah saluran III, yaitu dari petani
Pada saluran II, harga jual rata-rata langsung ke pelaku agroindustri. Struktur
nenas oleh petani sebesar Rp 2000,-/kg. pasar di tingkat pedagang Desa Kualu
Pedagang pengumpul menanggung biaya Nenas bersifat oligopsoni konsentrasi
pemasaran sebesar Rp 250,-/kg dengan rendah. Struktur pasar di tingkat pedagang
keuntungan yang diperoleh Rp 250,-/kg dan besar bersifat oligopsoni konsentrasi
marjin pemasaran sebesar Rp 500,-/kg. sedang, nilai Indeks Herfindahl < 1 juga
Proporsi marjin yang diperoleh pedagang menunjukkan pasar tersebut oligopoli
cukup kecil karena mereka langsung yang memposisikan petani pada pihak
membeli nenas ke petani dan menjual ke yang lemah.
pedagang besar.Harga jual nenas ke 2. Perilaku pasar dilihat dari integrasi pasar
pedagang besar rata-rata Rp 3000,-/kg. bernilai 0.523** menunjukkan tidak
Pedagang Besar menanggung biaya sempurna. Elastisitas transmisi harga
pemasaran sebesar Rp 300,-/kg dengan bernilai 0.515 dimana <1, berarti laju
keuntungan diperoleh sebesar Rp 200-/kg perubahan harga di tingkat petani lebih
dan marjin pemasaran sebesar Rp 500,-/kg. kecil dari laju perubahan harga di tingkat
Efisiensi pemasaran diperoleh sebesar pedagang pengumpul atau agroindustri.
11,50% relatif cukup besar. 3. Penampilan pasar ditunjukkan dengan
ada saluran III, harga jual rata-rata marjin pemasaran yang relatif besar dan
nenas oleh petani sebesar Rp 3000,-/kg. didominasi oleh bagi hasil yang besar dan
Pelaku agroindustri menanggung biaya tidak merata. Selain dari itu dapat dilihat
pemasaran sebesar Rp 42000,-/kg dengan juga dari distribusi marjin yang belum
keuntungan diperoleh sebesar Rp 55.000,-/kg merata, pangsa harga yang diterima petani
dan marjin pemasaran sebesar Rp 97.000,- juga masih relatif rendah serta rasio
/kg. Efisiensi pemasaran nilai yang diperoleh keuntungan dan biaya pada petani juga
lebih rendah (2.45%) sehingga kondisi pada masih rendah. Selain itu posisi tawar
saluran III ini relatif lebih baik daripada menawar petani lemah karena harga
saluran I dan saluran II. Pengukuran efisiensi ditentukan sepihak oleh pedagang
pemasaran pertanian khususnya pada saluran I dan saluran II
dengan menggunakan perbandingan sedangkan saluran III relatif lebih baik
outputpemasaran dengan biaya pemasaran karena tingkat efisiensinya lebih rendah.

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol.13 No. 1., Agustus 2016 49


Saran https://strategika.wordpress.com/200
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan 8/08/04/mengukur-struktur-industri/ .
diatas, peneliti merekomendasikan bahwa : Diakses tanggal 9 November 2015.
1. Perlunya koperasi yang dapat berperan Azzaino, Z. 1981. Pengantar Tataniaga
membantu petani dalam hal permodalan Pertanian. Diktat Kuliah Sosial
dan prosedur yang lebih mudah sehingga Ekonomi Pertanian IPB. Bogor.
ketergantungan petani terhadap pedagang
dapat dikurangi. BPS Kampar. 2012. Kabupaten Kampar
2. Perlu adanya informasi tentang harga dalam angka. Bangkinang. Kampar
nanas yang berlaku di tingkat petani, Dalam Angka 2012.
pedagang dan agroindustri. Informasi BPP. 2013. Program Penyuluhan Pertanian
tersebut disebarluaskan sampai ke tingkat BPP Kecamatan Tambang 2013.
petani, sehingga posisi tawar menawar Balai Penyuluhan Pertanian
lebih kuat untuk meningkatkan harga Kecamatan Tambang. Tambang.
nanas di tingkat petani.
3. Perlu peningkatan sarana dan prasarana Hay, D. A & Moris, D.J. 1991. Industrial
transportasi dan telekomunikasi untuk Economic & Organization, Theory &
menekan biaya transportasi dan Evidence. Second Edition. Oxford
meningkatkan aksesibilitas petani. University Press.
Kantor Desa. 2012. Monografi Desa Kualu
DAFTAR PUSTAKA Nenas Tahun 2012. Kantor Desa.
Desa Kualu Nenas.
Adnan. 2004. Distribusi Pendapatan Petani Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi,
Kelapa Sawit Pola Plasma di Pokok Bahasan Analisis Fungsi
Kecamatan Pangkalan Kuras Produksi Cobb-Douglas. PT. Raja
Kabupaten Pelalawan. Skripsi Grafindo Persada. Jakarta.
Fakultas Pertanian Universitas Riau.
Pekanbaru. Sudiyono, A. 2001. Pemasaran Pertanian.
Penerbit Universitas Muhamadyah
Arianto, Efendi. 2008. Mengukur Struktur Malang. Malang.
Industri (Pasar).

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol.13 No. 1., Agustus 2016 50

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy