9 - Pemasaran Nenas Di Kampar
9 - Pemasaran Nenas Di Kampar
9 - Pemasaran Nenas Di Kampar
ABSTRACT
This study aims to identify marketing channels and market structure pineapple, pineapple
analyzing market behavior and analyzing the performance of pineapple fruit market in the
village of Kualu Nenas. The data collection method is a survey method. Determination by
purposive sampling of respondents and the formula slovin on pineapple growers as much as
33 farmers. Determination of the number of traders, wholesalers and agents agroindustrial
determined by census where traders, wholesalers and agents agroindustrial taken based on the
accumulation of 33 farmers who sell pineapples to traffickers and agro industry in the village
Kualu Nenas, there are 8 traders , 6 wholesalers, and 8 players in the industry. Descriptive
analysis of data on the market structure and concentration ratio harfindahl index (HI), for the
behavior of markets analyzed by correlation and elasticity of the transmission, and the
appearance of markets analyzed by the equation margin trading system. The results showed
the market structure market share, concentration ratios, and HI traders at 0.5469, 54.69%, and
0.2990, market share, concentration ratios, and HI wholesalers at 0.6878, 68.78%, and
0.4730, and market share, concentration ratios and HI agro-industry amounted to 0.5145,
51.45%, and 0.2647 of its market structure among the three is oligopsony. Market behavior
indicates correlation values 0523 and 0515 transmission elasticity analysis. Appearance
market views on marketing margin is relatively large and is dominated by the great results
and uneven. Apart from it can be seen also from the uneven distribution margin, the share
price received by farmers is still relatively low and the ratio of benefits and costs to farmers is
still low. In addition, the bargaining power of farmers is weak because prices are determined
unilaterally by traders, especially on the channel I and channel II while the third channel is
relatively better because of the level of efficiency is lower
*Sandro Chrystop Sinaga adalah Mahasiswa Jurusan Agribisnis Faperta Universitas Riau,
Pekanbaru
** Novia Dewi adalah Staf Pengajar pada Jurusan Agribisnis Faperta Universitas Riau ,
Pekanbaru
Si
MSi = x100 ............................................................................................... ………….. (2)
S tot
Di mana:
MSi =Pangsa pasar perusahaan i (%),
Si = Penjualan perusahaan i (Rp) dan
Stot = Penjualan total seluruh perusahaan (Rp).
Jika ada satu pedagang yang konsentrasi tinggi. Jika ada empat pedagang
memiliki nilai Kr minimal 95%, maka pasar yang memiliki nilai Kr minimal 80% maka
tersebut dikatakan sebagai pasar monopsoni. pasar tersebut dikatakan sebagai pasar
Jika ada empat pedagang yang memiliki nilai oligopsoni konsentrasi sedang (Hay dan
Kr minimal 80%, maka pasar tersebut Moris, 1991).
dikatakan sebagai pasar oligopsoni
Indeks Herfindahl (HI) merupakan menetapkan bahwa pasar terkategori Highly
jenis ukuran konsentrasi yang cukup penting. Concentrated jika nilai HI lebih besar dari
HI sebagai jumlah pangkat dua pangsa pasar 0,18. (Chiang 2001 dalam Arianto, 2008). HI
dari seluruh perusahaan (agroindustri nenas) digunakan untuk memperoleh deskripsi yang
di Kualu Nenas. Nilai HI akan berkisar dari akurat dan saling mendukung dari analisis
nol hingga satu. Nilai HI akan sama dengan konsentrasi rasio mengenai konsentrasi pasar
1/n jika terdapat dan agroindustri yang dalam suatu industri. HI berfokus pada
mempunyai ukuran yang sama. Jika HI besarnya proporsi pangsa pasar tertentu
mendekati nol, maka akan berarti terdapat dalam suatu industri. Sebagai indikator untuk
sejumlah besar agroindustri dengan ukuran menentukan tingkat persaingan dilakukan
usaha yang hampir sama dalam industry dan dengan mengelompokkan berdasarkan
konsentrasi pasar adalah rendah. Sebaliknya, peringkat penjualan tertinggi untuk
agroindustri bersifat monopoli jika HI sama dikategorikan bentuk struktur dan
dengan satu. Semakin tinggi HI, semakin perilakunya. Hasil yang ditunjukkan oleh HI
tinggi distribusi ukuran dari agroindustri. memiliki pola identik dengan pendekatan
The Federal Trade and Commision in the US analisis konsentrasi rasio.
HI = (S1)² + (S2)² + ....+ (Sn)² ....................................................................... ……………..(4)
Keterangan:
S1, S2,...Sn = pangsa pembelian nenas dari pedagang ke 1,2,...,n
Kriteria :
Jika HI = 1 maka pasar nenas mengarah pada monopsonistik.
Jika HI = 0 maka pasar mengarah pada persaingan sempurna.
Jika 0<HI<1 maka pasar nenas mengarah pada oligopsonistik.
Keterangan:
r = korelasi harga nenas pada pasar X dan pasar Y
n = jumlah sampel
Xi = harga pada pasar X (Rp/kg)
Yi = harga pada pasar Y (Rp/kg)
Selanjutnya indeks keterpaduan pasar (index petani dengan koefisien tingkat agroindustri
of market integration) yang menggambarkan dihitung seperti pada persamaan (7).
perbandingan dari koefisien pasar di tingkat
1 d1
IMC = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……………. . (7)
d 3 d1
Jika IMC < 1 menunjukkan adanya pasar, artinya harga di tingkat petani tidak
integrasi pasar yang tinggi dalam arti bahwa memiliki pengaruh terhadap pembentukan
harga di tingkat petani memiliki pengaruh harga pada tingkat agroindustri hal ini
dominan terhadap pembentukan harga di merupakan suatu indikasi terjadinya pasar
tingkat agroindutri. Bila IMC > 1 monopsoni.
menunjukkan tidak tercapainya keterpaduan
Menurut (Azzaino, 1981), elastisitas transmisi harga, semakin efisien sistem
transmisi harga menunjukkan efisiensi sistem tataniaga tersebut. Elastisitas transmisi harga
tataniaga, semakin besar nilai elastisitas (Et) seperti pada persamaan (8).
1 pr
Et = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……………... . . . . . . . . . (8)
b1 pf
Keterangan :
Et = elastisitas transmisi harga
Pf = harga di tingkat petani
Pr = harga di tingkat agroindustri
b1 = koefisien regresi
Ada tiga kriteria dalam penentuan elastisitas dari laju perubahan harga di tingkatan
transmisi harga. Pertama, jika Et = 1, berarti agroindustri. Hal ini menunjukkan adanya
laju perubahan harga di tingkat petani sama kekuatan monopsoni atau oligopsoni pada
dengan laju perubahan di tingkatan lembaga tataniaga sehingga kenaikan harga
agroindustri. Kedua, jika Et > 1 maka laju hanya dinikmati oleh tingkatan agroindustri.
perubahan harga di tingkat petani lebih besar Parameter tersebut dapat diduga
dari pada laju perubahan harga di tingkatan menggunakan model regresi linier sederhana
agroindustri. Ke tiga, jika Et < 1 berarti laju seperti pada persamaan (9).
perubahan harga di tingkat petani lebih kecil
Pf b0 b1 Pr e 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …………… . . . . . . . . . . . . . (9)
Keterangan :
M = marjin tataniaga (Rp/Kg)
Mj = marjin tataniaga (Rp/kg) lembaga tataniaga ke j (j = 1,2, ...,m); m: jumlah tataniaga
yang terlibat.
Cij = biaya tataniaga ke i (Rp/kg) pada lembaga tataniaga ke j; (i=1,2,...n) dan n jumlah
jenis pembiayaan.
Pj = marjin keuntungan lembaga tataniaga ke j (Rp/kg).
Saluran I
Rp. 2500/kg
Petani buah
Konsumen
nenas
Petani yang melalui saluran II yaitu besar menjual buah nenas ke konsumen
petani yang menjual buah nenas langsung ke dengan harga Rp 3500/kg. Para petani
pedagang pengumpul sebanyak 14 petani memilih saluran ini karena pedagang
(42,42%) dengan harga Rp 2000/kg, pengumpul langsung mengambil buah ke
kemudian pedagang pengumpul menjual kebun petani sehingga petani tidak
buah nenasnya ke pedagang besar dengan mengeluarkan biaya pemasaran.
harga Rp 3000/kg. Selanjutnya pedagang
Saluran III
Rp.3.000/kg
Petani Pelaku
buah agroindustri
nenas
Pada saluran ketiga ini, pemasaran buah pelaku agroindustri terutama ketika pasokan
nenas yang dimiliki petani dijual kepada atau produksi buah nenas melimpah. Petani
pelaku agroindustri, adapun banyak petani menjual buah ke pelaku agroindustri karena
yang menjual buah nenas sebanyak 8 petani buah langsung diambil ke lahan dan pelaku
(24,24%). Rata-rata harga buah nenas yang agroindustri memerlukan bahan baku yang
dijual ke pelaku agroindustri Rp. 3.000/kg. banyak.
Petani nenas menjual hasil produksi ke
Market Share dan Konsentrasi Rasio Semakin banyak modal yang dimiliki oleh
Salah satu pembentuk dari struktur pedagang maka semakin banyak pula
pasar adalah jumlah penjual dan pembeli pedagang tersebut dapat membeli nenas yang
dalam pasar. Sebagaimana diketahui bahwa dihasilkan oleh petani.
penduduk di daerah penelitian sebagian besar Beberapa pedagang perantara/lembaga
bermata pencaharian sebagai petani nenas. pemasaran yang ikut serta dalam aktivitas
Selain itu daerah ini terdapat pendistribusian nenas dari petani nenas
penjual/pedagang nenas dan pelaku sampai ke konsumen, yang jumlahnya jauh
agroindustri nenas.Level pedagang perantara lebih sedikit jika dibandingkan dengan petani
ditentukan salah satunya adalah modal. yang menghasilkan nenas, secara tidak