16 31 1 SM
16 31 1 SM
16 31 1 SM
2, DESEMBER 2018
ABSTRACT
The purpose of this research is to know the marketing channel, marketing function,
market structure and market behavior. Analyze marketing margin, farmer share, profit
ratio, and analyze marketing efficiency. The population in the study is the number of
industry players. Farmer population is 110 people, sampling is done Simple random
sampling is 30%. The number of respondents as many as 33 rounded to 30. Uampel
marketing agency consists of 3 collectors and 2 wholesalers, done by (snowball). The
results, through three channels of marketing are channel I (Farmer-gatherer-Wholesaler-
Consumer), channel II (Farmer-Consumer-collector), and channel III (Farmer-
Wholesaler-Consumer). The market structure in general is the oligopoly market and
market behavior that occurs to farmers, the practice of selling with cash payments,
whereas payments to wholesalers to collecting merchants are delivery representations,
with installment payments after delivery to the consumer. Marketing margin of channel
service III is Rp. 12,000, because channel III is the shortest marketing chain. Analysis of
farmers' largest share in channel III is 90%. Because prices and prices are not too high.
The profit and expense ratios are divided up. This happens because the cost incurred on
my channel is greater. The marketing efficiency of these three channels can be seen as the
third most efficient channel at a smaller cost.
INTISARI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui saluran pemasaran, fungsi pemasaran,
struktur pasar dan perilaku pasar. Menganalisis marjin pemasaran, farmer’s share, rasio
keuntungan, dan menganalisis efisiensi pemasaran. Populasi dalam penelitian yaitu
jumlah petani serta lembaga pemasaran yang terlibat seperti pedagang pengumpul,
pedagang besar, dan konsumen. Populasi petani adalah 110 orang, pengambilan sampel
dilakukan Simple random sampling yaitu 30% . Jumlah responden sebanyak 33
dibulatkan menjadi 30. Sampel lembaga pemasaran terdiri dari 3 orang pengumpul dan 2
orang pedagang besar, dilakukan secara (snow ball). Hasil penelitian, melalui tiga saluran
pemasaran yaitu saluran I (Petani- pengumpul-Pedagang besar-Konsumen), saluran II
(Petani- pengumpul-Konsumen), dan saluran III (Petani-Pedagang besar-Konsumen).
Struktur pasar pada umumnya adalah pasar oligopoli dan perilaku pasar yang terjadi pada
petani, praktik penjualan dengan pembayaran tunai, sedangkan pembayaran untuk
pedagang besar ke pedagang pengumpul adalah keterikatan sisa pembayaran, dengan
pembayaran angsuran setelah pengiriman ke konsumen. Marjin pemasaran terkecil
saluran III yaitu Rp. 12.000, karena saluran III rantai pemasaran terpendek. Analisis
farmer’s share yang terbesar pada saluran III yaitu sebesar 90%. Karena perbandingan
harga tingkat produsen dan di tingkat konsumen tidak terlalu tinggi. Rasio keuntungan
dan biaya terbesar adalah saluran I sebesar 5,04%. Hal ini terjadi karena biaya yang
dikeluarkan pada saluran I lebih besar. Efisiensi pemasaran dari ketiga saluran tersebut
dapat dilihat bahwa saluran III paling efisien dengan biaya yang lebih kecil.
1
WIRATANI VOL.1 NO.2, DESEMBER 2018
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki potensi alamiah yang baik untuk mengembangkan sektor pertanian,
termasuk sub sektor perkebunan. Indonesia memiliki jenis tanah yang mampu
menyuburkan tanaman, sinar matahari konsisten sepanjang tahun, kondisi iklim yang
memenuhi persyaratan tumbuh tanaman dan curah hujan rata-rata pertahun yang cukup
tinggi. Semua kondisi itu merupakan faktor-faktor ekologis yang baik untuk
membudidayakan tanaman perkebunan (Cahyono,2003). Sub sektor perkebunan
merupakan sub sektor yang cukup potensial dalam perekonomian indonesia guna
meningkatkan devisa negara, pemenuhan bahan baku, penyediaan lapangan kerja serta
pelestarian sumberdaya alam. Pembangunan sub sektor perkebunan sebagai suatu
penghasil devisa negara yang tidak kalah pentingnya adalah komoditi cengkeh. Cengkeh
merupakan salah satu tanaman perkebunan yang penting karena cengkeh banyak
dimanfaatkan misalnya sebagai bumbu makanan dan minuman, bahan farmasi serta
digunakan sebagai bahan kosmetik. Selain itu, cengkeh juga merupakan bahan baku
pembuatan rokok yang dihasilkan oleh industri rokok dan banyak dikonsumsi oleh
masyarakat (Sudiyono, A, 2001).
Tabel 1. Perkembangan Produksi Cengkeh di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, 2016.
Tahun Produksi/Thn/ton
2012 147
2013 149
2014 176
2015 53
2016 183
Sumber: Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng, 2017.
2
WIRATANI VOL.1 NO.2, DESEMBER 2018
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pattallassang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten
Bantaeng. Adapun populasi petani cengkeh di lokasi penelitian adalah 110 orang,
pengambilan sampel/responden petani dilakukan secara acak (Simple random sampling)
yaitu 30% . Adapun jumlah responden sebanyak 33 petani yang dibulatkan menjadi 30
petani. Untuk sampel lembaga pemasaran terdiri dari 3 orang pedagang pengumpul dan 2
orang pedagang besar, dilakukan secara (snow ball) penelusuran saluran pemasaran mulai
dari tingkat petani sampai ke tingkat konsumen akhir. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis data
kualitatif menggambarkan secara deskriptif saluran pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran
serta struktur dan perilaku pasar. Sedangkan analisis data kuantitatif dipergunakan untuk
menganalisis besaran margin, farmer’s share dan rasio keuntungan dan biaya. Alat
analisis data kuantitatif yang digunakan adalah berupa kalkulator, program komputer dan
tabulasi data.
(3)
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dilihat fungsi pemasaran dari tiap saluran
pemasaran cengkeh di Desa Pattallassang, Kec.Tompobulu, Kab.Bantaeng, dapat di
kategorikan dalam tiga pola saluran yaitu:
3
WIRATANI VOL.1 NO.2, DESEMBER 2018
4
WIRATANI VOL.1 NO.2, DESEMBER 2018
Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan bahwa pada fungsi pertukaran dapat dilihat bahwa
semua lembaga pemasaran melakukan penjualan dan untuk fungsi pembelian hanya
dilakukan oleh pedagang pengumpul dan pedagang besar. Adapun pada fungsi fisik,
semua lembaga pemasaran melakukan kegiatan pengangkutan dan pengemasan kecuali
pada pedagang pengumpul tidak melakukan kegiatan pengemasan. Sedangkan pada
fungsi fasilitas, kegiatan sortasi hanya dilakukan oleh petani, kemudian pada kegiatan
pembiayaan dilakukan oleh semua lembaga pemasaran, baik itu melalui petani, pedagang
pengumpul hingga pedagang besar. Adapun pada kegiatan informasi pasar hanya
dilakukan oleh pedagang pengumpul dan pedagang besar.
Analisis Struktur Pasar
Struktur pasar merupakan karakteristik organisasi pasar yang mempengaruhi sifat
kompetisi dan harga di dalam pasar. Struktur pasar cengkeh dapat diketahui dengan
melihat jumlah penjual dan pembeli dan sifat produk.
Tabel 4. Struktur Pasar Yang Dihadapi Oleh Lembaga Pemasaran di Desa Pattallassang,
Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng.
Lembaga pemasaran
Uraian
Petani Pengumpul Besar
Karakteristik - - -
Jumlah Penjual Ya Ya Ya
Jumlah Pembeli - Ya Ya
Sifat Produk Homogen Homogen Homogen
Pengaruh Terhadap Harga - Ya Ya
Struktur Pasar - - -
Oligopsoni - Ya Ya
Oligopoli Ya - -
Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2017.
5
WIRATANI VOL.1 NO.2, DESEMBER 2018
Berdasarkan Tabel 15, menunjukkan bahwa rata – rata harga beli cengkeh basah ditingkat
pedagang sebesar Rp 33.000/kg sedangkan cengkeh basah sebesar Rp 106.200/kg.
Adapun rata- rata harga jual untuk cengkeh kering yaitu sebesar Rp 115.200/kg.
Perilaku Pasar
Perilaku pasar menunjukkan tingkah laku perusahaan dalam struktur pasar tertentu,
terutama bentuk-bentuk keputusan apa yang harus diambil dalam menghadapi berbagai
struktur pasar. Perilaku pasar meliputi kegiatan penjualan, pembelian, penentuan harga
dan strategi tataniaga (Azzaino, 1982).
Tabel 6. Perilaku Pasar di Masing-Masing Lembaga di Desa Pattallassang, Kecamatan
Tompobulu, KabupatenBantaeng.
Tingkat Lembaga Pemasaran
No Kegiatan
P-PP PP-PB PB-KA
1 Penjualan dan Bebas dan terikat Bebas Bebas
pembelian
2 Penentuan Harga Terikat Bebas Bebas
3 Pembayaran Tunai Tunai dan Angsuran Tunai
4 Kerja sama antar Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
lembaga (Langganan) (Langganan)
Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2017.
Keterangan:
P = Petani
PP = Pedagang pengumpul
PB = Pedagang besar
KA = Konsumen akhir
6
WIRATANI VOL.1 NO.2, DESEMBER 2018
Berdasarkan Tabel 7, menunjukkan bahwa harga jual petani untuk komoditi cengkeh
sama. Hal tersebut terjadi karena informasi dan kesepakatan harga yang di dapat oleh
petani dari pedagang pengumpul.
Analisis Farmer’s Share
Untuk mengetahui hasil pembagian harga yang di terima oleh petani dibandingkan
dengan harga di konsumen akhir digunakan analisis farmer’s share dimana pengertian
dari farmer’s share itu sendiri adalah merupakan perbandingan harga yang diterima oleh
petani dengan harga yang di bayarkan oleh konsumen akhir dan dinyatakan dalam
persentase (%). farmer’s share memiliki hubungan negatif dengan margin pemasaran
dimana semakin tinggi margin pemasaran, maka bagian yang diperoleh petani semakin
rendah.
Tabel 8. Persentase farmer’s share Pada Setiap Saluran Pemasaran di Desa Pattallassang,
Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng.
Saluran Pemasaran Harga di tingkat Harga di tingkat farmer’s share(%)
petani konsumen (Rp/kg)
(Rp/kg)
Saluran I 105.000 108.000 83,33
Saluran II 105.000 120.000 87.50
Saluran III 108.000 120.000 90
Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2017.
Pada Tabel 8, tersebut diketahui farmer’s share saluran pemasaran terbesar di peroleh
petani melalui saluran pemasaran III, dengan persentase sebesar 90 persen ini
7
WIRATANI VOL.1 NO.2, DESEMBER 2018
Keterangan :
Ci = Biaya pemasaran lembaga
Li = Keuntungan lembaga pemasaran
Berdasarkan Tabel 9, menunjukkan bahwa pada saluran I, memiliki rasio keuntungan dan
biaya sebesar 5.04. Total biaya yang dikeluarkan pada saluran I adalah sebesar Rp.
14.466/kg dengan total keuntungan 730/kg yang hanya dilakukan oleh pedagang
pengumpul dan pedagang besar diantara kedua lembaga pemasaran yang terlibat,
pedagang besar mengeluarkan biaya sebesar Rp 11.757/kg, sedangkan pedagang
pengumpul mengeluarkan biaya sebesar Rp 2.709/kg.
Pada saluran II, pedagang pengumpul mengeluarkan biaya pemasaran yang cukup besar
berupa biaya pengemasan dan biaya transportasi. Sehingga nilai rasio keuntungan biaya
pemasaran yang ingin diperoleh juga besar. Oleh karena itu yang di ambil oleh pedagang
pengumpul juga besar yaitu Rp 14.489/kg dengan biaya sebesar Rp 511/kg dan memiliki
rasio keuntungan dan biaya sebesar 3,52.
8
WIRATANI VOL.1 NO.2, DESEMBER 2018
Pada saluran III, memiliki rasio keuntungan dan biaya sebesar 3,26 dengan biaya yang
dikeluarkan pada saluran III adalah sebesar Rp 11.621/kg dengan total keuntungan Rp
379/kg.
Efisiensi Pemasaran
Efisiensi merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam suatu aktifitas
pemasaran. Suatu saluran dikatakan efisien apabila penyebaran nilai rasio keuntungan
terhadap biaya pada masing-masing lembaga pemasaran merata. Artinya setiap satu
satuan rupiah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran akan memberikan
keuntungan yang tidak jauh beda dengan lembaga pemasaran lainnya yang terdapat pada
saluran tersebut.
Tabel 10. Nilai Efisiensi Pemasaran pada Setiap Saluran Pemasaran Cengkeh di Desa
Pattallassang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng.
Harga di
Biaya
Saluran tingkat Efisiensi Kriteria
No Pemasaran
Pemasaran konsumen (%) Keputusan
(Rp/kg)
(Rp/kg)
1 Saluran I 937 108.000 0,86 Efisien
2 Saluran II 717 120.000 0,59 Efisien
3 Saluran III 539 120.000 0.44 Efisien
Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2017.
Berdasarkan Tabel 10, menunjukkan bahwa efisiensi pemasaran pada setiap saluran
pemasaran yang terbentuk. Adapun ketiga saluran tersebut mempunyai kriteria efisiensi
dengan nilai yang lebih kecil dari 1. Dari ketiga saluran tersebut, saluran III paling efisien
dengan biaya yang lebih kecil dibandingan saluran I dan II
Tabel 11. Nilai Efisiensi Pemasaran pada Setiap Saluran Pemasaran Cengkeh di Desa
Pattallassang Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng.
Saluran Harga Biaya Pemasaran Marjin Farmer's Rasio Efisiensi
Pemasaran (Rp/Kg) (Rp/Kg) (%) Share
Saluran I 105.000 937 15.196 83,33 5.04 0.86
Saluran II 105.000 717 15.000 87.50 3.52 0.59
Saluran III 108.000 539 12.000 90 3.26 0.44
Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2017.
Berdasarkan tabel 11, menjelaskan bahwa semakin tinggi marjin pemasaran dan rasio
keuntungan maka farmer’s share semakin rendah dan untuk melihat efisiensi pemasaran
dengan perbandingan antara biaya pemasaran dan harga eceran dibagi seratus persen.
Dari persyaratan efisiensi bahwa dikatakan efisiensi bila nilai efisiensi lebih kecil dari 1
sehingga dari ketiga saluran diatas dapat dikatakan efisien.
9
WIRATANI VOL.1 NO.2, DESEMBER 2018
10
DAFTAR PUSTAKA
Azzaino, Z. 1982. Pengantar Tataniaga Pertanian. Bogor: Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor
Limbong, W. H., Sitorus, P., 1987. Pengantar Tataniaga Pertanian. Bogor: Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Sitorus dan Limbong. 1987. Pengantar Tataniaga Pertanian. Bogor: Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor.
11