Ngetahuan Bahaya Rokok Dan Tindakan Merokok Pada Remaja Di SMA Negeri 1 Galis

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Pengetahuan Bahaya Rokok dan Tindakan Merokok pada Remaja di SMA Negeri 1

GalisPamekasan

Friandany Natakusuma Shabir*, Abu Bakar**, Sukma Randani Ismono**


*Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
** Staf Pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Email: evodarkfenrir@hackermail.com

ABSTRACT

Introduction: Smoking among adolescents had became a global epidemic in Indonesia that lead to
disability, illness and death. Smoking prevalence rate among teenagers over the years continued to
rise even to the level of concern. The aimes of this research was to analyze the relationship
between knowledge of smoking dangers and the act of smoking in adolescents. Methods: This
research used a cross sectional design. Sampling technique was used a simple random sampling
and the result obtained 218 respondents through May 2012. The sample was student from X, XI
science and XI social grades. The data were collected by using quetitionaires and were analyzed by
using Spearman Rho with level of significance of p<0,05. Result: The result showed that 58% of
respondents had a high level of knowledge, and 66% of respondents were never smoke. Based on
the result spearman rho analyzes, there was a relationship between smoking dangers and the act of
smoking in adolescents with significant relationship p=0.025 and level of significant level was
p<0.05. Discussion: It can be concluded that a good knowledge about smoking dangers cause
adolescence doesn’t smoke. Suggestion for further research, all of the school staffs could
contribute to increase the knowledge of the student about the smoking dangers so smoking among
students can be minimized.

Keywords: Knowledge, Act, Adolescent, Smoking

PENDAHULUAN tahun. Menurut Sani dalam Aryani (2010)


dari hasil kajiannya di Lombok dan Jakarta,
Rokok telah menjadi salah satu remaja mulai merokok sejak usia 15 tahun.
penyebab kematian terbesar di dunia, Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan
menurut World Health Organization[WHO] Smet dalam Hasnida& Kemala (2005) bahwa
(2009), diduga hingga menjelang tahun 2030 usia pertama kali merokok pada umumnya
kematian akibat merokok akan mencapai 10 berkisar antara 11-13 tahun dan pada
juta orang per tahunnya, dan 70% kematian umumnya individu tersebut merokok
yang disebabkan oleh rokok terjadi di negara- sebelum berusia 18 tahun. Berdasarkan bukti
negara berkembang (Aryani, 2010). dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Ketergantungan terhadap tembakau sudah WHO diketahui bahwa angka prevalensi
menjadi epidemi secara global yang dapat perokok di kalangan remaja (setaraf siswa
menyebabkan kecacatan, penyakit, sekolah lanjutan dan menengah) dari tahun
produktivitas menurun dan kematian. ke tahun terus meningkat, bahkan data terkini
Menurut WHO seperti yang dikutip dalam menunjukkan sudah sampai pada tahap yang
Gondodiputro (2007) terdapat 1,3 milyar sangat memprihatinkan (Efendi, 2005).
perokok di dunia dan 1/3nya berasal dari Perilaku merokok pada remaja tidak
populasi global yang berusia 15 tahun ke atas terlepas dari pengetahuan, persepsi atau nilai
atau berusia remaja. norma yang diyakini oleh suatu individu atau
Zhu yang dikutip Aryani (2010) suatu kelompok yang akan mempengaruhi
menyatakan hasil penelitian di Australia kepribadian seseorang (Ekawatiet al, 2009).
menunjukkan bahwa 70.000 orang mulai Dari pengamatan tentang kebiasaan merokok
merokok setiap tahunnya pada usia 12-17 remaja lebih karena faktor ingin mencoba-

102
coba atau mengikuti trend pada asap rokok mengandung komponen gas dan
kelompoknya, juga karena persepsi atau partikel yang terdiri dari karbon monoksida,
kepercayaan, kalau hal ini dibiarkan tanpa karbon dioksida, hidrogen sianida, amoniak,
membekali pengetahuan pada remaja tentang dan senyawa hidrokarbon, serta partikel tar,
bahayanya rokok bagi kesehatan, maka abad nikotin, benzopiren, fenol dan beberapa
ke-21 akan ada satu miliar orang yang partikel lainnya yang terbukti mempengaruhi
meninggal akibat rokok (Ekawatiet al, 2009). kesehatan. Siahpush et al(2006) menyatakan
Menurut data Global Youth Tobacco telah dibuktikan bahwa pembakaran aerosol
Surveyyang dikeluarkan WHO (2009) dari dari rokok mengandung komponen kimia
total pelajar 3.319 di Indonesia yang berusia umum yang bisa menyebabkan penyakit
antara 13-15 tahun didapatkan hasil yang jantung koroner, selain itu merokok juga
mengejutkan 30,4% diantaranya mengaku berakibat buruk bagi pembuluh darah ke
pernah merokok, laki-laki 57,8% dan otak. Menurut Phanucharas &
perempuan 6,4% dan 22,5% responden Chalongsuk(2008) merokok menimbulkan
sampai penelitian dilakukan mengaku masih berbagai penyakit diantaranya penyakit
merokok (WHO, 2009). Berdasarkan hasil kardiovaskuler, pernapasan dan juga kanker .
survey WHO tahun 2007 didapatkan data Perilaku merokok pada remaja
bahwa di Jawa Timur 32,6% orang yang disebabkan karena berbagai alasan mulai dari
berusia remaja merokok, diantaranya 64,5% keinginan sendiri, rasa ingin tahu, coba-coba
laki-laki dan 4% perempuan. Berdasarkan dan melihat teman-temannya, serta merokok
hasil pengambilan data awal yang dilakukan dianggap memudahkan pergaulan (Mu’tadin,
peneliti di lima sekolah di Pamekasan yaitu 2002), selain itu Zhu seperti yang dikutip
SMA Negeri 2 Pamekasan, SMA Negeri 3 Aryani (2010) menyatakan faktor lainnya
Pamekasan, SMA Negeri 4 Pamekasan, SMA seperti lingkungan sekolah yang merokok
Negeri 1 Pademawu, SMA Negeri 1 Galis dan tidak percaya bahwa merokok
pada tanggal 30 maret 2012 dengan total mengganggu kesehatan. Ketertarikan awal
jumlah responden 145 siswa kelas XI dan XII merokok biasanya muncul pada usia remaja
didapatkan fakta bahwa 37,2% remaja pernah 15-19 tahun atau duduk di bangku SMA,
merokok diantaranya 62,2% laki-laki dan alasan mereka memerlukan rokok mulai dari
4,8% remaja perempuan. Berdasarkan hasil soal diterima lingkungan, pergaulannya,
pengambilan data awal angka kejadian sampai merasa tidak gagah dan modern tanpa
merokok remaja tertinggi terdapat di SMA rokok. Krisis identitas diri juga menjadi salah
Negeri 1 Galis, sehingga peneliti memilih satu penyebab remaja berperilaku merokok,
untuk melakukan penelitian disana. Data dalam hal ini remaja lebih mementingkan apa
yang diperoleh di SMA Negeri 1 Galis dari dan siapa dirinya tanpa tahu dari bahaya dari
37 siswa 56,8% diantaranya mengaku pernah merokok (Kompas, 2006).
merokok yaitu 94,7% laki-laki dan 16,6% Rokok menjadi simbol kedewasaan,
perempuan. Dari data tersebut juga identitas diri dan kebebasan membuat remaja
didapatkan fakta siswa yang pernah merokok semakin tidak bisa lepas dari rokok.Rokok
mengaku awal pertama kali merokok adalah menjadi suatu kebutuhan sarana dalam
mencoba-coba dan ingin tahu, sedangkan menyikapi berbagai persoalan yang
untuk pengetahuan mereka sendiri tentang dihadapinya.Implikasinya kebutuhan
bahaya rokok terhadap kesehatan dari data terhadap nikotin semakin tinggi secara tidak
awal dengan pertanyaan sederhana diketahui sadar, perilaku merokok sudah mencapai
bahwa pengetahuan mereka sebanyak 78,3% tingkat ketergantungan (Nolte& Harris,
siswa dominan kurang dan hanya sekedar 2004).Faktor lainnya dari penelitian yang
tahu. dilakukan Saprudin dalam Aryani(2010) di
Berbagai penelitian tentang bahaya Depok, Jawa Barat adalah karena tidak
merokok sudah banyak dilakukan, pernah mendapatkan informasi tentang
diantaranya penelitian baru-baru ini bahaya merokok. Kurangnya informasi
mengungkapkan kandungan bahan kimia tentang bahaya rokok menyebabkan remaja
beracun pada rokok yang dapat mudah terpengaruh oleh godaan merokok
mempengaruhi peningkatan kolesterol dan yang datang, dengan begitu ketika mereka
trigliserida. Phanucharas& berada di lingkungan sosial mereka, seperti
Chalongsuk(2008) mengungkapkan bahwa di sekolah atau dalam kelompok mereka, saat

103
ada salah satu remaja yang merokok maka menggunakan Simple Random
bukan tidak mungkin remaja yang lain juga Sampling.Penelitian dilakukan tanggal 30
akan merokok dengan alasan coba-coba atau Mei 2012.
hanya sekedar ikut-ikut, ini karena tidak Variabel independen dalam
adanya hal yang memotivasi mereka untuk penelitian ini adalah pengetahuan tentang
memiliki kepercayaan diri dalam bahaya rokok, sedangkan variabel dependen
menghindari rokok. adalah tindakan merokok remaja.Instrumen
Dalam upaya prevensi, intervensi di yang digunakan untuk mengukur
sekolah dalam wujud pendidikan kesehatan pengetahuan bahaya rokok adalah kuesioner
khususnya dalam informasi tentang bahaya jenis multiple choice questionnaire yang
rokok dapat memotivasi remaja untuk diterjemahkan dari Red Oak Cardiocascular
menghentikan perilaku merokok. Tumbuhnya Center yang berisi 15 pertanyaan.Instrumen
motivasi dalam diri akan membuat remaja untuk mengukur tindakan merokok
mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan menggunakan kuesioner jenis multiple choice
merokok yang datang dari teman, media questionnaire yang diterjemahkan dari
massa, atau kebiasaan keluarga/orang tua Global Youth Tobacco Survey(WHO, 2002)
(Aryani, 2010). Reek dan Adriaanse (dalam yang berisi 10 pertanyaan. Data yang telah
Prabandari& Prawitasari, 1995) dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis
menyimpulkan bahwa melalui penambahan dengan menggunakan uji korelasi Spearman
informasi mengenai bahaya akibat merokok Rho dengan 0,05 untuk mengetahui
ada asumsi bahwa nantinya akan terjadi hubungan dua variabel karena data berbentuk
penurunan jumlah perokok. Oleh karena itu ordinal. Kuatnya hubungan dinyatakan dalam
peneliti merasa tertarik untuk mengetahui besarnya koefisien korelasi Rho r 0,05.
apakah ada hubungan antara pengetahuan
bahaya rokok dengan tindakan merokok,
khususnya di SMA Negeri 1 Galis. HASIL

Hasil penelitian ini menunjukkan


BAHAN DAN METODE bahwa terdapat korelasi antara tingkat
pengetahuan dengan tindakan merokok yang
Desain penelitian yang digunakan ditunjukkan dengan hasil analisis statistik
adalah descriptive analytic dengan Spearman’s rho diperoleh tingkat
pendekatan waktu cross sectional. Sampel signifikansi p=0,026 dan nilai kekuatan
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X, hubungan r=0,151 yang berarti bahwa pada
kelas XI IPA dan kelas XI IPS. Kelas XII penelitian ini tingkat pengetahuan memiliki
tidak diikutsertakan karena sudah hubungan yang lemah dengan tindakan
melaksanakan UAN dan tidak ada kegiatan merokok (lihat tabel 1).
belajar mengajar di sekolah.Jumlah sampel
sebanyak 218 responden.Penelitian ini

Tabel 1. Tabulasi silang hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya rokok dengan
tindakan merokokdi SMA Negeri 1 Galis, Mei 2012

Pengetahuan Tindakan Merokok


Total
remaja tentang Tidak Pernah Ringan Sedang
bahaya rokok % % % %
Kurang 9 4,1 9 4,1 1 0,5 19 8,7
Cukup 45 20,7 22 10,1 6 2,7 73 33,5
Baik 89 40,8 35 16,1 2 0,9 126 57,8
Total 143 65,6 66 30,3 9 4,1 218 100
Uji Spearman Rho
p=0,026; r=0,151
Keterangan:
p = derajat r = kekuatan = jumlah
kemaknaan hubungan

104
PEMBAHASAN bahaya rokok, meskipun disekolah jarang
hampir tidak pernah diadakan penyuluhan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tentang bahaya rokok.
pada remaja yang memiliki tingkat Lebih banyaknya remaja putri yang
pengetahuan tentang bahaya merokok pada menjadi responden memberi pengaruh yang
kategori baik, sebagian besar remaja tersebut besar terhadap hasil pengetahuan yang baik
tidak pernah melakukan tindakan pada penelitian di SMA Negeri 1 Galis. Hal
merokok.Hasil penelitian ini sesuai dengan ini terjadi karena pada umumnya remaja putri
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh lebih cepat memahami saat menerima
Shaluhiyah et al (2006), dimana diperoleh informasi, terutama informasi yang menurut
fakta bahwa salah satu faktor yang mereka penting. Faktor umur menjadi salah
mempengaruhi tindakan remaja merokok satu penunjang tingginya angka pengetahuan
adalah tingkat pengetahuan. remaja di SMA Negeri 1 Galis. Umur yang
Menurut Notoatmodjo (2003) tergolong masih muda biasanya memiliki
pengetahuan merupakan sejumlah fakta dan rasa ingin tahu yang besar, khususnya rasa
teori yang memungkinkan dapat ingin tahu tentang rokok, akan tetapi dengan
memecahkan masalah yang dihadapi, maraknya informasi bahaya rokok yang
pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari beredar di media rasa ingin tahu tersebut
pengalaman langsung maupun pengalaman dapat ditekan. Semakin dini remaja mendapat
orang lain. Tahu memiliki arti mengingat informasi, semakin mudah mereka menyerap
sesuatu materi yang telah dipelajari, termasuk informasi tersebut. Pada penelitian ini tidak
ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah dilakukan analisis lebih lanjut tentang
mengingat kembali terhadap yang dipelajari hubungan antara jenis kelamin dan usia
atau rangsangan yang diterima. Salah satu dengan tingkat pengetahuan dan tindakan
faktor yang dapat mempengaruhi merokok.
pengetahuan seseorang yaitu informasi. Sebagian besar remaja putri di SMA
Informasi yang diperoleh dari berbagai Negeri 1 Galis memilih untuk tidak merokok
sumber akan mempengaruhi tingkat selain adanya pengetahuan yang kuat tentang
pengetahuan seseorang. Semakin banyak bahaya rokok juga mungkin karena selain
informasi yang masuk maka akan semakin tidak ada minat dan niat untuk merokok,
banyak pengetahuan yang didapatkan terdapat norma atau adat ketimuran yang
(Notoatmodjo, 2003), sehingga seseorang memandang negatif jika ada perempuan yang
akan mampu menunjukkan perbuatan nyata merokok (Kompas, 2011; Pitaloka,
dalam hal ini tidak melakukan tindakan 2006).Berkaitan dengan tindakan tidak
merokok.Menurut Notoatmodjo (2007) merokok pada sebagian besar responden
tindakan dapat dilakukan apabila terdapat dengan tingkat pengetahuan yang baik
faktor pendukung atau suatu kondisi yang menurut peneliti juga didukung oleh
memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. ketidaktersediaan fasilitas seperti toko yang
Tindakan mempunyai 4 tingkatan yaitu 1) menjual rokok untuk dibawah umur yang
persepsi atau pengenalan; 2) pemilihan objek menyebabkan menurunnya niat untuk
tindakan yang akan diambil; 3) melakukan mendapatkan dan mencoba rokok.
sesuatu melalui suatu mekanisme yang jelas Dari hasil analisis didapatkan adanya
dan 4) adopsi merupakan suatu tindakan yang hubungan antara pengetahuan bahaya rokok
sudah berkembang dengan baik. dengan tindakan merokok pada remaja,
Menurut peneliti, pengetahuan yang namun kekuatan hubungan antara
dimiliki remaja di SMA Negeri 1 Galis pengetahuan bahaya rokok dengan tindakan
sebagian besar pada kategori baik. Hal ini merokok sangat lemah. Menurut Lawrence
terjadi karena mereka memiliki cukup Green seperti dikuip Notoatmodjo (2003)
informasi tentang bahaya rokok. Siswa yang menganalisis berbagai faktor yang
sekolah ini dapat memperoleh informasi mempengaruhi perilaku manusia dari tingkat
melalui televisi, internet, koran, tabloid dan kesehatan salah satunya adalah pengetahuan
juga dari mulut ke mulut, sehingga remaja yang merupakan predisposing factor.
memiliki pemahaman yang baik tentang Pernyataan tersebut didukung oleh WHO

105
yang dikutip Notoatmodjo (2003) bahwa mengambil keputusan atau bertindak, dan
pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman situasi yang menungkinkan seseorang
sendiri atau pengalaman orang lain dapat berperilaku.
menentukan seseorang untuk berperilaku
tertentu dalam suatu tindakan. Hasil
penelitian ini juga sesuai dengan pendapat SIMPULAN DAN SARAN
yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003)
bahwa perilaku seseorang dalam bertindak Simpulan
ditentukan oleh pengetahuan, sikap dan Simpulan dari penelitian ini sebagai
kepercayaan dari orang tersebut. Perilaku berikut 1) pengetahuan remaja di SMA
juga memiliki fungsi instrumental yang Negeri 1 Galis tentang bahaya rokok
artinya seseorang dapat bertindak positif tergolong baik. Banyaknya informasi dari
demi kebutuhan-kebutuhannya, sebaliknya berbagai media mempermudah meningkatkan
tidak dapat memenuhi kebutuhannya maka ia tingkat pengetahuan remaja dan menambah
akan bertindak negatif (Azwar, 2003). pemahaman untuk tidak melakukan tindakan
Pada hasil penelitian ini didapatkan merokok; 2) tindakan remaja di SMA Negeri
pula data bahwa sebagian remaja di SMA 1 Galis dalam melakukan tindakan merokok
Negeri 1 Galis melakukan tindakan merokok sebagian besar menunjukkan tidak
meskipun mereka memiliki pengetahuan melakukan tindakan merokok dan 3) terdapat
yang baik atau cukup tentang bahaya rokok. hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
Temuan ini menurut peneliti memberikan tindakan merokok pada remaja. Pengetahuan
gambaran bahwa tindakan merokok pada yang baik tentang bahaya rokok
remaja pun tidak semata dapat dikelola atau menyebabkan remaja tidak melakukan
dicegah dengan pemberian pengetahuan saja. tindakan merokok. Pengetahuan yang
Asumsi peneliti, remaja yang tetap dimiliki remaja tentang bahaya rokok
melakukan tindakan merokok meskipun membantu remaja dalam mengambil
sudah mengetahui bahaya rokok tersebut keputusan dan memiliki kepercayaan diri
dapat menjadi suatu fakta bahwa remaja untuk tidak merokok karena sudah
belum benar-benar memiliki pemahaman mengetahui tentang dampak dari merokok itu
yang baik tentang bahaya rokok atau remaja sendiri terhadap kesehatannya.
tersebut memang belum dapat melepaskan
diri dari kecanduan rokok. Sesuai dengan Saran
penjelasan Gondodiputro (2007), salah satu Saran yang dapat diberikan antara
zat di dalam rokok adalah Nikotin, zat yang lain 1) pihak sekolah perlu terus berupaya
bersifat sangat adiktif (membuat untuk memberikan bimbingan pada remaja
ketergantungan). Seseorang yang telah tentang bahaya rokok, sehingga pengetahuan
kecanduan nikotin terus-menerus menjaga remaja lebih meningkat lagi dan remaja dapat
kandungan nikotin di dalam aliran darahnya, menghindari tindakan merokok; dan 2)
setiap saat level serum nikotin turun di Puskesmas setempat perlu rutin
bawah batas perokok akan mengalami melaksanakan promosi kesehatan di sekolah
ketagihan. Hisapan rokok adalah solusi bagi seperti penyuluhan dan seminar tentang
mereka yang mengalami ketagihan. bahaya rokok untuk membentuk perilaku
Pada penelitian ini terdapat ada sehat dan meningkatkan pengetahuan remaja
sebagian remaja yang merokok namun tentang bahaya rokok, supaya lebih banyak
sebagian besar remaja lainnya tidak merokok lagi remaja yang dapat menghindari tindakan
dan tidak terpengaruh dengan lingkungan merokok.
sekitar dan memiliki kepercayaan diri
menolak untuk merokok karena mereka KEPUSTAKAAN
mempunyai pengetahuan dan mengetahui
bahaya dari rokok. Menurut Kar (1983) Aryani, R (ed.) 2010,Kesehatan remaja:
dalam Notoatmodjo (2003) bahwa perilaku problem dan solusinya, Salemba
seseorang ditentukan oleh niat, ada atau Medika, Jakarta
tidaknya dukungan masyarakat sekitarnya, Azwar, S 2003,Sikap manusia: teori dan
ada atau tidaknya informasi tentang pengukurannya,Pustaka Pelajar:
kesehatan, kebebasan dari individu untuk Yogyakarta

106
Efendi 2005, ‘Penggunaan cognitive Phanucharas, D & Chalongsuk, R 2008,
behavior therapy untuk mengendalikan ‘Smoking behavior and smoking
kebiasaan merokok di kalangan siswa related knowledge of students at
melalui peningkatan perceived self Silpakorn University,
efficacy berhenti merokok’,Jurnal Thailand’,Silpakorn U Science & Tech
Pendidikan dan Kebudayaan, No. 56 J, Vol. 1, No. 3, Hal.: 34-43
Ekawati, N et al. 2009,Peningkatan Pitaloka, A 2006,Moral exclusion dan rokok.
pengetahuan, sikap, dan perilaku http://www.e-
terhadap rokok pada siswa smu di psikologi.com/epsi/individual_detail.as
kelurahan penatih. p?id=379, Diakses tanggal 31 Maret
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/ekaw 2012
ati080102009.pdf, Diakses tanggal 31 Prabandari, YS & Prawitasari, JE 1995,
Maret 2012. ‘Pendidikan kesehatan melalui seminar
Gondodiputro, S2007,Bahaya tembakau dan dan diskusi sebagai alternatif
bentuk-bentuk sediaan tembakau, penanggulangan perilaku merokok
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat pada remaja pelajar slta di kodya
Fakultas Kedokteran Universitas yogyakarta (health education through
Padjadjaran, Bandung seminar and discussion as an
Hasnida & Kemala, I 2005, ‘Hubungan alternative for smoking treatment
antara stress dan perilaku merokok behavior of senior high school students
pada remaja laki-laki’, Psikologia, in yogyakarta municipality)’,BPPS-
Vol. 1, No.2, Hal.: 105-111 UGM, Vol. 8, No. 2A, Hal.: 159-173
Kompas2006,Sedihnya menjadi perokok Shaluhiyah, Z, Karyono& Noor, F 2006,
pasif. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
http://www.kompas.com/kesehata Terhadap Praktik Merokok
n/news/0406/06/105403.htm, PadaRemaja Sekolah Menengah
Diakses tanggal 31 Maret 2012 Pertama Di Kabupaten Kudus Tahun
Kompas 2011, Wanita merokok, 2005, Jurnal Promosi Kesehatan
pantaskah? Indonesia, Vol. 1, No. 1, Hal.: 1-8
http://lifestyle.kompasiana.com/urban/ Siahpush, M et al 2005,Socioeconomic and
2011/10/19/wanita-merokok- country variations in knowledge of
pantaskah, Diakses tanggal 31 Maret health risk of tobacco smoking and
2012 toxic constituents of smoke: result from
Mu’tadin, Z 2002,Remaja & rokok. the 2002 international tobacco control
http://www.e- (itc) four country survey.
psikologi.com/epsi/sosial_detail.asp?id <http://tobaccocontrol.bjm.com>.
=266, Diakses tanggal 31 Maret 2012 Diakses tanggal 31 Maret 2012
Nolte, DL & Harris, R 2004,Remaja belajar WHO2002,Core questions global youth
dari apa yang mereka alami dalam tobacco survey,
kehidupan ini, Interaksara, Batam http://www.biomedcentral.com/content
Notoatmodjo, S 2003,Ilmu kesehatan /supplementary/1471-2458-6-169-
masyarakat (prinsp-prinsip dasar), PT. s1.pdf, Diakses tanggal 31 Maret 2012
Rineka Cipta, Jakarta WHO2009,Global youth tobacco survey:
Notoatmodjo, S 2007,Promosi kesehatan dan Indonesia fact sheet.
ilmu perilaku. PT. Rineka Cipta, <www.ino.searo.who.int>. Diakses
Jakarta tanggal 31 Maret 2012

107

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy