Graveolens) Dan Uji Kemampuan Antagonisnya Terhadap

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal HPT Volume 4 Nomor 1

Januari 2016
ISSN : 2338 - 4336

EKSPLORASI JAMUR FILOPLANE PADA TANAMAN SELEDRI (Apium


graveolens) DAN UJI KEMAMPUAN ANTAGONISNYA TERHADAP
PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum sp.)

Ernita Lovera Pratiwi Pasaribu, Ika Rochdjatun Sastrahidayat, Anton Muhibuddin

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya


Jln. Veteran, Malang 65145, Indonesia

ABSTRACT
The research aims to determine the phylloplane fungi in celery leaves and their potency
as antagonists against Colletotrichum sp., a plant pathogenic fungi causing antrachnose
on celery. This research was conducted in the Laboratory of Mycology, Department of
Pests and Diseases, Faculty of Agriculture, Brawijaya University, Malang, from March
2014 until January 2015. An exploration was done to get phylloplane fungi on celery
leaves, and direct oposition method was used to elucidate the antagonistic ability of
explored phylloplane fungi against Colletotrichum sp. The result showed that there were
31 phylloplane fungi isolated from celery leaves, i.e Alternaria sp., Aspergillus spp.
(4), Cylindrocarpon spp. (2), Curvularia sp., Dreshclera sp., Fusarium spp. (6),
Gloeosporium sp., Nigrospora spp. (3), Penicillium spp. (4), Pestalotia sp., Rhizoctonia
sp., Stemphylium sp., Trichoderma sp., Verticillium sp. and the other three were
unidentified yet. Based on antagonistic assay, all of them had potency as antagonists
against Colletotrichum sp. growth. Aspergillus sp. isolate 2 and Trichoderma sp. had the
best ability to decrease the growth of Colletotrichum sp. at 68% and 67% respectively.
Keywords: antagonist, antrachnose, celery, Colletotrichum sp., phylloplane fungi.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan jamur filoplane pada daun seledri
dan kemampuan antagonisnya dalam menekan pertumbuhan Colletotrichum sp.
penyebab penyakit antraknosa pada seledri. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian,
Universitas Brawijaya, Malang, pada bulan Maret 2014 hingga Januari 2015. Metode
eksplorasi digunakan untuk mendapatkan jamur filoplane pada daun seledri, sedangkan
metode oposisi langsung digunakan untuk mengetahui daya hambat jamur filoplane
terhadap patogen Colletotrichum sp.. Dari hasil penelitian didapatkan 31 jenis jamur
filoplane yang teridentifikasi ke dalam 18 genus yaitu Alternaria sp., Aspergillus spp. (4
isolat), Cylindrocarpon spp. (2 isolat), Curvularia sp., Dreshclera sp., Fusarium spp. (6
isolat), Gloeosporium sp., Nigrospora spp. (3 isolat), Penicillium spp. (4 isolat),
Pestalotia sp., Rhizoctonia sp., Stemphylium sp., Trichoderma sp., Verticillium sp.,
sedangkan terdapat tiga jenis jamur filoplane yang tidak teridentifikasi. Seluruh isolat
jamur filoplane memiliki potensi sebagai antagonis karena dapat menekan pertumbuhan
Colletotrichum sp. Hasil uji antagonis terhadap Colletotrichum sp., jamur Aspergillus
sp. isolat 3 dan Trichoderma sp. menunjukkan daya hambat tertinggi mencapai masing-
masing 68% dan 67%.
Kata kunci: antagonis, antraknosa, Colletotrichum sp., jamur filoplane, seledri.

1
Pasaribu et al., Eksplorasi Jamur Filoplane Pada Tanaman Seledri...

PENDAHULUAN seledri dan kemampuan antagonisnya


dalam menekan pertumbuhan Colletotrichum
Seledri (Apium graveolens L.) sp. penyebab penyakit antraknosa pada
termasuk dalam famili Umbeliferae dan seledri.
merupakan salah satu komoditas sayuran
yang banyak digunakan untuk penyedap METODE PENELITIAN
rasa dan penghias hidangan (Rukmana,
1995). Di Indonesia kebutuhan seledri Penelitian ini dilaksanakan pada
semakin meningkat seiring dengan bulan Maret 2014 sampai Januari 2015 di
peningkatan jumlah restoran, hotel dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan
tempat-tempat lain yang menyajikan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas
masakan asing seperti salad dan masakan Pertanian Universitas Brawijaya Malang
Cina. Upaya peningkatan seledri baik dan lahan seledri milik petani di Dusun
secara kuantitas maupun kualitas Klerek, Desa Turungrejo, Kecamatan
terhambat oleh adanya serangan hama dan Bumiaji, Kota Batu.
penyakit. Penyakit antraknosa yang
disebabkan oleh jamur Colletotrichum sp. Persiapan Penelitian
merupakan penyakit penting pada tanaman Sampel daun seledri yang menunjuk-
seledri. Serangan penyakit ini menyebab- kan gejala penyakit Antraknose didapatkan
kan kerugian yang sangat signifikan karena dari lahan pertanian seledri di Dusun
menyebabkan penurunan kuantitas dan Klerek, Desa Turungrejo, Kec. Bumiaji,
kualitas hasil produksi. Kota Batu. Daun seledri bergejala diisolasi
Salah satu teknik pengendalian pada media PDA untuk mendapatkan isolat
penyakit antraknosa pada seledri adalah Colletotrichum sp. dengan metode menurut
dengan pemanfaatan jamur antagonis. Sastrahidayat (1997).
Habitat jamur antagonis tersebar di Daun bergejala dipotong ±1 cm,
lingkungan seperti area perakaran atau dengan ½ bagian sakit dan ½ bagian sehat.
rhizosfer dan area permukaan daun. Pada Daun kemudian direndam dengan larutan
penelitian yang pernah dilakukan di area NaOCl (5%) selama 1 menit, selanjutnya
perakaran atau rhizosfer pada padi, direndam di larutan alkohol 70% selama 1
ditemukan 45 spesies jamur pada lahan menit dan diulang 2 kali. Daun kemudian
dengan sistem pertanian berlanjut direndam dalam aquades steril dan
(Muhibuddin, 2011). ditiriskan, lalu ditanam di media PDA.
Mikroorganisme filoplan diketahui Setelah diperoleh isolat Colletotrichum sp.
dapat menghindarkan infeksi patogen. dilakukan perbanyakan isolat untuk uji
Jeffries dan Kooman (1992) melaporkan antagonis dengan mikroorganisme filoplane.
bahwa beberapa jenis khamir, Bacillus Untuk mendapatkan jamur filoplane
subtilis, dan beberapa spesies Pseudomonas pada daun seledri, sampel daun sehat
bersifat sebagai antagonis terhadap C. diambil secara diagonal, dimana terdapat
gloeosporioides pada mangga. Hasil lima titik pengambilan sampel. Pada
penelitian Stirling et al. (1999) menunjuk- setiap titik sampel diambil dari 3 tanaman
kan bahwa mikroorganisme filoplan yang sampel.
terdiri dari jamur, khamir, dan bakteri Daun yang digunakan adalah daun
memberikan penekanan alami terhadap atas, tengah, dan bawah. Daun atas adalah
Colletotrichum gloeosporioides pada buah daun yang berada pada ketinggian 25-35
apokat. cm di atas tanah atau yang berada di
Penelitian ini bertujuan untuk meng- bagian pucuk, daun tengah adalah daun
kaji keberadaan jamur filoplane pada daun yang berada pada ketinggian 15-25 cm di

2
Jurnal HPT Volume 4 Nomor 1 Januari 2016

atas permukaan tanah, dan daun bawah Analisis Data


adalah daun yang berada pada ketinggian Data yang diperoleh dianalisis
5-15 cm di atas permukaan tanah. dengan analisis ragam (ANOVA). Jika
Tanaman seledri yang digunakan sebagai diperoleh hasil yang berbeda dilakukan uji
tanaman sampel berumur 35 dan 50 hst. lanjut dengan Uji Jarak Berganda Duncan
pada taraf kesalahan 5%.
Pelaksanaan Penelitian
Isolasi jamur filoplane mengguna- HASIL DAN PEMBAHASAN
kan metode leaf imprint (cetakan daun).
Bagian permukaan atas daun seledri yang Hasil Isolasi Colletotrichum sp. dan
sehat ditempel di permukaan media selama Jamur Filoplane.
4 jam dengan ditekan pada seluruh bagian Hasil identifikasi terhadap jamur
permukaan daun agar mikroorganisme patogen menunjukkan bahwa jamur yang
yang menempel dapat berpindah ke media menyerang tanaman seledri adalah
(Aneja, 2003). Setelah diinkubasi selama 4 Colletotrichum sp. (Gambar 1).
jam, daun diambil. Warna koloni jamur saat muda
Setelah diinkubasi selama 4 hari, adalah putih dan berubah menjadi hitam
jamur yang tumbuh pada permukaan pada bagian tengah, sementara pada bagian
media dipurifikasi. Purifikasi dilakukan tepi koloni berwarna putih hingga putih
berdasarkan perbedaan ciri makroskopis kecoklatan. Terdapat pola konsentris pada
koloni jamur, meliputi warna, tipe bagian tepi koloni. Terdapat banyak bintil-
pertumbuhan, ketebalan dan tekstur koloni. bintil berwarna hitam pada permukaan
Morfologi mikroskopis jamur koloni yang merupakan pertumbuhan seta,
filoplane yang diperoleh diamati dengan dan terdapat miselia udara pada permukaan
mikroskop binokuler dalam rangka untuk koloni yang berbentuk seperti gumpalan
identifikasi. Pengamatan yang dilakukan bulu atau kapas. Diameter koloni saat
meliputi spora, hifa, konidia, konidiofor berumur 7 hari adalah 6,5 cm dan pada
dan klamidospora. saat berumur 9 hari petri dish penuh.
Jamur filoplane yang telah diiden- Tekstur koloni kasar, koloni tipis, dan
tifikasi, diuji kemampuan antagonisnya koloni rapat. Pola pertumbuhan koloni
terhadap Colletotrichum sp. memusat dengan bentuk membulat.
Secara mikroskopis (Gambar 1),
Parameter Pengamatan konidia patogen berbentuk cekung seperti
Persentase penghambatan jamur bulan sabit, dengan kedua ujung tumpul,
filoplane terhadap patogen Colletotrichum tidak memiliki sekat, dan berwarna hialin.
sp. dihitung dengan menggunakan rumus Hifa berwarna hialin dan bersekat. Jarak
sebagai berikut. antar sekat hifa renggang yaitu berkisar 20-
30µm. Terdapat seta berwarna coklat tua
hingga hitam dengan ujung seta runcing.
Apresorium berbentuk bulat hingga elips
dengan ukuran berkisar 15-30µm.
Keterangan: Menurut Barnett dan Hunter (1972),
P = Persentase hambatan jamur ciri mikroskopis Colletotrichum sp. antara
antagonis lain konidia hialin dan tidak bersekat,
R1 = Jari-jari koloni jamur patogen berbentuk bujur telur, silinder, atau
yang menjauhi jamur antagonis melengkung. Damm et al. (2009)
R2 = Jari-jari koloni jamur patogen mendeskripsikan koloni Colletotrichum sp.
yang mendekati jamur pada media PDA tipis dengan warna
antagonis

3
Pasaribu et al., Eksplorasi Jamur Filoplane Pada Tanaman Seledri...

keabuaan, sebagian tertutup oleh miselium yaitu Alternaria sp., Aspergillus spp.,
udara yang berbentuk seperti kapas atau Culvularia sp., Cylindrocarpon spp.,
gumpalan bulu putih, dan terdapat Dreschlera sp., Fusarium sp.,
lingkaran konsentris pada bagian tepi Gloeosporium sp., Nigrospora spp.,
koloni. Penicillium spp, Pestalotia sp.,
Hasil eksplorasi jamur filoplane Rhizoctonia sp., Stemphylium sp.,
didapatkan sebanyak 31 isolat jamur Trichoderma sp., dan Verticillium sp. Tiga
(Tabel 1). Jenis jamur yang ditemukan jamur filoplane tidak teridentifikasi.

A B

C D

Gambar 1. Kenampakan makroskopis dan mikroskopis Colletotrichum sp.; A. Tampak


atas. B. Tampak bawah. C. Konidia. D. Seta.

Tabel 1. Hasil identifikasi jamur filoplane pada daun seledri


No Jenis jamur filoplane No Jenis jamur filoplane
1 Alternaria sp. 17 Fusarium sp. isolat 5
2 Aspergillus sp. isolat 1 18 Fusarium sp. isolat 6
3 Aspergillus sp. isolat 2 19 Gloeosporium sp.
4 Aspergillus sp. isolat 3 20 Nigrospora sp. isolat 1
5 Aspergillus sp. isolat 4 21 Nigrospora sp. isolat 2
6 Curvularia sp. 22 Nigrospora sp. isolat 3
7 Cylindrocarpon sp. isolat 1 23 Penicillium sp. isolat 1
8 Cylindrocarpon sp. isolat 2 24 Penicillium sp. isolat 2
9 Dreschlera sp. 25 Penicillium sp. isolat 3
10 Filoplane isolat 1 26 Penicillium sp. isolat 4
11 Filoplane isolat 2 27 Pestalotia sp.
12 Filoplane isolat 3 28 Rhizoctonia sp.
13 Fusarium sp. isolat 1 39 Stemphylium sp.
14 Fusarium sp. isolat 2 30 Trichoderma sp.
15 Fusarium sp. isolat 3 31 Verticillium sp.
16 Fusarium sp. isolat 4

4
Jurnal HPT Volume 4 Nomor 1 Januari 2016

Tabel 2. Rerata Uji Antagonis Jamur Filoplane dengan patogen Colletotrichum sp.
No Jamur Daya hambat 9 HSI (%)
1 Kontrol 00.00 a
2 Filoplane isolat 1 14.65 b
3 Filoplane isolat 2 21.85 bc
4 Penicillium sp. isolat 1 28.02 c
5 Nigrospora sp. isolat 2 37.44 c
6 Penicillium sp. isolat 4 27.00 c
7 Fusarium sp. isolat 6 30.83 c
8 Nigrospora sp. isolat 3 40.00 d
9 Verticillium sp. 40.28 d
10 Fusarium sp. isolat 1 42.59 de
11 Gloeosporium sp. 43.33 def
12 Aspergillus sp. isolat 2 43.88 defg
13 Aspergillus sp. isolat 4 44.17 defg
14 Cylindrocarpon sp. isolat 1 43.94 defg
15 Fusarium sp. isolat 3 44.17 defg
16 Nigrospora sp. isolat 1 44.17 defg
17 Penicillium sp. isolat 3 48.55 defgh
18 Stemphylium sp. 45.00 defgh
19 Aspergillus sp. isolat 3 48.80 defghi
20 Filoplaneisolat 3 50.00 defghi
21 Fusarium sp. isolat 2 50.83 defghi
22 Cylindrocarpon sp. isolat 2 51.89 efghi
23 Fusarium sp. isolat 4 52.29 efghi
24 Pestalotia sp. 54.25 efghi
25 Dreschlera sp. 55.25 fghi
26 Fusarium sp. isolat 5 55.75 fghi
27 Rhizoctonia sp. 55.37 fghi
28 Penicillium sp. isolat 2 56.30 ghi
29 Curvularia sp. 57.26 hi
30 Alternaria sp. 60.00 ij
31 Aspergillus sp. isolat 1 68.24 j
32 Trichoderma sp. 67.18 j
HSI = Hari Setelah Inokulasi. Angka yang diikuti oleh huruf yang sama
menunjukkan bahwa tidak berbeda nyata pada uji lanjut Jarak Berganda
Duncan dengan taraf kesalahan 5%.

Uji Antagonis Jamur Filoplane hambat terhadap Colletotrichum sp. Hal


Terhadap Colletotrichum sp. tersebut menunjukkan bahwa semua isolat
Hasil uji antagonis jamur filoplane jamur filoplane yang diuji memiliki
terhadap Colletotrcichum sp. tersaji pada potensi sebagai antagonis terhadap
Tabel 2. Hasil uji antagonis jamur Colletotrichum sp. Penghambatan jamur
filoplane terhadap Colletotrichum sp. filoplane terhadap patogen Colletotrichum
menunjukkan bahwa daya hambat jamur sp. meningkat dari 5 hsi sampai 9 hsi.
filoplane beragam antara 14% hingga Jamur dengan daya hambat tertinggi
68%. adalah Aspergillus sp. isolat 1 dan
Hasil analisis menunjukkan semua Trichoderma sp. yaitu mencapai 68%.
isolat jamur filoplane menghasilkan daya Terdapat 10 genus jamur filoplane yang

5
Pasaribu et al., Eksplorasi Jamur Filoplane Pada Tanaman Seledri...

mampu menghambat pertumbuhan jamur Mekanisme daya hambat jamur tersebut


patogen Colletotrichum sp. di atas 50 %, adalah kompetisi ruang dan parasitisme.
yaitu genus Alternaria sp., Aspergillus
sp., Cylindrocarpon sp., Curvularia sp., DAFTAR PUSTAKA
Dreschlera sp., Fusarium sp., Penicillium
sp., Pestalotia sp., Rhizoctonia sp., dan Aneja, K.R. 2003. Experiments in
Trichoderma sp. microbiology, Plant Pathology and
Menurut Kasanah dan Wahyono Biotechnology. New Age
(1998) jamur Trichoderma sp. memiliki International (P) Ltd., New Delhi.
mekanisme penghambatan melalui Awaad, A. S., A. A. Nabilah, dan M.
kompetisi ruang dan nutrisi serta E.Zain. 2012. New antifungal
parasitisme. Parasitisme dilakukan jamur compoundsfrom Aspergillus terreus
ini dengan melilitkan hifanya pada hifa isolated from desertsoil. Phytother.
jamur patogen. Trichoderma sp. mampu Res. 10: 1-6.
melakukan penetrasi dan pelilitan Barnet, H.L dan B.B Hunter. 1972.
terhadap jamur patogen. Selanjutnya Illustrated genera of imperfectfungi.
Trichoderma sp. mengeluarkan enzim Brgess publishingcompany. USA.
ekstraseluler seperti kitinase, β-glucanase Damm, U., Woudenberg, J.H.C., Cannon,
dan proteinase yang dapat mendegradasi P.F. dan Crous, P.W.. 2009.
dinding sel jamur patogen dan mengambil Colletotrichum species with curved
nutrisi yang tersedia. conidia from herbaceous hosts.
Awaad dan Zein (2012) melaporkan Fungal Diversity 39: 45-87.
bahwa jamur Aspergillus sp. memiliki Jeffries, P. dan Koomen, I. 1992.
senyawa antifungal berbentuk kristal putih Strategies and prospects for
yang teridentifikasi berjenis fenolik. biological control of diseases caused
Selain itu Aspergillus sp. juga mampu by Colletotrichum. Dalam Bailey
mengeluarkan senyawa aspulvivone, asam J.A dan Jeger, M. U.
asterik, asteriquinone, butyrolactone I, Colletotrichum: Biology, pathology,
citrinin, emodin, geodin, itaconate, and control. Wallingford. Inggris.
lovastatin, questrindan asam terrecyclic. CAB International, 337 halaman.
Kasanah, N., Amini & Wahyono. 1998.
KESIMPULAN Karakterisasi Senyawa Antimikroba
Isolat Aspergillus sp. Hasil Isolasi
Hasil eksplorasi jamur filoplane dari dari Tanah.Majalah Farmasi. 9 (4):
daun tanaman seledri didapatkan 31 jenis 166-173.
jamur filoplane yang terdiri dari genus Muhibuddin, A., L. Addina., A. L. Abadi.,
Alternaria, Aspergillus, Curvularia, dan A. Ahmad. 2011. Biodiversity
Cylindrocarpon, Dreshclera, Fusarium, of soil fungi on integrated pest
Gloeosporium, Nigrospora, Penicillium, management farming system.
Pestalotia, Rhizoctonia, Stemphylium, Agrivita Vol. 33, No. 22: 111-118.
Trichoderma, Verticillium, dan terdapat Rukmana, 1996. Usahatani Cabai Hibrida
tiga jamur yang tidak teridentifikasi. Sistem Mulsa Plastik. Yogyakarta.
Hasil uji antagonis menunjukkan Sastrahidayat, I. R., D. Kusumaningrat
Trichoderma sp. dan Aspergillus sp. dan Sulistyowati. 1997. Uji
menghasilkan daya hambat tertinggi antagonisme beberapa jamur epifit
terhadap Colletotrichum sp. penyebab terhadap Colletotricum capsici,
penyakit antraknosa pada tanaman seledri. Gloesporium sp. dan Fusarium
oxysporium patogen pada tanaman

6
Jurnal HPT Volume 4 Nomor 1 Januari 2016

cabe besar (Capcicum anum L.) copper fungicide on Colletotrichum


Jurnal Fitopatologi Vol. No. 1. gloeosporoides and other
Fakultas Pertanian Universitas microorganisms on avocado leaves
Brawijaya, Malang. and fruits. Australian Journal of
Stirling, A. M., G. R. Stirling., K. G. Pegg Agricultural Research 50 (8).
dan A. C. Hayward. 1999. Effect of 1459p.

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy