Aspek Bio-Ekologi Dan Pemanfaatan Kerang Marga Anadara (Mollusca: Bivalvia: Arcidae)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

ASPEK BIO-EKOLOGI DAN PEMANFAATAN KERANG MARGA ANADARA

(MOLLUSCA: BIVALVIA: ARCIDAE)

Eka Sulistiyaningsih1* & Ucu Yanu Arbi2


1
Program Studi Oseanografi, Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan, Universitas Hang Tuah
2
Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
*
Alamat email: eka.sulis999@gmail.com

ABSTRACT
One of various shellfish in Indonesia waters that has high economic value is genus
Anadara, especially as an edible marine species. Anadara is traditionally known in the trade
as blood cockles. There are approximately 100 species of blood cockles in subfamily
Anadarinae, the largest member of family Arcidae. Systematic of Anadarinae still does not
provide certainty until now, including because there are many variations between species.
Anadara, and Arcidae, in general, is one of the most abundant families of mollusc in tropical
waters, and spread out in almost all of the coastal waters and found in the basis of subsystems.
Its growth will be better on soft mud substrate than sandy mud substrate. Blood cockles are
known as a filter feeder that feeds using gills on plankton, especially on phytoplankton. The
demand for blood cockles is increasing, thus encouraging production efforts that do not only
rely on harvesting from nature but through cultivation also that has been done in several places
in Indonesia, such as in Sumatra and Java. This paper discussed taxonomy and classification,
morphology and anatomy, habitat and distribution, reproduction and aquaculture, diet and
feeding habit, and economic value of blood cockles.
Keywords: anadara, blood cockles, bio-ecological aspects, utilization.

PENDAHULUAN atau karena sebagian di antaranya tidak


mengacu pada deskripsi awal. Sistematika
Moluska merupakan salah satu filum
Anadara hingga saat ini masih belum
dengan jumlah spesies terbanyak, yang di
memberikan kepastian, diantaranya karena
dalamnya terdapat kelas terbesar yaitu
banyak terdapat variasi antar spesies.
Bivalvia dan Gastropoda (Dharma, 2005).
Bivalvia secara umum mempunyai
Jenis-jenis tersebut sebagian besar masuk
bentuk tubuh dan ukuran cangkang yang
ke dalam kelas Bivalvia, atau sering juga
beranekaragam, di mana sangat penting
disebut Pelecypoda. Famili Arcidae
dalam menentukan spesies pada kelas
merupakan sebuah famili besar dalam kelas
tersebut (Nurdin et al., 2006). Variasi
Bivalvia, dengan subfamili terbesar adalah
morfologi dan anatomi kekerangan terkait
Anadarinae dan marga terbesar Anadara.
erat dengan berbagai faktor ekologisnya.
Sebagian spesies Anadara mengalami
Kurang lebih 80% atau sekitar 8.000
determinasi dan koreksi dari nama-nama
spesies Bivalvia hidup di berbagai
lama, sebagian lagi antara lain merupakan
kedalaman di semua lingkungan perairan
rekor baru yang dilaporkan keberadaannya
laut dan sisanya di air tawar (Huber, 2010).
di perairan Indonesia. Kesulitan
Kelas Bivalvia kebanyakan hidup dengan
determinasi terjadi karena adanya karakter-
membenamkan diri dalam substrat yang
karakter cangkang yang variabel dan mirip

69
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

berupa lumpur atau pasir. Beberapa spesies kematangan gonad terjadi bulan Februari
memiliki cara hidup melekat pada substrat dan Maret yang ditunjukkan oleh
keras berupa batu, kayu, bakau bahkan melimpahnya kerang yang masuk dalam
cangkang moluska lainnya yang masih kategori TKG IV (Maani, 2017) dengan
hidup. Meskipun memiliki penyebaran hubungan panjang-berat jantan dan betina
yang luas, sebagian besar Bivalvia menunjukkan pola pertumbuhan allometrik
menduduki zona neritik di laut tropis. positif dan negatif. TKG (Tingkat
Bivalvia dapat hidup dan berkembang Kematangan Gonad) menunjukkan suatu
dalam rentang yang cukup luas yaitu tingkatan kematangan seksual. Sebagian
perairan tawar hingga perairan laut yang besar hasil metabolisme digunakan selama
memiliki kisaran salinitas yang tinggi di fase perkembangkan gonad (Effendie,
seluruh dunia (Broom, 1985; Stern-Pirlot & 2002). Umumnya pertambahan berat gonad
Wolff, 2006). pada ikan betina sebesar 10–25% dari berat
Di Indonesia, kerang Anadara tubuh, sedangkan untuk ikan jantan
dikenal dengan nama umum kerang bulu berkisar antara 5–10%. Sebagai acuan
dan kerang darah. Kerang Anadara bersifat standar, umum digunakan 5 tahap TKG,
iteroparous karena dapat bereproduksi yakni: TKG I (immature); TKG II
dengan sukses selama beberapa musim (developing); TKG III (maturing/ripening);
(Afiati, 2007). Spermatogenesis dan TKG IV (mature/ripe/gravid); TKG V
oogenesis pada kerang Anadara mirip (spent).
dengan pola pada semua Bivalvia, individu Kerang darah dikenal sebagai
jantan memiliki tingkat aktivitas organisme ciliary feeder (sebagai deposit
gametogenik yang lebih cepat dari pada feeder atau filter feeder), yang mengambil
betina. Kematangan gonad pada Anadara makanan melalui penyaringan zat-zat
granosa mencapai puncak pada bulan April tersuspensi yang ada dalam perairan
(Yurimoto et al., 2014a), dimana periode (Nybakken, 1992). Makanan utama
matang gonad pada individu jantan terjadi kelompok kerang ini adalah plankton,
bulan Oktober hingga April, sedangkan terutama fitoplankton. Kerang Anadara,
betina pada bulan November hingga terutama kerang darah, juga banyak
Februari. Hubungan panjang-berat pada A. ditemukan di areal tambak udang dan
granosa jantan dan betina memiliki pola bandeng. Sisa pakan dan sisa metabolisme
allometrik negatif (Dody et al., 2018), (feses) dari udang dan bandeng
dengan rasio kelamin berbeda (tidak ideal dimanfaatkan sebagai pakan bagi kerang
1:1). Secara umum, hubungan pertumbuhan darah. Namun demikian, upaya produksi
panjang dan berat dapat bersifat isometrik melalui budidaya kerang Anadara pun
maupun allometrik (Effendi, 2003). sudah berkembang seiring dengan
Pertumbuhan bersifat isometrik jika permintaan yang semakin meningkat, baik
pertambahan panjang seimbang dengan dengan metode yang sangat sederhana
pertambahan berat (1:1). Sebaliknya, maupun memanfaatkan ilmu pengetahuan
pertumbuhan bersifat allometrik jika dan teknologi maju.
pertambahan panjang tidak seimbang Kekerangan telah banyak
dengan pertambahan berat (tidak 1:1), dimanfaatkan oleh masyarakat, termasuk
dimana dapat bersifat negatif maupun jenis-jenis kerang dari marga Anadara
positif. Pada A. antiquata, puncak (Dharma, 2005). Pemanfaatan paling besar

70
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan Litharcinae dan Scaphulinae. Subfamili


masyarakat yang dikenal sebagai sumber yang terbesar adalah Anadarinae,
protein dan mineral. Selain itu, mempunyai anggota lebih dari 100 spesies;
pemanfaatan lainnya adalah sebagai biasanya hidup bebas, tidak mempunyai
biofilter zat pencemar (Putri, 2019). byssal gap, kadang-kadang menempel
Cangkang Anadara menjadi salah satu dengan byssus tipis; dengan marganya yang
alternatif yang dapat dimanfaatkan dalam terbesar adalah Anadara. Subfamili
bidang farmasi, misalnya sebagai bahan terbesar kedua adalah Arcinae, anggotanya
tambahan pemulihan tulang dan gigi kurang lebih 100 spesies; mempunyai
(Ahmad, 2017). Dalam dunia perikanan, byssal gap; marganya antara lain: Arca,
cangkang Anadara dimanfaatkan sebagai Barbatia dan Acar. Famili Arcidae terdiri
sumber kalsium yang ditambahkan ke dari sembilan marga yaitu Arca, Anadara,
dalam pakan ikan lele (Mahary, 2017), Bathyarca, Barbatia, Cucullaea, Litharca,
tambahan pupuk organik untuk tanaman Noetia, Senilia dan Trisidos.
sawi (Fazrina & Yursilla, 2019), dan Secara garis besar, klasifikasi dari
lainnya. Cangkang kerang Anadara juga kerang darah dan kerang bulu (marga
sering dimanfaatkan sebagai bahan Anadara) adalah sebagai berikut:
tambahan dalam industri batako (Firdaus, Kelas : Bivalvia Linnaeus, 1758
2017) dan pembuatan genteng beton Subkelas : Pteriomorphia Beurlen, 1944
(Permadi, 2017). Ordo : Arcoida Stoliczka, 1871
Tulisan ini merupakan suatu tinjauan Superfamili : Arcoidea Lamarck, 1809
mengenai kerang marga Anadara (kerang Famili : Arcidae Lamarck, 1809
darah dan kerang bulu) yang dihimpun dari Subfamili : Anadarinae Reinhart, 1935
berbagai sumber. Cakupan dari tulisan ini Marga : Anadara Gray, 1847
terutama meliputi aspek taksonomi, Submarga : Anadara Gray, 1847
klasifikasi, morfologi, anatomi, habitat, Scapharca Gray, 1847
sebaran, reproduksi, budidaya, makanan, Potiarca Iredale, 1939
kebiasaan makan, serta pemanfaatannya. Diluvarca Woodring, 1925
Tujuan penulisan tinjauan ini adalah untuk Tegillarca Iredale, 1939
memberikan informasi yang lebih
mendalam mengenai aspek-aspek bio- Sebagian spesies kerang darah dan
ekologi kerang marga Anadara serta kerang bulu mengalami determinasi dan
pemanfaatannya dalam berbagai bidang. koreksi dari nama-nama lama, sebagian lagi
antara lain Anadara (Anadara) fultoni,
KARAKTERISTIK BIOLOGI DAN Anadara (Scapharca) jurata, Anadara
EKOLOGI (Scapharca) cornea dan Anadara
(Tegillarca) oblonga yang merupakan
Taksonomi dan Klasifikasi rekor baru yang dilaporkan keberadaannya
Famili Arcidae Lamarck, 1809 di perairan Indonesia (Dharma, 2005).
merupakan sebuah famili besar, yang Kesulitan determinasi spesies marga
anggotanya lebih dari 250 spesies, Anadara terjadi karena adanya karakter-
mempunyai 5 subfamili dan lebih dari 25 karakter cangkang yang variabel dan mirip,
marga (Huber, 2010). Subfamilinya yaitu: sehingga terjadi banyak perbedaan
Arcinae, Anadarinae, Bathyarcinae, pendapat dari masing-masing pakar.

71
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

Perdebatan juga sering terjadi karena Morfologi dan Anatomi


sebagian tidak mengacu pada deskripsi Penamaan kelompok kerang bulu
awal. Untuk validitas spesies marga berdasarkan dari periostrakum spesies
Anadara masih diperlukan penelitian yang kerang-kerang ini yang mempunyai bulu-
lebih mendalam sampai dengan analisa bulu halus, ada yang berbulu lebat dan ada
DNA oleh pakarnya, terutama dalam yang berbulu tipis; sedangkan kelompok
permasalahan dengan berbagai kerabatnya kerang darah periostrakumnya tidak
dan tata nama yang menggunakan berbulu, tetapi dagingnya berwarna merah
subspesies seperti Anadara (Anadara) darah.
antiquata dan Anadara (Anadara) scapha; Secara morfologi, kerang Anadara
Anadara (Scapharca) inaequivalvis dan memiliki tubuh pipih dan bersifat simetris
Anadara (Scapharca) rhomboidalis; bilateral, berukuran kecil sampai besar.
Anadara (Tegillarca) granosa dan Tubuh kerang Anadara dilindungi oleh
Anadara (Tegillarca) nodifera; dan cangkang yang terdiri dari tiga lapis yaitu
sebagainya (Dharma, 2005; periostakum, lapisan prismatik dan lapisan
www.marinespecies.org). mutiara (Dharma, 2005). Cangkang
Penelitian karyologi terhadap A. berbentuk memanjang atau oval,
antiguata sebagai anggota kelompok yang menggembung, bagian anterior biasanya
telah berhasil mempertahankan bentuk lebih pendek dari pada posterior. Skulptur
morfologinya selama ± 130 juta tahun ini, dengan rusuk-rusuk yang kuat ke arah
mungkin cukup berarti untuk menerangkan radial dan berpotongan dengan alur-alur
proses tersebut. Dipelajari untuk pertama halus atau striae arah konsentrik; ujung
kalinya, kromosom Anadara antiquata radial rusuk pada kedua tepi bawah bertemu
diperoleh dari stadium metafase mitosis sel dan saling mengait menutup atau
insang menggunakan teknit suspensi sel interlocking.
dan pengecatan Giemsa konvensional. Cangkang umumnya tebal, tetapi ada
Karyotip terdiri atas 19 kromosom haploid, juga yang tipis dan agak rapuh. Bagian awal
yaitu 14 metasentrik, 3 sub-metasentrik dan pertumbuhan cangkang (umbo) terpisah
2 sub-telosentrik atau n = 19 = 17m-sm/2st- oleh daerah kardinal, daerah kardinal
t. Analisis perbandingan karyotip A. bervariasi sempit atau lebar. Engsel dengan
antiquata dengan A. granosa ekomorf bulat barisan gigi-gigi (taxodont), menuju kedua
memperlihatkan komposisi yang identik ujung anterior dan posterior gigi-gigi
seperti pula dijumpai pada genera Septifer bertambah besar. Guna mempererat
dan Pinctada. Proporsi m-sm yang tinggi sambungan keping cangkang, di bawah
tidak begitu-saja terhubung dengan jarak hinge ligament terdapat gigi atau tonjolan
evolusi antar grup dalam taksonomi, karena pada keping yang satu. Bagian dalam
ternyata banyak famili dari sub-kelas cangkang tidak mempunyai lapisan
Pteriomorphia dan Heterodonta mutiara. Tidak mempunyai byssal gap.
memperlihatkan kecenderungan serupa. Anadara tidak mempunyai siphon,
Meskipun demikian, kesamaan strategi karenanya tidak mempunyai pallial sinus,
pertumbuhan alometrik A antiquata dengan hanya ada garis pallial. Periostrakum
A. granosa ekomorf bulat mungkin dapat biasanya ada, terutama di daerah ventral ke
diterangkan oleh kesamaan komposisi arah tepi bawah. Cangkang kerang Anadara
karyogram keduanya (Afiati, 1999). mempunyai dua keping belahan kanan kiri

72
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

yang disatukan oleh satu engsel yang adduktor berfungsi untuk membuka dan
bersifat elastis disebut ligamen yang menutup kedua belahan cangkang. Ketika
terletak di bagian luar (Gambar 1). otot aduktor rileks, ligamen berkerut maka
Tubuh kerang Anadara berbentuk kedua keping cangkang akan terbuka,
simetris bilateral, memiliki kebiasaan demikian sebaliknya. Kekerangan secara
menggali liang pada pasir dan lumpur yang umum bernafas menggunakan insang.
merupakan substrat hidupnya dengan Insang pada Anadara tipis berbentuk
menggunakan kakinya. Kerang Anadara seperti papan, biasanya sangat besar dan
memiliki kaki berbentuk seperti baji. pada sebagian besar spesies dianggap
Kepala tidak berkembang namun sepasang memiliki fungsi tambahan yaitu pengumpul
palpus labial mengapit mulutnya, untuk itu makanan, di samping berfungsi sebagai
tubuhnya memipih secara lateral sehingga tempat pertukaran gas. Kerang Anadara
sangat membantu dalam menunjang umumnya mempunyai kelamin yang
kebiasaan meliangnya tersebut. Tempat terpisah, tetapi beberapa di antaranya
melekatnya tubuh pada cangkang adalah bersifat hermaprodit.
otot palial, terletak dekat tepi cangkang dan
meninggalkan bekas berupa garis palial. Habitat dan Sebaran
Meskipun terdapat otot palial, ada kalanya Arcidae merupakan salah satu famili
benda asing seperti butir pasir atau parasit yang paling melimpah di perairan tropis
yang masuk ke dalam tubuh kerang serta dan mempunyai banyak jenis yang tersebar
terperangkap di dalam rongga di antara di hampir seluruh perairan pantai mulai dari
mantel dan cangkang. Benda asing dalam perairan Pasifik hingga Samudera Hindia
rongga tersebut berada dalam cairan dan Laut Mediterania (Gambar 2). Jenis A.
ekstrapalial, sehingga terjadi pengendapan tuberculosa, A. similis, A. multicostata dan
lapisan-lapisan mutiara di sekitar benda A. grandis semuanya ditemukan pada dasar
tersebut, yang makin lama makin tebal. subsistem di perairan Colombia (Broom,
Kedua keping cangkang pada bagian dalam 1985). Jenis A. kornea dapat ditemukan
ditautkan oleh dua buah otot yang bekerja perairan Fiji. Jenis A. senilis dapat
secara antagonis dengan hinge ligament, ditemukan di perairan sepanjang pantai
dua otot yaitu otot abduktor dan otot barat Afrika. Jenis A. granosa ditemukan

Gambar 1. Morfologi salah satu jenis kerang darah, Anadara granosa

73
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

pada dasar perairan dan dimanfaatkan A. antiquata selama 10 bulan antara Juni
secara intensif untuk tujuan komersial di 2009 hingga Maret 2010, hanya didapatkan
perairan Malaysia dan Thailand, seperti sebanyak 231 individu dari habitat pasir
halnya jenis A. subcrenata di perairan (terdiri dari 79 individu jantan dan 152
Jepang dan A. broughtoni di perairan Korea individu betina), serta 377 individu dari
Selatan (Broom, 1985). Sedangkan jenis- habitat lamun (terdiri dari 141 individu
jenis yang dapat ditemukan di perairan jantan dan 236 individu betina (Widyastuti,
Indonesia antara lain A. granosa (kerang 2011).
darah), A. nodifera (kerang darah), A. Kerang Anadara bersifat
inflata dan A. antiquata (kerang bulu), A. kosmopolitan dimana dapat ditemukan di
rhombea dan A. indica (kerang mencos). Di perairan tropis dan subtropis (Arfiati,
antara kelima jenis kerang tersebut yang 2007). Pada umumnya, spesies-spesies
banyak tertangkap adalah kerang mencos kerang dari marga Anadara hidup di air
(Sudrajat, 2008). payau dekat muara sungai, hutan bakau,
Sebaran dan kelimpahan kerang atau daerah berlumpur, tetapi ada juga yang
Anadara juga tergantung oleh fluktuasi hidup di laut lepas pantai dengan
yang terjadi pada habitatnya. Sebagai kedalaman 10–30 m, daerah padang lamun,
contoh, sebelum tahun 1996 jenis-jenis atau pasir berkoral. Pertumbuhannya akan
Anadara di perairan Kepulauan Padaido, lebih baik pada substrat berlumpur lunak
Papua sangat melimpah. Hal ini terlihat dari daripada lumpur berpasir. Pertumbuhan
tumpukan cangkang yang teronggok di kerang darah dapat diamati dengan melihat
beberapa pulau. Selain di Pulau Auki, pertambahan ukuran cangkang kerang.
kerang Anadara juga biasa ditemukan di Bertambahnya ukuran kerang ditandai
perairan Pulau Pai. Namun, setelah tahun dengan bertambahnya garis pertumbuhan.
1996 (pasca tsunami), keberadaan kerang Secara umum pengukuran panjang
ini berangsur-angsur semakin berkurang merupakan salah satu parameter untuk
jumlahnya. Dari hasil pengumpulan sampel mengetahui pertumbuhan kerang.

Gambar 2. Sebaran kerang Anadara yang terpusat di Indo-Pasifik Barat


(Carpenter & Niem, 1998)

74
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

Faktor-faktor yang mempengaruhi bubungan cangkang dan berat total tubuh)


pertumbuhan kerang yaitu musim, suhu, dan morfometrik geometrik melalui analisis
makanan, salinitas dan faktor kimia air bentuk menunjukkan variasi ekofenotipik
lainnya yang berbeda-beda pada masing- dalam menanggapi berbagai kondisi
masing daerah (Riniatsih & Kushartono, mikrohabitat. Dengan demikian, interaksi
2010). Lumpur yang baik bagi faktor-faktor mikro-biogeoklimatik seperti
pertumbuhan kerang darah yaitu lunak jenis substrat, suhu, pH dan kedalaman air
tersusun dari 90% lumpur atau lebih, dapat mempengaruhi morfologi organisme.
dengan diameter partikel ≤ 0,124 mm. Analisis variabilitas dalam hal karakter
Anadara dapat dikategorikan sebagai genus konkologisnya merupakan indikasi
yang berhasil beradaptasi di area plastisitas ekologis yang tinggi dari spesies
lingkungan yang selalu berubah, misalnya euribiotik ini, sehingga analisis variasi
terhadap perubahan kadar garam dengan ekofenotipik mungkin signifikan dalam
rentang yang jauh, yaitu sekitar 0,5–35‰. implikasi bio-indikasi dari status terkini
Kerang Anadara secara umum hidup bebas dari mikrohabitatnya. Hal ini menyiratkan
karena tidak mempunyai byssal gap, hanya bahwa dengan berbagai kondisi habitat
sedikit yang menempel dengan byssus tipis, apakah terganggu oleh pemukiman
terutama pada fase juvenil. manusia atau diubah secara alami oleh
Hasil penelitian Meshram & Mohite faktor lingkungan, A. maculosa cenderung
(2016) di India memperlihatkan adanya mengembangkan fenotip alternatif agar
hubungan linear antara panjang dan berat sesuai dengan kondisi lingkungannya.
daging Tegillarca rhombea. Seiring dengan Hasil penelitian yang dilakukan
bertambahnya usia kerang, beratnya juga Mulki et al. (2014) menunjukkan bahwa di
meningkat secara linier. Meskipun Semarang, Jawa Tengah A. granosa yang
hubungan morfometrik antara panjang dan paling mendominasi adalah yang berukuran
berat daging menunjukkan pola 2,1–3,0 cm dan berat 0,5–4,5 gram. Pola
pertumbuhan linier, variasi dalam pertumbuhan dari periode Oktober–
hubungan ini dapat dijelaskan berdasarkan Desember 2012 bersifat allometri negatif
perbedaan dalam fase kehidupan yang dengan nilai b < 3, yang berarti kerang
berbeda. Korelasi di antara parameter dalam kondisi kurus. Hal ini
biometrik adalah signifikansi tertentu mengindikasikan bahwa populasi kerang
dalam hal pemahaman kelancaran struktur darah di lokasi penelitian sedang
cangkang organisme. mengalami tekanan akibat dari aktivitas
Penelitian Alibon et al. (2018) di penangkapan oleh nelayan yang terus-
Filipina menunjukkan bahwa panjang, menerus.
lebar, tinggi dan jarak umbo lebih besar Berbagai penelitian juga dilakukan
serta dengan bobot lebih berat tercermin untuk mengetahui toleransi kerang
dalam populasi A. maculosa yang dikoleksi Anadara terhadap berbagai senyawa
di area hutan mangrove dekat muara sungai organik dan anorganik, baik in-situ maupun
dengan substrat berpasir dari pada yang ex-situ. Misalnya, pada penelitian terhadap
dikoleksi dari dekat perumahan dengan A. granosa terhadap beberapa konsentrasi
substrat berlumpur. Perbedaan signifikan ammonia (NH3) pada 29oC, salinitas pada
yang diperoleh dari pengukuran meristik 27 ppt dan PH antara 8,3–8,5 (Ramli et al.,
(panjang, lebar, tinggi, jarak umbo, jumlah 2014). Hasilnya, nilai LC50 pada 48 jam

75
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

adalah 0,08 mg/L NH3, sedangkan pada 96 kedua jenis kelamin. Susunan sel-sel folikel
jam nilainya 0,04 mg/L, dimana sebagian memungkinkan kedua jenis kelamin untuk
besar kematian terjadi sebelum 32 jam. dibedakan. Dari titik asal ini, mudah untuk
Kematian 100% terjadi pada kerang yang menggambarkan perubahan histologis yang
terpapar konsentrasi antara 0,08–0,13 mg/L terjadi di ovarium dan testis secara terpisah
sebelum 84 jam. Pada 0,06 mg/L, sekitar (Afiati, 2007).
60% kematian dicatat pada 92 jam dan sisa Berdasar penelitian Afiati (2007),
konsentrasi adalah 0,05 mg/L, 0,03 dan spermatogenesis dan oogenesis pada A.
0,02 mg/L dengan kematian masing- granosa dan A. antiquata mirip dengan
masing 30%, 23% dan 20%. LC100 pada pola pada semua bivalvia. Individu jantan
96 jam dan pada 48 jam paparan masing- memiliki tingkat aktivitas gametogenik
masing adalah 0,16 mg/L dan 0,3 mg/L. yang lebih cepat dari pada betina. Tahap
awal sistem reproduksi jantan
Reproduksi dan Budidaya menunjukkan pembelahan yang sama,
Studi histologis menunjukkan menjadi sel folikel dan sel benih primer
bahwa Anadara bersifat iteroparous karena yang teramati pada betina. Seperti pada
dapat bereproduksi dengan sukses selama betina, sel-sel folikel terurai, sehingga
beberapa musim (Afiati, 2007). Jaringan sperma berkembang dari spermatogonia di
reproduksi terdiri dari banyak tubulus tengah folikel, kemudian dilepaskan ke
bercabang-cabang, di mana sel-sel dalam suspensi. Pada titik ini, sperma
primordial memunculkan spermatogonia matang diatur dengan akrosom dalam
(pada jantan) dan oogonia (pada betina), posisi sentripetal dan ekornya menempati
serta sebagai aksesori sel-sel folikel pada posisi sentral lumen.

Gambar 3. Siklus reproduksi pada kekerangan


(http://educationally.narod.ru/freshwaterlife2photoalbum.html)

76
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

Selama oogenesis, oogonia pada pada bulan Februari, dan mencapai puncak
awalnya melekat pada dinding folikel oleh pada bulan April (Gambar 4). Di sisi lain,
permukaan mikropilar yang luas. Ketika penebalan hampir 0 poin di bulan Juli, yang
folikel hampir matang, sel-sel aksesori berlanjut sampai survei terakhir di bulan
rusak dan volume oosit tumbuh dengan April. Perubahan histologis dalam gonad
cepat. Akhirnya oosit terlepas dari dinding kedua jenis kelamin berada dalam tahap
folikel dan membulatkan lumen. Tahap ini pengembangan dan matang pada bulan
kerang dianggap sudah mencapai fase September, tahap matang dan pemijahan
dewasa. Dalam kondisi ini massa viseral pada bulan November dan Januari, tahap
terlihat mengembung dengan gamet yang pemijahan dan pengeluaran pada bulan
mudah terlihat melalui dinding tubuh tipis Februari, dan tahap yang dikeluarkan dan
untuk A. granosa. Namun pada A. belum matang pada bulan April. Secara
antiquata, tahap matang ini kurang terlihat umum, pada individu jantan dalam tahap
secara makroskopis karena dinding pemijahan pertama kali diamati bulan
tubuhnya yang lebih tebal (Afiati, 2007). Oktober hingga April, sedangkan pada
Lebih lanjut menurut Afiati (2007), individu betina pada bulan November
setelah pemijahan (tahap 2), folikel masih hingga Februari.
mengandung beberapa sel telur matang. Di sisi lain, semua individu pada
Pada kedua jenis kelamin, aktivitas bulan Juli belum dewasa; persentase
gametogenik yang terjadi dari sel-sel yang individu yang belum dewasa melebihi 70%
tidak berdiferensiasi yang melapisi folikel dalam setiap survei selama periode
tua dapat berlanjut secara bersamaan pada penelitian. Berdasarkan penelitian Dody et
tahap ini sehingga membuat transisi cepat al. (2018) di Perairan Muara Gembong–
ke tahap aktif pembangunan kembali. Pada Bekasi menunjukkan bahwa hubungan
tahap selanjutnya pemijahan (tahap 1), panjang-berat pada kerang darah A.
penyerapan kembali oosit yang tidak granosa jantan dan betina memiliki pola
berkembang berlangsung dengan hubungan allometrik negatif. Secara
perkembangan generasi oosit berikutnya. keseluruhan rasio kelamin selama
Namun, tidak jelas bagaimana folikel- pengamatan adalah berbeda / tidak ideal
folikel tua dalam tahap pengembangan (tidak 1:1). Tingkat kematangan gonad
ulang mengembangkan kembali dan dengan jumlah tertinggi pada jantan adalah
memelihara set oogonia baru, dan ada TKG II, sedangkan pada betina adalah
ketidakpastian yang serupa mengenai TKG IV dengan persentase lebih dari 50%.
mekanisme penyerapan kembali dari oosit Kerang darah jantan siap melakukan proses
yang tidak bertelur. pemijahan pada ukuran yang lebih kecil
Penelitian mengenai kematangan yaitu 14,65–15,69 mm, sedangkan betina
gonad pada A. granosa dilakukan di sudah siap memijah pada ukuran 15,70–
Semenanjung Malaysia (Yurimoto et al., 16,74 mm. Rata-rata nilai IKG jantan dari
2014a). Ketebalan visera A. granosa yang total 227 ekor adalah 1,1874, sedangkan
dikumpulkan bulan September diamati, pada betina sebesar 1,1983 dari total 173
meningkat pada bulan November, berlanjut ekor.
hingga Januari. Nilai rata-rata menurun

77
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

Gambar 4. Kiri: Perubahan ketebalan visceral dari tiga stasiun pengambilan sampel.
Kanan: Tahap perkembangan Anadara granosa dari Juli–April 2011 (Yurimoto et al., 2014a)

Hasil penelitian di perairan Kendari cangkang 23−39 mm (Setiawan et al.,


menunjukkan bahwa puncak kematangan 2016).
gonad A. antiquata terjadi pada bulan Permintaan kerang Anadara semakin
Februari dan Maret, yang ditunjukkan oleh meningkat, sehingga mendorong upaya
melimpahnya kerang yang masuk dalam produksi yang tidak hanya mengandalkan
kategori TKG IV. Nilai IKG kerang bulu pemanenan dari alam, yaitu melalui
tertinggi terjadi pada bulan Mei, baik pada budidaya. Budidaya pembesaran kerang
individu jantan maupun betina, msing- darah sudah dilakukan di beberapa tempat
masing sebesar 5,63 (jantan) dan 3,64 di pantai pesisir timur pulau Sumatera dan
(betina). Ukuran pertama kali matang beberapa pulau satelitnya, serta pantai utara
gonad pada kerang jantan berkisar 3,7 cm, Jawa. Persiapan lahan budidaya dilakukan
sedangkan pada kerang betina berkisar 3,9 dengan cara mengurung dengan jaring atau
cm. Sedangkan fekunditas kerang bulu menggunakan keranjang sebagai wadah
pada perairan tersebut berkisar ± 2.600– budidaya (Atmaja et al., 2014). Dengan
155.000 butir (Maani, 2017). Penelitian teknik budidaya seperti ini, biaya
lainya di tempat yang sama menunjukkan operasional relatif rendah, obyek budidaya
bahwa pola pertumbuhan hubungan terlindung dari predator, dapat dipelihara
panjang bobot kerang A. antiquata jantan dengan kepadatan tinggi, mempermudah
dan betina menunjukkan pola pertumbuhan dalam proses pemanenan, dan jelas
allometrik positif dan negatif. Faktor kepemilikannya (Setyono, 2007).
kondisi (Kn) untuk kerang A. antiquata Sebelumnya, upaya budidaya
berada pada kisaran nilai 1,23−1,91 kekerangan dengan teknik yang lebih maju
(jantan) dan 0,38−1,24 (betina). Persentase telah dikembangkan di beberapa negara.
Kn berfluktuasi berdasarkan ukuran Proyek pembangunan negara adalah
cangkang. Rasio Bobot Daging (RBD) kekuatan pendorong di belakang
kerang A. antiquata jantan dan betina lebih pertumbuhan budidaya kerang di Teluk
dominan pada kelompok ukuran panjang Bandon, Thailand sejak tahun 1980
(Ratchatapattanakul et al., 2017). Di

78
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

wilayah pantai barat Semenanjung adalah plankton, terutama fitoplankton.


Malaysia, budidaya A. granosa Mekanisme mencari makanan pada kerang
berkembang karena sejumlah besar kerang terjadi melalui suatu sistem sensor syaraf
remaja secara alami dikembangkan di yang mendeteksi makan untuk menentukan
daerah pasang surut wilayah ini, dan apakah suatu makanan bisa diterima atau
banyak dikumpulkan sebagai benih dalam ditolak. Bahkan pada kerang dengan jenis
kegiatan budidaya (Yurimoto et al., 2014b). makanan khusus (monospecific diets) lebih
Laporan tahunan dari Departemen memilih hanya makan beberapa jenis
Perikanan Malaysia mencatat bahwa makanan yang diduga karena nilai
produksi kerang darah di Malaysia tidak nutrisinya atau karena mudah ditangkap
menentu dalam jangka panjang, dan telah (pada Bivalvia) atau mudah dipotong (pada
menurun secara signifikan dalam dekade Gastropoda). Namun demikian, kekerangan
terakhir, khususnya sejak 2010. Pada saat umumnya memakan beberapa jenis
yang sama, meskipun terdapat ekspansi makanan untuk menjaga kestabilan
produksi yang strategis, produktivitas di kebutuhan nutrisi dalam tubuhnya.
dalam plot-plot akuakultur berlisensi di Ada tiga faktor yang mempengaruhi
sepanjang wilayah pesisir juga telah laju pertumbuhan kekerangan, yaitu
menurun secara dramatis (Yurimoto et al., temperatur air, makanan (diet), dan aktifitas
2014b). Mengacu pada data statistik reproduksi (pemijahan) (Atmaja et al.,
Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2014; Nurdin et al., 2006; Setiawan et al.,
2011, volume produksi kekerangan di 2016). Diet yang hanya terdiri dari satu
Indonesia yang terdiri dari kerang darah, jenis makanan akan mengurangi laju
kerang hijau, tiram, simping, kerang pertumbuhan dalam jangka panjang.
mutiara dan remis adalah sebesar 54.801 Pertambahan berat tubuh kekeragan
ton (setara dengan Rp. 448.996.881;). berhubungan positif dengan tingkat
Produksi pada tahun 2012 sebesar 50.460 konsumsi protein yang ada di dalam
ton, atau terjadi penurunan sebesar 8% manakannya. Pertambahan berat tubuh
(setara dengan Rp. 435.728.094;) (KKP, kekerangan akan berpengaruh terhadap
2012). Lokasi-lokasi di Indonesia yang konsumsi oksigen, bahwa laju konsumsi
diketahui sebagai daerah produksi kekerang oksigen kekerangan adalah proporsional
antara lain di pantai utara pulau Jawa dengan peningkatan berat tubuh dan suhu
(Jakarta, beberapa lokasi di Jawa Tengah, air. Konsumsi oksigen terutama digunakan
Surabaya dan Madura) serta sebagian kecil untuk respirasi dan metabolisme protein,
wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia dan hasil akhir dari metabolisme protein
Timur (Savitri et al., 2015). pada kekerangan mayoritas berupa
amoniak. Laju kecepatan makan,
Makanan dan Kebiasaan Makan pertumbuhan, dan konsumsi oksigen sangat
Kerang Anadara secara umum penting untuk diketahui dalam kaitannya
merupakan ciliary feeder (sebagai deposit dengan kepadatan populasi di alam maupun
feeder atau filter feeder). Sebagai filter dalam penentuan kepadatan stok
feeder, kerang Anadara menyaring kekerangan di dalam suatu area atau wadah
makanannya menggunakan bantuan insang. budidaya.
Makanan utama kelompok kerang ini

79
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

Di lokasi-lokasi yang banyak terdapat maupun berbagai bentuk olahan makanan.


tambak budidaya udang dan bandeng, Walaupun sebagian orang menganggap
umumnya juga banyak ditemukan kerang daging moluska tidak baik untuk kesehatan
Anadara, terutama kerang darah (Gambar karena mengandung kolesterol tinggi,
5). Banyaknya sisa pakan dan sisa namun hasil penelitian menunjukkan
metabolisme (feses) dari udang dan daging kerang merupakan bahan yang
bandeng tersebut dimanfaatkan sebagai aman untuk dikonsumsi dan bermanfaat
pakan bagi kerang darah. Selain bagi tubuh. Asikin (1982) menjelaskan
mendapatkan panenan dari udang dan bahwa kelompok kerang memiliki
bandeng, petani tambak juga mengambil kandungan protein sebesar 7,062%, lemak
kerang darah sehingga menjadi keuntungan sebesar 0,40-2,47%, karbohidrat sebesar
tambahan bagi para petani tambak (Putri, 2,36-4,95%, serta memberikan energi
2009). sebesar 69-88 kkal/100 gram daging. Hal
terpenting yang berkaitan dengan protein
Pemanfaatan adalah kemampuannya untuk dicerna dan
Moluska (keong dan kerang) diserap tubuh setelah dikonsumsi.
dikategorikan sebagai biota yang memiliki Kemampuan tubuh mencerna protein
nilai ekonomis tinggi dan telah banyak kerang adalah sekitar 85-95%. Hal ini
dimanfaatkan oleh masyarakat nelayan berarti kerang dapat digunakan sebagai
secara tradisional sejak berabad-abad yang sumber protein yang baik bagi semua
lampau untuk berbagai keperluan. kelompok usia. Kerang juga kaya vitamin
Pemanfaatan moluska antara lain larut lemak (A, D, E, dan K), serta vitamin
dagingnya sebagai bahan pangan, dan larut air (B1, B2, B6, B12, dan niasin).
cangkangnya sebagai bahan kerajinan Selain itu, kerang merupakan sumber utama
tangan, farmasi, kosmetika dan lainnya. mineral yang dibutuhkan tubuh, seperti
Daging moluska kaya akan berbagai zat iodium (I), besi (Fe), seng (Zn), selenium
gizi yang biasanya dijadikan diproduksi (Se), kalsium (Ca), fosfor (P), kalium (K),
dalam bentuk segar, hidup, kupas rebus flour (F), dan lain-lain.

Gambar 5. Kebiasaan makan kerang Anadara di habitatnya (https://singapore.biodiversity.online).

80
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

Gambar 6. Pemanfaatan kerang Anadara oleh masyarakt Kendari, Sulawesi Tenggara.

Masyarakat di beberapa daerah, observasi di pasar lokal menunjukkan


terutama yang tinggal di pesisir pantai, bahwa dagingnya seharga Rp 10.000–
secara rutin memanfaatkan kerang. Di Jawa 20.000 per kg (Setiawan, 2016; Maani,
Timur, masyarakat Sidoarjo memanfaatkan 2017). Di Banten, permintaan Anadara
kerang, baik untuk dikonsumsi, granosa dan Anadara antiquata di daerah
diperdagangkan, maupun sebagai bahan Teluk Banten terus meningkat,
baku pembuatan makanan olahan, krupuk menyebabkan kerang ini menjadi salah satu
dan petis. Berdasar data Dinas Kelautan target utama dalam penangkapan (Prasadi
dan Perikanan setempat, produksi kerang et al., 2016). Hal ini menyebabkan harga
dan kupang dari tahun ke tahun cenderung relatif lebih tinggi dibandingkan jenis
meningkat, dimana produksi tahun 2008 kerang lainnya seperti Anadara scapha dan
masing-masing 9.648 ton dan 562,6 ton Barbatia barbata.
(Ambarwati & Trijoko, 2011). Di Sumatra Selain sebagai bahan pangan, karena
Barat, Anadara antiquata telah lama sifat makannya yang berupa filter feeder,
menjadi komoditas yang rutin dipanen dan kerang Anadara sering dimanfaatkan
dikonsumsi oleh masyarakat kota Padang sebagai biofilter zat pencemar. Saat
(Nurdin et al., 2006). Penduduk mengambil melakukan penyaringan makanan, Anadara
kerang tersebut langsung dari alam dengan mampu mengakumulasikan logam berat,
menggunakan sekop, saringan atau sehingga sering kali dimanfaatkan sebagai
langsung dengan tangan. Di Sulawesi indikator untuk pencemaran logam berat
Tenggara, Anadara antiquata yang oleh (Putri, 2019). Contoh aplikasinya kerang
masyarakat lokal kota Kendari dikenal darah sebagai biofilter limbah pada tambak
sebagai kerang “kappa” sejak lama atau kolam pendederan ikan kerapu macan
dimanfaatkan, baik untuk dijual di pasar dalam menurunkan konsentrasi TSS, NH3,
lokal maupun dikonsumsi sendiri. Hasil NO2, dan PO4. Hasil penelitian

81
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

menunjukkan bahwa semua perlakuan Dalam dunia pertanian, cangkang


berpengaruh signifikan terhadap penurunan Anadara granosa dimanfaatkan sebagai
konsentrasi TSS, NH3 dan PO4. Dimana sumber kalsium yang ditambahkan ke
kepadatan kerang 15 ind/0,12m2 efektif dalam pakan ikan lele (Mahary, 2017).
menurunkan konsentrasi TSS dan Hasil penelitian menunjukkan adanya
2
kepadatan 35 ind/0,12m efektif pengaruh yang nyata terhadap pemberian
menurunkan konsentrasi NH3 dan PO4 pakan terdapat pada beberapa perlakuan.
(Putri, 2019). Selain itu, pupuk organik limbah cangkang
Dalam bidang farmasi, cangkang A. granosa berpengaruh nyata terhadap
Anadara menjadi salah satu alternatif yang pertumbuhan tanaman sawi, yaitu pada
dapat dimanfaatkan. Misalnya pada tinggi batang, jumlah daun, lebar daun dan
penelitian manfaat A. granosa yang berat basah tanaman (Fazrina & Yursilla,
dikombinasikan dengan minyak ikan 2019). Cangkang kerang Anadara juga
lemuru terhadap penurunan jumlah sering dimanfaatkan sebagai bahan
osteoklas pada proses bone repair (Divilia tambahan dalam industri rancang bangun,
et al., 2015). Berdasar uji statistik deskriptif antara lain pada teknik pembuatan batako
terjadi penurunan jumlah osteoklas dengan (Firdaus, 2017), pembuatan genteng beton
rata-rata kelompok K- : 2.67±1,033, P1 : (Permadi, 2017).
2.33±0.09, K+ : 1.5±0.09, P2 : 0.83±0.54.
Kesimpulannya bahwa kombinasi tersebut PENUTUP
berpengaruh secara signifikan terhadap Kerang Anadara merupakan salah
jumlah osteoklas pada proses bone repair satu marga dalam famili Arcidae yang telah
pada hari ke-7. Contoh pemanfaatan lain banyak dikenal dan dimanfaatkan oleh
dalam bidang farmasi adalah untuk masyarakat. Sistematika kerang ini masih
mengetahui aktivitas antioksidan pada sangat dinamis seiring banyaknya variasi
Tegillarca granosa. Aktivitas antioksidan antar spesies yang ditemukan dan kesulitan
(peroksidasi lipid, penguraian radikal determinasi yang disebabkan kemiripan
DPPH, penguraian radikal anion karakter cangkang atau karena sebagian di
superoksida, pengurangan daya, dan antaranya tidak mengacu pada deskripsi
pengujian pengkelat besi) dipelajari pada awal.
berbagai tahap selama pemrosesan. Hasil Kerang Anadara memiliki sebaran
penelitian menunjukkan bahwa semua geografis yang relatif luas di daerah tropis
sampel kerang darah memiliki kemampuan dan sub tropis serta dapat hidup di perairan
efektif sebagai pengurai radikal bebas, agen laut dangkal, daerah pasang surut, hutan
pereduksi, dan chelator besi dalam banyak bakau dan perairan payau. Sebaran kerang
kasus (Nguyen et al., 2017). Cangkang A. ini dipengaruhi oleh faktor fisika dan kimia
granosa juga berupakan bahan yang perairan pada masing-masing lokasi.
potensial untuk dikembangkan dalam Teknik budidaya yang didasarkan pada
industri pasta gigi dengan berbagai hasil uji pengetahuan tentang aspek bio-ekologi
yang bagus, antara lain uji kalsium, TPC kerang Anadara diperlukan untuk
(Total Plate Count), pH, karbohidrat, mutu meningkatkan potensi pemanfaatan yang
organoleptik (aroma, kekentalan, warna optimal dan menjaga kelestarian di
dan busa) (Ahmad, 2017). habitatnya.

82
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

DAFTAR PUSTAKA Pacific. Volume 1: Seaweeds, Corals,


Bivalves and Gastropods. Food and
Afiati, N. (1999). The chromosomes of Agriculture Organization of the
Anadara antiquata (L.) (Bivalvia: United Nations. Rome, Italy: 686 pp.
Arcidae) from Central Java, Dharma, B. (2005). Recent and Fossil
Indonesia. Ilmu Kelautan, 15: 136– Indonesian Shells. CochBooks.
143. Hackenheim, Germany: 424 pp.
Afiati, N. (2007). Gonad maturation of two Divilia, D., Sari, R. P., & Teguh, P. B.
intertidal blood clams Anadara (2015). Efektivitas kombinasi
granosa (L.) and Anadara antiquata grafting cangkang kerang darah
(L.) (Bivalvia: Arcidae) in Central (Anadara granosa) dan minyak ikan
Java. Journal of Coastal lemuru (Sardinella longiceps)
Development, 10(2): 105–113. terhadap penurunan osteoklas pada
Ahmad, I. (2017). Pemanfaatan limbah proses bone repair. Denta, 9(1): 20–
cangkang kerang darah (Anadara 29.
granosa) sebagai bahan abrasif dalam Dody, S., Mumpuni, F. S., & Madi, W.
pasta gigi. Jurnal Galung Tropika, (2018). Hubungan panjang–berat,
6(1): 49–59. nisbah kelamin dan indeks
Alibon, R. D., Gonzales, J. M., Ordoyo, A. kematangan gonad kerang darah
E., & Madjos, G.G. (2018). (Anadara granosa Linn. 1758) di
Ecophenotipic variation of the perairan Muara Gembong–Bekasi,
common cockle Anadara maculosa Jurnal Mina Sains, 4(2): 67–75.
populations: Implication to Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air
microhabitat bio-indication. Journal Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
of Entomology and Zoology Studies, Lingkungan Perairan. Kanisius,
6(2): 2706–2710. Yogyakarta: 257 pp.
Ambarwati, R. & Trijoko. (2011). Effendie, M. I. (2002). Biologi Perikanan.
Kekayaan jenis Anadara (Bivalvia: Yayasan Pustaka Nusatama,
Arcidae) di perairan pantai Sidoarjo. Yogyakarta: 162 pp.
Berkala Penelitian Hayati Edisi Fazrina & Yursilla. (2019). Pemanfaatan
Khusus, 4B: 1–7. limbah cangkang kerang darah
Asikin. (1982). Kerang Hijau. PT Penebar (Anadara granosa) sebagai pupuk
Swadaya. Jakarta: 41 pp. organik terhadap pertumbuhan
Atmaja, B. S., Rejeki, S., & Wisnu, R. tanaman sawi (Brassica juncea).
(2014). Pengaruh padat tebar berbeda Jesbio, VIII(2): 25–33.
terhadap pertumbuhan dan Firdaus, T. R. (2017). Pemanfaatan limbah
kelulushidupan kerang darah kulit kerang darah dan sludge industri
(Anadara granosa) yang kertas sebagai substitusi pasir dan
dibudidayakan di perairan terabrasi penambahan Conplast WP 421 dan
desa Kaliwlingi kabupaten Brebes. Monomer pada pembuatan batako.
Journal of Aquaculture Management Rekayasa Teknik Sipil, 3(3): 39–46.
and Technology, 3(4): 207–213. Huber, M. (2010). Compedium of Bivalves.
Broom, M. J. (1985). The Biology and Conchbooks. Hackenheim, Germany:
Culture of Marine Bivalve Molluscs 901 pp.
of the Genus Anadara. The Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
WorldFish Center, Manila: 37 pp. Statistik Perikanan Tangkap 2011–
Carpenter, K. E. & Niem, V. H. (1998). 2012, Pusat Data Statistik KKP,
FAO Species Identification Guide for Jakarta.
Fishery Purposes. The Living Marine Maani, G. V., Bahtiar, H. L., & Abdulla.
Resources of the Western Central (2017). Aspek biologi reproduksi

83
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

kerang bulu (Anadara antiquata) di Labuan, Banten). Jurnal Teknologi


perairan Bungkutoko kota Kendari Lingkungan, 17(1): 29–36.
provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Putri, A. D. (2019). Efektivitas Kepadatan
Manajemen Sumber Daya Perairan, Kerang Darah Anadara granosa
2(2): 123–133. (Linnaeus, 1758) sebagai Biofilter
Mahary, A. (2017). Pemanfaatan tepung Limbah Pendederan Kerapu Macan
cangkang kerang darah (Anadara Ephinephelus fuscoguttatus
granosa) sebagai sumber kalsium (Forsskal, 1775). Skripsi Jurusan
pada pakan ikan lele (Clarias Perikanan dan Kelautan, Fakultas
batracchus). Acta Aquatica, 4(2): 63– Pertanian, Universitas Lampung,
67. Bandar Lampung: 36 pp.
Meshram, A. M. & Mohite, S. A. (2016). Ramli, M. F. S., Hasan, F. R. A., &
Morphometric study of blood clam, Ramachandran, P. (2014). Cockle
Tegillarca rhombea (Born, 1778). (Anadara granosa) tolerance to
Journal of Fisheries and Livestock ammonia exposed to varioun
Production, 4(3): 1–4. concentrations. IOSR Journal of
Mulki, A. B. R., Suryono, C. A., & Environmental Science, Toxicology
Suprijanto, J. (2014). Variasi ukuran and Food Technology (IOSR-
kerang darah (Anadara granosa) di JESTFT), 8(6): 43–47.
perairan pesisir kecamatan Genuk Ratchatapattanakul, N., Kazuya, W., Yuki,
kota Semarang. Journal of Marine O., & Yasuyuki, K. (2017). Living
Research, 3(2): 122–131. under the state and storms: The
Nguyen, T. T., Choi, Y. J., Rohmah, Z., history of blood cockle aquaculture in
Jeong, S. B., Hwang, D. J., & Choi, Bandon Bay, Thailand. Southeast
B. D. (2017). Antioxidant activities in Asian Studies, 6(1): 3–30.
processed cockle (Tegillarca Riniatsih, I. & Kushartono, E. W. (2010).
granosa) from the Yeosu. Journal of Substrat dasar dan parameter
Agriculture and Life Science, 51(4): oseanografi sebagai penentu
131–138. keberadaan gastropoda dan bivalvia
Nurdin, J., Marusin, N., Izmiarti, Asmara, di pantai Sluke kabupaten Rembang.
A., Deswandi, R., & Marzuki, J. Jurnal Ilmu Kelautan, 14(1): 50–59.
(2006). Kepadatan populasi dan Savitri, E. D., Afifah, W., Pursetyo, K. T.,
pertumbuhan kerang darah Anadara Boneka, F., & Eradiaty, F. (2015).
antiquata L. (Bivalvia: Arcidae) di Perikanan Kekerangan–Panduan
Teluk Sungai Pisang, kota Padang, Penangkapan dan Penanganan.
Sumatera Barat. Makasa Sains, WWF Indonesia, Jakarta: 32 pp.
10(2): 96–101. Setiawan, A., Bahtiar, & Nurgayah, W.
Nybakken, J. W. (1992). Biologi Laut: (2016). Pola pertumbuhan dan rasio
Suatu Pendekatan Biologis. PT bobot daging kerang bulu (Anadara
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta: antiquata) di perairan Bungkutoko
445 pp. kota Kendari. Jurnal Manajemen
Permadi, M. A. (2017). Pengaruh substitusi Sumber Daya Perairan, 1(2): 115–
fly ash dan penambahan serbuk 129.
cangkang kerang darah pada kualitas Setyono, D. E. D. (2004). Prospek Usaha
genteng beton. Rekayasa Teknik Budidaya Kekerangan di Indonesia.
Sipil, 1(1): 49–55. Oseana, 27(1): 33–38.
Prasadi, O., Setyobudiandi, I., Butet, N. A., Stern-Pirlot, A. & Wolff, M. (2006).
& Nuryati, S. (2016). Karakteristik Population dynamics and fisheries
morfologi famili Arcidae di perairan potential of Anadara tuberculosa
yang berbeda (Karangantu dan (Bivalvia: Arcidae) along the Pacific

84
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

coast of Costa Rica. Revista de estuary, Peninsular Malaysia.


Biología Tropical, 54(1): 87–100. International Journal of Aquatic
Sudrajat, A. (2008). Budidaya 23 Biology, 2(3): 115–123.
Komoditas Laut Menguntungkan Yurimoto, T., Kassim, F. M., Fuseya R., &
Cetakan 1. Penebar Swadaya. Man, A. (2014b). Mass mortality
Jakarta: 172 pp. event of the blood cockle, Anadara
Widyastuti, A. (2011). Analisis fekunditas granosa, in aquaculture ground along
dan diameter telur kerang darah Selangor coast, Peninsular Malaysia.
(Anadara antiquata) di perairan International Aquatic Research, 6(4):
Pulau Auki, Kepulauan Padaido, 177–1 86.
Biak, Papua. Jurnal Biologi http://www.marinespecies.org, diakses
Indonesia, 7(1): 147–155. tanggal 17 September 2020.
Yurimoto, T., Kassim, F. M., Fuseya R., & http://www.educationally.narod.ru/freshwa
Man, A. (2014a). Sexual maturation terlife2photoalbum.html, diakses
of the blood cockle, Anadara tanggal 19 September 2020.
granosa, in Matang mangrove

85

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy