Aspek Bio-Ekologi Dan Pemanfaatan Kerang Marga Anadara (Mollusca: Bivalvia: Arcidae)
Aspek Bio-Ekologi Dan Pemanfaatan Kerang Marga Anadara (Mollusca: Bivalvia: Arcidae)
Aspek Bio-Ekologi Dan Pemanfaatan Kerang Marga Anadara (Mollusca: Bivalvia: Arcidae)
ABSTRACT
One of various shellfish in Indonesia waters that has high economic value is genus
Anadara, especially as an edible marine species. Anadara is traditionally known in the trade
as blood cockles. There are approximately 100 species of blood cockles in subfamily
Anadarinae, the largest member of family Arcidae. Systematic of Anadarinae still does not
provide certainty until now, including because there are many variations between species.
Anadara, and Arcidae, in general, is one of the most abundant families of mollusc in tropical
waters, and spread out in almost all of the coastal waters and found in the basis of subsystems.
Its growth will be better on soft mud substrate than sandy mud substrate. Blood cockles are
known as a filter feeder that feeds using gills on plankton, especially on phytoplankton. The
demand for blood cockles is increasing, thus encouraging production efforts that do not only
rely on harvesting from nature but through cultivation also that has been done in several places
in Indonesia, such as in Sumatra and Java. This paper discussed taxonomy and classification,
morphology and anatomy, habitat and distribution, reproduction and aquaculture, diet and
feeding habit, and economic value of blood cockles.
Keywords: anadara, blood cockles, bio-ecological aspects, utilization.
69
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
berupa lumpur atau pasir. Beberapa spesies kematangan gonad terjadi bulan Februari
memiliki cara hidup melekat pada substrat dan Maret yang ditunjukkan oleh
keras berupa batu, kayu, bakau bahkan melimpahnya kerang yang masuk dalam
cangkang moluska lainnya yang masih kategori TKG IV (Maani, 2017) dengan
hidup. Meskipun memiliki penyebaran hubungan panjang-berat jantan dan betina
yang luas, sebagian besar Bivalvia menunjukkan pola pertumbuhan allometrik
menduduki zona neritik di laut tropis. positif dan negatif. TKG (Tingkat
Bivalvia dapat hidup dan berkembang Kematangan Gonad) menunjukkan suatu
dalam rentang yang cukup luas yaitu tingkatan kematangan seksual. Sebagian
perairan tawar hingga perairan laut yang besar hasil metabolisme digunakan selama
memiliki kisaran salinitas yang tinggi di fase perkembangkan gonad (Effendie,
seluruh dunia (Broom, 1985; Stern-Pirlot & 2002). Umumnya pertambahan berat gonad
Wolff, 2006). pada ikan betina sebesar 10–25% dari berat
Di Indonesia, kerang Anadara tubuh, sedangkan untuk ikan jantan
dikenal dengan nama umum kerang bulu berkisar antara 5–10%. Sebagai acuan
dan kerang darah. Kerang Anadara bersifat standar, umum digunakan 5 tahap TKG,
iteroparous karena dapat bereproduksi yakni: TKG I (immature); TKG II
dengan sukses selama beberapa musim (developing); TKG III (maturing/ripening);
(Afiati, 2007). Spermatogenesis dan TKG IV (mature/ripe/gravid); TKG V
oogenesis pada kerang Anadara mirip (spent).
dengan pola pada semua Bivalvia, individu Kerang darah dikenal sebagai
jantan memiliki tingkat aktivitas organisme ciliary feeder (sebagai deposit
gametogenik yang lebih cepat dari pada feeder atau filter feeder), yang mengambil
betina. Kematangan gonad pada Anadara makanan melalui penyaringan zat-zat
granosa mencapai puncak pada bulan April tersuspensi yang ada dalam perairan
(Yurimoto et al., 2014a), dimana periode (Nybakken, 1992). Makanan utama
matang gonad pada individu jantan terjadi kelompok kerang ini adalah plankton,
bulan Oktober hingga April, sedangkan terutama fitoplankton. Kerang Anadara,
betina pada bulan November hingga terutama kerang darah, juga banyak
Februari. Hubungan panjang-berat pada A. ditemukan di areal tambak udang dan
granosa jantan dan betina memiliki pola bandeng. Sisa pakan dan sisa metabolisme
allometrik negatif (Dody et al., 2018), (feses) dari udang dan bandeng
dengan rasio kelamin berbeda (tidak ideal dimanfaatkan sebagai pakan bagi kerang
1:1). Secara umum, hubungan pertumbuhan darah. Namun demikian, upaya produksi
panjang dan berat dapat bersifat isometrik melalui budidaya kerang Anadara pun
maupun allometrik (Effendi, 2003). sudah berkembang seiring dengan
Pertumbuhan bersifat isometrik jika permintaan yang semakin meningkat, baik
pertambahan panjang seimbang dengan dengan metode yang sangat sederhana
pertambahan berat (1:1). Sebaliknya, maupun memanfaatkan ilmu pengetahuan
pertumbuhan bersifat allometrik jika dan teknologi maju.
pertambahan panjang tidak seimbang Kekerangan telah banyak
dengan pertambahan berat (tidak 1:1), dimanfaatkan oleh masyarakat, termasuk
dimana dapat bersifat negatif maupun jenis-jenis kerang dari marga Anadara
positif. Pada A. antiquata, puncak (Dharma, 2005). Pemanfaatan paling besar
70
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
71
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
72
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
yang disatukan oleh satu engsel yang adduktor berfungsi untuk membuka dan
bersifat elastis disebut ligamen yang menutup kedua belahan cangkang. Ketika
terletak di bagian luar (Gambar 1). otot aduktor rileks, ligamen berkerut maka
Tubuh kerang Anadara berbentuk kedua keping cangkang akan terbuka,
simetris bilateral, memiliki kebiasaan demikian sebaliknya. Kekerangan secara
menggali liang pada pasir dan lumpur yang umum bernafas menggunakan insang.
merupakan substrat hidupnya dengan Insang pada Anadara tipis berbentuk
menggunakan kakinya. Kerang Anadara seperti papan, biasanya sangat besar dan
memiliki kaki berbentuk seperti baji. pada sebagian besar spesies dianggap
Kepala tidak berkembang namun sepasang memiliki fungsi tambahan yaitu pengumpul
palpus labial mengapit mulutnya, untuk itu makanan, di samping berfungsi sebagai
tubuhnya memipih secara lateral sehingga tempat pertukaran gas. Kerang Anadara
sangat membantu dalam menunjang umumnya mempunyai kelamin yang
kebiasaan meliangnya tersebut. Tempat terpisah, tetapi beberapa di antaranya
melekatnya tubuh pada cangkang adalah bersifat hermaprodit.
otot palial, terletak dekat tepi cangkang dan
meninggalkan bekas berupa garis palial. Habitat dan Sebaran
Meskipun terdapat otot palial, ada kalanya Arcidae merupakan salah satu famili
benda asing seperti butir pasir atau parasit yang paling melimpah di perairan tropis
yang masuk ke dalam tubuh kerang serta dan mempunyai banyak jenis yang tersebar
terperangkap di dalam rongga di antara di hampir seluruh perairan pantai mulai dari
mantel dan cangkang. Benda asing dalam perairan Pasifik hingga Samudera Hindia
rongga tersebut berada dalam cairan dan Laut Mediterania (Gambar 2). Jenis A.
ekstrapalial, sehingga terjadi pengendapan tuberculosa, A. similis, A. multicostata dan
lapisan-lapisan mutiara di sekitar benda A. grandis semuanya ditemukan pada dasar
tersebut, yang makin lama makin tebal. subsistem di perairan Colombia (Broom,
Kedua keping cangkang pada bagian dalam 1985). Jenis A. kornea dapat ditemukan
ditautkan oleh dua buah otot yang bekerja perairan Fiji. Jenis A. senilis dapat
secara antagonis dengan hinge ligament, ditemukan di perairan sepanjang pantai
dua otot yaitu otot abduktor dan otot barat Afrika. Jenis A. granosa ditemukan
73
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
pada dasar perairan dan dimanfaatkan A. antiquata selama 10 bulan antara Juni
secara intensif untuk tujuan komersial di 2009 hingga Maret 2010, hanya didapatkan
perairan Malaysia dan Thailand, seperti sebanyak 231 individu dari habitat pasir
halnya jenis A. subcrenata di perairan (terdiri dari 79 individu jantan dan 152
Jepang dan A. broughtoni di perairan Korea individu betina), serta 377 individu dari
Selatan (Broom, 1985). Sedangkan jenis- habitat lamun (terdiri dari 141 individu
jenis yang dapat ditemukan di perairan jantan dan 236 individu betina (Widyastuti,
Indonesia antara lain A. granosa (kerang 2011).
darah), A. nodifera (kerang darah), A. Kerang Anadara bersifat
inflata dan A. antiquata (kerang bulu), A. kosmopolitan dimana dapat ditemukan di
rhombea dan A. indica (kerang mencos). Di perairan tropis dan subtropis (Arfiati,
antara kelima jenis kerang tersebut yang 2007). Pada umumnya, spesies-spesies
banyak tertangkap adalah kerang mencos kerang dari marga Anadara hidup di air
(Sudrajat, 2008). payau dekat muara sungai, hutan bakau,
Sebaran dan kelimpahan kerang atau daerah berlumpur, tetapi ada juga yang
Anadara juga tergantung oleh fluktuasi hidup di laut lepas pantai dengan
yang terjadi pada habitatnya. Sebagai kedalaman 10–30 m, daerah padang lamun,
contoh, sebelum tahun 1996 jenis-jenis atau pasir berkoral. Pertumbuhannya akan
Anadara di perairan Kepulauan Padaido, lebih baik pada substrat berlumpur lunak
Papua sangat melimpah. Hal ini terlihat dari daripada lumpur berpasir. Pertumbuhan
tumpukan cangkang yang teronggok di kerang darah dapat diamati dengan melihat
beberapa pulau. Selain di Pulau Auki, pertambahan ukuran cangkang kerang.
kerang Anadara juga biasa ditemukan di Bertambahnya ukuran kerang ditandai
perairan Pulau Pai. Namun, setelah tahun dengan bertambahnya garis pertumbuhan.
1996 (pasca tsunami), keberadaan kerang Secara umum pengukuran panjang
ini berangsur-angsur semakin berkurang merupakan salah satu parameter untuk
jumlahnya. Dari hasil pengumpulan sampel mengetahui pertumbuhan kerang.
74
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
75
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
adalah 0,08 mg/L NH3, sedangkan pada 96 kedua jenis kelamin. Susunan sel-sel folikel
jam nilainya 0,04 mg/L, dimana sebagian memungkinkan kedua jenis kelamin untuk
besar kematian terjadi sebelum 32 jam. dibedakan. Dari titik asal ini, mudah untuk
Kematian 100% terjadi pada kerang yang menggambarkan perubahan histologis yang
terpapar konsentrasi antara 0,08–0,13 mg/L terjadi di ovarium dan testis secara terpisah
sebelum 84 jam. Pada 0,06 mg/L, sekitar (Afiati, 2007).
60% kematian dicatat pada 92 jam dan sisa Berdasar penelitian Afiati (2007),
konsentrasi adalah 0,05 mg/L, 0,03 dan spermatogenesis dan oogenesis pada A.
0,02 mg/L dengan kematian masing- granosa dan A. antiquata mirip dengan
masing 30%, 23% dan 20%. LC100 pada pola pada semua bivalvia. Individu jantan
96 jam dan pada 48 jam paparan masing- memiliki tingkat aktivitas gametogenik
masing adalah 0,16 mg/L dan 0,3 mg/L. yang lebih cepat dari pada betina. Tahap
awal sistem reproduksi jantan
Reproduksi dan Budidaya menunjukkan pembelahan yang sama,
Studi histologis menunjukkan menjadi sel folikel dan sel benih primer
bahwa Anadara bersifat iteroparous karena yang teramati pada betina. Seperti pada
dapat bereproduksi dengan sukses selama betina, sel-sel folikel terurai, sehingga
beberapa musim (Afiati, 2007). Jaringan sperma berkembang dari spermatogonia di
reproduksi terdiri dari banyak tubulus tengah folikel, kemudian dilepaskan ke
bercabang-cabang, di mana sel-sel dalam suspensi. Pada titik ini, sperma
primordial memunculkan spermatogonia matang diatur dengan akrosom dalam
(pada jantan) dan oogonia (pada betina), posisi sentripetal dan ekornya menempati
serta sebagai aksesori sel-sel folikel pada posisi sentral lumen.
76
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
Selama oogenesis, oogonia pada pada bulan Februari, dan mencapai puncak
awalnya melekat pada dinding folikel oleh pada bulan April (Gambar 4). Di sisi lain,
permukaan mikropilar yang luas. Ketika penebalan hampir 0 poin di bulan Juli, yang
folikel hampir matang, sel-sel aksesori berlanjut sampai survei terakhir di bulan
rusak dan volume oosit tumbuh dengan April. Perubahan histologis dalam gonad
cepat. Akhirnya oosit terlepas dari dinding kedua jenis kelamin berada dalam tahap
folikel dan membulatkan lumen. Tahap ini pengembangan dan matang pada bulan
kerang dianggap sudah mencapai fase September, tahap matang dan pemijahan
dewasa. Dalam kondisi ini massa viseral pada bulan November dan Januari, tahap
terlihat mengembung dengan gamet yang pemijahan dan pengeluaran pada bulan
mudah terlihat melalui dinding tubuh tipis Februari, dan tahap yang dikeluarkan dan
untuk A. granosa. Namun pada A. belum matang pada bulan April. Secara
antiquata, tahap matang ini kurang terlihat umum, pada individu jantan dalam tahap
secara makroskopis karena dinding pemijahan pertama kali diamati bulan
tubuhnya yang lebih tebal (Afiati, 2007). Oktober hingga April, sedangkan pada
Lebih lanjut menurut Afiati (2007), individu betina pada bulan November
setelah pemijahan (tahap 2), folikel masih hingga Februari.
mengandung beberapa sel telur matang. Di sisi lain, semua individu pada
Pada kedua jenis kelamin, aktivitas bulan Juli belum dewasa; persentase
gametogenik yang terjadi dari sel-sel yang individu yang belum dewasa melebihi 70%
tidak berdiferensiasi yang melapisi folikel dalam setiap survei selama periode
tua dapat berlanjut secara bersamaan pada penelitian. Berdasarkan penelitian Dody et
tahap ini sehingga membuat transisi cepat al. (2018) di Perairan Muara Gembong–
ke tahap aktif pembangunan kembali. Pada Bekasi menunjukkan bahwa hubungan
tahap selanjutnya pemijahan (tahap 1), panjang-berat pada kerang darah A.
penyerapan kembali oosit yang tidak granosa jantan dan betina memiliki pola
berkembang berlangsung dengan hubungan allometrik negatif. Secara
perkembangan generasi oosit berikutnya. keseluruhan rasio kelamin selama
Namun, tidak jelas bagaimana folikel- pengamatan adalah berbeda / tidak ideal
folikel tua dalam tahap pengembangan (tidak 1:1). Tingkat kematangan gonad
ulang mengembangkan kembali dan dengan jumlah tertinggi pada jantan adalah
memelihara set oogonia baru, dan ada TKG II, sedangkan pada betina adalah
ketidakpastian yang serupa mengenai TKG IV dengan persentase lebih dari 50%.
mekanisme penyerapan kembali dari oosit Kerang darah jantan siap melakukan proses
yang tidak bertelur. pemijahan pada ukuran yang lebih kecil
Penelitian mengenai kematangan yaitu 14,65–15,69 mm, sedangkan betina
gonad pada A. granosa dilakukan di sudah siap memijah pada ukuran 15,70–
Semenanjung Malaysia (Yurimoto et al., 16,74 mm. Rata-rata nilai IKG jantan dari
2014a). Ketebalan visera A. granosa yang total 227 ekor adalah 1,1874, sedangkan
dikumpulkan bulan September diamati, pada betina sebesar 1,1983 dari total 173
meningkat pada bulan November, berlanjut ekor.
hingga Januari. Nilai rata-rata menurun
77
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
Gambar 4. Kiri: Perubahan ketebalan visceral dari tiga stasiun pengambilan sampel.
Kanan: Tahap perkembangan Anadara granosa dari Juli–April 2011 (Yurimoto et al., 2014a)
78
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
79
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
80
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
81
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
82
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
83
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
84
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 69–85 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185
85
Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.
Alternative Proxies: