Pengaruh Perbandingan Tepung Ketan Putih Dengan Tepung Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris L.) Terhadap Karakteristik Temerodok
Pengaruh Perbandingan Tepung Ketan Putih Dengan Tepung Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris L.) Terhadap Karakteristik Temerodok
Pengaruh Perbandingan Tepung Ketan Putih Dengan Tepung Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris L.) Terhadap Karakteristik Temerodok
ABSTRACT
The purpose of the study was to find the optimum ratio of glutinous rice flour and red kidney bean
flour (Phaseolus vulgaris L.) to produce temerodok with the best characteristics. The completely randomized
design (CRD) was used in the research with treatment that is the ratio of glutinous rice flour with red kidney
bean flour which consists of 6 levels: 100%:0%,90%:10%, 80%:20%, 70%:30%, 60%:40%, 50%:50%. The
treatment was repeated 3 times to obtain 18 units of the experiment. The data obtained were analyzed by
variance and if the treatment had an effect on the observed variable then continued with the Duncan Multiple
Range Test (DMRT) test.The ratio of glutinous rice flour and red kidney beans flour has a very significant
effect on water content, ash content, protein content, fat content, carbohydrate content, color (scoring), texture
(hedonic and scoring), taste (scoring) and significant effect against the levels of crude fiber, color (hedonic),
taste (hedonic) and overall acceptance (hedonic). The ratio of glutinous red kidney bean flour (50%: 50%)
produces the best characteristic temerodok based on the matrix table, namely: water content 5.49%, 2.53% ash
content, 15.19% protein content, fat content 15.46%, 61.31% carbohydrate content, crude fiber content 5.54%,
brown color, hard texture, taste very red beans, color, texture, taste and overall acceptancered kidney bean
taste and neutral color, texture, taste and and overall acceptability.
Keywords : Tradisional food,temerodok, red kidney bean flour,glutinous rice flour.
*Korespondensi Penulis:
Email: intanazizahhs96@gmail.com1)
30
Azizah, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
Kacang merah dapat diolah menjadi HCl, NaOH, H2SO4, aquades, asam sulfat, natrium
berbagai macam olahan seperti bubur, lauk pauk, es hidroksida, asam sulfat encer, hexan, vaselin, dan
kacang merah dan bahan isian untuk kue dan alkohol.
tepung. Kandungan gizi dalam 100 g kacang merah Alat yang digunakan antara lain timbangan
kering diantaranya energi 314 kkal, protein 22,1 g, analitik, pisau, cetakan bulat untuk menentukan
lemak 1,1g, karbohidrat 56,2 g, kalsium 502 mg, ukuran adonan temerodok, baskom, kompor,
fosfor 429 mg, zat besi 10, 3 mg, dan vitamin B1 ayakan 60 mesh, wajan, sendok, thermometer,
0,4 mg (Anon., 2005). Selain itu kacang merah juga tabung gas, loyang, plastik, wadah, blender
memiliki kandungan serat sebesar 4 g dalam per (Miyako), sarung tangan, gelas ukur (Pyrex), neraca
100g (Afriansyah, 2007). analitik, oven, cawan porselin, alumunium foil,
Menurut Nurlita et al., (2017) penambahan desikator, erlenmeyer (Pyrex), kertas saring
tepung kacang merah 30% dapat meningkatkan (Whatman 42), pipet volume, gelas beaker, pipet
kadar protein pada biskuit tepung kacang merah tetes, water bath, rolling pin, penggaris, labu ukur,
terbaik yaitu 16,43 % dan penelitian dari Indrastati tanur listrik, tabung reaksi (Pyrex), alat kondensor,
et al., (2016) melaporkan subsitusi 20% kacang labu Kjeldahl, dan soxhlet.
merah meningkatkan kadar serat snack bar sebesar Rancangan Percobaan
23,02%. Penggunaan tepung kacang merah mampu Data yang dihasilkan kemudian dianalisis
meningkatkan kandungan protein dan serat pada dengan analisis ragam pada program SPSS
produk pangan. Berdasarkan uraian yang telah (Statistical Product and Service Solutions) dan
dijelaskan sebelumnya maka perlu dilakukan apabila terdapat pengaruh perlakuan terhadap
penelitian mengenai pengaruh perbandingan tepung variabel yang diamati, maka dilanjutkan dengan uji
ketan dengan tepung kacang merah terhadap Duncan Multiple Rangle Test (DMRT) (Gomez
karakteristik temerodok sehingga akan dan Gomez, 1995)
menghasilkan temerodok dengan karakteristik
terbaik. Variabel yang Diamati
Variabel yang diamati pada penelitian ini
METODE PENELITIAN yaitu analisis proksimat menurut (Sudarmadji et
Tempat dan Waktu al., 1997) meliputi kadar air, kadar abu, kadar
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium lemak, kadar protein dan kadar karbohidrat menurut
Analisis Pangan, Laboratorium Pengolahan
(AOAC, 1990) dan uji sensoris menurut
Pangan, Laboratorium Biokimia dan Nutrisi, serta
Laboratorium Rekayasa Proses dan Pengendalian (Soekarto, 1985) yang meliputi warna, tekstur dan
Mutu Fakultas Teknologi Pertanian Universitas penerimaan keseluruhan.
Udayana. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada Pelaksanaan Penelitian
bulan Oktober sampai dengan bulan November Tahap pelaksanaan penelitian meliputi beberapa
2018. tahap yaitu :
Bahan dan Alat a. Persiapan Tepung Kacang Merah
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian Proses pembuatan tepung kacang merah
ini terdiri dari bahan utama, bahan tambahan dan dimulai dari proses sortasi dan pencucian kacang
reagen kimia. Bahan utama yaitu, tepung ketan merah. Kacang merah yang telah disortasi dicuci
putih (rose brand), Kacang merah varietas jenis dengan air yang mengalir. Kacang merah yang telah
Phaseolus dengan ciri diantaranya biji kacang bersih selanjutnya direbus selama 30 menit setelah
merah berbentuk bulat agak panjang, berwarna air mendidih dengan suhu 90oC, lalu ditiriskan dan
merah atau merah berbintik-bintik coklat yang didinginkan. Setelah dingin, kemudian dikeringkan
didapat dari supermarket Tiara Dewata, Denpasar. dalam oven bersuhu 60℃ selama 5 jam. Kacang
Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan merah yang telah kering, kemudian dihaluskan
temerodok meliputi, garam (merek daun), telur dengan menggunakan blender dan diayak dengan
ayam dan minyak goreng (tropica) yang didapat ayakan 60 mesh kemudian diperoleh tepung kacang
dari supermarket Tiara Dewata, Denpasar. Reagen merah (Pangastuti et al., 2013) yang telah
kimia yang digunakan untuk analisis kimia antara dimodifikasi.
lain tablet Kjeldahl, phenolphtalin, asam borat,
hjhj
31
Vol. 9, No. 1, Maret 2020 Pengaruh Perbandingan Tepung Ketan…
Perlakuan
Komposisi Bahan
P0 P1 P2 P3 P4 P5
Tepung Ketan Putih (%) 100 90 80 70 60 50
Tepung Kacang Merah (%) 0 10 20 30 40 50
Telur (%) 75 75 75 75 75 75
Garam (%) 1 1 1 1 1 1
32
Azizah, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
33
Vol. 9, No. 1, Maret 2020 Pengaruh Perbandingan Tepung Ketan…
H S H S H S H
P0 3,80 abc 1,07 e 3,00 d 2,40 c 3,80 ab 1,80 f 3,27 bc
P1 4,47 a 2,20 d 3,40 cd 2,60 c 4,07 a 2,80 e 4,00 ab
P2 4,07 ab 3,06 c 4,67 a 2,73 c 4,20 a 3,47 c 3,93 ab
P3 4,20 ab 3,27 c 4,40 ab 3,53 b 3,60 ab 3,93 b 4,27 a
P4 3,47 bc 4,07 b 3,93 bc 4,06 ab 3,47 ab 4,73 a 3,40 bc
P5 3,13 c 4,80 a 3,40 cd 4,46 a 3,00 b 4,87 a 3,00 c
Keterangan : Nilai rata – rata yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada
Uji Duncan (P<0,05).
- H (Hedonik) Nilai Hedonik: 1 (tidak suka), 2 (agak tidak suka), 3 (biasa ) 4 (agak suka), 5 (suka)
-S (Skoring) Nilai skoring warna 1 (putih); 2 (putih kecoklatan); 3 (coklat keputihan); 4 (cokelat)
; 5 (Coklat kemerahan)
Nilai skoring tekstur :1(tidak renyah); 2 (agak renyah); 3 (renyah) , 4 (sangat renyah ). Nilai skoring rasa:
1(tidak terasa kacang merah); 2 (agak terasa kacang merah); 3 (terasa kacang merah); 4 (sangat terasa
kacang merah)
34
Azizah, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
35
Vol. 9, No. 1, Maret 2020 Pengaruh Perbandingan Tepung Ketan…
DAFTAR PUSTAKA
Haslina. Fatima, S.M dan Suyatno. 2006. Nilai
Afriansyah, N. 2007. Kacang merah turunkan
gizi, daya cerna protein dan daya terima
kolesterol dan gula darah
patilo sebagai makanan jajanan yang
(http://www.fmipa.ipb.ac.id) diakses: 29
diperkaya dengan hidrolisat protein ikan
Agustus 2018
mujair (Oreochromis mossambicus). Jurnal
Anonimus .2011. Peraturan Kepala Badan
Gizi Indonesia. 1(2): 37-38.
Pengawas Obat dan Makanan Nomor
Indrastati, N., dan G. Anjani. 2016. Snack bar
HK.03.1.23.11.11.09657 tentang Persyaratan
kacang merah dan tepung umbi garut sebagai
Penambahan Zat Gizi dan zat Non Gizi
alternatif makanan selingan dengan indek
dalam Pangan Olahan. Jakarta : Badan POM
glikemik rendah. 5 (4) : 546-554
RI.
Listiyaningrum, P.F. 2017. Optimasi peningkatan
Anonimus. 1996. Syarat Mutu Kerupuk Beras SNI
gluten pada tepung beras dalam upaya
01-4307-1996. Badan Standarisasi Nasional.
perbaikan kualitas adonan tepung beras.
Jakrata
Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Institut
Anonimus. 1998. Syarat Mutu Tepung Ketan. Pertanian Bogor, Bogor.
Standar Nasional Indonesia SNI 01- Ketaren, S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan
4447- 1998. Badan Standarisasi Lemak Pangan. Universitas Indonesia,
Indonesia. Jakarta Jakarta
Anonimus. 2005. Daftar Komposisi Bahan Ningrum, M.R.B. 2012. Pengembangan Produk
Makanan. Departemen Kesehatan, cake dengan Stubtitusi Tepung Kacang
Jakarta Merah. Skripsi. Tidak Dipublikasikan.
Astawan, M. 2009. Sehat dengan Hidangan Universitas Negeri Yogyakarta,
Kacang dengan Biji-biji. Penebar Yogyakarta.
Swadaya, Jakarta Nurani, S. dan S. S. Yuwono. 2014. Pemanfaatan
Bogasari, 2006. Referensi Terigu. tepung kimpul (Xanthosoma sagittifolium)
http://www.bogasari.com/refillourthm. sebagai bahan baku cookies (kajian proporsi
Diakses pada tanggal 5 Mei 2019 tepung dan penambahan margarin). Jurnal
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, dan M. Pangan dan Agroindustri.2(2) : 50– 58.
Wooton. 1987. Food Science (Terjemahan Nurlita, H, dan N. Asyik. 2017. Pengaruh
Ilmu Pangan). UI Press. Jakarta penambahan tepung kacang merah
Gomez, K.A., dan A.A. Gomez. 1995. Prosedur (plaseolus vulgaris l.) dan tepung labu
Statistik untuk Penelitian Pertanian. kuning (cucurbita moschata) terhadap
Diterjemahkan oleh: E. Sjamsuddin dan J.S. penilaian organoleptik dan nilai gizi biskuit.
Baharsjah. UI Press, Jakarta. Sains dan Teknologi Pangan. 2(3): 562-574.
36
Azizah, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
Pangastuti, H. A., D. R. Affandi, dan D. Ishartati. Singgih. W.D dan Harijino. 2015. Pengaruh
2013. Karakterisasi sifat fisik dan kimia subtitusi proposi tepung beras ketan dengan
tepung kacang merah (phaseolus vulgaris l.) kentang pada pembuatan wingko. 3 (4) :
dengan beberapa perlakuan. Jurnal 1573-1583
Teknosains Pangan. 2 (1) : (20-29) Soekarto, S.T. 1985. Penilaian Organoleptik untuk
Rabi’ah, B. 2018. Wawancara: Pedagang Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Pusat
Temerodok. Desa Sakra, Kecamatan Sakra, Pengembangan Teknologi Pangan IPB,
Lombok. Bogor
Rahmat, R. 2009. Buncis. Kanisius,Yogyakarta Sudarmadji, S.B, Haryono dan Suhardi. 1989.
Rusilanti,. C. M. Kusharto. 2007. Sehat dengan Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Makanan Berserat. Agromedia Pustaka, Penerbit Liberty. Yogyakarta.
Jakarta. Suter, K.I. 2014. Pangan Tradisional : Potensi dan
Simamora. F.M. 2016. Kajian Konsentrasi Tepung prospek pengembangannya. 1 (1) : 96-109
Kacang Merah dan Tepung Tempe Terhadap Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Kualitas Daging Analog. Skripsi. Tidak Gramedia. Jakarta
Dipublikasikan. Universitas Pasundan,
Bandung
37