Skirpsi Wardiyatul

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 119

HUBUNGAN SIKAP DAN PENGETAHUAN MASYARAKAT

TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA SEI


SEMAYANG KECAMATAN SUNGGAL TAHUN 2019

SKRIPSI

OLEH:

WARDIYATUL RIZKIYATI HSB


NIM : 81153015

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN


MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

i
HUBUNGAN SIKAP DAN PENGETAHUAN MASYARAKAT
TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA SEI
SEMAYANG KECAMATAN NGSU GAL TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH:

WARDIYATUL RIZKIYATI HSB


NIM : 81153015

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN


MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
THE SIGNIFICANT ASSOSIATION BETWEN ATTITUDES
AND KNOWLEDGE OF THE COMMUNITY TOWARDS
THE WASTE MANAGEMENT SYSTEM
IN SEI SEMAYANG VILLAGE
IN SUNGGAL
DISTRICT IN 2019

WARDIYATUL RIZKIYATI HSB


NIM: 81153015

ABSTRACT

Waste management is a way for the community to handle the rubbish starting
from landfill, garbage collection/ storage, collection of rubbish, transportation of
rubbish and final waste.SeiSemayang has a community based waste management
system managed (PSBM) by the KSM PondokMiriAsri. There is three ways of
waste management. The first one is transporting, the second is sorting and the
third is management. The purpose of research is determain the significant
association of attitudes and knowledge of the waste management sytem in
SeiSemayang.This research is an analytic survey reseacrh with cross sectional
approach. Data collection was carried out by distributing questionnaires to 99
samples. Data analysis was performed univariate and bivariate using the chi-
square test. Chi-square test result showed a significant association between
knowledge and knowledge systems with a p value of 0,000 (<0,05), and attitudes
also showed a significant relationship with the waste management system with a p
value of 0,002 (<0,05).From the results of the research that has been done it can
be concluded that there is a signifcant association between knowledge and
attitudes towards the waste management system.

Keywords: knowledge, Attitude, Management, Waste


HUBUNGAN SIKAP DAN PENGETAHUAN MASYARAKAT
TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA SEI
SEMAYANG KECAMATAN SUNGGAL TAHUN 2019

WARDIYATUL RIZKIYATI HSB


NIM: 81153015

ABSTRAK

Pengelolaan samah adalah cara masyarakat dalam menangani sampah mulai dari
timbunan sampah, penamungan sampah/pewadahan, engumpulan sampah,
pengangkutan sampah serta akhir sampah (TPA). Desa Sei Semayang memiliki
sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat (PSBM) yang dikelola oleh KSM
Pondok Miri Asri. Pengelolaan sampah dengan tiga (3) cara yaitu pengangkutan,
pemilahan, dan pengolahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubugan sikap dan pengetahuan masyaralat terhadap sistem pengelolaan sampah
di Desa Sei Semayang.Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan
pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
membagikan kuesioner kepada 99 sampel. Analisis data dilakukan secara
univariat dan bivariatmenggunakan uji chi-square.Hasil uji chi-square
menunjukkan hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sistem
pengetahuan dengan nilai p value 0,000 (<0,05), dan sikap juga menunjukkan
hubungan yang bermakna dengan sistem pengelolaan sampah dengan nilai p value
0,002 (<0,05).Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dan sikap terhadap sistem
pengelolaan sampah.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Pengelolaan, Sampah


RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Wardiyatul Rizkiyati Hsb

Jenis Kelamin : Perempuan

Temapat, Tgl/lahir : Medan, 04 Juli 1997

Kewarganegaraan : Warga Negara

Indonesia Tinggi, Berat Badan : 150 cm, 60

kg

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamt Lengkap : Jln. Pancing V Gang AL-Hidayah Martubung

Medan Alamat KTP : Jln. Pancing V Gang AL-Hidayah Martubung

Medan No. HP 081264987779

Email : Wardiya32@yahoo.com

IPK : 3.61

PENDIDIKAN FORMAL

 2002 – 2003 : TK FATHIMATUURRIHDO

 2003 - 2009 : SDN 040617 MEDAN 2

 2009 - 2012 : MTs NEGERI 2 MEDAN

 2012 - 2015 : MAPN 4 MEDAN


KATA PENGANTAR

‫ال َّر ن ال ح ْي ِم‬ ‫س ِم‬


‫ْحم َّر‬
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karuni-Nya, sehingga penulis dapat meyelesaikan proposal skripsi ini

dengan judul “Hubungan Sikap dan Pengetahuan Masyarakat dengan Sistem

Pengelolaan Sampah di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal Tahun 2019”.

Laporan proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

mengerjakan skripsi pada Strata-1 di Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini belumlah sempurna. Oleh

karena itu penulis mengaharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun

dari berbagai pihak demi kesempurnaan proposal skripsi ini.

Selama proses pembuatan proposal skripsi ini penulis tidak terlepas dari

peran dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan

membimbing dalam penyelesaian proposal skripsi ini :

1. Bapak Dr. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat UIN SU.

2. Ibu Fauziah Nasution, M.Psi selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat UIN SU.

3. Ibu Zuhrina Aidha, S.Kep, M.Kes selaku pembimbing yang telah

mengarahkan, membimbing, dan memberikan masukan dengan penuh

kesabaran dan perhatian dalam pembuatan skripsi ini.


4. Kedua orang tua penulis dan saudara penulis yang telah memberikan

semangat dan dorongan baik secara materil maupun moril, sehingga

penulis dapat meyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

5. Ibu Meutia Nanda SKM, M.Kes selaku penguji yang telah memberikan

kritikan dan masukan dalam pembuatan skripsi ini.

6. Ibu Reni Agustina SST, M.Kes selaku penguji yang telah memberikan

kritikan dan masukan dalam pembuatan skripsi ini.

7. Ibu Delfriana Ayu A, SST, M.Kes selaku penguji sidang kripsi yang telah

memberikan kritikan dan masukan dalam pembuatan skripsi ini.

8. Kepada Sahabat-sahabatku terkhusus Adik Sunarya,Febri Aini Nst,Riski

Syafitri dan Afifah Fauziah yang telah membantu dalam penulisan skripsi

ini.

9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan dorongan sehingga

terselesaikannya skripsi ini

Akhir kata penulis berharap proposal skripsi ini bermanfaat khususnya

bagi penulis sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta penulis mendoakan

semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah

SWT Aamiin.

Medan, April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT................................................................................................iii
ABSTRAK...................................................................................................iv
RIWAYAT HIDUP PENULIS...................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN....................................................................vi
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................vii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................viii
KATA PENGANTAR................................................................................ix
DAFTAR ISI...............................................................................................xi
DAFTAR TABEL......................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................xvi
BAB 1. PENDAHULUAN..........................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................7
1.4 Manfaat Penelitain.......................................................................8
BAB 2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN.....................................................9
2.1 Sampah...........................................................................................9
2.2 Jenis Sampah.................................................................................10
2.2.1 Sampah Yang Membusuk....................................................10
2.2.2 Sampah Yang Tidak Membusuk..........................................11
2.2.3 Sampah Yang Berbentuk Debu/Abu....................................11
2.2.4 Sampah Yang Berbahaya.....................................................12
2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Sampah......................12
2.4 Pengelolaan Sampah.....................................................................14
2.5 Sistem Pengelolaan Sampah.........................................................18
2.5.1 Aspek Teknik Operasional...................................................18
2.5.2 Aspek Kelembagaan............................................................20
2.5.3 Aspek Pembiayaan...............................................................21
2.5.4 Aspek Peraturan/Hukum......................................................21
2.5.5 Aspek Peran Serta Masyarakat............................................22
2.6 PSBM dan KSM Pondok Miri Asri..............................................22
2.7 Pengetahuan (Knowledge)............................................................25
2.8 Kajian Integrasi KeIslaman..........................................................31
2.8.1 Konsep Pengetahuan dan Sikap menurut Al-Qur’an...........31
2.8.2 Pandangan Islam dalam Pengelolaan Sampah.....................33
2.9. Kerangka Teori............................................................................35
2.10 Kerangka Konsep........................................................................36
2.11 Hipotesis.....................................................................................36

BAB 3. METODE PENELITIAN.............................................................37


3.1 Jenis dan Desain Penelitian...........................................................37
3.2 Lokasi danWaktu Penelitian.........................................................37
3.3 Populasi dan Sampel.....................................................................37
3.3.1 Populasi................................................................................37
3.3.2 Sampel..................................................................................38
3.3.3 Metode Pengambilan Sampel..............................................38
3.4 Variabel Penelitian........................................................................39
3.4.1 Variabel Bebas.....................................................................39
3.4.2 Variabel Terikat...................................................................39
3.5 Definisi Operasional.....................................................................40
3.6 Uji Validitas dan Realiabilitas......................................................40
3.6.1 Uji Validitas.........................................................................40
3.6.2 Uji Realiabilitas...................................................................42
3.7 Teknik Pengumpulan Data............................................................44
3.7.1 Data Primer dan Data Sekunder...........................................44
3.7.2 Alat atau Instrumen Penelitian.............................................44
3.7.3 Prosedur Pengumpulan Data................................................44
3.8 Teknik Analisis Data.....................................................................45
3.8.1 Analisis Univariat................................................................45
3.8.2 Analisis Bivariat...................................................................45

BAB 4. Hasil Dan Pembahasan........................................................46


4.1 Hasil Penelitian.............................................................................46
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Peneltian.....................................46
4.1.2 Karakteristik Responden Penelitian.....................................47
4.1.3 Pendidikan Responden Penelitian........................................48
4.2 Hasil Penelitian.............................................................................48
4.2.1 Analisis Univariat................................................................48
4.2.1.1 Pengetahuan Responden................................................48
4.2.1.2 Sikap Responden............................................................49
4.2.1.3 Sistem Pengelolaan Sampah..........................................49
4.2.2 Analisis Bivariat...................................................................50
4.2.2.1 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Sistem
Pengelolaan sampah...................................................................50
4.2.2.2 Hubungan Antara Sikap dengan Sistem Pengelolaan
Sampah...........................................................................50
4.3 Pembahasan...................................................................................51
4.3.1 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Sistem
Pengelolaan Sampah............................................................51
4.3.2 Hubungan Antara Sikap dengan Sistem Pengelolaan
Sampah.................................................................................53

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN............................................55


5.1 Kesimpulan...................................................................................55

5.2 Saran............................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 57

LAMPIRAN............................................................................................... 59
DAFTAR TABEL

Table 3.1 Kelompok Sampel Desa Sei Semayang.......................................39


Tabel 3.2 Definisi Operasional....................................................................40
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Pengetahuan..................................................41
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Sikap.............................................................42
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Sistem Pengelolan Sampah...........................42
Tabel 3.6 Tingkatan Realiabilitas Berdasarkan Nilai Alpha.......................43
Tabel 3.7 Hasil Uji Realibilitas....................................................................43
Tabel 4.1 Distibusi Umur Responden..........................................................47
Tabel 4.2 Distribusi Pendidikan Responden................................................48
Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Responden.............................................48
Tabel 4.4 Distribusi Sikap Responden.........................................................49
Tabel 4.5 Distribusi Sistem Pengelolaan Sampah Responden.....................49
Tabel4.6 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Sistem
Pengelolaan Sampah....................................................................50
Tabel 4.7 Hubungan Antar Sikap dengan Sistem Pengelolaan Sampah.....51

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.Sistem Kerja KSM Pondok Miri Asri......................................25


Gambar 2.2.Skema Teori Skinner................................................................29
Gambar 2.3.Kerangka Teori........................................................................35
Gambar 2.4 Kerangka Konsep.....................................................................36

xv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan dari pembangunan kesehatan yang diharapkan adalah lingkungan

yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat jasmani, rohani, maupun sosial,

yaitu lingkungan yang bebas dari kerawanan sosial budaya dan polusi, tersedianya

air minum dan sarana sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan

pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta

terwujudnya kehidupan masyarakat yang memiliki solidaritas sosial dengan

memelihara nilai-nilai budaya bangsa.(Kemenkes RI,2010)

Lingkungan sehat yang dimaksud adalah terbebas dari unsur-unsur yang

menimbulkan gangguan kesehatan seperti, limbah cair, limbah padat, limbah gas,

sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan

pemerintah, binatang pembawa penyakit, zat kimia yang berbahaya, kebisingan

yang tercemar, udara yang tercemar, dan makanan yang terkontaminasi.

(Kemenhum dan Ham RI,2011)

Lingkungan pemukiman yang sehat sangat diperlukan untuk mencapai

kondisi masyarakat hidup sehat dan sejahtera dimasa yang akan datang, baik yang

tinggal didaerah perkotaan maupun didaerah pedesaan. Salah satu aspek

lingkungan yang dilihat adalah aspek pegelolaan sampah yang berjalan secara

baik sehingga bersih dari lingkungan pemukiman dimana manusia beraktifitas

didalamnya. (Kementrian PU,2013)

Sampah erat kaitanya dengan kesehatan lingkungan, karena dari sampah

tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri

1
patogen), dan juga binatang pengganggu seperti serangga sebagai

pemindah/penyebar penyakit

2
2

(vektor). Oleh sebab itu sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil

mungkin tidak mengganggu atau mengancam kesehatan lingkungan dan

masyarakat disekitarnya.(Notoatmodjo,2010)

Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan (manusia) yang berwujud

padat (baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai

maupun tidak terurai) dan dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga dibuang ke

lingkungan. Sampah terbagi dari mudah membusuk dan tidak mudah membusuk.

Sampah membusuk terutama terdiri atas zat-zat organik seperti sisa sayuran, sisa

daging, daun, sedangkan yang tidak membusuk dapat berupa plastik, kertas, karet,

logam, dan bahan bangunan bekas.(Slamet,2013)

Keberadaan sampah hingga saat ini masih dianggap sebagai sesuatu yang

tidak bermanfaat bahkan merugikan masyarakat. Bau tidak sedap yang

ditimbulkannya membuat orang akan menjauhi dan tidak mau menangani. Jumlah

sampah yang semakin meningkat karena adanya aktivitas manusia yang semakin

konsumtif perlu adanya penanganan untuk mengurangi tumpukan sampah.

Sampah bila tidak dikelola dengan baik akan menjadi vektor penyakit. Salah satu

cara untuk mengurangi jumlah sampah yang menumpuk adalah dengan

mengolahnya menjadi pupuk kompos.(Sangga,2017)

Makhluk hidup, zat atau energi yang dimasukkan ke dalam lingkungan

hidup tersebut biasanya merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan manusia. Sisa

suatu usaha dan atau kegiatan tersebut berupa limbah/sampah. Karena itu dapat

dikatakan bahwa salah satu penyebab pencemaran lingkungan adalah sebagai

akibat adanya limbah/sampah yang dibuang kedalam lingkungan hingga daya

dukungnya terlampaui, sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan yang


3

merupakan sumber penyebab gangguan kesehatan pada masyarakat.

(Sangga,2017)

Beberapa faktor yang menyebabkan permasalahan sampah di Indonesia

semakin rumit adalah meningkatnya taraf hidup masyarakat yang tidak disertai

dengan keselarasan pengetahuan tentangsampahan dan juga partisipasi masyarakat

yang kurang untuk memelihara kebersihan dan membuang sampah pada

tempatnya.(Dedi,2016)

Jumlah sampah padat di Indonesia yang diproduksi secara nasional

mencapai 151.921 ton perhari. Hal itu berarti, setiap penduduk Indonesia rata-rata

membuang sampah padat sebesar 0,85 kg setiap hari. Data bank dunia juga

menyebutkan, dari total sampah yang dihasilkan secara nasional hanya 80% yang

berhasil dikumpulkan. Sisa terbuang mencemari lingkungan. Volume sampah di

indonesia sekitar 1 (satu) juta meter kubik setiap hari namun, 42% diantaranya

yang terangkut dan diolah dengan baik. Jadi, sampah yang tidak diangkut setiap

harinya sekitar 348.000 meter titik atau sekitar 300.000 ton. ( Napis,dkk:2017)

Selain itu, jumlah volume sampah yang dihasilkan Provinsi Sumatera

Utara dalam sehari sebanyak 9.800 ton. Hal ini menyebabkan Sumatera Utara

berada di urutan terbawah dalam hal pengelolaan sampah. Sementara itu,

kabupaten Deli Serdang menghasilkan volume sampah sebanyak 1.443 ton

perhari. Berdasarkan data, secara teknis peningkatan pengelolaan sampah di Delu

serdang tahun 2018 mencapai 665 ton perhari. Pengelolaan 3R (reduce,

recycle,reuse) di luar TPA (TPS 3R, bank sampah, pemulung) 75 ton perhari,

sampah yang diangkut ke TPA 590 ton perhari, pengelolaan 3R dalam TPA 33 ton

perhari, serta landfill 571 ton perhari.


4

Sampah yang dihasilkan dari rumah tangga sebagaimana dalam Peraturan

Dareah ( PERDA ) Kota Medan No 6 tahun 2015 Sampah rumah tangga adalah

sampah yang berasal dari kegiatan sehari hari dalam rumah tangga yang tidak

termasuk tinja dan sampah spesifik. Sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah

tangga antara lain seperti sisa hasil pengolahan makanan yaitu sayuran, buah

buahan, barang bekas dan perlengkapan rumah tangga, kertas, kardus, gelas, kain,

tas bekas, sampah dari kebun dan halaman, atau baterai dan lain-lain.

Penanganan sampah yang paling menonjol di perkotaan adalah dengan

cara diangkut oleh petugas kebersihan (42,9%), sedangkan di perdesaan yang

paling umum adalah dengan cara dibakar (64,1%). Baik di perkotaan maupun

perdesaan, hanya sedikit yang penanganan sampahnya dibuat kompos.

(Yonathan,2017)

Memahami dan menjelaskan perilaku pengelolaan sampah dapat

menggunakan pendekatan teori psikologi mengenai hubungan pengetahuan, sikap

dan perilaku. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang, sebab dari pengalaman dan hasil

penelitian ternyata perilaku didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dari pada

tidak didasari oleh pengetahuan.(Aria,2015)

Studi yang menyelidiki hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku

dikenal dengan nama studiknowledge, attitude and practice ( KAP ). Studi ini

menjelaskan apa yang orang tahu tentang sesuatu, apa yang dirasakan, dan

bagaimana dia berperilaku. Metode investigasi ini digunakan secara luas di

seluruh dunia dalam bidang kesehatan masyarakat, penyediaan air bersih dan

sanitasi, pendidikan dan banyak program lainnya.(Aria,2015)


5

Penelitian yang dilakukan (Aria,2015) pada siswa sekolah dasar,

pengetahuan yang dimiliki oleh siswa mengacu pada pemahaman mereka tentang

topik yang menarik misalnya untuk studi ini adalah pada pengelolaan sampah

berkelanjutan. Sikap mengacu pada perasaan mereka terhadap pengelolaan

sampah berkelanjutan, serta ide-ide yang terbentuk sebelumnya yang mungkin

mengarah kesana. Praktek mengacu pada cara mereka menunjukkan pengetahuan

dan sikap mereka melalui tindakan mereka dalam menerapkan pengelolaan

sampah berkelanjutan.

Pengelolaan Sampah adalah cara masyarakat menangani sampah mulai

dari timbulan sampah, penampungan sampah/pewadahan, pengumpulan sampah,

pegangkutan sampah serta akhir sampah (TPA).

Sikap Masyarakat adalah respon kepala keluarga tentang pengelolaan

sampah, yang meliputi penampungan sampah/pewadahan, pengumpulan sampah,

pegangkutan sampah serta pembuangan akhir sampah.

Pengetahuan Masyarakat adalah segala sesuatu yang diketahui dan

dpahami oleh Masyarakat kepala keluarga tentang pengelolaan sampah, seperti

mengetahui bagaimana cara pengelolaan sampah dari penampungan sampah,

pemindahan sampah, pengangkutan sampah sampai dengan pembuangan akhir

sampah.

Penelitian (Napis,2017) adanya sikap akan menyebabkan manusia

bertindak secara khas terhadap objek-objeknya. Dengan kata lain sikap

merupakan produk dari proses sosialisasi, seseorang memberikan reaksi sesuai

dengan rangsangan yang ditemuinya. Sikap dapat diartikan suatu kontrak untuk

memungkinkan terlihatnya suatu aktifitas. Adanya niat untuk melakukan suatu


6

kegiatan akhirnya sangat menetukan apakah kegiatan tersebut betul-betul

dilakukan, seperti dalam hal pembuangan sampah sembarangan, sikap masyarakat

dalam pembuangan sampah merupakan pembentuk utama dalam perilaku

masyarakat, dimana masyarakat menerima informasi pembuangan sampah secara

positif dengan cara menerima saran-saran yang diberikan oleh petugas atau tokoh

masyarakat setempat meskipun belum pada tindakan nyata.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan (Yonathan,2017) mengenai

analisis pengaruh pengetahuan tentang pengelolaan sampah terhadap perilaku

warga dalam mengelola sampah rumah tangga di Kelurahan Sewu, Kecamatan

Jebres, Kota Surabaya menunjukkan bahwa dari 346 KK terdapat sebanyak 251

KK atau 72,5% responden memiliki sikap yang kurang baik terhadap pengelolaan

sampah. Hal ini terjadi karena banyak responden menganggap bahwa pengelolaan

sampah itu merepotkan,mahal,serta pengelolaan sampah dianggap hanya menjadi

urusan petugas kebersihan.

Hasil penelitian Nafis yang dilakukan di Medan Helvetia tahun 2017, dari

73 responden yang memiliki sikap negatif yaitu membuang sampah sembarangan

terdapat 75,3% yang melakukan tindakan membuang sampah secara tidak baik.

Dan 18 responden atau 24,7% yang melakukan tindakan membuang sampah

secara baik yaitu dengan membuang sampah pada tempatnya.

Penelitian Nafis juga menyatakan bahwa adanya hubungan antara sikap

dan pengetahuan terhadap tindakan membuang sampah. Hal ini ditunjukkan

bahwa 43 responden yang memiliki pendidikan rendah membuang sampah secara

tidak baik sebanyak 40 responden atau 93%, 62 responden yang memiliki

pendidikan menengah terdapat 35 responden atau 56% yang membuang sampah


7

secara tidak baik. Sedangkan 18 responden yang memiliki pendidikan tinggi

terdapat 4 responden atau 22,2% yang melakukan tindakan membuang sampah

secara tidak baik atau sembarangan . Hal ini berarti bahwa dengan tingkat

pendidikan rendah maka dapat memengaruhi tindakan membuang sampah secara

tidak baik.

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah memberi

informasi dan pembinaan selayaknya semakin tinggi kesadaran dan kemampuan

masyarakat dalam berperilaku.(Nafis,2013)

Pada kawasan pemukiman yang padat penduduknya, seringkali sampah

rumah tangga menjadi permasalahan serius, seperti yang terjadi di Desa Sei

Semayang, Kecamatan Sunggal. Dikutip dari situs resmi Medan Deli tahun 2017,

dilakukan wawancara terhadap beberapa responden. Responden 1 (satu)

menyatakan bahwa tidak adanya unsur-unsur estetika di Desa Sei Semayang

akibat tumpukan sampah yang berada di pinggiran jalan Desa Sei Semayang.

Sementara rensponden lainnya menyatakan bahwa sikap masyarakat yang

seenaknya mencampakkan kotoran sembarangan disekitar rumah warga membuat

masyarakat terganggu dengan aroma yang tidak sedap.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melaksanakan

penelitian dengan judul “Hubungan sikap dan pengetahuan masyarakat terhadap

sistem pengelolaan sampah di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal tahun

2019”
8

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap sistem

pengelolaan sampah di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal tahun

2019 ?

1.2.2 Apakah ada sikap memengaruhi masyarakat terhadap sistem

pengelolaan sampah di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal tahun

2019 ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan

dan sikap masyarakat terhadap sistem pengelolaan sampah di Desa Sei Semayang

Kecamatan Sunggal.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan masyarakat terhadap

sistem pengelolaan sampah di Desa Sei Semayang Kecamatan

Sunggal

b. Untuk menganalisis hubungan sikap masyarakat terhadap sistem

pengelolaan sampah di Desa Sei Semayang

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Dari sudut akademis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

sebagai bahan perbandingan dan bahan rujukan atau masukan bagi beberapa pihak

yang akan melakukan penelitian lanjutan, khususnya yang berhubungan dengan


9

hubungan sikap dan pengetahuan masyarakat terhadap sistem pengelolaan

sampah.

1.4.2. Dari sudut praktis, penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan

dan sumbanganpemikiran bagi berbagai pihak yang terlibat dalam pengelolaan

sampah masyarakat di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal untuk

membangun peran aktif masyarakat dalamsistem pengelolaan sampah.


BAB 2
LANDASAN TEORITIS

2.1 Sampah

Sampah adalah sesuatu bahan terbuang atau dibuang dari sumber hasil

aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomi. Menurut

Slamet sampah terbagi menjadi sampah yang membusuk, sampah yang tidak

membusuk, sampah yang berbentuk debu/abu, dan sampah yang berbahaya..

Secara sederhana sampah dapat dibagi berdasarkan sifatnya adalah sampah

organik dan sampah anorganik. Sampah organik atau sampah basah adalah

sampah yangberasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur.

Sampah jenis ini sangat mudah terurai secara alami (degradable). Sementara itu,

sampah anorganik atau sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terurai

(undegradable). Karet, plastik, kaleng, dan logam merupakan bagian dari sampah

kering.

Defenisi sampah menurut American Public Health Association, sampah

(waste) diartikan sebagai sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak

disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan

tidak terjadi dengan sendirinya.

2.1.1 Sumber sampah

Sumber sampah yang ada dipermukaan bumi ini dapat berasal dari

beberapa sumber berikut.

1. Pemukiman penduduk

Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa

keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa

9
atau kota. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa

proses

10
10

pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), abu,

atau sampah sisa tumbuhan.

2. Tempat umum dan tempat perdagangan

Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang

berkumpul dan melakukan kegiatan, termasuk juga tempat perdagangan.

3. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah

Sarana layanan masyarakat yang dimaksud antara lain, tempat hiburan dan

umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan kesehaatan (misal, rumah sakit

dan puskesmas), kompleks militer, gedung pertemuan, pantai tempat berlibur, dan

sarana pemerintah yang lain.

4. Industri berat dan ringan

Dalam pengertian ini, termasuk industri makanan dan minuman, industri

kayu, industri kimia,industri logam,tempat pengolahan air kotor dan air minum,

dan kegiatan industri lainnya.

5. Pertanian

Sampah yang dihasilkan dari tanaman atau binatang. Lokasi pertanian

seperti kebun, ladang, ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan bahan

makanan yang telah membususk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan

pembasmi serangga tanaman.

2.2 Jenis-jenis Sampah

Menurut Slamet sampah dapat dibedakan atas dasar sifat-sifat biologis dan

kimianya, sehingga mempermudah dalam pengelolaannya, sebagai berikut:

2.2.1 Sampah yang membusuk


11

Sampah ini dalam Bahasa Inggris disebut garbage, yaitu yang mudah

membusuk karena aktivitas mikroorganisme.Dengan demikian pengelolaannya

menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan maupun dalam

pembuangannya. Pembusukan sampah ini akan menghasilkan antara lain, gas

metan, gas H2S yang bersifat racun bagi tubuh. Selain beracun, H 2S juga berbau

busuk sehingga secara estetis tidak dapat diterima;jadi, penumpukan sampah yang

membusuk tidak dapat dibenarkan. Di Negara yang sedang berkembang seperti

Indonesia sampah kebanyakan terdiri atas sampah jenis ini. Tetapi, bagi

lingkungan sampah ini relative kurang berbahaya karena dapat terurai dengan

sempurna menjadi zat-zat anorganik yang berguna bagi fotosintesa

tumbuhan.Hanya saja orang harus mengangkut dan membuangnya di tempat

aman, dengan kecepatan yang lebih dari pada kecepatan membusuknya di dalam

keadaan cuaca daerah tropis ini.

2.2.2. Sampah yang tidak membusuk

Sampah jenis ini dalam Bahasa Inggris disebutrefuse.Biasanya terdiri atas

kertas-kertas, plastik, logam, gelas, karet, dan lainnya yang tidak dapat

membusuk/sulit membusuk. Sampah ini apabila memungkinkan sebaiknya didaur

ulang sehingga dapat bermanfaat kembali baik melalui suatu proses ataupun

secara langsung. Apabila tidak dapat didaur ulang, maka diperlukan proses untuk

memusnahkannya, seperti pembakaran, tetapi hasil dari proses ini masih

memerlukan penanganan lebih lanjut.

2.2.3 Sampah yang berbentuk debu/abu

Sampah jenis ini biasanya berupa debu atau abu hasil pembakaran, baik

pembakaran bahan bakar ataupun sampah.Sampah seperti ini tentunya tidak


12

membusuk, tetapi dapat dimanfaatkan untuk mendatarkan tanah atau

penimbunan.Selama tidak mengandung zat yang beracun, maka abu inipun tidak

terlalu berbahaya terhadap lingkungan dan masyarakat.Hanya, karena ukuran

debu atau abu itu relative kecil, maka fraksi ukuran yang < 10 mikron dapat

memasuki saluran pernapasan.

2.2.4 Sampah berbahaya

Yang dimaksud dengan sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah

sampah yang karena jumlahnya, atau konsentrasinya, atau karena sifat kimiawi,

fisika, dan mikrobiologinya dapat :

a. Meningkatkan mortalitas dan morbiditas secara bermakna, atau

menyebabkan penyakit yang tidak reversible ataupun sakit berat yang

pulih atau revesibel.

b. Berpotensi menimbulkan bahaya sekarang maupun di masa yang akan

datang terhadap kesehatan atau lingkungan apabila tidak diolah,

ditransport, disimpan, dan dibuang dengan baik.

Kedalam sampah ini tergolong semua sampah yang berisikan bahan beracun baik

bagi masyarakat maupun bagi fauna dan flora.Sampah seperti ini biasanya terdiri

atas zat kimia organik maupun anorganik serta logam-logam berat.Pada

hakekatnya, kebanyakan merupakan buangan industri.Sampah jenis ini sebaiknya

dikelola oleh suatu badan yang berwenang dan dibuang sesuai peraturan yang

berlaku. Sampah sejenis ini tidak dapat dicampurkan dengan sampah kota biasa.

2.3 Faktor-faktor yang memengaruhi jumlah sampah

Berikut beberapa faktor yang dapat memengaruhi jumlah sampah.


13

1. Jumlah penduduk

Jumlah penduduk bergantung pada aktivitas dan kepadatan penduduk.

Semakin padat penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau ruang

untuk menampung sampah kurang. Semakin menningkat aktivitas penduduk,

sampah yang dihasilkan semakin banyak, misalnya pada aktivitas pembangunan,

perdagangan, industri dan sebagainya.

2. Sistem pengumpulan dan pembuangan sampah yang dipakai.

Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak lebih lambat jika

dibandingkan dengan truk.

3. Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk diproses kembali.

Metode itu dilakukan karena bahan tersebut masih memiliki nilai ekonomi

bagi golongan tertentu. Frekuensi pengambilan dipengaruhi oleh keadaan, jika

harganya tinggi, sampah yang tertinggal sedikit.

4. Faktor geografis

Lokasi tempat pembuangan , apakah itu daerah pegunungan, lembah,

pantai, atau didataran rendah. Karena lokasi dapat mempengaruhi jumlah sampah

apabila lokasi tersebut sangat jauh dari tempat pengumpulan sampah.

5. Faktor waktu

Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Jumlah

sampah per hari bervariasi menurut waktu. Contoh, jumlah sampah pada siang

hari lebih banyak daripada jumlah sampah dipagi hari, sedangkan sampah di

daerah perdesaan tidak begitu bergantung pada faktor waktu.

6. Faktor sosial ekonomi dan budaya


14

Faktor sosial ekonomi dan budaya contohnya adalah adat istiadat dan taraf

hidup serta mental masyarakat.

7. Faktor musim

Pada musim hujan sampah mungkin akan tersangkut pada selokan pintu

air, atau penyaringan air limbah.

8. Kebiasaan masyarakat

Kebiasaan masyarakat, contohnya jika seseorang sua mengonsumsi satu

jenis makanan atau tanaman sampah makanan itu akan mengalir.

9. Kemajuan teknologi

Akibat kemajuan teknologi, jumlah sampah padat meningkat. Contohnya

plastik, kardus, rongsokan, AC, TV, kulkas dan sebagianya.

10. Jenis sampah

Semakin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks

pula macam dan jenis sampahnya.

2.4 Pengelolaan Sampah

Pengelolaan Sampah menurut UU No. 18 Tahun 2008 adalah kegiatan

yang sistematis, ,menyuluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan

dan penanganan sampah. Untuk dapat mewujudkan visi pengembangan sistem

penglolaan persampahan maka dirumuskan beberapa misi, yaitu;

1. Mengurangi timbulan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan

yang berkelanjutan.

2. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan sistem pengelolaan

persampahan.
15

3. Memberdayakan masyarakat dan meningkatkan peran aktif dunia

usaha/swasta.

4. Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan dalam sistem

pengelolaan persampahan sesuai prinsip good and cooperate

govermance.

5. Menegakkan hukum dan melengkapi peraturan perundangan untuk

meningkatkan sistem pengelolaan persampahan.

Sampah sangat erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari

sampah tersebut akan hidup berbagi mikroorganisme yang dapat menyebabkan

penyakit, dan juga bintang serangga sebagai pemindahan atau penyebaran

penyakit (vektor). Oleh sebab itu sampah harus dikelola dengan baik sampai

sekecil mungkin tidak mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat.

Pengelolaan sampah yang baik, bukan hanya untuk kepentigan kesehatan saja

tetapi juga untuk keindahan lingkungan.

Cara pengelolaan sampah antara lain.

1. Tahap Pengumpulan dan Penyimpanan di Tempat Sumber

Sampah yang ada di lokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel dan

sebagainya) ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara, dalam hal ini

tempat sampah. Sebaiknya ada pemisahan antara sampah organik atau sampah

basah dan sampah anorganik atau sampah kering agar memudahkan dalam

pemusnahannya. Dari tempat penyimpanan ini, sampah dikumpulkan kemudian

dimasukkan kedalam dipo (rumah sampah). Dipo ini berbentuk bak besar yang

digunakan untuk menampung sampah rumha tangga. Pengelolaannya

dapatdiserahkan pada pihak pemerintah.


16

2. Tahap Pengangkutan

Dari dipo, sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir atau

pemusnahan sampah dengan mempergunakan truk pengangkut sampah yang

disediakan oleh Dinas Kebersihan Kota.

3. Tahap Pemusnahan

Di dalam tahap pemusnahan sampah ini, terdapat beberapa metode yang

dapat digunakan, antara lain : sanitary landfill, incineration, composing, hot

feeding, discharge to sewers, dumpng, dumping in water.

Aboejoewono (1999) menyatakan bahwa perlunya pengelolaan sampah

perkotaan yang ditetapkan di kota-kota di Indonesia meliputi 5 (lima) kegiatan,

yaitu :

1. Penerapan Teknologi yang tepat guna

Teknologi yang digunakan untuk memecahkan permasalahan sampah ini

merupakan kombinasi tepat guna meliuti teknologi pengomposan, teknologi

penanganan plastik, dan teknologi pembuatan kertas daur ulang.Teknologi

pengolahan sampah terpadu menuju “zero waste” harus merupakan teknolgi yang

ramah lingkungan.

2. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan aspek yang

terpenting untuk diperhatikan dalam sistem pengelolaan sampah secara

terpadu.Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan salah satu

factor teknis untuk menanggulangi persoalan sampah perkotaan atau lingkungan

pemukiman dari tahun ke tahun yang semakin kompleks. Masyarakat senantiasa

ikut berpartisipasi terhadap proses-proses pembangunan bila terdapat faktor-faktor


17

yang mendukung, antara lain: kebutuhan, harapan, motivasi, ganjaran, kebutuhan

sarana dan prasarana, dorongan moral dan adanya kelembagaan baik informal

maupun formal.

3. Mekanisme keuntungan dalam pegelolaan sampah

Solusi dalam mengatasi masalah sampah ini dapat dilakukan dengan

meningkatkan efesiensi terhadap semua program sampah yang di mulai pada skala

yang lebih luas lagi.Misalnya melalui kegiatan pemilahan sampah mulai dari

sumbernya yang dapat dilakukan oleh skala rumah tangga atau skala perumahan.

Dari sistem ini akan diperoleh keuntungan berupa: biaya pengangkutan dapat

ditekan karena dapat memotong mata rantai pengangkutan sampah, tidak

memerlukan lahan besar untuk TPA, dapat menghasilkan nilai tambah barang

yang memiliki nilai ekonomis, dapat lebih mensejahterakan petugas pengelola

kebersihan, bersifat lebih ekonomis dan ekologis, dapat lebih memberdayakan

masyarakat dalam mengelola kebersihan kota.

4. Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA)

Pada dasarnya pola pembuangan sampah yang dilakukan dengan sistem

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) udah tidak relevan lagi dengan lahan kota yang

semakin sempit dan pertambahan penduduk yang pesat, sebab bila hal ini terus

dipertahankan akan membuat kota dikepung “lautan smpah” sebagai akibat

kerakusan pola ini terhadap lahan dan volume sampah yang terus bertambah.

Pembuangan sampah secara terbuka dan di tempat terbuka juga berakibat

meningkatnya intensitas pencemaran. Penanganan model pengelolaan sampah

perkotaan secara menyeluruh adalah meliputi penghapusan model TPA pada

jangka panjang karena dalam banyak hal pengelolaan TPA masih sangat buruk
18

mulai dari penanganan air sampah (leachet) sampai penanganan bau yang sangat

buruk.

5. Kelembagaan dalam pengelolaan sampah yang ideal

Dalam pengelolaan sampah perkotaan yang ideal, sistem manajemen

persampahan yang dikembangkan harus meupakan sistem manajemen yang

berbasis pada masyarakat yang di mulai dari pengelolaan sampah di tingkat rumah

tangga. Dalam rencana pengelolaan sampah yang lebih baik, peningkatan peran

serta dari lembaga-lembaga yang terkait dalam meningkatkan efisiensi dan

efektivitas pengelolaan sampah, meningkatkan pemberdayaan masyarakat,

peningkatan aspek ekonomi yang mencakup upaya meningkatkan retribusi

sampah dan mengurangi beban pendanaan serta peningkatan aspek legal dalam

pengelolaan sampah.

2.5 Sistem Pengelolaan Sampah

Department Pekerjaan Umum, SNI 19-2454-2002 menyatakan bahwa

Sistem pengelolaan sampah adalah proses pengelolaan sampah yang meliputi 5

(lima) aspek/komponen yang saling mendukung dimana antara yag satu dengan

yang lainnya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Kelima aspek tersebut

meliputi: aspek teknis operasional, aspek organisasi dan manjemen, aspk hokum

dan peraturan, aspek pembiayaan, aspek peran serta masyarakat.

2.5.1 Aspek Teknik Operasional

Aspek Teknik Operasional merupakan komponen yang paling dekat

dengan obyek persampahan.Menurut Hartoyo dalam Faizah (2008), perencanaan

sistem persampahan memerlukan suatu pola Standar Nasional Indonesia (SNI)


19

Nomor 19-2454-2002 tentang Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman. Teknik

operasional pengelolaan sampah bersifat integral dan terpadu secara berantai

dengan urutan yang berkesinambungan yaitu: penampungan/pewadahan,

pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pembuangan/pengolahan.

Tchobanoglous,1997:363 dalam faizah 2008, Aspek Teknik Operasional

merupakan salah satu upaya dalam mengontrol pertumbuhan sampah, namun

pelaksanaanya tetap harus disesuaika dengan pertimbangan kesehatan, ekonomi,

teknik, konservasi, estetika dan pertimbangan lingkungan.

1. Penampungan sampah

Proses awal dalam penampungan sampah terkait langsung dengan sumber

sampah adalah penampungan. Penampungan sampah adalah suatu cara

penampungan sapah sebelum dikumpulkan, dipindahkan, diangkat dan dibuang ke

TPA. Tujuannya adalah menghindari agar sampah tidak berserakan sehingga tidak

mengganggu lingkungan. Faktor yang paling mempengaruhi efektifita tingkat

pelayanan adalah kapasitas peralatan, pola penampungan, jenis dan sifat bahan

dan lokasi penempatan (SNI 19-2454-2002)

2. Pengumpulan Sampah

Pengumpulan sampah adalah cara proses pengambilan sampah mulai dari

tempat penampungan sampah sampai ke tempat pembuangan sementara. Pola

pengumpulan sampah pada dasarnya dikelompokkan dalam 2 (dua) yaitu pola

individual dan pola komunal (SNI-19-2454-2002)

3. Pemindahan Sampah

Proses Pemindahan sampah adalah memindahkan sampah hasil

pegumpulan ke dalam alat pengangkutan untuk dibawa ke tempat pembuangan


20

akhir tempat yang digunakan untuk pemindahan sampah adalah depo pemindahan

sampah yang dilengkapi dengan container pengangkut dan atau ram dan atau

kantor, bengkel (SNI-19-2454-2002). Pemindahan sampah yang telah terpilah dari

sumbernya diusahakan jangan sampai sampah tersebut bercampur kembali.

4. Pengangkutan Sampah

Pengangkutan adalah kegiatan pengngkutan sampah yang telah

dikumpulkan ke tempat penampungan sementara atau dari tempat sumber sampah

ke tempat pembuangan akhir.Berhasil ridaknya penanganan sampah juga

tergantung pada sistem pengangkutan yang terapkan. Pengengkutan sampah yang

ideal adalah dengan truck container tertentu yang dilengkapi alat pengepres,

sehingga sampah dapat dipadatkan 2-4 kali lipat (Widyatmoko dan Sintorini

Moerdjoko,2002 dalam Faizah 2008)

Tujuan pengangkutan sampah adalah menjauhkan sampah dari perkotaan

ke tempat pembuangan akhir yang biasanya jauh dari kawasan perkotaan dan

permukiman.

5. Pembuangan Akhir Sampah

Pembuangan akhir merupakan tempat yang disediakan untuk membuangan

sampah dari semua hasil pengangkutan sampah untuk diolah lebih lanjut.Prinsip

pembuangan akhir sampah adalah memusnahkan sampah domestic di suatu lokasi

pembuangan akhir.Jadi tempat pembuangan akhir merupakan tempat pengolahan

sampah. Menurut SNI 19-2454-2002 tentang Teknik Operasional Pengelolaan

Sampah Perkotaan, secara umum teknologi pengolahan sampah dibedakan

menjadi 3 metode yaitu:

a. Metode Open Dumping


21

Merupakan sistem pengolahan sampah dengan hanya membuang atau

menimbun sampah disuatu tempat tanpa ada perlakuan khusu/ pengolahan

sehingga sistem ini sering menimbulkan gangguan pencemaran

lingkungan.

b. Metode Controlled Landfill (Penimbunan Terkendali)

Controlled Landfill adalah sistem open dumping yang diperbaiki yang

merupakan sistem pengalihan open dumping dan sanitary landfill yaitu

dengan penutupan sampah dengan lapisan tanah dilakukan setelah TPA

penuh yang dipadatkan atau setelah mencapai periode tertentu.

c. Metode Sanitary Landfill (Lahan Urug Saniter)

Sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan cara sampah

sitimbun dan dipadatkan, kemudian ditutup dengan tanah sebagai lapisan

penutup. Pekerjaan pelapisan tanah penutup dilakukan setiap hari pada

akhir jam operasi.

2.5.2 Aspek Kelembagaan

Organisasi dan manajemen mempunyai peran pokok dalam menegakkan,

mengaktifkan dan mengarahkan sistem pengelolaan sampah dengan ruang lingkup

bentuk insitusi, pola organisasi personalia serta manajemen. Institusi dalam sistem

pengelolaan sampah memegang peranan yang sangat penting meliputi: struktur

organisasi, fungsi, tanggung jawab dan wewenang serta koordinasi baik vertical

maupun horizontal dari badan pengelola (Widyatmoko dan Santorini Moerdjoko

dalam Faizah, 2008)

Jumlah personil pengelolaa persampahan harus cukup memadai sesuai

dengan lingkup tugasnya. Untuk sistem pengumpulan jumlah personil minimal 1


22

orang per 1.000 penduduk yang dilayani sedangkan sistem pengangkutan, sistem

pembuangan akhir dan staf minimal 1 orang per 1.000 penduduk ( SNI 19-2454-

2002)

2.5.3. Aspek Pembiayaan

Aspek pembiayaan berfungsi untuk membiayai operasional pengelolaan

sampah yang dimulai dari sumber sampah/penyapuan, pengumpulan, transfer dan

pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir. Selama ini dalam pengelolaan

sampah perkotaan memerlukan subsidi yang cukupar, kemudian diharapkan

sistem pengelolaan sampah ini dapat memenuhi kebutuhan dana sendiri dari

retribusi (Depart. Kimpraswil,2003 dalam Faizah,2008)

2.5.4 Aspek Peraturan/ Hukum

Prinsip aspek peraturan pengelolaan persampahan berupa peraturan-

peraturan daerah yang merupakan dasar hokum pegelolaan persampahan yang

meliputi:

1. Perda yang dikaitkan dengan ketentuan umum pengelolaan kebersihan

2. Perda mengenai bentuk institusi formal pengelolaan kebersihan

3. Perda yang khusus menentukan struktur tariff dan tariff dasar pengelolaan

kebersihan

Peraturan-peraturan tersebut melibatkan wewenang dan tanggung jawab

pengelola kebersihan serta partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan dan

pembayaran retribusi.(Faizah,2008)

2.5.5. Aspek Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat sangat mendukung program pengelolaan sampah

suatu wilayah. Peran serta masyarakat dalam bidang persampahan adalah proses
23

dimana orang sebagai konsumen sekaligus prouden pelayanan persampahan dan

sebagai warga mempengaruhi kualitas dan kelancaran prasarana yang tersedia

untuk mereka. Peran serta masyarakat penting karena peran serta merupakan alat

guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat

setempat, masyarakat lebih mempercayai proyek/program pembangunan jika

merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaan (Faizah, 2008)

Adanya pengetahuan tentang sampah/kebersihan, rutinitas pembayaran

retribusi sampah, adanya iuran sampah RT/RW/Kelurahan, kegiatan kerja bakti,

penyediaan tempat sampah merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam

penanganan atau pembuangan sampah.

2.6 Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) Pondok Miri Asri

Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) adalah kegiatan

pengutipan, pemilahan, dan pengelolaan sampah yang didasarkan atas kebutuhan

dan permintaan masyarakat.Dikatakan berbasis masarakat karena seluruh

pengelolaan dan pengambilan keputusan berasal dari masyarkat. Mengingat debit

sampah yang terus bertambah setiap harinya dan keterbatasan angkutan

pengumpul sampah yang dikelola oleh pemerintah baik kecamatan atau dinas

Cipta Karya menyebabkan terjadi penumpukan sampah di rumah warga. Hal lain

yang menjadi masalah adalah tidak tersedianya lahan di rumah warga untuk

mengumpulkan dan mengelola sampah, terutama pada masyarakat di daerah

perkotaan, oleh sebab itu masyarakat mengandalkan petugas pengumpul sampah


24

yang disediakan oleh pemerintah yang terkadang juga terbatas sehingga tidak

mampu menjangkau seluruh rumah masyarakat.

Keberadaan PSBM diharapkan bisa meringankan kerja pemerintah dalam

mengatasi masalah sampah. Hal yang sama juga terjadi di Desa Sei Semayang.

Desa ini letaknya bersebelahan dengan Kota Medan dan termasuk daerah

pinggiran.Pola hidup masyarakat juga sudah mengarah kepada kehidupan modern.

Tata kota wilayah Desa Sei Semayang juga sudah menyerupai perkotaan. Banyak

rumah yang tidak memiliki lahan untuk mengelola saampah rumah

tangga.Pengelolaan sampah di desa Sei Semayang dikelola oleh 2 (dua) sistem

yaitu, (1) dikelola oleh pemerintah (kecamatan), (2) dikelola oleh KSM Pondok

Miri Asri. Keberadaan KSM Pondok Miri Asri di Desa Sei Semayang sebagai

upaya membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah rumah tangga dengan 3

(tiga) cara yaitu (1) pengangkutan, (2) pemilahan, (3) pengolahan, yang

melingkupi sampah dari rumah tangga dan pabrik yang ada di Desa Sei

Semayang.

Petugas atau relawan KSM Pondok Miri Asri mengangkut sampah dari

rumah warga di Desa Sei Semayang 2 (dua) kali dalam seminggu. Setiap rumah

warga diberikan sebuah tiang pemancang yang ditanamkan secara permanen di

depan rumah wara gunanya untuk menggantungkan sampah, sehingga

memudahkan petugas untuk mengutip sampah. Sistem pembayarannya bulanan

dimana setiap rumah dikenakan biaya retribusi sebesar Rp. 20.000,00/bulan.

Sampah yang sudah diangkut dari rumah warga ditumpukkan pada tempat

penampungan sampah sementara di lingkungan KSM Pondok Miri Asri, setelah

itu dilakukan pemilahan.Sampah dipilah menjadi 3 (tiga) bagian yaitu sampah


25

organik, sampah daur ulang, dan sampah bahan berbahaya dan beracun

(B3).Sampah organik berasal dari sisa sayur dan buah, serta sampah dari

tumbuhan yang masih bisa diolah.Sampah daur ulang adalah sampah berbahan

plastik, kertas, yang masih bisa didaur ulang.Sampah B3 adalah sampah berbahan

besi seperti paku, potongan besi, jarum, kayu, dan lain sebagainya.Sampah yang

tidak berguna lalu dibuang ke tempat penampungan akhir. Langkah pemilahan ini

bertujuan untuk mengurangi debit sampah yang dibuat ke tempat pembuangan

akhir.

Langkah berikutnya adalah pengolahan.Sampah organik diolah menjadi

pupuk kompos padat dan cair.Sampah daur ulang digunakan kembali menjadi

bahan bakar untuk pembakaran pada saat pembuatan conblok, bahan plastik

dijadikan bahan dasar conblock, atau juga bisa dikumpulkan dan nantinya dijual

ke penampung sebagai tambahan tabungan bagi KSM Pondok Miri Asri.

KSM Pondok Miri Asri juga menerapkan sistem tabungan sampah, dimana

masyarakat yang memiliki sampah yang bernilai jual atau bisa didaur ulang boleh

menitipkan sampah tersebut kepada KSM, kemudian petugas KSM mencatat

jumlah sampah setelah ditimbang. Nantinya sampah tersebut dijual ke penampung

dan hasil penjualannya dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu 50% untuk warga

yang menitipkan sampahnya, 30% untuk KSM, 20% untuk sumbangan ke masjid.

KSM Pondok Miri Asri sudah mampu menghasilkan pupuk kompos cair

lebih dari 8.000 liter dan pupuk kompos padat lebih dari 500 ton dalam kurun

waktu tahun 2016-2018. Pembuatan pupuk ini berdasarkan pesanan petani dan

juga pembuatan secara berkala.Satu liter pupuk cair dibandrol seharga Rp.
26

5.000,00 dan padat Rp. 5.000,00 per kilogram.Penjualan pupuk tersebut menjadi

sumber penghasilan bagi KSM.

Akhir tahun 2018 yang lalu KSM Pondok Miri Asri mampu menghasilkan

Biogas, namun dalam jumlah yang masih sangat terbatas juga karena keterbatasan

sarana dan prasarana. Biogas ini dihasilkan sebagai pengganti gas LPG. Dari

sumber biogas dipasang pipa kedap udara untuk mengalirkan gas ke dapur warga.

Gambar 2.1Sistem Kerja KSM Pondok Miri Asri


27

2.7 Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai

menghasilkanpengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensits perhatian

dan persepsi terhadap objek. Sabagian besar pengetahuan seseorang diperoleh

melalui indera pendengaran(telinga), dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan

seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda- beda.

Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu hanya diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya : tahu bahwa buah tomat

banyak mengandung vitamin c, jamban adalah tempat membuang air

besar, penyakit demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes

aegepti, dan sebagainya. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang

tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan, misalnya : apa

tanda-tanda anak yang kurang gizi,apa penyebab penyakit TBC,

bagaimana cara melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan

sebagainya.

b. Memahami (Comprehensian)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak

sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

Misalnya, orang yang memahami cara pemberantasan penyakit demam


28

berdarah, bukan hanya sekedar menyebutkan 3M (mengubur, menutup,

dan menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus menutup,

menguras,dan sebagainya tempat-tempat penampungan air tersebut.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya seseorang yang telah

paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaan

program kesehatan di tempat ia bekerja atau dimana saja. Orang yang telah

paham metodologi penelitian, ia akan mudah membuat proposal

penelitian, ia akan mudah membuat proposal penelitian dimana saja, dan

seterusnya.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen

yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi

bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis

adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan,

mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhada pengetahuan atas

objek tersebut. Misalnya dapat membedakan nyamuk aedes aegepty

dengan nyamuk biasa, dapat membuat diagram (flow chart) siklus hidup

cacing kremi, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)
29

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang telah ada. Misalnya, dapat membuat atau meringkas dengan kata-kata

atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar, dapat

membuat kesimpulan tentang artikel yang telah dibaca.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini

dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Misalnya, seorang ibu

dapat menilai atau menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau

tidak, seseorang dapat menilai manfaat ikut keluarga berencana, dan

sebagainya.

1. Sikap (Attitude)

Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan

(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan sebagainya).

Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap

merupakan kesiapan atau kesediaaan untuk bertindak, dan bukan merupakan

pelaksaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan

(reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku

(tindakan) atau reaksi tertutup).


30

HUBUNGAN SIKAP DAN TINDAKAN

STIMULUS PROSES STIMULUS REAKSI TERBUKA


(Rangasangan)) (Tindakan)

REAKSI
TERTUTU
P
(Sikap)
Gambar 2.2 Skema Teori Bloom

Komponen pokok sikap :

Menurut Allport (1945) sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok,yaitu:

a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek. Artinya

bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikira seseorang terhadap

objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya

bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut

terhadap objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikpa adalah

merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.

Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka

(tindakan).
31

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,

keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Seperti halnya pengetahuan,

sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut:

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus

yang diberikan (objek).

b. Menanggapi (responding)

Menganggapi di sini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang

positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti, membahasanya dengan

orang lain dan bahkan mengajarkan atau mempengaruhi atau

menganjurkan orang lain merespons.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap

apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap

tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil risiko bila

ada orang lain mencemoohkan atau adanya risiko lain.

Berangkat dari analisis penyebab masalah kesehatan, Green membedakan

adanya dua determinan masalah kesehatan tersebut, yakni behavioral factors

(faktor perilaku), dan nonbehavioral factors atau faktor non-perilaku. Selanjutnya


32

Green menganalisis, bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama,

yaitu:

a. Faktor- faktor predisposisi (pre disposing faktors), yaitu faktor-faktor yang

mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara

lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan

sebagainya seorang ibu mau membawa anaknya ke Posyandu, karena tahu

bahwa di Posyandu akan dilakukan penimbangan anak untuk mengetahui

pertumbuhannya. Anaknya akan memperoleh imunisasi untuk pencegahan

penyakit, dan sebagainya. Tanpa adanya pengetahuan ini, ibu tersebut

mungkin tidak akan membawa anaknya ke Posyandu.

b. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), adalah faktor-faktor yang

memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang

dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau

fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, mislanya puskesmas,

posyandu, rumah sakit, tempat pembuangan air, tempat pembuangan

sampah, tempat olahraga, makanan bergizi, uang, dan sebagainya. Sebuah

keluarga yang sudah tahu masalah kesehatan, mengupayakan keluarganya

untuk menggunakan air bersih, buang air besar di WC, makan makanan

yang bergizi dan ssebagainya. Tetapi apabila keluarganya tersebut tidak

mampu untuk mengadakan fasilitas itu semua, maka dengan terpaksa

buang air besar di kali/kebun, menggunakan air kali untuk keperluan

sehari-hari, makan seadanya, dan sebagainya.

c. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors), adalah faktor-faktor yang

mendrong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang,


33

meskipun seseorang tahu mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak

melakukannya. Seorang ibu hamil tahu manfaat periksa kehamilan dan di

dekat rumahnya ada fasilitas polindes, dekat dengan bidan, tetapi ia tidak

mau melakukan pemeriksaan kehamilan, karena ibu lurah dan ibu-ibu

tokoh lain tidak pernah periksa kehamilan, namun anaknya tetap sehat hal

ini berarti, bahwa untuk berperilaku sehat memerlukan contoh dari para

tokoh masyarakat.

2.8 Kajian Integrasi Keislaman

2.8.1 Konsep Pengetahuan dan Sikap menurut Al-Qur’an

Dalam Islam, pencarian pengetahuan merupakan keharusan dan kewajiban

bagi setiap muslim. Pengetahuan dalam bahasa Arab digambarkan dengan istilah

‘al-‘lmi, al-ma’rifah, dan al-syu’ur (kesadaran).Namun dalam pandangan dunia

Islam, al-‘ilmi-lah yang terpenting, karena ia merupakan salah satu sifat Tuhan,

seperti julukan-julukan yang diperuntukkan kepada Tuhan yaitu al-‘Alim, al-

Aliim, dan al-‘Allaam, yang bermakna Maha Mengetahui.

Pengetahuan yang utuh, sempurna dan absolute adalah pengetahuan, yang

secara kategoris, diklaim al-Qur’an sebanyak 30 kali. Semua keutuhan

pengetahuan Tuhan apa yang ada di langit da bumi beserta rahasia-rahasianya,

pengetahuan-Nya, seperti yang ditunjukkan al-Qur’an, meliputi partikularitas-

partikularitas, seperti jatuhnya buah dari rantingnya, pembuahan atau kelahiran

seorang bayi. Dia mengetahui yang ghaib (tak terlihat), yang nyata (zhahir), dan

yang rahasia (bathin). Firman Allah Swt dalam Surah Az-zummar ayat 9 :

‫ُمو والَ^ّ ِذي َن َل‬ ^َ‫سَت ِوي ال‬ ‫رح رِّب ِه ۗ قُ^ ْل‬ ‫أَ^ َّم ْن هُ^ َو ا ِنت آ َنا َء اللَ^ّ ْي ِل ساج ًدا وَقا ِئ ًما ْح َذ َ َي‬
َ‫َن ْعل‬ ‫ِذي َن‬ ‫ْل‬ َ‫َمة‬ َ ‫ُر ا ْْل‬
‫رة ْرجو و‬
‫خ‬
‫ْعَل ُمو َن ۗ ِإ^نَ^ّ َما َت َذ َّك ُر أُ^و ُل^و ا َْْل ْل َباب‬
34

Artinya : “(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang

yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut

kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah

sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"

Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

Akan tetapi, titik paling penting bagi perkembangan etika individu dan

evolusi sosial adalah gagasan tentang pengetahuan Tuhan yang dekat dan

kehadiran-Nya.Dia mengetahui segala sesuatu yang dilakukan orang, termasuk

rahasia hatinya, tidak ada rencana dan pikiran rahasia yan tersembunyi bagi-Nya.

Secara logis, pengetahuan harus diikuti dengan perbuatan yang baik.Bukan

hanya karena takwa kepada Tuhan (khasyah dan taqwa) didefinisikan dalam

istilah-istilah perbuatan yang baik, secara individual maupun sosial, pribadi atau

umum, tetapi karena perbuatan termasuk dalam lingkup istilah ‘alim itu sendiri.

Karena ‘Alim bukan hanya berarti orang yang memiliki sifat pengetahuan, tetapi

dalam bentuk gramatisnya sendiri berarti orang yang bertindak sesuai dengan

pengetahuannya, inilah yang dinamakan dimensi praktis, yang merupakan bagian

dari konsep pengetahuan, contohnya konsep pengetahuan Islam dengan Cina yang

lebih banyak menekankan praktek daripada pengetahuan, atau konsep

pengetahuan India yang lebih asyik dengan pemikiran abstrak lebih menekankan

pada tindakan ke belakang

2.8.2 Pandangan Islam Dalam Pengelolaan Sampah

Salah satu bukti kesempurnaan ajaran Islam adalah Islam mempunyai

pandanga sendiri dalam upaya penanggulangan sampah.Namun dalil dari al-

Qur’an dan Hadits yang memerintahkan ummat Islam untuk mengelola sampah
35

tidak ditemukan secara jelas dan gamblang.Akan tetapi, jika berkaca dari beragam

ayat dan riwayat termasuk hadits sesungguhnya Islam mengajarkan pemeluknya

agar mengelola sampah karena mayoritas jenis sampah dapat dikelola.

Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah

raddhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

‫ُك ˚م لُ وقَ ت ِإ َذا‬


\˚‫َيأ‬ َ‫ألَ َ َ ما ف‬ ‫ِلل ˚يط َ عها َيأ˚ ُك‬
‫ُخ ˚ذ ˚ق َمةُ ها أ َع‬ ‫َذى ن ن ˚ليُ\ ِم‬ ‫ول ˚لها و‬ ‫ا ي‬
‫َح ِد‬ ‫ط فَ ˚ل‬ ‫˚ل‬ ‫ش َد‬
‫م كا‬ ‫ن‬
” Jika makanan salah seorang dari kalian jatuh maka dia hendaknya

mengambilnya dan menghilangka kotoran yang melekat padanya, kemudian

makanlah dan jangan dibiarkan untuk syeitan.”

Dalam riwayat lain disebutkan, “Sesungguhyna syeitan bersama kalian

dalam segala keadaan, sampai-sampai syeitan bersama kalian saat makan. Oleh

karena itu, jika makanan kalian jatuh ke lantai maka bersihkanlah kotorannya

kemudian makanlah dan jangan dibiarkan untuk syeitan.Jika sudah selesai makan

maka jilatilah jari-jemari karena belum diketahui di bagian manakah keberkahan

makanan tersebut.” (HR. Muslim No.2033 dan Ahmad No. 14218)

Hadits Rasulullah SAW menunjukkan kepada kita betapa ajaran Islam

begitu sempurna dan Syamil (mencakup segala aspek kehidupan). Islam tidak

hanya berbicara tentang ketuhanan (aqidah,rububiyah, dan uluhiyah)

ekonom,politik,militer (jihad), ibadah mahdhah (ritual), muamalah (social) tetapi

pada perkara yang kelihatannya cukup sepele dan sederhana pun tidak prnah luput

dari perhatian Rasululah SAW sang pengemban risalah Islam.

Memang masalah memungut nasi adalah masalah yang sederhana, tetapi

ketika kita tinjau dari kodisi masyarakat yang ada di zaman Rasulullah SAW, ini

menunjukan sebuah langka yang sangat maju dalam hal pengelolan sampah,
36

hanya bedanya di zaman Rasulullah SAW permasalahannya masih sangat

sederhana. Makanan yan jatuh yang seharusya menjadi sampah, oleh Rasulullah

SAW dikelola kembali dengan cara dicuci agar kemudian kembali bermanfaat dan

tidak terbuang sia-sia menjadi sampah. Ataupun tangan yag berlepotan dengan

bekas makanan ketika dicuci dengan air tentu akan mencemari air, tetapi upaya

meminimalisir pencemaran air ditunjukkan dan diajarkan oleh Rasulullah SAW

bagi masyarakat modern, walaupu dengan cara yang sederhana, yang sesuai

dengan kondisi yang ada di zaman itu.

Islam adalah agama yang sangat keras melarang perbuatan tabdzir yaitu

perbuatan menghambur-hamburkan harta atau menyia-nyiakan sesuatu yang bias

dimanfaatkan.Hal ini tentunya sangat dibeci Allah SWT, sampai- sampai orang

yang melakukan perbuatan tabdzir disebut sebagai saudara syeitan.

Ketika semua sampah bias dikelola menjadi sesuatu yang produktif dan

memberikan kemaslahatan bagi ummat, maka orang yang tidak terlibat dengan

pengelolaan sampah dengan baik atas dasar kesanggupannya menurut terminologi

tabdzir tadi, akan jatuh dalam perilaku saudara syeitan. Karena pengelolaan

sampah memberikan kemaslahatan besar bagi diri kita sendiri, anak cucu kita dan

alam sekitar, tentu ini menjadi aktivitas yang bernilai ibadah disisi Allah SWT.
37

2.9 Kerangka Teori

Berdasarkan dasar teori yang telah diuraikan, maka dikembangkan suatu

kerangka teori menurut L.Green yang dikutip oleh Notoatmodjo yaitu:

Faktor Predisposisi

Pendidikan

Pengetahuan

Sikap

Persepsi

Faktor Pemungkin

Pendapatan Keluarga

Perilaku
Ketersediaan sarana

Faktor Penguat

Sikap dan perilaku petugas

Media promosi

Gambar 2.3 Kerangka Teori


38

2.10 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori, variabel yang diduga mempunyai hubungan

dengan sistem pengelolaan sampah masyarakat di Desa Sei Semayang dapat

digambarkan dalam diagram di bawah ini:

Variabel ndependen Variabel Dependen

Pengetahuan

Sistem pengelolaan sampah masyarakat


Sikap

Gambar2.4KerangkaKonsep

2.11 Hipotesis

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Hipotesis Alternatif (Ha) untuk

dugaan sementara :

1. Ada hubungan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap sistem

pengelolan sampah di Desa Sei Semayang

2. Ada hubungan sikap masyarakat terhadap sistem pengelolaan sampah

di Desa Sei Semayang


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini penelitian jenis survei analitik dengan pendekatan cross

sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor

risiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data

sekaligus pada suatu saat. Artinya, tiap objek penelitian hanya diobservasi sekali

saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada

saat pemeriksaan.

3.2 Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal.

Rencana penelitian akan dilakukan pada bulanJanuari sampai dengan bulan Juni

tahun 2019.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Penelitian ini adalah penelitian untuk mengukur pengetahuan dan sikap

seseorang terhadap sistem pengelolaan sampah. Berdasarkan dari data profil Desa

Sei Semayang bahwasanya tempat pengelolaan sampah hanya berada di Dusun

IX, XI, dan XIII maka peneliti merumuskan populasi penelitian ini adalah jumlah

penduduk yang berada di Dusun IX sebanyak 2.545 jiwa, Dusun XII sebanyak

608 jiwa dan Dusun XIII sebanyak 4.339 jiwa. Sehingga seluruh populasi

berjumlah 7492 jiwa.

37
38

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah data dari sebagian populasi yang

akan diteliti, dihitung dengan menggunakan rumus Slovin :

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka jumlah sampel yang

diperoleh sebanyak 99 sampel.

Keterangan :

n = besaran sampel

N= jumlah populasi

e = standar error 0,1 dengan tingkat kesalahan 10%

3.3.3 Metode Pengambilan Sampel

MetodeCluster RandomSampling digunakanuntuk menentukan jumlah

sampel perkelompok.

Dari sampel yang didapatkan dengan menggunakan rumus slovin yaitu

sebanyak 99 sampel maka untuk sampel di 3 (tiga) cluster adalah 99 : 3 = 33

sampel untuk tiap cluster.


39

Tabel 3.1 Kelompok Sampel Desa Sei Semayang


No Dusun Jumlah Sampel
1 IX 33
2 XII 33
3 XIII 33
Jumlah 99

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variable Bebas

Variabel bebas pada penelitin ini adalah sikap dan pengetahuan tentang

sistem pengelolaan sampah.

3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat pada peneltian ini adalah sistem pengelolaan sampah


40

3.5 Definisi Operasional

3.2 Tabel Definisi Operasional


Variabel Defenisi Operasional Cara Alat Hasil Skala
Pengukuran Ukur Ukur Ukur

Sistem Kegiatan sistematis, Wawancara kuesioner Buruk : Ordinal


Pengelolaan menyeluruh dan skor nilai
Sampah berkesinambungan yang 1-10
meliputi pengurangan dan Baik : skor
penanganan sampah nilai 11-20
Pengetahuan Hasil penginderaan manusia, Wawancara kuesioner Rendah : Ordinal
atau hasil tahu seseorang skor nilai
terhadap sampah 1-9
Tinggi :
skor nilai
10-18
Sikap Respon tertutup sesorang Wawancara kuesioner Negatif : Ordinal
terhadap stimulus atau objek skor nilai
tertentu. Yang sudah 1-9
melibatkan faktor pendapat Positif :
dan emosiyang bersangkutan skor nilai
terhadap sampah 10-18

3.6 Uji Validitas dan Realiabilitas

3.6.1 Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto,2006 menyatakan bahwa uji validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau kesalahan suatu instrumen.

Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengungkapkan data dari

variabel yang di teliti secara tepat. Angket ini disebarkan kepada 30 orang

responden di luar sampel. Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji

Product Moment dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai

berikut:

N  (X )(Y )
r xy  XY

N X 2  (X )2 N Y 2 (Y )2


41

Keterangan:

rxy=Koefisien korelasi

N= Jumlah responden

X= Skor tiap item

Y= Skor total seluruh responden

XY= Skor tiap item dikalikan skor total

Pengukuran dinyatakan valid bila rxyyang didapatkan dari hasil

pengukuran item soal lebih besar dari r tabel yang didapatkan dari r product

moment dengan α=5% dan jumlah responden uji coba sebanyak 30 responden,

maka diperoleh r tabel 0,361.

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan


Pertanyaan r Hitung r tabel Hasil
1 0,489 0,361 Valid
2 0,550 0,361 Valid
3 0,583 0,361 Valid
4 0,602 0,361 Valid
5 0,414 0,361 Valid
6 0,684 0,361 Valid
7 0,414 0,361 Valid
8 0,414 0,361 Valid
9 0,432 0,361 Valid

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Sikap


Pertanyaan r Hitung r tabel Hasil
1 0,436 0,361 Valid
2 0,508 0,361 Valid
3 0,595 0,361 Valid
4 0,507 0,361 Valid
5 0,508 0,361 Valid
42

6 0,754 0,361 Valid


7 0,542 0,361 Valid
8 0,454 0,361 Valid
9 0403 0,361 Valid

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Pengelolaan Sampah


Pertanyaan r Hitung r tabel Hasil
1 0,519 0,361 Valid
2 0,624 0,361 Valid
3 0,443 0,361 Valid
4 0,481 0,361 Valid
5 0,643 0,361 Valid
6 0,486 0,361 Valid
7 0,419 0,361 Valid
8 0,386 0,361 Valid
9 0,520 0,361 Valid
10 0,436 0,361 Valid

3.6.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono adalah “uji reliabiltas digunakan untuk mengetahui

apakah alat pengumpulan data menunjukkan tingkat ketepatan, tingkat

keakuratan, kestabilan atau konsistensi dalam mengungkapkan gejalah tertetu”.

Reliabilita menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu intrumen cukup dapat

dipercaya dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data sehingga mampu

mengungkapkan data yang bisa dipercaya. Reabilitas tes adalah ketepatan alat

tersebut dalam menilai apa yang dinilainya.

Untuk menguji reliabilitas instrumen kuesioner dalam penelitian ini

menggunakan rumus Alpha Cronbach (AC) yaitu:

 k (SD 2 i ) 
AC  1 
k 1 
 SD 2 t 

Keterangan:
43

AC = Alpha Cronbach

k = Jumlah butir soal

SD2 i = Varian skor setiap butir soal

SD2 t = Varian skor total

Ukuran tingkat reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach diukur

berdasarkan skala alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut di

kelompokkan ke dalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran

kemantapan alpha dapat diinterpertasi seperti tabel berikut:

Tabel 3.6 Tingkatan Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha


Alpha Tingka Reliabilitas
0, 00 s/d 0.20 Kurang reliable
0,20 s/d 0.40 Agak reliabel
0,40 s/d 0,60 Cukup reliabel
0,60 s/d 0,80 Reliabel
0,80 s/d 1,00 Sangat reliable

Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan terhadap 9 butir item kuesioner

pada variabel pengetahuan, 9 butir item pada kuesioner variabel sikap dan 10 butir

item pada kuesioner sistem pengelolaan sampah maka disimpulkan bahwa hasil

instrumen penelitian memiliki tingkat reliabilitas yaitu reliabel, dengan koefisien

Alpha Cronbach sebesar 0,60 s/d 0,80. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

instrumen penelitian ini dapat digunakan untuk memperoleh data penelitian.

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas


No Variabel r alpha Kriteria
1 Pengetahuan 0,711 Reliabel
2 Sikap 0,721 Reliabel
3 Sistem Pengelolaan 0,650 Reliabel
Sampah

3.7 Teknik Pengumpulan Data


44

3.7.1 Data Primer Dan Data Sekunder

Data diperoleh dengan cara melakukan wawancara kepada masyarakat

Desa Sei Semayang dengan menggunakan kuesioner dan observasi, kemudian

data yang didapatkan dimasukkan ke dalam format pengumpulan data.

Data sekunder merupakan data pendukung lainnya yang diperoleh dari

kantor kepala Desa Sei Semayang dalam bentuk profil desa.Data pendukung itu

berupa data jumlah masyarakat yang berada di Desa Sei Semayang serta

gambaran geografi Desa Sei Semayang.

3.7.2 Alat atau Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai intrumen penelitian. Daftar

pertanyaan dalam kuisioner bersifat tertutup yaitu responden menjawab dan

memberi tanda pada alternatif jawaban yang dipilih.

3.7.3Prosedur Pengumpulan Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa proses. Agar analisis

penelitian menghasilkan informasi yang benar, paling tidak ada empat tahapan

dalam pengolahan data yang harus dilalui, yaitu:

3.7.3.1 Editing

Merupakan kegiatan untuk melakuan pengecekan isian formulir atau

kuisioner.

3.7.3.2 Coding

Merupakan kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka/bilangan.

3.7.3.3 Processing
45

Yaitu kegiatan memproses data agar data yang sudah di-entry dapat

dianalisis.

3.7.3.4 Cleaning

Yaitu kegiatan pembersihan data dimana data akan dilakukan pengecekan

kembali apakah ada data yang salah atau tidak.

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dimaksud untuk melihat gambaran distribusi frekuensi

dari tiap variabel.

3.8.2Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen. Untuk melihat kedua variabel penelitian

tersebut digunakan uji Chi-square dengan derajat kepercayaan 95% atau α=0,05.

Apabila p lebih kecil dari α=0,05 (p<0,05) maka akan ada hubungan yang

bermakna antara variabel independen dan variabel dependen, dan apabila nilai p

besar dari nilai α=0,05 (p>0,05) berarti tidak ada hubungan bermakna antara

variabel independen dan variabel dependen.


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Sei Semayang adalah sebuah Desa yang terletak di Kecamatan

Sunggal Kabupaten Deli Serdang, dengan luas wilayah sekitar ± 1266 Ha dengan

penggunaan lahan pemukiman sebesr 303,5 Ha, perkantoran 5 Ha, sekolah 7 Ha,

Pemakaman/perkuburan Muslim 4 Ha, Tegal/ladang 425 Ha, Sawah Pengairan

Teknis 125 Ha, sawah tadah hujan 17 Ha, peternakan 10 Ha, lapangan olahraga 5

Ha, dan pekarangan/taman dusun 1,39 Ha.

Desa Sei Seayang terdiri dari 18 Dusun dengan jumlah penduduk 26.806

jiwa, yang terdiri dari laki-laki 13.483 dan perempuan 13.348 jiwa dengan jumlah

Kepala Keluarga 6.669 K. Penduduk Desa Sei Semayang rata-rata bersuku jawa,

karo, batak, dan mandailing.

Tipologi Desa ini secara umum adalah Perkebunan PTPN dan Persawahan,

dimana mata pencaharian terbesar penduduknya adalah karyawan dan Petani.

Desa Sei Semayang secara geografis terletak pada ketinggian ± 4 M di atas

permukaan laut, curah hujan rata-rata ± 10 m/detik dan suhu udara rata-rata ±

250C s/d 320C.

Desa Sei Semayang memiliki orbitasi dengan jarak tempuh ke Ibukota

Kecamatan yaitu ± 0,5 Km, jarak tempuh ke Ibukota Kabupaten ± 30 Km dan

jarak tempuh ke Ibukota Propinsi ± 18 Km.

Adapun batas wilayah Desa Sei Semayang sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan jalan lintas Medan-Binjai

46
47

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pujimulyo

Sebelah Selatan berbatasan dengan Sei Mencirim dan Medan

Krio Sebelah Barat berbatasan dengan Kel.Tunggurono - Binjai

4.1.2 Karakteristik Responden Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara dengan 99 responden bahwasanya dapat

diketahui masyarakat Desa Sei Semayang khususnya ibu rumah tangga yang

berada di Dusun IX, Dusun XII dan Dusun XIII yang berumur22-28 tahun

sebanyak 3 orang (3,03%), 29-35 tahun sebanyak 9 orang (9.09%), 36-42 tahun

sebanyak 19 orang (19,19%), 43-49 tahun sebanyak 26 orang (26,26%), 50-56

tahun sebanyak 17orang (17,17%), 57-63 tahun sebanyak (12,12%), 64-70 tahun

sebanyak11 orang (11,11%), 71-77 tahun sebanyak 1 orang (1,01%) dan 78-84

orang sebanyak 1 orang (1,01%). Dapat dilihat seperti tabel berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Umur Responden


No Kelompok umur Frekuensi (orang ) Persentase
1 22-28 Tahun 3 3,03%
2 29-35 Tahun 9 9,09%
3 36-42 Tahun 19 19,19%
4 43-49 Tahun 26 26,26%
5 50-56 Tahun 17 17,17%
6 57-63 Tahun 12 12,12%
7 64-70 Tahun 11 11,11%
8 71 -77 Tahun 1 1,01%
9 78-84 Tahun 1 1,01%
Jumlah 99 100

4.1.3. Pendidikan Responden

Berdasarkan wawancara dengan 99 responden dapat diketahui bahwa

masyarakat Desa Sei Semayang khususnya ibu rumah tangga yang berada di

Dusun IX, Dusun XII dan Dusun XIII yang tidak tamat SD sebanyak 11 orang

(11,1%) , Tamat SD sebanyak 31 orang (31,1%), tamat SMP sebanyak 24 orang


48

(24,2%), tamat SMA sederajat sebanyak 28 orang (28,3%) dan tamat Perguruan

Tinggi sebanyak 5 orang (51%).

4.2 Tabel Distribusi Pendidikan Responden


No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
(orang)
1 Tidak Tamat SD 11 11,1
2 SD 31 31,3
3 SMP 24 24,2
4 SMA 28 28,3
5 Perguruan Tinggi 5 5,1
Jumlah 99 100

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi dari

masing- masing variabel penelitian yang meliputi variabel pengetahuan

masyarakat Desa Sei Semayang khususnya ibu rumah tangga tentang sistem

pengelolaan sampah, sikap masyarakat Desa Sei Semayang khususnya ibu rumah

tangga tentang sistem pengelolaan sampah dan sistem pengelolaan sampah di

Dusun IX, Dusun XII serta Dusun XIII.

4.2.1.1 Pengetahuan Responden

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukandengan menggunakan

kuesioner tentang tingkat pengetahuan responden terhadap sistem pengelolaan

sampah adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Responden


Pengetahuan Total
Responden
Frekuensi (orang) Persentase (%)
Rendah
53 53,5
Tinggi 46 46,5
49

Jumlah 99 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang memiliki

pengetahuan rendah sebanyak 53 orang (53,5 %), dan yang memiliki pengetahuan

tinggi sebanyak 46 orang (46,5%).

4.2.1.2 Sikap Responden

Hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner sikap masyarakat Desa

Sei Semayang khususnya ibu rumah tangga tentang sistem pengelolaan sampah

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Sikap Responden


Sikap Responden Total
Frekuensi (orang) Persentase (%)
Buruk 50 50,5
Baik 49 49,5
Jumlah 99 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap

buruk tentang sistem pengelolaan sampah sebanyak 50 orang (50,5 %), dan yang

memiliki sikap baik sebanyak 49 orang (49,5%)

4.2.1.3 Sistem Pengelolaan Sampah

Dapat dilihat dibawah ini hasil penelitian mengenai sistem pengelolaan

sampah dengan menggunakan kuesioner terhadap masyarakat Desa Sei Semayang

khususnya ibu rumah tangga adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5 Distribusi Sitem Pengelolaan Sampah Responden


Sistem Total
Pengelolaan Frekuensi (orang) Persentase (%)
Sampah
Buruk 54 54,5
Baik 45 45,5
50

Jumlah 99 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang mempunyai

sistem pengelolaan sampah buruk sebanyak 54 orang (54,5%) , dan yang

mempunyai sistem pengelolaan sampah baik sebanyak 45 orang (45,5%).

4.2.2 Analisis Bivariat

4.2.2.1. Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

sistem pengelolaan sampah

Dibawah ini dapat dilihat tabel hubungan pengetahuan masyarakat Desa

Sei Semayang terhadap Sistem Pengelolaan Sampah di Desa Sei Semayang tahun

2019.

4.6 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Sistem


Pengelolaan Sampah
Sistem Pengelolaan Sampah
Pengetahuan Buruk Baik Jumlah P value
f f f
Rendah 41 12 53 0,000
Tinggi 13 33 46
Jumlah 54 45 99

Dari hasil wawancara terhadap 99 responden didapatkan bahwa dengan

pengetahuan rendah menunjukkan sistem pengelolaan sampah yang rendah juga

yaitu sebesar 41 orang, jika dibandingkan dengan responden dengan pengetahuan

tinggi sebesar 33 orang. Dari hasil uji statistik Chi Square menunjukan hubungan

yang bermakna antara pengetahuan masyarakat dengan sistem pengelolaan

sampah Desa Sei Semayang dengan P Value 0,000.

4.2.2.2 Hubungan antara Sikap dengan Sistem Pengelolaan Sampah


51

Dibawah ini dapat dilihat tabel hubungan sikap masyarakat Desa Sei

Semayang terhadap Sistem Pengelolaan Sampah di Desa Sei Semayang tahun

2019.

4.7 Hubungan antar Sikap dengan Sistem Pengelolaan Sampah


Sistem Pengelolaan Sampah
Sikap Buruk Baik Jumlah P value
f F F
Negatif 35 15 50 0,004
Positif 19 30 49
Jumlah 54 45 99

Dari hasil wawancara terhadap 99 responden dapat dilihat bahwa dengan

responden dengan sikap negatif tentang pengelolaan sampah juga menunjukkan

memiliki sistem pengelolaan sampah yang buruk yaitu sebanyak 35 orang jika

dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap positif tentang pengelolaan

sampah yaitu sebanyak 30 orang. Hasil uji statistik Chi Square menunjukkan

hubungan yang bermakna antara sikap masyarakat Desa Sei Semayang terhadap

sistem pengelolaan sampah dengan nilai 0,004.

4.3 Pembahasan

4.3.1Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sistem pengelolaan

sampah Desa Sei Semayang

Hasil analisis bivariat yang dilakukan pada 99 responden didapatkan

sebanyak 41 responden memiliki pengetahuan rendah dan pengelolaan sampah

yang buruk. Pengetahuan rendah dan pengelolaan sampah baik sebanyak 12

orang. Responden yang memiliki pengetahuan tinggi dan pengelolaan sampah

buruk sebanyak 13 orang dan responden yang memiliki pengetahuan tinggi dan
52

pengelolaan sampah baik sebanyak 33 orang. Nilai p-value kurang dari alpha

yaitu 0,000<0,05. Yang berarti kurangnya pengetahuan mengenai pengelolan

sampah berisiko memiliki sistem pengelolaan sampah yang buruk.

Banyaknya pengetahuan rendah masyarakat Desa Sei Semayang

disebabkan oleh faktor pendidikan, karena masyarakat yang berpendidikan rendah

tidak tamat sekolah/SD lebih banyak sebab semakin rendah jenjang pendidikan

seseorang maka pengetahuan yang mereka miliki lebih rendah.

Penelitian yang dilakukan Mutiara (2016) menyatakan bahwa pengetahuan

manusia dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun pengalaman pribadi, hal

ini diartikan bahwa pada tingkat pendidikan dengan jenjang tinggi maka

pengetahuan mengenai pengelolaan sampah akan lebih baik. Hal ini sejalan

dengan pendapat Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa pengetahuan

seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pendidikan, informasi dan

budaya. Selain itu juga diperkuat oleh Slamet (2010) bahwa dari aspek

pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka ia akan lebih

mudah dalam menerima hal-hal baru sehingga akan lebih mudah pula untuk

menyelesaikan hal-hal baru tersebut.

Selain itu terdapat hasil uji bivariat sebanyak 12 orang memiliki

pengetahuan yang rendah dengan sistem pengelolaan sampah yang baik. Hal

seperti ini memungkinkan terjadi karena adanya faktor lain yang memengaruhinya

selain pengetahuan yaitu faktor persepsi, pendapatan keluarga dan ketersediaan

sarana

Pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah rumah tangga

dipengaruhi oleh seberapa banyak informasi tentang cara dan manfaat mengelola
53

sampah yang diperoleh. Sebagian besar masyarakat di Desa Sei Semayang kurang

mendapat informasi baik berupa sosialisasi maupun penyuluhan tentang

pengelolaan sampah yang baik dan ramah lingkungan, sehingga pengetahuan

masyarakat tentang cara dan manfaat melakukan pengelolaan sampah pun juga

sangat kurang.

4.3.2 Hubungan antara sikap dengan sistem pengelolaan sampah Desa Sei

Semayang

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan bahwa sikap negatif

dengan pengelolaan sampah yang buruk sebanyak 35 orang lebih banyak

dibandingkan sikap positif dengan pengelolaan sampah yang baik. Hasil uji Chi

Square menunjukkan hubungan yang bermakna antara sikap masyarakat dengan

sistem pengelolaan sampah dengan nilai p-value 0,004.

Penelitian Novita (2017) menyatakan sikap juga dipengaruhi oleh

pengetahuan, pengetahuan yang baik tentang pengelolaan sampah juga menjadi

dasar dalam sikap yang baik dalam pengelolaan sampah, yang berarti pengetahuan

berpikir memegang peranan penting dalam pembentukan sikap.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian Dedi (2014) yang mengutip

pendapat Notoatmodjo dan Azwar, sikap seseorang terhadap suatu objek adalah

perasaan mendukung atau memihak ataupun perasaan tidak mendukung terhadap

objek tersebut. Formulasi menurut Trustone sikap adalah derajat efek positif

maupun efek negatif yang dikaitkan dengan suatu objek psikologis.

Pada hasil bivariat juga terdapat sebanyak 15 orang yang memiliki sikap

buruk dengan sistem pengelolaan sampah yang baik. Hal ini memungkinkan
54

terjadi karena faktor yang mendukung atau kondisi yang memungkinkan

terwujudnya suatu tindakan antara lain adalah karena adanya fasilitas.

Penelitian Afzahul (2018) menyatakan pembentukan sikap dipengaruhi

oleh beberapa faktor yakni pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang

dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan

faktor emosional.

Masyarakat Desa Sei Semayang belum sadar akan pentingnya pemilahan

sampah pada lingkungan walaupun sebagian lagi masyarakat Desa Sei Semayang

sudah menggunakan sarana dan prasarana pengangkutan sampah. Masyarakat

Desa Sei Semayang juga masih banyak yang membuang sampah memakai

bungkusan dan bahkan masih membakar sampah di lingkungan yang padat

penduduk. Anggapan warga bahwa pengelolaan sampah merepotkan, mahal, serta

pengelolaan sampah dianggap hanya menjadi urusan petugas kebersihan menjadi

alasan utama warga enggan untuk mengelola sampah rumah tangga yang

dihasilkannya.
55
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat diambil beberapa

kesimpulan, yaitu:

1. Sebagian besar tingkat pengetahuan masyarakat Desa Sei Semayang

tentang sistem pengelolaan sampah adalah rendah sebesar 41 orang.

2. Sebagian besar sikap masyarakat Desa Sei Semayang tentang sistem

pengelolaan sampah adalah bersikap negatif yaitu sebesar 35 orang.

3. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan

sistem pengelolaan sampah dengan p value 0,000 (p<0,005). Artinya semakin

tinggi pengetahuan akan semakin baik pula sistem pengelolaan sampah.

4. Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan sistem

pengelolaan sampah dengan p value 0,004 (p<0,005). Ini berarti semakin positif

sikap masyarakat tentang pengelolaan sampah maka semakin baik pula siste

pengelolaan sampah.

5.2 Saran

Adapun saran yang diajukan berkaitan dengan penelitian ini diantaranya:

1. Bagi pengurus RT,RW dan kelurahan setempat

Yakni memberikan masukan agar mengadakan koordinasi secara terpadu dari

instansi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah dengan semua

instansi yang bersangkutan.

2. Kepada petugas kesehatan dan kebersihan setempat

55
Yakni memberikan masukan yang berguna dalam pengelolaan sampah serta

sebagai bahan dalam pengawasan lingkungan pemukiman dan perencanaan sistem

pengelolaan sampah setempat yang lebih baik.

56
56

3. Bagi masyarakat dan ibu rumah tangga di Desa Sei Semayang

Yakni memberikan masukan agar perlunya peningkatan kesadaran mengenai

pentingnya pengelolaan sampah agar tercipta lingkungan yang sehat dan bersih.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Yakni memberikan masukan untuk peneliti selanjutnya agar mencari tahu

faktor-faktor apa saja yang menjadi penentu sikap dan pengetahuan dalam sistem

pengelolaan sampah
DAFTAR PUSTAKA

Aria,dkk.2015.Hubungan pengetahuan, sikap, dan intensi perilaku pengelolaan


sampah berkelanjutan pada siswa sekolah dasar di kota padang.FK
Universitas Riau
Badan Standarisasi Nasional (BSN),2002, Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-
2454-2002 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan,
Departemen Pekerjaan Umum,Jakarta
Budiman chandra. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC:2006
Dedi,Mahydi.2016.Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Dengan
Pengelolaan Sampah Di Desa Loli Tasibur Kecamatan Banawa
Kabupaten Donggala.Poltekes Palu
Elsye,ramadhani.2017.Hubungan pengetahuan dan sikap dan ketersediaan
sarana pengelolaan sampah dengan partisipasi pedagang dalam
pengelolaan sampah di pasar raya solok tahun
2017(Skripsi).Padang:Politeknik Kesehatan Padang
Faizah.2008.Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat (Studi
Kasus di Kota Yogyakarta) tahun 2008 (Tesis).Semarang:Universitas
Diponegoro Semarang
Kartika Dewi,Mutiara.2016.Perilaku Masyarakat Sekitar Sungai Mahakam
Kabupaten Kutai Kartanegara Terhadap Pengelolaan Sampah
Kementrian Kesehatan RI. Rencan Pembangunan Jangka Panjang Bidang
Kesehatan. Kemenkes RI, editor. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI;
2010
Kementrian Hukum dan Ham RI. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Kementrian Hukum dan Ham RI, editor. Jakarta: Kementrian hukum dan
Ham RI;2011
Kementrian Pekerjaan Umum. Permen PU No. 03/ PRT/ M/ 2013 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasioanl Pengembangan Sistem Pengelolaan
Persampahan. Kementrian PU, editor. Jakarta: Kementrian PU;2013
Napis,dkk.2017.Faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan membuang
sampah di medan helvetia tahun 2017.FKM Universitas Sari Mutiara
Indonesia
Neliwati. Metode Penelitian Kuantitatif (Kajian Teori dan Praktek). Medan : CV
Widya Puspita:2018
Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu perilaku. Jakarta: PT Rineka
Cipta:2010
Notoatmodjo,S.2012.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Priyo Hastono,Susanto. Analisis Data pada bidang kesehatan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada:2016
Rahmi, Afzahul,dkk.2018. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan
Perilaku Masyarakat dalam Mengelolaa Sampah di Kelurahan Kurao
Pagang tahun 2018. STIKes Alifah Padang
Sangga,Saputra N.A,Surahman Asti M.2017. Pengetahuan,Sikap, dan Perilaku
Pengelolaan Sampah Pada Karyawan di Kampus. Universitas Ahmad
Dahlan

57
Sari,Novita,dkk.2017. Pengetahuan,Sikap dan Pendidikan dengan perilaku
pengelolan sampah di kelurahan Bener kecamatan tegalrejo yogyakarta.
Universitas Ahmad Dahlan
Sumantri,Arif. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup:2017
Soemirat Slamet,Juli. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press:2013

58
58

Yonathan,dkk.2017.Analisis pengaruh pengetahuan dan sikap tentang


pengelolaan sampah terhadap perilaku warga dalam mengelola sampah
rumah tangga di kelurahan sewu,kecamatan jebres,kota
surakarta.Universitas Kristen Surabaya
LAMPIRAN

59
Lampiran 1

KUISIONER PENELITIAN

HUBUNGAN SIKAP DAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP


SYSTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA SEI SEMAYANG
KECAMATAN SUNGGAL TAHUN 2019

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :
Umur :
Pendidikan terakhir :
a. Tidak sekolah/belom tamat sekolah b. SD

c. SMP d. SMA

e. Perguruan Tinggi

II. Pertanyaan Penelitian

A. Pengetahuan Terkait Sistem Pengelolaan Sampah

Berilah tanda (√) menurut pernyataan bapak/ibu yang benar tentang


sistem pegelolaan sampah di bawah ini.

NO PERNYATAAN Ya Tidak
1 Sampah adalah semua benda sisa aktivitas manusia yang sudah
tidak terpakai lagi

2 Sampah organik adalah sampah yang tidak dapat terurai

3 Dedauanan dan sisa sayuran adalah contoh sampah organik

4 Karet, ban dan logam merupakan contoh sampah yang mudah


terurai

5 Sampah dapat diolah menjadi kompos

6 Tempat sampah yang baik adalah yang memiliki tutup

7 Tempat sampah harus diletakkan di luar rumah

8 Tumpukan sampah menjadi sarang tikus, kecoak dan nyamuk

9 Sungai merupakan tempat untuk membuang sampah

60
B. Sikap Terkait Sistem Pengelolaan Sampah

Berilah tanda (√) pada jawaban yang menurut bapak/ibu benar.

NO PERNYATAAN Ya Tidak
Sampah sebaiknya dibuang setiap hari
2 Setiap rumah tangga tidak harus mempunyai tempat sampah
sendiri
3 Tempat sampah sebaiknya mempunyai tutup dan tidak mudah
rusak
4 Sampah dibuang kalau sudah berbau busuk dan keluar
belatung
5 Agar tidak banyak sampah plastik saat bebelanja,
sebaiknya setiap berbelanja ibu/bapak membawa
keranjang/tempat menaruh barang dari rumah
6 Sebelum dibuang, sampah sebaiknya dipilih-pilih terlebih
dahulu antara sampah kering dengan sampah basah, sampah
plastic dengan sisa makanan ke tempat sampah yang berbeda-
beda
7 Sampah boleh dibakar di lingkungan padat penduduk
8 Pengelolaan sampah tidak hanya tanggung jawab pemerintah
saja, tetapi tanggung jawab kita bersama
9 Orang yang membuang sampah sembarangan tidak perlu diberi
sanksi (hukuman)

C. Pengelolaan Sampah

Berilah tanda (√) menurut pernyataan bapak/ibu yang benar tentang


sistem pengelolaan sampah di bawah ini

NO PERNYATAAN Ya Tidak
1 Apakah ibu menyediakan tempat pembuangan sampah di
rumah
2 Jika jawaban no.1 ya, apakah tempat pembuangan sampah ibu
tertutup
3 Apakah tempat pembuangan sampah diletakkan di luar rumah

4 Apakah sampah yang telah terkumpul di rumah dibuang setiap


hari

61
5 Sebelum dibuang, apakah sampah telah dipilah-pilah dahulu
antara sampah basah dengan sampah kering atau sampah
makanan dengan sampah plastik ke tempat sampah yang
berbeda
6 Apakah sampah yang telah dikumpulkan dibuang ke tempat
pembuangan sampah sementara (TPS)
7 Apakah ibu menggunakan kembali barang-barang yang tidak
berguna lagi, seperti kaleng bekas untuk pot bunga atau
tempat menyimpan bumbu masak, dll
8 Apakah ketika berbelanja bapak/ibu membawa
keranjang/tempat menaruh barang dari rumah untuk berbelanja
9 Apakah bapak/ibu sering membeli bahan-bahan dalam
kemasan isi ulang seperti sabun cuci piring atau minyak
makan
10 Apakah ibu menjadikan sampah berupa sisa makanan, kulit
pisang dan sisa sayuran untuk makanan ternak

62
Lampiran 2

HASIL UJI VALIDITAS DAN REABILITAS

TINGKAT PENGETAHUAN

Case Processing Summary

N %

Valid 30 100,0

Cases Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all


variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's N of
Alpha Items

,711 10

Scale Statistics

Mean Variance Std. N of


Deviation Items

33,07 10,409 3,226 10

Correlations

item1 item2 item3 item4 item item6 item7 item8 item9 skor_tot
5 al

Pearson
,415
item1 Correlat 1 ,063 ,135 ,149 * ,253 ,415* ,415* -,200 ,489**
ion

63
Sig. (2-
,740 ,477 ,432 ,023 ,177 ,023 ,023 ,289 ,006
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
Correlat ,063 1 ,213 ,236 ,263 ,100 ,263 -,131 ,253 ,550**
ion
item2
Sig. (2-
,740 ,258 ,210 ,161 ,599 ,161 ,489 ,177 ,002
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
-
Correlat ,135 ,213 1 ,302 ,213 -,112 ,308 ,337 ,583**
,112
ion
item3
Sig. (2-
,477 ,258 ,105 ,556 ,258 ,556 ,098 ,069 ,001
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
-
Correlat ,149 ,236 ,302 1 ,471** -,062 ,557** ,149 ,602**
,062
ion
item4
Sig. (2-
,432 ,210 ,105 ,745 ,009 ,745 ,001 ,432 ,000
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
1,000
Correlat ,415* ,263 -,112 -,062 1 ,263 ** -,034 -,083 ,414*
ion
item5
Sig. (2-
,023 ,161 ,556 ,745 ,161 ,000 ,856 ,663 ,023
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
Correlat ,253 ,100 ,213 ,471** ,263 1 ,263 ,263 ,253 ,684**
item6 ion

Sig. (2-
,177 ,599 ,258 ,009 ,161 ,161 ,161 ,177 ,000
tailed)

64
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item7 Pearson
1,00
Correlat ,415* ,263 -,112 -,062 ,263 1 -,034 -,083 ,414*
**
ion 0

Sig. (2-
,023 ,161 ,556 ,745 ,000 ,161 ,856 ,663 ,023
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item8 Pearson
-
Correlat ,415* -,131 ,308 ,557** ,263 -,034 1 -,083 ,414*
,034
ion

Sig. (2-
,023 ,489 ,098 ,001 ,856 ,161 ,856 ,663 ,023
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
-
Correlat -,200 ,253 ,337 ,149 ,253 -,083 -,083 1 ,432*
,083
ion
item9
Sig. (2-
,289 ,177 ,069 ,432 ,663 ,177 ,663 ,663 ,017
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
,414
Correlat ,489** ,550** ,583** ,602** * ,684** ,414* ,414* ,432* 1
ion
skor_total
Sig. (2-
,006 ,002 ,001 ,000 ,023 ,000 ,023 ,023 ,017
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

65
HASIL UJI VALIDITAS DAN REABILITAS

SIKAP

Case Processing Summary

N %

Valid 30 100,0

Cases Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all


variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's N of
Alpha Items

,721 10

Scale Statistics

Mean Variance Std. N of


Deviation Items

30,80 18,097 4,254 10

Correlations

item item item item item item item item item9 skor_tota
1 2 3 4 5 6 7 8 l

Pearso
n
item1 1 ,267 ,342 ,236 ,024 ,356 -,023 ,111 ,024 ,436*
Correl
ation

66
Sig.
(2- ,154 ,065 ,210 ,899 ,053 ,904 ,559 ,899 ,016
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearso
n ,408
,267 1 ,155 ,000 ,048 -,045 ,218 ,365* ,508**
Correl *

ation
item2
Sig.
1,00
(2- ,154 ,414 ,803 ,025 ,812 ,247 ,047 ,004
0
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearso
n ,432
,342 ,155 1 ,279 ,327 *
,071 ,118 ,155 ,595**
Correl
ation
item3
Sig.
(2- ,065 ,414 ,136 ,078 ,017 ,710 ,534 ,414 ,001
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearso
n
,236 ,000 ,279 1 ,154 ,189 ,342 ,000 ,154 ,507**
Correl
ation
item4
Sig.
1,00 1,00
(2- ,210 ,136 ,416 ,317 ,064 ,416 ,004
0 0
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearso
n ,408
item5 ,024 ,048 ,327 ,154 1 ,408* ,218 -,270 ,508**
Correl *

ation

67
Sig.
(2- ,899 ,803 ,078 ,416 ,025 ,025 ,247 ,149 ,004
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearso
n
,356 ,408* ,432* ,189 ,408* 1 ,397* ,200 ,117 ,754**
Correl
ation
item6
Sig.
(2- ,053 ,025 ,017 ,317 ,025 ,030 ,288 ,539 ,000
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearso
n ,397
-,023 -,045 ,071 ,342 ,408* 1 ,138 ,106 ,542**
Correl *

ation
item7
Sig.
(2- ,904 ,812 ,710 ,064 ,025 ,030 ,466 ,578 ,002
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearso
n
,111 ,218 ,118 ,000 ,218 ,200 ,138 1 ,218 ,454*
Correl
ation
item8
Sig.
1,00
(2- ,559 ,247 ,534 ,247 ,288 ,466 ,247 ,012
0
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearso
n
item9 ,024 ,365* ,155 ,154 -,270 ,117 ,106 ,218 1 ,403*
Correl
ation

68
Sig.
(2- ,899 ,047 ,414 ,416 ,149 ,539 ,578 ,247 ,027
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearso
n ,508* ,595* ,507* ,508* ,754 ,542*
,436* ,454* ,403* 1
Correl * * * * ** *

ation
skor_total
Sig.
(2- ,016 ,004 ,001 ,004 ,004 ,000 ,002 ,012 ,027
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

69
HASIL UJI VALIDITAS DAN REABILITAS

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

Case Processing Summary

N %

Valid 30 100,0

Cases Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on


allvariables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's N of
Alpha Items

,650 10

Case Processing Summary

N %

Valid 30 100,0

Cases Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all


variables in the procedure.

70
Correlations

ite item2 item3 item4 item5 item6 item item8 item9 item1 VAR00001
m1 7 0

Pearson
Correlatio 1 ,302 ,036 ,375* ,250 ,035 ,333 ,068 ,196 ,075 ,519**
n
item1
Sig. (2-
,105 ,849 ,041 ,183 ,856 ,072 ,721 ,299 ,692 ,003
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
,30
Correlatio 1 ,066 ,113 ,264 ,323 ,151 ,277 ,207 ,364* ,624**
2
n
item2
Sig. (2- ,10
,730 ,552 ,159 ,081 ,426 ,138 ,272 ,048 ,000
tailed) 5

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
,03 -
Correlatio ,066 1 ,036 ,145 ,347 ,238 ,043 ,428* ,443*
6 ,218
n
item3
Sig. (2- ,84
,730 ,849 ,443 ,060 ,247 ,206 ,822 ,018 ,014
tailed) 9

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
,37
Correlatio ,113 ,036 1 ,250 ,035 ,333 ,068 ,196 ,075 ,481**
*
n 5
item4
Sig. (2- ,04
,552 ,849 ,183 ,856 ,072 ,721 ,299 ,692 ,007
tailed) 1

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
,25 ,500
Correlatio ,264 ,145 ,250 1 ,138 ** -,068 ,539** ,302 ,643**
0
n
item5
Sig. (2- ,18
,159 ,443 ,183 ,466 ,005 ,721 ,002 ,105 ,000
tailed) 3

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

71
Pearson
,03 -
Correlatio ,323 ,347 ,035 ,138 1 ,085 ,312 ,146 ,486**
5 ,069
n
item6
Sig. (2- ,85
,081 ,060 ,856 ,466 ,716 ,656 ,093 ,441 ,007
tailed) 6

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
,33
Correlatio ,151 -,218 ,333 ,500** -,069 1 ,000 ,196 -,151 ,419*
3
n
item7
Sig. (2- ,07
,426 ,247 ,072 ,005 ,716 1,000 ,299 ,426 ,021
tailed) 2

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item8 Pearson
,06
Correlatio ,277 ,238 ,068 -,068 ,085 ,000 1 ,080 ,031 ,386*
8
n

Sig. (2- ,72 1,00


,138 ,206 ,721 ,721 ,656 ,674 ,872 ,035
tailed) 1 0

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
,19
Correlatio ,207 ,043 ,196 ,539** ,312 ,196 ,080 1 ,015 ,520**
6
n
item9
Sig. (2- ,29
,272 ,822 ,299 ,002 ,093 ,299 ,674 ,938 ,003
tailed) 9

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
,07 -
Correlatio ,364* ,428* ,075 ,302 ,146 ,031 ,015 1 ,463*
5 ,151
n
item10
Sig. (2- ,69
,048 ,018 ,692 ,105 ,441 ,426 ,872 ,938 ,010
tailed) 2

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

72
Pearson
,51 ,419
Correlatio ,624** ,443* ,481** ,643** ,486** * ,386* ,520** ,463* 1
**
n 9

Total
Sig. (2- ,00
,000 ,014 ,007 ,000 ,007 ,021 ,035 ,003 ,010
tailed) 3

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

73
Lampiran 3

ANALISIS UNIVARIAT

TINGKAT PENGETAHUAN

Statistics

pengetahuan_total

Valid 99
N
Missing 0

Std. Deviation ,501

pengetahuan_total

Frequenc Percent Valid Cumulative


y Percen Percent
t
Rendah 53 53,5 53,5 53,5

Valid Tinggi 46 46,5 46,5 100,0

Total 99 100,0 100,0

SIKAP

Statistics

total_sikap

Valid 99
N
Missing 0

Std. Deviation ,503

74
total_sikap

Frequenc Percent Valid Cumulative


y Percen Percent
t
Rendah 50 50,5 50,5 50,5

Valid Tinggi 49 49,5 49,5 100,0

Total 99 100,0 100,0

SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH

Statistics

total_sistem_pengelolaan_
sampah

Valid 99
N
Missing 0

Std. Deviation ,500

total_sistem_pengelolaan_sampah

Frequenc Percent Valid Cumulative


y Percen Percent
t
Buruk 54 54,5 54,5 54,5

Valid Baik 45 45,5 45,5 100,0

Total 99 100,0 100,0

75
Lampiran 4

ANALISIS BIVARIAT

1. TINGKAT PENGETAHUAN

pengetahuan_total *
total_sistem_pengelolaan_sampah
Crosstabulation

Count

total_sistem_pengelolaan_sa Total
mpah

Buruk Baik

Rendah 41 12 53
pengetahuan_tot
al Tinggi 13 33 46

Total 54 45 99

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 23,943a 1 ,000


Continuity Correctionb 22,004 1 ,000
Likelihood Ratio 24,947 1 ,000
Fisher's Exact Test
,000 ,000
Linear-by-Linear
23,701 1 ,000
Association
N of Valid Cases 99

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20,91.
b. Computed only for a 2x2 table

76
2. SIKAP

total_sikap *
total_sistem_pengelolaan_samp
ah Crosstabulation
Count
total_sistem_pengelolaan_sa Total
mpah
Buruk baik
total_sik Rendah 35 15 50
ap Tinggi 19 30 49
Total 54 45 99

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Exact Exact


Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-
9,732a 1 ,002
Square
Continuity
8,513 1 ,004
Correctionb
Likelihood Ratio 9,900 1 ,002
Fisher's Exact Test ,002 ,002
Linear-by-Linear
9,633 1 ,002
Association
N of Valid Cases 99
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 22,27.
b. Computed only for a 2x2 table

77
Lampiran 5

KODE PENGETAHUAN
NO UMUR PENDIDIKAN KATEGORI
PENDIDIKAN
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 TOTAL

TIDAK
1 45 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

2 39 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

3 40 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

TIDAK
4 43 TAMAT 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 16 BAIK

5 35 SMA 4 2 2 2 2 1 2 1 2 2 16 BAIK

6 38 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

7 43 SMP 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 17 BAIK

8 53 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

9 22 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

10 42 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

11 40 SMP 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 17 BAIK

12 25 SMA 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 17 BAIK

13 32 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

14 40 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

15 24 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

16 67 SMA 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 17 BAIK

TIDAK
17 46 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

18 53 SMA 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 BAIK

19 34 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

78
20 51 PT 5 2 1 2 2 2 2 2 2 2 17 BAIK

21 49 SMA 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 17 BAIK

22 48 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

23 49 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

24 78 SMP 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 16 BAIK

25 39 PT 5 2 1 2 2 2 2 2 2 2 17 BAIK

26 40 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

27 53 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

28 49 SMA 4 2 2 2 2 2 1 2 2 2 17 BAIK

29 50 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

30 48 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

TIDAK
31 70 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

32 39 SMA 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 17 BAIK

33 45 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

34 31 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

TIDAK
35 31 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

36 60 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

37 43 PT 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 BAIK

38 60 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

39 29 SMA 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 17 BAIK

40 38 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

41 42 SMP 3 2 2 2 1 2 2 1 1 2 15 BAIK

79
42 55 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

43 42 PT 5 1 2 2 2 2 1 2 2 2 16 BAIK

44 53 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

45 47 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

46 43 SMA 4 2 1 2 1 2 2 2 2 2 16 BAIK

47 34 SMA 4 2 2 1 2 2 2 2 2 1 16 BAIK

48 37 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

49 45 SMA 4 2 2 2 2 1 1 1 2 2 15 BAIK

50 47 SMA 4 2 1 2 2 2 2 1 2 2 16 BAIK

51 50 SMP 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 BAIK

52 51 PT 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

53 39 SMP 3 1 2 1 2 2 2 2 2 2 16 BAIK

54 58 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

55 55 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

56 57 SMA 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 17 BAIK

57 60 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

58 57 SMA 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 17 BAIK

TIDAK
59 69 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

60 44 SMP 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 17 BAIK

61 59 SMP 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 17 BAIK

TIDAK
62 69 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

63 35 SMA 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 BAIK

80
64 67 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

65 65 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

66 38 SMP 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 17 BAIK

67 54 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

68 46 SMP 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 BAIK

69 70 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

70 47 SMP 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 17 BAIK

71 45 SMA 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 BAIK

72 50 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

73 52 SMA 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 17 BAIK

74 52 SMA 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 BAIK

TIDAK
75 68 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

TIDAK
76 72 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

77 38 SMP 3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 16 BAIK

78 45 SMP 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 16 BAIK

79 54 SMA 4 2 2 2 1 2 2 2 2 1 16 BAIK

80 59 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

81 46 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

82 43 SMP 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 15 BAIK

TIDAK
83 62 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

84 38 SMP 3 2 1 2 2 2 1 2 1 2 15 BAIK

85 48 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

81
86 34 SMA 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 17 BAIK

87 42 SMA 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 BAIK

TIDAK
88 57 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

89 59 SMA 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 17 BAIK

90 45 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

91 66 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

92 55 SMA 4 2 2 2 2 2 1 1 2 2 16 BAIK

93 45 SMA 4 2 2 2 1 2 1 2 1 2 15 BAIK

94 64 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

95 38 SMA 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 17 BAIK

96 43 SMA 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 BAIK

97 58 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

98 65 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

99 56 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

82
KODE SIKAP
NO UMUR PENDIDIKAN KATEGORI
PENDIDIKAN
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 TOTAL

TIDAK
1 45 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK

2 39 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

3 40 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

TIDAK
4 43 TAMAT 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 16 BAIK

5 35 SMA 4 2 2 2 2 1 1 1 2 1 14 BAIK

6 38 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

7 43 SMP 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 BAIK

8 53 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

9 22 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

10 42 SD 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 15 BAIK

11 40 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

12 25 SMA 4 2 2 2 1 2 1 2 2 2 16 BAIK

13 32 SD 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 BAIK

14 40 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

15 24 SD 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 BAIK

16 67 SMA 4 2 1 2 2 2 2 2 2 1 16 BAIK

TIDAK
17 46 TAMAT 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 16 BAIK

18 53 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

19 34 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

20 51 PT 5 2 2 2 1 2 2 2 2 2 17 BAIK

83
21 49 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

22 48 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

23 49 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

24 78 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

25 39 PT 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 BAIK

26 40 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

27 53 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

28 49 SMA 4 2 2 1 1 1 1 1 2 2 13 BAIK

29 50 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

30 48 SMP 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 16 BAIK

TIDAK
31 70 TAMAT 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 16 BAIK

32 39 SMA 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 17 BAIK

33 45 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

34 31 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

TIDAK
35 31 TAMAT 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 16 BAIK

36 60 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

37 43 PT 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

38 60 SMP 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 16 BAIK

39 29 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

40 38 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

41 42 SMP 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 BAIK

42 55 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

84
43 42 PT 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

44 53 SD 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 16 BAIK

45 47 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

46 43 SMA 4 2 2 2 2 2 1 2 2 1 16 BAIK

47 34 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

48 37 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

49 45 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

50 47 SMA 4 2 2 2 1 2 1 2 2 2 16 BAIK

51 50 SMP 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 BAIK

52 51 PT 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

53 39 SMP 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 BAIK

54 58 SMA 4 2 1 2 2 2 2 2 2 1 16 BAIK

55 55 SMP 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 16 BAIK

56 57 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

57 60 SD 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 17 BAIK

58 57 SMA 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 17 BAIK

TIDAK
59 69 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

60 44 SMP 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 BAIK

61 59 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

TIDAK
62 69 TAMAT 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 16 BAIK

63 35 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

64 67 SD 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 16 BAIK

85
65 65 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

66 38 SMP 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 16 BAIK

67 54 SD 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 17 BAIK

68 46 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

69 70 SD 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 17 BAIK

70 47 SMP 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 17 BAIK

71 45 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

72 50 SD 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 BAIK

73 52 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

74 52 SMA 4 2 1 2 2 2 2 1 2 2 16 BAIK

TIDAK
75 68 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

TIDAK
76 72 TAMAT 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 16 BAIK

77 38 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

78 45 SMP 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 17 BAIK

79 54 SMA 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 17 BAIK

80 59 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

81 46 SD 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 16 BAIK

82 43 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

TIDAK
83 62 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

84 38 SMP 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 16 BAIK

85 48 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

86 34 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

86
87 42 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

TIDAK
88 57 TAMAT 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 17 BAIK

89 59 SMA 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 17 BAIK

90 45 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

91 66 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

92 55 SMA 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 17 BAIK

93 45 SMA 4 1 1 1 1 2 2 1 2 1 12 BAIK

94 64 SD 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 16 BAIK

95 38 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

96 43 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

97 58 SMP 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 16 BAIK

98 65 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BURUK

99 56 SD 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 16 BAIK

87
KODE SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KATEG
NO UMUR PENDIDIKAN
PENDIDIKAN ORI
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 TOTAL

TIDAK
1 45 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

2 39 SD 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 17 BAIK

3 40 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

TIDAK
4 43 TAMAT 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 15 BAIK

5 35 SMA 4 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 16 BAIK

6 38 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

7 43 SMP 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 18 BAIK

8 53 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

9 22 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

10 42 SD 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 14 BAIK

11 40 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

12 25 SMA 4 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 17 BAIK

13 32 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

14 40 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

15 24 SD 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 14 BAIK

16 67 SMA 4 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 18 BAIK

TIDAK
17 46 TAMAT 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 16 BAIK

18 53 SMA 4 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 16 BAIK

19 34 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

20 51 PT 5 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 15 BAIK

88
21 49 SMA 4 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 13 BAIK

22 48 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

23 49 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

24 78 SMP 3 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 15 BAIK

25 39 PT 5 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 16 BAIK

26 40 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

27 53 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

28 49 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

29 50 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

30 48 SMP 3 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 16 BAIK

TIDAK
31 70 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

32 39 SMA 4 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 17 BAIK

33 45 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

34 31 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

TIDAK
35 31 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

36 60 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

37 43 PT 5 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 17 BAIK

38 60 SMP 3 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 17 BAIK

39 29 SMA 4 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 16 BAIK

40 38 SD 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19 BAIK

41 42 SMP 3 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 15 BAIK

42 55 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

89
43 42 PT 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

44 53 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

45 47 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

46 43 SMA 4 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 17 BAIK

47 34 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

48 37 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 12 BAIK

49 45 SMA 4 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 18 BAIK

50 47 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

51 50 SMP 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 16 BAIK

52 51 PT 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

53 39 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

54 58 SMA 4 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 17 BAIK

55 55 SMP 3 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 16 BAIK

56 57 SMA 4 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 15 BAIK

57 60 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

58 57 SMA 4 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 15 BAIK

TIDAK
59 69 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

60 44 SMP 3 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 17 BAIK

61 59 SMP 3 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 16 BAIK

TIDAK
62 69 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

63 35 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

64 67 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

90
65 65 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

66 38 SMP 3 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 14 BAIK

67 54 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

68 46 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

69 70 SD 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 15 BAIK

70 47 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

71 45 SMA 4 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 16 BAIK

72 50 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

73 52 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

74 52 SMA 4 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 16 BAIK

TIDAK
75 68 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

TIDAK
76 72 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

77 38 SMP 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 16 BAIK

78 45 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

79 54 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

80 59 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

81 46 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

82 43 SMP 3 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 17 BAIK

TIDAK
83 62 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

84 38 SMP 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 15 BAIK

85 48 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

86 34 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

91
87 42 SMA 4 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 18 BAIK

TIDAK
88 57 TAMAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

89 59 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

90 45 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

91 66 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

92 55 SMA 4 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 17 BAIK

93 45 SMA 4 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 17 BAIK

94 64 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

95 38 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

96 43 SMA 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BURUK

97 58 SMP 3 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 17 BAIK

98 65 SMP 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

99 56 SD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 BURUK

92
Lampiran 6

93
Lampiran 7

7
Lampiran 8

8
9

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy