Aspek Klinis Dan Tatalaksana Gagal Jantung Pada Anak: Tinjauan Pustaka
Aspek Klinis Dan Tatalaksana Gagal Jantung Pada Anak: Tinjauan Pustaka
Aspek Klinis Dan Tatalaksana Gagal Jantung Pada Anak: Tinjauan Pustaka
ABSTRACT
Background: Heart failure in children is a serious health problem Results: The main causes of heart failure in children are congenital
and associated with high morbidity and mortality. The causes and heart disease and cardiomyopathy. Diagnostic approach of heart
clinical manifestations of heart failure in children differ significantly failure in children is based on clinical features combined with
with heart failure in adults. Therefore, a comprehensive supporting examination. The principal treatment of heart failure
understanding of heart failure in children is needed. This literature in children includes identification and elimination of precipitating
review aims to provide a review of clinical aspects and treatment of factors, correction of underlying causes, and management of
heart failure in children. pulmonary or systemic congestion.
Methods: This literature review included 47 relevant literature Conclusion: Heart failure is a complex clinical syndrome that
on clinical aspects, management of heart failure, and children. results from structural or functional disorders of the filling or
Different data sources or manual literature studies were used to ejection of blood from the ventricles of the heart where the clinical
search for articles related to literature topics. manifestations and management of heart failure in children are
specific.
Keywords: Heart failure, children, congenital heart disease, cardiomyopathy, treatment.
Cite This Article: Willim, H.A., Cristianto, Prahasti, D.S., Cipta, H., Utami, A.A. 2020. Aspek klinis dan tatalaksana gagal jantung pada anak:
1
Dokter Umum, RSUD Dr.
tinjauan pustaka. Intisari Sains Medis 11(3): 1456-1466. DOI: 10.15562/ism.v11i3.827
Agoesdjam, Kabupaten Ketapang,
Kalimantan Barat, Indonesia
2
Departemen Kardiologi dan
Kedokteran Vaskular, RSUD Dr. ABSTRAK
Soedarso, Pontianak, Kalimantan Latar Belakang: Gagal jantung pada anak merupakan masalah Hasil: Penyebab utama gagal jantung pada anak adalah
Barat, Indonesia
kesehatan serius dan berhubungan dengan morbiditas dan penyakit jantung bawaan dan kardiomiopati. Pendekatan
3
Departemen Kardiologi dan
Kedokteran Vaskular, RSUD Dr.
mortalitas yang tinggi. Penyebab dan manifestasi klinis gagal diagnosis gagal jantung pada anak berdasarkan gambaran klinis
Agoesdjam, Kabupaten Ketapang, jantung pada anak berbeda signifikan dengan gagal jantung yang dikombinasikan dengan pemeriksaan penunjang. Prinsip
Kalimantan Barat, Indonesia pada orang dewasa. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman tatalaksana gagal jantung pada anak meliputi identifikasi dan
4
Departemen Ilmu Kesehatan komprehensif tentang gagal jantung pada anak. Tinjauan pustaka eliminasi faktor presipitasi, koreksi penyebab yang mendasari,
Anak, RSUD Dr. Agoesdjam, ini bertujuan untuk memberikan ulasan mengenai aspek klinis dan serta penanganan kongesti pulmonal atau sistemik.
Kabupaten Ketapang, Kalimantan tatalaksana gagal jantung pada anak. Kesimpulan: Gagal jantung adalah suatu sindrom klinis
Barat, Indonesia Metode: Tinjauan pustaka ini melibatkan 47 literatur yang relevan kompleks yang terjadi akibat gangguan struktural atau fungsional
*Korespondensi: tentang aspek klinis, tatalaksana gagal jantung, dan anak. Sumber dari pengisian atau ejeksi darah dari ventrikel jantung dimana
Herick Alvenus Willim; data yang berbeda atau metode pencarian literatur manual manifestasi klinis dan tatalaksana gagal jantung pada anak bersifat
RSUD Dr. Agoesdjam, Kabupaten digunakan untuk mencari artikel yang berkaitan dengan topik khusus.
Ketapang, Kalimantan Barat, literatur.
Indonesia;
herick_alvenus@yahoo.co.id Kata kunci: Gagal jantung, anak, penyakit jantung bawaan, kardiomiopati, tatalaksana.
Sitasi Artikel ini: Willim, H.A., Cristianto, Prahasti, D.S., Cipta, H., Utami, A.A. 2020. Aspek klinis dan tatalaksana gagal jantung pada anak:
tinjauan pustaka. Intisari Sains Medis 11(3): 1456-1466. DOI: 10.15562/ism.v11i3.827
Diterima: 14-09-2020
Disetujui: 05-11-2020
Diterbitkan: 01-12-2020
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827 1457
ORIGINAL ARTICLE
1458 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827
ORIGINAL ARTICLE
Tabel 2. Klasifikasi modifikasi Ross dan NYHA untuk gagal jantung PENDEKATAN DIAGNOSIS
pada anak20
Evaluasi klinis
Kelas Klasifikasi Modifikasi Ross Klasifikasi NYHA Penegakan diagnosis gagal jantung pada anak
I Asimtomatik Asimtomatik dilakukan berdasarkan temuan gambaran klinis
II Takipnea ringan atau diaforesis saat Terdapat batasan ringan atau gagal jantung yang dikombinasikan dengan bukti
makan pada bayi sedang dalam aktivitas fisik pemeriksaan penunjang seperti laboratorium,
foto toraks, elektrokardiografi (EKG), dan
Sesak napas saat aktivitas pada
anak usia lebih tua ekokardiografi. Gagal jantung pada anak secara
III Takipnea bermakna atau diaforesis Terdapat batasan bermakna umum dapat bermanifestasi sebagai gagal jantung
saat makan pada bayi dalam aktivitas fisik kiri atau gagal jantung kanan. Manifestasi gagal
jantung kiri meliputi: takipnea, sesak, distres
Waktu makan yang memanjang pernapasan, kongesti paru, ortopnea, dan gambaran
dengan gagal tumbuh curah jantung rendah (kesulitan makan, letargi,
Sesak napas bermakna saat palor, diaforesis, akral dingin, gagal tumbuh, dan
aktivitas pada anak usia lebih tua sinkop). Manifestasi gagal jantung kanan meliputi:
IV Gejala seperti takipnea, retraksi, Simtomatik saat istirahat hepatomegali, asites, efusi pleura, edema perifer,
grunting, atau diaforesis saat dan peningkatan tekanan vena jugularis.22 Poin
istirahat penting yang perlu diingat, bahwa peningkatan
tekanan vena jugularis, edema perifer, efusi pleura,
dan krepitasi dada jarang ditemukan pada bayi dan
Tabel 3. Stadium gagal jantung pada anak15,21
anak usia muda sebagai tanda gagal jantung.2
Stadium Interpretasi Contoh Gejala dan tanda gagal jantung pada anak
A Terjadi peningkatan risiko Paparan terhadap obat-obatan bervariasi tergantung umur dan keparahan
mengalami gagal jantung, kardiotoksik, riwayat keluarga penyakit. Gambaran klinis yang sering ditemukan
namun fungsi jantung dengan kardiomiopati herediter, pada bayi dan anak usia muda meliputi kesulitan
dan ukuran ruang jantung jantung univentrikel, transposisi makan (waktu makan memanjang, volume
normal arteri besar asupan sedikit, dan refluks), takipnea, distres
B Abnormalitas morfologi atau Regurgitasi aorta dengan pernapasan, diaforesis saat makan, gagal tumbuh,
fungsi jantung tanpa gejala pembesaran ventrikel kiri, riwayat
dan hepatomegali. Gambaran klinis yang sering
gagal jantung, baik saat ini terpapar antrasiklin dengan
maupun dahulu disfungsi sistolik ventrikel kiri
ditemukan pada anak usia lebih lebih tua dan
remaja meliputi penurunan toleransi aktivitas
C Penyakit jantung struktural Kardiomiopati atau penyakit
atau fungsional yang jantung bawaan dengan disfungsi fisik, sesak, mudah lelah, ortopnea dan dispnea
mendasari dan terdapat ventrikel paroksismal nokturnal, hepatomegali, edema
gejala gagal jantung, baik perifer, pergeseran impuls apikal, dan peningkatan
saat ini maupun dahulu tekanan vena jugularis. Kadang dapat ditemukan
D Gagal jantung stadium akhir Terdapat gejala bermakna gejala abdominal akibat iskemia mesenterium yang
yang membutuhkan infus saat istirahat meskipun terapi menyebabkan nyeri abdomen dan muntah setelah
kontinu inotropik, dukungan medikamentosa telah maksimal makan.14,23
sirkulasi mekanik, atau Pemeriksaan fisik yang teliti dapat memberikan
transplantasi jantung petunjuk tentang penyebab gagal jantung. Denyut
jantung merupakan parameter yang penting.
Pasien dengan kardiomiopati dilatasi onset baru
KLASIFIKASI atau miokarditis dapat mengalami inappropriate
sinus tachycardia. Aritmia jantung primer perlu
Gagal jantung pada anak dapat diklasifikasikan dicurigai apabila denyut jantung >220 kali/menit.
menjadi kelas I-IV berdasarkan tingkat keparahan Tekanan darah biasanya normal pada pasien
gejala. Klasifikasi modifikasi Ross digunakan pada gagal jantung, namun dapat terjadi hipotensi pada
anak usia <6 tahun. Klasifikasi New York Heart gagal jatung dekompensasi akut.13,24 Pemeriksaan
Association (NYHA) yang biasanya digunakan auskultasi dapat ditemukan krepitasi basal dan
pada orang dewasa dapat digunakan pada anak wheezing, namun hal ini dapat pula disebabkan
usia >6 tahun (Tabel 2).20 Gagal jantung pada anak oleh penyakit paru. Suara murmur jantung atau
juga dapat diklasifikasikan menjadi stadium A-D gallop dapat ditemukan. Meskipun auskultasi
berdasarkan progresivitas penyakitnya (Tabel 3). penting, perlu diingat bahwa tidak adanya murmur
atau suara jantung tambahan belum tentu dapat
menyingkirkan adanya penyakit jantung.23 Sianosis
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827 1459
ORIGINAL ARTICLE
sentral dengan saturasi oksigen yang rendah miokardium ventrikel sebagai respons terhadap
(<85%) dapat ditemukan pada PJB sianotik dengan peregangan miofibril. BNP memiliki sensitivitas
pirau kanan ke kiri.25 dan spesifisitas yang baik untuk membantu
penegakan diagnosis gagal jantung. Peningkatan
Laboratorium BNP pada anak dengan gagal jantung berhubungan
Pemeriksaan laboratorium pada anak dengan dengan prognosis buruk. Peningkatan BNP dapat
gagal jantung bertujuan untuk mengkonfirmasi membantu membedakan gagal jantung dengan
diagnosis, memberikan informasi tambahan penyakit paru. Evaluasi BNP berkala berguna untuk
terkait keparahan penyakit, atau menyingkirkan memantau respon terapi dan evaluasi prognosis.
kemungkinan diagnosis lainnya. Pemeriksaan Troponin juga merupakan biomarker jantung yang
laboratorium yang dapat dilakukan meliputi darah penting. Peningkatan troponin dapat ditemukan
lengkap, elektrolit, fungsi renal, fungsi liver, fungsi pada iskemia jantung dan proses inflamasi seperti
tiroid, analisa gas darah, dan biomarker jantung.14,24 miokarditis.24
Pemeriksaan darah lengkap bertujuan
untuk menilai anemia dan infeksi yang dapat Foto toraks
menyebabkan atau memperberat gagal jantung. Pemeriksaan foto toraks perlu dilakukan pada setiap
Elektrolit serum dapat abnormal pada gagal jantung kecurigaan gagal jantung untuk menilai ukuran
dekompensasi akut. Hiperkalemia dapat terjadi jantung, aliran darah paru, edema paru, efusi
akibat gangguan fungsi renal yang dicetuskan pleura, dan tanda infeksi. Rasio kardiotoraks >60%
gagal jantung. Hipokalemia dan hipokloremia pada bayi atau >55% pada anak mengindikasikan
dapat terjadi pada pengunaan diuretik dosis kardiomegali.2 Beberapa PJB memiliki gambaran
tinggi atau jangka panjang.14 Hiponatremia sering khas pada foto toraks, misalnya tanda snowman
ditemukan pada anak yang dirawat dengan gagal (figure of 8) pada TAPVR, boot-shaped (couer
jantung dekompensasi akut dan berhubungan en sabot) pada tetralogi Fallot, egg-on-side pada
dengan peningkatan mortalitas, transplantasi transposisi arteri besar, hilar-waterfall pada trunkus
jantung, dan kebutuhan akan dukungan sirkulasi arteriosus, box-shaped pada anomali Ebstein, dan
mekanik.26 Peningkatan ureum dan kreatinin sering rib notching pada koarktasio aorta.27 Penilaian
ditemukan pada gagal jantung dekompensasi akut. corakan vaskularasi paru penting untuk membantu
Peningkatan enzim liver dan hiperbilirubinemia penegakan diagnosis pada kasus kecurigaan PJB.
dapat ditemukan pada hepatopati kongestif atau Pada PJB asianotik, vaskularisasi paru dapat
gagal jantung kanan berat. Analisa gas darah dapat meningkat atau normal, sedangkan pada PJB
ditemukan hipoksemia, hiperkapnia dan asidosis sianotik, vaskularisasi paru dapat meningkat atau
respiratorik. Fungsi tiroid diperiksa pada kasus menurun (Tabel 4).28
gagal jantung dengan kecurigaan disebabkan
hipotiroid atau hipertiroid.14 Elektrokardiografi
Biomarker jantung juga memiliki peranan Pemeriksaan EKG 12 sadapan dapat memberikan
penting dalam penilaian gagal jantung pada anak. petunjuk etiologi gagal jantung. Pembesaran
B-type natriuretic peptide (BNP) dilepaskan oleh atrium kiri dapat ditemukan pada stenosis atau
1460 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827
ORIGINAL ARTICLE
regurgitasi katup mitral. Pembesaran atrium kanan progresifitas penyakit dan menilai respon terapi.13,14
dapat ditemukan pada atresia trikuspid, defek
septum atrium, dan anomali Ebstein pada katup Cardiovascular magnetic resonance
trikuspid. Hipertrofi ventrikel kiri dapat ditemukan Cardiovascular magnetic resonance (CMR)
pada stenosis aorta, koarktasio aorta, dan defek merupakan teknik pencitraan non-invasif dengan
septum ventrikel. Hipertrofi ventrikel kanan dapat menggunakan magnetic resonance imaging (MRI)
ditemukan pada stenosis pulmonal, tetralogi untuk menghasilkan gambaran detail anatomi
Fallot, dan hipertensi arteri pulmonal. Hipertrofi kardiovaskular, karakterisasi jaringan, dan evaluasi
biventrikel dapat ditemukan pada defek septum komprehensif fungsi jantung. Pemeriksaan CMR
ventrikel besar.29 diindikasikan untuk studi, stratifikasi risiko, dan
Takikardiomiopati, sebagai penyebab reversibel memandu tatalaksana spesifik PJB kompleks dan
gagal jantung akibat takiaritmia seperti takikardi kardiomiopati.30
supraventrikel hanya dapat dideteksi melalui
EKG. Bradiaritmia akibat blok jantung komplit Kateterisasi Jantung dan Penunjang Lainnya
kongenital juga hanya dapat dideteksi melalui EKG. Kateterisasi jantung diindikasikan untuk penilaian
Anomalous left coronary artery from the pulmonary anatomi dan hemodinamik pada keadaan dimana
artery (ALCAPA) dapat menyebabkan gelombang pemeriksaan non-invasif belum dapat memberikan
Q patologis patogmonik pada lead anterolateral. penilaian yang adekuat, pada pasien PJB kompleks
Hipertrofi biventrikel dengan aksis superior dapat yang membutuhkan pembedahan, dan pasien yang
ditemukan pada defek septum atrioventikular. membutuhkan transplantasi jantung. Kombinasi
Pemanjangan interval QTc disertai inversi T kateterisasi jantung dengan biopsi endomiokardial
mengarahkan kecurigaan hipokalsemia sebagai dapat dilakukan pada kasus kecurigaan miokarditis.
penyebab gagal jantung.2 Selain untuk keperluan diagnostik, kateterisasi
jantung dapat dilakukan untuk keperluan terapi
Ekokardiografi intervensi transkateter seperti tindakan septostomi
Ekokardiografi merupakan pemeriksaan penunjang atrium pada PJB kritis yang membutuhkan
yang fundamental pada pasien anak dengan gagal komunikasi atrium kanan dan kiri, penutupan
jantung untuk menilai struktur dan fungsi jantung defek septum, stenting duktus arteriosus paten,
secara detail. Ekokardiografi dapat memberikan valvuloplasti balon, serta angioplasti balon dan/
data struktur/morfologi jantung, volume/diameter atau pemasangan stent untuk lesi obstruktif.31
ruangan jantung, ketebalan dinding, fungsi sistolik/ Pemeriksaan anti-streptolysin O dan C-reactive
diastolik ventrikel, dan tekanan pulmonal. Data protein dapat dilakukan pada kasus kecurigaan
ini sangat penting untuk penegakan diagnosis demam rematik akut atau rekurensi demam rematik
dan memandu terapi yang tepat. Pemeriksaan akut pada penyakit jantung rematik. Kultur darah
ekokardiografi berkala pada pasien anak dengan dapat dilakukan pada kasus kecurigaan endokarditis
gagal jantung diperlukan untuk memantau infektif. Pemeriksaan genetik atau polimorfisme
dapat dilakukan pada pasien dengan kardiomiopati
primer maupun resiko aterosklerosis.13,32
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827 1461
ORIGINAL ARTICLE
stabil). Neonatus dengan gagal jantung akut akibat gagal jantung stadium akhir atau refrakter dapat
PJB kritis tergantung duktus membutuhkan dipertimbangkan untuk diberikan dukungan
pemeliharaan patensi duktus arteriosus dengan sirkulasi mekanik atau transplantasi jantung sesuai
infus prostaglandin atau prosedur darurat seperti indikasi.14
pemasangan stent duktus. Gagal jantung akut
dengan penyebab ekstrakardiak ditatalaksana PILIHAN TERAPI FARMAKOLOGIS
sesuai penyebab yang mendasari. Terapi Studi prospektif terkait terapi farmakologis pada
medikamentosa awal disesuaikan dengan status anak dengan gagal jantung masih belum sebanyak
kongesti dan hipoperfusi. Diuretik loop efektif orang dewasa sehingga prinsip terapi gagal jantung
dalam menurunkan kelebihan volume pada gagal pada anak umumnya mengadopsi hasil studi pada
jantung. Inotropik/vasodilator dibutuhkan pada orang dewasa. Terapi farmakologis yang sering
keadaan hipoperfusi.14 digunakan meliputi kombinasi diuretik, ACEI, BB,
Pasien dapat diposisikan setengah duduk (30- antagonis aldosteron, dan digoksin.20 Obat-obatan
45o) untuk mengurangi kongesti paru dan sesak. yang sering digunakan pada anak dengan gagal
Sedasi dapat dipertimbangkan pada anak yang jantung beserta dosisnya dapat dilihat pada Tabel 5.
sangat gelisah. Pada kasus PJB asianotik atau
kardiomiopati, oksigen harus diberikan jika SpO2 Diuretik
<90%. Pada kasus PJB sianotik, oksigen hanya Diuretik digunakan pada anak dengan gagal jantung
memberikan sedikit efek dalam menaikkan SpO2. simtomatik yang disertai kongesti sistemik atau
Pembatasan asupan natrium diindikasikan pada pulmonal. Furosemide merupakan diuretik loop
pasien dengan edema atau retensi cairan. Restriksi yang paling sering digunakan, umumnya diberikan
cairan diindikasikan pada pasien dengan edema secara intravena pada gagal jantung dekompensasi
yang tidak berespon dengan terapi diuretik atau akut. Komplikasi potensial terapi diuretik
hiponatremia.14 meliputi hipovolemia dan gangguan elektrolit,
Setelah stabilisasi awal, pencarian etiologi yang khususnya hiponatremia dan hipokalemia sehingga
akurat harus dilakukan. Kasus kardiomiopati dan diperlukan pemantauan status cairan dan elektrolit
disfungsi sistolik ventrikel kiri membutuhkan berkala.33 Penggunaan furosemide pada gagal
angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACEI) dan jantung yang disebabkan PJB sianotik dengan
beta-blocker (BB) sebagai pilihan obat utama. Kasus pirau kanan ke kiri seperti tetralogi Fallot perlu
PJB membutuhkan intervensi korektif atau paliatif berhati-hati karena risiko hipovolemia yang dapat
dan terapi medikamentosa diberikan jika terdapat menyebabkan peningkatan stimulasi simpatis dan
disfungsi sistolik ventrikel kiri. Pemantauan respon berkurangnya hantaran oksigen sehingga terjadi
terapi dilakukan secara berkala. Pasien dengan asidosis, peningkatan resistensi vaskular paru, dan
1462 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827
ORIGINAL ARTICLE
peningkatan pirau kanan ke kiri.34 kronotropik negatif dan inotropik positif. Digoksin
diketahui dapat memperbaiki gejala, meningkatkan
Angiotensin-converting enzyme inhibitor kualitas hidup dan mengurangi angka hospitalisasi,
Gagal jantung menyebabkan aktivasi sistem SRAA. namun tidak meningkatkan kesintasan pada orang
ACEI menghambat SRAA dengan menginhibisi dewasa dengan gagal jantung kronik.23 Digoksin
pembentukan angiotensin II, suatu vasokonstriktor tidak direkomendasikan pada anak dengan gagal
yang dapat menyebabkan hipertrofi dan fibrosis jantung asimtomatik. Digoksin dosis rendah
jantung. ACEI dapat mengurangi simtomatik dapat digunakan pada anak dengan gagal jantung
gagal jantung dengan menurunkan afterload, simtomatik dan ejeksi fraksi yang rendah.37
meningkatkan curah jantung, dan membalikkan Digoksin memiliki indeks terapeutik yang sempit
remodeling ventrikel kiri.15 Captopril dan enalapril sehingga penggunaannya perlu berhati-hati,
merupakan ACEI yang paling sering digunakan terutama pada gangguan ginjal dan elektrolit. Efek
pada anak dengan gagal jantung. Pemberian toksisitas digoksin dapat terjadi pada konsentrasi
rutin ACEI direkomendasikan pada anak dengan digoksin serum >2 nanogram/mililiter, meliputi
disfungsi ventrikel kiri. Permantauan berkala aritmia, gangguan neurologis, penglihatan, dan
tekanan darah, fungsi ginjal dan kalium perlu gastrointestinal.38 Digoksin dikontraindikasikan
dilakukan.14,35 Penggunaan ACEI pada tetralogi pada kardiomiopati hipertrofi, sindrom Wolff-
Fallot perlu dihindari karena efek penurunan Parkinson-White, dan blok atrioventrikular derajat
resistensi vaskuler sistemik dapat menyebabkan tinggi.39
peningkatan pirau kanan ke kiri sehingga dapat
mencetuskan serangan hipersianotik.36 Inotropik
Obat-obatan inotropik intravena seperti dobutamin,
Angiotensin II Receptor Blocker dopamin, epinefrin, milrinon, dan levosimendan
Seperti ACEI, angiotensin II receptor blocker dapat digunakan sebagai dukungan sementara pada
(ARB) juga menghambat SRAA. Data mengenai pasien gagal jantung akut dengan syok kardiogenik
penggunaan ARB pada anak masih sangat terbatas. dan perfusi sistemik/organ akhir yang buruk.
ARB seperti losartan dapat diberikan pada pasien Dobutamin dan/atau milrinon dapat digunakan
yang intoleran terhadap ACEI (misalnya batuk atau sebagai lini pertama terapi penyelamatan. Epinefrin
angioedema).15 dapat digunakan pada hipotensi refrakter dan
perfusi organ akhir yang buruk. Levosimendan
Beta-blocker dapat digunakan pada gagal jantung dekompensasi
BB dapat menangkal efek aktivasi simpatis kronis akut yang tidak responsif dengan agen inotropik
pada gagal jantung, menstabilkan denyut jantung, lainnya.37
dan meningkatkan pengisian diastolik ventrikel kiri.
BB seperti carvedilol, metoprolol, atau bisoprolol Vasodilator
dapat digunakan pada anak dengan disfungsi Vasodilator seperti nitrogliserin, nitroprusid, dan
sistolik sedang atau berat. Pemberian BB dimulai hidralazin umumnya digunakan pada gagal jantung
dengan dosis rendah dan dititrasi secara bertahap.6 akut untuk mengurangi afterload. Vasodilator dapat
digunakan pada pasien anak dengan gagal jantung
Antagonis aldosteron akut tanpa hipotensi dan dikombinasikan dengan
Antagonis aldosteron memiliki efek antifibrosis dan diuretik untuk memperbaiki gejala pada edema
antiremodelling pada miokardium. Spironolakton paru akut.14,37
merupakan obat golongan antanogis aldosteron
yang paling sering digunakan. Obat ini juga Antikoagulan
berperan sebagai agen hemat kalium dan berguna Antikoagulan seperti heparin dan warfarin
jika dikombinasikan dengan diuretik loop.33 digunakan sebagai tromboprofilaksis pada pasien
Spironolakton diberikan pada anak dengan anak dengan trombus intrakardiak, riwayat
gagal jantung yang belum mengalami perbaikan trombus intrakardiak dengan ejeksi fraksi yang
fungsi ventrikel setelah diberikan ACEI dan BB. rendah, fibrilasi/flutter atrium tidak terkontrol
Monitoring elektrolit berkala perlu dilakukan dengan ejeksi fraksi yang rendah, kardiomiopati
khususnya jika digunakan bersamaan dengan dilatasi dengan disfungsi ventrikel kiri yang berat,
ACEI.6 penggunaan katup prostetik, dan pasca operasi
Fontan.37,40
Digoksin
Digoksin menginhibisi Na+/K+-ATPase dan
meningkatkan kalsium intraseluler dengan efek
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827 1463
ORIGINAL ARTICLE
1464 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827
ORIGINAL ARTICLE
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827 1465
ORIGINAL ARTICLE
35. Diez CC, Khalil F, Schwender H, Dalinghaus M, Jovanovic Cardiology Foundation/American Heart Association task
I, Makowski N, et al. Pharmacotherapeutic management of force on practice guide. Circulation. 2013;127(3):283-352.
paediatric heart failure and ACE-I use patterns: a European 42. Benatar A, Dewals W. Incessant ectopic atrial tachycardia
survey. BMJ Paediatr Open. 2019;3(1):1-12. in the pediatric age: clinical presentation and therapeutic
36. Rao PS. Diagnosis and management of cyanotic congenital options. Ann Cardiol Cardiovasc Med. 2018;2(2):1016.
heart disease: part I. Indian J Pediatr. 2009;76(1):57-70. 43. Schweiger M, Stiasny B, Dave H, Cavigelli-Brunner
37. Kirk R, Dipchand AI, Rosenthal DN, Addonizio L, Burch A, Balmer C, Kretschmar O, et al. Pediatric heart
M, Chrisant M, et al. The International Society for Heart transplantation. J Thorac Dis. 2015;7(3):552-9.
and Lung Transplantation guidelines for the management 44. Madriago E, Silberbach M. Heart failure in infants and
of pediatric heart failure: executive summary. J Heart Lung children. Pediatr Rev. 2010;31(1):4-12.
Transplant. 2014;33(9):888-909. 45. Rossano JW, Jang GY. Pediatric heart failure: current state
38. Mutlu M, Aslan Y, Kader S, Akturk-Acar F, Dilber E. and future possibilities. Korean Circ J. 2015;45(1):1-8.
Clinical signs and symptoms of toxic serum digoxin levels 46. Almond CSD, Thiagarajan RR, Piercey GE, Gauvreau K,
in neonates. Turk J Pediatr. 2019;61(2):244-9. Blume ED, Bastardi HJ, et al. Waiting list mortality among
39. Jain S, Vaidyanathan B. Digoxin in management of heart children listed for heart transplantation in the United
failure in children: should it be continued or relegated to States. Circulation. 2009;119(5):717-27.
the history books? 2009;2(2):149–52. 47. Hsu DT, Pearson GD. Heart failure in children part II:
40. Jain S, Vaidyanathan B. Oral anticoagulants in pediatric diagnosis, treatment, and future directions. Circ Heart Fail.
cardiac practice: a systematic review of the literature. Ann 2009;2(5):490-8.
Pediatr Cardiol. 2010;3(1):31-4.
41. Epstein AE, Dimarco JP, Ellenbogen KA, Estes NAM,
Freedman RA, Gettes LS, et al. 2012 ACCF/AHA/HRS
focused update incorporated into the ACCF/AHA/
HRS 2008 guidelines for device-based therapy of cardiac
rhythm abnormalities: a report of the American College of
1466 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827