118-Article Text-630-1-10-20210818
118-Article Text-630-1-10-20210818
118-Article Text-630-1-10-20210818
ABSTRACT
The character of integrity is one of the main character values in the Movement for
Strengthening Character Education launched by the Ministry of Education and Culture in 2016.
The character values in question include religious, nationalist, mutual cooperation,
independence and integrity. These character values need to be instilled from childhood.
Likewise, the character of integrity can be formed through formal education in elementary
schools, one of which is through literacy programs. Elementary school level children have the
characteristics of high curiosity and understand concrete things better than abstract. So that the
literacy program that is applied must be interesting and fun. The literacy program has developed
dynamically, which was initially only defined as the ability to read and write, then developed
with the ability to think critically and speak spoken language. One form of literacy in schools is
through the School Literacy Movement. One form of literacy at school is through the habit of
reading books other than textbooks for 15 minutes before the lesson begins. Books that contain
exemplary stories can shape children's morals. In addition, the provision of training from the
teacher can train children's honesty. Giving assignments also trains children's responsibilities. It
is hoped that through the literacy program, children's integrity character is formed, including
honesty, love for the truth, loyalty, moral commitment, anti-corruption, justice, responsibility,
example, respecting individual differences.
Keywords : Formation, integrity character values, and school literacy movement
Pendahuluan
Gerakan Nasional Pendidikan Karakter secara intensif sudah dimulai sejak tahun 2010.
Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 mengeluarkan Rencana Aksi Nasional
(RAN) Pendidikan Karakter untuk mengembangkan rintisan di sekolah-sekolah seluruh
Indonesia dengan 18 nilai karakter. Nilai karakter tersebut antara lain religius, jujur, toleransi,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta
tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial dan
tanggung jawab.1 Gerakan Nasional Pendidikan Karakter yang dimulai pada tahun 2010 ini
sudah melahirkan sekolah-sekolah rintisan yang mampu melaksanakan pembentukan karakter
secara kontekstual sesuai dengan potensi lingkungan setempat.
1
Said Hamid Hasan, dkk., Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Jakarta: Puskur Balitbang
Kemendiknas, 2010), 8
43
PREMIERE : Journal of Islamic Elementary Education Vol 3 No 1 | Tahun 2021
2
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kajian dan Pedoman Penguatan Pendidikan
Karakter, 7-8
3
Ferguson B., Information Literacy. A Primer for Teachers, Librarians, and Other Informed People
(www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf, diakses pada 28 Desember 2019).
44
PREMIERE : Journal of Islamic Elementary Education Vol 3 No 1 | Tahun 2021
Metodologi
Penulisan artikel ilmiah harus dilakukan penyusunan yang sistematis untuk memudahkan
pemahaman pembaca. Salah satunya menggunakan penelitian studi pustaka. Artikel ini
menggunakan teknik studi literatur atau kajian pustaka. Berbagai buku, jurnal, dan laporan
penelitian yang berkaitan dengan kajian “pembentukan nilai karakter integritas melalui gerakan
literasi sekolah pada anak MI/SD”. Teknik ini bertujuan untuk mengungkapkan berbagai teori-
teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti sebagai bahan rujukan dalam
pembahasan hasil penelitian. Informasi-informasi penting yang ditemukan dalam sumber, dicatat
dan diolah guna manjawab topik pembahasan, sehingga menghasilkan tulisan yang utuh dan
sistematis.
Pemilihan sumber referensi menjadi langkah awal, supaya tendensi yang dipakai dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya (bersifat ilmiah). Analisis yang tajam dan kritis dapat
membantu penyajian data yang komprehensif. Langkah selanjutnya yakni mengolah informasi
4
Akhmad Aji Pradana, & Jazilatul Ummah. (2020). PENGARUH MEDIA SEMPOA TERHADAP KEMAMPUAN
OPERASI HITUNG PENGURANGAN SISWA KELAS II MI . PREMIERE : Journal of Islamic Elementary
Education, 2(1), 94-102. https://doi.org/10.51675/jp.v2i1.89
45
PREMIERE : Journal of Islamic Elementary Education Vol 3 No 1 | Tahun 2021
menjadi kalimat-kalimat yang penempatanya sesuai fokus bahasan. Kalimat diuraikan secara
detail dan terperinci agar diperoleh tulisan yang utuh dan lengkap.
Hasil
Nilai-nilai Karakter menurut Gerakan PPK
Seperti yang telah disebutkan di atas, pada tahun 2010 telah dirumuskan nilai-nilai
karakter sebagai grand design untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Nilai-
nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa didasarkan kepada
empat dasar yang menjadi landasannya, yaitu agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan
nasional.5 Berdasarkan keempat sumber nilai itu, teridentifikasi sejumlah nilai untuk
pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut.6
Tabel 2.2
Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa menurut Dinas
Pendidikan
Nilai Deskripsi
5
Kementrian Pendidikan Nasional, Bahan Pelatihan, Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai
Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, (Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional, 2010), 8.
6
Ibid., 9-10. Lihat. Said Hamid Hasan, dkk., Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Jakarta:
Puskur Balitbang Kemendiknas, 2010), 8.
46
PREMIERE : Journal of Islamic Elementary Education Vol 3 No 1 | Tahun 2021
Nilai karakter di atas adalah yang dikeluarkan Kementrian Pendidikan Nasional pada
tahun 2010 untuk mengembangkan pendidikan nasional. Selanjutnya pada tahun 2016
dikembangkan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) oleh Kemendikbud. Dalam
hubungan ini Gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan
yang membudayakan dan memberadabkan. Untuk itu, ada 5 nilai utama karakter yang saling
berkaitan membentuk jejaring nilai karakter yang perlu dikembangkan. Kelima nilai utama
karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut.7
7
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kajian dan Pedoman Penguatan Pendidikan
Karakter, 7-8.
47
PREMIERE : Journal of Islamic Elementary Education Vol 3 No 1 | Tahun 2021
48
PREMIERE : Journal of Islamic Elementary Education Vol 3 No 1 | Tahun 2021
8
www.maxmanroe.com/vid/umum/arti-integritas-adalah.html. Lihat juga pada Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) online http://kbbi.web.id/integritas.html. Diakses pada 29 Desember 2019.
49
PREMIERE : Journal of Islamic Elementary Education Vol 3 No 1 | Tahun 2021
9
www.maxmanroe.com/vid/umum/arti-integritas-adalah.html. Diakses pada 29 Desember 2019.
10
Kementrian Pendidikan, Kajian dan Pedoman..., 8
11
McCain, John & Mark Salter, Karakter-Karakter yang Menggugah Dunia, Terj. T. Hermaya (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2009), 50-53
50
PREMIERE : Journal of Islamic Elementary Education Vol 3 No 1 | Tahun 2021
12
James P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1993), 279.
13
Suyono, Pengembangan Perilaku Berliterasi Siswa Berbasis Kegiatan Ilmiah: Hasil-hasil Penelitian dan
Implementasinya di Sekolah, Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 3, Nomor 2, Juni 2006, 81-90
51
PREMIERE : Journal of Islamic Elementary Education Vol 3 No 1 | Tahun 2021
murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat, dan pemangku
kepentingan.14
Kegiatan gerakan literasi sekolah merupakan upaya menumbuhkan kecintaan membaca
kepada peserta didik dan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus merangsang
imajinasi. Dalam aplikasi Gerakan Literasi Sekolah, para pemangku kepentingan perlu
dilibatkan secara terprogram dengan tujuan agar peserta didik, terutama di tingkat pendidikan
dasar, menjadi insan berbudaya literasi.
Melalui penguatan kompetensi literasi, terutama literasi dasar, diharapkan seluruh
peserta didik dapat memanfaatkan akses lebih luas pada pengetahuan, sehingga tinggi
rendahnya peringkat kompetensi dapat diketahui dan dilakukan perbaikan pada peringkat
kompetensi yang rendah. Dengan demikian, dengan bekal kompetensi literasi peserta didik
memiliki tingkat pengetahuan yang luas sekaligus memiliki konsistensi terhadap perilakunya.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat integritas seseorang dapat diwujudkan melalui program
literasi di sekolah.
14
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Desain Induk
Gerakan Literasi Sekolah (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2016), 7-8.
52
PREMIERE : Journal of Islamic Elementary Education Vol 3 No 1 | Tahun 2021
menyimak, dan berbicara secara cerdas supaya peserta didik dapat melakukan pembatinan dan
pembiasaan diri. Salah satu gerakan literasi yang bisa dikembangkan adalah Gerakan
Membaca 15 Menit sebelum pelajaran dimulai.15
Penanaman nilai karakter integritas melalui literasi ini sudah selayaknya ditanamkan
sejak pendidikan dasar, lalu dilanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, agar
peserta didik dapat meningkatkan kemampuan untuk mengakses informasi dan pengetahuan.
Selain itu, peserta didik mampu membedakan informasi yang bermanfaat dan tidak
bermanfaat. Hal itu karena literasi mengarahkan seseorang pada kemampuan memahami
pesan yang diwujudkan dalam berbagai bentuk teks (lisan, tulis, visual).
Program GLS dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan
sekolah di seluruh Indonesia. Pembiasaan untuk mengembangkan GLS adalah pembiasaan
kegiatan membaca yang menyenangkan di ekosistem sekolah. Kegiatan yang dapat dilakukan
adalah lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan
membacakan buku dengan nyaring(read aloud) atau seluruh warga sekolah membaca dalam
hati (sustained silent reading). Lingkungan sekolah menyediakan perpustakaan sekolah, sudut
baca, area baca yang nyaman, sarana yang lain, dan penyediaan koleksi teks cetak, visual,
digital yang mudah diakses oleh seluruh warga sekolah. Kegiatan ini dikemas dalam suasana
yang menyenangkan tanpa tagihan. Kalau kegiatan ini sudah berjalan dengan baik, baru
dilanjutkan tahap kedua, pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan literasi
yang berupa pengembangan dengan tagihan sederhana untuk penilaian nonakademik. Tahap
ketiga adalah pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi yang berupa pembelajaran dengan
adanya tagihan akademik. Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi di atas bertujuan
mengembangkan kemampuan memahami teks dan kaitannya dengan pengalaman pribadi,
berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan
menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran.16
Untuk mengembangkan pembelajaran berbasis literasi, kurikulum 2013 membuat
sejenis tagihan akademik, yakni pada tataran sekolah dasar peserta didik diminta membaca
nonteks pelajaran minimal 6 buku, tataran SMP minimal 12 buku, dan tataran SMA/SMK
15
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kajian dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter-2016, 29.
16
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Desain Induk
Gerakan Literasi Sekolah (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2016), 22.
53
PREMIERE : Journal of Islamic Elementary Education Vol 3 No 1 | Tahun 2021
minimal 18 buku.17 Kegiatan membaca ini bertujuan untuk melatih siswa agar memiliki
konsistensi dalam membaca buku, yang nantinya akan menjadi sebuah kebiasaan dan
kegemaran.
Program literasi di Sekolah Dasar harus didukung dengan penataan ruang perpustakaan
yang nyaman dan menyenangkan. Perpustakaan harus dikelola dengan baik agar mampu
meningkatkan minat baca anak SD/MI dan menjadikan mereka pembelajar sepanjang hayat.
Perpustakaan SD memiliki peran dalam mengoordinasi pengelolaan sudut baca kelas, area
baca dan prasarana literasi lain di SD. Lingkungan sekolah yang mendukung dapat
memotivasi siswa untuk giat mengikuti kegiatan sekolah.18
Mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanin (2019) tentang Pelaksanaan
Gerakan Literasi Sekolah dalam Pembentukan karakter Siswa di SDN Madyopuro 2 Malang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Gerakan literasi sekolah dalam
pembentukan karakter siswa memberikan nilai yang positif, diantaranya terbentuknya
karakter siswa integritas, religious, disiplin, gemar membaca, dan bertanggung jawab. 19
Diperkuat lagi penelitian yang dilakukan oleh Erna (2019) yang berjudul “Membangun
Karakter Siswa Sekolah Dasar melalui Gerakan Literasi Sekolah”. Hasil penelitian
menyatakan bahwa implementasi Gerakan literasi di sekolah dilakukan melalui tahap
pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran. Gerakan literasi dilalukan untuk membangun,
memperbaiki karakter, dan memberikan dampak positif terhadap generasi bangsa. Melalui
pendidikan karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan diharapkan degradasi
karakter atau moral anak bangsa di masa yang akan datang tidak akan terjadi dan akan terlahir
generasi bangsa dengan ketinggian budi pekerti dan karakter.20
Kesimpulan
Anak usia SD/MI merupakan masa transisi dari masa bermain di taman kanak-kanak
memasuki lingkungan sekolah formal. Pada masa Sekolah Dasar aspek intelektualitas sudah
17
Dirjen Dikdasmen, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2016), 29-30.
18
Isnawati Nur Afifah Latif, Optimalisasi Lingkungan Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19, (Premiere, 2020),
5
19
Nida Helwa Hanin, Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Madyopuro 2 Malang,
(Skripsi, UIN Malang, 2019), 16.
20
Erna Labudasari, “Membangun Karakter Siswa Sekolah Dasar melalui Gerakan Literasi Sekolah”, (UnMuh
Cirebon, 2019), 3.
54
PREMIERE : Journal of Islamic Elementary Education Vol 3 No 1 | Tahun 2021
mulai ditekankan. Karakteristik yang dimiliki pada umumnya baru dapat menerima informasi
yang sifatnya konkret ketimbang yang abstrak. Sehingga metode dalam pembelajaran kelas dan
metode pembentukan karakter harus dilakukan dengan cara yang menarik dan menyenangkan
menyesuaikan karakteristiknya. Hal ini berpengaruh terhadap keberhasilan dalam proses
pembelajaran maupun pembentukan karakternya.
Gerakan Literasi Sekolah merupakan suatu usaha atau kegiatan yang sifatnya partisipatif
yang melibatkan seluruh warga sekolah. Kegiatan ini pada dasarnya bertujuan untuk
menumbuhkan minat baca tulis anak. Meskipun sebenarnya literasi tidak dapat diartikan sempit
sebatas kegiatan baca tulis, akan tetapi juga berpikir secara mendalam. Bisa berupa kemampuan
dalam menganalisis suatu masalah dan menyampaikan pemikirannya dengan bahasa yang logis,
analitis dan sistematis.
Selain bertujuan untuk meningkatkan minat baca tulis anak, program literasi juga
membentuk kepribadian anak yang berintegritas sesuai dengan ilmu yang mereka miliki.
Membaca buku cerita yang sarat akan nasehat dapat menciptakan kesadaran untuk berbuat baik.
Mengerjakan tugas yang diberikan guru juga melatih anak bertanggung jawab atas tugasnya dan
menguji tingkat sportivitasnya, apakah mereka jujur saat mengerjakan latihan atau sebaliknya.
Dan masih banyak hal strategi dalam gerakan literasi yang dapat merangsang karakter integritas
pada anak usia SD/MI
Daftar Referensi
Chaplin , James P. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Grafindo Persada. 1993.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016.
Dirjen Dikdasmen, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. 2016.
Ferguson B., Information Literacy. A Primer for Teachers, Librarians, and Other Informed
People (www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf.
Hanin, Nida Helwa. Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar Negeri
Madyopuro 2 Malang. Skripsi: UIN Malang. 2019.
55
PREMIERE : Journal of Islamic Elementary Education Vol 3 No 1 | Tahun 2021
Hasan, Said Hamid, dkk., Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta:
Puskur Balitbang Kemendiknas, 2010.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kajian dan Pedoman Penguatan
Pendidikan Karakter.
Labudasari, Erna. Membangun Karakter Siswa Sekolah Dasar melalui Gerakan Literasi
Sekolah”. UnMuh Cirebon. 2019.
Latif, Isnawati Nur Afifah, Optimalisasi Lingkungan Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19,
PREMIERE : Journal of Islamic Elementary Education, 2(1), 43-62, DOI:
https://doi.org/10.51675/jp.v2i1.86, 2020.
McCain, John & Mark Salter, Karakter-Karakter yang Menggugah Dunia, Terj. T. Hermaya.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009.
Pradana, Akhmad Aji & Jazilatul Ummah, PENGARUH MEDIA SEMPOA TERHADAP
KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN SISWA KELAS II MI .
PREMIERE : Journal of Islamic Elementary Education, 2(1), 94-102.
https://doi.org/10.51675/jp.v2i1.89, 2020
Prawiro, M., “Arti Integritas Diri: Pengertian, Fungsi, Manfaat dan Urgensinya”,
www.maxmanroe.com/vid/umum/arti-integritas-adalah.html, dikases 1 Juni 2021.
56