1 PB
1 PB
1 PB
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis literasi keuangan, motivasi investasi, dan pengetahuan
investasi, terhadap minat investasi digital pada generasi Z di masa pandemi Covid-19. Jenis penelitian
ini adalah kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah generasi Z di wilayah Jakarta. Metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dengan teknik purposive
sampling dan disesuaikan dengan teknik Maximum Likelihood Estimation (MLE). Sampel penelitian
ini sebanyak 152 responden. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner.
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini yakni kuesioner sebagai data primer dan data
sekunder berupa studi kepustakaan dari jurnal, buku, dan internet. Data dari responden diolah dengan
metode SEM-PLS dengan software SmartPLS 3. Penelitian ini membuktikan bahwa literasi keuangan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat investasi digital generasi Z, motivasi investasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat investasi digital generasi Z, dan pengetahuan
investasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap minat investasi digital generasi Z.
Kata Kunci: Literasi Keuangan, Motivasi Investasi, Pengetahuan Investasi, Minat Investasi
Digital, Generasi Z, Covid-19
PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi dan teknologi komunikasi sangat memberikan banyak
kemudahan dalam dunia bisnis. Salah satunya adalah memasuki pasar modal. Pasar modal ialah
tempat dimana bertemunya antara pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dengan pihak
yang membutuhkan dana (perusahaan) dengan cara memperjualbelikan sekuritas (Rika, 2014).
Aldiki, R. S., Rosdiana, R. (2022). Pengaruh Literasi Keuangan, Motivasi Investasi, dan Pengetahuan Investasi
terhadap Minat Investasi Digital pada Generasi Z di Masa Pandemi Covid-19. JFM : Journal of Fundamental 1
Management 2(1), 1-13. DOI: http://dx.doi.org/10.22441/jfm.v2i1.17582
JFM : Journal of Fundamental Management p-ISSN: 2086-7662
Volume 2 Nomor 1 | Maret 2022 e-ISSN: 2622-1950
Perkembangan teknologi saat ini juga memberikan fasilitas kepada para investor untuk bebas
memilih cara berinvestasi. Informasi mengenai jenis dan cara berinvestasi tesedia begitu
melimpah terutama dengan media internet. Investasi adalah kegiatan penarikan sumber-sumber
dana untuk mengadakan barang modal pada masa sekarang untuk menghasilkan aliran produk
dan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang (Haming & Basamala, 2014). Investasi
di pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi yang mudah di akses oleh masyarakat
luas semenjak dibukanya Bursa Efek Indonesia.
Regulator mencatat jumlah investor pasar modal sudah menembus 7,48 juta investor
per-akhir 2021. Terdapat pertumbuhan yang signifikan di tengah pandemi virus Covid-19 ini.
OJK mencatat pertumbuhan jumlah investor ini tumbuh lebih dari 5 kali lipat dibandingkan
akhir 2017 yakni sekitar 1,12 juta investor, disimpulkan dari tahun ke tahun terjadi peningkatan
yang signifikan terhadap jumlah investor. Berikut tabel jumlah pertumbuhan investor di
Indonesia.
Tabel 1. Jumlah Investor Indonesia
Tahun Jumlah Investor
2017 1.122.688
2018 1.619.372
2019 2.484.354
2020 3.880.753
2021 7.489.337
Sumber: ksei.co.id (2022)
Indonesia masih membutuhkan banyak stimulus untuk menambah jumlah investor.
Diperlukan peran aktif baik dari pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat untuk
meningkatkan kemandirian ekonomi dengan berinvestasi saham. Maka untuk menarik minat
masyarakat untuk mulai berinvestasi di pasar modal, BEI gencar melakukan kampanye dengan
slogan “Yuk Nabung Saham” dengan dana awal hanya Rp.100.000 sudah bisa membuka
rekening dana nasabah (RDN). Berdasarkan data terakhir yang dihimpun oleh IAI (Investor
Academy Indonesia), saat ini jumlah investor di Indonesia mencapai 7,4 juta orang dan jumlah
tersebut mengalami kenaikan 92 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini disumbang dari
kalangan muda yakni mereka yang lahir di tahun 1992 sampai 2000.
Gambar 1. Jumlah Demografi Investor per-Individu
2 http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jfm
JFM : Journal of Fundamental Management p-ISSN: 2086-7662
Volume 1 Nomor 1 | Oktober 2020 e-ISSN: 2622-1950
memiliki pendapatan tetap, tapi minat dari generasi muda untuk berinvestasi cukup tinggi.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi mencatat adanya lonjakan
pertumbuhan investor bagi generasi muda. Saat ini investor saham generasi muda bahkan
tembus mencapai 60% dari total investor saham berada di BEI. Dari data KSEI per-akhir 2021
dinyatakan bahwa jumlah investor muda menguasai pasar modal, namun secara penguasaan
aset masih sangat kecil dibandingkan investor yang lebih matang dan lebih lama menyelami
seluk beluk pasar modal.
Istilah generasi ditentukan dari waktu ke waktu ketika kelompok baru lahir, dan literatur
tidak sepakat tentang awal dan akhir setiap generasi (Luscombe et al. 2012). Dalam teori
generasi yang dikemukakan Graeme Codrington & Sue Grant-Marshall, Penguin, (2004)
dibedakan 5 generasi manusia berdasarkan tahun kelahirannya salah satunya adalah generasi Z,
lahir 1995-2010. Dan hingga per-akhir 2021 generasi Z sangat mendominasi angka jumlah
investor di Indonesia yakni sebesar 60,02%. Dan sampai saat ini, generasi muda disebut juga
generasi Z banyak didominasi oleh pelajar/mahasiswa.
Platform investasi digital di Indonesia pun mulai berkembang di pertengahan 2000-an.
Salah satu yang mengawalinya yaitu IPOT (Indo Premier Online Technology) pada 2007.
Platform lain kemudian bermunculan seperti Bareksa, Bukalapak, Bibit, Pluang, hingga
Nanovest yang baru diluncurkan akhir 2021. Survei KIC juga menunjukan kelompok investasi
digital, reksa dana dan saham menjadi pilihan utama. Bibit menjadi aplikasi online yang paling
banyak dipilih untuk berinvestasi digital. Investor muda saat ini cenderung lebih melek digital
dan menyukai transaksi yang serba daring, cepat, murah, serta memiliki beragam pilihan
instrumen investasi. Chief Operating Officer (COO) “Buka Investasi Bersama” Dhinda
Arisyiya mengatakan, sepanjang 2019-2020 terdapat pertumbuhan investor muda 26 % di
aplikasi mereka. “Angka tersebut pasti lebih meningkat lagi dengan semakin banyaknya
investor muda yang terdaftar selama pandemi Covid-19”. Platform investasi juga dituntut
mampu memberikan nilai tambah berupa pengetahuan kepada investor. Pada dasarnya untuk
berinvestasi di pasar modal tidak memerlukan uang yang banyak, hanya dengan uang Rp
100.000 sudah bisa melakukan investasi pada platform investasi digital.
Generasi muda disarankan untuk memulai investasi demi memenuhi kebutuhan
keuangan di masa depan. OJK menjelaskan bahwa, pengetahuan masyarakat luas terhadap
produk keuangan (literasi keuangan), dan pengetahuan investasi di Indonesia sampai terakhir
tercatat tahun 2019 tergolong masih rendah, terutama untuk produk pasar modal yakni sebesar
4,92% seperti saham, reksadana, dan obligasi atau surat berharga negara (SBN). Akibatnya,
kalangan muda sangat rawan terkena investasi bodong, alias investasi yang tidak resmi dan
mengarah kepada penipuan. Oleh karena itu, OJK menginformasikan sebelum memulai
investasi, perlu diketahui bahwa produk investasi yang ditawarkan itu resmi, dengan melihat
aspek 2L, yaitu legal dan logis. Di sisi lain, kemajuan teknologi turut meningkatkan minat
investasi masyarakat seperti, kemunculan aplikasi super apps yang menawarkan kemudahan
secara akses untuk layanan investasi digital. Ada faktor pendukung juga dalam investasi yakni
kemajuan teknologi, kemajuan pasar modal, reksadana, dsb.
Penggunakan teknologi informasi intens ini yang mungkin menjadi faktor SID pasar
modal dan reksadana lebih cepat tumbuhnya. Namun, kondisi pandemi Covid-19 memaksa
semua orang untuk bertahan ditengah-tengah ketidakpastian (uncertainties). Di tengah pandemi
Covid-19, investor yang harus berhati-hati berportofolio investasi yang beragam, karena bursa
saham di seluruh dunia rata-rata mengalami penurunan (Collins, 2020). Sayangnya, mayoritas
investor khususnya generasi Z berminat untuk berinvestasi setelah melihat pengaruh di media
sosial serta dari influencer. Padahal, belum tentu hal tersebut memberikan pemahaman yang
mendalam terkait investasi dan keuangan. Selain karena faktor pandemi saat ini, khususnya
http://dx.doi.org/10.22441/jfm.2020.v13i1.001 3
JFM : Journal of Fundamental Management p-ISSN: 2086-7662
Volume 2 Nomor 1 | Maret 2022 e-ISSN: 2622-1950
generasi Z teribilang tidak mempunyai tujuan keuangan yang spesifik dan terukur dalam
berinvestasi dan hanya mengolah uang “nganggur” untuk masa depan.
Literasi keuangan adalah tentang kemampuan memahami uang dan keuangan serta
mampu percaya diri menerapkan pengetahuan itu untuk membuat keputusan keuangan yang
efektif karena membuat keputusan keuangan yang sehat adalah keterampilan inti yang
diperlukan saat ini (Coskuner, 2016). Dan untuk membangun minat generasi muda berinvestasi
diperlukan langkah-langkah yang mendorong, salah satu faktor penentunya adalah motivasi dan
tingkat pengetahuan. Motivasi sangat berperan penting dalam menumbuhkan minat seseorang
dalam berinvestasi karena motivasi adalah semangat yang mendorong seseorang untuk
melakukan suatu hal (Nisa & Zulaika, 2017). Generasi Z cenderung memiliki motivasi dan
berminat yang besar untuk berinvestasi saham dipasar modal dikarenakan sosial media,
influencer, dan juga teman. Halim (2005) menyatakan bahwa untuk melakukan investasi di
pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman serta naluri bisnis untuk
menganalisis efek-efek mana yang akan dibeli.
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh literasi keuangan terhadap minat investasi yang
dilakukan oleh Salisa (2020)., Wiandiri (2020)., Pangestika dan Rusliati (2019)., yang
menjelaskan bahwa literasi keuangan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat
investasi. Penelitian terdahulu mengenai motivasi investasi yang dilakukan oleh Darmawan et
al. (2019)., Saputra (2018)., Saraswati & Wirakusuma (2018)., menyatakan bahwa motivasi
investasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat investasi. Penelitian
terdahulu mengenai pengetahuan investasi yang dilakukan oleh Mariance Br (2019)., Wibowo
& Purwohandoko (2018)., Pajar & Putikaningsih (2017)., menjelaskan bahwa pengetahuan
investasi berpengaruh positif signifikan terhadap minat berinvestasi.
Secara garis besar penulis menjelaskan dengan adanya faktor-faktor seperti literasi
keuangan, motivasi investasi, dan pengetahuan investasi dapat menjadi tolak ukur untuk
memacu generasi Z berinvestasi terutama investasi digital pada kondisi pandemi Covid-19 ini.
Berdasarkan fenomena, uraian, dan research gap yang telah dipaparkan, maka penulis tertarik
membuat penelitian dengan judul “Pengaruh Literasi Keuangan, Motivasi Investasi, dan
Pengetahuan Investasi terhadap Minat Investasi Digital pada Generasi Z di Masa Pandemi
Covid-19”.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulisan merumuskan masalah dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah Literasi Keuangan berpengaruh positf terhadap Minat Investasi Digital pada
generasi Z di masa pandemi Covid-19?
2. Apakah Motivasi Investasi berpengaruh terhadap Minat Investasi Digital pada
generasi Z di masa pandemi Covid-19?
3. Apakah Pengetahuan Investasi berpengaruh terhadap Minat Investasi Digital pada
generasi Z di masa pandemi Covid-19?
KAJIAN PUSTAKA
Theory of Planned Behavior / Theory of Reasoned Action
Teori yang dapat menjelaskan hubungan antara sikap dengan perilaku seseorang adalah
Theory of Planned Behavior yang merupakan pengembangan dari Theory of Reasoned Action.
Ajzen (1985) menyatakan dalam Theory of Reasoned Action, bahwasanya perilaku seseorang
ditentukan oleh suatu intensi yang merupakan fungsi dari tingkah laku terhadap perilaku norma
subjektif. Intensi ini mampu memprediksi perilaku seseorang dengan sangat baik dan
merupakan representasi kognitif dari kesiapan seseorang dalam berperilaku.
4 http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jfm
JFM : Journal of Fundamental Management p-ISSN: 2086-7662
Volume 1 Nomor 1 | Oktober 2020 e-ISSN: 2622-1950
Investasi
Van Horne (1986) menyatakan bahwa investasi adalah kegiatan yang dilangsungkan
dengan memanfaatkan kas pada masa sekarang ini, dengan tujuan untuk menghasilkan barang
di masa yang akan datang. Husnan (2005) menjelaskan proyek investasi merupakan suatu
rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa ataupun proyek
kecil untuk memperoleh manfaat pada masa yang akan datang.
Literasi Keuangan
Menurut Yushita (2017) menyatakan bahwa literasi keuangan sebagai pengetahuan
keuangan yang memiliki tujuan untuk mencapai kesejahteraan. Menurut Manurung (2009)
bahwa literasi keuangan adalah seperangkat keterampilan dan pengetahuan yang
memungkinkan seorang individu untuk membuat keputusan yang efektif dengan semua sumber
daya keuangan mereka. Secara umum, financial literacy membahas pendapatan seseorang,
sumbernya dan pengunaan yang efektif dan efisien dari pendapatannya, membelanjakan
pendapatan dengan membuat keputusan yang percaya diri tentang tabungan atau simpanan
sesuai dengan situasi (Hussain & Sajjad, 2016).
Motivasi Investasi
Motivasi merupakan suatu proses pemberian dorongan yang akan menentukan arah,
tujuan seseorang pada kegiatan meraih tujuan serta pengaruhnya pada psikologi seseorang
(Saputra, 2018). Motivasi dapat dikatakan sebagai langkah awal untuk memberian dorongan
yang akan menunjukkan seseorang dalam untuk meraih tujuan yang diinginkan dan sangat
berpengaruh secara langsung kepada faktor psikologis pada seseorang (Taufiqoh et al., 2019).
Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi investasi adalah dorongan pada diri seseorang untuk
melakukan suatu tindakan yang berkaitan dengan investasi.
Pengetahuan Investasi
Pengetahuan investasi adalah tingkat pemahaman yang seharusnya dimiliki oleh
individu atau tentang beberapa aspek pendukung seperti mengenai efek dari suatu investasi
yang dilakukan, dimana diawali dari sebuah pengetahuan yang paling mendasar terkait dengan
valuasi investasi, dan imbal hasil pada tingkat pengembalian investasi yang diharapkan
(Listyani et al., 2019). Halim (2005) menjelaskan bahwa untuk melakukan investasi di pasar
modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman serta naluri bisnis untuk menganalisis
efek-efek mana yang akan dibeli.
Minat Investasi
Minat investasi adalah keinginan, kecenderungan, ketertarikan atau dorongan yang kuat
untuk melakukan kegiatan investasi disertai dengan perasaan senang dengan menanamkan
modal satu atau lebih aktiva yang dimiliki di masa sekarang dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa mendatang (Sulistyowati, 2015).
Ciri-ciri seseorang berminat untuk berinvestasi menurut Trenggana & Kuswardhana
(2017) dapat diketahui dengan seberapa berusahanya seseorang dalam mencari tahu tentang
suatu jenis investasi, berusaha meluangkan waktu untuk mempelajari lebih jauh tentang
investasi atau langsung mencoba berinvestasi pada jenis investasi tertentu.
Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Minat Investasi
Literasi keuangan merupakan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang
mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan
pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan. (Revisit, 2017). Penelitian
pengaruh literasi keuangan terhadap minat investasi dilakukan oleh Pangestika & Rusliati
(2019)., m Bhaskara (2017)., Sivaramakrishnan, et al. (2017)., Kadoya, et al. (2017)., yang
http://dx.doi.org/10.22441/jfm.2020.v13i1.001 5
JFM : Journal of Fundamental Management p-ISSN: 2086-7662
Volume 2 Nomor 1 | Maret 2022 e-ISSN: 2622-1950
menjelaskan bahwa literasi keuangan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat
investasi.
H1: Literasi Keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap Minat Investasi.
2. Pengaruh Motivasi Investasi Terhadap Minat Investasi
Menurut Uno (2012), motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang
untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi
kebutuhannya”. Dorongan dari dalam diri seseorang baik itu berupa kebutuhan berprestasi,
kebutuhan kekuasaan maupun kebutuhan kerjasama. Semakin kuat dorongan tersebut maka
akan semakin kuat pula minat seseorang untuk berinvestasi. Motivasi berperan dalam
meningkatkan minat seseorang untuk berinvestasi. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan
penelitian dilakukan oleh Dasriyan Saputra (2018)., Sulistyowati (2015)., Saputra (2018).,
menyatakan motivasi investasi berpengaruh positif signifikan terhadap minat investasi.
H2: Motivasi Investasi berpengaruh positif signifikan terhadap Minat Investasi.
3. Pengaruh Pengetahuan Investasi Terhadap Minat Investasi
Pengetahuan investasi adalah suatu informasi mengenai cara menggunakan sebagian
dana atau sumber daya yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan dimasa mendatang.
Informasi tersebut dapat diperoleh berbagai literatur dan telah diserap oleh memori manusia
(Wibowo & Purwohandoko, 2018). Hal tersebut dibuktikan pada penelitian mengenai
pengetahuan investasi yang dilakukan oleh Mariance Br (2019)., Wibowo & Purwohandoko
(2018)., Pajar & Putikaningsih (2017)., menjelaskan bahwa pengetahuan investasi berpengaruh
positif signifikan terhadap minat berinvestasi.
H3: Pengetahuan Investasi berpengaruh positif siginifikan terhadap Minat Investasi.
Gambar 2. Kerangka Konseptual
Literasi
Keuangan (X1)
H1
(X1)
Motivasi H2
Minat Investasi
Investasi (X2) (Y)
(X2) H3
Pengetahuan
Investasi (X3)
(X3)
Sumber: desain penelitian (2021).
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Maret 2021 sampai dengan Oktober 2022. Penelitian ini
dilakukan di wilayah DKI Jakarta dengan responden yang tergolong Generasi Z, atau orang
yang lahir pada tahun 1995-2010 (Graeme Codrington & Sue Grant-Marshall, Penguin, 2004)
atau yang berusia 12-27 tahun.
6 http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jfm
JFM : Journal of Fundamental Management p-ISSN: 2086-7662
Volume 1 Nomor 1 | Oktober 2020 e-ISSN: 2622-1950
Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kuantitatif. Sumber data
yang diperoleh yakni dari data primer dengan teknik pengambilan data menggunakan survei
menggunakan kuesioner (angket) lewat media Google Forms, dan sumber data sekunder
melalui berbagai sumber seperti buku, situs, atau dokumen pemerintah.
Populasi Penelitian
Target populasi pada penelitian ini adalah generasi Z atau orang yang lahir pada tahun
1995-2010) atau berusia 12-27 tahun (Graeme Codrington & Sue Grant-Marshall, Penguin,
2004) di DKI Jakarta. Dikarenakan populasi generasi Z setiap waktunya bisa bertambah, maka
populasi dalam penelitian ini dikatakan tidak terukur.
Sampel Penelitian
Pada penelitian ini besarnya populasi tidak dapat diketahui secara pasti, maka metode
sampling penelitian ini adalah Non-Probability Sampling, dan menggunakan teknik purposive
sampling. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif
(Sugiyono, 2008). Dan kriteria yang diajukan penulis sebagai sampel adalah penduduk DKI
Jakarta yang tergolong generasi Z. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
disesuaikan dengan metode analisis SEM, yakni paling sedikit 5 kali jumlah variabel indikator
(Ferdinand, 2014). Namun dalam uji Chi Square model SEM sangat sensitif terhadap jumlah
sampel, sehingga sampel penelitian akan mengacu pada Hair et Al. (2010) dengan teknik MLE
untuk menaksir atau mengestimasi parameter populasi yang tidak diketahui. Jumlah sampel
yang baik menurut MLE berkisar antara 100-200 sampel. Maka jumlah sampel digunakan yakni
sebesar 152 sampel.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data
primer berupa angket/kuesioner. Dalam kuesioner tersebut responden diminta untuk memilih
salah satu jawaban yang tersedia dari pertanyaan yang dipaparkan.
Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif lalu
diuji dengan model persamaan SEM-PLS dengan software SmartPLS 3.
a. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012).
b. Analisis Partial Least Square
Menurut Abdillah & Jogiyanto (2015:161) analisis Partial Least Square (PLS) adalah
teknik statistika multivariate yang melakukan perbandingan antara variabel dependen berganda
dan variabel independen berganda. Menurut Ghozali & Latan (2015), tujuan SEM-PLS adalah
untuk mengembangkan teori atau membangun teori (orientasi prediksi). PLS digunakan untuk
menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variable late (prediction). Terdapat beberapa uji
analisis SEM-PLS yakni Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model), Evaluasi Model
Struktural (Inner Model), dan Uji Hipotesis.
http://dx.doi.org/10.22441/jfm.2020.v13i1.001 7
JFM : Journal of Fundamental Management p-ISSN: 2086-7662
Volume 2 Nomor 1 | Maret 2022 e-ISSN: 2622-1950
8 http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jfm
JFM : Journal of Fundamental Management p-ISSN: 2086-7662
Volume 1 Nomor 1 | Oktober 2020 e-ISSN: 2622-1950
Untuk melihat discriminat validity adalah dengan melihat nilai akar dari AVE setiap
konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka
dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik.
Tabel 3. Uji AVE
Variabel AVE Keterangan
Literasi Keuangan (X1) 0,718 Valid
Motivasi Investasi (X2) 0,695 Valid
Pengetahuan Investasi (X3) 0,712 Valid
Minat Investasi (Y) 0,780 Valid
Sumber: SmartPLS 3.0 (2022)
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai akar dari AVE untuk setiap konstruk
lebih besar dari pada korelasi antara konstruk yang satu dengan konstruk yang lainnya. Hal
tersebut dikarenakan nilai AVE berada di atas ketentuan sebesar 0,50 (Latan, H., dan Ghozali,
2015).
Tabel 4. Uji Composite Reliability
Variabel Composite Reliability Keterangan
Literasi Keuangan (X1) 0,973 Reliabel
Motivasi Investasi (X2) 0,901 Reliabel
Pengetahuan Investasi (X3) 0,925 Reliabel
Minat Investasi (Y) 0,934 Reliabel
Sumber: SmartPLS 3.0 (2022)
Berdasarkan tabel di atas, bahwa hasil uji composite reliability menunjukkan nilai yang
memenuhi kriteria, sebab seluruh nilai variabel laten memiliki nilai composite reliability ≥ 0,70.
Tabel 5. Uji Cronbach’s Alpha
Variabel Cronbach's Alpha Keterangan
Literasi Keuangan (X1) 0,969 Reliabel
Motivasi Investasi (X2) 0,857 Reliabel
Pengetahuan Investasi (X3) 0,889 Reliabel
Minat Investasi (Y) 0,904 Reliabel
Sumber: SmartPLS 3.0 (2022)
Berdasarkan Tabel 4.17 di atas, bahwa hasil pengujian pengujian cronbach’s alpha
menunjukan nilai yang memenuhi kriteria, sebab seluruh nilai variabel laten ≥ 0,70.
b. Analisa Model Struktural (Inner Model)
Tahapan pengujian terhadap model struktural (inner model) dalam PLS dievaluasi
dengan melihat skor R-Square (R2). Nilai R-Square 0,67; 0,33; dan 0,19 untuk variabel laten
dependen pada model struktural menunjukkan model kuat, moderat, dan lemah (Chin, 1998).
Tabel 6. Uji R-Square (R2)
http://dx.doi.org/10.22441/jfm.2020.v13i1.001 9
JFM : Journal of Fundamental Management p-ISSN: 2086-7662
Volume 2 Nomor 1 | Maret 2022 e-ISSN: 2622-1950
c. Uji Multikolinearitas
Wiyono (2011) menjelaskan jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut
mempunyai persoalan dengan variabel bebas lainnya. Kriteria pengambilan keputusan terkait
uji multikolinearitas adalah sebagai berikut (Ghozali, 2016):
• Jika nilai VIF < 10 atau nilai Tolerance > 0,01, maka tidak terjadi multikolinearitas.
• Jika nilai VIF > 10 atau nilai Tolerance < 0,01, maka terjadi multikolinearitas.
Tabel 7. Uji VIF
Variabel
LK (X1) MI (Y) 2,504
O (X2) MI (Y) 2,347
PI (X3) MI (Y) 6,221
Sumber: SmartPLS 3.0 (2022)
Diketahui bahwa variabel pengetahuan investasi (X3) terindikasi adanya
multikolinearitas terhadap variabel minat investasi (Y) yakni sebesar 6,221 dimana nilai
tersebut > 5, namun dapat ditoleransi karena nilai VIF-nya < 10.
d. Uji Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis dan menyimpulkan apakah hipotesis diterima atau ditolak,
maka digunakan nilai t-statistics > 1,96 dengan p-value < 0,05 (Ghozali & Latan, 2015).
Tabel 8. Uji Hipotesis
Original Sample Std. Deviation T-Statistics P-
Variabel
Sample (O) Mean (M) (STDEV) (|O/STDEV|) Values
LK (X1) -> 0,780 0,761 0,148 5,280
0,000
MI (Y)
MO (X2) -> 0,146 0,139 0,069 2,126
0,034
MI (Y)
PI (X3) -> 0,041 0,035 0,056 0,724
0,469
MI (Y)
Sumber: SmartPLS 3.00 (2022)
Dari hasil uji hipotesis yang tertera pada tabel diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Literasi Keuangan (X1) terhadap Minat Investasi (Y)
Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil dari t-statistics sebesar 5,280, dan nilai
p-value 0,000 dimana nilai t-statistics lebih dari nilai t-tabel 1,96. Hal ini memiliki arti bahwa
variabel literasi keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat investasi secara
digital.
2. Pengaruh Motivasi Investasi (X2) terhadap Minat Investasi (Y)
Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil dari t-statistics sebesar 2,126 dan nilai p-
value 0,034 dimana nilai t-statistics lebih dari nilai t-tabel 1,96. Hal ini memiliki arti bahwa
variabel motivasi investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat investasi secara
digital.
3. Pengaruh Pengetahuan Investasi (X3) terhadap Minat Investasi (Y)
Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil dari t-statistics sebesar 0,724, dan nilai
p-value 0,469 dimana nilai t-statistics kurang dari nilai t-tabel 1,96. Hal ini memiliki arti bahwa
variabel pengetahuan investasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap minat
investasi secara digital.
10 http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jfm
JFM : Journal of Fundamental Management p-ISSN: 2086-7662
Volume 1 Nomor 1 | Oktober 2020 e-ISSN: 2622-1950
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan dari hasil dan pembahasan terhadap penelitian yang telah dilakukan maka dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Literasi Keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Investasi digital pada
generasi Z di masa pandemi Covid-19. Artinya, semakin tinggi tingkat literasi keuangan
generasi Z, maka minat terhadap investasi secara digital juga meningkat, Hal ini membuktikan
hipotesis pertama dari penelitian yakni Literasi Keuangan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Minat Investasi digital pada generasi Z di masa pandemi Covid-19.
2. Motivasi Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Investasi digital pada
generasi Z di masa pandemi Covid-19. Artinya, semakin tinggi tingkat motivasi investasi
generasi Z maka minat investasi secara digital juga meningkat. Secara umum, orang-orang akan
berminat investasi apabila ada sesuatu yang membuat ia tertarik baik secara internal/eksternal
sehingga secara alamiah orang tersebut akan termotivasi. hal ini tentunya menjadi penggerak
minat berinvestasi generasi Z. Hal ini membuktikan hipotesis kedua dari penelitian yakni
Motivasi Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Investasi Digital pada
generasi Z di masa pandemi Covid-19.
3. Pengetahuan Investasi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Minat Investasi
secara digital pada generasi Z di wilayah DKI Jakarta. Artinya, baik tinggi atau rendahnya
tingkat pengetahuan investasi generasi Z tidak terlalu berpengaruh untuk mempengaruhi minat
berinvestasi pada generasi Z. Hal ini tidak membuktikan hipotesis ketiga yakni Pengetahuan
Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Investasi Digital pada generasi Z
di masa pandemi Covid-19.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh oleh peneliti, maka peneliti
memberikan saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut:
1. Bagi Generasi Z Secara Umum
a. Pada variabel Literasi Keuangan terdapat indikator dengan pernyataan yang
memiliki nilai indeks rata-rata (mean) terendah yaitu pernyataan “Cara membuat
perencanaan keuangan adalah menentukan kondisi finansial saat ini, dan
mempertimbangkan masa depan.”, yang artinya bahwa generasi Z di wilayah DKI
Jakarta tidak terlalu mementingkan kondisi finansial dan mempertimbangkan masa
depan dalam perencanaan keuangan, hal ini tentunya akan membuat blunder
khususnya untuk berinvestasi dan tidak bisa meminimalisir resiko dalam
berinvestasi. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar generasi Z sebaiknya lebih
memerhatikan dalam merencanakan keuangan baik kondisi finansial saat ini dan
masa depan, karena hal ini sangat dibutuhkan dalam mengatur gaya hidup, rencana
kedepan, serta meminimalisir resiko-resiko/masalah yang ada. Apalagi dalam
berinvestasi, resiko sangat perlu diperhatikan, maka perencanaan harus diutamakan.
b. Pada variabel Motivasi Keuangan terdapat indikator dengan pernyataan yang
memiliki nilai indeks rata-rata (mean) terendah yaitu pernyataan “Saya mulai
menyusun rencana investasi jangka panjang ataupun pendek”. yang artinya bahwa
generasi Z di wilayah DKI Jakarta tidak terlalu mementingkan rencana investasi
baik jangka panjang/pendek, hal ini terkait pada indikator variabel yang nilai
indeksnya rendah sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti menyarankan generasi Z
lebih mementingkan dan membuat perencanaan khususnya pada berinvestasi agar
mendapatkan manfaatnya serta dapat meminimalisir resiko yang ada.
http://dx.doi.org/10.22441/jfm.2020.v13i1.001 11
JFM : Journal of Fundamental Management p-ISSN: 2086-7662
Volume 2 Nomor 1 | Maret 2022 e-ISSN: 2622-1950
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I. (1980). Theory of Reasoned Action (Edisi Kesatu ed.). (Jogiyanto, Trans.)
Yogyakarta: Andi Publisher.
Ajzen, I. (n.d.). Organizational Behavior and Human Decision Processes (50 ed.).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42661/Reference.pdf?sequence=2.
Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Proses Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rhineka Cipta.
Chen, H. &. (1998). An Analysis of Financial Literacy Among College Students.
Financial Service Review.
Halim. (2015). Analisis Investasi di Aset Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Herlianto, D. (2013). MANAJEMEN INVESTASI PLUS JURUS MENDETEKSI
INVESTASI BODONG. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Hikmah, H. &. (2020). PENGETAHUAN INVESTASI, MOTIVASI INVESTASI,
LITERASI KEUANGAN DAN PERSEPSI RESIKO PENGARUHNYA TERHADAP
MINAT INVESTASI PADA PASAR MODAL. SULTANIST: Jurnal Manajemen dan
Keuangan, 8(2), 131-140.
Jogiyanto. (2014). Portofolio Dan Analisis Investasi (10 ed.). Yogyakarta: BPFE.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2006). Jakarta: Balai Pustaka.
KSEI. (2021, 07 09). Demografi Investor. Retrieved from ksei.co.id:
https://www.ksei.co.id/files/Statistik_Publik_Juni_2021.pdf
Kusmawati. (2011). Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi Di Pasar Modal
Dengan Pemahaman Investasi Dan Usia Sebagai Variabel Moderat. Jurnal Ekonomi Dan
Informasi Akuntansi (Jenius), Vol. 1 No. 2, Mei 2011 P: ISSN:2302-514X. e: ISSN:2303-1018.
12 http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jfm
JFM : Journal of Fundamental Management p-ISSN: 2086-7662
Volume 1 Nomor 1 | Oktober 2020 e-ISSN: 2622-1950
http://dx.doi.org/10.22441/jfm.2020.v13i1.001 13